Tanggal Pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham yang berhak HMETD (Recording 3 Nopember 2008
Date)
Periode Distribusi HMETD 4 Nopember 2008
Tanggal Pencatatan HMETD 5 Nopember 2008
Periode Perdagangan HMETD 5 – 12 Nopember 2008
Periode Pelaksanaan HMETD 5 – 12 Nopember 2008
Periode Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD 6 – 13 Nopember 2008
Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan 14 Nopember 2008
Tanggal Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan 17 Nopember 2008
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan 19 Nopember 2008
HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BEI SELAMA TIDAK KURANG DARI 6 (LIMA) HARI KERJA
MULAI TANGGAL 5 NOPEMBER 2008 SAMPAI DENGAN 12 NOPEMBER 2008. PENCATATAN SAHAM AKAN DILAKUKAN DI BEI MULAI
PADA TANGGAL 5 NOPEMBER 2008. TANGGAL TERAKHIR PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 12 NOPEMBER 2008
DENGAN KETERANGAN BAHWA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN SAMPAI DENGAN TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU
LAGI.
PEMBELI SIAGA
SHS
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO GANGGUAN PENYAKIT DAN BIOLOGIS TERHADAP PERSEDIAAN
UDANG, PAKAN IKAN DAN UDANG. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DALAM
PROSPEKTUS.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT
AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT.
KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”).
DALAM KURUN WAKTU 6 (ENAM) BULAN SETELAH EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PUT I INI,
PERSEROAN TIDAK AKAN MENERBITKAN ATAU MENCATATKAN SAHAM BARU ATAU EFEK LAINNYA YANG DAPAT
DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM DILUAR YANG DITAWARKAN DALAM PUT I INI.
Prospektus diterbitkan di Jakarta pada tanggal 17 September 2008
PUT I INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/PERATURAN LAIN SELAIN
YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR INDONESIA MENERIMA
PROSPEKTUS INI ATAU SERTIFIKAT BUKTI HMETD, MAKA DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT
TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM ATAU
MELAKSANAKAN HMETD, KECUALI BILA PENAWARAN ATAU PEMBELIAN SAHAM MAUPUN
PELAKSANAAN HMETD TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN
PELANGGARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG/PERATURAN YANG BERLAKU DI NEGARA
TERSEBUT.
1
Berdasarkan Daftar Pemegang Saham per 12 September 2008, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan sebelum PUT I adalah sebagai berikut:
Apabila seluruh HMETD yang ditawarkan dilaksanakan seluruhnya, susunan modal saham Perseroan
(setelah peningkatan modal dasar) sebelum dan sesudah PUT I ini, secara proforma menjadi sebagai
berikut :
Apabila seluruh waran (Seri I, II, III dan IV) telah dilaksanakan seluruhnya menjadi saham Perseroan
baru dalam Perseroan, maka struktur permodalan Perseroan (setelah peningkatan modal dasar)
sebelum dan setelah PUT I secara proforma adalah sebagai berikut:
2
Sebelum PUT I Setelah PUT I
PERNYATAAN HUTANG
Berdasarkan data-data keuangan konsolidasian Perseroan dan Anak Perusahaan tanggal 30 Juni 2008
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan, Perseroan dan
Anak Perseroan mempunyai total kewajiban yang keseluruhannya berjumlah Rp 6.908.968 juta terdiri
dari:
(dalam juta Rupiah)
Keterangan Jumlah
Jumlah Kewajiban Lancar 2.255.872
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 4.653.096
3
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir dilakukan berdasarkan Akta No. 31/2008.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi budi daya udang terintegrasi yang meliputi benur udang,
pakan udang, tambak udang dan produk udang beku, serta pakan ikan yang dilakukan baik oleh
Perseroan maupun Anak Perusahaan.
Kantor Pusat Perseroan berlokasi di Wisma GKBI Lt. 19 Suite 1901 Jl. Jend. Sudirman No. 28,
Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Kotamadya Jakarta Pusat, Jakarta 10210,
Indonesia.
2. KEUANGAN
Pembahasan dan analisa berikut ini menyangkut keadaan keuangan dan hasil kegiatan usaha Perseroan
yang merujuk pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (laporan keuangan 31 Desember 2006 disajikan kembali),
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, serta tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember
2005 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (member of Ernst &
Young Global) dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian yang telah disajikan kembali oleh
Perseroan. Penyajian kembali laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 dilakukan sehubungan dengan penerapan PSAK No. 38 mengenai
“Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul
Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan yang menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan historis yang
disajikan kembali memberikan dampak semestinya penyesuaian proforma yang diperlukan untuk
mencerminkan transaksi restrukturisasi yang terjadi yang dicatat berdasarkan penggabungan
kepemilikan.
Laporan keuangan konsolidasian historis yang mendasari laporan keuangan konsolidasian yang
disajikan kembali, dan asumsi yang mendasari penyajian kembali tersebut dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan konsolidasian Perseroan.
Pendahuluan
Perseroan adalah salah satu produsen dan pengolah udang terintegrasi secara vertikal terbesar di dunia
dan merupakan eksportir utama bagi pasar-pasar udang terbesar dunia seperti AS, Eropa dan Jepang.
Selain sebagai eksportir udang terbesar di Indonesia, Perseroan juga menguasai pasar di Indonesia
secara signifikan dalam hal produksi pakan udang, pakan ikan dan benur dengan pangsa pasar masing-
masing kurang lebih sebesar 40%, 50% dan 50%. Produk Perseroan meliputi udang beku, pakan udang,
benur udang, pakan ikan, dan probiotik.
Perseroan mengekspor hampir semua produk udang beku Perseroan ke pedagang grosir dan distributor
di Amerika Serikat, Jepang dan Eropa, sedangkan produk lainnya dijual di Indonesia.
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 dan tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah penjualan bersih Perseroan adalah masing-
masing sebesar Rp 3.683,1 miliar, Rp 2.590,4 miliar dan Rp 6.091,3 miliar dimana penjualan bersih
udang beku adalah masing-masing sebesar Rp 1.849,1 miliar, Rp 1.013,1 miliar dan Rp 2.393,9 miliar.
Sedangkan laba kotor Perseroan berturut-turut adalah sebesar Rp 749,2 miliar, Rp 498,2 miliar dan Rp
1.118,2 miliar. Laba bersih Perseroan adalah masing-masing sebesar Rp 152,0 miliar, Rp 161,2 miliar
dan Rp 357,8 miliar.
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 dan tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 volume penjualan dan harga jual
rata-rata dari produk-produk Perseroan adalah sebagai berikut:
4
Volume Penjualan
Untuk periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
30 Juni 31 Desember
2008 2007 2007 2006 2005
Udang beku (MT) 27.026 15.597 36.221 30.446 33.294
Pakan udang (MT) 91.476 55.983 129.519 109.673 112.490
Benur udang (juta benur) 5.028 2.517 7.286 5.389 4.860
Pakan ikan (MT) 135.569 123.793 288.040 219.029 196.257
Pakan unggas (MT) - 133.919 293.307 303.999 274.853
Penjualan bersih
Kegiatan usaha Perseroan digolongkan dalam beberapa segmen menurut produk yang dijual. Untuk
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, penjualan udang
beku memberikan kontribusi yang signifikan yaitu sebesar 50,21% dan 39,11% dari jumlah penjualan
bersih Perseroan.
Tabel berikut ini menggambarkan penjualan bersih Perseroan, berdasarkan segmen produk yang dijual,
untuk periode 6 (bulan) yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007:
5
Tabel berikut ini menggambarkan penjualan bersih Perseroan, berdasarkan segmen produk yang dijual,
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005:
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2007 2006* 2005*
(juta Rp) % (juta Rp) % (juta Rp) %
Udang beku 2.393.892 39,30 1.998.327 40,80 2.303.780 47,43
Pakan udang 1.062.017 17,43 899.022 18,35 843.966 17,37
Pakan ikan 1.152.945 18,93 818.744 16,72 647.601 13,33
Pakan unggas 832.795 13,67 742.348 15,16 656.156 13,51
Benur udang 221.208 3,63 160.875 3,28 170.098 3,50
(1)
Lain-lain 428.468 7,04 278.942 5,69 236.157 4,86
Penjualan bersih total 6.091.325 100,00 4.898.258 100,00 4.857.758 100,00
* disajikan kembali
Catatan:
(1) Lain-lain terdiri dari penjualan probiotik, listrik, perawatan air, suku cadang, zat-zat kimia, dan barang-barang lain.
Komposisi terbesar dari beban produksi Perseroan terdiri dari bahan baku yang digunakan dalam
kegiatan usaha Perseroan. Udang panen merupakan biaya bahan baku utama Perseroan, diikuti oleh
tepung kedelai, tepung ikan, tepung gandum dan jagung. Perseroan membeli udang panen (saat ini
100% Udang Vannamei) dari para petambak plasma. Perseroan juga membeli udang panen (campuran
dari Udang Vannamei dan Monodon) dari petambak lokal lainnya di Indonesia untuk diolah di pabrik
pengolahan Surabaya dan Medan. Biaya signifikan lainnya terdiri dari biaya produksi, sebagai contoh
adalah biaya tenaga kerja dan biaya pengemasan disamping biaya depresiasi untuk gedung, mesin dan
peralatan yang digunakan oleh Perseroan.
Tabel berikut ini menggambarkan harga pokok penjualan Perseroan, berdasarkan segmen produk yang
dijual, untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 yang
juga disajikan sebagai persentase dari harga pokok penjualan.
6
Tabel berikut ini menggambarkan harga pokok penjualan Perseroan, berdasarkan segmen produk yang
dijual, untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 yang juga
disajikan sebagai persentase dari harga pokok penjualan.
* disajikan kembali
Catatan:
(1) Lain-lain terdiri dari penjualan probiotik, listrik, perawatan air, suku cadang, zat-zat kimia, dan barang-barang lain.
Tabel berikut ini menunjukkan beban pokok penjualan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-
tanggal 30 Juni 2008 dan 2007..
(dalam Rp juta) Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni
2008 2007 (tidak diaudit)
Pemakaian bahan baku 2.015.062 1.312.669
Upah buruh langsung 102.798 67.178
Beban pabrikasi dan deplesi 851.164 428.368
Jumlah biaya produksi 2.969.024 1.808.215
Persediaan barang dalam proses
Awal periode 214.333 68.721
Akhir periode (377.529) (110.884)
Beban pokok produksi 2.805.828 1.766.052
Persediaan barang jadi
Awal periode 383.232 186.362
Pembelian 216.497 380.252
Akhir periode (471.654) (240.443)
Beban Pokok Penjualan 2.933.903 2.092.223
Tabel berikut ini menggambarkan beban pokok penjualan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31
Desember 2007, 2006 dan 2005.
(dalam Rp juta) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember,
2007 2006* 2005*
Pemakaian bahan baku 3.300.699 2.679.479 3.065.825
Upah buruh langsung 144.888 139.101 131.041
Beban pabrikasi dan deplesi 1.007.489 811.947 638.061
Jumlah biaya produksi 4.453.076 3.630.527 3.834.927
Persediaan barang dalam proses
Awal tahun 68.721 91.453 69.606
Akhir tahun (214.333) (68.721) (91.453)
Beban pokok produksi 4.307.464 3.653.259 3.813.080
Persediaan barang jadi
Awal tahun 186.362 220.656 142.226
Pembelian 862.516 395.487 321.227
Akhir tahun (383.232) (186.362) (220.656)
Beban Pokok Penjualan 4.973.110 4.083.040 4.055.877
* disajikan kembali
7
Beban penjualan
Beban penjualan terdiri dari beban yang terkait dengan kegiatan penjualan dan pemasaran Perseroan.
Beban penjualan terutama terdiri dari beban pengangkutan / pengiriman produk udang beku yang
diekspor, gaji, upah dan tunjangan karyawan kepada staf pemasaran, beban perbaikan dan perawatan
(terutama untuk kapal angkutan ekspor (Landing Craft Tanker – LCT)), depresiasi terhadap LCT dan
kendaraan lainnya milik Perseroan yang digunakan untuk kegiatan pemasaran.
Beban penjualan Perseroan meningkat sebesar Rp 91,5 miliar atau 84,46 % menjadi sebesar Rp 199,8
miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dari sebelumnya sebesar
Rp 108,3 miliar untuk periode 6 (bulan) yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007. Komponen utama
beban penjualan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 antara lain
beban pengangkutan sebesar Rp 95,1 miliar, beban gaji, upah dan kesejahteraan karyawan sebesar Rp
39,9 miliar dan honorium tenaga ahli sebesar Rp 20,7miliar.
Beban penjualan Perseroan meningkat dari sebesar Rp 216,4 miliar untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2006 menjadi sebesar Rp 253,4 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2007, atau menggambarkan kenaikan sebesar 17,1%. Sementara itu, beban penjualan
Perseroan meningkat dari sebesar Rp 214,2 miliar pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2005 menjadi sebesar Rp 216,4 miliar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, atau
menggambarkan kenaikan sebesar 1,0%. Komponen-komponen utama dari beban penjualan adalah
beban pengangkutan dan beban gaji, upah dan kesejahteraan karyawan, dimana beban pengangkutan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 adalah masing-
masing sebesar Rp 124,9 miliar, Rp 108,1 miliar dan Rp 114,6 miliar, sedangkan beban gaji, upah dan
kesejahteraan karyawan adalah masing-masing sebesar Rp 72,7 miliar, Rp 54,2 miliar dan Rp 47,3
miliar.
Persentase biaya SDM (baik yang terdapat dalam beban penjualan maupun beban umum dan
administrasi) terhadap laba bersih Perseroan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-
tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007,
2006 dan 2005 adalah berturut-turut sebesar 135,9 %, 80,1 %, 83,0%, 95,6% dan 88,7%. Biaya SDM
untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 dan tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005.terdiri dari : (i) beban gaji, upah
dan kesejahteraan karyawan masing-masing sebesar Rp 149,6 miliar, Rp 123,1 miliar, Rp 276,5 miliar,
Rp 168,5 miliar dan Rp 146,8 miliar; dan (ii) honorarium tenaga ahli masing-masing sebesar Rp 57,0
miliar, Rp 6,0 miliar, Rp 20,3 miliar, Rp 17,7 miliar dan Rp 10,0 miliar
8
Beban pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan terdiri dari jumlah pajak penghasilan saat ini dan yang ditangguhkan yang wajib
dibayarkan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan. Perseroan dan masing-masing Anak Perusahaannya
didirikan di Indonesia, dan membayar pajak penghasilan hanya di Indonesia. Jumlah pajak penghasilan
yang wajib dibayar bergantung pada pendapatan kena pajak dari, dan tingkat beban pajak yang
dikenakan terhadap, Perseroan dan masing-masing Anak Perusahaan. Tarif pajak perusahaan
maksimum yang saat ini berlaku di Indonesia adalah sebesar 30%.
RUGI LABA
Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dibandingkan dengan periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007
Penjualan bersih
Penjualan bersih meningkat dari sebesar Rp 2.590,4 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi sebesar Rp 3.683,1 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, menunjukkan peningkatan sebesar 42,2 %.
Kenaikan pada penjualan bersih udang beku terutama disebabkan oleh kenaikan volume penjualan
sebesar 73,3 % dari sebesar 15.597 MT untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2007 menjadi sebesar 27.026 MT untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni
2008. Kenaikan volume penjualan ini disebabkan oleh kenaikan volume produksi pada tambak-tambak
yang dimiliki Perseroan termasuk tambak-tambak baru hasil dari akuisisi aset di tahun 2007 yang
memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kenaikan volume penjualan. Kenaikan penjualan udang
beku ini juga didukung oleh kenaikan harga penjualan rata-rata udang beku sebesar 3,06 % dari USD
7,19 per kg menjadi USD 7,41 per kg.
Penjualan bersih pakan udang mengalami kenaikan dari Rp 467,4 miliar untuk periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 752,2 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, atau menunjukkan peningkatan sebesar 60,9 %. Kenaikan ini
disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan sebesar 63,4 % dari 55.983 MT untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi 91.476 MT untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008. Kenaikan ini dikompensasi dengan penurunan harga
penjualan rata-rata pakan udang dari Rp 8.349 per kg untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 8.223 per kg untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2008. Penurunan harga penjualan rata-rata pakan udang disebabkan karena sebagian besar
penjualan untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dilakukan kepada
plasma yang membutuhkan campuran bahan baku yang lebih murah pada masa revitalisasi.
Penjualan bersih pakan ikan meningkat dari sebesar Rp 480,1 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 652,6 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2008, menunjukkan peningkatan sebesar 35,9 %. Penyebab utama dari kenaikan
ini adalah kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga penjualan rata-rata untuk pakan ikan.
Kenaikan volume penjualan pakan ikan sebesar 9,5% dari 123.793 MT untuk periode enam bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi 135.569 MT untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2008. Harga penjualan rata-rata pakan ikan mengalami peningkatan dari Rp 3.878
per kg untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 4.814 per kg
untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008. Kenaikan harga penjualan rata-
rata pakan ikan tersebut dikarenakan adanya penyesuaian harga sebagai akibat meningkatnya harga
bahan baku.
Penjualan bersih benur udang mengalami kenaikan dari Rp 82,3 miliar untuk periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 150,9 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, menggambarkan kenaikan sebesar 83,4 %. Alasan utama kenaikan
ini adalah kenaikan volume penjualan petambak plasma dari 2.517 juta benur untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi 5.028 juta benur untuk periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008.
9
Harga pokok penjualan
Harga Pokok Penjualan meningkat dari Rp 2.092,2 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2007 hingga Rp 2.933,9 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2008, mengisyaratkan peningkatan sebesar 40,2%.
Harga Pokok Penjualan udang beku meningkat dari Rp 851,4 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 1.473,4 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, menunjukkan kenaikan sebesar 73,1%. Peningkatan ini sejalan
dengan kenaikan volume penjualan udang beku.
Harga Pokok Penjualan pakan udang mengalami kenaikan dari Rp 281,5 miliar untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 517,7 miliar untuk periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, menggambarkan kenaikan 83,9%. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku untuk produksi pakan. Untuk mengatasi hal ini, tim ahli
Perseroan secara berkesinambungan terus mencari sumber bahan baku alternatif dan mengganti bahan
campuran yang berbeda ke dalam formula pakan namun tetap mempertahankan profil nutrisi yang sama.
Harga Pokok Penjualan produk pakan ikan mengalami peningkatan dari Rp 401,5 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 562,4 miliar untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, menggambarkan kenaikan 40,1%. Kenaikan ini terutama
disebabkan oleh kenaikan rata-rata biaya bahan baku seperti tepung kedelai dan tepung ikan.
Harga Pokok Penjualan produk benur udang mengalami kenaikan dari Rp 48,8 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 82,7 miliar untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, menggambarkan kenaikan 69,5 %. Kenaikan ini
terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya bahan baku material seperti artemia, probiotik dan obat-
obatan.
Laba kotor
Laba kotor Perseroan mengalami kenaikan dari Rp 498,2 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 749,2 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2008, menunjukkan kenaikan 50,4%.
Beban penjualan
Beban penjualan meningkat dari Rp 108,3 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 199,8 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2008, menunjukkan kenaikan sebesar 84,5%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh
kenaikan beban angkutan sebesar 85,0% dari Rp 51,4 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2007 menjdi Rp 95,1 miliar untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008,
sejalan dengan meningkatnya penjualan Perseroan. Beban honorium tenaga ahli juga meningkat
menjadi sebesar Rp 20,7 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008.
Beban gaji dan upah pegawai juga mengalami peningkatan sebesar 13,4% dari Rp 35,2 miliar untuk
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 39,9 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, yang disebabkan penambahan staf pemasaran
dan kenaikan gaji dan bonus. Beban yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan alat-alat
penjualan dan pemasaran, termasuk LCT (Landing Craft Tanker), mengalami kenaikan sebesar Rp 2,9
miliar serta kenaikan beban transportasi sebesar Rp 5,9 miliar.
Beban umum dan beban administrasi mengalami kenaikan dari Rp 139,9 miliar untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 246,2 miliar untuk periode 6 (enam) bulan
10
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, mengindikasikan kenaikan sebesar 76,0%. Honorium tenaga
ahli naik sebesar Rp 30,4 miliar dari Rp 5,9 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 36,3 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2008. Biaya riset dan pengembangan juga naik sebesar Rp 7,1 miliar dari Rp 2,5 miliar untuk
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 9,6 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008. Gaji, insentif dan upah pegawai meningkat dari
Rp 87,9 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 109,7
miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 yang terutama disebabkan
oleh tambahan eksekutif dan peningkatan kompensasi staf kantor. Beban depresiasi untuk peralatan
kantor dan bangunan juga meningkat sebesar Rp 11,2 miliar dan untuk listrik, air dan telepon yang naik
sebesar 8,6 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008.
Laba usaha
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba usaha menunjukkan peningkatan dari Rp 250,0 miliar
untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 303,2 miliar untuk
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, mengindikasikan kenaikan sebesar
21,3%.
Beban lain-lain bersih mengalami kenaikan dari sebesar Rp 13,7 miliar untuk periode 6 (enam) bulan
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 86,5 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008, mengindikasikan peningkatan sebesar 531,4%. Peningkatan ini
terutama diakibatkan karena meningkatnya beban keuangan sebesar 90,9% dari Rp 100,0 miliar untuk
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 190,9 miliar untuk periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 sejalan dengan meningkatnya pinjaman
Perseroan. Kenaikan beban lain-lain dari beban keuangan ini dikompesasi dengan kenaikan pada laba
selisih kurs, dari rugi selisih kurs sebesar Rp 4,1 miliar untuk periode enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2007 menjadi laba selisih kurs sebesar Rp 77,8 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dikarenakan menguatnya mata uang Rupiah pada tanggal 30 Juni
2008 terhadap kurs awal tahun 2008 dibandingkan dengan melemahnya mata uang Rupiah pada tanggal
30 Juni 2007 terhadap kurs awal tahun 2007.
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba sebelum pajak untuk periode 6 (enam) bulan yang
berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 217,0 miliar.
Beban pajak penghasilan menurun dari Rp 74,5 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 64,2 miliar untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir 30 Juni pada
tanggal 2008. Hal ini menggambarkan penurunan sebesar 13,9%. Penurunan ini terutama disebabkan
penurunan pendapatan kena pajak dari Perseroan dan Anak Perusahaan sebagai akibat dari
peningkatan beban lain-lain.
11
Laba bersih
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba bersih untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2008 menjadi Rp 152,0 miliar .
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 dibandingkan dengan Tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2006
Penjualan bersih
Penjualan bersih produk udang beku meningkat 19,8% dari Rp 1.998,3 miliar di tahun 2006 menjadi Rp
2.393,9 miliar di tahun 2007. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan dari 30.446
ton di tahun 2006 menjadi 36.221 ton di tahun 2007, atau mengindikasikan peningkatan sebesar 19,0%
yang terutama dikontribusikan oleh akuisisi aktiva tetap yang dilakukan di tahun 2007 dan juga
peningkatan harga jual rata-rata dari USD 7,13 per kg menjadi 7,21 per kg.
Penjualan bersih produk pakan udang naik 18,1% dari Rp 899,0 miliar di 2006 menjadi Rp 1.062,0 miliar
di tahun 2007. Hal tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sebesar 18,0% dari
109.673 ton di tahun 2006 menjadi 129.519 ton di tahun 2007 dan juga penambahan aktiva tetap yang di
akuisisi di tahun 2007 serta jumlah penjualan yang meningkat dari unit usaha di Medan. Harga jual rata-
rata tidak mengalami perubahan, yaitu bertahan pada kisaran Rp 8.200 per kg.
Penjualan bersih produk pakan ikan juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 40,8% dari Rp 818,7
miliar di tahun 2006 menjadi Rp 1.152,9 miliar di tahun 2007, yang dipicu oleh 31,5% peningkatan pada
volume penjualan dari 219.029 ton di tahun 2006 menjadi 288.040 ton di tahun 2007. Hal tersebut
merupakan dampak dari akuisisi aktiva tetap Perseroan pada tahun 2007 dan peningkatan penjualan dari
unit usaha di Medan. Peningkatan ini juga disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata sebesar 7,1%.
Penjualan bersih pakan unggas naik 12,2% dari Rp 742,3 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 832,8 miliar di
tahun 2007 meskipun volume penjualan mengalami sedikit penurunan dari 303.999 ton di tahun 2006
menjadi 293.307 ton di tahun 2007 atau sebesar 3,5%. Penurunan volume penjualan ini terkomponsasi
oleh peningkatan harga jual sebesar 16,3% dari Rp 2.442 per kg di tahun 2006 menjadi Rp 2.839 per kg
di tahun 2007 yang dilakukan untuk menutupi peningkatan biaya bahan baku pakan.
Penjualan bersih benur meningkat 37,5% dari Rp 160,9 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 221,2 miliar di
tahun 2007, terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sebesar 35,2% dari 5,4 miliar
benur di tahun 2006 menjadi 7,3 miliar benur di tahun 2007. Peningkatan volume ini terutama berasal
dari penambahan kapasitas produksi yang dihasilkan dari aktiva tetap baru yang diakuisisi Perseroan di
tahun 2007, serta kenaikan harga jual rata-rata sebesar 1,7%.
Harga Pokok Penjualan udang beku naik 10,5% dari Rp 1.834,9 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 2.027,5
miliar di tahun 2007 yang dipicu oleh peningkatan volume penjualan. Meskipun demikian, Harga pokok
Penjualan per unit mengalami penurunan sebesar 7,1% dari Rp 60.268 per kg menjadi Rp 55.975 per kg
yang disebabkan oleh meningkatnya volume produksi dari tambak PT. Centralpertiwi Bahari (“CPB”)
sebesar 76% yang mengakibatkan penurunan biaya dibandingkan dengan produksi dari tambak plasma,
serta perubahan pada produk campuran (Monodon vs Vannamei) yang terjadi di PT. Centralwindu Sejati
(“CWS”). Di tahun 2006 volume Monodon di CWS sebesar 27% dari keseluruhan volume udang beku
CWS, sementara di tahun 2007 hanya 6%. Karena Harga Pokok Penjualan Monodon lebih tinggi
dibandingkan dengan Vannamei, rata-rata beban Harga Pokok Penjualan di tahun 2007 menjadi lebih
kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Harga Pokok Penjualan pakan udang meningkat 14,6% dari Rp 524,2 miliar di tahun 2006 menjadi Rp
600,8 miliar di tahun 2007, sejalan dengan peningkatan volume penjualan. Namun demikian, Harga
Pokok Penjualan per unit turun 3,0% dari Rp 4.780 per kg menjadi Rp 4.639 per kg sebagai akibat dari
efisiensi penggunaan bahan baku dan biaya overhead. Para tim ahli Perseroan terus berupaya untuk
12
mencari sumber bahan baku alternatif (lokal dan impor) dan mengganti bahan campuran yang berbeda
ke dalam formula pakan dengan tetap mempertahankan profil nutrisi yang sama.
Harga Pokok Penjualan pakan ikan meningkat sebesar 43,4% dari Rp705,1 miliar di tahun 2006 menjadi
Rp 1.011,2 miliar di tahun 2007 sejalan dengan pertumbuhan pada volume penjualan serta peningkatan
biaya bahan baku seperti tepung ikan, tepung kedelai, namun Perseroan mampu mengatasi peningkatan
biaya ini dengan upaya dari perubahan formulasi pakan.
Harga Pokok Penjualan pada produk pakan unggas juga meningkat sebesar 21,1% dari Rp 667,1 miliar
di tahun 2006 menjadi Rp 807,6 miliar di tahun 2007 terutama diakibatkan oleh peningkatan pada biaya
bahan bakul.
Harga Pokok Penjualan benur meningkat sebesar 82,3% dari Rp 64,3 miliar di tahun 2006 menjadi Rp
117,2 miliar di tahun 2007 sejalan dengan peningkatan volume penjualan serta peningkatan biaya bahan
baku seperti ‘artemia” (makanan untuk benur) dan probiotik serta biaya obat-obatan.
Laba kotor
Laba Kotor Perseroan meningkat 37,2% dari Rp 815,2 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 1.118,2 miliar di
tahun 2007.
Beban penjualan
Biaya Penjualan meningkat 17,1% dari Rp 216,4 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 253,4 miliar di tahun
2007. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pengangkutan sebesar Rp 16,8 miliar atau
naik 15,5% dari Rp 108,1 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 124,9 miliar di tahun 2007, sejalan dengan
pertumbuhan penjualan serta kenaikan gaji dan upah sehubungan dengan penambahan jumlah
karyawan dan peningkatan remunerasi.
Beban Umum dan Administrasi meningkat Rp 145,9 miliar atau 60,6% dari Rp 240,7 miliar di tahun 2006
menjadi Rp 386,6 miliar di tahun 2007. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya untuk gaji
dan upah, transportasi, serta lain-lain (listrik, air, telepon). Biaya gaji dan upah meningkat Rp 89,5 miliar
atau sebesar 78,3%. Transportasi dan biaya perjalanan dinas meningkat Rp 14,3 miliar atau sebesar
66,1%. Biaya lain-lain (listrik, air, telepon) naik menjadi sebesar Rp 17,5 miliar atau 175,3% sebagai
dampak dari kenaikan harga minyak yang terjadi di tahun 2007.
Laba usaha
Sebagai hasil dari kinerja yang dicapai, laba usaha menunjukkan peningkatan sebesar 33,5% dari
Rp358,1 miliar di tahun 2006 menjadi Rp478,1 miliar di tahun 2007.
Turunnya nilai tukar Rupiah atas Dolar AS sebesar 4,4% pada tahun 2007 dibanding dengan tahun 2006,
serta peningkatan pinjaman dalam mata uang asing menghasilkan selisih yang berdampak pada rugi
selisih kurs sebesar Rp 176,8 miliar di tahun 2007 dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp
21,0 miliar di tahun 2006. Peningkatan pinjaman ini juga ikut meningkatkan biaya pendanaan dari Rp
144,8 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 304,9 miliar di tahun 2007. Sebagian besar dari peningkatan biaya
lain-lain ini dikompensasikan dengan laba atas penjualan investasi jangka pendek Perseroan berupa
saham yang tercatat di BEI dan mengakibarkan penurunan bersih dari total beban lain-lain menjadi Rp
53,0 miliar di tahun 2007 dibandingkan dengan Rp 82,3 miliar pada tahun sebelumnya.
13
Laba sebelum pajak penghasilan pos luar biasa
Sebagai akibat dari hal-hal yang tersebut di atas, pendapatan sebelum pajak meningkat dari Rp 276,0
miliar di tahun 2006 menjadi Rp 427,5 miliar di tahun 2007, yang merupakan sebuah peningkatan
sebesar 54,9 %.
Beban pajak penghasilan menurun dari Rp 80,6 miliar di tahun 2006 menjadi Rp 68,7 miliar di tahun
2007, atau turun sebesar 14,8 %.
Laba bersih
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba bersih meningkat 83,8% dari Rp 194,7 miliar di tahun
2006 menjadi Rp 357,8 miliar di tahun 2007.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dibandingkan dengan Tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2005
Penjualan bersih
Penjualan bersih meningkat dari Rp 4.857,8 miliar di tahun 2005 menjadi sebesar Rp 4.898,3 miliar di
tahun 2006, menunjukkan peningkatan sebesar 0,8%. Peningkatan ini terutama disebabkan
meningkatnya volume penjualan pakan ikan dan pakan unggas. Peningkatan ini dikompensasi dengan
penurunan volume penjualan udang beku dan pakan udang, sebagai akibat pengaruh iklim yang kurang
menguntungkan dan perubahan nilai mata uang di kuartal ketiga 2006. Pada periode antara tahun 2005-
2006 nilai mata uang Rupiah atas Dollar AS menguat hingga 8,2% dari Rp 9.830/USD pada akhir tahun
2005 menjadi Rp 9.020/USD pada akhir tahun 2006. Perubahan nilai mata uang ini berpengaruh
terhadap kurang lebih 40% dari total pendapatan.
Harga Pokok Penjualan meningkat 0,6% dari Rp 4.055,9 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 4.083,0 miliar
di tahun 2006. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan penjualan.
Laba kotor
Laba kotor Perseroan mengalami kenaikan dari Rp 801,9 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 815,2 miliar di
tahun 2006, menunjukkan kenaikan sebesar 1,7%.
Biaya Penjualan
Biaya penjualan meningkat dari Rp 214,2 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 216,4 miliar di tahun 2006,
menunjukkan kenaikan sebesar 1,0%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan upah pegawai
sebesar 14,6% dari Rp 47,3 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 54,2 miliar di tahun 2006 yang disebabkan
penambahan staf pemasaran serta kenaikan gaji dan bonus. Selain itu, biaya transportasi dan perjalanan
dinas mengalami kenaikan sebesar Rp 0,8 miliar. Kenaikan ini dikompensasikan dengan penurunan
biaya pengangkutan dari Rp 114,6 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 108,1 miliar di tahun 2006.
Biaya umum dan biaya administrasi menurun 12,5% dari Rp 275,1 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 240,7
miliar di tahun 2006. Biaya royalty dan upfront fees yang dikenakan pada perusahaan tertentu di dalam
Charoen Pokphand Group mengalami penurunan dari Rp 97,5 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 0 di tahun
2006. Ini diakibatkan oleh pemberhentian kontrak royaltI (Royalty Agreement). Penurunan ini
14
dikompensasikan dengan peningkatan atas gaji, insentif dan upah pegawai dari Rp 99,4 miliar di tahun
2005 menjadi Rp 114,3 miliar di tahun 2006 yang terutama dikontribusikan oleh tambahan eksekutif dan
peningkatan kompensasi staf kantor. Biaya transportasi dan perjalanan dinas meningkat sebesar Rp 9,8
miliar, sedangkan biaya perbaikan dan pemeliharaan, biaya honorarium tenaga ahli, dan biaya riset dan
pengembangan mengalami kenaikan masing-masing sebesar Rp 10,0 miliar, Rp 7,9 miliar dan Rp 12,4
miliar.
Laba usaha
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba usaha menunjukkan 14,6% peningkatan dari Rp 312,6
miliar di tahun 2005 menjadi Rp 358,1 miliar di tahun 2006.
Beban lain-lain mengalami 47,8% kenaikan dari Rp 55,7 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 82,3 miliar di
tahun 2006. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan beban keuangan dari Rp 53,7 miliar di tahun
2005 menjadi Rp 144,8 miliar di tahun 2006. Kenaikan beban keuangan ini disebabkan oleh kenaikan
tingkat tingkat suku bunga rata-rata tertimbang dan penambahan jumlah pinjaman selama tahun 2006.
Penambahan atas beban lain-lain ini dikompensasi dengan penurunan rugi selisih kurs dan beban swap
bersih dari sebesar Rp 43,4 miliar di tahun 2005 menjadi laba selisih kurs bersih sebesar Rp 21,0 miliar
di tahun 2006.
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba sebelum pajak menunjukkan 7,4% peningkatan dari
Rp 256,9 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 276,0 miliar di tahun 2006.
Beban pajak penghasilan meningkat 0,8% dari Rp 80,0 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 80,6 miliar di
tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan peningkatan pendapatan kena pajak dari CPB.
Laba bersih
Sebagai hasil dari kinerja yang telah dicapai, laba bersih meningkat dari 176,7 miliar di tahun 2005
menjadi Rp 194,7 miliar di tahun 2006. Hal ini menggambarkan kenaikan sebesar 10,2%. Kenaikan ini
terutama disebabkan peningkatan pendapatan kena pajak dari CPB.
15
NERACA
Aktiva
Aktiva pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 8.872,4 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp
3.218,0 miliar atau 56,9% dibandingkan dengan aktiva pada tanggal 30 Juni 2007 yaitu sebesar Rp
5.654,4 miliar. Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh lonjakan aktiva lancar Perseroan dari Rp 4.058,9
miliar menjadi Rp 5,614,0 miliar dan aktiva tetap dari Rp 1.296,8 miliar menjadi Rp 2.847,1 miliar.
Aktiva pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 7.794,5 miliar, mengalami kenaikan sebesar
Rp 4.009,5 miliar atau 105,9% dibandingkan dengan aktiva pada tanggal 31 Desember 2006 yaitu
sebesar Rp 3.785,0 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan meningkatnya aktiva lancar Perseroan dari
Rp 2.454,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2006 menjadi Rp 4.053,0 miliar pada tanggal 31 Desember
2007 dan meningkatnya aktiva tetap Perseroan dari Rp 971,7 miliar menjadi Rp 3.357,9 miliar.
Aktiva pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 3.785,0 miliar, mengalami peningkatan
sebesar Rp 1.377,3 miliar atau 57,2% dibandingkan dengan aktiva pada tanggal 31 Desember 2005
yaitu sebesar Rp 2.407,7 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan piutang usaha
- bersih sebesar Rp 57,3 miliar atau 8,7 % dari sebesar Rp 662,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2005
menjadi sebesar Rp 719,6 miliar pada tanggal 31 Desember 2006; dan kenaikan kas dan setara kas
sebesar Rp 491 miliar atau 528,2 % dari sebesar Rp 93,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2005
menjadi sebesar Rp 585,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2006.
Kewajiban
Kewajiban pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 6.909,0 miliar, mengalami kenaikan sebesar
Rp 2.895,8 miliar atau 72,2% dibandingkan dengan kewajiban pada tanggal 30 Juni 2007 yaitu sebesar
Rp 4.013,2 miliar. Kenaikan tersebut sebagian disebabkan adanya kenaikan hutang pihak hubungan
istimewa dari sebesar Rp 21,0 miliar pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 1.575,1 miliar pada tanggal
30 Juni 2008. Kenaikan ini sebagian besar berasal dari hutang kepada PT.Surya Hidup Satwa,
pemegang saham Perseroan, sebesar USD 175,6 juta berupa pinjaman tanpa bunga dimana seluruh
atau sebagian dari pinjaman ini dapat dikonversikan menjadi saham Perseroan. Kenaikan ini juga
disebabkan oleh peningkatan jumlah pinjaman bank jangka pendek yang naik sebesar Rp 541,4 miliar
dari sebesar Rp 394,2 miliar pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 935,6 miliar, atau sebesar 137,3%
pada tanggal 30 Juni 2008, serta peningkatan jumlah hutang usaha sebesar Rp 637,5 miliar dari Rp
354,8 miliar pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi 992,3 miliar pada tanggal 30 Juni 2008.
Kewajiban pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 6.254,5 miliar, mengalami kenaikan
sebesar Rp 3.601,8 miliar atau 136,0% dibandingkan dengan kewajiban pada tanggal 31 Desember
2006 yaitu sebesar Rp 2.652,7 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan hutang
pihak hubungan istimewa sebesar Rp 1.658,1 miliar serta kenaikan bersih pinjaman bank dan obligasi
sebesar Rp 1.434,1 miliar.
16
Tanggal 31 Desember 2006 dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2005
Kewajiban pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 2.652,7 miliar, mengalami peningkatan
sebesar Rp 1.373,1 miliar atau 107,3% dibandingkan dengan kewajiban pada tanggal 31 Desember
2005 yaitu sebesar Rp 1.279,6 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan
pinjaman bank sebesar Rp 1.519,6 miliar atau 227,7% dari sebesar Rp 667,5 miliar pada tanggal 31
Desember 2005 menjadi sebesar Rp 2.187,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2006.
Ekuitas
Ekuitas pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 1.953,5 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp
321,2 miliar atau 19,7% dibandingkan dengan ekuitas pada tanggal 30 Juni 2007 yaitu sebesar Rp
1.632,3 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan kenaikan saldo laba sebesar Rp 348,6 miliar dari
Rp 422,0 miliar pada tanggal 30 Juni 2007 menjadi Rp 770,6 miliar pada tanggal 30 Juni 2008 serta
kenaikan modal disetor dan tambahan modal disetor dari sebesar Rp 1.838,4 miliar pada tanggal 30 Juni
2007 menjadi sebesar Rp 2.113,1 miliar pada tanggal 30 Juni 2008.
Tanggal 31 Desember 2007 dibandingkan dengan Tanggal 31 Desember 2006
Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 1.530,8 miliar, mengalami kenaikan sebesar
Rp 406,7 miliar atau 36,2 % dibandingkan dengan ekuitas pada tanggal 31 Desember 2006 yaitu
sebesar Rp 1.124,1 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya saldo laba
sebesar Rp 358,4 mliar dari sebesar Rp 260,2 miliar pada tanggal 31 Desember 2006 menjadi Rp 618,6
miliar pada tanggal 31 Desember 2007.
Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 1.124,1 miliar, mengalami kenaikan sebesar
Rp 3,3 miliar atau 0,3% dibandingkan dengan ekuitas pada tanggal 31 Desember 2005 yaitu sebesar Rp
1.120,8 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya modal disetor Perseroan sebesar Rp 1.380,0
miliar dan meningkatnya saldo laba sebesar Rp 33,1 miliar yang dikompensasikan dengan kenaikan
saldo negatif dari selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp 1.160,8 miliar dan
penurunan modal proforma dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp 238,9 miliar.
Imbal hasil investasi adalah kemampuan aktiva produktif Perseroan dalam menghasilkan laba bersih,
yang dihitung dari laba bersih dibagi dengan jumlah aktiva Perseroan. Rasio imbal hasil investasi
Perseroan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008, 2007 adalah sebesar 1,7% dan 2,9% serta untuk tanggal-
tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 berturut-turut adalah sebesar 4,6%, 5,1% dan 7,3%.
Rasio imbal hasil ekuitas dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perseroan meraih laba dari
modal yang ditanamkan dan dicerminkan dari perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri.
Rasio imbal hasil ekuitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2008, 2007 adalah sebesar 7,8% dan 9,9%
serta untuk tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005 berturut-turut adalah sebesar 23,4%,
17,3%, dan 15,8%.
17
Solvabilitas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
dan jangka panjang tercermin dengan membandingkan antara jumlah kewajiban dengan modal sendiri
dan membandingkan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aktiva. Berdasarkan perbandingan antara
jumlah kewajiban dengan modal sendiri, tingkat solvabilitas Perseroan pada tanggal-tanggal 30 Juni
2008, 2007 adalah sebesar 3,5 kali dan 2,5 kali serta untuk tanggal-tanggal 31 Desember 2007, 2006
dan 2005 berturut-turut adalah sebesar 4,1 kali, 2,4 kali, dan 1,1 kali. Sedangkan berdasarkan
perbandingan antara jumlah kewajiban dan jumlah aktiva, tingkat solvabilitas Perseroan pada tanggal 30
Juni 2008, 2007 adalah sebesar 0,8 kali dan 0,7 kali serta untuk tanggal-tanggal 31 Desember 2007,
2006 dan 2005 berturut-turut adalah sebesar 0,8 kali, 0,7 kali, dan 0,5 kali.
Arus kas
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perseroan memiliki saldo kas dan setara kas sebesar Rp 328,9 miliar.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi adalah sebesar Rp 177,5 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008. Jumlah ini terutama terdiri dari pembayaran
kepada pemasok dan karyawan setelah dikurangi penerimaan dari pelanggan sebesar Rp 46,4 miliar.
Pembayaran untuk beban keuangan dan pajak penghasilan masing-masing sebesar Rp 184,2 miliar dan
Rp 50,5 miliar, dan dari jumlah tersebut, sebagian terkompensasi oleh penerimaaan dari kegiatan
operasional lainnya sebesar Rp 96,5 miliar yang sebagian besar merupakan pelunasan dari piutang lain-
lain plasma.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp 371,5 miliar untuk periode
periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008. Perseroan melakukan pembelian
aktiva tetap sehubungan dengan revitalisasi dan ekspansi kegiatan usaha sejumlah Rp 389,9 miliar
untuk periode periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008.
Kas bersih yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp 547,7 miliar untuk periode periode
6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008. Hal ini terutama berasal dari penambahan
modal disetor Perseroan sebesar Rp 270,7 miliar; penerimaan bersih dari pinjaman bank sebesar Rp
379,5 miliar dan pembayaran bersih kepada pihak hubungan istimewa sebesar Rp 102,5 miliar.
18
Corporation and Chinatrust Commercial Banking sebesar Rp 1.824,6. Selain itu Perseroan juga
menempatkan deposito yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp 168,4 miliar sehubungan dengan
penerbitan obligasi tersebut di atas.
Untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007
Pada tanggal 30 Juni 2007, Perseroan memiliki saldo kas dan setara kas sebesar Rp 175,1 miliar.
Kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp 13,4 miliar untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007. Jumlah ini terutama terdiri dari penerimaan dari
pelanggan setelah dikurangi pembayaran kepada pemasok dan karyawan sebesar Rp 8,4 miliar,
penerimaan dari penghasilan bunga, tagihan pengembalian pajak dan kegiatan operasional lainnya
masing-masing sebesar sebesar Rp 8,3 miliar, Rp 5,0 miliar dan Rp 62,7 miliar. Jumlah ini
dikompensasikan sebagian dengan pembayaran beban keuangan sebesar Rp 14,2 miliar dan
pembayaran pajak penghasilan sebesar Rp 56,7 miliar
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp 471,8 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007. Perseroan menggunakan kas sebesar Rp 372,6
miliar untuk pembelian properti, pabrik dan peralatan. Selain itu Perseroan juga menempatkan Rp 100,0
milar untuk keperluan investasi jangka pendek.
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp 46,8 miliar untuk periode 6
(enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007. Hal ini terutama berasal dari penerimaan bersih
hutang bank jangka pendek untuk modal kerja sebesar Rp 4,6 miliar, penerbitan hutang obligasi sebesar
Rp 2.905,8 miliar, pembayaran hutang jangka panjang sebesar Rp 1.788, 2 miliar dan penempatan
deposito yang terbatas penggunaannya sebesar Rp 1.060,2 miliar.
19
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp 99,4 miliar di tahun 2005.
Perseroan menggunakan kas sebesar Rp 111,6 miliar untuk pembelian properti, pabrik dan peralatan
udang. Jumlah ini terkompensasi oleh hasil penjualan aktiva tetap sebesar Rp 0,7 miliar.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp 131,5 miliar di tahun 2005.
Perseroan menggunakan Rp 105,9 miliar untuk membayar pinjaman bank. Namun demikian, Perseroan
juga mendapat pinjaman yang berasal dari pihak hutang bank jangka pendek Rp 19,7 miliar.
Induk Udang
Induk udang adalah termasuk dari persediaan Perseroan. Deplesi atas induk udang dihitung dengan
metode garis lurus berdasarkan taksiran umur produktif selama tiga bulan dengan memperhitungkan nilai
sisa.
Aktiva Tetap
Kepemilikan langsung
Properti, pabrik dan perlengkapan dicatat sebesar biaya perolehan, kecuali untuk aktiva tetap tertentu
yang telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, dikurangi akumulasi
penyusutan.
Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya
penurunan nilai aktiva termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha pada akhir tahun. Bila terdapat
indikasi penurunan nilai aktiva, Perseroan dan Anak Perusahaan menentukan nilai terpulihkan
(recoverable value) dari aktiva yang bersangkutan dan mencatat penurunan nilai aktiva sebagai kerugian
pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
Dalam PSAK No. 24 (Revisi 2004) ”Imbalan Kerja”, biaya untuk penyediaan imbalan kerja berdasarkan
UU No. 13/2003 ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”.
Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari
keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi
20
10% dari nilai kini imbalan pasti dan nilai plan assets pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian
aktuarial ini diakui selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa lalu
yang timbul dari penerapan suatu program imbalan pasti atau perubahan-perubahan dalam hutang
imbalan kerja dari program yang sudah ada diamortisasi menggunakan metode garis lurus sampai
imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan. Implementasi awal dari pronouncement akuntansi ini
dapat berlaku secara surut yang memerlukan penyajian kembali atas saldo awal laba ditahan dari
periode paling awal yang disajikan. Secara umum, perhitungan accrual untuk perkiraan kewajiban
manfaat pegawai meningkat sejalan dengan meningkatnya biaya tenaga kerja.
21
RISIKO BERKAITAN DENGAN NEGARA INDONESIA
1. Ketidakstabilan sosial dan politik dapat berpengaruh buruk terhadap Perseroan.
2. Implementasi otonomi daerah dapat menciptakan ketidakpastian dalam lingkungan usaha
Perseroan.
Perseroan didirikan dengan nama PT. Proteina Prima, berkedudukan di Jakarta dan saat ini
berkedudukan di Jakarta Pusat. Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut
hukum Negara Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 59, tanggal 30
April 1980, yang dibuat di hadapan Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah
memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. YA5/281/9, tanggal 21 Mei
1981, didaftarkan di buku register Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 7 Juli 1981, dibawah No.
2320 dan diumumkan dalam BNRI No. 12, tanggal 9 Februari 1990, Tambahan No. 494 (“Akta Pendirian
Perseroan”). Perseroan berstatus sebagai PMDN dengan diperolehnya Surat Persetujuan Tetap
Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Kepala BKPM No. 20/I/PMDN/1981 tanggal 19
Pebruari 1981.
Peningkatan modal dasar Perseroan terakhir kali dilakukan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Perseroan No. 8 tanggal 2 September 2008, dibuat oleh Yulia, SH, Notaris di Jakarta. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menkumham sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-
61808.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 11 September 2008, telah didaftar pada Daftar Perseroan yang
diselenggarakan Menkumham dibawah No. 0082918.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 11 September 2008.
Peningkatan modal dasar Perseroan tersebut sedang dalam proses permohonan persetujuan BKPM.
Berdasarkan Akta No.8/2008, Perseroan telah menaikkan modal dasar dari 26.000.000.000 lembar
saham Perseroan dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) per saham Perseroan menjadi
80.000.000.000 lembar saham Perseroan.
Perseroan terakhir kali melakukan perubahan Anggaran Dasar berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Komisaris Utama Perseroan No. 31 tanggal 9 September 2008, dibuat dihadapan Yulia, SH, Notaris di
Jakarta. Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor terakhir Perseroan sedang dalam proses
permohonan persetujuan BKPM.
22
Riwayat penambahan modal Perseroan adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham yang
Tahun Keterangan
Beredar Setelah Transaksi
1991 Penawaran Umum Terbatas dengan HMETD 9.600.000
1993 Penawaran Umum Terbatas II dengan HMETD 38.400.000
1993 Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 1 saham lama berhak untuk memperoleh
3 saham baru 153.600.000
1995 Perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 307.200.000
1996 Penawaran Umum Terbatas III dengan HMETD 322.560.000
1996 Penerbitan saham bonus, setiap pemegang 5 Saham lama berhak untuk
memperoleh 3 Saham baru 516.096.000
2002 Penawaran Umum Terbatas IV dengan HMETD 1.032.192.000
2006 Pembagian dividen dalam bentuk 2 miliar saham baru untuk seluruh pemegang 6.515.840.000
saham dan perubahan nilai nominal saham Rp 100 per lembar saham
2006 Penerbitan 8.800.000.000 saham baru 15.315.840.000
2006 Penawaran Umum Perdana sebanyak 3.000.000.000 saham dengan nilai sebesar Rp
110 per saham, yang disertai dengan 5.250.000.000 waran 18.315.840.000
2007 Konversi waran Seri I selama tahun 2007 sebanyak 31.882.084 lembar saham. 18.347.722.084
2008 Konversi waran Seri I, II & III selama tahun 2008 sampai dengan tanggal 29 Agustus
2008 sebanyak 4.022. 440.500 lembar saham 22.370.162.584
Melalui IH:
Persentase Status
Penyertaan Kegiatan Usaha Utama Domisili
Kepemilikan saat ini (%)
Shrimp Improvement Supplier bibit udang Florida, 100,00 -
Systems LLC Amerika
Serikat
23
Maksud dan Tujuan Perseroan
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
berusaha dalam bidang industri, peternakan dan perikanan, perdagangan serta jasa. Untuk mencapai
maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a) Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
berusaha dalam bidang industri, peternakan dan perikanan, perdagangan serta jasa. Untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:Menjalankan usaha-usaha dalam bidang industri makanan ternak, yaitu makanan ikan,
udang, unggas termasuk makanan burung puyuh, makanan sapi dan makanan babi;
• menjual produk makanan ternak unggas, udang dan hasil pertanian lainnya baik di wilayah
Republik Indonesia maupun di luar negeri;
• menjalankan usaha pembibitan ternak, unggas dan udang;dan
c) Menjalankan usaha-usaha di bidang pertanian, jasa manajemen dan jasa pada umumnya kecuali
jasa hukum; dan
d) Menjalankan usaha di bidang perdagangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada perdagangan lokal,
impor dan ekspor, perdagangan kulakan, baik atas perhitungan sendiri maupun pihak lain atas
dasar komisi atau imbalan lainnya, termasuk bertindak sebagai distributor, agen, penyalur dan
pedagang besar.
Pada saat ini Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan kegiatan usaha budidaya udang terintegrasi
yang meliputi benur udang, tambak udang dan produk udang beku, pakan udang, pakan ikan.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Komisaris Utama Perseroan No. 31 tanggal 9 September
2008, dibuat dihadapan Yulia, SH, Notaris di Jakarta, telah disetujui perubahan ketentuan Pasal 4 ayat 2
tentang Modal sehubungan dengan peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan dalam
rangka pelaksanaan konversi Waran Seri I, Seri II dan Seri III per tanggal 29 Agustus 2008 sebanyak
1.788.454.049 waran menjadi saham, sehingga susunan permodalan Perseroan menjadi sebagai
berikut:
24
MANAJEMEN DAN PENGAWASAN PERSEROAN
Berdasarkan RUPSLB tanggal. 20 Agustus 2008 sebagaimana dinyatakan dalam Akta Berita Acara
Rapat No. 98 tanggal 20 Agustus 2008, dibuat dihadapan Yulia, SH, Notaris di Jakarta, susunan Direksi
dan Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hardian Purawimala Widjonarko
Wakil Komisaris Utama : Fransiscus Affandy
Komisaris Independen : Djoko Muhammad Basoeki
Direksi
Direktur Utama : Erwin Sutanto
Wakil Direktur Utama : Mahar Atanta Sembiring
Direktur : mRT. Jimmy Joeng
Direktur Tidak Terafiliasi : Achmad Wahyudi
Direktur : Gunawan Taslim
Direktur : Isman Hariyanto
Komite Audit
Ketua : Djoko Muhammad Basoeki
Anggota : Drs. Suroso, Ak.
: Hendra Nur Salman, SE, MM
Direktur Utama
Perseroan menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi
keberhasilan setiap usaha dan kegiatannya. Oleh karena itu, Perseroan secara sungguh-sungguh
memusatkan perhatian untuk selalu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan
berusaha untuk menciptakan suasana kerja yang baik, yang dapat mendorong karyawan untuk mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya melalui kompetisi yang sehat serta menyediakan berbagai program
pelatihan, pengembangan, pemeliharaan dan pelayanan kesejahteraan bagi seluruh karyawan baik
secara teknis fungsional maupun manajerial. Perseroan juga telah memberikan berbagai macam
pelatihan baik teknis maupun manajemen khususnya di bidang teknis pertambakan udang yang
didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Perseroan seperti tambak, laboratorium serta
pabrik pengolahan. Mulai tahun ini Perseroan juga telah memulai leadership training untuk para manajer.
Sebagai upaya untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang handal, maka
selain sistem imbal jasa yang kompetitif dan telah memenuhi standar Upah Minimum Regional sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing daerah, serta budaya kerja yang kondusif, Perseroan
25
juga memberikan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan karyawan melalui pengadaan berbagai
fasilitas seperti:
• Mengikutsertakan seluruh karyawan dalam JAMSOSTEK;
• Mengikutsertakan karyawan dalam program asuransi kesehatan;
• Tunjangan transportasi dan untuk jenjang tertentu tunjangan fasilitas kendaraan;
• Tunjangan pengobatan dan perawatan medis;
• Tunjangan Hari Raya; dan
• Penilaian Prestasi Kerja Tahunan yang dilakukan setiap tahun untuk mendapatkan masukan tentang
kebutuhan pelatihan, pengembangan karir, peninjauan gaji dan bonus.
CP Prima mengelola sumber daya manusianya meliputi karyawan dan karyawan kontrak/temporer, dan
petambak plasma, yang bekerja mengelola tambak-tambak tambak udang di bawah petunjuk dan
Standard Operational Procedures (SOP) Perseroan yang ketat. Pada akhir tahun 2007, CP Prima
memiliki 7.185 karyawan tetap dan sekitar 11.933 keluarga plasma. Jumlah orang yang terlibat dalam
pengolahan udang ini telah bertambah lebih dari tiga kali lipat sejak akuisisi tambak Dipasena yang
dilakukan oleh Perseroan.
26
Penjualan Perseroan untuk periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp
3.683,1 miliar dimana penjualan bersih udang beku adalah sebesar Rp 1.849,1 miliar. Sedangkan laba
kotor Perseroan adalah sebesar Rp 749,2 miliar. Pada periode tersebut, Perseroan mencatatkan laba
bersih sebesar Rp 152,0 miliar.
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perseroan mengoperasikan 9.565 tambak. Perseroan berencana untuk
menggunakan dana yang diperoleh dari PUT I untuk membangun tambak baru dan membeli tambak
tambahan.
2. STRUKTUR PERUSAHAAN
Struktur Perusahaan Perseroan adalah sebagai berikut:
0.01%
100%
Shrimp
Improvement
System, LLC
99.99% 99.99% 99.99% 99.99%
PT Andalas PT Suryawindu PT Windusejati PT Citrawindu
Windumurni Pertiwi Pertiwi Pertala
STRATEGI
Perseroan merencanakan untuk menerapkan strategi berikut dalam mendorong pertumbuhan dan laba
Perseroan di masa depan.
a) Meningkatkan produksi udang panen
b) Meningkatkan marjin laba dari udang beku melalui peningkatan proporsi udang yang dipanen dari
tambak milik Perseroan.
c) Fokus pada produksi udang beku dengan marjin yang lebih tinggi
d) Terus berfokus pada kekuatan Perseroan dalam aquaculture
e) Meningkatkan penjualan pakan ikan dan pakan udang
• udang beku
• pakan udang
• benur udang
• pakan ikan
27
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk periode 6 (enam)
bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 (laporan keuangan per 30 Juni 2007
tidak diaudit), 31 Desember 2007 dan 2006 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul
Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dan tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Sarwoko, & Sandjaja (d/h Prasetio, Sarwoko & Sandjaja) (member of Ernst & Young Global) dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian serta disajikan kembali oleh Perseroan sehubungan dengan
penerapan PSAK No. 38 mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Angka-angka pada
ikhtisar data keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004 dan 2003
disajikan berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit masing-masing oleh Kantor Akuntan Publik
Prasetio, Sarwoko & Sandjaja (member of Ernst & Young Global) dan Kantor Akuntan Publik Prasetio,
Utomo & Co. Angka-angka pada 31 Desember 2004 dan 2003 tersebut telah disajikan kembali oleh
Perseroan sehubungan dengan dampak penerapan retrospektif Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 24 mengenai "Imbalan Kerja" dan penerapan PSAK No. 38 mengenai "Akuntansi
Restrukturisasi Entitas Sepengendali" atas laporan keuangan konsolidasi yang telah diterbitkan
sebelumnya.
NERACA
Kas dan setara kas 328.863 175.114 334.502 585.462 93.246 76.488 66.240
Investasi jangka pendek - 1.801.517 334.130 - - -
Piutang
Usaha 1.508.951 902.470 1.401.793 718.552 662.190 705.111 624.128
Pihak Hubungan Istimewa 765 1.088 563 1.049 111
Lain-lain 1.407.758 248.306 839.548 57.665 58.691 87.129 34.135
Persediaan – bersih 1.914.304 822.270 1.169.932 644.832 530.808 382.459 364.150
Uang muka, pajak dan biaya
453.405 108.085 306.671 112.741 73.800
dibayar di muka 30.204 38.683
Aktiva Lancar 5.614.046 4.058.850 4.053.009 2.454.431 1.418.846 1.281.391 1.127.336
28
30 Juni 31 Desember
URAIAN
2008 2007** 2007 2006* 2005* 2004* 2003*
KEWAJIBAN
Hutang bank jangka pendek 935.611 394.214 539.691 274.919 114.924 89.807 67.036
Hutang
Usaha 855.109 238.950 523.581 157.186 124.785 74.596 59.964
Hubungan Istimewa 137.201 115.828 14.196 25.993 25.838 18.974 65.408
Lain-lain 153.988 48.391 166.725 52.846 84.162 59.343 35.290
Hutang pajak 32.693 22.946 16.959 12.724 87.305 30.940 33.680
Beban masih harus dibayar 104.350 58.496 73.445 49.971 45.568 40.328 32.294
Bagian pinjaman jangka panjang
yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun
Pinjaman bank 27.675 54.324 84.771 54.120 105.732 102.472 92.663
Hutang sewa guna usaha 36 88 54 176 195
Hutang lain-lain 9.225 9.054 9.419 9.020 9.830 9.352 12.752
Kewajiban Lancar 2.255.872 942.254 1.428.823 636.867 578.198 425.988 399.282
Hutang pihak hubungan istimewa 1.575.091 21.039 1.702.458 44.399 140.506 132.878 140.961
Kewajiban pajak tangguhan –
bersih 1.185 5.587 197 5.953 6.358 6.009 5.364
Pinjaman jangka panjang –
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam waktu satu
tahun
Pinjaman bank - 54.324 - 1.858.120 446.859 547.374 591.857
Hutang sewa guna usaha - - - 25 76 267
Hutang lain-lain 14.746 23.527 15.056 23.439 35.372 42.720 47.453
Hutang obligasi 2.940.904 2.871.838 2.996.801 - - 539.427 494.224
Kewajiban diestimasi atas
imbalan kerja karyawan 121.170 94.651 111.210 83.939 72.207 43.621 35.307
Kewajiban Tidak Lancar 4.653.096 3.070.966 4.825.722 2.015.850 701.407 1.312.105 1.315.433
EKUITAS
Modal saham 2.057.803 1.831.584 1.834.772 1.831.584 451.584 451.584 451.584
Tambahan modal disetor - bersih 55.329 6.850 7.647 6.850 16.580 16.580 16.580
Selisih penilaian kembali aktiva
tetap 14.227 14.227 14.227 14.227 14.227 14.227 14.227
Selisih transaksi perubahan
ekuitas anak perusahaan 256.316 478.137 256.316 256.316 256.316 250.152 250.152
Modal proforma dari transaksi
restrukturisasi entitas
sepengendali - - - (83.911) 155.023 (326.587) (471.854)
Selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas (1.201.058) (1.201.058) (1.201.058) (1.160.827)
sepengendali - - -
Laba yang belum direalisasi atas - 80.357 - - - - -
29
30 Juni 31 Desember
URAIAN
2008 2007** 2007 2006* 2005* 2004* 2003*
efek tersedia untuk dijual
Selisih kurs atas penjabaran
laporan keuangan 214 120 298 (330) - - -
Saldo laba/(defisit) 770.659 422.069 618.617 260.204 227.084 (5.860) 518
JUMLAH EKUITAS 1.953.490 1.632.286 1.530.819 1.124.113 1.120.814 400.096 261.207
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 8.872.354 5.654.376 7.794.496 3.784.978 2.407.722 2.155.135 1.992.884
* disajikan kembali
** tidak diaudit hanya disajikan sebagai perbandingan
Rasio Keuangan
Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar 2,49 x 4,31 x 2,84 x 3,85 x 2,45 x 3,01 x 2,82 x
Quick / Acid Test Ratio 164,00% 343,49% 201,78% 284,14% 153,59% 195,93% 184,15%
Jumlah Kewajiban /Jumlah
4,09 x 2,36 x 1,14 x 4,34 x 6,56 x
Ekuitas 3,54 x 2,46 x
Jumlah Kewajiban / Jumlah
0,80 x 0,70 x 0,53 x 0,81 x 0,86 x
Aktiva 0,78 x 0,71 x
Perputaran persediaan 1,90 x 2,85 x 5.48 x 6,95 x 8,88 x 9,00 x 6,97 x
Perputaran piutang 71 56 63 51 51 59 70
Perputaran hutang 47 23 26 15 11 12 16
EBITDA (Rp jutaan) 408.413 295.977 599.671 442.179 339.925 436.763 147.504
Arus kas operasi / laba bersih -1,18 x 0,08 x -3,20 x -0,28 x 1,37 x 1,25 x 0,71 x
30
EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan tanggal-tanggal 30 Juni 2008, 31 Desember
2007, dan 2006, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono &
Rekan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dan tanggal 31 Desember 2005 yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (d/h Prasetio, Sarwoko & Sandjaja) (member of
Ernst & Young Global) dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian serta disajikan kembali oleh
Perseroan sehubungan dengan penerapan PSAK No. 38 mengenai “Akuntansi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali”.
Ekuitas
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 14.227 14.227 14.227 14.227 14.227
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan 214 120 298 (330) -
Berdasarkan Daftar Pemegang Saham per 12 September 2008, struktur permodalan dan susunan
pemegang saham sebelum PUT I adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp 100 per Saham Persentase
Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)
31
Masyarakat (dibawah 5%) 5.847.634.633 584.763.463.300 26,14
Pelaksanaan MSOP - - - - - - -
• PUT I sebanyak
8.053.258.530 lembar
saham Atas Nama dengan 805.325 805.325 - - - - 1.610.651
harga Penawaran Rp 200
setiap saham.
Proforma Ekuitas pada tanggal
12 September 2008 setelah
PUT I kepada pemegang
saham dilaksanakan dan 3.388,128 1.021.904 14.227 256.316 (1.201.058) 214 770.659 4.250.391
konversi seluruh waran menjadi
saham, serta pelaksanaan
MSOP
KEBIJAKAN DIVIDEN
Manajemen Sesuai dengan peraturan perundangan di Indonesia, pembayaran dividen harus disetujui
oleh pemegang saham Perseroan dalam RUPS tahunan berdasarkan rekomendasi Direksi. Anggaran
Dasar Perseroan menyatakan bahwa apabila Perseroan membukukan laba bersih pada tahun berjalan,
maka Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham Perseroan berdasarkan
rekomendasi dari Direksi setelah pembagian dividen tersebut disetujui dalam RUPS.
Sebagai bagian dari tujuan jangka panjang Perseroan untuk memaksimalisasi nilai saham Perseroan,
Perseroan merencanakan untuk membayar dividen kepada pemegang sahamnya, apabila terdapat
surplus kas dari kegiatan operasional setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan
pendanaan, rencana pengeluaran modal serta modal kerja Peseroan, sebesar maksimal 20% dari laba
bersih setelah pajak setiap tahunnya. Besarnya dividen dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada
tahun buku yang bersangkutan serta kebutuhan pendanaan dimasa mendatang, dengan tidak
mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
Perseroan. pemegang saham Perseroan pada tanggal pencatatan di Daftar Pemegang Saham
32
Perseroan berhak untuk menerima dividen yang disetujui dalam jumlah penuh setelah dikurangi dengan
pajak, jika ada.
PERPAJAKAN
Calon pembeli saham dalam PUT I ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pajak
masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun
penjualan saham yang dibeli melalui PUT I ini.
SHS
SHS Building
JI. Ancol Barat Blok A 5E No. 10
Jakarta 14430
SHS, (dahulu bernama PT.Goldpoint Offset), adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, dan
berkedudukan di Jakarta, berdasarkan Akta Pendirian No. 4 tanggal 4 Mei 1976 yang dibuat di hadapan
Gde Ngurah Rai, SH, Notaris di Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman berdasarkan No. Y.A.5/404/6
tanggal 2 September 1976, didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dibawah No. 479 tanggal 8 Februari
1982 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 2, tanggal 4 Januari 1991
Tambahan No. 97.
Anggaran dasar SHS telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir diubah dengan Akta No. 7
tanggal 24 April 2007, yang dibuat di hadapan Rachmad Umar, SH, Notaris di Jakarta. Akta tersebut
telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Penerimaan Laporan No.
W7-HT.01.04-6945, tanggal 15 Mei 2007, didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta
Utara dibawah No. 116/BH.09.01/VIII/2007 tanggal 23 Agustus 2007.
33
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan SHS adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan, peternakan
dan perkebunan.
Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, SHS melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang industri pengolahan daging dan telor ayam, restoran,
jasa boga dan industri makanan pada umumnya, melakukan dan menjalankan usaha-usaha
industri peralatan peternakan serta menjual hasil-hasilnya.
b. Menjalankan usahanya dalam bidang perdagangan, termasuk perdagangan lokal, impor dan
ekspor, intersulair distributor dan bertindak sebagai leveransir atau pemasok, agen dan
distributor, baik atas tanggungan sendiri maupun orang lain dan secara komisi atau tidak, serta
baik sendiri ataupun bersama-sama orang lain dari barang-barang yang berhubungan dengan
hal tersebut di atas. Menjalankan usaha-usaha pembuatan, perdagangan, distribusi, serta
bertindak sebagai agen dan atau distributor barang-barang vaksin, serum, obat-obatan dan
vitamin hewan.
c. Melakukan dasar menjalankan usaha-usaha yang berhubungan dengan peternakan dan
pertanian pada umumnya.
d. Melakukan dan menjalankan usaha-usaha yang berhubungan dengan perkebunan pada
umumnya, terutama perkebunan kepala sawit, termasuk pengolahan dan pembibitan,
penanaman, pemetikan, dan/atau penebangan serta pemasaran hasil-hasil perkebunan tersebut.
3. Permodalan
Susunan pemegang saham dan permodalan SHS pada saat ini adalah sebagai berikut:
Nilai Nominal Rp 500 per saham Persentase
Keterangan Jumlah Jumlah Nilai (%)
Saham Nominal (Rp )
Modal Dasar 300.000.000 150.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
CP 206.647.500 103.323.750.000 99,99
Masyarakat 12.500 6.250.000 0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 206.660.000 103.330.000.000 100,00
Saham Dalam Portepel 93.340.000 46.670.000.000
Berdasarkan Akta Acara Rapat No. 47, tanggal 20 Juni 2008, yang dibuat di hadapan Yulia, SH, Notaris
di Jakarta, susunan Komisaris dan Direksi SHS adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
34
5. Uraian Singkat Perjanjian Pembelian Sisa Saham
Apabila saham Perseroan yang ditawarkan dalam PUT I tidak seluruhnya diambil atau dibeli oleh
pemegang HMETD, maka sisa saham Perseroan akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya
yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya sebagaimana tercantum dalam HMETD, secara
proporsional dengan kepemilikan saham Perseroan miliknya pada saat dikeluarkannya Daftar Pemegang
Saham perseroan yang berhak atas HMETD (recording date).
Beberapa Beberapa ketentuan sehubungan dengan kesanggupan pembelian sisa saham Perseroan
dalam rangka PUT I oleh SHS, berdasarkan Akta Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham
Penawaran Umum Terbatas I PT. Central Proteinaprima Tbk. No. 44 tanggal 16 September 2008 yang
dibuat dihadapan Yulia SH, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:
a. Penunjukan SHS sebagai pembeli siaga dalam rangka PUT I;
b. Saham Biasa Atas Nama yang ditawarkan sebanyak 8.053.258.530 lembar saham Perseroan
dengan nilai nominal Rp 100 (seratus Rupiah) setiap saham Perseroan atau seluruhnya bernilai Rp
1.610.651.706.000 akan dicatatkan di BEI dengan harga Rp 200 (dua ratus Rupiah) setiap saham
Perseroan;
c. Pemegang saham Perseroan yang berhak memperoleh HMETD adalah pemegang saham Perseroan
yang tercatat di Daftar Pemegang Saham Perseroan tanggal 3 Nopember 2008, jam 16.00 WIB;
d. SHS berkewajiban untuk membeli sejumlah maksimum 8.053.258.530 saham Perseroan dengan
harga Rp 200 (dua ratus Rupiah) tiap saham Perseroan atau seluruhnya Rp 1.610.651.706.000 jika
pemegang saham Perseroan tidak melaksanakan haknya pada akhir periode pendaftaran saham;
e. SHS membayar kepada Perseroan harga pemesanan saham Perseroan PUT I dan menegaskan
tidak akan menerima imbalan jasa dari hasil pemesanan saham PUT I;
f. Perseroan akan memperoleh pembayaran dengan cara konversi tagihan SHS kepada Perseroan
menjadi saham Perseroan PUT I berdasarkan Perjanjian Subordinasi tanggal 9 Juli 2007
sebagaimana diubah dengan Perjanjian Amandemen dan Pernyataan Kembali Pinjaman Subordinasi
tanggal 3 Desember 2007, yang dibuat antara Perseroan dan SHS; dan
g. Telah dipenuhinya persyaratan pendahuluan yaitu (i) para pemegang saham Perseroan telah
menyetujui PUT I, dan pengeluaran saham Perseroan dengan cara PUT I ini dalam RUPS yang akan
diadakan Perseroan (ii) Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam-LK dalam rangka
PUT I telah menjadi efektif (iii) Perseroan telah memperoleh semua persetujuan dan izin yang
diperlukan serta telah mengambil segala tindakan sebagaimana diperlukan guna secara sah
mengeluarkan dan menyerahkan serta mencatatkan saham Perseroan PUT I pada BEI.
Para pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
pada tanggal 3 Nopember 2008 pukul 16.00 WIB berhak untuk membeli saham Perseroan dengan
ketentuan bahwa setiap pemilik 100 (seratus) saham Perseroan mempunyai 36 (tiga puluh enam)
HMETD untuk membeli 36 (tiga puluh enam) saham Perseroan baru dengan Harga Pelaksanaan Rp
200 (dua ratus Rupiah) per saham. Apabila terdapat pecahan atas saham Perseroan hasil pelaksanaan
HMETD maka akan diadakan pembulatan ke bawah dan pecahan tersebut menjadi milik Perseroan
35
dan harus dijual oleh Perseroan serta hasil penjualannya dimasukkan ke rekening Perseroan.
Pemesan yang berhak melakukan pembelian saham Perseroan baru adalah pemegang HMETD yang
sah, yaitu pemegang saham Perseroan yang HMETD-nya tidak dijual atau pembeli/pemegang HMETD
terakhir yang namanya tercantum di dalam sertifikat bukti HMETD (“SBHMETD”) atau dalam kolom
endorsemen pada SBHMETD atau daftar pemegang HMETD yang dikeluarkan KSEI. Pemesan dapat
terdiri dari perorangan dan atau Lembaga dan atau badan hukum baik Indonesia/asing sebagaimana
diatur dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya.
Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham Perseroan yang berhak,
maka para pemegang saham Perseroan yang akan menggunakan haknya untuk memperoleh HMETD
disarankan untuk mendaftar sebelum batas akhir penyerahan Surat Kolektif Saham untuk diregistrasi,
yaitu tanggal 3 Nopember 2008.
2. Distribusi HMETD
Para pemegang saham Perseroan yang saham Perseroannya berada dalam Penitipan Kolektif, HMETD
akan didistribusikan ke dalam Rekening Efek di KSEI secara elektronik melalui rekening efek Anggota
Bursa dan/atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah
tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 4 Nopember 2008. Prospektus
final, FPPS Tambahan dan formulir lainnya akan didistribusikan oleh Biro Administrasi Efek kepada
KSEI dan dapat diperoleh oleh pemegang saham Perseroan dari masing-masing Anggota Bursa atau
Bank Kustodian mereka.
Pemegang saham Perseroan yang saham Perseroannya tidak dimasukkan ke dalam Penitipan Kolektif,
Perseroan akan menerbitkan SBHMETD atas nama pemegang saham Perseroan yang dapat diambil oleh
pemegang saham Perseroan yang berhak atau kuasanya setiap hari kerja dan jam kerja sejak tanggal
5 Nopember 2008 di kantor Biro Administarsi Efek, dengan membawa:
a. Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham Perseroan perorangan) dan
fotokopi Anggaran Dasar (bagi pemegang saham Perseroan badan hukum/lembaga). Pemegang
saham Perseroan juga wajib menunjukkan asli dari fotokopi tersebut; dan
b. Asli surat kuasa (jika dikuasakan) dilengkapi fotokopi identitas diri lainnya yang masih berlaku
baik untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas pemberi dan penerima kuasa
wajib diperlihatkan).
36
3. Prosedur Pelaksanaan HMETD Dalam Bentuk Elektronik
Pelaksanaan HMETD dapat dilakukan mulai tanggal 5 Nopember 2008 sampai dengan 12 Nopember
2008 .
A. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif
1. Pemegang HMETD memberikan instruksi pelaksanaan HMETD kepada Anggota Bursa / Bank
Kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan HMETD dengan memasukkannya ke dalam rekening
yang khusus ditunjuk oleh KSEI;
2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya instruksi pelaksanaan HMETD oleh
Anggota Bursa/Bank Kustodian kepada KSEI, maka:
a. KSEI akan mendebet HMETD dari masing-masing sub-rekening pemegang HMETD yang
memberikan instruksi pelaksanaan HMETD ke dalam rekening KSEI dengan
menggunakan fasilitas C-BEST; dan
b. Segera setelah uang Harga Pelaksanaan HMETD diterima di dalam rekening bank yang
ditunjuk oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan
HMETD dari rekening bank yang ditunjuk KSEI tersebut ke rekening bank khusus pada hari
yang sama
3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima instruksi pelaksanaan HMETD, KSEI akan
menyampaikan kepada Biro Administrasi Efek dokumen sebagai berikut:
a. Daftar rincian instruksi pelaksanaan HMETD yang diterima KSEI, berikut rincian data pemegang
HMETD (nomor identitas, nama, alamat, status kewarganegaraan dan domisili)
pemegang HMETD yang melakukan pelaksanaan HMETD;
b. Surat atau bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD yang dilakukan oleh KSEI,
dari rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam rekening bank khusus; dan
c. Instruksi untuk mendapatkan sejumlah saham Perseroan baru hasil pelaksanaan HMETD ke
dalam rekening khusus yang telah disediakan oleh KSEI
4. Segera setelah Biro Administrasi Efek menerima dari KSEI dokumen-dokumen sebagaimana
dimaksud dalam butir A.3 di atas, Biro Administrasi Efek akan melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen pendukung dari instruksi pelaksanaan HMETD, bukti pemindahbukuan
uang Harga Pelaksanaan HMETD kedalam rekening bank khusus berdasarkan data pada
rekening bank khusus serta instruksi untuk mendepositokan sejumlah saham baru hasil
pelaksanaan HMETD.
5. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima
dari KSEI dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) di
rekening bank khusus, Biro Administrasi Efek akan menerbitkan / mendepositokan sejumlah
saham Perseroan baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening khusus yangh telah
disiapkan KSEI dan KSEI akan langsung mendistribusikan saham Perseroan baru hasil
pelaksanaan HMETD dengan menggumakan fasilitas C-BEST. Selanjutnya, setelah melakukan
pendistribusian saham Perseroan baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut maka KSEI akan
memberikan laporan hasil distribusi saham Perseroan baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut
kepada Perseroan dan Biro Administrasi Efek.
B. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif (Warkat)
1. Pendaftaran Pelaksanaan HMETD dilakukan di kantor pusat Biro Administrasi Efek
2. Pemegang HMETD yang berada diluar Penitipan Kolektif yang akan melakukan Pelaksanaan
HMETD harus membayar Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus serta
menyerahkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli SBHMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap;
b. Asli Bukti Pembayaran Harga Pelaksanaan HMETD;
37
c. Fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemegang HMETD (perorangan) yang akan
melakukan Pelaksanaan HMETD (Kartu Tanda Penduduk/Paspor/Kartu Ijin Tinggal Terbatas);
atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan terakhir anggota Direksi/pengurus
dari pemegang HMETD (lembaga / badan hukum) yang akan melakukan pelaksanaan
HMETD;
d. Asli Surat Kuasa, jika Pelaksanaan HMETD dilakukan oleh pemegang HMETD melalui
kuasanya dan dilampirkan fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemberi dan
penerima kuasa (Kartu Tanda Penduduk/Paspor/Kartu Ijin Tinggal Terbatas);
e. Apabila pemegang HMETD menghendaki saham Perseroan baru hasil pelaksanaan HMETD
dimasukkan dalam Penitipan Kolektif, maka permohonan pelaksanaan HMETD kepada
Biro Administrasi Efek harus diajukan melalui Anggota Bursa / Bank Kustodian yang
ditunjuk dengan menyerahkan dokumen tambahan berupa:
• AsIi surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa / Bank Kustodian untuk
menggajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan Efek atas
saham baru hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif atas nama pemberi kuasa; dan
• AsIi formuIir penyetoran Efek yang diterbitkan KSEI yang telah diisi dan ditandatangani dengan
lengkap.
3. Biro Administrasi Efek akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung untuk
Pelaksanaan HMETD sebagaimana dimaksud dalam butir B.2 di atas.
4. Selambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan Pelaksanaan HMETD diterima oleh Biro
Administrasi Efek dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) ke
dalam rekening bank khusus, Biro Administrasi Efek akan menerbitkan sejumlah saham baru hasil
pelaksanaan HMETD dalam bentuk fisik Surat Kolektif Saham, jika pemegang SBHMETD tidak
menginginkan saham Perseroan baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan ke dalam Penitipan
Kolektif.
Pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif dan pemegang HMETD dalam bentuk SBHMETD yang
menginginkan saham Perseroan hasil pelaksanaannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan
permohonan kepada Biro Administrasi Efek melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian. Sedangkan
pemegang HMETD dalam bentuk SBHMETD yang tetap menginginkan saham Perseroan hasil
pelaksanaannya dalam bentuk warkat / fisik Surat Kolektif Saham dapat mengajukan sendiri
permohonannya kepaada Biro Administrasi Efek.
Pemegang HMETD dalam bentuk SBHMETD yang menginginkan saham Perseroan hasil
penjatahannya dalam bentukelektronik harus mengajukan permohonan kepada Biro Administrasi Efek
melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
1. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar
2. Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk
mengajukan permohonan pemesanan pembelian saham Perseroan tambahan dan melakukan
pengelolaan efek atas saham Perseroan hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif dan kuasa
lainnya yang mungkin diberikan sehubungan dengan pemesanan pembelian saham Perseroan
tambahan atas nama pemberi kuasa
38
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Paspor/ Kartu Ijin Tinggal Terbatas yang masih berlaku (untuk
perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susunan Direksi/Pengurus (bagi
lembaga/badan hukum)
4. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran
5. Asli Formulir Penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan
pendistribusian saham Perseroan hasil pelaksanaan Biro Administrasi Efek
Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan yang
telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
1. Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yangtelah berhasil (settled) dilakukan melalui C-BEST yang sesuai
atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif
yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-BEST)
2. Asli Formulir Penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk keperluan
pendfistribusian saham Perseroan hasil pelaksanaan oleh Biro Administrasi Efek Perseroan
3. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan
dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
Bagi pemegang HMETD dalam bentuk SBHMETD yang menginginkan saham Perseroan hasil
penjatahannya dalam bentuk warkat/fisik Surat Kolektif Saham harus mengajukan permohonan kepada
Biro Administrasi Efek Perseroan dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
1. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Paspor/ Kartu Ijin Tinggal Terbatas yang masih berlaku (untuk
perorangan), atau fotokopi Anggaran Dasar dan lampiran susuna Direksi/Pengurus (bagi
lembaga/badan hukum);
3. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermaterai Rp 6.000 (enam ribu Rupiah) dilampiri
dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Paspor/ Kartu Ijin Tinggal Terbatas dari Pemberi dan
Penerima Kuasa; dan
4. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan
dari bank tempat menyetorkan pembayaran.
Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada
rekening bank BCA KCP Ancol selambat-lambatnya pada tanggal 14 Nopember 2008, dalam keadaan
baik (in good funds). Pemesan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pememesanan
dapat mengakibatkan penolakan pemesanan.
Penjatahan atas pemesanan saham Perseroan tambahan akan dilakukan pada tanggal 17 Nopember 2008
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bila jumlah seluruh saham Perseroan yang dipesan, termasuk pemesanan saham Perseroan tambahan
tidak melebihi jumlah seluruh saham Perseroan yang ditawarkan dalam PUT I ini, maka seluruh
pesanan atas saham Perseroan tambahan akan dipenuhi; dan
b. Bila jumlah seluruh saham Perseroan yang dipesan, termasuk pemesanan saham Perseroan
tambahan melebihi jumlah seluruh saham Perseroan yang ditawarkan dalam PUT I ini, maka kepada
pemesan yang melakukan pemesanan saham Perseroan tambahan akan diberlakukan system
penjatahan secara proporsional, berdasarkan jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-
masing pemegang saham Perseroan yang meminta pemesanan saham Perseroan tambahan.
39
Manajer penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada
Bapepam-LK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan
Bapepam No.VIII.G.12 dan Peraturan Bapepam No.IX.A.7, paling lambat 30 hari setelah tanggal
penjatahan.
6. Persyaratan Pembayaran
Pembayaran pemesanan pembelian saham Perseroan dalam rangka PUT I yang permohonan
pemesanannya diajukan langsung kepada Biro Administrasi Efek Perseroan harus dibayar penuh (in good
funds) dalam mata uang Rupiah pada saat pengajuan pemesanan secara tunai, cek, bilyet, giro atau
pemindahbukuan atau transfer dengan mencantumkan nomor SBHMETD atau nomor FPPS
tambahan dan pembayaran dilakukan ke rekening Perseroan pada:
Bank : Bank Central Asia
Alamat: BCA Kantor Cabang Pembantu Ancol
No. Rekening: 211-3020636
Atas Nama : PT. Central Proteinaprima Tbk.
Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan
cek dan wesel bank tersebut ditolak oleh bank yang bersangkutan, maka pemesanan pembelian saham
Perseroan dianggap batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet
/ giro, maka tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro
yang dananya telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas.
Untuk pembelian saham Perseroan tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana
pembayaran tersebut harus diterima dengan baik (in good funds) dalam rekening Perseroan paling
lambat tanggal 14 Nopember 2008.
Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham Perseroan PUT I ini menjadi beban
pemesan. Pemesanan saham Perseroan yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.
Perseroan, melalui Biro Administrasi Efek, menerima pengajuan pemesanan pembelian saham
Perseroan akan menyerahkan kepada pemesan Bukti Tanda Terima Pemesanan Saham yang telah dicap
dan ditandatangani yang merupakan bukti pada saat mengambil saham Perseroan dan pengembalian
uang untuk pesanan yang tidak dipenuhi.
Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif akan mendapat konfirmasi atas permohonan
pelaksanaaan HMETD (exercise) melalui C-BEST melalui Pemegang Rekening KSEI.
Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan saham Perseroan, baik sebagian atau secara
keseluruhan dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan mengenai pembatalan
pemesanan saham Perseroan akan diumumkan bersamaan dengan penjatahan atas pesanan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan saham Perseroan antara lain:
a. Pengisian SBHMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat-syarat pemesanan
saham Perseroan yang tercantum dalam SBHMETD dan Prospektus;
b. Tidak terpenuhinya persyaratan pembayaran; dan
40
c. Tidak terpenuhinya persyaratan kelengkapan dokumen permohonan.
Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruhnya dari pemesanan saham Perseroan yang lebih
besar daripada haknya atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham Perseroan,
pengembalian uang dilakukan oleh Perseroan selambat-lambatnya tanggal 19 Nopember 2008.
Pengembalian uang yang dilakukan Perseroan sampai dengan tanggal 19 Nopember 2008 tidak akan
disertai bunga. Apabila terjadi keterlambatan pengembalian, uang yang dikembalikan akan disertai bunga
yang diperhitungkan sejak tanggal 20 Nopember 2008 dengan memperhatikan tingkat jasa giro yang
berlaku pada tanggal pengembalian uang pemesanan, kecuali keterlambatan tersebut disebabkan oleh
pemesan yang tidak mengambil uang pengembalian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pengembalian uang dilakukan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan cek atau
pemindahbukuan ke rekening pemesan.
dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk asli atau Tanda Bukti Diri asli lainnya (bagi perorangan)
yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar dan surat kuasa (bagi badan hukum/lembaga) serta
menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham asli dan menyerahkan fotokopi
Kartu Tanda Penduduk atau Tanda Bukti Diri. Pemesan tidak dikenakan biaya bank ataupun biaya
transfer untuk jumlah yang dikembalikan tersebut.
10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek
Saham Perseroan hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai dengan
haknya melalui KSEI akan dikreditkan pada Rekening Efek dalam 2 (dua) hari kerja setelah permohonan
pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening
Perseroan.
Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemegang HMETD dalam bentuk SBHMETD yang melaksanakan
HMETD sesuai haknya akan mendapatkan Surat Kolektif Saham atau saham Perseroan dalam bentuk
warkat selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah permohonan diterima oleh Biro Administrasi Efek
dan dana pembayaran telah diterima dengan baik oleh Perseroan.
Adapun saham Perseroan hasil penjatahan atas pemesanan saham Perseroan tambahan akan tersedia
untuk diambil Surat Kolektif Saham-nya atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam
Penitipan Kolektif selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal penjatahan. Surat Kolektif
Saham baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap hari kerja (Senin-Jumat, pukul
09.00- 15.00 WIB) yang dimulai tanggal 5 Nopember 2008. Sedangkan Surat Kolektif Saham hasil
penjatahan saham Perseroan dapat diambil mulai tanggal 6 Nopember 2008. Pengambilan dilakukan
melalui kantor Badan Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan dengan menunjukkan/menyerahkan
dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Asli Kartu Tanda Penduduk/Paspor/Kartu Ijin Tinggal Terbatas yang masih berlaku (untuk
perorangan); atau
b. Fotokopi Anggaran Dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan Direksi/Dewan Komisaris atau
Pengurus yang masih berlaku;
41
c. Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atauperorangan yang dikuasakan) bermaterai Rp 6.000
(enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk/Paspor/Kartu Ijin Tinggal
Terbatas dari Pemberi dan Penerima Kuasa; dan
d. Asli Bukti Tanda Terima Pemesanan Saham.
Jika saham Perseroan baru yang ditawarkan dalam PUT I ini tidak seluruhnya diambil oleh
pemegang HMETD porsi publik, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham Perseroan
publik lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, seperti yang tercantum dalam SBHMETD
atau FPPS Tambahan secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah
alokasi tersebut masih terdapat saham Perseroan yang tersisa, SHS selaku pembeli siaga porsi publik telah
sepakat akan mengambil bagian sisa saham Perseroan yang ditawarkan tersebut, yaitu sebanyak-
banyaknya 4.417.945.606 (empat miliar empat ratus tujuh belas juta sembilan ratus empat puluh lima
ribu enam ratus enam) saham Perseroan, dengan membeli saham Perseroan yang masih tersisa
tersebut pada Harga Pelaksanaan Rp 200 (dua ratus).
1. Pendaftaran SBHMETD
Pendaftaran dilakukan sendiri atau dikuasakan dengan dilengkapi dokumen-dokumen tersebut di bawah
ini melalui:
PT. Ficomindo Buana Registrar
MAYAPADA TOWER Lantai 10 Suite 02B
Jl. Jend. Sudirman Kav 28
Jakarta 12920
Telp.: (62-21) 5212316, 5212317 Fax.: (62-21) 5212320
dengan membawa:
42
Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam HMETD ini adalah:
Para pemegang saham Perseroan yang namanya dengan sah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan pada tanggal tanggal 3 Nopember 2008 sampai dengan pukul 16.00 WIB mempunyai hak
untuk memperoleh HMETD untuk membeli saham Perseroan baru dalam rangka PUT I ini dengan
ketentuan bahwa setiap pemegang saham Perseroan yang berhak yang memiliki 100 (seratus )
saham Perseroan lama mempunyai 36 (tiga puluh enam) HMETD untuk membeli 36 (tiga puluh
enam) saham Perseroan baru dengan Harga Pelaksanaan Rp 200 (dua ratus) setiap saham
Perseroan.
2. Pemegang HMETD
a. Para pemegang saham Perseroan yang namanya dengan sah tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham Perseroan pada tanggal 3 Nopember 2008, sampai dengan pukul 16.00 WIB, berhak
menerima HMETD yangmana SBHMETD pemegang saham Perseroan tersebut tidak dijual
sampai dengan akhir periode perdagangan HMETD;
b. Pembeli/pemegang HMETD terakhir yang namanya tercantum di dalam kolom endorsemen
SBHMETD sampai dengan akhir periode perdagangan HMETD; atau
c. Para pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif sampai dengan tanggal terakhir periode perdagangan
HMETD.
3. Perdagangan HMETD
Pemegang HMETD dapat memperdagangkan SBHMETD yang dimilikinya selama periode perdagangan
SBHMETD yaitu mulai tanggal 5 Nopember 2008 sampai dengan 12 Nopember 2008.
HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif diperdagangkan di BEI sedangkan HMETD yang berbentuk
SBHMETD hanya bisa diperdagangkan di luar Bursa Efek. Penyelesaian perdagangan HMETD yang
dilakukan melalui Bursa Efek akan dilakukan dengan cara pemindahbukuan atas Rekening Efek atas
nama Anggota Bursa atau Bank Kustodian di KSEI.
Segala biaya dan pajak yang mungkin timbul akibat perdagangan dan pemindahtanganan HMETD
menjadi tanggung jawab dan beban pemegang HMETD atau talon pemegang HMETD.
Berdasarkan Surat Edaran PT. Bursa Efek Jakarta No.SE-006/BEJ/1998, satu satuan perdagangan HMETD
ditetapkan sebanyak 500 (lima ratus) HMETD. Perdagangan yang tidak memenuhi satuan perdagangan
HMETD dilakukan di Pasar Negosiasi dengan berpedoman pada harga HMETD yang terbentuk.
Perdagangan HMETD dilakukan pada setiap Hari Bursa dari pukul 09.30 sampai dengan pukul 12.00
waktu Jakarta Automated System (JATS) kecuali hari Jumat dari pukul 09.30 sampai dengan pukul
11.30 waktu JATS. Penyelesaian transaksi Bursa Efek atas HMETD dilakukan pada Hari Bursa yang
sama dengan dilakukannya transaksi Bursa Efek (T+0) selambat-lambatnya pukul 16.00 WIB.
Pemegang HMETD yang bermaksud mengalihkan HMETD miliknya tersebut dapat melaksanakannya
melalui Anggota Bursa dan/atau Bank Kustodian.
43
4. Bentuk HMETD
Ada dua bentuk HMETD yang akan diterbitkan oleh Perseroan, yaitu :
a. Bagi pemegang saham Perseroan yang berhak dan telah melakukan penitipan saham Perseroan
secara elektronik melalui KSEI, Perseroan tidak akan menerbitkan SBHMETD, melainkan akan
melakukan pengkreditan HMETD ke Rekening Efek atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang
ditunjuk masing-masing pemegang saham Perseroan; dan
b. Bagi pemegang saham Perseroan yang berhak yang belum melakukan penitipan saham Perseroan
secara elektronik melalui KSEI, maka HMETD akan diterbitkan dalam bentuk SBHMETD yang
mencantumkan nama dan alamat pemegang saham, jumlah saham Perseroan yang dimiliki, jumlah
HMETD yang dapat digunakan untuk membeli saham Perseroan, jumlah saham Perseroan yang dibeli,
jumlah harga yang harus dibayar, jumlah pemecahan tambahan saham Perseroan, kolom endorsemen
dan keterangan lain yang diperlukan.
5. Pendistribusian HMETD
Bagi pemegang SBHMETD yang ingin menjual atau mengalihkan sebagian dari jumlah yang tercantum dalam
SBHMETD yang dimilikinya, maka pemegang HMETD yang bersangkutan dapat membuat surat
permohonan pemecahan SBHMETD dan menyerahkan kepada Biro Administrasi Efek Perseroan
untuk mendapatkan pecahan SBHMETD dengan denominasi HMETD yang diinginkan. Pemegang
HMETD dapat melakukan pecahan SBHMETD mulai tanggal 5 Nopember 2008 sampai dengan 12
Nopember 2008.
Setiap pemecahan akan dikenakan biaya yang menjadi beban pemohon, yaitu sebesar Rp 27.500 (dua puluh
tujuh lima ratus rupiah) per SBHMETD baru hasil pemecahan. Biaya tersebut sudah termasuk Pajak
Pertambahan Nilai.
6. Nilai HMETD
Nilai HMETD yang ditawarkan oleh pemegang HMETD yang sah akan berbeda-beda dari pemegang HMETD
satu dengan lainnya, berdasarkan permintaan dan penawaran pasar yang ada.
Sebagai contoh, perhitungan nilai HMETD di bawah ini merupakan salah satu cara untuk menghitung nilai
Bukti HMETD, tetapi tidak menjamin bahwa hasil perhitungan nilai HMETD yang diperoleh adalah nilai
HMETD yang sesungguhnya. Penjelasan di bawah ini diharapkan akan memberikan gambaran umum untuk
menghitung nilai HMETD:
(Rp a x A) + (RpbxB)
Harga Teoritis saham Perseroan baru ex-HMETD = ____________________
(A+B)
= RP X
44
7. Penggunaan SBHMETD
SBHMETD adalah bukti hak yang diberikan Perseroan kepada pemegang HMETD untuk membeli saham
Perseroan Baru. SBHMETD hanya diterbitkan bagi pemegang saham yang berhak yang belum
melakukan konversi saham Perseroan digunakan untuk memesan saham Perseroan Baru.
SBHMETD tidak berlaku dalam bentuk fotokopi. SBHMETD tidak dapat ditukarkan dengan uang atau
apapun pada Perseroan. Bukti kepemilikan HMETD untuk pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif
akan diberikan oleh KSEI melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian.
8. Pecahan HMETD
Sesuai dengan peraturan Bapepam No.IX.D.1, dalam hal pemegang saham Perseroan mempunyai
HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil
penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.
9. Lain-lain
Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pemindahan HMETD menjadi beban pemegang HMETD atau calon
pemegang HMETD.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan masih ada waran Seri I – IV (”waran”) yang masih belum
dilaksanakan. Dengan adanya PUT I ini maka harga pelaksanaan waran dan jumlah waran akan
mengalami penyesuaian. Apabila harga pelaksanaan baru dan jumlah waran baru karena penyesuaian
tersebut menjadi pecahan, maka dilakukan pembulatan kebawah. Harga pelaksanaan dan Jumlah waran
akan mengalami penyesuaian dengan rumus sebagai berikut :
(E–F)
Harga Pelaksanaan baru = x Z
E
E
Jumlah waran baru = x Y
(E–F)
E = Harga pasar saham Perseroan sebelum pengeluaran pengumuman PUT I
F = Harga Teoritis right untuk 1 (satu) saham Perseroan yang dihitung dengan
formula:
(E–G)
(H+1)
G = harga Pelaksanaan HMETD
H = Jumlah saham Perseroan yang diperlukan untuk memesan tambahan 1 (satu)
saham Perseroan dengan HMETD
Z = Harga Pelaksanaan waran yang lama
Y = Jumlah awal waran yang beredar
Penyesuaian ini berlaku efektif 1 (satu) hari kerja setelah tanggal penjatahan pemesan saham
Perseroan dalam rangka PUT I.
Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pemindahan HMETD menjadi beban pemegang HMETD atau calon
pemegang HMETD.
45
PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN SERTIFIKAT
BUKTI HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH
DAHULU
Prospektus, SBHMETD, FPPS Tambahan dan Pemohonan Pemecahan SBHMETD dapat diambil
langsung oleh pemegang saham Perseroan yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
tanggal 3 Nopember 2008 pukul 16.00 WIB di:
Bagi pemegang saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
pada tanggal 3 Nopember 2008, pukul 16.00 WIB tetapi, belum mengambil Prospektus dan SBHMTED
dan tidak menghubungai Biro Administrasi Efek sampai dengan tanggal 12 Nopember 2008, maka
seluruh risiko kerugian bukan menjadi tanggung jawab Biro Administrasi Efek ataupun Perseroan,
melainkan tanggung jawab pemegang saham Perseroan yang bersangkutan.
46