Anda di halaman 1dari 23

PTF322

PETROLOGI MINERALOGI

02. Magmatisme

Hari Wiki Utama


Program Studi S-1 Teknik Geofisika

Jurusan Teknik Kebumian


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi
Jl. Jambi – Ma. Bulian No. KM. 15 Mendalo Darat, Jaluko, Muaro Jambi 36361, Jambi - Indonesia
I. Tatanan Tektonik

II. Evolusi dan Differensiasi

III. Lingkungan Magmatisme


I. Tatanan Tektonik

Magmatisme
IA
MOR
HS
MA

Schminke (2004)
TF
Mantle Plume

Mantle plume ------ Peleburan Inti luar hingga mantel bagian atas (Rey, dkk., 2011 dan Wilson, 1989)

Mantle plume

Modifikasi dari Winter (2001)

Penyederhanaan proses terbentuknya magma ---- mantle plume yang berasosiasi kerak samudra.
Sumber dari Ray dkk. (2011)
Mantle Plume

Magmatisme
Proses pembentukan magma yang
disebabkan oleh peleburan batuan pada
litosfer dan mantle plume, Ray dkk. (1983)
dan Wilson (1989)

Vulkanisme yang disebabkan oleh


peleburan litosfer dan mantle plume.
Contoh kasus di Deccan dan Sonata. a)
Pada tepian zona pemekaran, b) akibat
dari mantle plume dan litosfer yang
berhubungan dengan peleburan eklogit,
Ray dkk. (1983)
Magma

Magma adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah di kerak bumi bagian bawah atau mantel bumi
bagian atas, bersifat aktif/mudah bergerak, bersuhu antara 900 ° - 1200 °C atau lebih (F.F. Grouts, 1947; Tumer
dan verhogen 1960, H. Williams, 1962 , dan Gill, 2010)

Magma dapat berubah karena dipengaruhi oleh proses evolusi magma, Wilson (1989)
• Hibridasi
• Sinteksis
• Anateksis

Magma primer adalah bersifat basa dan selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi magma yang
bersifat lain/heterogen (Dally 1933; Winkler 1957; Huang 1962; Gill 2010) .
Magma primer yaitu bersifat basaltis dan granitis dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma
ini yang kemudian mempunyai komposisi lain (Bunsen 1951; Huang, 1962 ) .
Magma

Senyawa non-volatil yang merupakan senyawa oksida Diffusion


dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari volume magma, Vesiculation
sehingga merupakan element utama, di antaranya SiO2,
Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.

Senyawa volatil yang banyak pengaruhnya terhadap


magma, terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, SO4 , CO2, HCl, H2S, Crystal rising
SO2 dsb.

Unsur minor dan merupakan element yang kehadirannya


sedikit seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb. Crystal flotation
Assimilation of
Crystal settling wall rock
Region of highest velocity
Re-hw
Peleburan Batuan

Peleburan batuan
Umumnya terjadi pada interaksi lempeng
konvergen ataupun zona subduksi, (Wyllie
(1983) dan Wilson (1989)

Zona subduksi peleburan batuan dengan


sistem Qz-Ab-Or-H20 dan Qz-Jd-Or-H20
dengan garis merupakan batas peleburan
dengan kontrol suhu dan tekanan, Wyllie
(1983).

Ket: Ab (Albit Plagioklas) dan Or (Ortoklas


K.Feldspar)
Subduksi dan Peleburan Batuan

Diagram mantel hingga kerak samudra dan benua dan asosiasinya terhadap zona subduksi, Mussett (1981) dalam Wilson (2007)
II. Evolusi dan Differensiasi
Evolusi Magma

Evolusi Magma
Pada interaksi lempeng kovergen
Zona subduksi----litosfer
• Sinteksis
• Hibridasi
• Anateksis

Zona subduksi benua -- samudra litosfer,


Wyllie (1983) dan diadaptasi dari Winter
(2010)
Differensiasi Magma
Differensiasi magma
Semua proses yang mengubah magma dari
keadaan awal yang homogen (basa) dalam
skala besar menjadi masa batuan beku
dengan komposisi yang heterogen
(intermediet – asam) dan proses ini terjadi di
litosfer, Huang (1962), Winkler (1957), Wyllie
(1983).

Proses-prosesnya antara lain :


• Fragsinasi
• Pengendapan kristal
• Pembekuan larutan (Immisibility)
• Pengembangan kristal (Flotation)

Wyllie (1983)
Magmatisme dan Vulkanisme
III. Lingkungan Magmatisme

1. Punggungan Tengah Samudra

Hipotetikal MOR (Punggungan Tengah


Samudera) yang merupakan perkembangan
dari struktur kerak samudera sebagai respon
proses magmatisme, Brown dan Mussett
(1981) dalam Wilson (2007).

Punggungan Tengah Samudera Pasifik


(PTSP), PTS Atlantik

Wilson (2007)
Seri Ofiolit dan Magmatisme

Petrologi, seismik, dan ketebalan data dari tipe sikuen ofiolit pada kerak
samudera, Brown dan Mussett (1981) dalam Wilson (2007)
2. Zona Transform

Pola anomali magnetik dengan pergerakan lateral mengiri, polaritas normal batuan (hitam) dan polaritas naik (putih). Modifikasi
dari Press dan Siever (1982) dalam Wilson (2007)

Seperti keberadaan sesar San Andreas


3. Hot Spot

Injeksi dari gumpalan larutan


silikat pada bagian bawah mantel
(reservoir)

a) pergerakan lambat dan

b) pergerakan yang cepat


sehingga membentuk
punggungan dan hotspot (ex.
Hawai Vc), Allegre (1987) dalam
Wilson (2007)
4. Busur Kepulauan
IA ---- Busur Kepulauan

Formasi dari litosfer samudera---subduksi. Terbentuknya litosfer samudra yang baru berhubungan dengan pembentukan
Punggungan Tengah Samudera dan pada kedalaman palung yang dibentuk oleh lempeng litosfer yang mengalami penurunan
ke dalam mantel. Aurs konveksi selanjutnya yang terjadi di astenosfer disebabkan oleh pemekaran pada pusat yang relatif
kecil, tepian cekungan hingga perkembangan belakang busur, Wilson (2007).

Seperti di Kepulauan Jepang, Selandia Baru, Indonesia


5. Busur Vulkanik

MA
Busur Magmatik ataupun Tepian
Benua Aktif

Tepian benua aktif yang berhungan


dengan pembentukan busur magmatik.
Pada zona ini umum terjadinya
differensiasi magma sehingga
terbentukanya batuan beku dengan
karakteristik yang heterogen, Wilson
(2007).

Seperti di Indonesia (Gunung Kerinci,


Gunung Marapi)
Distribusi Gunung Api di Asia Tenggara

Frisch dkk. (2011)


Distribusi Gunung Api di Asia Tenggara

Frisch dkk. (2011)


Tatanan Tektonik

Evolusi dan Differensiasi

Lingkungan Magmatisme

Anda mungkin juga menyukai