Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“SEJARAH & PEMIKIRAN AKUNTANSI SYARIAH DAN KERANGKA DASAR


PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6:
VERAWATI (90400119019)
NUR AZMI HASANUDDIN (90400119024)
EKA FEBRYANTI (90400119028)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTASEKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya, dengan judul Sumber sejarah & pemikiran akuntansi syariah
dan kerangka dasar penyusunan dan penyajian. Makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan menambah wawasan pengetahuan kepada kita semua tentangSumber Hukum
Islam & Sistem Keuangan Syariah
Layaknya segala sesuatu yang ada di bumi ini, tidaklah ada yang sempurna. Begitu juga
kiranya dengan makalah ini, masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, segala saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini dan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. Senantiasa meridhoi segala
usaha kita.

Gowa, 25Maret 2022

KELOMPOK 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
A. LatarBelakang..................................................................................................... 4
B. RumusanMasalah................................................................................................ 4
C. TujuanPenulisan.................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 5
A. Sejarah Akuntansi............................................................................................... 5
B. Perkembangan Awal akuntansi........................................................................... 6
C. Hubungan akuntansi modern dan akuntansi islam.............................................. 7
D. Laporan keuangan syariah.................................................................................. 8
E. Konsep dasar akuntansi menurut AAQIFI dan pemikir islam............................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah dan pemikiran akuntansi syariah tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan perekonomian Islam, termasuk nilai-nilai yang sesuai dengan islam.
Sedangkan di sisi lain, akuntansi syariah sebagai cabang dari ilmu akuntansi yang
merupakan ilmu pengetahuan tentuharus melampaui proses dan tahapan tertentu.
Akuntansi syariah pada dasarnya merupakan bentuk penerapan nilai-nilai islam
sebagai suatu agama yany tidak hanya mengatur masalah keimanan tetapi juga mengatur
masalah kehidupan sehari-hari. Banyak pihak baik dari kalangan umat islam maupun luar
islam yang mempertanyakan defini akuntansi syariah apakah harus ditinjau dari sisi
geografis wilayah yang menerapkannya. Jumlah pemeluk islam di dalam suatu negara
seberapa besar yang akan menggunakannya atau hubungannya dengan agama lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan sejarah Akuntasi?
2. Menjelaskan perkembangan awal Akuntansi?
3. Menjelaskan hubungan akuntansi modern dan akuntansi islam ?
4. Menjelaskan laporan keuangan syariah?
5. Menjelaskan konsep dasar akuntansi menurut AAQIFI dan pemikir islam?

C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah Akuntasi
2. Mengetahui perkembangan awal Akuntansi
3. Mengetahui hubungan akuntansi modern dan akuntansi islam
4. Mengetahui laporan keuangan syariah
5. Mengetahui konsep dasar akuntansi menurut AAQIFI dan pemikir islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN AWAL AKUNTANSI


Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan degan masalah hokum alam dan perhitungan yang
bersifat memiliki kebenaran yang absolut. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang
perkembangannya bersifat akumulatif,, maka setiap penemuan metode baru dalam
akuntansi akan menambah dan memperkya ilmu akuntansi tersebut. Bahkan, pemikir
akuntansi pada awal perkembangannya merupakan seorang ahli matematika seperti Luca
Paciolli dan Musa Al-khawarizmy.
Islam memandang akuntansi tidak sekadar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai-nilai
Islam. Akuntansi yang kita kenal sekarag diklaim berkembang dari peradaban barat,
padahal apabila dilihat mendalam dari proses lahir dan perkembangannya, terlihat
pengaruh keadaan masyarakat atau perdaban sebelumnya baik Yunani maupun Arab
Islam. Perkembangan Akuntansi Syariah, yaitu:
1. Zaman Awal Perkembangan Islam
Pendeklarasian negara islam di Madinah (tahun 622 M atau bertepatan dengan
tahun 1 H) di dasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara tanpa
memandang ras, warna kulit dan golongan, sehingga seluruh kegiatan kenegaraan di
lakkan secara bersama dan gotong royong di kalangan para muslim. Hal ini di
mungkinkan karena yang baru saja berdiri tersebut hampir tidak memiliki pemasukan
atau pengeluaran. Muhammad Rasullulah SAW bertindak sebagai seorang kepala
negara yang juga merangkap sebagai Ketua Mahkama Agung, Mufyi Besar, dan
Panglima Perang Tertinggi juga penanggung jawab administrasi negara.
Telah menjadi tradisi, bahwa bangsa Arab melakukan 2 kali perjalanan khalifah
perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan perdagangan ke Yaman dna musim
panas dengan tujuan ke As-Syam (sekarang Syria, Lebanon, Jordania, Palestina dan
Israel).
Dalam perkembangan selanjudnya, ketika ada kewajiban zakat dan ‘ushr (pajak
pertanian dari muslim), dan perluasan wilayah sehingga dikenal adanya jizyah (pajak
perlindungan dari nonmuslim) dan kharaj ( pajak hasil pertanian dari non muslim),
maka Rasullulah mensirikan baitul Maal pada awal abad ke-7.
2. Zaman Empat Khalifah
Pada pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal masih sangat sederhana
di mana peneriamaan dilakukan secara seimbang sehingga hampir tidak pernah ada
sisa.
Perubahan sistem administrasi yang sangat signifikan di era kepemimpinan
Khalifah Umar bin Khattab dengan memperkenalkan istilah Diwan oleh Sa’ad bin
Abi Waqqas (636 M).
Khalifah Umar bin Khatab menunjuk beberapa orang pengelola dan pencatat dari
persia yang mengawasi pmbukuan Baitul Maal. Pendiriandiwan berasal dari usulan
Homozan-seorang tahanan Persia dan menriama islam-dengan menjelaskan sistem
administrasi yang dilakukan oleh Raja Sasania.
Hal ini kembali menunjukan bahwa akuntansi dari satu lokasi ke lokasi lain
sebagai akibat deri hubungan antara masyarakat. Selain itu juga Baitul Maal juga
sudah tidak terpusat lagi di Madinah tetapi juga di daerah-daerah taklukan islam.
Fungsi akuntansi telah di lakukan oleh berbagai pihak dalam islam seperti:Al-
Amel,Mubashor, Al-Kateb, namun yang paling terkenal adalah Al-Kateb yang
menunjukan orang yang bertanggung jawab untuk meniliskan dan mencatat informasi
baik keuangan maupun non keuangan. Sedangkan khusus akuntan di kenal juga
dengan namaMuhasabah/muhtasib yang menunjukan orang yang bertanggung jawab
melakukan perhitungan.

B. SEJARAH AKUNTANSI
Akuntansi merupakan slah satu profesi tertua di dunia. Dari sejak jaman
prasejarah, keluarga memiliki perhitungan tersendiri untuk mencatat makanan dan
pakaian yang harus mereka persiapakan dan mereka gunakan pada saat musim dingin.
Walaupun akuntansi sudah ad sejak zaman prasejarah, saat ini kita hanya
mengenal Luca Paciolli sebagai bapak akutansi moderen. Paciolli, seorang olmuan dan
pengajar di bebrapa universitas yang lahir di tuscany- Italia paa tahun 1445, merupakan
orang yang di anggap menemukan persamaan akutansi untuk pertama kali padatahun
1494 dengan bukunya : Summa de arithmetica geometria et proportionalita (A Review of
arithmetica, geometry and proportions), dalam buku tersebut, beliau menerangkan
mengenai double entry book keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern,
bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi yang kita kenal saat ini seperti
penggunaan jurnal, buku besar (ledger) dan memoradung.
Sebenarnya, Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book
keeping system, mengingat sistem tersebut telah di lakukan sejak adanya perdagangan
antara fenice dan genoa pada awal abat ke-13 M setelah terbukanya jalur perdagangan
antara timur tengah dan kawasan mediterania. Bahkan, pada tahun 1340 bendahara kota
massri telah melakukan pencatatan dalam bentuk double entry.
Dari uraian diatas diketahui bahwa pelaksanaan akuntansi pada negara islam
terjadi terutama adanya dorongan kewajiban zakat, yang harus dikelola dengan baik
melalui baitul maal. Dokumentasi yang pertama kali dilakukan oleh AL-Mazenderany
(1363 M) mengenai praktik akuntansi pemerintahan yang dilakukan selama Dinasti Khan
II pada buku Risalah Falakiyah Kitabus Siyakat. Namun, dokumentasi yang baik
mengenai sistem akuntansi negara islam tersebut pertama kali dilakukan oleh Al-
Khawarizmy pada tahun 976 M.

C. HUBUNGAN AKUNTANSI MODERN DAN AKUNTANSI ISLAM


Perkembangan ilmu pengetahuan termasuk sistem pencatatan pada zaman dinasti
Abbasiah (750-1258 M) sudah sedemikian maju, sementara pada kurun waktu yang
hampir bersamaan, eropa masih berada dalam periode The Dark Ages. Dari sini, kita
dapat melihat hubungan antara Luca Paciolli dan Akuntansi Islam.
Luca Paciolli sebagaimana adalah seorang ilmuan sekaligus juga seorang pengajar
di beberapa universitas Italia. Untuk itu beliau telah banyak membaca banyak buku
termasuk buku yang telah diterjemahkan. Hai ini dibuktikan bahea sejak taun 1202 M,
buku-buku para ilmuan muslim/arab telah banyak diterjemahkan ke negara eropa seperti
yang dilakukan oleh Fibonacci of Pisa dengan judul Liber Abacci, Verba Filliorum dan
Epistola de Propoetitione et prprotionalitate. Pisa banyak belajar mengenai angka dan
bahasa Arab. sehingga didalam bukunya disebutkan bahwa ia menyarankan dan
menerangkan manfaat mengenai angka arab termasuk dalam pencatatan transaksi.
Pada tahun 1429 M angka arab dilarang untuk digunakan pemerintah Italia. Luca
Paciolli selalu tertarik untuk belajar tentang hal tersebut serta belajar dari Alberti seorang
ahli matematikayang belajar dari pemikir Arab dan selalu menjadikan karya Pisa sebagai
rujukan. Tahun 1484 M Peciolli pergi dan bertemu dengan temannya Onofrio Dini
Florence seorang pedanganh yang suka bepergian ke Afrika Utara dan Konstatinopel
sehingga diduga Paciolli mendapat ide tentang Double entry tersebut dari temannya ini.
Bahkan Alfred Lieber (1968) mendukung pendapat tersebut bahwa memang ada
pengaruh dari pedangang arab pada italia, walaupun Arab itu tidak berarti hanya muslim
saja.
Penelitian tentang sejarah dan perkembangan akuntansi memang perlu dikaji lebih
dalam lagi mengingat masih dipertanyakan bukti-bukti autentik/langsung tentang hal
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Napier (2007). Hal tersebut tentu harus tetap
dilakukan oleh para ilmuawan muslim saat ini, dan pembuktian tersebut akan menempuh
jalan masih panjang mengingat bukti-bukti autentik dari zaman dinasti Abbasiah
(denganpusat pemerintah di Kufah Irak) saat ini sudah banyak yang hilang karena perang.

D. LAPORAN KEUANGAN SYARIAH


Pengertian laporan keuangan syariah adalah sebuah gambaran dari sistem
keuangan dari beberapa transaksi dan kejadian – kejadian ekonomi yang masuk dalam
kategori fenomena ekonomi. Laporan keungan memiliki unsur – unsur keuangan.
Namun, tentu antara laporan keuangan syariah dengan ekonomi konvensional berbeda.
1. Laporan keuangan entitas syariah
a. Posisi keuangan entitas syariah disajikan sebagai neraca. Laporan ini menyajikan
informasi tentang sumberdaya yang dikendalikan, stuktur keuangan, likuiditas
dan solvabilita serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Laporan ini berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dimasa yang
akan dating.
b. Informasi kinerja entitas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi. Laporan ini
diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
munkin dikendalikan di masa depan.
c. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun
berdasarkan devinisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja,
asset likuit atau kas.
d. Informasi lain seperti, laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi social
entitas syariah.
e. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan
yang relefan termasuk pengungkapan tentang resiko dan ketidakpastian yang
mempengaruhi entitas.
2. Unsur-unsur Laporan Keuangan
Sesuai karakteristik laporan keuangan entitas syariah diatas, terdapat unsur-unsur
laporan keuangan antara lain meliputi :
a. Posisi Keuangan
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah:
 Asset, adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
 Kewajiban, utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu.
 Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah
mempunyai hak hak untuk mengelolahdan menginvestasikan dana tersebut
dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
 Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi
kewajiban dan dana syirkah temporer.
b. Kinerja
Unsure yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
adalah penghasilan dan beban. Unsure penghasilan dan beban didefinisikan
berikut ini.
 Penghasilan (income) merupakan hasil dari aktivitas ekonomi yang di
hitung dari pemasukan dan hutang pada satu periode akuntansi.
Penghasilan meliputi pendapatan, keuntungan, penjualan, sewa, bagi hasil,
dan pendapatan jasa.
 Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer adalah hasil
yang di dapat dari bagi hasil mengenai kepemilikan dana baik untung atau
rugi pada suatu investasi. Jika untung maka akan menjadi beban dan jika
rugi menjadi pendapatan.
 Beban (expenses) adalah tingkat penurunan manfaat aset atau pemanfaatan
ekonomi lainnya pada satu periode akuntansi yang berujung pada hutang di
karenakan ekuitas yang menurun.
3. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi
yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut:
 Biaya historis (historical cost)
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut pada
saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar
dari kewajiban atau dalam keadaan tertentu, dalam jumlah kas yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
 Biaya kini (current cost)
Asset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar
bila asset yang sama atau setara diperoleh. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah
kas atau setar kas yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban sekarang.
 Nilai realisasi/ penyelesaian (realizable/settlement value)
Asset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan normal (orderly disposal).
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian : yaitu jumlah kas yang tidak
didiskontokan yang diharapkan akan dibyrkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.

E. KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAQIFI DAN PEMIKIR ISLAM


1. Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan keuangan
Kerangka dasar akuntansi disadari begitu sangat penting, dan untuk itu AAOIFI
telah mengeluarkan pernyataan No.1 dan No. 2 . tujuan akuntansi keuanganuntuk
lembaga keuangan syariah menurut AAOIFI yaitu sebagai berikut :
 Dapat digunakan sebagai panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan
standar yang konsisten.
 Tujuan akan membantu bank dan lembaga keuangan syariah untuk memilih
berbagai alternative metode akuntansi pada saat standar akuntansi belum
mengatur.
 Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat
pertimbangan /judgement pada saat akan menyusun laporan keuangan.
 Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan
pengguna serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehi ngga
akhirnya akan meningkatkan keperecayaan atas lembaga keuangan syariah.
 Penetapan tujuanyang mendulkung penyusiunan standar akuntansi yang
konsisten.

2. Pemakai dan Kebutuhan Informasi


Pemakai laporan keuangan menurut AAOIFI antara kain sebagai berikut :
Pemegang saham
Pemegang investasi
Pemilik dana
Pemilik dana tabungan
Pihak yang melakukan transaksi bisnis
Pengelolah zakat
Pihak yang mengatur
3. Paradigma, Asas, dan Karakteristik Transaksi Syariah
Paradigma, Asas, dan Karakteristik Transaksi Syariah tidak dapt dipisahkan dari
ekonomi Islam, karena ekonomi Islam merupakan pelaksanaan syariah Islam dalam
lkonteksmuamalah. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi syariah seharusnya
didasarkan atas prinsip dasar ekonomi Islam dalam rangka mencapai tujuan syariah
(maqashidus Shariah). Prinsip dasar dalam ekonomi Islam menurutIbnu Al-A’rabi
adalah sebagai berikut:
 Tidak boleh adanya bunga dan perdagangan tersebut adalah halal.
 Tidak boleh dilakukan secara tidak adil.
 Tidak boleh memasukkan hal-hal yang belum pasti.
 Harus mempertimbangkan Al- Maqasid dan Al Masalih. Di mana Al MAqasid
adalah tujuan harus selalu sesuai dengan tuntunan Islam. Sedangkan Al Masalih
adalah kesejahteraan atau perbaikan di muka bumi.

4. Bentuk Laporan Keuangan


Laporan Keuangan yang diminta oleh AAOIFI adalah :
1) Laporan Perubahan Posisi Keuangan
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Perubahan Ekuitas Atau Laporan Perubahan Saldo Laba
4) Laporan Arus Kas
5) Laporan Perubahan Investasi Yang Dibatasi Dan Ekuivalennya
6) Laporan Sumber Danpenggunaan Dana Zakat Serta Dana Sumbangan
7) Laporan Sumber Dan Penggunaandana Qard Hasan

5. Syarat Kualitatif Laporan Keuangan menurut AAOIFI


 Relevan, syarat ini berhubungan dengan proses pengambilan keputusan sebagai
alasan utama disusunnya lporan keuangan.
 Dapat diandalkan. Syarat ini berhubungan dengan keandaln informasi yang
dihasilkan.
 Dapat dibandingkan. Informasi keuangan dapat dibandingkan antara lembag
keuangan syariah lainnya dan dintara dua periode akuntansi yang erbeda bagi
lembaga keuangan yang sama.
 Konsisten. Metode yang akn digunakan untuk perhitungan dan pengungkapan
akuntansi yang sam untuk dua periode penyajian laporan keuangan.
 Dapat dimengerti. Informasi yang disajikan dapat dimengerti dengan mudah
bagi rata-rata pengguna laporan keuangan.

6. Perdebatan Para Pemikir Islam Mengenai Kerangka Akuntansi


Pembahasan Kerangka akuntansi syariah langsung dijelaskan pada konsep
masing-masing sehingga tidak dikelompokkan kembali sebagai asumsi, karakteristik
kualitatif, dan sebagainya.
a. Konsep unit akuntansi
Konsep ini diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang
terpisah dan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan perusahaan lain
(Belkout, 2000). Terdapat beberapa teori tentang kepemilikan di antaranya adalah
sebagai berikut:
Proprietary Theory (Teori Pemilikan), dimana kepemilikan terhadap
perusahaan tercermin pada akun ekuitas sehingga persamaannya Aset-
Kewajiban=Ekuitas atau Aktiva- Kewajiban= Modal.
Entity Theory ( Teoti Kekayaan), dimana pemilik adalah hanya memiliki
hak atas sebagian dari kepemilikan perusahaan, karena pemilik adalah
hanya salah satu yang berhak atas perusahaan, sehingga persamaanya
adalah Aset=Kewajiban+Ekuitas atau Aktiva=Ekuitas(modal) .
b. Kegiatan usaha yang berkelanjutan
Konsep berkelanjutan ini dijelaskan “mengasumsikan bahwa perusahaan akan
terus berkelanjut di masa yang akan dating. Pendapat ini didukung dengan
mengatkan bahwa islam sangat mendukung orang yang bekerja dan menabung
untuk mengantisipasi masa depn. Sebagaiman di sampaikan dalam QS. 57;7 dan
Al Hadis; “Allah menyayangui orang-orang yang mencari nafkah yang baik dan
menafkahkannya secara sederhana serta menabung sisanya untuk persiapan pada
hari ia membutuhkan dan pada hari fakirnya (HR. Muslim). Konsep ini banyak
dikritisi oleh para pemikir akuntansi termasuk para pemikir islam, seperti Adnan
dan Gafifkin 1997. Dengan alas an bhwa semua makhluk hidup adalah fana dan
hanya Allah yang akn terus hidup selamanya.
c. Satuan mata Uang.
Konsep ini memiliki dua konsekuensi. Pertama, akuntan hanya akan
memperhitungkan segalla sesuatu yang hanya dapat dinyatakan dengan mata uang
serta mengabaikan informasi yang tidak dapat disajikan dalam satuan mata uang.
Kedua, mengabaikan kenyataan bahwa daya beli mata uang tidak selamanya sama
karena adanya inflasi. Perubahan harga akan menimbulkan dua masalah dalam
akuntansi yaitu masalah penilaian dan masalah pengukuran. Pemikir akuntasi dan
ulama fikih berbeda pandapat tantang konsep ini, antara lain adalah Ahmed
(Napier, 2007) yang menyatakan bahwa penggunaan uang sebagai alat
perhitungan dalam lingkungan inflasi tinggi sangat dipertanyakan . penyebabnya
adalah islam memerintahkan untuk berbuat adil seperti tercantum dalam QS
6:152, QS 7:85, serta QS 4:29. Inflasi menurunkan nilai sesungguhnya dari
pinjaman dengan Qard Hasan karena pemberi pinjaman akan menerima nilai yang
lebih kecil. Untuk meminimalisir dampak inflasi, dapat dilakukan dengan
penyesuaian atas indeks atau koreksi harga. Masalahnya adalah indeks tersebut
tidak diterima oleh (empat) Imam Mazhab fikih. Sementara itu, penerapan nilai
pengganti/replacement cost atau nilai wajar/fair value juga tidak sederhana,
sehingga masih dianggap bukanlah solusi yang memadai, walaupun saat ini IFRS
telah merekomendasikan penyajian aset tetap dengan menggunakan nilai wajar
(current/fair value). Berdasarkan hal tersebut, Attiah (1989) mengusulkan
penggunaan emas dan perak sebagai alat ukur karena kedua komoditas tersebut
memiliki nilai yang konsisten dan penentuan nisab zakat juga menggunakan
komoditas tersebut. AAOFI menerima konsep ini berdasarkan hasil pertemuan
The Islamic Academy di Kuwait pada bulan Desember 1988 yang menyatakan
bahwa utang seharusnya dinilai pada jumlah uang tanpa melihat perubahan nilai
uangnya. Pemikir akuntansi yang menerima konsep ini, bersikap pragmatis karena
belumada metode yang lebih baik lagi mengatasi masalah ini.
d. Periodisasi
Menurut konsep ini, adanya perubahn atas kekayaan perusahaan pada laporan
keuangan harus dijelaskan secar periodic (belkoui,2000). Konsep ini berhubungan
dengan konsep ini berhiubungan dengan usaha yang berkelanjutan.
e. Koservatif
f. Harga perolehan
g. Penandingan antar pendapatan dan beban
h. Dasar akrual
i. Pengungkapan penuh
j. Substansi mengungguli bentuk.

7. Beberapa Pemikiran ke Depan


Berdasarkan dinamika pemikiran konsep – konsep di atas , ada sebagian pemikir
akuntansi Islam yang mengusulkan terobosan pemikiran yang agak berbeda.
Neraca yang menggunakan Nilai saat ini (current value balance sheet), untuk
mengatasi kelemahan dari historical cost yang kurang cocok dengan pola
perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan kekayaan dengan nilai
sekarang. Alasan lain, adalah dengan menggunakan nilai sekarang akan
mempermudah pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan
karena nilai yang disajikan lebih relevan dibandingkan nilai historical cost.
IFRS (International Financial Reporting Standard) juga telah
merekomendasikan nilai saat ini (current value) untuk aset yang disajikan
dalam laporan keuangan, dan negara-negara didunia sedang dalam proses
untuk mengadopsi IFRS sebagai standar pelaporan dinegara masing-masing.
Walaupun penggunaan current value lebih relevan, tetapi pihak yang kurang
setuju atas penerapan tersebut menganggaap penggunaan current value lebih
besar nuansa judgement khususnya untuk aset yang tidak memiliki pasar
sekaligus akan ada tambahan biaya bagi perusahaan dalam rangka melakukan
appraisal atas aset yang mereka miliki agar dapat disjikan dengan current
value.
Laporan Nilai Tambah (value added statement) sebagai pengganti laporan
laba atau sebagai laporan tambbah atas neraca dan laporan laba rugi. Usulan
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa unsur terpenting didalam akuntansi
syariah bukanlah kinerja operasional (laba bersih), tetapi kinerja dari sisi
pandang para stakeholders dan nilai sosial yang dapat didistribusikan secara
adil kepada sekelompok yang terlibat dengan dengan perusahaan dalam
menghasilkan nilai tambah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://baracellona.wordpress.com/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi-di-indonesia-dan-
internasional/

http://infoakuntansisyariah.blogspot.com/2017/10/hubungan-akuntansi-modern-dan-
akuntansi.html?m=1

http://nurelmadeleza17.blogspot.com/2017/10/sejarah-dan-pemikiran-akuntansi-
syariah_48.html?m=1

https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/01/kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-
laporan-keuangan-syariah-psak/

https://docs.google.com/document/d/1H9RC85cbE0gUxEbGcfLWoXjZjrts6g-
mWAZA81ZQYNM/edit

Anda mungkin juga menyukai