Anda di halaman 1dari 3

RESUME MATA KULIAH DASAR TELEKOMUNIKASI

Nama : Aras Maulana Musaddad

NIM : F1B021033

1. Amplitudo Modulation (AM)


Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubahubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Modulasi Amplitudo (AM)
Radio penerima AM adalah radio yang hanya dapat menerima gelombang
yang berasal dari pemancar AM. Radio AM bekerja dengan prinsip memodulasikan
gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki
amplitudo yang konstan. Sinyal Modulasi Amplitudo (AM) Sinyal pembawa berupa
gelombang sinus dengan persamaan matematisnya: Sc (t) = Ac . Cos/Sin (ωct)
Sinyal informasi berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:
Sm(t) = Am . Cos/Sin (ωmt)

Dimana:

𝑆𝑐 = persamaan sinyal carrier


𝑤𝑐 = 2πfc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
𝑆𝑚 = persamaan sinyal informasi
𝑤𝑚 = 2πfm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi

Sinyal AM merupakan hasil proses modulasi amplitudo, diturunkan dari:

SAM (t)= {(Ac + Sm(t) )} Cos (ωct) = Ac . Cos (ωct) + Am/2 Cos (ωmt + ωct) + Am/2 Cos
(ωmt - ωct)
Sehingga index modulasi (m): 𝑚 = 𝐴𝑚 𝐴𝑐 = 𝐴max − 𝐴𝑚𝑖𝑛 𝐴𝑚𝑎𝑥 + 𝐴𝑚𝑖𝑛 Index
modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal
pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi
AM cacat sedangkan bila index modulasi terlalu rendah(m
2. Frequency Modulation (FM)
Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.

Modulasi frekuensi merupakan salah satu bentuk dari modulasi


sudut. Modulasi sudut (angle modulation) secara umum memiliki bentuk
sebagai berikut

 Frekuensi sesaat dari sinyal carrier berubah secara linear mengikuti


sinyal informasi m(t)

Dengan mengintegralkan persamaan di atas terhadap waktu, kemudian


dikalikan 2π , maka akan didapatkan

Sehingga didapatkan sinyal FM sebagai berikut

Pembangkitan sinyal FM dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah


satunya adalah menggunakan VCO. Frekuensi osilasi dari VCO akan berubah
secara linear mengikuti nilai tegangan sinyal masukan yang merupakan sinyal
informasi.

Proses demodulasi sinyal FM dapat dilakukan dengan beberapa cara,


diantaranya adalah menggunakan phase-locked loop (PLL) dan zero-crossing
detector. PLL digunakan untuk mengetahui fasa dan frekuensi sesaat dari suatu
sinyal. PLL terdiri dari tiga komponen, yaitu VCO, detektor fasa (pengali
sinyal), dan filter lowpass (loop filter).
Sementara itu, penggunaan zero-crossing detector sebagai demodulator
sinyal FM didasarkan pada pemanfaatkan zero-crossing detector untuk
mengetahui nilai frekuensi sesaat dengan melihat banyaknya jumlah kejadian
nilai tegangan sinyal menyeberangi nilai nol.

3. Modulasi Single Side Band


Modulasi single-sideband (SSB) merupakan penyempurnaan dari
modulasi amplitudo yang menggunakan daya listrik dan bandwidth. Modulasi
amplitudo ini menghasilkan sinyal output termodulasi yang memiliki dua kali
bandwidth sinyal baseband asli. Modulasi single-sideband menghindari
bandwidth dua kali lipat, daya terbuang pada operator, dan biaya akan
meningkat pada kompleksitas perangkat dan tuning lebih sulit pada penerima.
SSB demodulator memiliki kemampuan untuk memilih sideband.
Semua metode SSB ini memiliki rekan-rekan sebagai demodulasi.

Persamaan sinyal SSB adalah sebagai berikut:

Upper Sideband (USB) dan Lower Sideband (LSB) dari sinyal adalah
φSSB(t) = ½ cos [2π ( fc ± fm ) t]
Dengan cos(a + b ) = cos a cos b - sin a sin b, maka persamaan untuk sinyal
SSB-USB bisa ditulis :
φSSB-USB(t) = φSSB+(t) = ½ [ cos 2πfm t cos 2πfc t - sin 2πfm t sin 2πfc t]
φSSB-USB(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t - sin ωm t sin ωc t] dengan cara serupa
diperoleh sinyal SSB-LSB mempunyai persamaan:
φSSB-LSB(t) = φSSB-(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t + sin ωm t sin ωc t ]

Anda mungkin juga menyukai