Hanya dalam kurun waktu tiga bulan, lanskap ekonomi global berubah secara dramatis. Dari optimisme ke jurang
resesi. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan menyebut krisis ekonomi 2020 sebagai yang terburuk sejak “Depresi Besar”
1930-an. Ini disebabkan virus bernama SARS-Cov-2 atau dikenal sebagai korona. Virus penyebab penyakit Covid-19 itu
diperkirakan telah merebak sejak Desember 2019 di Tiongkok, lalu menyebar ke seluruh dunia.
Sejumlah negara melakukan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Ada yang menerapkan
karantina penuh ( lockdown ) atau pembatasan sosial. Pabrik-pabrik pun membatasi produksi, toko-toko tutup , pelajar dan
pekerja kantoran di minta belajar dan bekerja di rumah. Alhasil Covid-19 tak hanya menyebabkan masalah kesehatan, melainkan
perekonomian. IMF memprediksi ekonomi global akan jatuh ke minus 3 persen pada 2020. Proyeksi itu turun 6,3 poin dari
estimasi 3,3 persen yang dipatok pada Januari lalu.
Sejumlah ekonom pun memperkirakan situasi sekarang jauh lebih parah ketimbang krisis finansial 2008 – 2009. Pada
saat itu, krisis hanya melanda negara ekonomi maju, seperti di kawasan Amerika utara dan Eropa. Sementara tahun ini hampir
semua negara terpuruk karena Covid-19, termasuk Tiongkok, India, dan Indonesia.
Dunia
IMF mencatat beberapa alasan krisis , tahun ini lebih parah dari krisis-krisis sebelumnya. Terutama adalah ketidakpastian kapan
pandemi akan berakhir. Hingga saat ini belum ada satu pun obat dan vaksin yang telah teruji klinis dapat mengatasi virus korona.
Seiring pandemi, harga komoditas pun turun tajam dan terjadi pengetatan likuiditas di pasar finansial. Di sejumlah
negara timbul permasalahan berlapis. Tak hanya kesehatan masyarakat, melainkan juga ekonom domistik terganggu,
permintaan eksternal berkurang, serta terjadi pembalikan aliran modal asing. Bayang-bayang bakal buruknya resesi global tahun
ini sudah terlihat dan realisasi pertumbuhan ekonomii Tiongkok pada kuartal 2020. Tiongkok adalah salah satu Negara dengan
PDB terbesar di dunia, tercatat pertumbuhannya minus 6,8 persen. Padahal, biasanya PDB Tiongkok tumbuh di kisaran 6 persen
pada kuartal-kuartal sebelumnya.
Bagaimana virus korona bisa mempengaruhi perekonomian dunia ? Pierre Oliver Gourinchas, dalam artikel yang
dimuat di buku Mitigating the Covid-19 Economic Crisis ( 2020) mengatakan bahwa ekonomi modern , seperti jejaring rumit
yang saling berhubungan antara karyawan, perusahaan, pemasok, konsumen, perbankan, dsb. “Semua orang adalah karyawan,
konsumen, atau pemberi pinjaman bagi yang lain,” kata profesor tamu di Universitas Princenton tersebut. Jika salah satu jejaring
ini kena penyakit atau kelompok kebijakan penanganan Covid-19, maka dapat mempengaruhi yang lain. Alhasil ketika
negara-negara pemasok atau pembeli terkena dampak dan sejumlah lainnya mulai menutup wilayahnya akibat Covid-19, upaya
meraih keuntungan ekonomi justru akan percuma.
Lebih lanjut Gourinchas mengatakan, krisis yang dihadapi dunia saat ini merupakan kombinasi antara krisis kesehatan
dan ekonomi. Ini yang menbedakannya dengan krisis-krisis pada periode sebelumnya. Hal ini menempatkan pemerintah di
mana pun pada pilihan kebijakan yang sulit. Apa yang mesti dikerjakan lebih dulu ? Menekan penyebaran kasus Covid-19 atau
selamatkan perekonomian. Kedua pilihan kebijakan yang saling bertolak belakang antara kehilangan nyawa atau terciptanya
pengangguran.
2. Berdasarkan paragraf 2, jika tidak dilakukan lockdown atau pembatasan sosial, simpulan yang PALING MUNGKIN BENAR
adalah…
6. Berdasarkan paragraf 5 , simpulan yang benar menurut Pierre Oliver Gourinchas adalah …
(A). Ekonomi modern menunjukkan rumitnya hubungan antara karyawan, perusahaan, dan konsumen.
(B). Semua orang adalah karyawan, konsumen, dan pemberi pinjaman bagi yang lain.
(C). Jika salah satu jejaring ini kena penyakit atau kelompok kebijakan penanganan Covid-19, hal tersebut dapat
mempengaruhi yang lain.
(D). Negara-negara pemasok dan pembeli terkena dampaknya.
(E). Upaya meraih keuntungan ekonomi akibat Covid-19 akan percuma.
Pandemi Covid-19 memukul sektor usaha . Jumlah penganggur meningkat. Pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
lebih mendesak daripada pelatihan kerja tanpa jaminan kerja. Desakan agar pemerintah mengalihkan anggaran program
pelatihan dalam kartu prakerja senilai Rp 5,6 triliun untuk menambah jaring pengaman sosial meningkat. Dana itu bisa dialihkan
untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja yang kehilangan pendapatan dan keluarganya.
Pekerja serta pelaku usaha mikro dan kecil lebih memerlukan uang bukan pelatihan tanpa jaminan pekerjaan. Ketua
Umum Forum Buruh Lintas Pabrik, Jumisih , Minggu ( 19/4 -2020) , mengatakan yang dibutuhkan pekerja di tengah pandemi
Covid-19 adalah memenuhi kebutuhan hari-hari. Kebutuhan itu antara lain bahan pokok, perlindungan kesehatan, dan
kelanjutan hidup, seperti membayar uang kos dan kontrak rumah bulanan.
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik pada 2019, rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia dalam memenuhi
kebutuhan hidup adalah Rp11,3 juta . Mengacu pada nilai itu , masyarakat mengeluarkan Rp941.666,00 per bulan untuk
bertahan hidup. Kenyataannya, tutur Jumisih, pengeluaran per bulan melebihi nilai itu. Pendapatan sesuai upah minimum di DKI
Jakarta, yakni Rp 4,2 juta per bulan, sudah pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup. “Meski sudah menghemat , upah
masih sangat minim, apalagi ketika tidak ada pemasukan lagi,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan per 1 April 2020 sebanyak 1,94 juta pekerja di rumahkan dan dikenai
pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sektor formal dan nonformal. Ia menekankan , pekerja kehiangan nafkah bukan karena
kompetensi yang kurang, melainkan akibat pandemi yang memukul perekonomian. Pelatihan semakin tidak relevan mengingat
tidak ada jaminan lapangan pekerjaan karena sebagian besar sektor usaha lesu. Selain itu, kelas pelatihan sudah dilaksanakan
karena tidak semua peserta kartu prakerja leluasa mengakses internet. Padahal, untuk mendapat insentif Rp600.000,00 per
bulan , peserta harus menyelesaikan kelas pelatihan lebih dahulu.
“Tidak ada yang salah dengan kelas pelatihan , tetapi saat ini tidak relevan. Apalagi, sebenarnya ekspektasi kelas
pelatihan itu ada peluang kerja. Kalau ada pelatihan, tetapi lapangan pekerjaan tidak tersedia, tentu jadi tidak aplikatif,” katanya.
Jumisih berharap pemerintah mengubah program kartu prakerja agar sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi masyarakat saat
ini. Pekerja , ujarnya perlu memenuhi kebutuhan dasar. Insentif Rp600.000,00 tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
selama pandemi, khususnya yang anggota keluarganya banyak. “Tentu saja kami masih punya harapan pemerintah akan
berubah pikiran karena bukannya pemerintah menggelontorkan anggaran ini sebagai bentuk kepedulian dan bantuan untuk
mereka yang kehilangan pekerjaan,” ujarnya.
Kartu prakerja memberi paket manfaat bagi pesertanya senilai Rp3,55 juta. Sebanyak Rp1 juta di antaranya berupa
bantuan untuk membayar pelatihan. Kelas pelatihan diselenggarakan platform digital sebagai mitra pelaksana program. Insentif
ditranfer melalui rekening bank atau dompet elektronik milik peserta. Insentif terdiri atas dua bagian, yaitu Rp600.000,00 yang
diberikan setelah menuntaskan pelatihan pertama dan diberikan selama empat bulan sehingga bernilai total Rp2,4 juta.
8. Berdasarkan paragraf 1 , simpulan yang benar adalah …
10. Berdasarkan paragraf 3 , simpulan yang PALING MUNGKIN BENAR mengenai hasil survei BPS pada tahun 2019 adalah…
(A). Pendapatan upah minimum di DKI Jakarta , yakni Rp4,2 juta per bulan termasuk besar dibandingkan daerah lain.
(B). Rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah sebesar Rp11,3 juta per
tahun.
(C). Pendapatan masyarakat tak sebanding dengan pengeluarannya.
(D). Upah pekerja masih sangat minim.
(E). Kenyataannya pengeluaran masyarakat per bulan melebihi pemasukannya.
13. Berdasarkan paragraf 6, jika tidak ada pandemi Covid-19, simpulan yang benar mengenai program kartu prakerja adalah…
(A). Kelas pelatihan tidak dilaksanakan menggunakan platform digital.
(B). Inseftif dapat diberikan secara langsung setelah pelatihan.
(C). Kartu prakerja memberikan banyak manfaat bagi pesertanya.
(D). Penuntasan pelatihan dilakukan selama empat bulan.
(E). Peserta pelatihan mendapatkan total insentif sebesar Rp2,4 juta.
(A). (1)
(B). (2)
(C). (3)
(D). (4)
(E). (5)
22. Pola kalimat inti yang sama dengan kalimat 4 paragraf 1 adalah, kecuali…
(A). Pemerintah mematangkan perencanaan pembangunan infrastruktur awal 2021.
(B). Masyarakat Indonesia mendukung rencana pemindahan ibu kota negara.
(C). Pemerintah telah menyusun rencana induk yang terintegrasi.
(D). Masyarakat menyambut positif pemindahan ibu kota sejak diumumkan Agustus lalu.
(E). Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur diharapkan sesuai target yang telah ditetapkan.
23. Masih ada sebagian masyarakat yang mempertanyakan kesiapan dan kemampuan pemerintah.
Kata yang proses pembentukannya sama dengan kata mempertanyakan adalah, kecuali
(A). Mereka sering memperlihatkan kemesraan di muka umum.
(B). Satpol PP memperlakukan para pedagang secara manusiawi saat pandemic Covid-19.
(C). Rakyat memperhatikan tingkah laku pemimpinnya.
(D). Luhut Binsar Panjaitan memperkarakan Said Didu ke kepolisian.
(E). Pancasila terbukti mampu mempersatukan segenap komponen bangsa.
25. Kalimat yang tidak mendukung gagasan pokok pada paragraf 2 adalah …
(A). Kalimat 1
(B). Kalimat 2
(C). Kalimat 3
(D). Kalimat 4
(E). Kalimat 5
30. Asas paralelisme atau kesejajaran bentuk pada paragraf 3 ditemukan pada kalimat …
(A). (1)
(B). (2)
(C). (3)
(D). (4)
(E). (5)
31. Kata yang tepat untuk mengawali kalimat 5 paragraf 3 adalah …
(A). Dengan demikian
(B). Akan tetapi
(C). Selain itu
(D). Bahkan
(E). Namun
35. Pola kalimat inti yang sama dengan kalimat 3 di atas adalah…
(A). Mereka merasa memiliki sekolah itu dengan baik
(B). Virus korona membuat masyarakat ketakutan
(C). Pemerintah ingin membangun rumah sakit sakit khusus korban Covid-19
(D). Anak itu mandi air hangat
(E). Pemerintah telah merencanakan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur
36.
(A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI
(B). Sehingga
(C). Karena
(D). Tetapi
(E). yang
37.
(A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI
(B). Mem-porakporanda-kan
(C). Memorak-porandakan
(D). Memporak porandakan
(E). Memorak porandakan
38.
(A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI
(B). Bahwa
(C). Yang
(D). Namun
(E). jika
39
(A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI
(B). Pirtual
(C). Virtuel
(D). Virtuasi
(E). Virrtual
40.
(A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI
(B). Kita hanya berusaha bersih daripada kuman melakukan physical distancing dan bertahan dalam semua keterbatasan
yang ada.
(C). Kita yang berusaha bersih dari kuman melakukan physical distancing dan bertahan dalam semua keterbatasan yang
ada.
(D). Kita hanya berusaha bersih dari kuman melakukan physical distancing dan bertahan dalam segala keterbatasan
yang ada.
(E). Kita yang hanya berusaha bersih daripada kuman melakukan physical distancing dan bertahan dalam semua
keterbatasan yang ada.
43. Kalimat 3 paragraf 1 agar menjadi efektif perlu diperbaiki sebagai berikut :
(A). Penulisan prototipe menjadi prototype
(B). Kata melainkan diganti tetapi
(C). Menghilangkan kata tersebut
(D). Penuisan komersial menjadi komersiil
(E). Kata teknis diganti teknik
44. Paragraf 1 menjadi padu apabila kalimat Penciptaan produk tersebut diawali dengan riset yang intensif sampai adanya
prototipe ditambahkan sesudah kalimat …
(A). (1)
(B). (2)
(C). (3)
(D). (4)
(E). (5)
47. Pola kalimat inti yang sama dengan kalimat 4 paragraf 2 adalah …
(A). Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah instansi pemerintah daerah mengoptimalkan teknologi informasi dan
komunikasi sehingga pelayanan publik tidak terganggu.
(B). Salah satu instansi yang mengoptimalkan teknologi informasi adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu DKI Jakarta
(C). Solidaritas masyarkat sangat terlihat , seperti di perdesaan di Banyuwangi, Jawa Timur.
(D). Penetapan status bencana nasional tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional.
(E). Penanganan pandemi Covid-19 dilakukan secara simultan di seluruh daerah.
Pengrusakan hutan ( deforestasi ) sudah menjadi permasalahan serius baik di dunia global maupun nasional. Akibat
dari hal tersebut adalah terjadinya degradasi hutan yang memperburuk keadaan lingkungan. Alih fungsi hutan dan maraknya
perambahan liar ikut andil dalam memperparah kondisi hutan. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen hukum untuk mencegah
dan menanggulanginya, seperti pada Deklarasi Rio de Jenerio tentang Program Agenda 21 dan prinsip-prinsip kehutanan. Untuk
skala nasional, aturannya terdapat pada UU 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup (PPLH).