Anda di halaman 1dari 26

Cabin Fever; Alert Situation in Covid Era dan Strategi PERKUSI

sebagai Solusi ‘Cabin Fever’ pada Siswa Menuju Adaptasi


Kebiasaan Baru

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Madrasah
Tahun Pelajaran 2021/2022

Disusun oleh:
1. Meysar Ananda Sabila (11171)

2. Fauziyah Adawiyah (11167)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KUDUS

PRAMBATAN KIDUL KALIWUNGU KUDUS JAWA TENGAH

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah berikut ini:

1. Judul penelitian : Cabin Fever; Alert Situation in Covid Era


dan Strategi PERKUSI sebagai Solusi ‘Cabin
Fever’ pada Siswa Menuju Adaptasi Kebiasaan
Baru
2. Ketua Peneliti : Meysar Ananda Sabila
Kelas : XII Bahasa
3. Anggota Peneliti : Fauziyah Adawiyah
Kelas : XII Bahasa

Karya tulis ini telah disetujui dan disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Mengetahui
Kepala MAN 2 Kudus Pembimbing

Drs. H. Shofi,M.Ag Saifuddin S.Pd


NIP.196407141992031004 NIP.197309022005011003
LEMBAR PERNYATAAN ORISINATILAS

Yang bertanda tangan di bawah ini ;

Nama : 1. Meysar Ananda Sabila


2. Fauziyah Adawiyah

Asal Sekolah : MAN 2 Kudus

Menyatakan bahwa karya tulis il,iah dengan judul “Cabin Fever; Alert
Situation in Covid Era dan Strategi PERKUSI sebagai Solusi ‘Cabin Fever’ pada
Siswa Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru” merupakan karya orisinal yang dibuat
oleh penulis dan bukan jiplakan karya orang lain serta belum pernah
dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti


terdapat pelanggaran di dalamnya,kami siap menerima sanksi yang berlaku.

Kudus, 2022

Ketua Peneliti Anggota Peneliti

Meysar Ananda Sabila Fauziyah Adawiyah


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga karya tulis yang berujudul
“Cabin Fever; Alert Situation in Covid Era dan Strategi PERKUSI sebagai Solusi
‘Cabin Fever’ pada Siswa Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru” Dapat terselesaikan
dengan baik.

Dalam penyusunan karya tulis,penulis mendapatkan bimbungan dan saran


yang membangnkan dari berbagai pihak, sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu,pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada

1. Drs. H. Shofi, M.Ag., selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kudus


2. Saifuddin S.Pd selaku guru pembimbing
3. Saifuddin S.Pd selaku wali kelas 12 bahasa
4. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam penelitian penulis

Saya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam karya tulis ini. Untuk
itu, kritik maupun saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan karya tulis kedepannya. Semoga karya tulis ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengentahuan.

Kudus, 2022

Fauziyah Adawiyah Meysar Ananda Sabila


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang
disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah
pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia1
COVID-19 atau Corona Virus Deaseases mulai mewabah di Wuhan China
pada Desember 2019. Penyebarannya semakin masif ke beberapa negara pada
awal 2020 dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Pada tanggal 11 Maret
2020 WHO menetapkan wabah ini sebagai pandemik global. Hingga saat ini,
secara global korban penderita Covid-19 telah mencapai 170 juta jiwa dan
meninggal 3,53 juta jiwa. Di Indonesia sendiri telah memakan korban
sebanyak 1,81 juta jiwa dan meninggal sebanyak 50.262 jiwa2
Meluasnya penyebaran Covid-19 telah memaksa pemerintah untuk
menutup tempat-tempat umum dan mendorong komunikasi jarak jauh dari
rumah. Berbagai inisiatif dilakukan untuk memastikan kegiatan tetap
berlangsung meskipun tidak adanya sesi tatap muka langsung. Teknologi,
lebih spesifiknya internet ponsel pintar, dan laptop sekarang digunakan secara
luas untuk mendukung kegiatan jarak jauh.
Adanya kondisi tersebut pastinya memberikan banyak dampak pada
bidang-bidang kehidupan seperti kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan dan
lain-lain. Selain menyerang fisik manusia, kondisi yang disebabkan oleh
Covid-19 juga dapat memicu tekanan batin pada manusia yang dapat
menimbulkan terjadinya Cabin Fever yang diidentikkan dengan keadaan
terisolasi di dalam ruangan atau merasakan hal-hal negatif selama melakukan
isolasi diri di rumah3
Cabin Fever bukanlah gangguan pada kesehatan mental manusia, tetapi jika
dibiarkan terlalu lama, hal tersebut jelas dapat menggangu produktivitas kerja
kedepannya.Permasalahan Cabin Fever apabila mendapat pembenahan akan
memberi dampak yang cukup signifikan bagi kembalinya produktivitas
manusia sebagai upaya mendorong kembali membaiknya kondisi pada
1
Pengertian Covid Https:/covid19.go.id/tanya-jawab?page=4
2
2 Data covid dunia https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjdoeY8fDwAhW2-
nMBHdrdCQQ7OUFMAF6BAgKEAM&url=https%3A%2F%2Fgithub.com%2FCSSEGISandData
%2FCOVID19&usg=AOvVaw1vKpECdLTiTa7d-LqfWRs0
3
Informasi Cabin Fever https://www.ui.ac.id/mengenal-gejala-cabin-fever-dan-cara-
mengatasinya/
bidang-bidang kehidupan. Terkhusus bidang pendidikan. Adapun
permasalahan yang dihadapi yaitu:
1. Menurunnya produktivitas manusia selama pandemi covid-19
berlangsung.
2. Adanya rasa terlalu cemas, takut, dan gelisah juga kurangnya
pengetahuan untuk menghadapi permasalahan Covid-19
3. Menurunnya motivasi kerja dan tidak fokus terhadap apa yang
dikerjakan.
4. Timbul rasa putus asa untuk menghadapi kondisi covid-19.
5. Permasalahan hidup yang cukup signifikan.
Permasalahan tersebut merupakan permasalahan kebanyakan orang yang
terjadi selama dirinya diisolasi di rumah. Pada Akhir-akhir ini, tak sedikit
pula sekolah-sekolah yang mulai membuka pembelajaran tatap muka atau
luring, setelah kegiatan luring diberhentikan selama kurang lebih 1 tahun.
Mencatat sudah 34.200 satuan pendidikan (sekolah) di Indonesia yang
melakukan pembelajaran tatap muka saat pandemi Covid-19 per 14 Januari
2021.(4 ) Jika Cabin Fever terus menerus dibiarkan, maka kegiatan luring
yang akan kembali suatu saat nanti pun akan mendapatkan permasalahannya
kembali karena adanya adaptasi kembali.
Untuk meminimalisir permasalahan yang akan terjadi, kami
mengupayakan strategi PERKUSI untuk mengatasinya. Inisiatif ini
merupakan upaya untuk mencerahkan dan mengedukasi semua elemen
masyarakat terutama pada siswa untuk melakukan sebuah perubahan tindakan
juga pola pikir dan meningkatkan motivasi juga produktif kembali untuk
mendorong perbaikan kondisi permasalahan bangsa dan negara.
Dari penjelasan diatas, strategi PERKUSI ini ingin mengangkat dan
mengembangkan segala sektor kehidupan terutama pendidikan dalam
pembangunan nasional. Dari siswa yang akan ditangani tersebut, dapat
mengembangkan strategi PERKUSI yang sudah tersusun dan akan
disebarluaskan agar orang lain dapat mengikuti dan mengaplikasikan strategi
tersebut dalam kehidupannya untuk melakukan perubahan tindakan juga pola
pikir dan meningkatkan motivasi juga produktif kembali untuk mendorong
perbaikan kondisi permasalahan bangsa dan negara, khususnya Cabin Fever.
Dengan adanya penerapan konsep strategi PERKUSI diharapkan dapat
meningkatkan stabilitas juga efisiensi sambil memastikan kebutuhan generasi
masa kini dan masa depan dalam aspek kehidupan terutama dibidang
pendidikan. Serta diterapkannya strategi PERKUSI dengan memanfaatkan
teknologi yang cerdas, memecahkan masalah secara langsung, serta
menciptakan respon yang positif dan inovatif. Tak hanya itu, strategi
PERKUSI mengintegrasikan dan menganalisis data dalam jumlah besar yang
diambil dari berbagai sumber untuk mencegah, mengurangi, bahkan
meramalkan permasalahan yang akan datang. Konsep strategi PERKUSI yang
seperti itu bertujuan dengan menyesuaikan kondisi yang ada, serta revolusi
edukasi untuk meningkatnya motivasi dan kembalinya produktivitas kerja.
Berdasarkan pengertian diatas, penelitian ini ingin mengangkat tentang
“Cabin Fever: Alert Situation in Covid Era dan Strategi PERKUSI Sebagai
Solusi ‘Cabin Fever’ Pada Siswa Menuju Adaptasi Kebiasaan Baru” untuk
mengetahui berkembangnya strategi PERKUSI untuk kemajuan
pembangunan dan pencegahan atau meminimalisir permasalahan kedepannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu mengkaji Cabin Fever pada
siswa Kecamatan Kaliwungu dimasa pandemi dan mengatasinya untuk
kembali produktif seperti semula juga persiapan menghadapi situasi menuju
adaptasi kebiasaan baru ketika pandemi berangsur-angsur menghilang.
C. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian yang ingin dijawab yaitu:
1. Faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya Cabin Fever?
2. Bagaimana partisipasi siswa dan dampak penerapan strategi PERKUSI
untuk mengatasi masalah Cabin Fever pada siswa?

D. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan diatas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Ingin mengkaji faktor apa saja yang memicu terjadinya Cabin Fever
2. Ingin mengkaji partisipasi siswa dan menganalisis dampak strategi
PERKUSI dalam kehidupan sehari-hari.

E. Manfaat penelitian
Teoritis: Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh semua elemen
masyarakat untuk mengatasi problema Cabin Fever
Praktis: Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada kegiatan sehari-hari
untuk meminimalisir rasa Cabin Fever untuk kembali produktif dimasa
pandemi, menuju pandemi berakhir, ketika pandemi sudah berakhir, bahkan
setelah pandemi.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Untuk menekan semakin menyebarnya pandemi virus corona baru (Covid-
19), pemerintah memberlakukan masa pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia. PSBB melarang orang-orang
berkegiatan di luar rumah kecuali keadaan darurat. Hingga sampai kini upaya
PSBB masih tetap diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Lamanya masa isolasi diri dengan tidak pergi meninggalkan rumah selama
berminggu-minggu membuat banyak orang dilanda sedih, gelisah sampai
merasa tertekan. Bahkan kini ada yang menyebut diri mereka terkena ‘Cabin
Fever’.4
Untuk mengatasi permasalahan Cabin Fever pada siswa, kita dapat
menjadi penggerak agar masalah Cabin Fever dapat diatasi. Beberapa cara
untuk mengatasi Cabin Fever yaitu dengan cara memberi motivasi kepada
para peserta didik untuk tetap produktif selama di rumah agar nanti ketika
kegiatan belajar mengajar sudah kembali luring, dirinya tidak terkena kaget
mental atau sejenisnya karena dampak dari pandemi. Selain itu, memberi
penjelasan agar tidak terlalu takut, gelisah juga cemas untuk menghadapi
situasi Covid-19. Mengajak mereka untuk tetap berkomunikasi, berinteraksi
dengan orang lain dan menjelaskannya bahwa kita tidak menjalani social
distancing melainkan physical distancing. Memberitahu mereka untuk tidak
bersantai dan tetap bersiap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
secara luring seperti dulu kala meskipun kita tidak tahu kapan hal itu akan
terjadi. Dan tentunya selalu berdoa meminta perlindungan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Cara cara tersebut dapat berkembang menyesuaikan kondisi
pribadi masing-masing dan pekerjaannya.
Untuk melaksanakan beberapa cara diatas yang dirasa cukup ampuh
mengatasi Cabin Fever, kami menyusun konsep strategi PERKUSI sebagai
berikut:

- Pembiasaan (habituasi)
Habituasi secara sederhana adalah pembiasaan, atau penyesuaian
pada suatu hal. Habituasi merupakan salah satu proses pembelajaran non-
asosiatif yang tergolong proses pembelajaran dasar, yakni pada saat
stimulus diberikan secara terus-menerus maka respon yang dihasilkan
akan mengalami penurunan5

4
Informasi Cabin Fever https://www.ui.ac.id/mengenal-gejala-cabin-fever-dan-cara-
mengatasinya/
5
Pengertian pembiasaan (habituasi) https://g.co/kgs/tw6kAy
Cara cara yang sudah disebutkan diatas, dilakukan dan diaplikasikan
pada kegiatan sehari-hari secara rutin. Apabila kegiatan tersebut
digalakkan untuk dilakukan setiap hari dan diawasi, maka fenomena
Cabin Fever pun bisa terminimalisir dan siswa siap menjalankan
kegiatan luring seperti sedia kala nantinya.

- Perlakuan (treatment)
Perlakuan adalah perbuatan yang dikenakan terhadap sesuatu atau
orang .Orang-orang yang tergolong terkena Cabin Fever harus
6

diperlakukan dan diperhatikan secara baik, agar rasa Cabin Fever dalam
dirinya sedikit demi sedikit bisa terkikis bahkan hingga hilang dalam
dirinya sehingga motivasi nya meningkat sehingga dirinya dapat
produktif kembali seperti semula sebelum adanya kegiatan karantina
yang mengharuskan siapa saja mengisolasi dirinya di rumah dalam waktu
yang cukup lama.

- Sosialisasi
Sosialisasi adalah usaha memasukkan nilai-nilai kebudayaan
terhadap individu sehingga individu tersebut menjadi bagian
masyarakat. Proses sosialisasi merupakan pendidikan sepanjang hayat
melalui pemahaman dan penerimaan individu atas peranannya di dalam
suatu kelompok.7(Sosialisasi).

B. Kerangka Pikir Berdasarkan uraian teori atau konsep konsep seperti


diatas, maka dibuatlah pola pikir sebagai berikut:

6
Pengertian perlakuan https://www.kamusbesar.com/perlakuan
7
Pengertian sosialisasi https://g.co/kgs/83u6hz
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berada di kecamatan Kaliwungu, Kudus. Pemilihan lokasi
ini sebagai bahan penelitian karena kecamatan Kaliwungu memiliki berbagai
macam keunggulan selain sebagai pilot project dari penelitian ini, kota ini
juga memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA)
yang mendukung serta dapat menjadi acuan untuk membangkitkan kota-kota
di Indonesia lebih maju dan inovatif. Selain itu, salah satu tugas riset sekolah
untuk meneliti di bidang sosial humaniora dan penerapan strategi PERKUSI
di kota Kudus menggugah peneliti untuk meneliti lebih dalam dan
menjadikannya sebuah karya ilmiah yang berjudul “Cabin Fever: Alert
Situation In Covid Era dan Strategi PERKUSI pada Siswa Menuju Adaptasi
Kebiasaan Baru”.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif dengan
metode deskriptif analitis, dimana teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu studi lapangan dan kepustakaan.
a. Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian
proses, hipnotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data
sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek engukuran
perhitungan, rumus dan kepastian data numerik (Musianto, 2002).
b. Kualititatif
Pendekatan kualitatif ialah ialah pendekatan yang di dalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun kelapangan, analisis data dan
kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-
aspek kecenderungan, non perhitungan nemerik, situasional deskriptif,
interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story (Musianto, 2002).

C. Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel atau wakil populasi yang diteliti
pada penelitian ini digunakan teknik Simple Random Sampling (teknik
acak sederhana), karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Mahardika, 2014), sebagai berikut
Gambar 3.1

Batas toleransi kesalahan dinyatakan dengan presentase. Semakin kecil


toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi.
Dalam menentukan tingkat kesalahan peneliti menggunakan penentuan
jumlah kesalahan yang dikembangkan oleh Islaac dan Michael dengan
tingkat kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90% (Sugiyono, 2010).

D. Aspek Variabel dan Indikator


Tabel 3.1 aspek variabel dan indikator

Variabel 1 Indicator Pengumpulan Sumber data


penelitian data
Cabin Fever as Sikap dan wanwancara, Siswa di
alert situation in perilaku siswa penyebaran Kecamatan
pandemic era selama pandemi kuesioner Kaliwungu, dan
yang memicu observasi, dan beberapa elemen
terjadinya Cabin studi pustaka seperti kepala
Fever sekolah, guru BK,
psikolog, dan
lain-lain di
kecamatan
Kaliwungu
Variabel 2 Indicator Pengumpulan Sumber data
penelitian data
Penerapan Dampak Observasi, Siswa di
strategi setelah wanwancara, Kecamatan
PERKUSI diterpakannya penyebaran Kaliwungu, dan
sebagai solusi strategi kuesioner beberapa elemen
Cabin Fever PERKUSI observasi, dan seperti kepala
studi pustaka sekolah, guru
BK, psikolog,
dan lain-lain di
kecamatan
Kaliwungu

E. Sumber dan Data


- Data primer Data primer adalah data yang didapatkan dari sumber
pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau
hasil pengisian kuesioner. Serta data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian
- Data sekunder Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung
dari subjek penelitian, data ini bisa berupa dokumentasi, buku-buku,
artikel di internet atau media masa dan lain-lain.

F. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam sebuah
penelitian agar mendapat data yang diperlukan untuk menyusun penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah) , sumber data primer, dan dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang lebih banyak digunakan
adalah pada observasi berperan serta (participation observation),
wawancara mendalam (In-depth interview) dan dokumen (Sugiyono,
2012: 309). Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Dengan demikian, dapat menambah dan memperkaya gambaran dalam
suatu kasus. Dari penjelasan tersebut, teknik pengumpulan data dalam
proses penelitian ini sebagai berikut:
- Wawancara (interview)
Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk
bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab sehingga dapat di
konstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2002).
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama
(Sutopo 2006: 72). Dalam penelitian ini kami mencari data dengan
menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview)
dengan informan.
Wawancara mendalam kami lakukan untuk mengetahui
pendapat tentang pendapat para siswa mengenai Cabin Fever dan
menganalisa faktor apa saja yang dapat memicu terjadinya Cabin
Fever pada siswa. Wawancara dilakukan dengan beberapa siswa
yang menjadi pioner/ pelopor dari 3 point dari strategi PERKUSI,
perangkat daerah, dan masyarakat yang berhubungan dengan
perkembangan strategi ini

- Observasi.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kekegiatan yang dilakukan
(Riduwan 2004: 104). Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation
(observasi berperan serta). Dalam observasi berperan serta peneliti
terlibat dengan kejadian sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2008:
203) pada observasi dalam penelitian ini dilakukan agar dapat
mengamati aktivitas siswa dalam menjalankan strategi PERKUSI.
Observasi dilakukan dengan observasi berperan serta.
Objek yang menjadi bahan observasi adalah aktivitas harian dan
mingguan siswa seperti school visit dan program lainnya,
penanganan fenomena Cabin Fever dalam diri siswa,
perkembangan dan inovasi strategi PERKUSI dan memotivasi
siswa untuk menerapkannya dalam menjalani daily activity nya,
dan ajaran keagamaan dengan adanya strategi PERKUSI.

- Kuesioner atau angket


Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertuliskepada responden untuk dijawab ( Sugiyono,
2008). Angket digunakan sebagai alat pengumpul data untuk
memperoleh informasi mengenai masalah penelitian yang menjadi
fokus utama dalam penelitian ini. Angket yang digunakan dalam
penelitian ini bentuk angket berstruktur dengan bentuk jawaban
tertutup, yaitu angket yang menyediakan beberapa pertanyaan
dimana setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif
jawaban. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk
memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya
dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√)
(Riduwan, 2012).
Responden yang dimaksud yaitu siswa dan elemen masyarakat
setempat yang dijadikan objek penelitian. Untuk mendapatkan data
yang komperhensif, angket ini dibagikan kepada anggota yang
menjadi responden. Angket tersebut berisi pertanyaan tentang
persepsi dan tanggapan siswa tentang permasalahan Cabin Fever.

- Studi pustaka
Studi pustaka adalah studi dokumentasi, meliputi seluruh referensi
yang relevan dengan penelitian, yaitu peraturan perundang-
undangan, Surat Keputusan yang dikeluarkan kepala daerah, buku,
jurnal ilmiah, surat kabar dan data-data website. (BNPB, 20013).
Teori-teori yang mendasari penelitian ini diperoleh dengan
melakukan studi pustaka.

G. Instrumen penelitian
1. Pedoman wawancara
Memberikan pertanyaan pertanyaan dengan menyebarkan kuesioner
kepada dan wawancara kepada beberapa pihak untuk mengetahui
bagaimana perilaku dan sikap siswa dimasa pandemi. Pertanyaan tersebut
diantaranya:
1. Apa yang anda rasakan setelah sekian waktu diberlakukannya
kebijakan work from home?
2. Bagaimanakah produktivitas kerja siswa dimasa pandemi?
3. Apa sajakah kendala siswa dimasa pandemi?
4. Apakah ada terlihat dampak atau perubahan setelah diterapkannya
strategi PERKUSI?
5. Dampak atau perubahan apa sajakah yang terjadi setelah
diterapkannya strategi PERKUSI?
2. Angket
Klasifikas data dari jawaban responden melalui angket dengan
menggunakan skala Likert dalam bentuk pilihan genap.
Tabel 3.2 Rentang Skala Likert

Pertanyaan Sangat Setuju Cukup Tidak


setuju setuju setuju
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4

(Sukardi, 2004)
Alternatif jawaban yang digunakan yaitu (a), (b), (c), (d), yang
Setiap jawaban diberi nilai bervariasin variasi nilai atau skor dari masing-
masing jawaban dengan kriteria sebagai berikut:
Untuk menjawab yang sesuai dengan harapan adalah alternatif jawaban
(A) akan diberi nilai atau skor (4)
1) Untuk menjawab yang kurang sesuai dengan harapan adalah
alternatif jawaban (B) akan diberi skor (3)
2) Untuk menjawab yang kurang sesuai dengan harapan adalah
alternatif jawaban (C) akan diberi skor (2)
3) Untuk menjawab yang kurang sesuai dengan harapan adalah
alternatif jawaban (D) akan diberi skor (1)

3. Panduan observasi
Tabel 3.3 panduan observasi

No Observasi Hasil
1 Keadaan fisik
2 Hasil kerja
3 Sikap saat bekerja
4 Cara bekerja

H. Validitas data
Validitas data yang digunakan yaitu dengan triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Triangulasi sumber dengan cara mencatat data yang
sama dari sumber yang berbeda-beda. Dan triangulasi metode dengan cara
mencatat data dari sumber yang sang sama dengan metode yang berbeda-
beda.
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode
interaktif. Analisis interaktif terdiri atas 3 alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan
atau verifikasi (Sutopo, 2002: 91). Dengan 3 alur ini, peneliti melakukan
pengumpulan data dan selama melakukan kegiatan pengumpulan
berlangsung dan melakukan analisis selama penelitian.
Reduksi data dilakukan pada waktu pengumpulan data berlangsung
dengan membuat catatan isi dan data yang diperoleh di lapangan guna
menentukan batas-batas permasalahan. Pada tahap sajian data disusun
berdasarkan pokok-pokok yang terdapat pada reduksi data serrta disajikan
dengan mempergunakan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis
dalam bentuk narasi kalimat serta gambar.
Pada proses analisis data yang ketiga adalah menarik simpulan dan
verifikasi. Simpulan perlu diverifikasi sebagai aktivitas pengulangan untuk
suatu penajaman dan pemantapan agar benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. (Sutopo, 2006 : 96).
HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan


pembahasan yang meliputi lokasi penelitian, pengambilan sampel, aspek
variabel dan indikator, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
validasi, pengolahan, dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian
secara kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan teori dan arahan dalam
metode yang kami gunakan.
a. Hasil penelitian
Setelah kami melakukan penerapan strategi PERKUSI, kami
kembali melakukan survei untuk meneliti apakah strategi yang kami
gunakan cukup efektif dan bekerja untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dan menguji apakah yang harus
dievaluasi dari strategi yang sudah kami susun.

Kami kembali melakukan wawancara kepada beberapa anak dan


pihak sekolah yang terkait dengan penelitian. Dari wawancara yang
kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa strategi PERKUSI
memiliki dampak atau efek terhadap kinerja siswa. Beberapa siswa
menjawab bahwa dirinya seperti sedang dipaksa untuk melakukan
sesuatu yang biasanya tidak dia lakukan. Tetapi dia juga mengatakan
bahwa, hal itu memang belum menjadi kebiasaan. Dia masih
membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk merasakan paksaan itu
menjadi sebuah kegiatan yang tidak bisa dia tinggalkan. Sehingga
dirinya dapst terus berkarya setiap harinya karena pembiasaan
melakukan minimal 30 menit mengerjakan hal yang disuka atau
passion nya. Sehingga dapat kami simpulkan lagi bahwa strategi
perkusi memberikan dampak yang masih belum signifikan atau
membutuhkan waktu sedikit lebih lama.

Observasi juga kami lakukan untuk membandingkan indikator-


indikator keadaanfisik, hasil kerja, sikap saat bekerja, cara bekerja,
dan hubungan dengan masyarakat seperti yang sudah kami sampaikan
pada instrumen penelitian sehingga dapat kita jabarkan sebagai beriku
Berikut merupakan angket yang telah kami buat dan jumlah jawaban dari 13
orang yang menjadi responden penelitian kami:

No Observasi Hasil
1 Keadaan fisik Tidak ada perubahan keadaan
fisik dari siswa ataupun elemen
masyarakat yang kami teliti. Salah
satu perubahan fisik yaitu pada
tatanan interior dimana salah satu
arahan kami mengarahkan untuk
membuat ruang yang nyaman dan
rapi untuk bekerja
2 Hasil kerja Beberapa siswa menjadi lebih
produktif setelah diterapkannya
strategi PERKUSI sesuai dengan
arahan kami untuk meluangkan
waktu minimal 30 menit untuk
melakukan hobi atau passion atau
kegiatan positif yang
menghasilkan
3 Sikap saat bekerja Beberapa siswa memang masih
mengeluh karena mereka masih
merasa terpaksa menjalani nya.
Tetapi, kami memberi solusi
untuk membuat jadwal yang
sesuai dengan dirinya, sesuai
dengan kesukaannya sehingga
tidak ada tekanan saat bekerja dan
bekerja dengan menyenangkan.
4 Cara bekerja Perubahan yang terjadi dari cara
bekerja yaitu siswa belajar atau
bekerja yang lebih terstruktur dan
terjadwal. Dimana sebelum
strategi PERKUSI dicoba untuk
diterapkan cara bekerja siswa
masih dapat dikatakan cukup
berantakan.
Pertanyaan :

Pertanyaan Sangat Setuju Kurang Tidak


setuju setuju setuju
Apakah kamu merasakan perubahan 10 3 - -
setelah diterapkannya strategi PERKUSI? Jawaban jawaban
Apakah strategi PERKUSI memberikan 5 7 1
pengaruh atau dampak yang cukup Jawaban jawaban jawaban -
signifikan?
Apakah kamu merasa terbantu untuk 11 2 - -
kembali produktif setelah diterapkannya Jawaban jawaban
strategi PERKUSI?
Strategi PERKUSI memberikan dampak 7 6 - -
positif jawaban jawaban
Apakah menurutmu strategi PERKUSI 4 8 1 -
cukup efektif untuk diterapkan? jawaban jawaban jawaban
Setelah diterapkannya strategi PERKUSI 2 8 2 1
kamu masih merasakan gejala-gejala jawaban jawaban jawaban jawaban
cabin fever

Dari angket tersebut dapat kita lihat dan kita simpulkan bahwa strategi
PERKUSI memang memberikan dampak yang cukup signifikan dan
efektif untuk diterapkan, memberikan perubahan-perubahan tetapi masih
ada banyak hal pula yang harus direvisi untuk menjadikan strategi
PERKUSI sebagai solusi untuk permasalahan cabin fever menjadi lebih
baik.
Referensi yang relevan dengan penelitian yang kami lakukan sebagai
bentuk studi pustaka penelitian dan kami jadikan dasar untuk melakukan
penelitian yaitu ditetapkannya keputusan bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 tahun 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 tahun 2021 tentang
panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus
Disease 2019 yang telah dikeluarkan pada tanggal 8 April tahun 2021.
b. Pembahasan
Lokasi penelitian yang kami gunakan berada di Kecamatan Kaliwungu,
Kudus. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kecamatan
Kaliwungu memiliki kriteria yang sesuai dengan permasalahan penelitian
yang kami kerjakan. Dimana di Kecamatan Kaliwungu terdapat elemen-
elemen penelitian seperti sekolah, lembaga kesehatan (rumah sakit,
puskesmas), lembaga masyarakat formal dan informal juga masyarakat
nya yang cukup luas dengan jumlah penduduk mencapai 83.927(8).

Dari masyarakat yang luas itu, sesuai dengan teknik pengambilan sampel
yang kami gunakan, yang mana dengan jumlah populasi yang besar,
semakin kecil toleransi kesalahan, dan tingkat keakuratan yang semakin
besar sehingga semakin sedikit jumlah sampel yang dibutuhkan. Seperti
yang dapat kami jelaskan dengan perhitungan rumus slovin yang kami
perkirakan sebagai berikut:

Variabel dan indikator penelitian kami meliputi cabin fever as alert


situation in pandemic era sebagai variabel I dengan indikator penelitian
sikap dan perilaku siswa selama pandemi yang memicu terjadinya cabin
fever penerapan dan dampak penerapan strategi PERKUSI terhadap siswa
dan strategi PERKUSI sebagai solusi cabin fever dengan indikator dampak
setelah diterapkannya strategi PERKUSI yang mencakup pembiasaan,
perlakuan, dan sosialisasi pada sampel penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menyusun penelitian
adalah wawancara, observasi, kuesioner atau angket, dan studi pustaka
sesuai dengan instrumen penelitian yang sudah kami jelaskan sebelumnya
dalam metode penelitian.
Wawancara kami lakukan pada beberapa siswa dari beberapa sekolah,
kepala sekolah, guru, beberapa pegawai negri sipil di kantor kecamatan,
dan beberapa masyarakat. Dimana dapat kami simpulkan bahwa setelah
sekian waktu diberlakukannya kebijakan work from home, sebagian
8
Informasi besar populasi atau jumlah penduduk Kecamatan Kaliwungu, Kudus
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kaliwungu,_Kudus#:~:text=Sidorekso-,Demografi,42.572%20jiwa
%20berjenis%20kelamin%20perempuan
masyarakat, terkhusus siswa, merasa tertekan dengan kondisi yang ada
sehingga berdampak pada kegiatan sehari-hari dan produktivitas kerja
mereka yang dapat dikatakan menurun. Mereka juga menjelaskan bahwa
rumah bukanlah tempat yang cukup efektif yang dapat digunakan untuk
bersekolah atau bekerja. Beberapa kendala yang dialami diantaranya tidak
teraturnya jadwal sehingga kegiatan menjadi keteteran bahkan bisa saja
bertabrakan satu dengan yang lainnya yang disebabkan oleh
miskomunikasi. Selain itu keterjangkauan jaringan internet yang kurang
baik di beberapa daerah menyebabkan interaksi yang kurang efektif ketika
pembelajaran daring. Hal-hal yang menjadi kendala saat masa pembatasan
sosial atau social distancing menyebabkan perasaan-perasaan negatif,
seperti stress, jenuh bosan, bahkan cemas yang memicu terjadinya Cabin
Fever.

Kami juga melakukan observasi di beberapa sekolah yang sudah


memberlakukan pembelajaran luring untuk melihat kondisi pembelajaran
ketika masa pandemi masih menyelimuti. Kami mendapatkan beberapa
permasalahan-permasalahan yang timbul diantaranya; banyaknya siswa
yang terlambat datang ke sekolah karena terbiasa dengan pembelajaran
daring setelah sekian lama, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
kedisiplinan siswa menurun. Selain itu, beberapa siswa juga terlihat
kurang semangat dan lesu bahkan mengantuk ketika pembelajaran. Dan
karena masih diberlakukannya sistem shift untuk menghindari resiko
rantai penyebaran yang lebih besar, maka tidak jarang juga terjadi
miskomunikasi yang dapat menghambat sistem pembelajaran. Beberapa
guru pun mengeluh karena mereka harus bekerja dua kali untuk
menjelaskan materi. Sehingga terkadang terjadi ketidakmasimalan dalam
penyampaian materinya. Maksudnya, terkadang apa yang disampaikan di
shift A terlewat untuk disampaikan ke shift B atau sebaliknya. Sehingga
siswa dalam satu kelas terkadang memiliki informasi atau catatan yang
berbedam
Dengan demikian, kami melanjutkan penelitian kami dengan
merancang angket atau kuesioner observasi untuk lanjut menganalisis hal-
hal yang mungkin tidak nampak oleh netra kami. Dalam angket tersebut
kami memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kami pikir relevan dengan
perasaan dan problema yang mereka alami. Dan diperkirakan kurang lebih
50% dari mereka setuju dengan apa yang sudah kami tanyakan.
Berikut merupakan pertanyaan kasar atau gambaran singkat dari kuesioner
sederhana yang kami buat:
Dari hasil survei kami, kami dapat menyimpulkan lebih dari
sebagian siswa menginginkan pembelajaran kembali luring seperti sedia
kala, namun hal yang harus mereka persiapkan masih belum terlaksana
dengan baik. Karena mereka harus beradaptasi kembali karena mereka
kembali diharuskan untuk berkegiatan diluar rumah, dimana kondisi
mereka sudah cukup lama terisolasi di dalam rumah, dan mereka tidak
hanya kembali berkegiatan sama seperti dulu semula, tetapi mereka harus
menghadapi banyak sekali perubahan-perubahan yang ada. Maka dari itu,
setelah kami melakukan survei pra pengaplikasian strategi PERKUSI,
kami mencoba untuk menerapkan strategi PERKUSI seperti yang sudah
kami rancang kepada mereka selama 1 Minggu.
Kami melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada mereka tentang
COVID-19 secara umum, memberi himbauan agar tetap menjaga protokol
kesehatan secara ketat, dan memberi mereka sedikit arahan seperti tentang
mindset atau pola pikir agar pikiran mereka kembali terpacu untuk
melakukan kegiatan diluar rumah dimasa pandemi ini secara produktif.
Selanjutnya kami memberitahukan langkah-langkah yang kami arahkan
untuk dijadikan pembiasaan sebagai wujud dari point penelitian kami yang
nomor dua. Langkah-langkah yang kami beri untuk menghadapi situasi
tersebut yaitu:
1. Membuat pembiasaan minimal 30 menit dalam sehari untuk
melakukan kegiatan atau hobi yang sekiranya sudah menjadi passion
mereka. Misalnya menggambar, menulis, atau yang lainnya. Hal ini
ditujukan kepada mereka agar terbiasa kembali produktif.
2. Memberi batasan penggunaan handphone dan setidaknya membuat
jadwal kegiatan setidaknya poin-poin tentang sesuatu yang harus
mereka lakukan hari ini.
3. Menganjurkan mereka untuk membawa bekal dan air minum dari
rumah
Selain itu kami juga mensosialisasikan kepada mereka tentang
perlakuan untuk menghadapi COVID-19 agar tidak cemas, menghadapi
stress, rasa bosan, atau rasa negatif lainnya yang dapat dikatakan sebagai
cabin fever.
Referensi yang relevan dengan penelitian yang kami lakukan sebagai
bentuk studi pustaka penelitian dan kami jadikan dasar untuk melakukan
penelitian yaitu ditetapkannya keputusan bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 tahun 2021, Nomor
HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 tahun 2021 tentang
panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus
Disease 2019 yang telah dikeluarkan pada tanggal 8 April tahun 2021.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, kami sebagai penulis dapat mengambil
simpulan mengenai penerapan strategi PERKUSI dalam menghadapi dampak
dari adanya Covid-19 yang mewabah di Indonesia bahkan di dunia terkhusus
Cabin Fever. Cabin Fever istilah untuk menggambarkan berbagai perasaan
perasaan negatif akibat terisolalsi terlalu lama. Kondisi ini tentunya banyak
dirasakan oleh manusia selama masa karantika ketika pandemi Covid-19
sedang terjadi. Orang yang mengalami Cabin Fever akan merasakan gejala
seperti sedih, gelisah, bosan, kurangnya rasa semangat, mudah tersinggung
dan perasaan negatif lainnya. Cabin Fever bukan termasuk dalam gangguan
psikologis, namun jika kondisi ini terus menerus dibiarkan, maka dapat
mengganggu produktivitas manusia seperti biasanya saat pandemi
berlangsung. Bahkan jika masa pandemi sudah berakhir dan tidak menjalani
masa karantina lagi, jika kondisi Cabin Fever pada diri seseorang masih
dirasakan, tentunya hal itu pun akan mengganggu kegiatan sehari-hari orang
tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan peneliti ingin menguji dan
mengupayakan strategi PERKUSI yang diperkirakan dapat menjadi solusi
permasalahan Cabin Fever terutama pada siswa untuk membantu kembalinya
produktuvitas kerja mereka seperti sebelum pandemi dimulai. Sehingga
ketika pandemi sudah berangsur-angsur menghilang dan aktivitas dapat
kembali berjalan lancar seperti semula, gangguan Cabin Fever yang ada pada
tubuh manusia sudah dapat teratasi sehingga tidak menimbulkan
permasalahan baru. , strategi PERKUSI ini ingin mengangkat dan
mengembangkan segala sektor kehidupan terutama pendidikan dalam
pembangunan nasional. Dari siswa yang akan ditangani tersebut, dapat
mengembangkan strategi PERKUSI yang sudah tersusun dan akan
disebarluaskan agar orang lain dapat mengikuti dan mengaplikasikan strategi
tersebut dalam kehidupannya untuk melakukan perubahan tindakan juga pola
pikir dan meningkatkan motivasi juga produktif kembali untuk mendorong
perbaikan kondisi permasalahan bangsa dan negara, khususnya Cabin Fever.
Dengan adanya penerapan konsep strategi PERKUSI diharapkan dapat
meningkatkan stabilitas juga efisiensi sambil memastikan kebutuhan generasi
masa kini dan masa depan dalam aspek kehidupan terutama dibidang
pendidikan. Serta diterapkannya strategi PERKUSI dengan memanfaatkan
teknologi yang cerdas, memecahkan masalah secara langsung, serta
menciptakan respon yang positif dan inovatif. Tak hanya itu, strategi
PERKUSI mengintegrasikan dan menganalisis data dalam jumlah besar yang
diambil dari berbagai sumber untuk mencegah, mengurangi, bahkan
meramalkan permasalahan yang akan datang. Konsep strategi PERKUSI yang
seperti itu bertujuan dengan menyesuaikan kondisi yang ada, serta revolusi
edukasi untuk meningkatnya motivasi dan kembalinya produktivitas kerja.
Pada penelitian kali ini, kami menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif yang terfokus pada empat komponen yaitu wawancara, observasi,
kuesioner, dan studi pustaka. Untuk penerapannya strategi perkusi sudah
dapat dikatakan membawa dampak atau pengaruh juga perubahan yang cukup
signifikan bagi beberapa orang. Dan tentunya strategi yang kami susun ini
masih memiliki banyak kekurangan sehingga masih diperlukan revisi untuk
hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Data dan informasi tentang covid
Menteri, Satuan petugas penanganan COVID, (2019)
https://covid19.go.id/tanya-jawab?page=4 – diakses pada 25 Maret
2021
Data COVID dunia
CSSEGI/SandData, COVID-19 Data Repository by the Center for
Systems Science and Engineering (Maret, 2021)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2a
hUKEwjdoeY8fDwAhW2-
nMBHdrdCQQ7OUFMAF6BAgKEAM&url=https%3A%2F
%2Fgithub.com%2FCSSEGISandData
%2FCOVID19&usg=AOvVaw1vKpECdLTiTa7d-LqfWRs0 – diakses
pada 25 Maret 2021
Informasi mengenai cabin fever
Universitas Indonesia, Mengenal Gejala ‘Cabin Fever’ dan Cara
Mengatasinya (29 April 2020) https://www.ui.ac.id/mengenal-gejala-
cabin-fever-dan-cara-mengatasinya/ - diakses pada tanggal 3 April
2021
Gejala cabin fever
Universitas Indonesia, Mengenal Gejala ‘Cabin Fever’ dan Cara
Mengatasinya (29 April 2020) https://www.ui.ac.id/mengenal-gejala-
cabin-fever-dan-cara-mengatasinya/ - diakses pada 5 April 2021
Pengertian pembiasaan (habituasi)
Wikipedia https://g.co/kgs/tw6kAy - diakses pada 7 April 2021
Pengertian perlakuan
https://www.kamusbesar.com/perlakuan - diakses pada 7 April 2021
Pengertian sosialisasi
https://g.co/kgs/83u6hz - diakses pada 7 April 2021
Jumlah penduduk Kecamatan Kaliwungu Kudus
Wikipedia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kaliwungu,_Kudus#:~:text=Sidorekso-
,Demografi,42.572%20jiwa%20berjenis%20kelamin%20perempuan –
diakses pada 5 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai