Disusun Oleh:
1. Mardiaseh (207STYC21)
2. Sukma Yaqinullah (203STYC21)
3. Saufilana Nesia (200STYC21)
4. Ni Putu Sasi Ratna Dewi (198STYC21)
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan:
a. Pasien dapat mengetahui pengertian terapi relaksasi nafas dalam.
b. Pasien dapat mengetahui manfaat terapi relaksasi nafas dalam.
c. Pasien dapat memahami prosedur teknik terapi relaksasi nafas dalam.
d. Pasien dapat memahami pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah.
e. Pasien dapat melakukan redemonstrasi terapi relaksasi nafas dalam.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktek
E. Media
1. Leaflet
F. Evaluasi
Evaluasi secara lisan, menanyakan padapeserta:
1. Jelaskan pengertian terapi relaksasi nafas dalam
2. Jelaskan manfaat terapi relaksasi nafas dalam
3. Jelaskan cara melakukan terapi relaksasi nafas dalam
G. Sumber
1. Resti, I.B., 2014, Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Stres pada
Penderita Asma, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Volume 2, No. 1, Januari
2014, hlm: 1-20.
2. Ward, J.P.T., R.W. Clarke, dan R.W.A. Linden, 2009, At a Glance – Fisiologi,
Erlangga, Jakarta.
4. Terminasi 5 menit
a. Mengevaluasi perasaan a. Mengungkapkan perasaan
responden.
b. Mendengarkan dan
b. Memberikan reinforcement
memperhatikan
positif. c. Menjawab salam
c. Melakukan kontrak pertemuan
selanjutnya.
d. Mengakhiri kegiatan dengan
baik.
e. Salam penutup
I. Uraian materti
1. Pengertian Terapi Relaksasi Nafas Dalam
Manfaat teknik relaksasi nafas dalam menurut Priharjo (2003) dalam Arfa
(2014) adalah sebagai berikut :
a. Ketentraman hati.
f. Meningkatkan keyakinan.
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru - paru dengan udara
melalui hitungan.
d. Perlahan - lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstremitas atas dan bawah rileks.
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan - lahan.
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.
h. Usahakan agar tetap konsentrasi.
Oksida nitrit disintesis oleh enzim nitric oxide synthase (eNOS) endotel
dari L - arginin. Peningkatan aktivitas dari eNOS dan produksi oksida nitrit
dipengaruhi oleh faktor - faktor yang juga meningkatkan kalsium intraselular,
dan juga termasuk mediator lokal. Mediator lokal tersebut adalah bradikinin,
histamin, dan serotonin, serta beberapa neurotransmitter. Produksi nitrit oksida
secara kontinu akan memodulasi resistensi vaskular, dan telah diketahui bahwa
inhibisi eNOS menyebabkan peningkatan tekanan darah (Ward, 2005). Oksida
nitrit merupakan vasodilator yang penting untuk mengatur tekanan darah dan
dilepaskan secara kontinu dari endotelium arteri dan arteriol yang akan
menyebabkan shear stress pada sel endotel akibat viskositas darah terhadap
dinding vaskuler. Stres yang terbentuk mampu mengubah bentuk sel endotel
sesuai arah aliran dan menyebabkan peningkatan pelepasan nitritoksida yang
kemudian mengakibatkan pembuluh darah menjadi rileks, elastis dan
mengalami dilatasi.
Pembuluh darah yang rileks akan melebar sehingga sirkulasi darah
menjadi lancar, tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) menurun,
dan kerja jantung menjadi optimal. Penurunan CVP akan diikuti dengan
penurunan curah jantung, dan tekanan arteri rerata. Vena memiliki diameter yang
lebih besar daripada arteri yang ekuivalen dan memberikan resistensi yang kecil.
Oleh karena itu vena disebut juga pembuluh kapasitans dan bekerja sebagai
reservoir volume darah (Ward, 2005). Curah jantung merupakan hasil kali dari
isi sekuncup dan frekuensi jantung. Curah jantung secara langsung dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu volume pengisian atau volume akhir - diastolik, fraksi ejeksi,
dan frekuensi jantung. Penurunan volume darah dan curah jantung yang terjadi
dapat menyebabkan tekanan darah menjadi turun.