Definisi
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat ini bekerja dengan cara
menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami di dalam otak yang disebut neurotransmitter,
sehingga bisa meredakan keluhan dan membantu memperbaiki suasana hati dan emosi.
Selain untuk mengobati depresi, antidepresan juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi lainnya,
seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan umum, gangguan stress pasca-trauma
(PTSD), fobia, bulimia, serta keluhan nyeri. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Antidepresan adalah obat yang dapat membantu meredakan berbagai masalah mental, mulai dari gejala
depresi, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan, gangguan afektif musiman, distimia, atau
depresi kronis ringan, serta kondisi lainnya.
B. Jenis Antidepresan
Ada beberapa jenis obat antidepresan yang terbagi berdasarkan cara kerja dan efek samping yang
ditimbulkan, di antaranya:
Antidepresan jenis ini umumnya menjadi pilihan utama untuk mengobati depresi karena risiko efek
samping yang rendah. SSRIs bekerja dengan cara menekan penyerapan kembali serotonin di dalam otak.
Contoh obat golongan SSRI adalah:
- Escitalopram
- Fluoxetine
- Fluvoxamine
- Sertraline
2. Antidepresan Trisiklik
Golongan ini merupakan jenis antidepresan yang pertama kali dikembangkan. Meski sudah lama
digunakan, namun obat ini sering kali banyak menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan
antidepresan lainnya. TCAs bekerja dengan cara memengaruhi senyawa pengirim pesan di otak sehingga
mood bisa terkendali dan akan meredakan depresi. Contoh obat golongan TCAs adalah:
- Amitriptyline
- Doxepin
- Clomipramine
- Duloxetine
- Venlafaxine
Antidepresan jenis ini diberikan jika obat antidepresan lain tidak mampu mengatasi keluhan.
Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) bekerja menghambat kinerja senyawa noradrenalin dan
serotonin untuk mencegah timbulnya gejala-gejala depresi.
Meskipun aman digunakan, MAOI dapat menimbulkan berbagai efek samping, terutama jika dikonsumsi
bersamaan dengan makanan tertentu. Contoh obat golongan MAOIs adalah:
- Isocarboxazid
- Phenelzine
- Tranylcypromine
- Seleginile
5. Antidepresan atipikal
Antidepresan jenis ini berbeda dengan antidepresan lainnya. Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi
senyawa pengirim pesan di otak (neurotransmiter) yang digunakan untuk berkomunikasi antar sel otak
sehingga bisa mengubah suasana hati dan meredakan depresi. Contoh obat golongan antidepresan
atipikal adalah:
- Bupropin
- Mirtazapine.
C. Efek Samping
Antidepresan dapat menyebabkan efek samping yang berbeda-beda, tergantung dari karakteristik
masing-masing obat dan kondisi penggunanya. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin
muncul akibat penggunaan obat antidepresan:
- Mual
- Pusing
- Agitasi
- Berat badan bertambah
- Disfungsi ereksi
- Penurunan orgasme
- Retensi urine
- Kelelahan
- Gelisah
- Mengantuk
- Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Sembelit
Beberapa obat antidepresan tertentu juga dapat menyebabkan meningkatkan risiko terjadinya diabetes.
Meski jarang terjadi, obat antidepresan juga dapat menyebabkan beberapa efek samping yang lebih
serius dan fatal, yaitu:
- Sindrom serotonin, yang ditandai dengan berkeringat, diare, kejang, detak jantung tidak teratur, dan
pingsan.
- Hiponatremia, yang ditandai dengan sakit kepala, nyeri otot, nafsu makan berkurang, lemah dan lesu,
disorientasi, psikosis, kejang, bahkan koma.
D. Dosis
E. Interaksi Obat
2. SSRI/TCA+ MOAI= serotonine malignant syndrom dengan gejala gastro intestinaldistres, agitation,
restlessnes.
3. MAOI+ " sympathomietic drugs " ( phenylpropanolamine, pseudoephedrine pada obat flu,
noradrenaline pada anastesi lokal, derivat amdetamine, I-dopa ) efek potensiasi yang dapat menjurus ke
krisis hipertensi dimana ada resiko terjadinya stroke.
4. MAOI+ senyawaan mengandung "tyramine" ( keju, anggur, dll ) dapat terjadi krisis hipertensi dengan
resiko serangan stroke pada pasien usia lanjut.
5. Obat anti-depresi+ " CNS Depresant" ( morphine benzodiazepine, alkohol, dll ) potensiasi efek sedasi
dan penekanan terhadap pusat nafas l, resiko timbulnya " respiratory failure ".
F. Kontraindikasi
2. Glukoma, retensi urine, hipertrofi prostat, gangguan fungsi hati dan epilepsi.
3. Wanita gamil dan menyusu tidak dianjurkan menggunakan TCA, resiko teratogenik besar ( pada
trimester 1 ) dan TCA dieksresi melalui ASI.