Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAAN

1.1 Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam


pembangunan negara kesatuan Republik Indonesia. Sejumlah keputusan strategis
mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam
berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan peranan
tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS
profesional tersebutperlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.

Pelatihan pembentukan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilakukan


melalui latihan dasar (LATSAR), dimana praktik penyelenggaraan Pelatihan yang
pembelajarannya didominasi oleh ceramah sulit membentuk karakter PNS yang
kuat dan profesional. Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63
ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.

Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Apratur Sipil Negara (ASN)


telah mengatur terkait pendidikan khusus untuk diberikan kepada ASN sesuai
dengan standar kompetensi jabatannya dalam rangka mendukung tugas dan
jabatannya agar menjadi ASN yang profesional. Dengan adanya pendidikan ini
ASN dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) Serta
dapat menerapkan prinsip-prinsip kode etik ASN. Pada tahun 2018, sistem
pendidikan untuk calon ASN berubah menjadi Pelatihan Dasar (Latsar) yang
sebelumnya disebut pendidikan dan latihan (Diklat).

Pelatihan Latsar ini bertujuan membentuk karakter CPNS yang


berintegritas tinggi dan profesional. Pembentukkan tersebut melalui pembentukan
sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan peran PNS
dalam Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menguasai kompetensi
teknis bidang tugas. Setelah menerima latsar ini agar CPNS dapat menerapkan
nilai dasar PNS dalam melaksanakan tugasnya.

1.1 Visi, Misi dan Tupoksi Organisasi

Adapun Visi, Misi, Motto dan Strategi Kantor Imigrasi Kelas 1 Banda
Aceh dapat dilihat sebagai berikut:

VISI

“Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”

MISI

Melaksanakan Pelayanan yang Cepat dan Tepat

Memberikan Kemudahan yang Berkualitas dalam Pelayanan Terhadap

Masyarakat

MOTTO

“Melayani Masyarakat Pemohon Jasa Imigrasi dengan Tulus”

STRATEGI KAMI

“Peningkatan Integritas dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia, yang


bertaqwa, menjunjung tinggi Kehormatan, Cendekia, dan Inovatif
TUPOKSI ORGANISASI

1.2 Permasalahan
Contoh permasalahan yang penulis lihat selama penulis bertugas di Kantor
Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh :
a. Belum Optimalnya Ruang Laktasi
b. Belum adanya Stiker Semangat Kerja di Bagian Keuangan
c. Masih Optimalnya Penataan Arsip di Bagian Keuangan
d. Belum Tergitalisasinya Arsip Tunjangan Kinerja di Keuangan
e. Masih Kurangnya Tempat Free Charger

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. CPNS mampu memahami, menerapkan dan mengimplementasikan nilai-
nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti Korupsi atau yang lebih dikenal sebagai ANEKA.
2. CPNS mendapatkan pengalaman terkait penerapan nilai-nilai ANEKA
dalam lingkungan kerja sehingga diharapkan dapat memperbaiki kinerja
PNS untuk disesuaikan dengan tugas dan jabatannya selama masa
aktualisasi.
3. CPNS dapat memberi kontribusi terhadap visi dan misi organisasi melalui
kinerjanya yang baik.

1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi


Setelah mendapatkan pemahaman tentang nilai-nilai dasar Pegawai Negeri
sipil (PNS) yakni Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti korupsi. ASN akan melaksanakan aktualisasi nilai tersebut di unit pelaksana
teknis (UPT) masing-masing sehingga mampu menerapkan nilai-nilai dasar PNS
yakni ANEKA.
a. Tempat
Pelaksanaan implementasi nilai dasar ASN yakni akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) dilakukan
di unit kerja masing-masing. Pada rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan di
Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh khususnya di bagian Keuangan.
b. Waktu
Pelatihan Dasar Calon ASN golongan II dilaksanakan di P4TK BBL
Medan mulai tanggal 7 Oktober sampai 12 Desember 2019 yakni melakukan
pembelajaran di kampus (On campus) dan di instansi masing-masing (off
campus). Pembelajaran di kampus dilaksanakan mulai Tanggal 7 Oktober sampai
dengan 26 Oktober 2019 yakni pembelajaran Internalisasi nilai-nilai dasar ASN,
sedangkan pembelajaran di masing-masing instansi dilaksanakan mulai Tanggal
28 Oktober sampai dengan 7 Desember 2019. Pembelajaran off campus ini akan
dilaksanakan pada instansi Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh. Tahap evaluasi
dan penutupan dilaksanakan tanggal 12 Desember 2019.

Profil Organisasi
Pada tahun 1983 Kanim Banda Aceh diresmikan menjadi Kantor kelas II Banda
Aceh dan pada Tanggal 19 Agustus 2004 diresmikan menjadi Kantor Imigrasi Kelas I
Banda Aceh. Kanim kelas I Banda Aceh memiliki satu substansi umum yakni bagian
umum, bagian kepegawaian dan bagian keuangan dan juga memiliki empat seksi yakni
lalu lintas keimigrasian, status keimigrasian, pengawasan dan penindakan keimigrasian
dan informasi dan sarana komunikasi keimigrasian. Wilayah kerja Kanim Kelas I Banda
Aceh meliputi 4 wilayah yakni Kota Banda Aceh, kabupaten Aceh Besar, Kabupaten
Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya.

Di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh terdapat tiga TPI
yaitu Pelabuhan Laut Malahayati, Pelabuhan Laut Ulee Lheu serta satu pelabuhan
Udara yaitu Bandara Blang Bintang yang sejak awal 1995 namanya diganti
menjadi Bandara Sultan lskandar Muda.
Sejak adanya lmigrasi di Banda Aceh dari mulai tahun 1947, sudah 22
(dua puluh dua) Pejabat lmigrasi menjadi Kepala Kantor dan yang terakhir adalah
Bapak Irawan, SH sebagai Plt. Kepala Kantor Imigrasi Kelas Banda Aceh sejak
November 2018 sampai dengan sekarang.

Struktur Organisasi
BAB II
RANCANGAN AKTUALIASI NILAI-NILAI DASAR
ASN

2.1 Identifikasi Isu/Masalah

Sebagai salah satu CPNS angkatan tahun 2018, saya telah menjalani masa
orientasi dan percobaan kerja di UPT Kantor Imigrasi Kelas 1 Banda Aceh
terhitung sejak 11 Februari sampai dengan 4 Oktober 2019. Selama masa yang
juga disebut On Job Training tersebut, saya terlibat langsung dalam membantu
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan keuangan mulai dari menyimpan arsip-arsip,
membantu pembuatan Tunjangan Kinerja, dan melaksanakan tugas lainnya yang
diperintahkan atasan seperti mengisi aplikasi realisasi kerja seperti SMart, E-
Monev dan E-performance hingga mengantarkan SPM. Jenis pekerjaan yang
dilakukan yaitu mulai dari memasukkan dokumen-dokumen kedalam arsip yang
sesuai, pergi ke kppn untuk mengantarkan spm dan melakukan pengecekan absen
kehadiran yang diberikan bagian kepegawaian untuk rekap Tunjangan Kinerja,
menginput data kehadiran, dan mengirimkan data Tunker untuk pencairan,
melakukan pengisian Smart, E-monev, dan E-Performance setiap bulannya.
Selama melaksanakan tugas-tugas tersebut, saya menyadari ada beberapa isu
terkait Pengelolaan Keuangan dan Pelayanan Publik di kantor Imigrasi Kelas I
TPI yang dapat diangkat dalam rancangan aktualisasi ini, antara lain:
a. Optimalnya Ruang Laktasi
b. Belum adanya Stiker Semangat Kerja di Bagian Keuangan
c. Masih Optimalnya Penataan Arsip di Bagian Keuangan
d. Belum Tergitalisasinya Arsip Tunjangan Kinerja di Keuangan
e. Masih Kurangnya Tempat Free Charger
2.2 Analisis Isu

Untuk mencari isu-isu berkualitas yang akan menjadi kandidat Core Issue,
saya menerapkan metode AKPK. Dalam metode ini, A adalah Aktual, yaitu
seberapa nyata atau benar isu itu terjadi. K adalah Kekhalayakan, yaitu seberapa
banyak orang yang merasakan isu tersebut. Kemudian P adalah Problematik, yaitu
seberapa rumitnya isu tersebut. Dan yang terakhir adalah K, yaitu Kelayakan,
yaitu seberapa perlu atau layak isu tersebut untuk segera diselesaikan.
Isu-isu yang telah ditentukan kemudian dinilai dengan metode APKL
sebagai berikut;
Tabel 1. Analisis/Penilaian Kriteria Isu

Kriteria AKPL
Isu
No
A P K L

1. Belum Optimalnya Ruang Laktasi    

Belum Adanya Stiker Semangat Kerja di


2. X  X 
Bagian Keuangan
Belum Optim
3.    
alnya Penataan Arsip di Bagian Keuangan
Belum Tergitalisasinya Arsip Tunjangan
4.    
Kinerja di Bagian Keuangan
Masih Kurangnya Tempat Free Charger
5. X  X 

Keterangan : A: Aktual, P: Problematik, K: Kekhalayakan, L: layak


PP: Pelayanan Publik, WoG:Whole of Government, MA: Manajemen ASN

2.3 Penetapan Isu dan Dampaknya


1. Penetapan Isu
Guna mendapatkan satu Core Issue yang nantinya akan saya angkat dalam
rancangan aktualisasi, diperlukan proses analisa lebih mendalam terhadap isu-isu
yang telah ditetapkan dalam analisa AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan). Selanjutnya isu-isu dengan rangking tertinggi tersebut dianalisa
kembali menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness and Growth) untuk
menilai isu berdasarkan 3 aspek , yaitu
1. U adalah Urgency, yaitu indikator seberapa mendesaknya isu tersebut
untuk diselesaikan dan dicari jalan keluarnya.
2. S adalah Seriousness, yaitu indikator yang menunjukkan tingkat
keseriusan atau kerumitan sebuah isu.
3. Sedangkan G adalah Growth, indikator yang menunjukkan seberapa
besar kemungkinan isu tersebut dapat meningkat menjadi lebih buruk
dan sulit diselesaikan.

Masing-masing aspek pada metode USG diberikan nilai berdasarkan skali


Likert (1-5) dengan rincian sebagai berikut: 1 = sangat kecil; 2 = kecil; 3 =
sedang; 4 = besar; 5 = sangat besar. Skor pada masing-masing aspek USG
kemudian dijumlahkan dimana Isu yang menjadi prioritas adalah isu dengan
jumlah skor tertinggi dibandingkan isu lainnya. Hasil analisis dengan matriks
USG ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Analisis/Penetapan Isu Prioritas dengan USG


Skor USG Skor
No Isu Rangking
U S G Total
Belum Tergitalisasinya Arsip
1. Tunjangan Kinerja di Bagian 5 5 5 15 1
Keuangan
Belum Optimalnya Penataan Arsip di
2. 3 4 4 11 2
Bagian Keuangan
3. Belum Optimalnya Ruang Laktasi 3 3 3 9 3
U: Urgency, S: Seriousness, G: Growth, PP: Pelayanan Publik, WoG:Whole of Government

2. Analisis Dampaknya
Berdasarkan hasil analisis isu dengan alat analisis USG pada Tabel 2 di
atas, maka isu yang menjadi prioritas atau isu terpilih adalah : Belum
Tergitalisasinya Arsip Tunjangan Kinerja di Bagian Keuangan. Isu ini perlu
segera diatasi dan jika intervensi terhadap isu tersebut tidak segera dilakukan
maka akan muncul beberapa dampak, antara lain :
 Memakan banyak ruangan karena terlalu banyak arsip yang tidak
tersimpan dengan baik
 Terjadi perselisihan antar rekan kerja karena banyaknya barang
 Tidak terlindunginya Arsip di bagian keuangan

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan

Setelah melalui proses analisa menggunakan metode AKPK dan USG,


maka dapat ditentukan Core Issue yang akan diangkat dalam rancangan
aktualisasi ini adalah: “Optimalisasi Terhadap Arsip Tunjangan Kinerja
Pegawai Melalui Digitalisasi di Bagian Keuangan di Kantor Imigrasi Kelas 1
Banda Aceh”. Oleh karena itu untuk melakukan kegiatan digitalisasi arsip
tunjangan kinerja, maka perlu untuk menetapkan Gagasan kegiatan guna
pemecahan isu sebagaiman pada table 3 berikut :

No Isu Gagasan Pemecahan Kegiatan


. Isu
1. Belum Meningkatkan Kerapian 1. Melakukan Koordinasi
Tergitalisasinya dan Keamanan Arsip Dengan Atasan
Arsip Tunjangan Tunjagan Kinerja Langsung Selaku
Kinerja Di Bagian Berbasis Digitalisasi Pemberi Kebijakan Di
Keuangan Kantor Bagian Keuangan
Imigrasi Kelas I 2. Meminta Persetujuan
TPI Banda Aceh Atasan Langsung
Terkait Penyediaan Alat
untuk Melakukan
Digitalisasi Arsip
Tunjangan Kinerja
3. Menyiapkan Arsip
Tunjangan Kinerja
4. Melakukan Scan Arsip
Tunjangan Kinerja
5. Menyimpan File Ke
Hardisk dan
GoogleDrive
6. Melaporkan Hasil
Kegiatan kepada Atasan
Langsung

2.5 Role Models


BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai Dasar PNS


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai public.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa:
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi atas standar atau norma yang menentukan baik
buruk, benar salah, tindakan, keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika public sebagaimana tercantum dalam undang-
undang ASN, yaitu sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil. Komitmen mutu mengedepankan komitmen terhadap
kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara.
Nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah: Efektif Efisien
Kreatif Inovatif Mutu.

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara dan
masyarakat. Tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, gratifikasi.
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan
timbal balik antara pemberi dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua
pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut.
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koeral
(tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna
mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau
hal yang dihargai.
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi.
Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang.
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada
teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki
jabatan.
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari pengetahuan dan
pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu kepada penciptaan suasana
yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak
korupsi yang lain
7. Korupsi defensive adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Terdapat 3 (tiga) nilai dasar yang harus ASN terapkan dalam agenda
kedudukan dan peran pegawai negeri sipil (PNS) dalam NKRI, meliputi
Manajemen ASN, Whole of Government(WoG) dan Pelayanan Publik. Penjelasan
dari masing-masing nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut:

3.2.1 Management ASN


Pada dasarnya, manajemen ASN merupakan kebijakan dan praktik dalam
mengelola aspek manusia atau sumberdaya manusia (SDM) dalam
organisasitermasuk dalam hal pengadaan, penempatan, mutasi, promosi,
pengembangan, penilaian, dan penghargaan (Fatimah dan Irawati, 2016).
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi,kolusi dan nepotisme dengan memahami kedudukan,
peran, hak dan kewajiban (Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014). Manajemen
ASN akan diselenggarakan dengan sistem merit. Sistem merit adalah kebijakan
dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan (Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014). Manajemen ASN
meliputi manajemen PNS dan manajemen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja). Mekanisme Pengelolaan ASN, meliputi: Penyusunan dan
penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK, meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi,
pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan
perlindungan.

3.2.2 Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang


dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam
pemenuhankebutuhan masyarakat. Ada 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu:

1. Setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen


yang dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untukkegiatan pelayanan publik.
2. Orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau
memerlukan layanan (penerima layanan).
3. Kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsur kepuasan pelanggan
menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (Pemerintah), untuk
menetapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berorientasi
untukmemuaskan pelanggan, dan dilakukan melalui upaya
memperbaiki dan meningkatkan kinerja.
Nilai dasar pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima, meliputi partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Budaya,
pelayanan dibentuk oleh sikap pekerjaserta manajemen organisasi sebagai
pelayanan.

3.2.3 Whole of Goverment (WoG)

WOG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Ada 3 (tiga) alasan yang
menyebabkan WOG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor eksternal
Seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan, dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.

2. Faktor internal
Dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk


latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.

Terdapat beberapa cara pendekatan WOG yang dapat dilakukan,


baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal, yaitu sebagai
berikut:

1. Penguatan koordinasi antar lembaga


2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
3. Membentuk gugus tugas
4. Koalisi sosial
3.3 Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Kantor Imigrasi Kelas 1 Banda Aceh Seksi Status Keimigrasian
Identifikasi Isu : Belum Optimalnya Arsip Tunjangan Kinerja di Bagian Keuangan
Isu yang Diangkat : Perlunya Peningkatan Digitalisasi Arsip Tunjangan Kinerja di Bagian Keuangan Kantor Imigrasi Kelas 1 Banda
Aceh
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Arsip Tunjangan Kinerja di Bagian Keuangan Imigrasi Kelas 1 Banda Aceh

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Nama Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan Visi & Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan - Meminta persetujuan - Dokumentasi Dengan Meminta persetujuan atasan Dengan meminta Melakukaan
Koordinasi Dengan atasan langsung untuk - Daftar tata cara langsung sebelum menjalankan persetujuan atasan Koordinasi

Atasan Langsung melakukan kegiatan - Daftar Kontrol Kegiatan kegiatan ini mewujudkan nilai Etika terlebih dulu dengan atasan
- Menjelaskan maksud Publik (berdiskusi)dimana pendapat, berkontribusi secara tidak langsung
Selaku Pemberi
dan tujuan mengenai kritik dan saran serta persetujuan dari langsung terhadap visi merupakan nilai
Kebijakan Mengenai
rancangan aktualisasi pimpinan sangat penting demi “Masyarakat Profesional
Rencana Kegiatan di
yang akan dibuat kelancaran kegiatan ini. Memperoleh Kepastian yaitu menjunjung
Bagian Keuangan
- Membuat daftar tata Dan dalam melakukan kegiatan Hukum” Serta tinggi etika
cara dan hal apa saja dengan membuat daftar tata cara misi : “Melaksanakan
yang akan dilakukan (teliti) perwujudan nilai Komitmen Pelayanan Yang Cepat
Mutu Dan Tepat” dan
- Meminta bimbingan dan “Memberikan
monitor dari kegiatan Kemudahan yang
yang akan dilakukan Berkualitas dalam
selama habituasi Pelayanan Terhadap
Masyarakat”
2. Meminta Persetujuan - Melakukan koordinasi - Dokumentasi Tindakan berkoordinasi dengan Dengan melakukan Sosialisasi
Atasan Langsung dengan pimpinan - Komputer, scanner, dan pimpinan sebelum menjalankan koordinasi terkait Permohonan Izin

Terkait Penyediaan terkait penyedian Alat hardisk tersedia kegiatan ini mewujudkan nilai Etika persetujuan tentang Tinggal Online
Publik (berdiskusi)dimana penyedian alat menguatkan nilai
Alat untuk - Mendapatkan Alat
mendengar pendapat, kritik dan saran berkontribusi secara organisasi Kantor
Melakukan Untuk melakukan
serta persetujuan dari pimpinan tidak langsung terhadap Imigrasi Kelas 1
Digitalisasi Arsip Scanner
sangat penting demi kelancaran visi “Masyarakat Banda Aceh
Tunjangan Kinerja - Melaporkan hasil ke
kegiatan ini. Memperoleh yaitu Mumpuni
atasan langsung Dalam melakukan kegiatan scan Kepastian Hukum” dan Lugas.
dengan teliti merupakan perwujudan Serta misi :
dari Komitmen Mutu (teliti)dan “Melaksanakan
Akuntabilitas (melaksanakan tugas). Pelayanan Yang Cepat
Melaporkan dan mendiskusikan hasil Dan Tepat” dan
yang telah kita peroleh dengan “Memberikan
pimpinan juga merupakan Kemudahan yang
perwujudan nilai Etika Berkualitas dalam
Publik(berdiskusi dan profesional). Pelayanan Terhadap
Masyarakat”
3 Mengumpulkan - Melakukan - Dokumentasi Dengan berkoordinasi dengan Dengan mengumpulkan Dengan
Berkas Tunjangan Koordinasi dengan - Arsip Tunjangan pimpinan sebelum menjalankan berkas tunjangan kinerja menyiapkan

Kinerja dari Tahun Atasan terkait Kinerja kegiatan ini mewujudkan nilai Etika secara tidak langsung berkas
Publik (berdiskusi) dimana berkontribusi kepada menunjukannilai
2018 permintaan
pendapat, kritik dan saran serta visi “Masyarakat organisasi
Pengumpulan Berkas
persetujuan dari pimpinan sangat Memperoleh Transparan
- Memisahkan Berkas-
penting demi kelancaran kegiatan ini. Kepastian Hukum”
Berkas sesuai Bulan
Dan juga pengadaan kursi tambahan Serta misi :
dan Tahun di ruang tunggu yang diambil dari “Melaksanakan
- Melaporkan Ke kursi ruang serba guna yang jarang Pelayanan Yang Cepat
pimpinan bahwa siap terpakai adalah wujud nilai Dan Tepat” dan
untuk melakukan Komitmen Mutu(efisiensi). “Memberikan
digitalisasi tunjangan Kemudahan yang
kinerja Berkualitas dalam
Pelayanan Terhadap
Masyarakat”
4. Melakukan Scan - Meminta persetujuan - Dokumentasi Dengan melakukan Scan Dengan
Arsip Tunjangan atasan langsung untuk - Hasil scan foto Arsip Tunjangan melakukan scan

Kinerja segera melakukan - Hasil scan pdf Kinerja berkontribusi arsip mendukung
terhadap visi peningkatan
scan tunjangan kinerja
“Masyarakat kreatifitas dan
- Melakukan scan
Memperoleh mengembangkan
tunjangan kinerja
Kepastian Hukum” inisiatif sehingga
perbulan sesuai
Serta misi : nilai organisasi
tahunnya “Melaksanakan PASTI terwujud
- Melihat hasil scan Pelayanan Yang Cepat yaitu Inovatif

apakah telah sesuai Dan Tepat” dan


“Memberikan
atau tidak
Kemudahan yang
- Menyimpan file ke
Berkualitas dalam
pdf
Pelayanan Terhadap
- Melaporkan hasil ke
Masyarakat”
atasan langsung

5. Menyimpan File Ke - Menyimpan file yang - File telah disimpan di Dengan melakukan Dengan
penyimpanan file ke menyimpan file
Hardisk dan telah di scan dan hardisk hardisk dan googledrive ke hardisk dan
GoogleDrive diubah ke dalam - File telah disimpan di secara tidak langsung googledrive

hardisk googledrive berkontribusi terhadap mencerminkan


visi “Masyarakat nilai organisasi
- Membuka googledrive
Memperoleh bersinergi
dari e-mail
Kepastian Hukum”
- Mengupload file yang
Serta misi :
telah disimpan ke
“Melaksanakan
dalam googledrive Pelayanan Yang Cepat
- Melaporkan hasil ke Dan Tepat” dan
atasan langsung “Memberikan
Kemudahan yang
Berkualitas dalam
Pelayanan Terhadap
Masyarakat”
6. Melaporkan Hasil - Melakukan koordinasi - Dokumentasi Dengan melaporkan Melaporkan hasil
Kegiatan yang telah dengan atasan - Laporan hasil hasil yang tela dicapai kegiatan kepada

selesai kepada Atasan langsung bahwa secara tidak langsung atasan langsung
berkontribusi terhadap adalah nilai
Langsung kegiatan telah
visi “Masyarakat organisasi
dilakukan
Memperoleh Akuntabel yaitu
- Membagikan link
Kepastian Hukum” bertanggung
googledrive ke atasan
Serta misi : jawab atas
langsung “Melaksanakan
- Melaporkan hasil dari Pelayanan Yang Cepat kegiatan
kegiatan yang telah Dan Tepat” dan

diselesaikan “Memberikan
Kemudahan yang
Berkualitas dalam
Pelayanan Terhadap
Masyarakat”

2.4 Jadwal Aktualisasi


No. Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Oktober November Desember
IV I II III IV I
1. Melakukan Koordinasi Dengan Atasan Langsung Selaku Pemberi
Kebijakan Mengenai Rencana Kegiatan di Bagian Keuangan
 Meminta persetujuan atasan langsung untuk melakukan kegiatan
 Menjelaskan maksud dan tujuan mengenai rancangan aktualisasi yang
akan dibuat
 Membuat daftar tata cara dan hal apa saja yang akan dilakukan
 Meminta bimbingan dan monitor dari kegiatan yang akan dilakukan
selama habituasi
2. Meminta Persetujuan Atasan Langsung Terkait Penyediaan Alat untuk
Melakukan Digitalisasi Arsip Tunjangan Kinerja
 Melakukan koordinasi dengan pimpinan terkait penyedian Alat
 Mendapatkan Alat Untuk melakukan Scanner
 Melaporkan hasil ke atasan langsung
3. Mengumpulkan Berkas Tunjangan Kinerja dari Tahun 2018
 Melakukan Koordinasi dengan Atasan terkait permintaan
Pengumpulan Berkas
 Memisahkan Berkas-Berkas sesuai Bulan dan Tahun
 Melaporkan Ke pimpinan bahwa siap untuk melakukan
digitalisasi tunjangan kinerja
4. Melakukan Scan Arsip Tunjangan Kinerja
 Meminta persetujuan atasan langsung untuk segera melakukan
scan tunjangan kinerja
 Melakukan scan tunjangan kinerja perbulan sesuai tahunnya
 Melihat hasil scan apakah telah sesuai atau tidak
 Menyimpan file ke pdf
 Melaporkan hasil ke atasan langsung
5. Menyimpan File Ke Hardisk dan GoogleDrive
 Menyimpan file yang telah di scan dan diubah ke dalam hardisk
 Membuka googledrive dari e-mail
 Mengupload file yang telah disimpan ke dalam googledrive
 Melaporkan hasil ke atasan langsung
6. Melaporkan Hasil Kegiatan yang telah selesai kepada Atasan Langsung
 Melakukan koordinasi dengan atasan langsung bahwa kegiatan
telah dilakukan
 Membagikan link googledrive ke atasan langsung
 Melaporkan hasil dari kegiatan yang telah diselesaikan

Anda mungkin juga menyukai