Anda di halaman 1dari 15

Accelerat ing t he world's research.

PENELITIAN EKSPERIMEN
Muhammad Sa'dullah

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Penelit ian eksperimen 1


adit iya rahayu

Penelit ian Eksperimen dan Ekpost Fakt o.docx


rizkinor amelia

MP2F SIAP T ULIS


Jesua Mengga
MAKALAH

PENELITIAN EKSPERIMEN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan


Dosen pengampu : Prof. Dr. H. M. Zulfa, M.Ag.

Oleh :
Muhammad Sa’dullah
12010160032

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis untuk menjawab
masalah yang sedang diteliti. Kata sistematis merupakan kata kunci yang
berkaitan dengan metode ilmiyah yang berarti adanya prosedur yang ditandai
dengan teteraturan dan ketuntasan.(Sarwono 2006:15)
Berbagai macam objek penelitian membuat metode yang digunakan
dalam meneliti semakin beragam pula. Seorang peneliti harus dapat memilih
metode penelitian yang sesuai dengan objek penelitian. Salah satu metode yang
akan diuraikan dalam makalah ini adalah metode penelitian eksperimen.
Metode penelitian eksperimen pada umumnya digunakan dalam
penelitian yang bersifat laboratoris. Namun, bukan berarti bahwa pendekatan
ini tidak dapat digunakan dalam penelitian sosial, termasuk penelitian
pendidikan. Jadi, penelitian eksperimen yang mendasarkan pada paradigma
positivistik pada awalnya memang banyak diterapkan pada penelitian ilmu-
ilmu keras (hard-scienc), seperti biologi dan Fisika, yang kemudian diadopsi
untuk diterapkan pada bidang-bidang lain, termasuk bidang sosial dan
pendidikan.(Jaedun 2011:3–4)
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang pengertian, karateristik, dan
macam penelitian eksperimen.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana pengertian penelitian eksperimen?

2. Apa saja desain dalam penelitian eksperimen ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.

2. Mengetahui macam-macam penelitian eksperimen.

1
D. Kajian Pustaka

Sebagai referensi dalam penyusunan makalah ini, penulis merujuk pada


beberapa buku yang menjelaskan tentang penelitian eksperimen. Serta e-book
yang diambil dari internet juga jurnal-jurnal ilmiyah yang berkaitan dengan
Penelitian Eksperimen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-periri yang
berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan, yang
dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis atau mengenali
hubungan sebab akibat antara gejala. Eksperimen menurut KKBI berarti
percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu
teori dan sebagainya).

Penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang


digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan.(Sugiyono 2012:72)

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu


penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,
penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam
rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap
kelompok yang dikenakan perlakuan.

Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk


mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Dengan kata lain bahwa penelitian eksperimen adalah bagian dari penelitian
kuantitatif yang terdapat variabel sehingga dapat ditemukan sebab akibat yang
sengaja ditimbulkan dari variabel tersebut.

Definisi lain menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian


yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu
dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu

3
terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data
yang akan datang).(Jaedun 2011:5)

B. Karateristik

Karakteristik Penelitian Eksperimen (Sukardi 2009:181):

1. Memanipulasi
Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen
adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana
dilakukan oleh si peneliti. Memanipulasi ini tidak mempunyai arti yang
negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud
dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh
seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek
dalam variabel terikat. Pada penelitian pendidikan dan penelitian tingkah
laku, manipulasi variabel, misalnya peneliti mengambil bentuk sifat di
mana peneliti melaksanakan sesuatu sebagai penentu awal dengan kondisi
yang bervariasi pada subjek yang diteliti. Misalnya dalam suatu proses
penelitian laboraturium, dua kelompok yaitu treatment dan kelompok
kontrol diberikan suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang, dan
panas.

Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu


awal agar mereka memperoleh hasil yang mungkin berbeda diantara kedua
grup. Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan sebagai akibat
adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.

2. Mengontrol Variabel
Mengotrol merupakan usaha untuk memindahkan pengaruh variabel
lain pada variabel terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan
variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam
penelitian eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan
kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan

4
evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel
terikat.

Tujuan kontrol dalam eksperimen adalah mengatur situasi, agar efek


dari variabel dapat diteliti.(Sudjana and Ibrahim 1989:22)

3. Melakukan Observasi
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi
terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah
untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang muncul yang
memungkinkan terjadinya perbedaan di antara kedua kelompok.

Tindakan observasi dilakukan peneliti pada umumnya mempunyai


tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam
variabel terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi variabel.

Dalam proses eksperimen yang biasanya ada dua kelompok variabel,


yaitu variabel bebas dan variabel terikat, maka peneliti dianjurkan untuk
lebih melakukan pengamatan pada variabel terikat, yaitu variabel yang
biasanya menerima akibat terjadinya perubahan secara sistematis dalam
variabel bebas.

C. Prosedur Penelitian Eksperimen

Langkah-langkah dalam studi eksperimen pada dasarnya sama dengan


langkah-langkah pada penelitian lain. (Emzir 2010:69), yaitu (1) memilih dan
merumuskan masalah; (2) memilih subjek dan instrumen pengukuran; (3)
memilih desain penelitian; (4) melaksanakan prosedur; (5) menganalisis data;
dan (6) merumuskan kesimpulan. Suatu penelitian eksperimen diarahkan oleh
sekurangnya satu hipotesis yang menyatakan hubungan kausal yang
diharapkan antara dua variabel.

Eksperimen secara aktual dilakukan dilakukan untuk mendukung atau


menolak hipotesis eksperimental. Dalam suatu studi eksperimental, peneliti
dalam keadaan siap aksi sejak awal sekali, peneliti membentuk atau memilih
kelompok, memutuskan perubahan apa yang akan terjadi pada setiap

5
kelompok, mencoba mengontrol semua faktor yang relevan di samping
perubahan yang ia perkenalkan, dan mengobservasi atau mengukur pengaruh
pada kelompok tertentu pada ahir studi.

D. Validitas Ekperimen

Variabel luar yang tidak dikontrol yang dapat mempengaruhi performansi


pada variabel terikat dapat mengancam validitas suatu eksperimen. Suatu
eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh
variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat
digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental.(Emzir 2010:71)

Terdapat dua kondisi yang harus diterima yang diacu sebagai validitas
internal dan eksternal.

1. Validitas Internal

Merupakan penilaian yang dibuat berkenaan dengan keyakinan bahwa


hipotesis tandingan dapat disingkirkan dari kemungkinan sebagai
eksplanasi dari hasil penelitian. (Hadjar 1996:325–326) Oleh karena itu,
peneliti perlu mengenali variabel apa saja yang mungkin dapat
memunculkan hipotesis tandingan bagi variabel eksperimental.

Variabel internal sangat tergantung pada bagaimana peneliti dapat


mengontrol variabel asing. Jika dalam suatu eksperimen variabel asing
tidak dikontro, peneliti tidak dapat menyimpulkan apakah perubahan
yang terjadi pada variabel dapenden dalam eksperimental disebabkan
oleh perlakuan eksperimental atau karena variabel asing sehingga
hubungan kausal tidak diinfer secara aman.

Ada delapan jenis variabel asing yang dapat mengancam validitas


internal yang perlu diperhatikan peneliti eksperimen, (Hadjar 1996:326)
yaitu : historis kematangan, testing, instrumentasi, regresi, statistik,
seleksi yang berbeda, dan moralitas.

6
2. Validitas Eksternal

Ada dua macam kesahihan ekspernal, (Sudjana and Ibrahim 1989:34)


yakni kesahihan populasi dan kesahihan ekologis. Kesahihan populasi
menyangkut populasi subjek sampel yang digunakan dalam eksperimen.
Kesahihan ekologis menyangkut penggeneralisasian kondisi
eksperimen kepada kondisi lingkungan yang lain.

E. Desain Eksperimen

Desain yang dapat digunakan dalam pelaksanaan eksperimen secara garis


besar dapat dibedakan ke dalam : 1) Desain tanpa kelompok pembanding; 2)
Desain dengan kelompok pembanding; 3) Desain counterbalance; 4) Desain
faktorial.(Ali 1987:135)

1. Desain Pratest-Posttest/Pascatest
dilakukan hanya terhadap satu kelompok, yakni kelompok eksperimen,
dengan car menganalisis X melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan
pretest (T1) dan posttest (T2). Dilakukan dengan cara mengadakan
percobaan terhadap satu kelompok, tanpa menggunakan kelompok
pembanding dengan terlebih dahulu meneliti situasi variabel bebas (Y)
melalui pretest (T1) sebelum mengadakan pengukuran dan mengidentifikasi
pengaruh variabel terikat (X); kemudian barulah mengadakan eksperimen.

Hasil pengukuran yang dilakukan melalui posttest (T2) dibandingkan


dengan hasil T1, untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari munculnya
X.

T1 x T2

Langkah-langkah :

 Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat sebelum


perlakuan dilakukan (T1)

7
 Memberikan perlakuan eksperimen kepada subjek (variabel X)
 Memberikan test lagi (posttest/pascatest) untuk mengukur variabel
terikat, setelah perlakuan (T2).

2. Desain Kelompok Pembanding


Dilakukan dengan cara mengadakan eksperimen terhadap dua kelompok
atau lebih, dan menjadikan sebagian kelompok sebagai kelompok
eksperimen, sedangkan kelompok lain dijadikan kelompok pembanding,
dengan tujuan untuk meningkatkan kontrol dan mempertinggi validitas.
Dua kelompok dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan
perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan. Hasil pengukuran variabel
terikat dari kedua kelompok dibandingkan untuk melihat efek dari
perlakuan X.

Se (diacak) T1e X T2e

Sp (diacak) T1p
T2p

Langkah-langkah :

 Memilih siswa dengan latar belakang yang sama (homogen)

 Secara acak diambil sampel untuk kelompok eksperimen (Se) dan


kelompok pembanding (Sp)

 Mengadakan pretest (T1) terhadap Se untuk memperoleh skor T1e dan


terhadap Sp untuk memperoleh skor T1p

 Melakukan percobaan terhadap Se dengan selalu mengontrol situasi Y

 Terhadap Sp dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang sama


dengan metode lain, bukan dengan metode yang sedang di-eksperimen-
kan

 Mengadakan posttest untuk memperoleh skor T2e maupun T2p

8
 Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan antara rata-
rata T1 dan T2 baik dari Se maupun Sp.

 Membandingkan rata-rata antar kelompok untuk melihat apakah


variabel eksperimen (X) dapat menyebabkan perubahan pada kelompok
eksperimen.

3. Desain Counterbalance
Dikenal juga dengan nama “Desain Rotasi” digunakan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan desain yang pengambilan S untuk sampel dilakukan
secara tidak acak. , terutama jika anggota sampel terbatas, jika
menggunakan pretest, dan yang ditest lebih dari satu variasi X.
Pelaksanaannya dilakukan dengan mengambil dua kelompok atau lebih, dan
setiap kelompok diexpose kepada sejumlah X(sesuai dengan jumlah
kelompok) secara bergantian, sehingga setiap kelompok mengalami
diexpose kepada masing-masing X.

Xa Xb
Kelompok A

Xb Xa
Kelompok B

Dari bagan tersebut dapat dilihat, masing-masing kelompok diexpose


kepada eksperimen yang dilakukan terhadap masing-masing X secara
bergantian.
Langkah-langkah :

 Nenetapkan dua kelompok atau lebih untuk dieksperimen.


misalnya eksperimen tentang efektifitas dua macam metode mengajar,
tiap metode dieksperimenkan masing-masing dua kali, sekali pada
kelompok pertama dan sekali pada kelompok kedua

 Melakukan eksperimen dengan cara sebagaimana dijelaskan diatas.

 Dari tiap kelompok masing-masing diexpose pada Xa dan Xb

 Mencari rata-rata dari setiap kelompok yang diexpose terhadap tiap X.

9
 Mencari perbedaan rata-rata, kemudian dilihat apakah perbedaan itu
signifikan atau tidak.

4. Desain Faktorial
Peneliti bebas melakukan manipulasi variabel bebas untuk melihat efeknya
pada variabel terikat. Dalam prakteknya di lapangan, perlakuan murni
variabel bebas dan efeknya terhadap variabel terikat sulit dilaksanakan,
sebab bagaimanapun juga ada variabel lain yang berinteraksi akibat
kompleksnya kondisi eksperimen.(Sudjana and Ibrahim 1989:48)
Penelitian pendidikan tidak mungkin dapat memisahkan satu variabel dari
variabel lain sebab dalam proses pendidikan banyak melibatkan interaksi
antar manusia dan manusia dengan lingkungan pendidikan. Sebagai contoh
perlakuan metode mengajar yang diberikan kepada siswa di sekolah,
efektifitasnya bisa saja bergantung kepada gurunya, siswanya, peralatan,
suasana kelas, disiplin dan lain-lain. Faktor siswa seperti inteligensi, minat,
sikap, dan lain-lain turut berpengaruh terhadap hasil eksperimen. Dengan
demikian temuan dari desain variabel tunggal kurang bermakna untuk dapat
mengatasi kelemahan tersebut. Atas dasar itu maka dalam penelitian
pendidikan berkembang pemikiran mencari desain lain, satu diantaranya
adalah desain faktorial.
Desain faktorial merupakan desain yang dapat memberikan
perlakuan/manipulasi dua variabel bebas atau lebih pada waktu bersamaan
untuk melihat efek masing-masing variabel bebas, secara terpisah dan
secara bersamaan terhadap variabel terikat dan efek-efek yang terjadi akibat
adanya interaksi beberapa variabel.
Sebagai contoh, penelitian akan melihat efektifitas metode diskusi pada
siswa yang berintelegensi tinggi dan pada siswa yang berintelegensi rendah
pada prestasi belajar (variabel terikat). Subjek yang diteliti adalah siswa SD
kelas V terdiri atas dua kelompok, yakni kelompok siswa yang berintelegen
tinggi dan kelompok siswa yang berintegensi rendah. Banyak siswa masing-
masing harus sama, misalkan 30 siswa.

10
Desain dapat dituliskan sebagai berikut :
Variabel bebas Metode Diskusi
Variabel Atribut IQ Tinggi IQ rendah
Variabel Terikat Prestasi Belajar Prestasi Belajar
Sel 1 Sel 2

Dari desain tersebut dapat diketahui efek metode diskusi pada prestasi
belajar secara keseluruhan, efek metode diskusi pada intelegen tinggi dan
pada intelegen rendah dalam hal prestasi belajar serta efek interaksi metode
diskusi dengan taraf intelegensi pada prestasi belajar.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti suatu


peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu, dengan cara
melakukan pengamatan dan kontrol yang cermat, sehingga dapat
diketahui hubungan sebab akibat dari munculnya gejala tersebut.

2. Pelaksanaan eksperimen menggunakan desain-desain tertentu, yang


masing-masing mempunyai validitas, baik intern maupun validitas
ekstern. Oleh karena itu, pertimbangan dalam memilih dessain yang
akan digunakan haruslah ditinjau dari tingkat validitas baik intern
maupun eksptern dari desain yang bersangkutan.

B. Saran

Pada penulisan makalah ini belum disebutkan secara menyeluruh tentang


desain penelitian eksperimen yang jumlahnya beragam, para peneliti perlu
menggali lebih dalam terkait dengan ragam-ragam penelitian eksperimen
yang semakin sehari semakin bertambah ragamnya seiring dengan interaksi
di dunia pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad 1987 Penelitian Kependidikan : Prosedur Dan Strategi. Bandung:


Angkasa.

Emzir 2010 Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Hadjar, Ibnu 1996 Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam


Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jaedun, Amat 2011 Metodologi Penelitian Eksperimen. Fakultas Teknik UNY.


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/drs-amat-jaedun-mpd/metode-
penelitian-eksperimen.pdf, accessed November 14, 2016.

Sarwono, Jonatha 2006 Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Graha Ilmu.

Sudjana, Nana, and Ibrahi 1989 Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.

Sugiyono 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukardi 2009 Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi Dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai