Anda di halaman 1dari 38

PRAKTIKUM FISIKA

Nama : DIKI AGUNG TRIYANTO


Nim : C2A020030
( Mandiri )

S1 Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Semarang
Tahun Akademik 2020/2021
DAFTAR ISI
Halaman judul...............................................................................................................
Daftar isi ...................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ............................................................................................................. 2
Percobaan 1. Energy Forms and Changes
1.1.Dasar Teori
1.2.Alat dan Bahan
1.3.Langkah Percobaan
1.4.Data Pengukuran
1.5.Hasil Perhitungan
1.6.Analisa dan Kesimpulan

Percobaan 2. Force and Motion Basics

Percobaan 3. Gas Intro

Percobaan 4 Hookes Law

Percobaan 5 States of Matter

Percobaan 6 Masses and Springs


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi yang Maha Esa yang telah menolong kami dalam menyelesaikan laporan
Praktikum FISIKA ini dengan penuh kemudahan. Tanpa peertolongannya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.Laporan Praktikum FISIKA ini di susun
agar pembaca dapat memperluas Ilmu yang kami sajikan dari berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Laporan Praktikum FISIKA ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun,dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini
dapat terselesaikan. walaupun Laporan Praktikum FISIKA ini mungkin kurang sempurna,
tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami menyusunlaporan .Semoga laporan FISIKA ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun laporan Praktikum FISIKA ini,
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon saran dan kritiknya. Terimakasih
Percobaan 1 : Energy Forms and Changes

1.1 Dasar teori

Energi merupakan konsep yang sangat abstrak, energi tidak memiliki


massa, tidak dapat diamati, dan tidak dapat diukur secara langsung, akan tetapi
dapat dirasakan perubahannya. Konsep bentuk energi tidak terlepas dari
perubahan energi, karena yang berubah adalah energi.
Hukum Kekekalan Energi Thermodinamika 1, “Bahwa energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan tetapi bisa dirubah dari suatu jenis energi ke bentuk
energi lain”. Energi dapat berada dalam berbagai bentuk, seperti energi panas,
energi cahaya, energi listrik, energi kinetik, energi kimia, energi potensial, energi
nuklir dan lain sebagainya. Ada dua bentuk energi yang kaitannya dengan
mekanika, yaitu energi kinetik dan energi potensial.

1.2.Alat dan Bahan


1. Gelas kimia
2. Termometer
3. Kaki tiga
4. Olive oil
5. Air
6. Pemanas

1.3.Langkah Percobaan

1.Langkah pertama klik simbol Energy simbolis dan Link Heaters


2.Langkah kedua kita menaruh gelas berisi Air dan Minyak digelas berbeda
3.Langkah ketiga kita menaruh termometer dikedua gelas tersebut
4.Langkah keempat kita panaskan

1.4 Data Pengukuran

1.5Analisa dan Kesimpulan


Disini kita melihat perubahan energi dari energi panas dari Api ke energi cairan yang kita
panaskan dan disini juga terjadi pelepasan energi panas disini terlihat kenaikan suhu pada
termometer pada gelas yang berisi minyak kenaikan suhu lebih cepat atau dapat dikatakan
minyak memiliki titik didih yang tinggi

Percobaan 2 : Energy Forms and Changes

1.1 Dasar teori


Energi merupakan konsep yang sangat abstrak, energi tidak memiliki
Massa, tidak dapat diamati, dan tidak dapat diukur secara langsung, akan tetapi
Dapat dirasakan perubahannya. Konsep bentuk energi tidak terlepas dari
Perubahan energi, karena yang berubah adalah energi.
Hukum Kekekalan Energi Thermodinamika 1, “Bahwa energi tidak dapat
Diciptakan atau dimusnahkan tetapi bisa dirubah dari suatu jenis energi ke bentuk
Energi lain”. Energi dapat berada dalam berbagai bentuk, seperti energi panas,
Energi cahaya, energi listrik, energi kinetik, energi kimia, energi potensial, energi
Nuklir dan lain sebagainya. Ada dua bentuk energi yang kaitannya dengan
Mekanika, yaitu energi kinetik dan energi potensial.

1.2.Alat dan Bahan


1. Termometer
2. Kaki tiga
3. Pemanas
4. Besi
5. Batu bata

1.3.Langkah Percobaan
1. Langkah pertama Siapkan kaki tiga dan Pemanas
2. Langkah kedua letakkan batu bata dan besi diatas pemanas
3. Langkas ketiga kita letakan termometer dikedua percobaan tersebut
4. Langkah keempat kita panaskan

1.4 Data Pengukuran


1.5.Analisa dan Kesimpulan
Dari sini kita bisa melihat perpindahan energi panas dari api ke batu bata dan besi dan
disini juga terjadi pelepasan energi panas Serta perpindahan suhu panas bila dilihat dari
termometer lebih cepat batu bata dari pada besi Karena titik didih batu bata lebih tinggi dari
pada besi

Percobaan 1. Force and Motion Basics


1.1 Dasar teori

Gaya adalah suatu dorongan atau tarikan yang bekerja pada suatu benda. Ini adalah besaran
vektor, yang berarti memiliki besar dan arah. Jumlah semua gaya yang bekerja pada suatu
benda disebut gaya total, dan ketika sama dengan nol, gaya-gaya tersebut seimbang.

Hukum Pertama Newton memperkenalkan inersia, kecenderungan suatu benda untuk


menolak perubahan gerak. Jika gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda seimbang, maka
geraknya tidak akan berubah, begitu pula sebaliknya. Ini benar apakah benda itu sudah
bergerak atau belum.

Untuk menjaga agar benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan, tidak diperlukan gaya
total. Di Bumi, ini tampaknya tidak benar, tetapi itu karena gaya seperti gravitasi, gesekan,
dan hambatan udara selalu bekerja pada benda. Gaya-gaya ini harus seimbang untuk menjaga
agar benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan.

Jika suatu benda dipercepat, yang berarti mengubah kecepatan atau arah, gaya total yang
tidak seimbang harus bekerja padanya. Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap
waktu (*a = v/t*).

Hukum II Newton menyatakan persamaan *a *= *F/m*, di mana *a* adalah percepatan, *F*
adalah gaya, dan *m* adalah massa. Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda,
semakin besar percepatannya. Semakin besar massanya, semakin besar inersianya, yang
berarti semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk mempercepatnya.

1.2 Alat dan Bahan


1. Tali tambang
2. Alat ukur kecepatan
3. Tim biru dan Tim merah masing-masing 4 orang

1.3.Langkah Percobaan
1. Langkah pertama klik simbol sun of forces, falues Dan Speed
2. Langkah kedua Letakan Merah 4 ke tali nomer 5
3. Klik tombol go pada phet

1.4 Data Pengukuran.


1.5.Analisa dan Kesimpulan

Diketahui dari percobaan ke 1 gaya yang dihasilkan 50 N Dan


Resultanya 50 N jadi gaya Yang ditimbulkan ke arah kanan
Percobaan 2. Force and Motion Basics
1.1Dasar teori

Gaya adalah suatu dorongan atau tarikan yang bekerja pada suatu benda. Ini adalah besaran
vektor, yang berarti memiliki besar dan arah. Jumlah semua gaya yang bekerja pada suatu
benda disebut gaya total, dan ketika sama dengan nol, gaya-gaya tersebut seimbang.

Hukum Pertama Newton memperkenalkan inersia, kecenderungan suatu benda untuk


menolak perubahan gerak. Jika gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda seimbang, maka
geraknya tidak akan berubah, begitu pula sebaliknya. Ini benar apakah benda itu sudah
bergerak atau belum.

Untuk menjaga agar benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan, tidak diperlukan gaya
total. Di Bumi, ini tampaknya tidak benar, tetapi itu karena gaya seperti gravitasi, gesekan,
dan hambatan udara selalu bekerja pada benda. Gaya-gaya ini harus seimbang untuk menjaga
agar benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan.

Jika suatu benda dipercepat, yang berarti mengubah kecepatan atau arah, gaya total yang
tidak seimbang harus bekerja padanya. Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap
waktu (*a = v/t*).

Hukum II Newton menyatakan persamaan *a *= *F/m*, di mana *a* adalah percepatan, *F*
adalah gaya, dan *m* adalah massa. Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda,
semakin besar percepatannya. Semakin besar massanya, semakin besar inersianya, yang
berarti semakin besar gaya yang dibutuhkan untuk mempercepatnya.

2 Alat dan Bahan


1. Tali tambang
2. Alat ukur kecepatan
3. Tim biru dan Tim merah masing-masing 4 orang
3 Langkah Percobaan

1.Langkah pertama klik simbol sun of forces, falues Dan Speed


2. Letakan tim Biru nomer 1 ke tali nomer 4 Dan letakan tim merah no 1 ketali no 5
3. Lalu klik tombol go / mulai
4. Dan dapat dilihat gaya Yang dihasilkan
1.4. Data Pengukuran.

1.5.Hasil Perhitungan

Gaya ke kiri. : 50 N
Gaya ke kanan : 150 N
Resultan : 100 N
1.6.Analisa dan Kesimpulan
Dari percobaan ke 2 diatas dapat dilihat bahwa ketika gaya yang dilakukan semakin besar
maka tarikan yang ditimbulkan akan semakin besar pula dan tim merah lebih unggul karena
lebih besar gaya Yang dihasilkan

Percobaan 1. Gas Intro


1.1 Dasar teori
Gas memiliki struktur materi yang tidak beraturandengan jarak antar molekul yang berjauhan.
Untuk mempelajari sifat-sifat gas secara umum digunakan konsep gas ideal yang memiliki
beberapa karakteristik,diantaranya adalah tekanan, volume, dan suhu. Secara mikroskopik,
kita dapat mendefinisikan suatu gas ideal.
Bila gas dipanaskan, gas akan
memperlihatkan pemuaian yang lebih besardan lebih teratur dari
pada benda padat danbenda cair. Pada tahun 1787 ahli FisikaPrancis Jacques Charles menem
ukan bahwasemua gas memuai dengan jumlah yang sam
adengan kenaikan suhu. Kemudian ia menyusunapa yang sekarang dikenal dengan hukum
Charles.

1.2 Alat dan Bahan


1. Pengukur lapisan gas
2. Penggaris
3. Informasi gas
4. Stopwatch
5. Histogram energi
6. Penanda pusat massa
1.3 Langkah percobaan
1. Langkah pertama kita pompakan gas agar memenuhi ruangan
2. Disini kita akan mengukur volume tetap
3. Lalu klik Volume pada simbol volume
4. Setelah itu tampilkan ukuran kotaknya klik Width dan panjangnya
10.0 nm
5. Lalu naikan suhu akan didapat data temperatur dan suhu yang mengalami
kenaikan

1.4. Data Pengukuran


1.5.Hasil Perhitungan

Suhu dan tekanan yang diperoleh sebagi berikut

Suhu. : 444 K
Tekanan : 17.3 atm
1.6.Analisa dan Kesimpulan
Setelah kita melakukan percobaan dapat diambil kesimpulan apabila kita
panaskan suhu yang berada pada ruang gas akan terjadi kenaikan dan tekanan
akan ikut naik.

Percobaan 2. Gas Intro


1.4 Dasar teori
Gas memiliki struktur materi yang tidak beraturandengan jarak antar molekul yang berjauhan.
Untuk mempelajari sifat-sifat gas secara umum digunakan konsep gas ideal yang memiliki
beberapa karakteristik,diantaranya adalah tekanan, volume, dan suhu. Secara mikroskopik,
kita dapat mendefinisikan suatu gas ideal.
Bila gas dipanaskan, gas akan
memperlihatkan pemuaian yang lebih besardan lebih teratur hari
pada benda padat danbenda cair. Pada tahun 1787 ahli FisikaPrancis Jacques Charles menem
ukan bahwasemua gas memuai dengan jumlah yang sam
adengan kenaikan suhu. Kemudian ia menyusunapa yang sekarang dikenal dengan hukum
Charles.

1.5 Alat dan Bahan


7. Pengukur lapisan gas
8. Penggaris
9. Informasi gas
10. Stopwatch
11. Histogram energi
12. Penanda pusat massa
13. Pompa gas
14. Pemanas

1.6 Langkah percobaan


1. Langkah pertama kita pompakan gas agar memenuhi ruangan
2. Langkah kedua kita klik simbol temperatur
3. Kita atur volumenya
4. Lalu klik pause untuk mengambil data

1.4. Data Pengukuran


1.5.Hasil Perhitungan

Dapat diambil data dari percobaan ke 2

Suhu. : 300 K

Tekanan : 11.7 atm

1.6.Analisa dan Kesimpulan


Dari percobaan ke 2 dapat kita simpulkan apabila kita besarkan volume ruang gas
maka tekanan yang dihasilkan akan semakin kecil dan bila kita kecilkan ukuran
volume ruang gas maka tekanan n akan semakin besar dan suhu akan tetap

Percobaan.1 Hookes Law

1.1 Dasar teori

Bilamana suatu gaya dikerahkan pada sebuah benda, semisal pada


tongkat logam tipis yang digantung, panjang benda tersebut akan
berubah.
Bila perubahan panjang ini, ∆l, adalah kecil dibandingkan dengan
panjang
benda itu sendiri, eksperimen telah menunjukkan bahwa perubahan
panjang tersebut sebanding dengan besarnya gaya yang dikerahkan pada
benda itu. Sehingga dapat dituliskan dalam bentuk sebuah persamaan
matematis:
F = k ∆l .(1) Di sini, F mempresentasikan gaya yang bekerja menarik
benda, ∆l adalah
perubahan panjang benda, dan k adalah konstanta proporsionalitas.
Persamaan (1) yang terkadang disebut hukum Hooke dari nama Robert
Hooke (1635-1703), ilmuwan yang pertama kali mengamatinya, telah
dibuktikan berlaku untuk semua benda padat mulai dari besi hingga
tulang, namun hanya hingga suatu ambang batas tertentu saja. Karena
jika
gaya terlalu besar, benda akan teregang secara berlebihan dan pada
akhirnya patah.

1.2. Alat dan Bahan


1. Pegas
2. Pengaris / alat ukur
3. Statif

1.3 Langkah percobaan


1. Langkah pertama kita klik semua simbol di box kanan atas
2. Langkah kedua kita beri nilai pada konstanta pegas 100 N/m
3. Langkah ketiga kita beri nilai tarikan pada gaya 70 N
4. Maka dapat kita lihat nilai dari percobaan kita

3.1 Data pengukuran


3.2 Hasil perhitungan
Dapat diambil data
Konstanta pegas : 100 N/m
Gaya tarikan. : 70 N
Perpanjangan. : 0.700 m
1.6.Analisa dan Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat diketahui apabila kita memberikan gaya tarikan 70
N dan nilai pada konstanta pegas 100 maka akan terjadi perpanjangan 0.700 m
dan dapat kita atur berapa gaya dan konstanta pegas saat melakukan percobaan

Percobaan. 2 Hookes Law

1.2 Dasar teori

Bilamana suatu gaya dikerahkan pada sebuah benda, semisal pada


tongkat logam tipis yang digantung, panjang benda tersebut akan
berubah.
Bila perubahan panjang ini, ∆l, adalah kecil dibandingkan dengan
panjang
benda itu sendiri, eksperimen telah menunjukkan bahwa perubahan
panjang tersebut sebanding dengan besarnya gaya yang dikerahkan pada
benda itu. Sehingga dapat dituliskan dalam bentuk sebuah persamaan
matematis:
F = k ∆l .(1) Di sini, F mempresentasikan gaya yang bekerja menarik
benda, ∆l adalah
perubahan panjang benda, dan k adalah konstanta proporsionalitas.
Persamaan (1) yang terkadang disebut hukum Hooke dari nama Robert
Hooke (1635-1703), ilmuwan yang pertama kali mengamatinya, telah
dibuktikan berlaku untuk semua benda padat mulai dari besi hingga
tulang, namun hanya hingga suatu ambang batas tertentu saja. Karena
jika
gaya terlalu besar, benda akan teregang secara berlebihan dan pada
akhirnya patah.
1.2. Alat dan Bahan

1. Pegas
2. Pengaris / alat ukur
3. Statif

1.3 Langkah percobaan


1. Langkah pertama kita klik semua simbol di box kanan atas
2. Langkah kedua kita beri nilai pada konstanta pegas
3. Langkah ketiga kita beri nilai tarikan pada gaya
4. Maka dapat kita lihat nilai dari percobaan kita

1.3 Data pengukuran


1.5. Hasil perhitungan

 Dapat diambil data


 Konstanta pegas Tabel 1 : 450 N/m
 Konstanta pegas Tabel 2 :200 N/m
 Gaya tarikan. Tabel 1 : 40 N
 Gaya tarikan.Tabel 2 : 90 N
 Perpanjangan Tabel 1 : 0.089 m
 Perpanjangan. Tabel 2 : 0.450m
1.6.Analisa dan Kesimpulan
Dari percobaan ke 2 diatas dapat diketahui apabila kita memberikan gaya tarikan
pada tabel 1 = 40N , tabel 2 = 90 N dan nilai pada konstanta pegas pada tabel
1= 450 N/m , tabel 2 = 200 N/m maka akan terjadi perpanjangan tabel 1 =
0.089 m , tabel 2 = 0450 m dan dapat kita atur berapa gaya dan konstanta pegas
saat melakukan percobaan.

Percobaan 1 States of Matter


1.1 Dasar teori
States of matter  merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai
fase materi berlainan. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan kualitatif
dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume; dalam
keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah
tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.
Diagram ini menunjukkan tata nama untuk transisi fase yang berbeda-beda

Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan pada perbedaan dalam hubungan
antarmolekul. Dalam keadaan padatan gaya-gaya intermolekul menjaga molekul-molekul
berada dalam hubungan spasial tetap. Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga
molekul tetap berada berdekatan, namun tidak ada hubungan spasial yang tetap. Dalam
keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya tarik antarmolekul relatif tidak memengaruhi
gerakannya. Plasma adalah gas yang sangat terionisasi, yang terjadi pada suhu tinggi. Gaya-
gaya antarmolekul yang diciptakan oleh gaya tarik dan tolak ion-ion memberikan keadaan ini
sifat-sifat berbeda, sehingga plasma dideskripsikan sebagai wujud zat keempat
1.2 Alat dan Bbaha

1. Termometer
2. Histogram energi
3. Penanda pusat massa
4. Pemanas
5. Histogram energi

1.3 Langkah percobaan


1. Langkah pertama kita klik ikon solid pada simulasi phet
2. Langkah kedua kita panaskan suhu sampai 123 K
3. Lalu kita pause pada ikon phet maka akan didapatkan hasil dari percobaan
kita
1.4 Data pengukuran

1.5.Analisa dan Kesimpulan


Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa benda padat ketika kita panaskan
partikelnya akam semakin cepat bergerak dan akan memuai dan benda padat adalah partikel
yang paling erat dibandingkan benda lainnya.
Percobaan ke 2 : States of Matter

1.1 Dasar teori : States of matter  merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh
berbagai fase materi berlainan. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume;
dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk
wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun yang
tersedia.

Diagram ini menunjukkan tata nama untuk transisi fase yang berbeda-beda

Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan pada perbedaan dalam hubungan
antarmolekul. Dalam keadaan padatan gaya-gaya intermolekul menjaga molekul-molekul
berada dalam hubungan spasial tetap. Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga
molekul tetap berada berdekatan, namun tidak ada hubungan spasial yang tetap. Dalam
keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya tarik antarmolekul relatif tidak memengaruhi
gerakannya. Plasma adalah gas yang sangat terionisasi, yang terjadi pada suhu tinggi. Gaya-
gaya antarmolekul yang diciptakan oleh gaya tarik dan tolak ion-ion memberikan keadaan ini
sifat-sifat berbeda, sehingga plasma dideskripsikan sebagai wujud zat keempat

1.1.Alat dan Bbaha

1. Termometer
2. Histogram energi
3. Penanda pusat massa
4. Pemanas
5. Histogram energi

1.2.Langkah percobaan

1. Langkah pertama kita klik ikon liquid pada simulasi phet


2. Langkah kedua kita panaskan suhu sampai 161 K
3. Lalu kita pause pada ikon phet maka akan didapatkan hasil dari percobaan
kita
1.4 Data pengukuran
1.5.Analisa dan Kesimpulan
Dari percobaan Ke 2 diatas dapat disimpulkan bahwa benda cair ketika
dipanaskan yang mulanya partikel bergerak lambat maka ketika dipanaskan
pertikel dari benda cair akan bergerak lebih cepat serta akan terjadi penguapan

Percobaan : Masses and Springs

1.1 Dasar teori Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energimekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. pegas juga
ditemukan di sistem suspensi mobil. pada mobil pegas memiliki fungsi menyerap
kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke badan kendaraan secara
langsung selain itu pegas juga berfungsi untuk mencengkram ban terhadap
permukaan jalan .

fungsi dan penggunaannya


fungsi pegas pada dunia keteknikan sangat luas, misalnya pada teknik
mesin ,teknik electro , alat alat transformasi dan lain lain dalam banyak hal tidak
terdapat alternatif lain yang dapat digunakan kecuali menggunakan pegas dalam
konstruksi dunia keteknikan harus berfungsi dengan baik terutama dalam segi
persyaratan, keamanan dan kenyamanan
adapun fungsi pegas adalah untuk memberikan gaya, melunakan tumbukan
dengan memanfaatkan keelastisan bahannya menyerap dan menyimpan energi
dalam waktu yang singkat
dan mengeluarkannya dalam waktu yang panjang serta mengurangi getaran
cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk
elastis ketika mengenkendur dan menyerahkan kerja kembali kebentuk semula.
hal ini disebut cara kerja pegas
pada pegas gaya = F ( N ) dalam daerah elastis besarnya sama dengan perkalian
antara perpindahan titik daya, tangkap F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau
K merupakan fungsi di F dikalikan dengan konstanta K.
1.2.Alat dan bahan

1. Pegas
2. Penggaris
3. Beban

1.3. Langkah Percobaan

1. Langkah pertama kita klik semua blok kanan atas lalu kita ukur springs no 1
didapat panjang mula mula 48 cm
2. Langkah kedua kita beri Massa pada springs no 2 sebesar 250 g
3. Lalu kita ukur berapa panjang beban tersebut didapat 97 cm
4. Dan dapat dilihat hasil dari percobaan tersebut
1.4. Data pengukuran

1.5.Analisa dan Kesimpulan


Dari percobaan dan analisa diatas dapat di simpulkan semakin besar
tingkat spring constant Maka semakin kuat pegasnya memiliki constant
yang kecil dan sebaliknya.

Percobaan ke 2 : Masses and Springs

1.1 Dasar teori Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk
menyimpan energimekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. pegas juga
ditemukan di sistem suspensi mobil. pada mobil pegas memiliki fungsi menyerap
kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke badan kendaraan secara
langsung selain itu pegas juga berfungsi untuk mencengkram ban terhadap
permukaan jalan .

fungsi dan penggunaannya


fungsi pegas pada dunia keteknikan sangat luas, misalnya pada teknik
mesin ,teknik electro , alat alat transformasi dan lain lain dalam banyak hal tidak
terdapat alternatif lain yang dapat digunakan kecuali menggunakan pegas dalam
konstruksi dunia keteknikan harus berfungsi dengan baik terutama dalam segi
persyaratan, keamanan dan kenyamanan
adapun fungsi pegas adalah untuk memberikan gaya, melunakan tumbukan
dengan memanfaatkan keelastisan bahannya menyerap dan menyimpan energi
dalam waktu yang singkat
dan mengeluarkannya dalam waktu yang panjang serta mengurangi getaran
cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk
elastis ketika mengenkendur dan menyerahkan kerja kembali kebentuk semula.
hal ini disebut cara kerja pegas
pada pegas gaya = F ( N ) dalam daerah elastis besarnya sama dengan perkalian
antara perpindahan titik daya, tangkap F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau
K merupakan fungsi di F dikalikan dengan konstanta K.

1.2. Alat dan bahan


1 Pegas
2 Penggaris
3 Beban

1.3. Langkah Percobaan


1. Langkah pertama kita klik semua blok kanan atas lalu kita ukur springs no 1
didapat panjang mula mula 48 cm
2. Langkah kedua kita beri Massa pada springs sebesar 240 gram
3. Lalu kita ukur berapa panjang beban tersebut didapat 110 cm
4. Dan dapat dilihat hasil dari percobaan tersebut
1.4. Data pengukuran
1.5.Analisa dan Kesimpulan

Dari percobaan ke 2 diatas dapat di simpulkan ketika pegas diberikan massa


240 gram maka gaya pada pegas mengalami perpanjangan sebesar 120 cm dari
panjang mulanya hanya 48 cm hal ini terjadi karena pegas memiliki
memanfaatkan keelastisan bahannya menyerap dan menyimpan energi dalam
waktu yang singkat.

Anda mungkin juga menyukai