Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ke-2

Nama : Nur Fadiah Yulinda


NIM : 1961225
Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis
Kelas : KS1A MSDM 2019
Dosen Pengampu : Yuyun A. Rindhan, S. Sos, M. AB
JAWABAN
Risiko Pada Aspek Pasar
Masalah-masalah di bidang pemasaran dapat mengakibatkan turunnya penjualan serta
rusaknya citra perusahaan. Sales yang menurun, market share yang mengecil, kurangnya
distribusi barang merupakan sebagian dari tanda-tanda kegagalan pemasaran. Kegagalan
pemasaran tidak lepas dari banyak permasalah yang ada. Berikut ini akan disampaikan beberapa
macam permasalahan pokok pemasaran antara lain :
1. Perubahan permintaan di pasar
Permintaan akan produk yang memiliki daur hidup produk yang pendek (a short
life cycle) seperti produk-produk teknologi informasisangat sulit untuk dapat bertahan
lama. Pada pasar produk demikian, perusahaan-perusahaan akan mendapatkan masalah
dengan pendapatan yang bergelombang, yaitu cepet untung akan tetapi cepat pula
buntung. Dengan demikian hendaknya perusahaan mengubah strategi perusahaan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasar dari produk tersebut.
2. Perang Harga
Perang harga dapat terjadi antar produsen suatu produk sejenis oleh beberapa
sebab, seperti:
1) Dampak dari kapasitas produksi
2) Kegiatan inovasi yang rendah di pasar
3) Satu perusahaan melakukan kampanye pemasaran yang agresif
4) Pasar berbentuk oligopoli.
3. Performance Produk Yang Rendah
Hambatan mempromosikan suatu produk justru dapat muncul dari kinerja produk
yang ternyata rendah. Hal ini sangat berbahaya karena konsumen hanya akan membeli
produk yang dapat memuaskan kebutuhannya, sehingga hanya produk dengan kinerja
terbaik saja yang akan menjadi pemimpin pasar (seperti; kekuatan, kemudahan
operasional, dapat dipercaya dan bagaimana layanan purna jualnya).
4. Promosi yang Kurang Baik
Promosi hendaknya dilakukan secara berencana dan kontinyu agar efektif sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai. Perlu diingat konsumen potensial agar mau
melakukan action pembelian perlu mendapat informasi, sedangkan konsumen yang telah
melakukan pembelian perlu terus dibina agar melakukan pembelian ualang atau bahkan
bisa menjadi pemasar tidak langsung.
5. Masalah Saluran Distribusi
Perusahaan yang memproduksi merk terkenal mengetahui seluruhoutlet yang
menyediakan barang-barangnya, sedangkan sebagian perusahaan lagi tidak begitu
memperhatikan outlet ini. Selain itu, banyak perusahaan hanya berfikir menjual produk
secara lokal pada hal produknya berpotensi bagus kalau dijual untuk skalanasional atau
ekspor.
6. Pemalsuan
Pemalsuan suatu produk dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Merk
merupakan salah satu dari sekian banyak sasaran pemalsuan, apalagi jika merk tersebut
terkenal. Pemalsuan merk, selain akan mengurangi pendapatan, juga akan mengurangi
reputasi perusahaan karena biasanya kualitas dari barang yang menggunakan merk palsu
tersebut tidak sebaik yang asli.
7. Kebijakan Pemerintah yang tidak mendukung
Beberapa faktor ekonomi makro yang dapat beresiko pada perusahaan, yaitu
antara lain :
1) Kenaikan pajak, akan mengakibatkan naiknya pajak kekayaan atau akan
terjadi inflasi yang menyebabkan turunnya permintaan.
2) Peraturan pemerintah yang berdampak pada meningkatnya biaya
perusahaan (seperti pelarangan memproduksi suatu produk, kebijakan
limbah, dan program keselamatanserta kesehatan kerja/K3).
Contoh : Pemalsuan
Link Artikel :
https://www.integrity-indonesia.com/id/blog/2020/08/26/menghadapi-ancaman-pemalsuan-
pada-industri-kosmetik/
Banyak merek kosmetik besar menggunakan investigasi offline dan melakukan
penggerebekan fisik atau secara langsung untuk mencegah penjualan kosmetik palsu di toko-
toko maupun pusat perbelanjaan. Namun, dengan berkembangnya penjualan secara daring, maka
pelaku pun ikut memasarkan kosmetik palsu di platform-platform daring. Mereka mencuri foto
produk asli lalu mengunggah ulang di laman mereka dan membuat testimoni palsu yang menipu
konsumen. Luasnya platform daring membuat kosmetik palsu lebih sulit untuk dilacak karena
konsumen tidak melihat barang fisik secara langsung, sehingga pemalsu “bermain” dengan kata-
kata promosi yang menarik konsumen, ditambah foto produk yang dicuri dari merek kosmetik
asli semakin menambah kepercayaan konsumen.
Selain menimbulkan kerugian, kosmetik palsu juga dapat membahayakan konsumen
karena kosmetik palsu tidak melakukan uji laboratorium dalam proses produksinya. Selain itu,
Kosmetik palsu sering diproduksi dalam kondisi tidak bersih di mana bakteri berkembang.
Kosmetik yang sering disita biasanya mengandung bahan-bahan beracun seperti sianida, arsenik,
timbal, merkuri dan dalam beberapa kasus, bahkan kotoran tikus. Bahan-bahan berbahaya ini
akan menyebabkan iritasi kulit, ruam atau infeksi, dan banyak yang terkait dengan risiko kanker
yang lebih tinggi. Tentu saja, pemalsuan merugikan brand kosmetik asli karena konsumen akan
menganggap brand tersebut membahayakan akibat efek fisik yang diterima oleh konsumen
setelah memakainya, tanpa mengetahui bahwa brand tersebut palsu.
Untuk mengantisipasi pemalsuan merek adalah dengan cara memberi edukasi kepada
konsumen tentang ciri-ciri produk palsu, bahaya pemakaian produk palsu, dan lainnya memang
merupakan salah satu strategi untuk menghindari ancaman pemalsuan. Tetapi, hal itu tidaklah
cukup. Hal utama yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tidak semakin merugi akibat
pemalsuan kosmetik adalah mendaftarkan merek dagang, sehingga hak cipta perusahaan sebagai
kekayaan intelektual dapat dilindungi. Jika ada pemalsuan merek, maka perusahaan bisa
melaporkannya ke pihak yang berwajib.

Anda mungkin juga menyukai