PENDAHULUHAN
Pola makan yang salah dapat mempengaruhi gizi pada remaja dimana juga
akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh remaja yang berguna untuk
dengan kebutuhan remaja akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup pula bagi
remaja guna menjalankan kegiatan fisik yang sangat meningkat. Pada kondisi normal
diharuskan untuk makan 3 kali dalam sehari dan keseimbangan zat gizi diperoleh
apabila hidangan sehari dimana terdiri dari 3 kelompok bahan makanan, (Mourbas,
2012). Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 21 Surabaya dimana didapatkan siswa-
siswi mengalami, obesitas atau kelebihan gizi dan kurus atau kekurangan gizi.
dapatkan jumlah seluruh siswa-siswi sebanyak 1.184 orang, terdiri dari siswa-siswi
laki-laki sebanyak 537 orang dan perempuan sebanyak 647 orang. Menurut World
Health Organization (WHO, 2013). Di Inggris prevelensi gizi lebih dialami oleh
remaja pria, 22% dan 23% pada wanita, Di Amerika Serikat, prevalensi gizi lebih
pada remaja usia 13-15 tahun adalah 20,5%. Indonesia prevalensi gizi kurang pada
remaja usia 13-15 tahun sebesar (11,1%) dan prevalensi gizi lebih (10,8%). Prevalensi
gizi seimbang sebesar (9,4%). Provinsi Jawa Timur termasuk Provinsi dengan
prevalensi gemuk di atas, nasional pada remaja usia 13-15 tahun. Prevalensi kurus
relatif sama tahun 2007 dan 2013, dan prevalensi kurus naik (0,4%) sebaliknya
prevalensi gemuk naik dari (1,4%) pada tahun 2007 menjadi (7,3%) pada tahun 2013.
Di Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki prevalensi
kurus (1.0%), seimbang (5,5%), lebih (7,7%) pada usia 13-15 tahun yang dilihat
makan dan pola istirahat dengan baik, dan juga remaja di pengaruhi oleh faktor-faktor
yaitu proses belajar, faktor bermain dengan teman-teman sehingga remaja kurang
mengatur pola makan dan pola istirahatnya sehingga kurang memiliki kebutuhan gizi
yang baik, salah satu yang berperan dalam peningkatan kualitas adalah gizi, terutama
untuk peningkatan gizi remaja. Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan
perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi pangan dengan
kecukupan gizi yang dianjurkan. Salah satu masalah gizi pada remaja adalah gizi lebih
yaitu ditandai dengan berat badan yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan
usia atau tinggi badan remaja, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang
Pola makan terdiri dari jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi
makanan, pola makan yang benar sangat mempengaruhi pertumbuhan remaja, budaya
hidup sehat dengan rajin berolahraga dan menjaga keseimbangan makanan sangat
penting untuk dilakukan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang sangat
menakjubkan pada diri kita, baik secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini
perlu ditunjang oleh kebutuhan zat gizi yang tepat dan memadai. Masa remaja
merupakan masa yang rawan akan gizi, banyak remaja yang tidak memenuhi gizinya
karena takut gemuk dan ada juga yang malas atau tidak berselera dengan makanan-
status gizi adalah krisis ekonomi langsung. (Tinneke, 2012). Pengetahuan adalah salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi pada remaja walaupun secara tidak
langsung. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, maka remaja akan bersikap positif
untuk memilih alternatif yang terbaik dan cenderung memperhatikan hal-hal yang
penting tentang pencegahan status gizi. Pengetahuan juga merupakan salah satu
sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa dengan batasan usia 12
sampai 24 tahun yang merupakan tahapan seseorang dimana berada di antara fase
anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis,
dan emosi. Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia tahap perkembangan pada
remaja dibagi atas tiga tahap yakni: remaja awal (10-14 tahun), remaja tengah (15-16
Remaja membutukan gizi yang baik umumnya disebabkan oleh satu sumber
utama yaitu: Pola makan yang kurang tepat, dapat mempengaruhi gizi pada remaja,
secara garis besar dipengaruhi dua hal, antara lain faktor lingkungan dan faktor
personal atau individu dari remaja itu sendiri. Remaja harus bisa menjaga pola makan
dan pola istirahat sehingga kebutuhan gizi pada remaja dapat terpenuhi dengan baik.
mengenai hubungan pola makan dan status gizi pada remaja usia 13-15 tahun di SMP
Negeri 21 Surabaya.
Apakah ada hubungan antara pola makan dan status gizi pada remaja usia 13-15
tahun di SMP Negeri 21 Surabaya.?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pola makan dan status gizi remaja usia 13-15
tahun di SMP Negeri 21 Surabaya
2. Mengidentifikasikan status gizi pada remaja usia 13-15 tahun di SMP Negeri
21 Surabaya.
3. Menganalisis hubungan pola makan dan status gizi pada remaja usia 13-15
tahun di SMP Negeri 21 Surabaya.
2. Menganalisis hubungan pola makan dan status gizi pada remaja usia 13-15
keperawatan gizi pada remaja khususnya yang berkaitan dengan kebiasaan pola
berkaitan dengan hubungan pola makan dan status gizi pada usia remaja.