Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KEBUTUHAN

TERMOREGULASI AKIBAT PATOLOGIS SISTEM PENCERNAAN


DEMAM THYPOID DIRUANG TULIP RUMAH SKIT MITRA SIAGA

Disusun Oleh :

1. Muhammad Rizki Nugroho


2. Nana Esa Rosiana
3. Nur Khasanah
4. Nurul Amalia
5. Rima Armala
6. Rizkiviani Asmorowati

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya makalah ini selesai disusun untuk
memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah I.

Makalah ini disusun agar mahasiswa atau para pembacanya dapat


mengetahui tentang Asuhan Keperawatan dengan demam thypoid. Dalam proses
penyusunan makalah ini, penyusun berupaya mengumpulkan informasi dari
observasi dan wawancara dengan pasien dan keluarga agar dapat merumuskan
tentang Asuhan Keperawatan dengan demam thypoid.

Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa


ataupun para pembacanya tentang Asuhan Keperawatan dengan demam thypoid.
Tentu saja makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami selaku
penyusun makalah ini mohon maaf atas segala kekurangan yang ada, kami selalu
menanti saran dan kritik dari dosen pembimbing maupun pembaca agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Slawi, 15 Desember 2021

Kelompok

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGKANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Thypoid............................................................................1

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan Thypoid...................................................7

BAB II TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian...............................................................................................18

2.2 Analisa Data............................................................................................25

2.3 Diagnosa Keperawatan............................................................................27

2.4 Intervensi.................................................................................................27

2.5 Implementasi...........................................................................................29

2.6 Evaluasi...................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Thypoid

1.1.1 Pengertian

Typhus abdominalis /demam typhoid adalah penyakit infeksi

akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala

demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan

kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13tahun

(70% - 80%), pada usia 30 - 40tahun (10%-20%) dan juga diatas usia

pada anak 12-13 tahun sebanyak (5%-10%). (Mansjoer, Arif. 2010).

Demam typhoid atau Typhus abdominalis adalah suatu penyakit

infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan

gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan

dan juga gangguan kesadaran (Price A. Sylvia & Lorraine M.

Wilson,2015).

Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan

infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan

minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang

yang terinfeksi kuman salmonella (Bruner and Sudart, 2014). Typhoid

adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman

salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. Sinonim dari

1
penyakit ini adalah Typhoid dan juga paratyphoid abdominalis.

(Syaifullah Noer, 2015).

1.1.2 Etiologi

Menurut Widagdo (2011, hal: 197) Etiologi dari demam

Thypoid adalah Salmonella typhi, termasuk genus Salmonella yang

tergolong dalam famili Enterobacteriaceae. Salmonella bersifat

bergerak, berbentuk spora, tidak berkapsul, gram (-). Tahan terhadap

berbagai bahan kimia, tahan beberapa hari / minggu pada suhu kamar,

bahan limbah, bahan makanan kering, bahan farmasi, dan tinja.

Salmonella mati pada suhu 54,4º C dalam 1 jam atau 60º C dalam 15

menit. Salmonella mempunyai antigen O (somatik) adalah komponen

dinding sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas dan antigen H

(flagelum) adalah protein yang labil terhadap panas. Pada S. typhi,

juga pada S. Dublin dan S. hirschfeldii terdapat antigen Vi yaitu

polisakarida kapsul.

1.1.3 Manifestasi Klinis

1.1.7.1 Demam meninggi sampai akhir minggu pertama

1.1.7.2 Demam turun pada minggu keempat, kecuali

demam tidak tertangani akan menyebabkan syok,

stupor, dan koma

1.1.7.3 Nyeri kepala, nyeriperut

1.1.7.4 Kembung, mual muntah, diare, konstipasi

1.1.7.5 Pusing, bradikardi, nyeri otot

1.1.7.6 Batuk

2
1.1.7.7 Epiktaksis

1.1.7.8 Lidah yang berselaput

1.1.7.9 Hepatomegali, splenomegali,meteorismus

1.1.7.10 Gangguan mental berupa somnolen

1.1.7.11 Delirium / psikosis

1.1.4 Patofisiologi

Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan atau minuman masuk

kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan

suasana asam (pH<2) banyak bakteri yang mati. Keadaan-keadaan

seperti aklorhidiria, gastrektomi, pengobatan dengan antagonis

reseptor histamin H2, inhibitor pompaproton /antasida dalam jumlah

besar, akan mengurangi dosis infeksi. Bakteri yang masih hidup akan

mencapai usus halus. Di usus halus, bakteri melekat pada sel-sel

mukosa dan juga kemudian menginvasi mukosa dan menembus

dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Sel-selM, selepitel

khusus yang melapisi Peyer’s patch, merupakan tempat internalisasi

Salmonellatyphi. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti

aliran kekelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang melewati

sirkulasi sistemik sampai kejaringan RES di organ hati dan limpa.

Salmonella typhi mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit

mononuklear didalam folikel limfe, kelenjarlimfe mesenterika, hati

dan limfe (Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar

Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI).

3
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang

lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons

imun pejamu maka Salmonella yphi akan keluar dari habitatnya dan

melalui duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan

cara ini organisme dapat mencapai organ manapun, akantetapi tempat

yang disukai oeh Salmonellatyphi adalah hati, limpa, sumsum tulang

belakang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal.

Invasi kandung empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah/

penyebaran retrograd dari empedu. Ekskresi organisme diempedu

dapat menginvasi ulang dinding usus /dikeluarkan melalui tinja. Peran

endotoksin dalam patogenesis demam tifoid tidakjelas, hal tersebut

terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi

penderita melalui pemeriksaan limulus. Diduga endotoksin dari

Salmonellatyphi menstimulasi makrofag di dalam hati, limpa, folikel

limfoma usus halus dan juga kelenjar limfe mesenterika untuk

memproduksi sitokin dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah

yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular yang tidak

stabil, demam, depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada darah

dan jugamenstimulasi sistem imunologik (Soedarmo, Sumarmo S

Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta:

IDAI).

1.1.5 Pemeriksaan Penunjang

1.1.7.1 Pemeriksaan darah perifer lengkap

Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar

4
leukosit normal. Leukositosis dapatterjadi walaupun tanpa

disertai infeksi sekunder

1.1.7.2 Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali

normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan juga SGPT ini

tidak memerlukan penanganan khusus

1.1.7.3 Pemeriksaan uji widal

Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody

terhadap bakteri salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan

untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita

demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella typhi

maka penderita membuatantibody (agglutinin)

1.1.7.4 Kultur

a. Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama

b. Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua

c. Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu

ketiga

1.1.7.5 Anti salmonella typhi igM

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini

infeksi akut salmonella typhi, karena antibodyigM muncul

pada hari ke3 dan 4 terjadinya demam. (Nurarif & Kusuma,

2015)

1.1.6 Penatalaksanaan

1.1.6.1 Medis

5
a. Anti Biotik (Membunuh KUman) :

1) Klorampenicol

2) Amoxicillin

3) Kotrimoxasol

4) Ceftriaxon

5) Cefixim

b. Antipiretik (Menurunkan panas) :

1) paracatamol

1.1.6.2 Keperawatan

a. Observasi dan pengobatan

b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas

demam atau kurang lebih dari selam 14 hari. Maksud tirah

baring adalah untuk mencegah terjadinya komplikasi

perforasi usus.

c. Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya

kekuatan pasien.

d. Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya

harus diubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari

komplikasi pneumonia dan juga dekubitus.

e. Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena

kadang-kadang terjadi konstipasi dan diare.

f. Diet

1) Diet yang sesuaicukup kalori dan tinggi protein.

2) Pada penderita yang akutdapat diberi bubur saring.

6
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2hari

lalu nasi tim

4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas

dari demam selama 7 hari. (Smeltzer & Bare,2002.).

1.1.7 Komplikasi

1.1.7.1 Pendarahan usus. Bila sedikit,hanya ditemukan jika dilakukan

pemeriksaan tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak,

maka terjadi melena yang dapat disertai nyeriperut dengan

tanda-tanda renjatan.

1.1.7.2 Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga

/setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum.

1.1.7.3 Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi,tetapi dapat terjadi

tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomenakut, yaitu

nyeri perut hebat, dinding abdomen tegang, dan nyeri tekan

1.1.7.4 Komplikasi diluar usus. Terjadi karena lokalisasi peradangan

akibat sepsis, yaitu meningitis,kolesistisis, ensefalopati,

danlain-lain (Susilaningrum, Nursalam, & Utami, 2013)

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan Thypoid

1.2.1 Pengkajian

1.2.1.1 Biodata Klien dan penanggungjawab (nama, usia, jenis

kelamin, agama, alamat)

1.2.1.2 Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Biasanya klien dirawat dirumah sakit dengan keluhan sakit

7
kepala, demam, nyeri dan juga pusing

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien mengeluh kepala terasa sakit, demam, nyeri

dan juga pusing, berat badan berkurang, klien mengalami

mual, muntah dan anoreksia, klien merasa sakit diperut dan

juga diare, klien mengeluh nyeri otot.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya Riwayat penyakit lain/pernah menderita

penyakit seperti ini sebelumnya

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama

(penularan).

1.2.1.3 Pengkajian Pola Fungsional Gordon

a. Pola persepsi kesehatan manajemen Kesehatan

Yang perlu dikaji adalah bagaimana pola sehat – sejahtera

yang dirasakan, pengetahuan tentang gaya hidup dan

berhubungan dengan sehat, pengetahuan tentang praktik

kesehatan preventif, ketaatan pada ketentuan media dan

keperawatan. Biasanya anak-anak belum mengerti tentang

manajemen kesehatan, sehingga perlu perhatian dari orang

tuanya.

b. Pola nutrisi metabolic

Yang perlu dikaji adalah pola makan biasa dan masukan

cairan klien, tipe makanan dan cairan, peningkatan /

8
penurunan berat badan, nafsu makan, pilihan makan.

c. Pola eliminasi

Yang perlu dikaji adalah pola defekasi klien, berkemih,

penggunaan alat bantu, penggunaan obat-obatan.

d. Pola aktivas Latihan

Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan dan

rekreasi, kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-

hari (merawat diri, bekerja), dan respon kardiovaskuler serta

pernapasan saat melakukan aktivitas.

e. Pola istirahat tidur

Yang perludikaji adalah bagaimana pola tidur klien selama

24 jam, bagaimana kualitas dan kuantitas tidur klien, apa ada

gangguan tidur dan penggunaan obat obatan untuk mengatasi

gangguan tidur.

f. Pola kognitif persepsi

Yang perlu dikaji adalah fungsi indra klien dan kemampuan

persepsi klien.

g. Pola persepsi diri dan konsep diri

Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikap klien mengenai

dirinya, persepsi klien tentang kemampuannya, pola

emosional, citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan

peran diri. Biasanya anak akan mengalami gangguan

emosional sepertitakut, cemas karena dirawat di RS.

h. Pola peran hubungan

9
Kaji kemampuan kliendalam berhubungan dengan orang lain.

Bagaimana kemampuan dalam menjalankan perannya.

i. Pola aktivas Latihan

Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan dan

rekreasi, kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-

hari (merawat diri, bekerja), dan respon kardiovaskuler serta

pernapasan saat melakukan aktivitas.

j. Pola istirahat tidur

Yang perlu dikaji adalah bagaimana pola tidur klien selama

24 jam, bagaimana kualitas dan kuantitas tidur klien, apa ada

gangguan tidur dan penggunaan obatobatan untuk mengatasi

gangguan tidur.

k. Pola kognitif persepsi

Yang perlu dikaji adalah fungsi indraklien dan kemampuan

persepsi klien.

l. Pola persepsi diri dan konsep diri

Yang perlu dikaji adalah bagaimana sikapklien mengenai

dirinya, persepsi klien tentang kemampuannya, pola

emosional, citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan

peran diri. Biasanya anak akan mengalami gangguan

emosional sepertitakut, cemas karena dirawat di RS.

m. Pola peran hubungan

Kaji kemampuan klien dalam berhubungan dengan orang

lain. Bagaimana kemampuan dalam menjalankan perannya.

10
1.2.1.4 Pemeriksaan Fisik

a. Pengkajian umum

1) Tingkat kesadaran: composmentis, apatis,

somnolen,supor, dankoma

2) Keadaan umum : sakit ringan, sedang, berat

3) Tanda-tanda vital, normalnya:

Tekanan darah : 95 mmHg

Nadi : 60-120 x/menit

Suhu : 34,7-37,3 0C

Pernapasan : 15-26 x/menit

4) Pemeriksaan head to toe

a) Pemeriksaan kulit dan rambut

Kaji nilai warna, turgortekstur dari kulit dan rambut

pasien

b) Pemeriksaan kepala dan leher

Pemeriksaan mulai darikepala, mata, hidung, telinga,

mulut dan leher. Kaji kesimetrisan, edema, lesi,

maupun gangguan pada ndera

c) Pemeriksaan dada

Paru-paru

Inspeksi : kesimetrisan, gerak napas

Palpasi : kesimetrisan taktil fremitus

Perkusi : suara paru (pekak, redup, sono, hipersonor,

timpani)

11
Auskultasi : suara paru

Jantung

Inspeksi : amati iktus cordis

Palpalsi : raba letak iktus cordis

Perkusi : batas-batas jantung

Auskultasi : bunyi jantung lupdup

d) Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : keadaan kulit, besar dan bentuk abdomen,

gerakan

Auskultasi : frekuensi bising usus

Palpasi : hati, limpha teraba/tidak, adanya nyeri tekan

Perkusi : suara peristaltic usus

e) Pemeriksaan ekstremitas

Kaji warna kulit, edema, kemampuan gerakan dan

adanya alat bantu.

1.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang biasanya muncul pada demam typhoid adalah sebagai

berikut:

1.2.2.1 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella

typhi

1.2.2.2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan

tidak adekuat

1.2.2.3 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

12
1.2.2.4 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

malabsorbsi nutrien

1.2.2.5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

1.2.3 Intervensi

1.2.3.1 Hipertermia berhubungan denganproses infeksi salmonella

typhi

Tujuan: suhu tubuh kembali normal

Hasil yang diharapkan: Pasien mempertahankan suhu tubuh normal

yaitu 36℃-37℃ dan bebas dari demam.

Intervensi:

a. Pantau suhu tubuh klien tiap 3 jam sekali

Rasional: suhu tubuh 38oC-40oC menunjukkan proses penyakit

infeksi akut

b. Beri kompres hangat

Rasional: kompres dengan air hangat akan menurunkan demam

c. Anjurkan kepada ibu klien agar klien memakai pakaian tipis dan

menyerap keringat

Rasional: memberi rasa nyaman, pakaian tipis membantu

mengurangi penguapan tubuh

d. Beri banyak minum 1.500-2.000 cc/hari

Rasional: membantu memelihara kebutuhan cairan dan

menurunkan resiko dehidrasi

e. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik

13
Rasional: antipiretik untuk mengurangi demam, antibiotik untuk

membunuh kuman infeksi

1.2.3.2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan

tidak adekuat

Tujuan: volume cairan terpenuhi

Hasil yang diharapkan: status cairan tubuh adekuat, ditandai dengan

membran mukosa lembab, turgor kulit elastis, tanda-tanda vital

normal Intervensi:

a. Monitor tanda-tanda vital

Rasional: mengetahui suhu, nadi, dan pernafasan

b. Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan

Rasonal: mengontrol keseimbangan cairan

c. Kaji status dehidrasi

Rasional: mengetahui derajat status dehidrasi

d. Beri banyak minum

Rasional: membantu memelihara kebutuhan cairan dan

menurunkan resiko dehidrasi

1.2.3.3 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

Tujuan: menunjukkan nyeri berkurang atau hilang

Hasil yang diharapkan: terlihat tenang dan rileks dan tidak ada

keluhan nyeri

Intervensi:

a. Kaji tingkat, frekuensi, intensitas, dan reaksi nyeri

14
Rasional: suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi

yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang

diberikan

b. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam

Rasional: menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan oksigenasi

darah, dan menurunkan inflamasi.

c. Libatkan keluarga dalam tata laksana nyeri dengan memberikan

kompres hangat

Rasional: menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, membuat

otot tubuh lebih rileks, dan memperlancar aliran darah.

d. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien

Rasional: posisi yang nyaman membuat klien melupakan rasa

nyerinya.

e. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi

Rasional: untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan

mempercepat proses penyembuhan.

1.2.3.4 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

denganmalabsorbsi nutrien

Tujuan: tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi

Hasil yang diharapkan: nafsu makan meningkat, makan habis satu

porsi, berat badan klien meningkat

Intervensi:

a. Kaji status nutrisi anak

Rasional: mengetahui langkah pemenuhan nutrisi

15
b. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan

teknik porsi kecil tapi sering

Rasional: meningkatkan jumlah masukan dan mengurangi mual

dan muntah

c. Timbang berat badan klien setiap 3 hari

Rasional: mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan

d. Pertahankan kebersihan mulut anak

Rasional: menghilangkan rasa tidak enak pada mulut atau lidah dan

dapat meningkatkan nafsu makan

e. Beri makanan lunak

Rasional: mencukupi kebutuhan nutrisi tanpa memberi beban yang

tinggi pada usus

f. Jelaskan pada keluarga pentingnya intake nutrisi yang adekuat

Rasional: memberikan motivasi pada keluarga untuk memberikan

makanan sesuai kebutuhan.

1.2.3.5 Intoleransi aktivitas berhubungan dengankelemahan

Tujuan: dapat beraktivitas secara mandiri

Hasil yang diharapkan: memperlihatkan kemajuan khusus tingkat

aktivitas yang lebih tinggi dari mobilitas yang mugkin

Intervensi:

a. Kaji toleransi terhadap aktivitas

Rasional: menunjukkan respon fisiologis pasien terhadap stres

b. Kaji kesiapan meningkatkan aktivitas

16
Rasional: stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk

memajukan tingkat aktivitas individual

c. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjuran menggunakan kursi

mandi, menyikat gigi atau rambut

Rasional: teknik penggunaan energi menurunkan penggunaan

energi

d. Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memiliki periode

aktivitas

Rasional: seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan

aktivitas dan mencegah kelemahan

17
BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian

2.1.1 Identitas Pasien

a. Nama : Ny. W

b. Tempat dan tanggal lahir : Tegal, 20-01-1965

c. Pendidikan Terakhir :-

d. Agama : Islam

e. Status Perkawinan : Janda

f. Alamat : Mungjungagung

g. Orang terdekat yang mudah dihubungi : Ny. N

h. Hubungan dengan pasien : Anak

i. Tanggal masuk RS : 01-12-2021

j. Diagnosa medis : Thypoid

k. No. RM : 221416

2.1.2 Keluhan utama

Pasien mengatakan demam sejak 1 minggu yang lalu.

2.1.3 Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengatakan demam 1 minggu yang lalu, saat ini pasien

mengatakan lemas, mual, pusing, dan nafsu makan menurun. Pasien

masuk ke IGD dengan suhu 38,5℃ , tekanan darah 131/83 mmHg,

pernafasan 22x/menit, nadi 86 x/menit, SpO2 98%, nafsu makan

18
menurun dan minum kurang, mukosa mulut tampak kering dan suhu

tubuh pasien tidak stabil.

2.1.4 Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan belum pernah di rawat dan baru kali ini masuk

rumah sakit dan menderita penyakit demam thypoid.

2.1.5 Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama dengan pasien, pasien juga mengatakan bahwa

tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit lainnya seperti

DM, hipertensi, asma, tetapi suaminya meninggal karena penyakit

jantung.

2.1.6 Riwayat lingkungan

Pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih.

2.1.7 Pola fungsi Kesehatan

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan akan menjaga kesehatannya terutama makanan

agar tidak mengalami hal seperti sekarang

b. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : pasien sebagai ibu rumah tangga dan banyak

melakukan aktivitas

Selama sakit : pasien hanya berbaring ditempat tidur dan

aktivitasnya Sebagian dibantu oleh kelurganya

c. Pola nutrisi dan metabolic

19
Pasien mengatakan selama sakit lidahnya terasa pahit dan nafsu

makan menurun, pasien hanya menghabiskan 4 sendok makanan

yang di sediakan di RS dan minum hanya 3 gelas

d. Pola eliminasi

BAB : 1x/hari, BAB lunak , volume sedang

BAK : 6x/hari, kuning terang

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : tidur nyenyak 7-8 jam, cukup

Selama sakit : tidur mudah terbangun tidur malam hanya 6 jam,

tidur siang tidak bisa tidur

f. Pola persepsi/kognitif

Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit paien masih dapat

berkomunikasi dan merespon dengan baik akan tetapi selama sakit

pasien jarang berbicara dan berbicara seperlunya saja

g. Pola peran dan hubungan

Pasien mengatakan seorang Ibu rumah tangan dan hubungan

dengan keluarganya baik-baik saja

h. Pola teloransi dan koping terhadap stress pola diri/konsep diri

Keluarga pasien mengatakan selama sakit pasien jika mengalami

masalah masih selalu bercerita pada anaknya dan ketika sakit

pasien selalu mengatakan pada anaknya

i. Pola seksual dan reproduksi

20
Pasien berjenis kelamin perempuan, mempunyai anak 7 laki-laki 3

perempuan 4, tidak ada gangguan pada reproduksi pasien

menopous usia 50 tahun

j. Pola nilai keyakinan

Pasien mengatakan selama sakit masih tetap sholat 5 waktu

2.1.8 Pemeriksaan Fisik

a. Survey umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital

TD : 131/83 mmHg

Suhu : 38,5 ℃

Nadi : 86 x/menit

RR : 22x/menit

Spo2 : 95 %
Antropometri
TB : 153 Cm
BB : 58 Kg
IMT : 24,7 (BB Ideal)
b. Kulit, rambut, dan kuku

Kulit keriput berwarna sawo matang kering dan turgor kulit jelek.

Rambut beruban dan keriting. Kuku terlihat kotor dan sedikit

panjang.

c. Kepala dan leher

Kepala : bentuk meshocepal, tidk ada benjolan

21
Mata : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva

an aneis, pupil bereaksi terhadap cahaya

Telinga : tidak ada tanda-tanda keluarnya cairan dari

telinga, tidak tampak benjolan

Hidung : simetris, bersih, tidak ada pembengkakan

polip

Mulut : mukosa mulut pucat, tampak lembab,

pucat, tidak ada sariawan, lidah putih dan kotor

Leher : tidak ada pembesaran tiroid

d. Thoraks dan paru-paru

Thoraks : simetris, tidak ada benjolan

Jantung

I : tidak tampak iktus kordis

P : tidak ada nyeri tekan, palpitasi teraba

P : tidak ada pelebaran jantung

A : bunyi lupdup

Paru – paru

I : simetris

P : tidak ada nyeri tekan

P : sonor

A : vesikuler

Abdomen

I : simetris, tidak ada lsi, tidak ada benjolan

A : bising usus 8x/menit

22
P : ada nyeri tekan

P : hipertympani

e. Genitalia : tidak terpasang kateter, tidak ada gangguan

disekitar genital

f. Rectum dan anus : tidak ada pembengkakan hemoroid

g. Ektremitas

Kanan atas : tidak terdapat edema dan dapat bergerak

normal

Kiri atas : terpasang infus RL 20 tpm

Kanan bawah : bergerak sedikit lemas, tidak ada lesi dan

nyeri tekan

Kiri bawah : bergerak sedikit lemas, tidak ada lesi dan

nyeri tekan

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

PEMERIKSAAN
HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

HEMATOLOGI

Hemoglobin 13,6 11.0 – 15,0 g/dl

Leukosit 8,930 4,000 – 10,000 10^3/ul

Trombosit 281,000 150,000 – 350,000 10^3/ul

Eritrosit 3,95 3,0 – 5,0 10^6/ul

Hematokrit 39,2 33,0 – 42,0 %

MCV 99,3 82 – 95 Fl

23
MCH 34,4 27 – 31 pg g/dl

Hitung Jenis

Leukosit

Granulosit 54,8 50 – 70 %

Limfosit 31,6 20 – 40 %

Monosit 5,9 3–9 %

KIMIA KLINIK

METABOLISME KARBOHIDRAT

Glukosa Sewaktu 153 74 – 150 mg/dl

(IGD)

SEROLOGI

Widal

Typhoid O 1/160 Negative

Typhoid H 1/320 Negative

Paratyphoid AH 1/160 Negative

Paratyphoid AO 1/160 Negative

b. Pemeriksaan Diagnostik

Rontgen : Jantung tidak tampak membesar

Pulmo tidak tampak kelainan

2.1.10 Terapi

Nama Obat Dosis Rute Indikasi

RL 20 tpm IV per bolus Sebagai pengganti cairan

ektrasel yang hilang atau

24
mengatasi dehidrasi isotonik

Ondensentrol 3x8mg IV per bolus Untuk mengatasi mual

(ampul)

Ranitidine 3x5mg IV per bolus Untuk menghambat sekresi

(ampul) asam lambung

Ceftriaxone 2x1gr IV per bolus sebagai antibiotic

(vial)

Paracetamol 3x500 mg Oral Sebagai penurun panas

Curcuma 3x200 mg Oral Sebagai penambah dan

meningkatkan nafsu makan

2.2 Analisa Data

Hari/tanggal/
No Data Problem Etiologi
jam

1. Kamis, 2 DS : Hipertermi Proses


Desember • Klien mengatakan penyakit
2021 lemas
14.00 • Klien mengatakan
badannya terasa hangat
DO:
• Klien tampak gelisah
• Akral hangat
• Membran mukosa
kering
• TD : 131/83 mmHg
• Suhu: 38,5 ℃
• Nadi : 86 x/menit

25
• RR : 22x/menit
Kamis, 2 DS : Nutrisi Malabsorbsi
Desember • Klien mengatakan tidak kurang dari nutrient
2021 nafsu makan dan jarang kebutuhan
14.00 minum tubuh
• Pasien mengatakan
mual
• Pasien mengatakan
mulutnya terasa pahit
DO :
A : BB = 58 kg
TB = 153 cm
B : HB = 13,6 g/dL
HT = 39,2 %
Trombosit = 281.000
103/uL
Widal =
Typhoid O = 1/160
Typhoid H = 1/320
Paratyphoid AH = 1/160
Pararhypoid AO = 1/160
C : mukosa mulut terlihat
kering, lidah putih kotor,
pasien terlihat pucat, kulit
kering turgor kulit jelek.
D : bubur lunak
• Klien terpasang infus
RL
3. Kamis, 2 DS : Defisiensi Kurangnya
Desember • Klien mengatakan Pengetahuan Informasi
2021 kurang mengetahui
14.00 cara mencegah

26
penyakit typoid
• Klien mengatakan tidak
tahu penyebab sakit
yang dialami
DO :
• Klien terlihat bingung
pada saat ditanya
tentang penyakit yang
dialami

2.3 Diagnosa Keperawatan

a. Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi

nutrient

c. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

2.4 Intervensi

No TTD &
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Nama
Kep Perawat
1. Setelah dilakukan Perawatan demam 1. Untuk
tindakan keperawatan 1. Pantau suhu dan mengetahui
selama 3x24 jam tanda-tanda vital tanda-tanda
diharapkan lainnya (tekanan bahaya
thermoregulasi teratasi darah, nadi dan 2. Untuk
dengan kriteria hasil : pernapasan) mencegah
1. Suhu tubuh dalam 2. Anjurkan minum terjadinya
rentang normal air putih yang dehidrasi
2. Nadi dan RR dalam banyak 3. Memberi rasa
rentang normal 3. Anjurkan nyaman,
3. Tidak ada perubahan berpakaian tipis pakaian tipis
warna kulit dan menyerap membantu
keringat mengurangi
4. Kompres pasien penguapan
pada lipatan paha tubuh
dan ketiak 4. Kompres
5. Kolaborasi dengan air

27
pemberian hangat akan
antipiretik menurunkan
demam
5. Membantu
menurunkan
demam
2. Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 1. Untuk
tindakan keperawatan 1. Monitor kalori mengetahui
selama 3x24 jam dan asupan jumlah kalori
diharapkan nafsu makan makanan dan asupan
pasien dapat meningkat 2. Anjurkan makan yang
dengan kriteria hasil : sedikit tapi sering dibutuhkan
1. Asupan gizi pasien 3. Ukur intake pasien
terpenuhi makanan dan 2. Mencegah
2. Asupan makan timbang berat mual
terpenuhi badan 3. Mengidentifik
3. Asupan cairan dapat 4. Beri obat-obatan asi kebutuhan
terpenuhi sebelum makan jika nutrisi
4. Adanya energi untuk diperlukan 4. Membantu
memenuhi kebutuhan meningkatkan
tubuh nafsu makan
pasien
3. Setelah dilakukan Pengajaran proses 1. Untuk
tindakan selama 3x24 jam penyakit mengetahui
diharapkan pengetahuan 1. Kaji pengetahuan tingkat
proses penyakit pasien pasien terkait pengetahuan
meningkat dengan kriteria dengan proses pasien terkait
hasil : penyakit yang proses penyakit
1. Proses perjalanan spesifik yang dialami
penyakit 2. Jelaskan 2. Membantu
2. Tanda dan gejala mengenai proses menambah
penyakit penyakit wawasan pasien
3. Faktor penyebab dan 3. Edukasi pasien terkait penyakit
faktor yang mengenai yang dialami
berkontribusi tindakan untuk 3. Membantu
4. Strategi untuk mengontrol/memi pasien
meminimalkan nimalkan gejala meminimalkan
perkembangan sesuai kebutuhan gejala dari
penyakit 4. Diskusikan penyakit yang
pilihan terapi atau dialami
penanganan 4. Membantu
dengan tim mempercepat
kesehatan lain. proses
penyembuhan

28
2.5 Implementasi

No
TTD &
Dx Respon pasien
Hari/Tanggal Jam Implementasi Nama
Ke (DS & DO)
Perawat
p
1 Kamis, 2 10.00 1. Memonitor TTV DS : Pasien
Desember mengatakan
2021 badannya masih
teraba hangat,
mual, pusing
DO : Pasien
terlihat lemas
dn gelisah
TD : 125/80
mmHg
Suhu : 38℃
Nadi :
70x/menit
RR : 26x/menit
10.10 2. Menganjurkan minum SpO2 : 97%
air putih yang banyak DS : Pasien
mengatakan
jarang minum
air putih
DO : Pasien
10.15 3. Menganjurkan terlihat lemas
berpakaian tipis dan dan pucat
menyerap keringat DS : Pasien
mengatakan mu
diganti pakainya
dengan pakaian
yang tipis dan
10.20 4. Mengompres pasien menyerap
pada lipatan paha dan keringat
ketiak DS : Pasien
mengatakan
masih demam
12.00 dan mual
DO : Pasien
tampak lemas
dan hanya
5. Memberikan terapi obat berbaring
injeksi dan oral DS : Pasien
Ondensentrone 8 mg, mengatakan
Ranitidin 5 mg, terimakasih
Paracetamol 500 mg, DO : Pasien
Curcuma 200 mg

29
terlihat
meminum obat
oral yang
diberikan

2 Kamis, 2 15.00 1. Memonitor kalori dan DS : Pasien


Desember asupan makanan mengatakan
2021 tidak nafsu
makan, lidahnya
terasa pahit,
mual, pusing
DO : pasien
terlihat lemas
dan pucat
BB sebelum
sakit : 59 Kg
BB selama sakit
16.00 2. Menganjurkan makan : 558 Kg
sedikit tapi sering DS : Pasien
mengatakan
mau melakukan
anjuran yang
diberikan
DO : Pasien
terlihat makan
roti yang
16.20 3. Mengukur intake diberikan
makanan dan timbang keluarganya
berat badan DS : Pasien
mengatakan
hanya
menghabiskan 4
sendok
makanan yang
disediakan RS
dan setengah
roti yang
diberikan
keluarganya
minum hanya 2
gelas
DO : Pasien
terlihat lemas
3 Kamis, 2 17.00 1. Mengkaji pengetahuan DS : Pasien
Desember pasien terkait dengan mengatakan
2021 proses penyakit yang belum tau
spesifik penyakit
thypoid

30
DO : Pasien
tidak dapat
menjawab
17.10 ketika ditanya
2. Menjelaskan mengenai DS : Pasien dan
proses penyakit keluarga
mengatakan
mau
mendengarkan
penjelasan
DO : Pasien dan
keluarga terlihat
mendengarkan
17.15 penjelasan
3. Edukasi pasien dengan baik
mengenai tindakan DS : Pasien dan
untuk keluarga
mengontrol/meminimal mengatakan
kan gejala sesuai ingin tau cara
kebutuhan pencegahan
thypoid
DO : Pasien dan
17.20 keluarga terlihat
mendengarkan
4. Diskusikan pilihan dengan baik
terapi atau penanganan DS : Pasien dan
dengan tim kesehatan keluarga
lain mengatakan
mau diajarkan
cara cuci tangan
yang benar
DO : pasien
terlihat
melakukan
prosedur yang
diajarkan
1 Jumat, 3 10.00 1. Memonitor TTV DS : Pasien
Desember mengatakan
2021 badannya masih
teraba hangat,
mual
DO : Pasien
terlihat lemas
TD : 130/97
mmHg
Suhu : 37,8℃
Nadi :
90x/menit

31
RR : 25x/menit
SpO2 : 99%
10.10 2. Menganjurkan minum
air putih yang banyak DS : Pasien
mengatakan
sudah mengikuti
anjuran minum
air putih yang
banyak
DO : Pasien
10.15 3. Mengompres pasien terlihat lemas
pada lipatan paha dan dan pucat
ketiak DS : Pasien
mengatakan
masih merasa
demam, mual
DO : Pasien
12.00 4. Memberikan terapi obat maih tampak
injeksi dan oral lemas
Ondensentrone 8 mg, DS : Pasien
Ranitidin 5 mg, mengatakan
Paracetamol 500 mg, setelah
Curcuma 200 mg diberikan obat
suhunya sedikit
turun
DO : Kulit
pasien teraba
hangat
2 Jumat, 3 12.30 1. Mengukur intake DS : Pasien
Desember makanan mengatakan
2021 lidah masih
terasa pahit,
makan hanya
menghabiskan
setengah porsi
yang disediakan
RS dan
meminum Jus,
minum hanya 3
gelas
DO : Pasien
terlihat
menghabiskan
setengah porsi
makanan yang
di sediakan RS
12.35 2. Menganjurkan makan dan meminum
Jus
sedikit tapi sering

32
DS : Pasien
mengatakan
mau mengikuti
anjuran yang
diberikan
DO : Pasien
18.00 3. Memberikan terapi obat
terlihat
injeksi dan oral
kooperatif
Ondensentrone 8 mg,
DS : Pasien
Ranitidin 5 mg,
mengatakan
Ceftriaxone 1 gr,
terimakasih
Paracetamol 500 mg,
DO : Pasien
Curcuma 200 mg
terlihat
meminum obat
yang diberikan
1 Sabtu, 4 10.00 1. Memonitor TTV DS : Pasien
Desember mengatakan
2021 panasnya sudah
turun tetapi
masih mual
DO : Pasien
terlihat rileks
TD : 135/88
mmHg
Suhu : 37℃
Nadi :
92x/menit
RR : 22x/menit
12.00 2. Memberikan terapi obat SpO2 : 94%
injeksi dan oral DS : Pasien
Ondensentrone 8 mg, mengatakan
Ranitidin 5 mg, terimakasih
Paracetamol 500 mg, DO : Pasien
Curcuma 200 mg terlihat
kooperatif
2 Sabtu, 4 17.00 1. Mengukur intake DS : Pasien
Desember makanan mengatakan
2021 menghabiskan
3/4 porsi yang
disediakan RS
dan makan buah
jeruk, minum
sekitar 5 gelas
DO : Pasien
terlihat
menghabiskan
setengah porsi
17.30 2. Menganjurkan makan makanan yang

33
sedikit tapi sering di sediakan RS
DS : Pasein
mengatakan
sudah
melakukan
anjurannya
makan sedikit
tapi sering
DO : Pasien
3. Memberikan terapi obat tampak segar
injeksi dan oral dan sudah idak
Ondensentrone 8 mg, lemas lagi
Ranitidin 5 mg, DS : Pasien
Ceftriaxone 1 gr, mengatakan
Paracetamol 500 mg, badannya sudah
Curcuma 200 mg mulai enakan
DO : Pasien
tampak rileks
saat diberikan
terapi dan
meminum obat
yang diberikan

2.6 Evaluasi

TTD &
No Dx Hari/tanggal/ Catatan Perkembangan
Nama
Kep jam (SOAP)
Perawat

1 Kamis, S : klien mengatakan badannya terasa


2 Desember hangat, lemas.
2021 O : klien tampak gelisah, akral teraba
10.00 hangat, membran mukosa kering
TD : 131/83 mmHg
Suhu : 38,5 C
Nadi : 86 x/menit
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

34
• memonitor TTV
• menganjurkan minum air putih yang
banyak
• mengompres pasien pada lipatan
paha dan ketiak
• memberikan terapi obat injeksi dan
oral (Ondensentrone 8 mg, ranitidin
5 mg, paracetamol 500 mg, curcuma
200 mg)
2 Kamis S : klien mengatakan tidak napsu makan dan
2 Desember jarang minum, klien juga mengatan mual
2021 dan mulutnya terasa pait
15.00 O : klien terlihat pucat, mukosa mulut
terlihat kering, turgor kulit kering, klien
terlihat lemas.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
• mengukur intake makanan

• menganjurkan makan sedikit tapi

sering

• memberikan terapi obat injeksi dan

oral (ondensentrone 8 mg, ranitidin

5 mg, ceftriaxone 1 gr, paracetamol

500 mg, curcuma 200 mg)

3 Kamis S : klien mengatakan kurang mengatuhi cara


2 Desember mencegah penyakit typoid
2021 O : klien terlihat bingung pada saat ditanya
10.00 tentang penyakit yang dialami
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

35
• mengkaji pengetahuan pasien yang
terkait dengan proses penyakit yang
spesifik
• menjelaskan mengenai proses
penyakit
• edukasi pasien mengenai tindakan
untuk mengontrol gejala sesuai
kebutuhan
• diskusikan pilihan terapi atau
penanganan dengan tim kesehatan
lain

1 Jumat S : klien mengatakan badannya masih


3 Desember hangat dan lemas.
2021 O : klien terlihat lemas dan pucat
10.00 TD : 130/97 mmHg
Suhu : 37,8 C
Nadi : 90 x/menit
RR : 25 x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
• monitor TTV
• menganjurkan minum air putih yang
banyak
• mengompres pasien
• memberikan terapi obat injeksi dan
oral.
2 Jumat S : klien mengatakan napsu makannya
3 desember sedikit meningkat
2021 O : Pasien terlihat menghabiskan setengah
12.30 porsi makanan yang di sediakan RS dan
meminum Jus

36
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Mengukur intake makanan
 Menganjutkan makan sedikit tapi
sering
 Memberikan terapi obat injeksi dan
oral (Ondensentrone 8 mg, Ranitidin
5 mg, Ceftriaxone 1 gr, Paracetamol
500 mg, Curcuma 200 mg)
3 Jumat, 3 S : Klien mengatakan sudah mengetahui
Desember 2021
cara pencegahan typoid
10.00
O : Klien bisa menjawab saat ditanya

tentang penyakitnya

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

1 Sabtu, 4 S : Klien mengatakan panasnya sudah turun


Desember 2021 tapi masih mual
10.00 O : Klien terlihat lebih rileks
TD : 135/88 mmHg
Suhu : 37℃
Nadi : 92x/menit
RR : 22x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
 Memonitor TTV
 Memberikan terapi obat injeksi dan
oral (Ondensentrone 8 mg, Ranitidin
5 mg, Paracetamol 500 mg, Curcuma
200 mg)

37
2 Sabtu, 4 S : Klien mengatakan menghabiskan 3/4
Desember 2021 porsi yang disediakan RS dan makan buah
15.00 jeruk, minum sekitar 5 gelas
O : Pasien terlihat menghabiskan setengah
porsi makanan yang di sediakan RS
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
 Mengukur intake makanan
 Menganjurkan makan sedikit tapi
sering
 Memberikan terapi obat injeksi dan
oral (Ondensentrone 8 mg, Ranitidin
5 mg, Ceftriaxone 1 gr, Paracetamol
500 mg, Curcuma 200 mg)

38
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer (2010), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media


Aesculapius.

Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi. Jakarta: ECG.


Direktorat Bina Gizi

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 2015. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit.Jakarta: EGC;

Soedarmo,Sumarmo S. Poorwo.dkk, 2008.Buku ajar infeksi dan pediatri tropis.


Edisi Kedua.Jakarta:Badan Penerbit IDAI.Hal.155-18

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Susilaningrum, R. Nursalam & Utami, S. (2013). Asuhan keperawatan bayi dan


anak. Jakarta: Salemba Medika

Syaifullah, N. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta:EGC

Widagdo. (2011). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta:
CV Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai