Anda di halaman 1dari 55

KARYA TULIS ILMIAH

PERAN PERAWAT DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN


PADA ANAK YANG TERPASANG INFUS DI
PUSKESMASBANYUANYARWILAYAH KECAMATAN
KOTA SAMPANG

Oleh:

SITI AISYAH
33411901074

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2022
PERAN PERAWAT DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN
PADA ANAK YANG TERPASANG INFUS DI
PUSKESMASBANYUANYARWILAYAH KECAMATAN
KOTA SAMPANG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini disusun sebagai laporan hasil penelitian tugas akhir
Progam studi DIII Keperawata Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Madura

Oleh:

SITI AISYAH
33411901074

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2022
LEMBAR PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil saya sendiri dan belum
pernah dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Sampang, 07 Februari 2022

Yang menyatakan

Siti Aisyah
NRP. 33411901074

Mengetahui,

PembimbingI PembimbingII

Ns. Abdan Syakura,S.Kep.,M.Kep Ns. Hilmah Noviandry, S.Kep.,M.Kes


NIK.4110181023 NIK.4110182015

Ketua Jurusan Kesehatan

Anggeria Oktavisa Denta, S.Si., M.M., M.Biotech


NIK. 4110182018
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal oleh : Siti Aisyah


Judul : Peran Perawat dalam penurunan kecemasan anak yang terpasang
infus di Puskesmas Banyuanyar kecamatan Kota Sampang

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya,
sehingga dapat diajukan dalam ujian sidang akhir Jurusan Kesehatan Prodi D3
Keperawatan Politeknik Negeri Madura.
Sampang, 07 Februari 2022

Yang menyatakan

Siti Aisyah
33411901074

Mengetahui

PembimbingI PembimbingII

Ns. Abdan Syakura,S.Kep.,M.Kep Ns.Hilmah Noviandry, S.Kep.,M.Kes


NIK.4110181023 NIK.4110182015

Ketua Jurusan Kesehatan

Anggeria Oktavisa Denta, S.Si., M.M., M.Biotech


NIK. 4110182018
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal oleh : Siti Aisyah


Judul :Peran Perawat dalam penurunan kecemasan anak yang terpasang
infus di Puskesmas Banyuanyar kecamatan Kota Sampang

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji karya
tulis ilmaih pada tanggal 02 Februari 2022.

Tim Penguji Proposal

Ketua : Ns. Edy Suryadi Amin, M. Mkes ( )


NIP. 197804172005011011

Anggota :
1. Nur Iszakiyah, S.ST., M.M.,M.Kes ( )
NIP. 4110182007
2. Ns. Endang Fauziyah S, S.Kep.,M.Kep ( )
NIK. 197411292000122002
3. Ns. Hilmah Noviandry, S.Kep., M.Kes ( )
NIK. 4110182015
4. Ns. Abdan Syakura, S.Kep.,M.Kep ( )
NIK. 4110181023

Mengesahkan
Ketua
Jurusan Kesehatan

Anggeria Oktavisa Denta, S.Si., M.M., M.Biotech


NIK. 110182018
CURICULUM VITAE

Data Pribadi
Nama : Siti Aisyah
Tempat/Tanggal Lahir : Sampang/16 November 2001
Agama : Islam
Jumlah Saudara :2
Alamat Rumah : Jl. Panglima Sudirman Gg3 Sampang

Riwayat Pendidikan
SDN Dalpenang 2 Sampang : Lulusan tahun 2014
SMP Negeri 6 Sampang : Lulusan tahun 2017
SMA Negeri 3 Sampang : Lulusan tahun 2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Bangun kesuksesan dari kegagalan( Aisyah,2022)

Persembahan:
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini peneliti persembahan kepada:
1. Kedua orang tua dan kakak peneliti
2. Segenap dosen, guru, dan teman-teman
3. Teman-teman sejawat peneliti
ABSTRAK

PERAN PERAWAT DALAM PENURUNAN KECEMASAN ANAK YANG


TERPASANG INFUS DI PUSKESMAS BANYUANYAR KECAMATAN
KOTA SAMPANG

Oleh: ¹Siti Aisyah, ²Abdan Syakura, ³Hilmah Noviandry


Jurusan Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura
Siti.aisyah@poltera.ac.id

Pendahuluan: Pemasangan infus pada anak rata-rata mengalami


kecemasan, sehingga memungkinkan ketika anak mengalami hospitalisasi dan
harus dilakukan tindakan anak akan menolak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran perawat dalam menurunkan kecemasan anak yang terpasang
infus. Metode: Rancangan dalam karya tulis ini menggunakan desain deskriptif
cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 30 orang perawat yang
berperan dalam penurunan kecemasan di Puskesmas Banyuanyar Kecamatan Kota
Sampang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Banyuanyar Kecamatan Kota Sampang pada
bulan februari 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner
jenis close ended-dychotomy question dengan menggunakan skala ordinal memuat
12 item pertanyaan kemuadian dilakukan pengolahan data berupa editing, scoring,
coding, tabulating. Hasil: sebagian besar responden yang telah diteliti memiliki
peran cukup sebanyak 27 orang (88%). Kesimpulan: Perawat diharapkan
mempertahankan pemberian asuhan keperawatan sesuai peran perawat yang
membuat anak tidak mengalami kecemasan ketika dilakukan tindakan.

Kata kunci: Pemasangan Infus, Kecemasan, Peran perawat


ABSTRACT

THE ROLE OF NURSES IN REDUCING ANXIETY IN CHILDREN WITH


INFUSATION IN PUSKESMAS BANYUANYAR SAMPANG
CITY DISTRICT

By: ¹Siti Aisyah, ²Abdan Syakura, ³Hilmah Noviandry


Department of Health, DIII Nursing Study Program, Madura State Polytechnic
Siti.aisyah@poltera.ac.id

Introduction: Intravenous installation in children generally experiences


anxiety, so it is possible when a child is hospitalized and action must be taken, the
child will refuse. The purpose of this study was to determine the role of nurses in
reducing anxiety in children who were infusions. Methods: The design in this
paper uses a descriptive cross sectional design. The population in this study were
30 nurses who played a role in reducing anxiety at the Banyuanyar Health Center,
Sampang City District with the sampling technique using total sampling. The
research was conducted at the Banyuanyar Health Center, Sampang City District
in February 2022. Data collection was carried out by giving a closed-ended-
dychotomy question type questionnaire using an ordinal scale containing 12
question items then data processing in the form of editing, scoring, coding,
tabulating. Results: most of the respondents who have been studied have a
sufficient role as many as 27 people (88%). Conclusion: Nurses are expected to
maintain the provision of nursing care according to the nurse's role so that
children do not experience anxiety when taking action.

Keywords: Infusion, Anxiety, Nurse's Role


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
(KTI) yang berjudul “Peran perawat dalam menurunkan kecemasan pada anak
yang terpasang infus di puskesmas banyuanyar wilayah kecamatan kota sampang”
Peneliti menyadari dalam penyelesaian KTI ini tidak luput dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada
Bapak/Ibu.
1. Dr. Arman Jaya, ST., M.T Direktur Politeknik Negeri Madura yang sudah
memberikan kesempatan dan izin bagi peneliti untuk mengikuti dan
menyelesaikan Pendidikan di Politeknik Negeri Madura.
2. Pimpinan Puskesmas Banyuanyar Sampang yang telah memberikan izin
tempat penelitian kepada peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah
Kabupaten Sampang yang masih mencakup wilayah kerja Puskesmas
Banyuanyar Kabupaten Sampang.
3. Responden yang telah bersedia memberikan data dalam proses penelitian.
4. Anggeria Oktavisa Denta, S.Si., M.M., M.Biotech sebagai Ketua Jurusan
Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura
5. Ns. Abdan Syakura, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing I yang sudah banyak
memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian KTI ini.
6. Ns. Hilmah Noviandry R,S.Kep., M.Kes yang sudah banyak memberikan
masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian KTI ini.
7. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan penelitian
dalam menyelesaikan KTI ini.
8. Civitas akademik Politeknik Negeri Madura khususnya Jurusan Kesehatan
Program Studi DIII Keperawatan yang sudah ikut serta berpartisipasi dan
memberikan dukungan dalam proses penelitian ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa 3B dan temen-temen seperjuangan(
Risma,Fera,Erika) yang telah memberikan support dan bantuan dalam
peneyelesaian penelitian ini.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................... 2
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. 3
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 4
CURICULUM VITAE .......................................................................................... 5
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. 9
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 16
1.1 LatarBelakang ............................................................................................ 16
1.2 RumusanMasalah....................................................................................... 18
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 18
1.4 Manfaat ....................................................................................................... 18
1.4.1 Bagi profesikeperawatan ................................................................. 18
1.4.2 Bagi ilmu keperawatananak............................................................. 18
1.4.3 Bagi instansi rumahsakit.................................................................. 18
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 19
2.1 Konsepkecemasan ...................................................................................... 19
2.1.1 DefinisiKecemasan .......................................................................... 19
2.1.2 Tingkatkecemasan ........................................................................... 19
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi cemas ....................................... 20
2.1.3 Alat ukurkecemasan ......................................................................... 23
2.2 Konsep PeranPerawat ............................................................................... 24
2.1.2 Pengertian Peran Perawat ................................................................ 24
2.2.2 Macam-macam PeranPerawat ......................................................... 24
2.2.3 Peran Perawat untuk Meminimalkan Kecemasan saat di Rumahsakit
25
BAB 3 KERANGKA KONSEP .......................................................................... 27
3.1 KerangkaKonsep ........................................................................................ 27
3.2 Deskripsi KerangkaKonsep ...................................................................... 28
BAB 3METODE PENELITIAN ....................................................................... 29
4.1 DesainPenelitian ......................................................................................... 29
4.2 KerangkaKerja ........................................................................................... 30
4.3 Populasi,Sampel, dansampling ................................................................. 21
4.3.1 Populasi ........................................................................................... 21
4.3.2 Sampel ............................................................................................. 21
4.3.3 Sampling .......................................................................................... 21
4.4 IdentifikasiVariabel ................................................................................... 21
4.5 DefinisiOperasional .................................................................................... 22
4.6 Pengumpulan dan AnalisaData ................................................................ 23
4.6.2 Analisadata ...................................................................................... 23
4.7 EtikaPenelitian ........................................................................................... 25
4.7.1 Informedconsent .............................................................................. 25
4.7.2 Anomity ........................................................................................... 25
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi operasional peran perawat dalam menurunkan kecemasan


pada anak yang terpasang infus di Puskesmas Banyuanyar Wilayah
Kecamatan Kota Sampang
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka konsep peran perawat dalam penurunan kecemasan


anak yang terpasang infus di Puskesmas Banyuanyar Wilayah
Kecamatan Kota Sampang
Gambar 4.1 Kerangka kerja peran perawat dalam penurunan kecemasan
anak
DAFTAR SINGKATAN

RS : Rumah Sakit

ISS : Internationwide InpatientSample

SUSENAS : EkonomiNasional

WHO : World HealthOrganization

UNICEF : The United Nation Childern’sFund

HAS : Hamilton Anxiety Scale(HAS)

PAS : Preschool AnxietyScale

SCARED : Screen for Child Anxiety RelatedDisorder

Daftar Lambang

> : Lebihdari

< : Kurangdari

≥ : Lebih dari sama dengan

≤ : Kurang dari samadengan

% :Persentase

∑ :Jumlah

P :Koefisien
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Lembar Permohonan dan Persetujuan Menjadi Partisipan


Lampiran 2 :Lembar Kuesioner
Lmapiran 3 :Lembar Kisi-Kisi instrument angket penelitian
Lampiran 4 :Lembar Konsul
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Anak usia pra sekolah cenderung memiliki emosi yang tidak stabil. Anak usia
pra sekolah juga cenderung cemas terhadap hal baru yang ditemukan, salah
satunya adalah hal yang menyebabkan cemas adalah pelayanan kesehatan. Anak
ketika dibawa ke RS/klinik secara tidak langsung akan mengalami ketakutan,
takut akan vchal baru yang tidak dikenal biasanya diungkapkan dengan menangis
dan gelisah. Masalah yang akan terjadi pada anak adalah tingginya tingkat
kecemasan anak ketika dilakukan tindakan medis misalnya, pemasangan spalk
pada infus. Anak-anak sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi
karena adanya stress akibat perubahan keadaan sehat dan rutinitas lingkungan di
RS, faktanya adalah seharusnya untuk mencegah hal tersebut tenaga medis
utamanya keluarga pasien mendukung cara bagaimana mengalihkan cemas
tersebut. Anak yang akan dilakukan prosedur pemasangan infus beranggapan akan
menimbulkan nyeri pada dirinya, anak cenderung melawan kepada perawat yang
akan melakukan tindakan, jika tetap dipaksa ia akan menolak atau memberontak
dengan mencoba menjauhkan peralatannya atau mencoba mencari perlindungan
terhadap dirinya sendiri. Apabila tidak segera dilakukan prosedur pemasangan
infus tentunya akan menimbulkan masalah seperti ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, asupan nutrisi dan pemberian obat akan terlambat. Sehingga akan
berpengaruh terhadap lamanya penyembuhan dan memperberat kondisi penyakit
anak. Rasa takut padaanak akan menyebabkan stress dan kecemasan, kecemasan
yang akan timbul pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti petugas
rumah sakit maupun lingkungan baru.
Organisasi Internationwide Inpatient Sample (2009) terdapat lebih dari enam
juta anak mengalami hospitalisasi. Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
2010 jumlah anak usia prasekolah di indonesia sebesar 72% dari jumlah total
penduduk indonesia, dan perkiraan 35/100 anak mengalami hospitalisasi dan
45%diantaranya mengalamikecemasan..
Berdasarkan data dari organisasi WHO (World Health Organization) tahun 2018
bahwa 3%- 10% pasien anak yang di rawat di Amerika Serikat mengalami stress
selama hospitalisasi. UNICEF pada tahun 2019 melampirkan jumlah anak usia
prasekolah di tiga Negara terbesar di dunia menjapai 148 juta, 958 anak yang
mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit, 57 juta anak setiap tahunnya yang
mana 75% dari 57 juta mengalami trauma contohnya anak megalami ketakutan
dan rasa cemas saat menjalani prosedur pemasangan infus. Di Indonesia sendiri
jumah anak yang di rawat pada tahun 2018 sebanyak 45% dari 70,49 juta dari
keseluruhan populasi anak di Indonesia. Anak yang mengalami stress sekitar 10%
dari 35,1 juta mengalami kecemasan ringan dan 2% dari 35,1 juta mengalami
kecemasan berat (Lilis, 2019). Jumlah anak prasekolah di daerah jawa timur
mencapai 3.632.471,48 juta dengan angka kesakitan mencapai 2.985.292 yang
mendapatkan pelayanan kesehatan pemasangan infus 94% dari 2.985.292 anak
yang sakit (Dinkes Jatim, 2018). Sekitar 678.000 anak hospitasilasi di Puskesmas
Sampang ( Dinkes Kabupaten Sampang).
Anak prasekolah (3-6 tahun) merupakan masa yang menyenangkan bagi
anak, dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah memiliki
keterampilan verbal dan perkembangan menjadi lebih baik untuk beradaptasi
diberbagai situasi dan kondisi, penyakit dan hospitalisasi menyebabkan
kecemasan pada anak. Penyebab kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, dari
petugas rumah sakit (seperti dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya),
lingkungan baru, reaksi keluarga yang memantau selama perawatan (Fatmawati,
2019). Dampak dari kecemasan pada anak yang menjalani perawatan apabila tidak
segera ditangani akan membuat anak melakukan penolakan serta pemberontakan
terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang diberikan karena anak harus
menjalani tindakan medis yang dapat menimbulkan ketakutan pada anak seperti
pemasangan infus, prosedur injeksi, pengambilan sampel darah, operasi dan
tindakan lainnya. Sehingga akan berpengaruh terhadap lamanya hari rawat inap
anak dan dapat memperberat kondisi penyakit yang diderita anak
(Susilowati,2021).
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada anak yang
sedang di rawat di rumah sakit yaitu adalah perawatan di rumah sakit pada
umumnya anak memerlukan tindakan keperawatan berupa pemasangan infus dan
injeksi, beberapa anak bahkan semua akan merasa ketakutan, ketakutan yang
teramat disebabkan karena anak sudah mengetahui bahwa bagian tubuhnya akan
di
tusuk dengan jarum. Tindakan untuk mengatasinya adalah dengan cara
perawat berperan untuk mengatasi cemas perawat memfasilitisasi dan
mengedukator anak yang merasa takut dan menangis dengan cara mengalihkan
perhatian anak dengan cara mengalihkanperhatian
1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah dalan penelitian ini adalah bagaimana peran perawat dalam
menurunkan kecemasan pada anak yangterpasang infus yang dilakukan di
Puskesmas Banyuanyar Wilayah Kecamatan Kota Sampang?
1.3 Tujuan
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam menurunkan
kecemasan pada anak yang terpasang infus di Puskesmas Banyuanyar Wilayah
Kecamatan KotaSampang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi profesikeperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan liteture dalam keperawatan
anak dan menjadi tambahan informasi tentang kecemasan pada anak yang akan
terpasang infus.
1.4.2 Bagi ilmu keperawatan anak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature dalam
keperawatan anak dan menjadi tambahan informasi tingkat kecemasan pada anak
yang terpasang infus.
1.4.3 Bagi instansi rumah sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat atau metode
untuk mengurangi tingkat kecemasan anak yang terpasang infus di Puskesmas.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsepkecemasan
2.1.1 DefinisiKecemasan
Kecemasan merupakan respon emosional terhadap hal yang sangat
berbahaya. Kecemasan berhubungan dengan suatu yang belum pasti dan tidak
berdaya. Kondisi yang mempengaruhi cemas secara subjektif dan objectif
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan merupakan salah
satu perasaan yang berlebih terhadap ketakutan, gelisah, kekhawatiran atau
ketakutan yang nyata atau yang dirasakan.
Menurut stuard (2006), kecemasan anak berbeda dengan rasa takut yang
merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Berbeda dengan perilaku
yang menyatakan bahwa takut tidak dapat dibedakan dengan cemas, karena
individu yang merasa takut dan cemas mengalami respon perilaku, psikologis,
emosional dalam waktu yangsama.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulkan bahwa keadaan cemas
merupakan situasi dan kondisi baru serta berbeda terhadap suatu ketidakpastian
dan ketidakberdayaan. Keadaan normal jika individu merasa cemas dan takut,
namun perlu diperhatikan bila rasa cemas semakin kuat dan terjadi lebih sering
dengan kontegori yang berbeda.
2.1.2 Tingkatkecemasan
Tingkat kecemasan dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. KecemasanRingan
Kecemasan ringan individu akan mengalami ketegangan yang akan
dialami setiap hari akan menyebabkan seseorang menjadi waspada. Seseorang
akan lebih tanggap dan bersikap positif terhadap peningkatan minat dan
motivasi. Gelisah, mudah marah, dan perilaku mencari perhatian merupakan
tanda kecemasanringan.
2. Kecemasansedang
Kecemasan sedang memusatkan pada tujuan yang lain, sehingga seseorang akan
mengalami perhatian yang baik namun tetap bisa melakukan sesuatu yang
melakukan sesuatu yang lebih terarah. Kecemasan sedang ditandai dengan
seseorang akan terlihat serius dalam memperlihatkan sesuatu yang dirasakan.
Suara bergetar, perubahan dalam nada takikardi, gemeteran, peningkatan
ketegangan otot merupakan tanda-tanda kecemasansedang.
3. Kecemasanberat
Kecemasan berat cenderung memuaskan pada sesuatu yang rinci dan
spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain, serta sangat mengurangi lahan
persepsi anak. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi kecemasan.
Ketegangan otot berlebikan, perubahan pernapasan, perubahan gastrointestinal
(mual, muntah, rasa terbakar pada uluh hati, sendawa, anoreksia, dan diare),
perubahan kardiovaskuler, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
merupakan tanda-tanda kecemasan berat. Adapun gangguan kecemasan pada
anak yang sering dijumpai di rumah sakit adalah panik, fobia,obsesif- kompulsif,
gangguan kecemasan umum dan lainnya.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi cemas

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan padaAnak


a. Usia
Usia dikaitkan dengan anak prasekolah sebelum mampu menerima,
mempersepsikan penyakit, dan pengalaman baru dengn lingkungan asing.
Usia anak yang semakin mudaakan mengalami kecemasan hospitalisasi
akan semakin tinggi. Anak usia infant, toddler dan prasekolah lebih
mungkin mengalami stress akibat perpisahan karena kemampuan kognitif
anak yang terbatas untuk memahami hospitalisasi.
b. Karakteristik Saudara (Anakke-)
Karakteristik dapat memengaruhi kecemasan pada anak yang dirawat
di rumah sakit. Anak pertama lebih menunjukkan rasa cemas yang
berlebihan dibandingkan dengan anak kedua pada umunya.
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat stress hospitalisasi, dimana
anak perempuan yang menjalani hospitalisasi memiliki tingkat kecemasan
yang lebih tinggi dibanding anak laki-laki, walaupun ada beberapa yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dengan tingkat kecemasan anak.
d. Pengalaman Terhadap Sakit dan Perawatan Di Rumah Sakit
MenurutTsai,2007anakyangmempunyaipengalamanhospitalisasi
sebelumnya akan memiliki kecemasan yang lebih rendah dibandingkan
dengan anak yang belum memiliki pengalaman samasekali. Respon anak
menunjukkan tingkat sensitivitas terhadap lingkungan dan mengingat
dengan detail kejadian yang dialaminya dan lingkungan
disekitarnya.Pengalaman apakah pernah dilakukan perawatan juga
membuat anak menghubungkan kejadian sebelumnya dengan perawatan
saat ini. Anak yang memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan
selama dirawat di rumah sakit sebelumnya akan membuat anak takut dan
trauma. Sebaliknya apabila pengalaman anak dirawat di rumah sakit
mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan maka akan
lebihkooperatif.
e. Jumlah anggota keluarga dalam saturumah
Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dikaitkan dengan
dukungan keluarga. Semakin tinggi dukungan keluarga pada anak usia
prasekolah yang menjalani hospitalisasi, maka semakin rendah tingkat
kecemasan anak. Dukungan keluarga sangat erat hubungannya dengan
jumlah saudara kandung . Semakin sedikit jumlah saudara kandung, maka
anak akan cenderung cemas, merasa sendiri serta kesepian saat anak harus
dirawat di rumah sakit. Keterlibatan orang tua selama anak dirawat
memberikan perasaan tenang, nyaman, merasa disayang dan diperhatikan
selain itu keterlibatan orang tua dapat memfasilitasi penguasaan anak
terhadap lingkungan yang asing. Koping emosi yang baik dari anak akan
memunculkan rasa percaya diri pada anak dalam menghadapi
suatupermasalahannya.
f. Persepsi anak menghadapiSakit
Jumlah anggota keluarga yang cukup besar mempengaruhi
persepsidan perilaku anak dalam mengatasi masalah menghadapi
hospitalisasi. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah semakin besar
memungkinkan dukungan keluarga yang baik dalam perawatan anak.
Small, et a (2009) menyatakan bahwa anak pada usia prasekolah selama
dihospitalisasi bisa menyebabkan dampak bagi anak sendiri maupun orang
tua. Munculnya dampak tersebut karena kemampuan pemilihan koping
yang belum baik dan kondisi stress karena pengobatanmedis.
2. Respon terhadapkecemasan
Kecemasandapatmempengaruhikondisitubuhseseorang,respon kecemasan
antara lain:
a. Respon fisiologis terhadapkecemasan
Secara fisiologis respon tubuh terhadap kecemasan adalah dengan
mengaktifkan sistem saraf otonom (simpatis maupun parasimpatis). Serabut
saraf simpatis mengaktifkan tanda-tanda vital pada setiap tanda bahaya untuk
mempersiapkan pertahanan tubuh. Anak yang mengalami gangguan
kecemasan akibat perpisahan akan menunjukkan sakit perut, sakit kepala,
mual, muntah, demam ringan, gelisah, kelelahan, sulit berkonsentrasi, dan
mudah marah.
b. Respon psikologis terhadap kecemasan
Respon perilaku akibat kecemasan adalah sangat waspada, menghindar,
menjauhkan diri dari masalah, menarik diri dari hubungan interpersonal,
kurang koordinasi, bicara cepat, reaksi terkejut, tremor dalam keaadan cemas,
terdapat ketegangan fisik, dan tampak gelisah.
c. Responkognitif
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir
maupun isi pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan,
konsentrasi menurun, sering lupa, menurunnya lapangan persepsi,
kebingungan, sangat waspada, kehilangan objektifitas, takut kehilangan,
kendali, takut pada gambaran visual, takut pada trauma atau kematian dan
mimpiburuk.
d. Responafektif
Secara efektif akan mengekspresikan dalam bentuk curiga berlebihan
terhadap reaksi kecemasan, rasa malu, mati rasa, waspada, rasa takut, gugup,
tegang, gelisah, dan bentuk kebingungan.
2.1.3 Alat ukurkecemasan
Tingkat kecemasan dapat terlihat dari manifestasi yang ditimbulkan oleh
seseorang. Alat ukur kecemasan terdapat beberapa alat, antara lain:
1. Zung Self Rating AnxietyScale
Zung Self Rating Anxiety Scale dikembangkan oleh W.K Zung tahun
1971 merupakan metode pengukuran tingkat kecemasan. Skala tersebut
berfokus pada kecemasan Secara umum dan koping dalam mengatasi stress
skala ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan 15 pertanyaan tentang peningkatan
kecemasan dan 5 pertanyaan tentang penurunan kecemasan.
2. Hamilton AnxietyScale.
Hamilton Anxiety Scale (HAS) disebut juga dengan Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS) pertama kali dikembangkan oleh tokoh Max Hamilton pada
tahun 1956, untuk mengukur semua tanda kecemasan baik kecemasan psikis
maupun somatik. HARS terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur
adanya tanda kecemasan pada anak dan orang dewasa.
HARSsudahdistandarkan untuk mengevaluasi tanda kecemasan pada individu
yang telah menjalani pengobatan terapi, setelah mendapatkan obat anti
depresan dan setelah mendapatkan obat psikotropika (Fahmy, 2007).
3. Preschool AnxietyScale
Preschool Anxiety Scale dikembangkan oleh Spence et al, dalam kuesioner ini
mencakup pertanyaan dari anak ( Spence Children's Anxiety Scale) tahun 1994
dan laporan orang tua (Spance Children's Anxiety Scale Parent Report) pada
tahun 2000. Masing-masing memiliki 45 dan 39 pertanyaan yang
menggunakan pernyataan tidak pernah, kadang-kadang, sering danselalu.
4. Children Manifest Anxiety Scale(CMAS)
Pengukuran kecemasan Children Manifest Anxiety Scale (CMAS) ditemukan
oleh janct Taylor. CMAS berisi 50 butir pernyataan, di mana responden
menjawab keadaan "ya" atau "tidak" sesuai dengan dirinya, dengan memberi
tanda (O) pada kolom jawaban "ya" atau tanda (X) pada kolom jawaban
"tidak".
5. Screen for Child Anxiety Related Disorder(SCARED)
Screen for Child Anxiety Related Disorder (SCARED) merupakan instrumen
untuk mengukur kecemasan pada anak yang terdiri dari 41 item, dalam
instrumen ini responden (orang tau/pengasuh) diminta untuk menjelaskan
bagaimana perasaan anak dalam 3 bulan terakhir. Instrumen ini ditujukan pada
anak usia 8 tahun hingga 18tahun.
6. The Pediatric Anxiety Rating Scale(PARS)
The Pediatric Anxiety Rating Scale (PARS) digunakan untuk
menilaitingkat keparahan kecemasan antara anak-anak dan remaja, dimulai usia
6 sampai 17 tahun.
2.2 Konsep PeranPerawat
2.1.2 Pengertian Peran Perawat
Perawat adalah seseorang individu yang memiliki peran khusus, yang
membantu individu sakit maupun sehat dalam melakukan kegiatan yang
berperan untuk kesehatan serta kesembuhan, tindakan tersebut akan dilakukan
secara mandiri. Peran perawat adalah pelaksana pelayanan keperawatan,
pengelola pelayanan keperawatan, sebagai pendidik dalam keperawatan, peneliti
dan pengembangankeperawatan.
2.2.2 Macam-macam PeranPerawat
1. SebagaiFasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang membantu kelompok orang dalam
menyediakan fasilitas bagi orang yang membutuhkan. Fasilitator dalam
menjalankan tugas hanya sebagai katalisator dalam memacu perubahan
perilaku kesehatan. Perawat sebagai fasilitator dalam penelitian ini dapat
membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak maupun orang tua dengan
cara memberi motivasi dengan cara pujian , menuruti kemauan anak sesuai
keinginan.
2. Sebagai Edukator
Peran perawat sebagai edukator dalam penelitian ini dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan kepada anak maupun orang tua,
menjelaskan beberapa kontraindikasi jika tidak dilakukan tindakan
keperawatan akan timbul resiko karena melihat keadaan cemas, menangis,
anak dan orang tua akan menolak tindakan keperawatn salah
satunyaadalahpemasangan infus. Perawat sebagai pendidik kesehatan dalam
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, dalam rangka menegakkan
perilaku sehat, sehingga terjadinya perubahan prilaku yang diinginkan dalam
mencapai derajat kesehatan yangbaik.
3. SebagaiModerator
Pemandu individu yang memberikan batuan terhadap orang lain ketika
membuat keputusan atau memacahkan masalah pada suatu masalah melalui
pemahaman terhadap kenyataan, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan
4. Care provider (pemberi asuhan)
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberi pelayanan
keperawatandenganmenggunakanproseskeperawatan(pengkajian,diagnose,inter
vensi,implementasi,evaluasi)
5. Advocate (advokat)
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarganya dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada penderita.
6. Collaborator (kolaborator)
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter,fisioterapis, ahli gizi dan lain lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dalam penelitian bentuk pelayanan selanjutnya.
2.2.3 Peran Perawat untuk Meminimalkan Kecemasan saat di Rumahsakit
1. Mencegah atau menimbulkanperpisahan
Tujuan primer di rumah sakit adalah untuk mencegah perpisahan terutama
pada anak.
2. Mencegah atau meninimalkanketakutan
3. Anak yang menjalani perawatan selama dirumah sakit merasakan takut
terhadap adanya tindakan yang bisa menyebabkan nyeri.
4. Terapi bermain untuk meminimalkankecemasan
5. Menggunakan terapi bermain dapat mengurangi kecemasan pada
anakketika saat dilakukan tindakan. Fungsi aktivitas berita :
a. Perkembanganintelektual
b. Perkembangansensorik-motorik
c. Perkembangansosial
BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 KerangkaKonsep
Perawat

Penatalaksaan perawatan anak Tindakan


1. Fungsi
di Puskesmas Banyuanyar keperawatan 2. Tugas

3. Peran Perawat
a) Fasilitator
Pemasangan Infus
b) Edukator
c) Moderator
d) Care provider
e) Advocate
Tingkat kecemasan anak f) Collaborator
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat

Skala kecemasan menurun

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
:Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Peran perawat sebagai fasilitator dan edukusi
dalam
penururan tingkat kecemasan.
3.2 Deskripsi KerangkaKonsep
Kerangka konsep diatas dapat kita ketahui bahwa kecemasan anak ada
beberapa kategori yaitu berat,sedang dan berat yang dapat dipengaruhi oleh peran
perawat sebagai fasilitator, educator, moderator, Care provider, Advocate,
collaborator. Perawat memberikan fasilitas untuk menentukan kemauan sendiri
terlebih dahulu setelah itu baru dilakukan tindakan. Perawat memberikan edukasi
kepada anak dan orang tua agar terlaksanya tindakan, skala cemas menurun,
cemas teratasi.
BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam


menggapai sebuah pencapaian untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang
ditemukan (Luthfiyah, 2018). Metode penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif, pada bab ini akan disajikan: 1) desain penelitian, 2) kerangka
kerja, 3) desain pengambilan sampel, 4) identifikasi variabel, 5) definisi
operasional, 6) pengumpulan dan analisa data, 7) pengolahan data, serta 8) etika
penelitian.
4.1 DesainPenelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, karenapenelitian
ini hanya mendeskripsikan, menerangkan, dan memaparkan keadaan hasil
pengumpulan data variabel penelitian (Fachreza, 2021). Penelitian ini jika
diperhatikan dari segi waktu merupakan jenis penelitian cross sectional Karena
penelitian inihanyadilaksanakanhanyasatukalipengamatandantidakdiperlukan
penelitian khusus variabel, hanya dilakukan pengamatan, pengukuran, terhadap
variabeldanindikatordalamsatuwaktupenelitian.
4.2 KerangkaKerja

Populasi
Perawat di Puskesmas Banyuanyar Wilayah Kecamatan
Kota Sampang yang berjumlah 30 orang

Sample
Seluruh populasi dengan jumlah 30 orang

Tekhnik Sampling
Probability – Total Populasi

Desain Penelitian
Penelitian Deskriptif

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan Questioner
close ended dengan menggunakan tipe dychotomy

Analisa DataData
Pengolahan
Editing, Penyajian
Perhitungan
Scoring, Data Tabulating
Prosentase
Coding,
Hasil
Tabel dan hasil analisa deskriptif
Pembahasan dan penarikan kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka kerja peran perawat dalam menurunkan tingkat kecemasan
4.3 Populasi,Sampel, dan sampling

4.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh objek atau total subjek penelitian yang bisa
berbentuk orang, benda, atau hal-hal yang di dalamnya bisa menghasilkan
sebuah informasi penelitian (Roflin & Liberty, 2021). Populasi dalam penelitian
ini adalah perawat di puskesmas banyuanyar wilayah kecamatan kota sampang
dengan berjumlah 30orang.
4.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah komponen dari populasi. Pernyataan ini
mempunyai arti bahwa seluruh unit populasi harus mempunyai peluang untuk
dijadikan unit sampel (Roflin & Liberty, 2021), karena jumlah populasi
sebanyak
30 orang, maka keseluruhan anggota populasi diambil sebagai sampel yaitu
sebanyak 30 orang.
4.3.3 Sampling
Sampling dari penelitian ini adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah
sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang
terseleksi dalam pemilihan bisa mewakili populasinya baik dari segi jumlah
maupun dari segi karakteristik yang dimiliki populasi(Yusfita Yusuf et al.,
2020). Penelitian ini menggunakan teknik Probability-Total Populasi, yaitu
menjadikan seluruh peserta populasi sebagai sampel.
4.4 IdentifikasiVariabel
Variabel merupakan suatu objek, atau sifat yang mempunyai bermacam-
macam variasi diantara satu dengan lainnya yang ditetapkan peneliti dengan
tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Purwanto, 2019). Penelitian ini
menggunakan satu variabel yaitu peran perawat dalam menurunkan tingkat
kecemasan pada anak yang dipasang infus di Pukesmas Banyuanyar Wilayah
Kecamatan Kota Sampang.
4.5 DefinisiOperasional
Definisi operasional merupakan definisi atas sifat-sifat sesuatu yang dapat
dijelaskan dan diteliti.
Tabel 4.1 Definisi operasional peran perawat dalam menurunkan
tingkatkecemasan
pada anak yang akan dipasang infus di Puskesmas Banyuanyar Wilayah
Kecamatan Kota Sampang

Variabel Definisi
Penelitian operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor
Peran perawat Serangkaian Peran perawat Kuisioner Ordinal Skor tiap
dalam penurunan tingkah laku 1) Fasilitator Dichotomy Option:
tingkat yang saling 2) Edukator question 1. Ya= 1
kecemasan. berkaitan 3) Moderator 2. Tidak= 0
yang 4) Care provider
dilakukan 5) Advokat Dengan Intrepretasi:
dalam 6) Collaborator Baik : >8
situasi Cukup : 5-8
tertentu Kurang :< 5
untukmenur
unkan
tingkat
kecemasan
4.6 Pengumpulan dan AnalisaData
4.6.1 PengumpulanData
1. Proses pengumpulandata
1) Persetujuanpenulisankaryatulisilmiahdaripembimbing,penguji,direktur
Politeknik Negeri Madura.
2) MengajukansuratpermohonanrekompenelitiankePuskesmas Wilayah
Kecamatan KotaSampang
3) Memberikan surat izin permohonan pengumpulan data kepada
KepalaPuskesmas.
4) Melakukan kunjungan untuk memperoleh dataawal.
5) Mendapatkan izin/persetujuan dari responden yangakan diteliti
6) Mengkoreksi jawaban dari setiap responden danmemberikan kode
terhadap semua data yangterkumpul.
7) Menentukan skor untuk setiappertanyaan
8) Membuat tabulasi data yang diperoleh sesuai dengan pertanyaan.
9) Membuat penyajian data, kemudian akanmembuat pembahasan dan
kesimpulan dari hasilpenelitian.
2. Instrumenpenelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
yang diisi oleh responden. Kuesioner yang digunakan merupakan jenis
kuesioner close- ended dengan menggunakan jenis dichotomy yang terdiri dari
12 pertanyaan sesuai dengan indikator, pertanyaan tersebut didasarkan pada
kelima aspek Peran perawat dalam penurunan kecemasan pada anak.
3. Waktupenelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah sidang proposal
4.6.2 Analisadata
Kuesioner yang telah dibagikan dan diisi oleh responden kemudian
diproses sebagai berikut :
1. Editing
Kuesioner yang telah dibagikan dan diisi akan diteliti oleh peneliti
serta dipastikan jawaban yang diberikan penuh dan sesuai dengan isntruksi
yang disampaikan oleh peneliti.
2. Scoring
Skor setiapoption:
(1) Ya=1
(2) Tidak=0
Nilai maksimal dari kuesioner adalah 100, dengan nilai terendah adalah 0.
Hasil analisa kuesioner dianalisa dan diinterpretasikan sebagai berikut:
1) Baik :>8
2) Cukup : 5-8
3) Kurang :<5
3. Coding
Setelah dilakukan skoring serta tabulasi data, data yang diperoleh
kemudian diinterpretasikan sesuai dengan ketetapan interpretasi yang
ditentukan yaitu sebagai berikut :
1) Baik diberi kode 1
2) Cukup diberi kode 2
3) Kurang diberi kode 3
4. Tabulating
Data yang diinterpretasikan kemudian dijelaskan sebenarnya
menggunakan persentase.
P = ∑f ×100%
N
Keterangan :

P =Presentase

f = Jumlah kelompok

N = Nilai skormaksimal

Hasil penelitiandata dalambentuk prosentasedengan menggunakan


skala kuantitatif sebagai berikut:
1) 100% : Seluruh
2) 76%-99% : Hampir seluruh
3) 51%-75% : Sebagian besar
4) 50% : Setengah
5) 26%-49% : Hampir setengah
6) 1%-25% : Sebagian kecil
7) 0% : Tidak satupun
4.7 EtikaPenelitian
Pelaksanaan dalam penelitian ini, terlebih dahulu harus mengajukan
permohonan ijin kepada Kepala puskesmas Banyuanyar Wilayah Kecamatan Kota
Sampang, kemudian dilakukan penelitian dengan menekankan pada masalah etik,
meliputi :
4.7.1 Informedconsent
Menghindari hal-hal yang tidak mungkin diinginkan, maka yang menjadi
responden adalah yang bersedia untuk diteliti dan sudah sepakat untuk diberi
tanda tangan informed consent atau lembar persetujuan, jika subyek menolak
untuk diteliti, maka peneliti tidak dapat memaksa dan selalu menjunjunghaknya.
4.7.2 Anomity
Menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh
subyek. Lembar selanjutnya hanya diberi nomer kode responden saja.
4.7.3 Confidentialy
Prinsip dalam pertimbangan etika untuk menjaga kerahasiaan dari pada
klien sebagai subjek penelitian.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan penyampaian hasil pengumpulan dan Analisa


data meliputi geografi, demografi, data umum, dan data khusus. Penyajian hasil
dalam penelitian ini menggunakan table dan deskripsi tabel.
5.1.1 Deskripsi tempat penelitian
1. Data Geografi

Penelitian ini berlokasi di wilayah Kabupaten Sampang, dengan luas


wilayah mencapai 12.330 Ha yang terdiri dari 14 Kecamatan dan 186 Desa.
Kabupaten Pamekasan secara garis besar wilayahnya terdiri dari daratan rendah
pada bagian selatan dan daratan tinggi di wilayah tengah dan utara lahan tidak
lebih rendah dari 2%. Iklim di daerah Sampang tergolong iklim tropis dengan 2
musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Wilayah Kabupaten
Sampang berada pada 06° 05 - 07° 13’ LS dan 113° 08’ - 113° 39’ BT, dengan
batas wilayah kota sebagai berikut:
1) Sebelah utara :Laut Jawa
2) Sebelah timur : Kabupaten Pamekasan
3) Sebelah selatan : Selat Madura
4) Sebelah barat : Kabupaten Bangkalan

Wilayah Kabupaten Sampang memiliki pelayanan kesehatan yang


bertempat di Puskesmas Banyuanyar, yang beralamat di Jl. Syamsul Arifin
No.6 Sampang dengan luas lahan 20 x 43m². Fasilitas pelayanan kesehatan
yang tersedia meliputi kantor ketenagakerjaan, ruang pimpinan, loket
pendaftaran dan pembayaran, laboratorium klinik, apotik, unit gawat darurat, 4
poli rawat jalan, 2 ruang rawat inap, dan lain sebagainya (Puskesmas
banyuayar, 2014).
2. Data Demografi
Kabupaten Sampang memiliki puskesmas pada setiap kecamatannya dengan
total 22 puskesmas yang merupakan pelayanan dasar salah satunya pasien
pemasangan infus pada anak. Sekitar 678.000 anak hospitasilasi di Puskesmas
Sampang.
5.1.2 Hasil penelitian data umum
1. Data umum Pendidikan
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan terhadap
penurunan kecemasan anak yang terpasang infus di Kabupaten
Sampang tahun 2022.
No Pendidikan Frekuensi Prosentase
1 D3 12 40%
2 S1 18 60%
Total 30 100%
Sumber: Data primer,2021
Table 5.1 menunjukkan bahwa sebagian responden sebanyak 12 orang
(40%) berpendidikan D3 dan hampir setengah dari seluruh responden sebanyak
18 orang (60%) berpendidikan S1

2. Data umum jenis kelamin


Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap
penurunan kecemasan anak yang terpasang infus di Kabupaten
Sampang tahun 2022.
No Jenis kelamin Frekuensi Prosentase
1 Laki-laki 8 27%
2 Perempuan 22 73%
Total 30 100%
Sumber: Data primer,2021
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden 22 orang (73%)
berjenis kelamin perempuan dan hampir setengan dari seluruh responden
sebanyak 8 orang ( 27%) berjenis kelamin laki-laki

3. Data umum lama kerja


Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama bekerja terhadap
penurunan kecemasan anak yang terpasang infus di Kabupaten
Sampang tahun 2022.
No Lama kerja Frekuensi Prosentase
1 < 1Tahun 0 0%
2 1-5 Tahun 10 33%
3 > 5 tahun 20 67%
Total 30 100%
Sumber: Data primer,2022

Table 5.3 menunjukkan bahwa setengah dari responden yang teliti


terdapat sebanyak 20 orang (67%) bekerja sebagai perawat lebih dari 5 tahun
dan tidak ada responden yang diteliti sejumlah 0%
4. Data umum pelatihan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelatihan yang pernah


diikuti terhadap penurunan kecemasan anak yang terpasang infus
di Puskesmas Banyuanyar Kabupaten Sampang tahun 2022.
No Pelatihan Frekuensi Frekuensi
1 ATLS 0 0%
2 BCLS 0 0%
3 BTCLS 0 0%
4 ATCLS 2 14%
5 PPGD 4 29%
6 Semua/lain-lain 8 57%
Total 14 100%
Sumber: Data primer,2022

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian responden sebanyak 8 orang


(57%) mengikuti pelatihan tata laksana vaksinasi covid-19 dan lain lain,
terdapat hampir setengah dari seluruh responden sebanyak 4 orang (29%)
mengikuti pelatihan PPGD dan sebagian kecil dari seluruh responden sebanyak
2 orang (14%) mengikuti pelatiahn ATCLS
5.1.3 Hasil penelitian data khusus

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan peran perawat dengan


kategori baik,cukup,kurang di Puskesmas Banyuanyar Kabupaten
Sampang tahun 2022
No Peran Frekuensi Prosentase
1 Baik 3 10%
2 Cukup 27 87%
3 Kurang 1 3%
Total 30 100%
Sumber: Data primer,2022

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir setengah dari seluruh responden


yang diteliti terdapat sebanyak 27 orang (88%) dan sebanyak 1 orang (3%) peran
perawat kurang untuk menurunkan kecemasan anak yang terpasang infus.
5.2 Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa penurunan kecemasan
pada anak yang terpasang infus dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
berikut:
1. Fasilitator
Peneliti menemukan bahwa peran perawat sebagai fasilitator hampir
seluruhnya responden menyediakan tempat khusus untuk anak sesuai kuesioner
item pertanyaan nomor 1. Melakukan modifikasi lingkungan rumah sakit, agar
anak tetap merasakan kenyaman dan tidak asing dengan lingkungan
baru(Andayani, 2017). Menurut penelitian(Wulandari, 2011)Melalui modifikasi
lingkungan fisik Rumah Sakit yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya. Modifikasi ruang perawatan
dengan cara membuat situasi ruang rawat seperti di rumah dan ruangan tersebut
memelukan dekorasi yang penuh dengan nuansa anak, seperti adanya gambar
dinding brupa gambar binatang, bunga, tirai dan sprei serta sarung bantal
berwarna dan bercorak binatang atau bunga, cat dinding yang berwarna serta
tangga yang pengangannya berwarna ceria.. Hal ini menyebabkan responden lebih
banyak menyediakan tempat khusus untuk ruang anak guna kenyamanan anak
untuk mengurangi cemas dengan data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner
responden,sedangkan bagi anak modifikasi lingkungan sangat penting dan pada
umumnya fasilitas menjadi kepentingan klien. Pelayanan keperawatan yang
profesional merupakan praktek keperawatan yang dilandasi oleh nilai-nilai
profesional, yaitu mempunyai otonomi dalam pekerjaannya, bertanggung jawab
dan bertanggung gugat, pengambilan keputusan yang mandiri, kolaborsi dengan
disiplin, pemberian pembelaan dan memfasilitasi kepentingan klien(Sapuro,
2016).
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden memberikan kebebasan
anak bermain sesuka hatinya dan menuruti kemauannya sebelum dilakukan
contohnya memberi kesempatan anak bermain dilakukan sesuai item pertanyaan
no 2.
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden memberikan support dan
motivasi kepada anak sesuai item pertanyaan no 3. Adanya motivasi akan mampu
mempengaruhi kesembuhan pasien, karena dengan adanya motivasi pasien akan
mau melakukan pengobatan (Rizky Hardhiyani, 2011). Tujuan utama pasien
masuk rumah sakit adalah mencapai kesembuhan, namun demikian terdapat
beberapa pasien yang mempunyai motivasi sembuh yang rendah. Rendahnya
motivasi sembuh oleh pasien tersebut ditunjukkan dengan penolakan pasien dalam
menerima pengobatan dari tim medis. Pasien melepas sendiri infus yang melekat
pada tubuhnya atau menolak pemberian obat yang dilakukan oleh tim medis
utamanya pada pasien anak.
2. Educator
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden memberikan penjelasan
kepada orang tua dilakukan sesuai item pertanyaan no 4. Menurut penelitian
(PFIPUN, 2017) Karakter seorang anak terbentuk melalui apa yang yang
didengarkan, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan
penglihatan adalah pintu masuk pembelajaran sebelum masuk menempa hati
nuraninya. Melalui seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan muncul
pembelajaran yang kuat terkait dengan apa-apa yang diterima oleh indra
(Nurhafizah, 2018)
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden tidak mengajarkan
orang tua cara mengalihkan cemas dilakukan sesuai item no 5. Cara mengalihkan
cemas anak salah satunya dengan cara terapi bermain adalah suatu kegiatan
bermain yang dilakukan untuk membantu dalam proses penyembuhan anak
dan sarana dalam melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara
optimal. Tujuan bermain bagi anak adalah menghilangkan rasa nyeri ataupun
sakit yang dirasakannya dengan cara mengalihkan perhatian anak pada permainan
sehingga anak akan lupa terhadap perasaan cemas maupun takut yang dialami,
selama anak menjalani perawatan dirumah sakit. Dari penelitian (Ria Setia Sari &
Fina Afriani, 2019) peneliti memperhatikan banyak anak anak usia prasekolah
yang dirawat di rumah sakit selalu menangis, menjerit, ketakutan, cemas dan
menolak ketika akan dilakukan pengobatan oleh perawat ruangan. Anak juga
ketakutan saat melihat dokter atau perawat masuk ke ruangannya. Meskipun di
ruangan anak tersebut perawat anak selalu menggunakan rompi bergambar kartun
ketika akan melakukan perawatan kepada anak, tetapi anak tetap saja tahu
bahwa itu adalah perawat serta menangis dan ketakutan saat akan dilakukan
tindakan. Sedangkan di ruangan anak tersebut perawat ruangan tidak
melakukan terapi bermain kepada pasien anak yang dirawat, dan biasanya terapi
bermain hanya dilakukan oleh mahasiswa yang sedang praktik saja.
Peneliti menemukan hampir seluruh responden tidak memberikan
instruksi/aba-aba ketika melakukan tindakan pemasangan infus kepada anak
sesuai dengan item pertanyaan no 6. Perawat tidak akan menginstruksikan secara
langsung tetapi perawat biasanya akan menjelaskan prosedur ini kepada orangtua
dan melakukan komunikasi terapeutik kepada anak sebelum melakukan prosedur
tersebut, kondisi ini juga membuat anak menjadi panik dan biasanya melakukan
perlawanan atau menolak untuk dilakukan posedur pemasangan infus atau injeksi
obat, yang biasanya akan memaksa petugas kesehatan untuk sedikit melakukan
paksaan kepada anak yang mengakibatkan timbulnya trauma pada anak (Apriany,
2013).
3. Moderator
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden mendengarkan
keluhan,perasaan dan masukan pasien dilakukan sesuai item pertanyaan no 7.
Menurut penelitian (Mulia Herawati & Faradilla, 2017) menjelaskan bahwa
perilaku perawat merupakan hal penting dalam kualitas pelayanan. Hal ini tampak
bahwa 88% pasien mengharapkan pelayanan yang baik, sopan, ramah, bersahabat,
peka terhadap pasien, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi
keluhan pasien secara professional.
4. Care provider
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden melakukan
implementasi setiap hari terhadap penurunan kecemasan anak sesuai dengan item
pertanyaan no 8. Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti
dalam hubungan antar manusia, pada profesi keperawatan komunikasi menjadi
lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan (Rizky Hardhiyani, 2011).
Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden melakukan evaluasi
sesuai dengan item pertanyaan no 9. Menurut penelitian (Mubarak, dkk., 2011)
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan. Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana S: Ungkapan
perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.O: Keadaan objektif yang dapat
diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif.A: Analisis
perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.P: Perencanaan
selanjutnya setelah perawat melakukan analisis. Tugas dari evaluator adalah
melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011).
5. Advokat
Peneliti menemukan hampir keseluruhan responden menjelaskan kepada orang
tua tentang pengendalian cemas sesuai dengan item pertanyaan no 10. Peran
advokasi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya kesalahan pemberian asuhan keperawatan. Hal ini juga
mencegah terjadinya malpraktik yang akibatnya merugikan pasien bahkan
kematian pasien (telaumbanua, 2020). Menurut Irfanti (2019) dalam hasil
penelitiannya mengungkapkan komunikasi perawat berperan sebagai pemberi
informasi atau penghubung. Peran perawat sebagai advokat sebagai penghubung
informasi dari tenaga kesehatan lainnya tentang tindakan yang akan dilakukan dan
terkait kondisi pasien saat itu. Ketika hal komunikasi ini tidak dijalan perawat
sebagaimana mestinya maka akan terjadi kesalahpahaman antara kedua belah
pihak dan proses asuhan keperawatan yang berkualitas tidak dapat terlaksana.
Peneliti menemukan hampir keseluruhan responden mengajarkan orang tua
bagaimana caramengatasi cemas anak di rumah sesuai dengan item pertanyaan no
11. Pentingnya pemberdayaan keluarga selama hospitalisasi. Dengan
menempatkan keluarga sebagai mitra dalam merawat anak selama hospitalisasi
dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan,
menyelesaikan masalah, dan menggunakan sumbersumber yang tepat dalam
memenuhi kebutuhan (Nurhaeni et al., 2011)
6. Collaborator
Peneliti menemukan bahwa hampir keseluruhan responden berkolaborasi
dengan perawat lain untuk pengendalian dan penurunan kecemasan dilakukan
sesuai item pertanyaan no 12. Menurut penelitian (Rizky Hardhiyani, 2011)
Perawat akan bersedia berkolaborasi bila setiap tindakan yang dilakukan oleh
pasien kurang dimengerti, difahami berdasarkan pada tolak ukur nilai-nilai pasien
yang mendasari persepsi setiap tindakan pada dirinya. Adekuat persepsi antara
perawat dan pasien dalam setiap tindakan dalam proses perawatan merupakan
salah satu pendorong terjadinya percepatan terapi untuk kesembuhan.
BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Sebagian besar klien di Puskesmas Banyuanyar Kecamatan Kota Sampang
mengalami penurunan kecemasan dan tindakan bisa terlaksana.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi profesi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan liteture dalam keperawatan
anak dan menjadi tambahan informasi tentang kecemasan pada anak yang akan
terpasang infus.
6.2.2 Bagi ilmu keperawatan anak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature dalam
keperawatan anak dan menjadi tambahan informasi tingkat kecemasan pada anak
yang terpasang infus.
6.2.3 Bagi instansi rumahsakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat atau metode
untuk mengurangi tingkat kecemasan anak yang terpasang infus di Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, S. A. (2017). Pengaruh Pemberian Massage Punggung terhadap


Tingkat Nyeri Haid (Dismenorea) pada Remaja Putri Kelas Viii di Smpn 3
Depok Sleman Yogyakarta. Sain Med, 1(Kesehatan), 69–73.
Apriany, D. (2013). Hubungan Antara Hospitalisasi Anak dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol. 8(No. 2), 92–
104. http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/185/86gmbran
Mulia Herawati, T., & Faradilla, S. (2017). Peran Perawat Terhadap Kecemasan
Keluarga Pasien Yang Dirawat Di Unit Perawatan Intensif Rs. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 9(1), 9.
Nurhaeni, N., Sutadi, H., Rustina, Y., & Supriyatno, B. (2011). Pemberdayaan
Keluarga Pada Anak Balita Pneumonia Di Rumah Sakit : Persepsi Perawat
Anak Dan Keluarga. Makara Kesehatan, 15(2), 58–64.
Nurhafizah, N. (2018). Bimbingan Awal Kewirausahaan pada Anak Usia Dini.
Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 6(3), 205–210.
https://doi.org/10.29210/127300
Ria Setia Sari, & Fina Afriani. (2019). Terapi Bermain Clay Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun). Jurnal Kesehatan, 8(1),
51–63. https://doi.org/10.37048/kesehatan.v8i1.151
Rizky Hardhiyani. (2011). Hubungan Komunikasi Therapeutic Perawat Dengan
Motivasi Sembuh Pada Pasien Rawat Inap. Developmental and Clinical
Psychology, 2(2), 56–61.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp/article/view/2577
SAPURO, J. T. (2016). No Title. Euphytica, 18(2), 22280.
telaumbanua, H. talenta narwastu. (2020). Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien
Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di Pelayanan Kesehatan.
https://doi.org/10.31219/osf.io/njwr2
Wulandari, R. (2011). Peran Perawat Anak terhadap Prinsip Perawatan
Atraumatik Pada Anak. 8(1).
Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi responden

LEMBAR PERMOHONAN DAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada yth. Calon responden, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan


Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura, sedang
melaksanakan pembuatan proposal dengan judul ‘’Peran perawat dalam
menurunkan tingkat kecemasan pada anak yang terpasang infus di Puskesmas
Banyuanyar Wilayah Kecamatan Kota Sampang’’.
Demikian saya sampaikan besar harapan saya bapak/ibu berkenan menjadi
responden dalam proses penelitian ini. Jika bapak ibu tidak berkenan, saya terima
keputusan itu tanpa mengurangi rasa hormat saya, namun jika bapak/ibu berkenan,
kami mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden.
Demikian semoga seluruh niat baik bapak/ibu mendapat balasan terbaik dari Tuhan.

Hormat saya,
Sampang,

Siti Aisyah
NRP. 33411901074

Potong disini

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Inisial responden:
Saya telah membaca dan memahami lembar permohonan menjadi
responden, selanjutnya saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden
sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya secara sadar dan tanpa
paksaan dari pihak manapun

Responden
Sampang,

( )
Lampiran 2 Kuesioner penelitian

LEMBAR PENGUMPULAN DATA

1. DATA UMUM
Petunjuk
1. Mohon dijawab dengan memberikan tanda centang " " pada salah satu pilihan
jawaban yang sudah tersedia.
2. Mohon diteliti ulang agar jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan untuk
dijawab.
1) Pendidikan
D3
S1
2) Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
3) Lama bekerja
1 Tahun
1-5 Tahun
5 Tahun
4) Pelatihan yang di dapat
ATLS
BTLS
ACLS
BCLS
PPGD
Semua/Lain-lain
2. DATA KHUSUS
Petunjuk
1. Bacalah pertanyaan dengan teliti
2. Berikan tanda contreng ( )
Kuesioner penurunan kecemasan anak oleh perawat di Puskesmas Banyuanyar
Sampang

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu menyediakan tempat khusus
untuk ruang anak guna kenyamanan anak untuk
mengurangi cemas?
2. Apakah bapak/ibu memberikan kebebasan anak
bermain sesuka hatinya dan menuruti kemauannya
sebelum dilakukan tindakan?
3. Apakah bapak/ibu memberikan support,rewards
setelah anak menuruti perintah perawat?
4. Apakah bapak/ibu menjelaskan kepada orang tua
untuk m emberikan perlakuan anak dirumah secara
persepsi benar contoh, dalam hal menakuti anak
menyebutkan’’ nanti kalau adek nakal disuntik sama
bapak/ibu perawat”?
5. Apakah bapak/ibu perawat mengajarkan orang tua
bagaimana cara mengalihkan cemas dan takut?
6 Apakahbapak/ibu memberikan instruksi atau
mengajari anak tentang tindakan yang diterapinya?

7 Apakah bapak/ibu mendengarkan keluhan,perasaan


dan masukan pasien dengan penuh perhatian?

8 Apakah bapak/ibu melakukan implementasi setiap


hari terhadap penurunan kecemasan anak?

9 Apakah bapak/ ibu melakukan evaluasi terhadap


perkembangan penurunan cemas anak sebelum
dibawa pulang kerumah?
10 Apakah bapak ibu menjelaskan kepada orang tua
tentang pengendalian cemas secara mandiri?
11 Apakah bapak/ibu sudah mengajarkan bagaimana cara
mengatasi cemas anak ?
12 Apakah bapak/ibu perawat sudah berkolaborasi
dengan perawat lain untuk pengendalian dan
penurunan kecemasan?
Lampiran 3

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN

Variabel Indikator Sub indikator Nomor Jenis Skor


soal soal
Peran perawat 1. Fasilitator Perawat mampu membantu anak 1 Positif Ya=1
dalam dalam menyediakan fasilitas
2 Tidak=0
menurunkan 1. Upaya mengurangi cemas
tingkat 2. Pola persepsi yang benar 3
kecemasan 3. Pelayanan terlaksana
4. Kepatuhan

2. Edukator Perawat mampu memberikan 4 Positif


informasi kepada pasien maupun
5 Positif
keluarga pasien
1. Upaya mengurangi cemas 6 Negatif
2. Pola persepsi yang benar
3. Pelayanan terlaksana
4. Kepatuhan

3. Moderator Perawat mampu mendengarkan 7 Positif


keluh kesah klien
1. Upaya mengurangi cemas
2. Pola persepsi yang benar
3. Pelayanan terlaksana
4. Kepatuhan

4. Care provider Perawat mampu memberi pelayanan 8 Positif


sesuai dengan prinsip dan etik
9
perawat
1. Upaya mengurangi cemas
2. Pola persepsi yang benar
3. Pelayanan terlaksana
4. Kepatuhan
5. Advokat Perawat mampu memberikan 10 Positif
informasi dan bertindak atas nama
11
pasien
1. Upaya mengurangi cemas
2. Pola persepsi yang benar
3. Pelayanan terlaksana
4. Kepatuhan
6. Collaborator Perawat mampu berkolaborasi 12
dengan perawat lainnya
1. Upaya mengurangi cemas
2. Pola persepsi yang benar
3. Pelayanan terlaksana
4. Kepatuhan
Lampiran 4 lembar data umum dan data khusus responden berdasarkan kuesioner penelitian
Data umum Data khusus
No Jenis Lama total Kategori Kode
Pendidikan Pelatihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Resp Kelamin bekerja
1 2 2 3 5 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 8 Cukup 2
2 2 1 3 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
3 2 2 3 6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 Cukup 2
4 2 2 3 6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Cukup 2
5 2 1 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 Cukup 2
6 2 1 3 5 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Cukup 2
7 2 2 3 5 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 6 Cukup 2
8 2 2 3 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
9 1 2 3 - 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 1
10 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
11 2 2 3 4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 Cukup 2
12 2 1 3 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
13 1 2 2 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
14 2 1 3 - 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Kurang 3
15 1 2 3 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
16 1 2 3 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
17 2 2 3 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
18 2 2 3 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
19 1 2 3 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
20 2 1 3 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
21 1 1 3 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
22 2 1 2 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
23 1 2 2 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
24 1 2 2 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
25 1 2 2 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Baik 1
26 2 2 2 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
27 1 2 2 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
28 1 2 2 - 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
29 2 2 2 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Cukup 2
30 1 2 2 - 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 7 Cukup 2

Keterangan:
pendidikan Jenis Kelamin Peran
1 D3 1 Laki-laki 1 Baik = 12
5-
2 S1 2 Perempuan 2 Cukup
= 11
<
=
3 Kurang 4

Lama Bekerja Pelatihan


1 <1 tahun 1 ATCLS
2 1-5 tahun 2 BCLS
3 >5 tahun 3 BTCLS
4 ATCLS
5 PPGD
Lampiran 5
TABULASI
ITEM PERTANYAAN PERAN PERAWAT DALAM MENURUNKAN KECEMASAN ANAK DI PUSKESMAS BANYUANYAR
KECAMATAN KOTA SAMPANG

No Pertanyaan Ya Tidak Total


1 Apakah bapak/ibu menyediakan tempat khusus untuk ruang anak guna kenyamanan anak untuk mengurangi cemas? 30 0 30
2 Apakah bapak/ibu memberikan kebebasan anak bermain sesuka hatinya dan menuruti kemauannya sebelum dilakukan tindakan? 4 26 30
3 Apakah bapak/ibu memberikan support,rewards setelah anak menuruti perintah perawat? 23 7 30
Apakah bapak/ibu menjelaskan kepada orang tua untuk m emberikan perlakuan anak dirumah secara persepsi benar contoh, dalam hal
4 menakuti anak menyebutkan’’ nanti kalau adek nakal disuntik sama 25 5 30
bapak/ibu perawat”?
5 Apakah bapak/ibu perawat mengajarkan orang tua bagaimana cara mengalihkan cemas dan takut? 5 25 30
6 Apakah bapak/ibu memberikan instruksi atau mengajari anak tentang tindakan yang diterapinya? 29 1 30
7 Apakah bapak/ibu mendengarkan keluhan,perasaan dan masukan pasien dengan penuh perhatian? 27 3 30
8 Apakah bapak/ibu melakukan implementasi setiap hari terhadap penurunan kecemasan anak? 26 4 30
9 Apakah bapak/ ibu melakukan evaluasi terhadap perkembangan penurunan cemas anak sebelum dibawa pulang kerumah? 25 5 30
10 Apakah bapak ibu menjelaskan kepada orang tua tentang pengendalian cemas secara mandiri? 28 2 30
11 Apakah bapak/ibu sudah mengajarkan bagaimana cara mengatasi cemas anak ? 27 3 30
12 Apakah bapak/ibu perawat sudah berkolaborasi dengan perawat lain untuk pengendalian dan penurunan kecemasan? 27 3 30
LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Siti Aisyah


NRP : 33411901074
Nama Pembimbing 1 : Ns. Abdan Syakura, S.Kep., M.Kep

No Tanggal Kegiatan Paraf


Pembimbing
LEMBAR KONSULTASI
PROPOSAL
Nama Mahasiswa : Sitti Aisyah
NRP : 33411901074
Nama Pembimbing II : Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep., M.Kes

No Tanggal Kegiatan Paraf


Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai