Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah Kami dapat menyelesaikan
makalah pajak internasional dengan judul “Transfer Pricing” tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapa Andi Saputra selaku dosen pada mata
kuliah Potput di jurusan Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Padjadjaran. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang pajak internasional terutama tentang Transfer Pricing.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen mata kuliah pajak
internasional yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah dan tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, 17 November 2021


Intra Group Services (IGS)
Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan multinasional khususnya yang
berbentuk subsidiary company salah satunya adalah melalui transfer pricing.
Praktik transfer pricing yang lazim dilakukan oleh perusahaan multinasional adalah
pemberian jasa atau yang disebut dengan intra group services.

Jasa intra grup (intra group services) adalah aktivitas yang diberikan oleh suatu pihak
dalam suatu grup usaha yang memberikan manfaat bagi satu atau lebih anggota lain
dalam grup usahanya.

Contoh jasa intra grup yaitu:

 jasa manajemen,
 jasa administrasi,
 jasa teknis,
 jasa pendukung,
 jasa pembelian,
 jasa pemasaran,
 jasa distribusi, dan
 jasa komersial lainnya yang diberikan berkaitan dengan sifat bisnis grup tersebut

Pada dasarnya, jenis-jenis intra-group services dapat dibagi 3 jenis:

1. Parental Service Arrangements


2. Centralised Service Companies
3. Cost Contribution Arrangements

Parental Service Arrangements adalah jasa yang dibebankan sebesar biaya penggantian


tanpa adanya profit. Contoh: jasa perpajakan grup perusahaan, jasa keuangan grup, jasa
hukum.

Centralised Service Companies adalah jasa yang dibebankan sebesar biaya penggantian


ditambah dengan sejumlah profit tertentu. Contoh: jasa pendukung IT, jasa teknis, jasa
keuangan.

Cost Contribution Arrangements adalah jasa yang dibebankan sebanding dengan


ekspektasi manfaat. Contoh jasa riset dan pengembangan, jasa pengadaan.
Arm’s Length Metod
Arm’s length method adalah harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi tersebut
mencerminkan harga pasar yang wajar.

Dalam Peraturan Dirjen Pajak ini juga diatur bahwa arm’s length principle dilakukan
dengan menggunakan langkah-langkah:
(i) melakukan analisis kesebandingan dan menentukan pembanding;
(ii) menentukan metode penentuan harga transfer yang tepat;
(iii) menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha berdasarkan hasil analisis

Tranfer pricing Document


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.03/2016, wajib pajak yang
melakukan transfer pricing harus membuat transfer pricing documentation atau dokumen
penentuan harga transfer. Ini adalah dokumen yang diselenggarakan oleh wajib pajak sebagai
dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Penentuan Harga Transfer yang
dilakukan oleh wajib pajak.

Transfer Pricing Documentation ini terdiri atas 3 dokumen, di antaranya:


1. Dokumen induk
2. Dokumen lokal
3. Laporan per negara

Tidak semua dokumen harus wajib pajak buat saat melakukan transaksi transfer afiliasi. Ada
pihak atau wajib pajak yang hanya perlu membuat dokumen induk dan dokumen lokal, lalu ada
pula pihak yang harus membuat ketiga dokumen tersebut.
Wajib pajak yang wajib menyelenggarakan dan menyimpan dokumen induk dan dokumen lokal
dari transfer pricing documentation:
1. Wajib pajak yang melakukan transaksi afiliasi dengan batasan nilai peredaran bruto tahun
pajak sebelumnya dalam satu tahun pajak lebih dari Rp50 miliar.
2. Nilai transaksi afiliasi tahun pajak sebelumnya dalam satu tahun pajak lebih dari Rp20 miliar
untuk transaksi barang berwujud atau lebih dari Rp5 miliar untuk masing-masing penyediaan
jasa, pembayaran bunga, pemanfaatan barang tidak berwujud, atau transaksi lainnya.
3. Pihak afiliasi yang berada di negara atau yurisdiksi dengan tarif pajak penghasilan lebih
rendah dari tarif PPh Pasal 17 dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Sedangkan wajib pajak yang wajib menyelenggarakan dan menyimpan ketiga dokumen dari
transfer pricing documentation:
1) Wajib pajak yang merupakan Entitas Induk dari suatu grup usaha yang memiliki peredaran
bruto konsolidasi pada tahun pajak bersangkutan paling sedikit Rp11 triliun.
2) Dalam hal wajib pajak dalam negeri berkedudukan sebagai anggota grup usaha dan entitas
wajib menyampaikan laporan per negara, sepanjang negara atau yurisdiksi tempat Entitas
Induk berdomisili:
a) tidak mewajibkan penyampaian laporan per negara;
b) tidak memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai perpajakan;
atau pertukaran informasi
c) memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pertukaran informasi
perpajakan, namun laporan per negara tidak dapat diperoleh pemerintah Indonesia
dari negara atau yurisdiksi tersebut.
Jika wajib pajak memiliki transaksi afiliasi namun tidak diwajibkan untuk menyelenggarakan dan
menyimpan transfer pricing documentation, wajib pajak tetap diwajibkan untuk menerapkan
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam transaksi afiliasi.
Format Transfer Pricing Documentation
Dokumen Penentuan Harga Transfer harus dibuat dalam bahasa Indonesia, kecuali telah
mendapatkan izin dari Menteri Keuangan untuk membuatnya dalam bahasa asing. Selain itu,
masing-masing dokumen dari transfer pricing documentation memiliki format yang wajib
dipatuhi.
A. Dokumen Induk
Dokumen induk harus memuat informasi mengenai grup usaha paling sedikit sebagai berikut:
1. Struktur dan bagan kepemilikan serta negara atau yurisdiksi masing-masing anggota;
2. kegiatan usaha yang dilakukan;
3. Harta tidak berwujud yang dimiliki;
4. Aktivitas keuangan dan pembiayaan; dan
5. Laporan Keuangan Konsolidasi Entitas Induk dan informasi perpajakan terkait Transaksi
Afiliasi.

B. Dokumen Lokal
Dokumen Lokal harus memuat informasi mengenai wajib pajak paling sedikit sebagai berikut:
 Identitas dan kegiatan usaha yang dilakukan
 Informasi transaksi afiliasi dan transaksi independen yang dilakukan
 Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
 Informasi Keuangan
 Peristiwa, kejadian atau fakta non-keuangan yang mempengaruhi pembentukan harga atau
tingkat laba.

Laporan Per Negara (CBcR)


Laporan per negara harus memuat informasi sebagai berikut:
1. Alokasi penghasilan, pajak yang dibayar, dan aktivitas usaha per negara atau yurisdiksi dari
seluruh anggota grup usaha baik di dalam maupun luar negeru, meliputi nama negara atau
yurisdiksi, peredaran bruto, laba (rugi) sebelum pajak, pajak penghasilan yang telah
dipotong/dibayar sendiri, pajak penghasilan terutang, modal, akumulasi laba ditahan, jumlah
pegawai tetap, dan harta berwujud selain kas dan setara kas.
2. Daftar anggota grup usaha dan kegiatan usaha utama per negara atau yurisdiksi.
Penyusunan laporan per negara dilakukan melalui pembentukan kerta kerja laporan per negara
yang disusun sesuai format tersedia dan dilampirkan pada laporan per negara.
Ketentuan dalam Pembuatan Dokumen Penentuan Harga Transfer
Dalam peraturan yang sama, dijelaskan pula mengenai ketentuan dalam membuat dokumen
penentuan harga transfer. Secara singkat, ini hal-hal yang perlu Anda perhatikan:
3. Wajib pajak menyelenggarakan pembukuan menggunakan bahasa Indonesia dan mata uang
Rupiah untuk penghitungan pajak pada akhir tahun pajak, kecuali telah memiliki izin dari
Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan menggunakan bahasa asing dan
mata uang selain Rupiah.
4. Peredaran bruto merupakan jumlah bruto dari penghasilan yang diperoleh sehubungan
dengan pekerjaan, usaha atau kegiatan utama wajib pajak sebelum dikurangi diskon, rabat,
dan komponen pengurang lainnya.
5. Dokumen induk dan dokumen lokal harus dibuat berdasarkan data dan informasi yang
tersedia saat melakukan transaksi afiliasi.
6. Dokumen laporan per negara harus dibuat berdasarkan data dan informasi yang tersedia
sampai dengan akhir tahun pajak.
7. Dokumen induk dan dokumen lokal harus tersedia paling lama 4 bulan setelah akhir tahun
pajak.
8. Dokumen laporan per negara harus tersedia paling lama 12 bulan setelah akhir tahun pajak.
9. Dokumen Penentuan Harga Transfer harus dilampiri dengan surat pernyataan mengenai saat
tersedianya dokumen tersebut yang ditandatangani oleh pihak yang menyediakannya.
10. Dokumen Penentuan Harga Transfer wajib disampaikan dalam jangka waktu yang telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Jika lewat dari batas
waktu, dokumen tersebut tidak akan dipertimbangkan.
11. Jika tidak menyampaikan dokumen tersebut, wajib pajak dianggap tidak memenuhi
kewajiban menyelenggarakan dan menyimpan Dokumen Penentuan Harga Transfer.
12. Dokumen Penentuan Harga Transfer berupa dokumen induk dan dokumen lokal wajib dibuat
ikhtisar sesuai format yang telah ditentukan, lalu disampaikan sebagai lampiran SPT PPh
Badan tahun pajak yang bersangkutan.
13. Sedangkan laporan per negara wajib disampaikan sebagai lampiran SPT PPh Badan tahun
pajak berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai