Anda di halaman 1dari 30

Tugas Kelompok 1

24 Februari 2022

MAKALAH IT
“HAKIKAT DAN KEDUDUKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN”

OLEH
KELOMPOK 1
WANDIKA
(211750)

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Festiyed, M. S.

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah IT “Hakikat dan Kedudukan Media Dalam Pembelajaran”
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah IT, Ibu Prof. Dr.
Festiyed, M.Si Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, 24 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................3
A. Landasan Agama..........................................................................3
B. Landasan Yuridis.........................................................................5
C. Media Pembelajaran.....................................................................7
D. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran....................................12
E. Karakteristik Media Pembelajaran...............................................21
F. Jenis Media Pembelajaran dan Karakteristiknya.........................23
G. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran....................................27
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................29
A. Matriks Pengertian dan Karakteristik Media Pembelajaran .......29
BAB IV PENUTUP.........................................................................................32
A. Kesimpulan..................................................................................32
B. Saran............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................33

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Komunikasi Pembelajaran......................................................12


Gambar 2. Posisi Media Dalam Pembelajaran....................................................12
Gambar 2. Fungsi Media Dalam Pembelajaran...................................................13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Pengertian Media Pembelajaran Menurut Ahli........................29


Tabel 2. Matriks Karakteristik dari Macam-Macam Jenis Media Pembelajara...30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/fasilitator
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru/fasilitator perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pada
kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai
alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit
mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru/fasilitator telah mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran terdapat tiga komponen yang saling berhubungan,
yaitu: 1) pembelajar (dosen, guru, instruktur dan tutor) yang berfungsi sebagai
komunikator, 2) pebelajar (mahasiswa dan siswa) yang berperan sebagai
komunikan, dan 3) bahan ajar yang merupakan pesan yang akan disampaikan
kepada pebelajar untuk dipelajari (Situmorang, 2009). Penggunaan media dalam
pembelajaran dimaksudkan untuk dapat membantu mengatasi berbagai hambatan
dalam proses pembelajaran termasuk hambatan psikologis, hambatan fisik,
hambatan kultural dan hambatan lingkungan. Secara umum media pembelajaran
mempunyai kegunaan: 1) Memperjelas penyajian pesan, 2) Mengatasi
keterbatasan ruang, 3) Mengatasi sikap pasif siswa.
Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya,
yaitu bahwa pembelajar harus sebanyak-banyaknya harus berinteraksi dengan
sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diharapkan dapat
diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar
1
yang optimal. Dengan demikian penggunaan media sebagai sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting. Selain melengkapi,
memelihara dan memperkaya proses pembelajaran media berkedudukan untuk
meningkatkan kegiatan akademik pebelajar. Dengan dimanfaatkannya media
secara maksimal, pemahaman tidak akan terbatas pada apa yang diperolehnya
melalui kegiatan tatap muka tetapi akan mampu menggali berbagai jenis ilmu
pengetahuan terutama yang sesuai dengan bidang keahliannya. Oleh karena itu,
pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian dan karaktersitik media
pembelajaran secara umum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, terdapat beberapa


perumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya :
1. Apa pengertian dari media pembelajaran?
2. Apa fungsi dari media pembelajaran?
3. Bagaimana karakteristik dari media pembelajaran?
4. Bagaimana prinsip penggunaan media pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari media pembelajaran.
2. Mengetahui fungsi dari media pembelajaran.
3. Mengetahui karakteristik dari media pembelajaran secara umum.
4. Mengetahui prinsip penggunaan media pembelajaran.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam pembuatan makalah ini antara lain:
1. Bagi guru sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan media
pembelajaran dan dapat diaplikasikan.

2
2. Bagi penulis sebagai modal untuk menulis tesis dan melakukan penelitian
ilmiah dalam pengembangan media pembelajaran.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Agama
Dalam masalah penerapan media pembelajaran, pendidik harus
memperhatikan perkembangan jiwa keagamaan anak didik, karena faktor inilah
yang justru menjadi sasaran media pembelajaran. Tanpa memperhatikan serta
memahami perkembangan jiwa anak atau tingkat daya pikir anak didik, guru akan
sulit diharapkan untuk dapat mencapai sukses.
Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 46 :

Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan
Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertakwa (Q.S.Al-Maidah:46)
Berdasarkan Tafsir Al-Qur’an pada ayat diatas menyatakan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran harus mempertimbangkan aspek pesan
yang disampaikan adalah positif, dan bahasa yang santun sebagai sarana
penyampai pesan, dan jika dibantah pun seorang pendidik harus menjelaskannya
dengan bahasa yang logis, agar peserta didik dapat menerima dengan baik.
Dengan demikian, media dalam penyampaian pesan di sini adalah bahasa lisan
sebagai pengantar pesan dalam pembelajaran.
3
Media pembelajaran visual merupakan seperangkat alat penyalur pesan
dalam pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan tanpa
adanya suara dari alat tersebut. Hal ini terbukti dalam Al-Qur`an surat al Hasyr
ayat 18.
ٌ ‫يَا َأيـُّها َ الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُوا هللاَ َوا ْنظُ ْر نَ ْف‬
َ‫س ما َ قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ ِإنَّ هللا‬
. َ‫َخبِ ْي ٌر بِما َ تَ ْع َملُ ْون‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan
diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan"(Q.S.Al-Hasyr: 18).
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman
tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas ketersediaan media yang
baik sehingga materi-materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan benar. Hal
ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah Ayat 46 :

Artinya :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera
Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah
memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab
Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa”.
Berdasarkan Q.S Al-Maidah Ayat 46 diketahui bahwa Al-Qur’an diturunkan
untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-qur’an berisi petunjuk dan
pedoman bagi umat manusia. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu
4
yang diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini
terbukti dalam Al-Qur`an surat al Hasyr ayat 18.

ٌ ‫يَا َأيـُّها َ الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُوا هللاَ َوا ْنظُ ْر نَ ْف‬
َ‫س ما َ قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ ِإنَّ هللا‬
. َ‫َخبِ ْي ٌر بِما َ تَ ْع َملُ ْون‬
Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
individu memperhatikan merencanakan apa yang akan diperbuatnya di hari esok.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang akan
kamu kerjakan”.
Dengan demikian perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan
dilakukan. Mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke
mana harus pergi dan mengindetifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan
cara yang paling efektif dan efisien. Sehingga perencanaan dapat membantu
proses pembelajaran yang hendaknya melakukan yang terbaik agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Itulah sebabnya pentingnya mengembangkan media
pembelajaran yang baik dan menarik agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.

B. Landasan Yuridis
1. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No. 20 tahun 2003  merupakan peraturan perundang-undangan RI yang
paling banyak membicarakan pendidikan. UU No. 20 tahun 2003 adalah
penyempurnaan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang ini memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional,
terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum (istilah-istilah terkait
dalam dunia pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip
penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan
masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar,
standar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan,
5
sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan,
peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi,
pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara
lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

2. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


Undang undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum
(istilah-istilah dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip
profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi
akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi
guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya,
ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia  Nomor 19 Tahun 2005 tentang  Standar Nasional Pendidikan (SNP).
PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sifatnya lebih
operasional karena konsentrasi mengatur tentang dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu. Bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermartabat. Cakupan Pasal – pasal
dalamPeraturan Pemerintah Republik Indonesia  Nomor 19 Tahun 2005
tentang  Standar Nasional Pendidikan antara lain :
Pasal 1 :
a. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
c. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

6
d. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
f. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
g. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
h. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi.
i. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
j. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya
biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

C. Pengertian Media Pembelajaran


Media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap (Arsyad, 2014). media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi (Sadiman, 2012). Media
7
adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibicarakanbeserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut
(Rohani, 1997).
Dalam proses pembelajaran terdapat proses komunikasi yang berlangsung
dalam suatu sistem, dan di dalamnya terdapat media pembelajaran sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran tersebut. Pada proses pemberian
informasi media sangat mempunnyai arti yang sangatlah penting, karana
dalam kegiatan tersebut materi yang disampaikan dapat dibantu dengan
menggunakan media sebagai perantara. Sehingga kerumitan bahan atau materi
yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan
media, media juga dapat mewakili apa yang kurang guru mampu ucapkan
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan bahan keabstrakan dapat
dikongritkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian siswa mudah untuk mengerti apa yang disampaikan oleh
guru. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan informasi yang telah
dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal
acuan menggunakan media. Media perlu diabaikan mana kala tidak lagi
digunakan sebagai alat bantu, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian
tujuan secara efektif dan efesien.
Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Media dikatakan pula sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Sadiman ,1986:6). Pengertian lain dari media ini sangat banyak dan beragam
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya seperti yang dinyatakan oleh Arif S.
Sadiman, sebagai berikut:
a. Gagne
Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapatmerangsangnya untuk belajar (Ibid : 7).
8
b. Briggs
Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang anak didik untuk belajar.
c. Association of Education and Communication Technologi (AECT)
Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan orang untuk
menyalurkan informasi atau pesan.
d. National Education Association (NEA)
Media menurut Arsyad (1997 : 71) adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audio visual sertaperalatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca.
Dalam buku Media Instruksional Edukatif, Donald P. Ely dan Vernon S.
Gerlach (Rohani,1997 :7-8) mengartikan media menjadi dua bagian:
a. Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik, dan
elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta
menyampaikan informasi.
b. Arti luas, media yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi,
sehingga memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap yang baru.
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik
untuk tercapainya tujuan pendidikan. Heinich, Molenda, dan Russell (1993)
mendefinisikan media sebagai alat saluran komunikasi. Istilah media itu
sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
"medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Sementara itu E. De Corte dalam WS.Winkel menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia) yang
digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan
penting dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional.
9
Selanjutnya menurut Russell (1993) media merupakan saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Mereka mencontohkan
media ini dengan film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials),
komputer, dan instruktur. Dalam situasi pembelajaran terdapat pesan-pesan
yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari tema
atau topik pembelajaran.
Pengertian media pembelajaran dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu
pengertian bahasa dan pengertian terminologi.Menurut Depdiknas (2003)
istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Kata kunci
media adalah “perantara” (Musfiqon, 2012 : 26).Menurut Sanaky (2010 : 3)
media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan,
sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sementara, Murshall
McLuhan (dalam Oemar Hamalik, 2003 : 201) berpendapat bahwa media
adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Sesuai dengan
rumusan ini, media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film dan
telepon, bahwa jalan raya dan jalan kereta api merupakan media yang
memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain.
Muhson (2010 : 3) menyatakan media pembelajaran merupakan
“perangkat lunak” (Software) yang berupa pesan atau informasi pendidikan
yang disajikan dengan memakai suatu peralatan bantu (Hardware) agar
pesan/informasi tersebut dapat sampai kepada peserta didik. Sedangkan
Sanaky (2011:4) menyatakan media pembelajaran adalah sarana pendidikan
yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi mencapai tujuan tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut Oemar Hamalik membedakan pengertian media pembelajaran
10
menjadi dua yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit,
media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif
dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam artian luas, media
tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga
mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan
buatan guru, objek-objek nyata, serta kunjungan ke luar sekolah. Sejalan
dengan pandangan itu, guru-guru pun dianggap sebagai media penyajian, di
samping radio dan televisi karena sama-sama membutuhkan dan
menggunakan banyak waktu untuk menyampaikan informasi kepada siswa.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan sarana pendidikan yang berupa pesan atau informasi
pendidikan yang disajikan dengan memakai suatu peralatan bantu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran kepada peserta didik.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulannya
bahwasannya media adalah segala sesuatu (benda, manusia, bergerak maupun
tidak bergerak) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Sedangkan yang dimaksud dengan belajar menurut pengertian secara
psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam
seluruh aspek tingkah laku.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan atau disediakan
oleh guru dimana penggunaannya diintegrasikan kedalam tujuan dan isi
pembelajaran, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas kegiatan
pembelajaran serta mencapai kompetensi pembelajarannya. Selain itu media
dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak

11
didik yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan
perhatian anak didik mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat proses belajar mengajar yang pada
dasarnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut,
guru bertindak sebagai komunikator (communicator) yang bertugas
menyampaikan pesan pendidikan (message) kepada penerima pesan
(communican) yaitu anak. Agar pesan- pesan pendidikan yang disampaikan
guru dapat diterima dengan baik oleh anak, maka dalam proses komunikasi
pendidikan tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut media
pendidikan/pembelajaran. Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai
pembelajaran sebagai proses komunikasi, perhatikan gambar berikut.

Gambar 1 Proses Komunikasi Pembelajaran

1. Proses Media Pembelajaran


Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam
suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi
tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga
tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah
komponen integral dari sistem pembelajaran.Posisi media pembelajaran
sebagai komponen komunikasi ditunjukkan pada gambar berikut.

12
Gambar 2. Posisi Media dalam Pembelajaran

D. Kedudukan Media dalam Pembelajaran


1. Kedudukan Sebagai Proses Komunikasi
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi
juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah
komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai
komponen komunikasi ditunjukkan pada Gambar 4.
Sumber Pengalaman Pengalaman Penerima

PENAFSIR AN
IDE PENGKODEAN MEDIA MENGERTI
KODE

GANGGUAN

UMPAN BALIK

13
Gambar 4. Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan suatu perantara seperti apa yang
dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini, media yang digunakan
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu
mengajar bagi guru (teaching aids). Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau
elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi
visual atau verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat
memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap
dan retensi belajar peserta didik. Sehingga alat bantu yang banyak dan sering
digunakan adalah alat bantu visual, seperti gambar, model, objek tertentu, dan
alat-alat visual lainnya. Oleh karena dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang
yang membuat media tersebut kurang memperhatikan aspek disainnya,
pengembangan pembelajarannya, dan evaluasinya.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi
komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi
sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media
pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan
belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan
media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh
media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya
kurang efisien). Dengan kehadiran media pembelajaran maka posisi guru bukan
lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada
saat ini media telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber belajar yang
menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.
Sistem merupakan suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen
serta bagian yang saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai sebuah sistem
dikarenakan terdapat komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Komponen-komponen tersebut meliputi:
tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Masing-masing komponen saling
14
berkaitan erat yang merupakan satu kesatuan. Proses perancangan pembelajaran
selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai
pengembangan dari tujuan instruksional umum.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan juga sebagai
proses komunikasi. Dalam tahap proses komunikasi terjadi urutan pemindahan
informasi atau pesan dari berbagai sumber pesan ke penerima pesan.

Gambar 1. Proses Komunikasi Dalam Konteks Belajar (Supatminingsih et al.,


2020)
Menurut Hasan, dkk (2021) Kedudukan media dalam komponen
pembelajaran sangat penting bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena
metode yang digunakan dalam proses pembelajaran biasanya akan menentukan
media apa yang dapat diintegrasikan dan dapat diadaptasikan dengan kondisi yang
dihadapi. Maka, kedudukan media dalam suatu pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dan dapat mempengaruhi suatu keberhasilan dari proses
pembelajaran itu sendiri (Budiman Haris, 2016).
Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang
melibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu:
1. Tingkat pengolahan informasi
2. Tingkat penyampaian informasi
3. Tingkat penerimaan informasi
4. Tingkat pengolahan informasi
5. Tingkat respons dari peserta didik.
6. Tingkat diagnosis dari pendidik.
7. Tingkat penilaian
8. Tingkat penyampaian hasil.

15
Dalam berkomunikasi, kita sering mengunakan media sebagai sarana
untuk menyampaikan informasi, begitu juga dalam ranah pendidikan. Dengan
waktu pelajaran yang sangatl singkat dan terbatas, maka dengan menggunakan
media pembelajaran dalam mengajar, pendidik dapat mengefisiensikan waktu
dalam menyampaikan materi pelajara. Oleh sebab itu, para pendidik diharapkan
mampu menyajikan bahan-bahan yang akan disampaikannya secara efisien, dalam
waktu yang singkat namun banyak informasi yang disampaikan ke peserta didik.

2. Kedudukan Sebagai Komponen dalam Sistem Pembelajaran


Menurut Jennah (2009) aktivitas pembelajaran merupakan sistem, yang
terdiri daribeberapa komponen meliputi: tujuan, isi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, manusia (pembelajar dan pebelajar), media/ sumber belaja( serta
lingkungan. Secara terorganisir komponen-komponen tersebut saling bekerja
sama sesuai dengan fungsi masing-masing. Bila salah satu komponen terganggu,
akan mempengaruhi kerja komponen lain sehingga hasilnya tidak sesuai lagi
dengan harapan semula.
Dari sini tampak bahwa media merupakan salah satu komponen dalam
pembelajaran. Sehingga kedudukan media tidak hanya sekedar sebagai alat bantu
mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Kedudukan
media ini sudah jelas dalam uraian tentang hubungan antara media pembelajaran
dengan komponen sistem pembelajaran sebagai wujud pemecahan masalah
belajar. Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanya sebagai penyalur pesan
yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber berupa orang, tetapi dapat juga
menggantikan sebagian tugas guru sebagai penyaji materi pelajaran, seperti yang
terlihat pada bagan berikut ini:

16
Menurut Ramli (2012) Untuk lebih memperjelas kedudukan atau posisi
media pembelajar, ada baiknya akan dikemukakan pembahasan karakteristik
umum siswa dan tipe belajar siswa, agar dapat menentukan media yang sesuai
dengan karakteristik siswa itu sendiri.
Sebelum menentukan media dan alat bantu pembelajaran, hendaknya
seorang guru harus mengenal karakteristik dan tipe belajar siswanya baik secara
individu maupun secara keseluruhan, agar media dan alat yang akan digunakan
tersebut sesuai dengan kondisi siswa tersebut, sehingga pesan yang disampaikan
dalam pembelajaran mudah diterima dan dapat bertahan lama.
Ada tujuh tipe belajar siswa, yaitu; visual, auditif, kinestetik, taktil,
olfaktoris, gustatif, kombinatif.
a. Tipe siswa yang visual
Tipe belajar siswa yang visual ini adalah mereka yang mengandalkan
aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang dilihatnya. Di sini yang
memegang peranan penting dalam cara belajarnya adalah mata atau daya
penglihatan (visual). Bila pendidik kurang mengaktifkan alat indra matanya, siswa
yang demikian tidak berhasil dalam proses belajar, karena satusatunya alat indera
yang aktif dan dominan dalam dirinya adalah mata. Bagi peserta didik tipe ini
gerbang pengetahuannya adalah mata. Sebab itu baginya alat peraga sangat
penting artinya untuk membantunya dalam penerapan materi yang disampaikan
kepadanya.

b. Tipe siswa yang auditif

17
Siswa yang bertipe ini mengandalkan kesuksesan belajarnya kepada alat
pendengarannya yaitu telinga. Bagi siswa yang bertipe ini materi yang disajikan
kepadanya lebih cepat diserapnya bila penyajian dilakukan secara lisan
c. Tipe siswa yang kinestetik
Siswa yang bertipe ini mengandalkan kesuksesan belajarnya kepada
gerakan atau apa yang dilakukan. Bagi siswa yang bertipe ini materi yang
disajikan kepadanya lebih cepat diserapnya bila penyajian dilakukan secara
demonstrasi.
d. Tipe siswa yang taktil
Taktil berarti rabaan atau sentuhan. Murid yang bertipe taktil adalah siswa
yang mengandalkan penyerapan hasil pembelajaran melalui alat peraba, yaitu
tangan dan kulit atau bagian luar tubuh. Melalui alat rabanya ini ia sangat cekatan
mempraktikkan hasil pembelajaran yang diterimanya. Misalnya bila ia disuruh
mengatur ruang ibadah (membentangkan tikar shalat), menentukan buah-buahan
yang busuk, rusak walaupun ia tak melihatnya secara baik. Tapi dengan sentuhan
tangannya ia segera akan mengetahui benda yang dirabanya.
e. Tipe siswa yang olfaktoris
Tipe olfaktoris yaitu mudah mengikuti pelajaran dengan menggunakan alat
indera penciuman. Bila ada materi pelajaran yang menggunakan penciuman
seperti bau air/cairan ia akan cepat sekali beraksi dibandingkan dengan kawan-
kawannya yang tidak bertipe seperti dia. Tipe siswa ini akan sangat cepat
menyesuaikan dirinya dengan suasana bau lingkungan. Mungkin siswa yang
demikian akan baik sekali apabila bekerja di laboratorium yang menggunakan
materi bau-bauan. Seperti untuk mengetahui adanya gas dari pipa yang bocor,
makanan atau minuman yang sudah basi dan tak enak dimakan lagi karena baunya
itu.
f. Tipe siswa yang gustative
Siswa yang bertipe gustatif (gustation = kemampuan mencicipi) adalah
mereka yang mencirikan belajarnya lebih mengandalkan lidah. Mereka akan lebih
cepat memahami apa yang dipelajarinya melalui indera kecapnya untuk
18
mengetahui berbagai rasa (asam, manis, pahit, dan lain-lain). Mungkin untuk
pelajaran berwudhu, siswa yang demikian ini akan tahu ada air yang telah berubah
rasanya. Sehingga diragukan kesucian dari air tersebut untuk dapat digunakan
berwudhu.
g. Tipe siswa yang kombinatif
Peserta didik yang bertipe ini dalam hal kefungsionalannya alat inderanya
adalah yang terbanyak di dalam setiap kelas. Artinya seseorang siswa dapat dan
mampu mengikuti pelajaran dengan menggunakan lebih dari satu alat inderanya.
Ia dapat menggunakan mata dan telinganya sekaligus ketika belajar, seperti
pendidik memperagakan sesuatu sambil menjelaskannya. Maka siswa yang
bertipe ini akan lebih memudahkan bagi pendidik dalam menyampaikan pelajaran
kepadanya.
Untuk siswa yang bertipe ini diperlukan keterampilan dari si pendidik
dalam memilih media pengajaran yang cocok untuk menyampaikan pokok
bahasannya. Sebab itu usahakanlah mengenali tipe-tipe belajar siswa yang
menjadi tanggung jawab pendidik. Maka media pembelajaran audio visual, seperti
televise dan rekaman pita lewat layar monitor akan memudahkan mereka
menyerap bahan pelajaran yang disajikan.
Dari penjelasan tersebut jelas bahwa posisi atau kedudukan media dalam
pembelajaran merupakan medium dalam penyampaian pesan-pesan pembelajaran
yang tetap harus dikendalikan, dimanipulasi, dan akuntabilitasnya di tangan
seorang guru. Khususnya dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Di pihak lain ada pendapat bahwa suatu saat media dalam menduduki
posisi guru, artinya fungsi dan peran guru dapat digantikan oleh media
pembelajaran super canggih, sehingga hal ini biasa disebut dengan media sebagai
sentral dalam pembelajaran (media central of teaching). Namun hal ini, sangat
banyak dibantah oleh ahli pendidik, karena sangat tidak manusiawi, sebab
pendidikan (lebih khusus pembelajaran), kontennya ada dua yaitu transfer
pengetahuan dan penanaman nilai-nilai pada siswa.

19
Dalam proses belajar-mengajar media pembelajaran memiliki kedudukan
diantaranya sebagai berikut:
a. Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat pengajar
menyampaikan pelajaran
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam
kedudukannya seperti halnya diatas jelas telah memberikan manfaat besar bagi
anak didik. Disatu pihak akan memudahkan dalam memahami materi pelajaran
yang sedang diajarkan karena siswa secara langsung dapat berinteraksi dengan
objek yang menjadi bahan kajian. Sedangkan dipihak lain, penggunaan media
pengajaran dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru melalui
komunikasi verbal, sehingga kesulitan siswa memahami konsep dan prinsip
tertentu dapat diatasi. Bahka dengan kehadiran media diakui dapat melahirkan
umpan balik yang baik dari siswa.
b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih
lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnyadan pengajar
bias menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar
siswa
Penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran khususnya pada materi
pelajaran yang bersifat abstrak yang sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa
terutama materi pelajaran yang rumit dan kompleks sangat perlu dilakukan. Hal
ini terkait dengan materi pelajaran yang di dalamnya terdapat sejumlah konsep-
konsep yang masih bersifat abstrak, misalnya untuk-menjelaskan system
peredaran darah pada manusia, proses terjadinya hujan, proses terjadinya gerhana
matahari, dan lain-lain. Di mana kadang-kadang untuk menjelaskan dan
menggambarkannya melalui kata-kata sangat sulit, siswa pun sulit untuk
memahaminya. Dengan media pengajaran seperti itulah kemudian guru memberi
waktu pada siswanya untuk memecahkan masalah yang ia lihat berdasarkan teori
yang ada. Oleh karena itu, media berkedudukan sebagai sarana yang dipergunakan
agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, memperdekat dan
memperlancar jalan kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
20
c. Sumber belajar bagi siswa
Artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para
siswa baik secara individual maupun kelompok.
d. Alat untuk mempertinggi proses interaksi guru sisw, dan interaksi siswa
dengan lingkungan sehingga mempertinggi kualitas proses belajar-
mengajar
Tiap-tiap siswa mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatan. Demikian juga kemampuan dalam berbicara.
Ada siswa yang lebih suka/senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan
dulu baru membaca, dan begitu pun sebaliknya. Dengan kehadiran media
pengajaran, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat diatasi. Misalnya,
guru dapat memulai pelajaran dengan metode ceramah kemudian dilanjutkan
dengan memperlihatkan/ memberikan contoh konkrit. Dengan cara seperti ini
dapat memberikan stimulus terhadap indera siswa. Dan dengan begitu akan
terbangun pula interaksi guru dan siswa dengan lingkungannya.
Kedudukan Media Pembelajaran Dalam Teknologi Pembelajaran. Dalam
teknologi pembelajaran, media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas
maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya
perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. Dalam teknologi
pembelajaran pada dasarnya kedudukan Media Pembelajaran dalam teknologi
pembelajaran sepertihalnya apa yang dimaksud dalam Landasan Teknologis,
dalam landasan tersebut dijelaskan bahwa pemecahan masalahdalam teknologi
pendidikan-dilakukan dalam bentuk kesatuan komponen sistem pembelajaran
yang telah disusun sesuai dengan fungsinya. Komponen-komponen dalam
teknologi pembelajaran tersebut diantaranya adalah pesan, orang, bahan, media,
peralatan, tehnik, dan latar.

21
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Pengertian dan Karaktersitik Media Pembelajaran


Tabel 1. Matriks Pengertian Media Pembelajaran Menurut Ahli

Ahli Pengertian
Gagne Media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapatmerangsangnya
untuk belajar
Briggs Media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar.
Association of Education and Media adalah segala bentuk dan saluran yang
Communication Technologi dipergunakan orang untuk menyalurkan
(AECT) informasi atau pesan
Arsyad (1997 : 71) Mediaadalah bentuk-bentuk komunikasi baik
tercetak maupun audio visual
sertaperalatannya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan
dibaca
Muhson (2010 : 3) Media pembelajaran merupakan “perangkat
lunak” (Software) yang berupa pesan atau
informasi pendidikan yang disajikan dengan
memakai suatu peralatan bantu (Hardware)
agar pesan/informasi tersebut dapat sampai
kepada peserta didik
Sanaky (2011 : 4) Media pembelajaran adalah sarana pendidikan
yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi
mencapai tujuan tujuan pembelajaran

22
23
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Media pembelajaran merupakan sarana pendidikan yang berupa pesan atau
informasi pendidikan yang disajikan dengan memakai suatu peralatan bantu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran kepada
peserta didik.

B. Saran
Dari langkah pengertian dan karakteristik media pembelajaran yang telah
dijabarkan, diharapkan pendidik hendaknya mampu mengembangkan dan
membuat media pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah tersebut, sehingga
mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik.

24
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Ahmad Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Arif S. Sadiman. 1986. Media Pendidikan: Pengantar Pengembang dan
Pemanfaatannya. Jakarta : C. V. Rajawali.
Arif S. Sadiman. 2014. Media Pendidikan: Pengertian,Pengembangan dan
Pemanfaatannya,. Jakarta: C. V. Rajawali pers
Arsyad Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azhar Arsyad. 2016. Media Pembelajaran edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers
Hasan, M., Dkk. (2021). Media Pembelajaran. Jakarta : Tahta Media Grup.
Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media
Pembelajaran: Bahan Sajian Program Pendidikan Akta Mengajar. FIP. UM.
Jennah, R. (2009). Media Pembelajaran. Banjarmasin : Antasari Press.
Oemar Hamalik. 2003. Media Pendidikan, Cetakan VI, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Ramli, M. (2012). Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin : IAIN
Antarasari Press.
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sadiman, A. S. (dkk). 2012. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Depok : RajawaliPers.
Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran.Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Setiasih, http://setiasih89.blogspot.com/2012/02/, di akses tanggal 30 Januari
2018

25

Anda mungkin juga menyukai