Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IDEOLOGI LIBERALISME
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Hamzah, S.sos

Oleh :
KELOMPOK 1
1. Muhammad Akbar Syahputra (48401021018)
2. Aisya Maulidia (48401021001)
3. Fazriah Nur Aini (48401021006)
4.Hilma
5. Rindi
6.Novesa
7.Hilma
8.Marta

Tingkat I
Prodi Farmasi
Politeknik Kaltara Tarakan
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konsep umum dan penyebab
korupsi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen 
pada Mata kuliah Kewarganegaraan Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hamzah, S.sos selaku Dosen


Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Tarakan 05 November 2021

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1. Latar Belakang....................................................................................................1
2. Rumusan masalah...............................................................................................1
3. Tujuan.................................................................................................................1
PEMBAHASAN............................................................................................................1
1. Libelarisme.........................................................................................................2
2. Pokok-pokok liberalisme....................................................................................3
3. Sejarah Ideologi Liberalisme..............................................................................5
4. Ciri-Ciri Liberalisme...........................................................................................5
5. Contoh dan Penerapan Liberalisme....................................................................6

PENUTUP......................................................................................................................

1. KESIMPULAN...................................................................................................7

iii
PENDAHULUAN

Dalam hubungan internasional atau hubungan antar Negara terdapat banyak ideologi
untuk menganalisis fenomena internasional. Ideologi digunakan sebagai pemersatu rakyat suatu
negara yang berusaha mengubah negara itu sendiri . Ideologi juga merupakan suatu pedoman
untuk memilih kebijakan dan prilaku politik.

Salah satu diantaranya adalah dengan ideologi liberalisme. Liberalisme dapat dikatakan
kebalikan dari Realisme. Dalam liberalisme, terdapat beberapa konsep utama, yaitu keamanan
bersama, international anarchy, Liga Bangsa-Bangsa, dan bahwa perang sama sekali tidak
menguntungkan bagi manusia.

Memandang hubungan internasional dalam konteks konflik atau bahkan perang,


menurut kaum liberalis hal ini hanyalah memandang sebagian kecil dari realitas yang ada.
Kaum liberal mengharapkan agar hubungan internasional dipahami secara menyeluruh dan
tidak melupakan bahwa kerjasama antar negara merupakan salah satu hal yang utama.

Rumusan masalah:

1. Apa itu ideologi Liberalisme?


2. Berikan Pokok-Pokok Liberalisme?
3. Berikan sejarah Ideologi Liberalisme/awal mulanya Liberalisme?
4. Seperti apa Ciri-Ciri liberalisme?
5. Berikan Contoh Dan Penerapan Liberalisme?

Tujuan :

1. Mengetahui secara mendalam Ideologi Liberalsime.

1
Pembahasan

1. Liberalisme
Liberalisme atau Liberal yaitu sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak yaitu
nilai politik yang utama.
Berasal dari Bahasa latin “libertas” yang berarti kebebasan. Kebebasan yang
dimaksud adalah kebebasan untuk bertempat tinggal, kemerdekaan pribadi, hak untuk
menentang penindasan, serta hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi dan hak
milik.
Selain itu, liberalisme juga didefinisikan sebagai suatu paham yang
menghendaki adanya kebebasan individu, baik dalam bidang ekonomi, politik, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga Negara dinamakan
liberalisme.
Paham liberal maupun sebagai reaksi atas penindasan yang dilakukan oleh
kaum bangsawan dan agamawan pada masa perkembangan feodalisme dengan
pemerintahan monarki absolute. Pendukung utama paham liberal adalah kaum borjuis
dan kaum-kaum terpelajar kota.
Dalam liberalisme, individu merupakan aktor yang terpenting dalam hubungan
internasional. Negara bukan aktor terpenting, karena negara ada yang mengatur, yaitu
sekelompok individu. Tanpa individu-individu yang bergerak di sektor pemerintahan,
negara tidak akan ”hidup”. Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk
menunjukkan kemampuan-kemampuan khususnya dan keadaan kelahirannya tidaklah
harus merupakan kenyataan yang bisa dianggap sebagai faktor yang mempersempit
kesempatannya untuk membuktikan mereka mempunyai kemampuan tersebut, setiap
orang harus mendapat kesempatan yang sama untuk menunjukkan bagaimana
ketidaksamaannya . Namun, dalam liberalisme, bukan hanya aktor yang berkecimpung
dalam pemerintahan saja yang berperan, aktor non-state juga turut memegang peranan
penting dalam hubungan internasional.
Selain daripada individunya, liberalisme klasik terutama memandang fungsi
negara juga sebagai sesuatu yang menyeimbangkan masyarakat. Dalam masyarakat
yang baik terletak fungsi utama negara, intinya : menjadi polisi dipojok jalan yang
kehadirannya mengingatkan warga negara untuk menjaga naluri agresifnyam kalaupun

2
tidak, membatasi naluri keserakahannya . Selain itu negara pun juga menjamin hak
setiap individunya ini untuk memelihara kekayaan pribadinya.
            Terdapat karakteristik dasar dalam liberalisme. Yang pertama, manusia
selalu dipandang positif, pada dasarnya manusia itu baik dan suka mencari teman (kerja
sama) daripada mencari lawan. Yang kedua, percaya tentang kemungkinan akan adanya
kemajuan dalam hubungan internasional. Kemudian karakteristik yang selanjutnya
yaitu, bahwa negara dikontrol oleh individu. Di sini berarti, jika perilaku negara dalam
lingkup domestik baik, maka perilakunya dalam lingkup internasional pun juga baik.
Yang berikutnya yaitu meningkatkan interdependensi (kerja sama), maka konflik dapat
diminimalisir. Dan karakteristik yang terakhir yaitu manusia pada dasarnya baik dan
mampu berpikir positif. Hal ini mirip dengan karakteistik yang pertama
Main agenda dari liberalism adalah perdamaian, dan kerja sama. Seperti apa
yang dikemukakan oleh David Mitrany, bahwa negara-negara di dunia bisa bekerja
sama untuk menciptakan perdamaian dunia (Mitrany, 1993).
Perdamaian merupakan poin utama dalam liberalisme, seperti yang telah
dijelaskan di atas. Atas dasar inilah para liberalis mencari cara untuk mengatur negara-
negara di dunia agar tetap menjaga perdamaian. Namun, pada awalnya hal ini dirasa
sulit, mengingat adanya sistem anarki pada hampir setiap negara. Seperti yang kita
ketahui, anarki berarti tidak adanya kekuatan supranasional di atas kekuatan negara.
Hingga pada akhirnya sistem anarki ini bisa diatasi dengan kerjasama, bahwa suatu
negara tidak dapat hidup tanpa bantuan negara lain. Oleh karena itu, dibentuklah suatu
organisasi yang diharapkan mampu menjaga perdamaian di dunia, yaitu Liga Bangsa-
Bangsa atau League of Nations. Hal ini mirip dengan apa yang pernah diidamkan oleh
Immanuel Kant dan tertera dalam bukunya, A Working Peace System. Kant
menginginkan adanya adanya World Givernment atau negara dunia dan perlunya
diciptakan collective security untuk menjaga perdamaian dunia. Namun saying, baru
beberapa tahun, berjalan, LBB kemudian dibubarkan karena dianggap tidak mampu
menjalankan fungsinya, terbukti dengan meletusnya Perang Dunia ke II.

2. Pokok-pokok Liberalisme
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property) Dibawah ini, adalah nilai-nilai
pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

3
 Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being).
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala
bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.Namun
karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam
menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung
kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini
(persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi
 Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap
orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya,
maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik
dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan
dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana
hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.
( Treat the Others Reason Equally.)
 Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah.
Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi
harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent
of The People or The Governed)
 Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk
membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang
merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat
oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya.
Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum
tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan
sosial.
 Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of
Individual)
 Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar
dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik,
ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi
dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja
ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami
kegagalan.

4
 Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John
Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu
didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu
adalah berubah.

3. Sejarah Ideologi Libelarisme


Mengutip Heru Nugroho dalam penelitiannya pada Jurnal Ilmiah Bestari dengan
judul Tinjauan Kritis Liberalisme dan Sosialisme (Vol. 13, 2000: 2), paham liberalisme
mulai berkembang di pada abad ke-18 dan 19 di Prancis dan Inggris
Sebagai suatu gerakan, liberalisme dimulai pada masa renaissance yang
memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama. Saat itu,
kekuasaan raja, bangsawan, dan gereja mendominasi seluruh kehidupan masyarakat
Rakyat tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat dan bertindak. Keadaan
tertekan ini menimbulkan kritik dari berbagai kalangan yang menginginkan kebebasan
di semua bidang kehidupan.
Mengutip modul Sejarah Kelas XI (2020), konsep kebebasan dalam bidang
politik melahirkan pemikiran tentang negara yang demokrasi. Konsep bebas dalam
bidang ekonomi membuat masyarakat menentang monopoli dan campur tangan
pemerintah, rakyat menginginkan ekonomi bebas.
Dalam bidang moral, liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan
menentang otoriterisme.
Dalam bidang agama, kaum liberal menginginkan kebebasan memilih agama
sesuai dengan keyakinannya, bebas beribadah menurut agamanya, dan juga bebas untuk
tidak menganut agama apapun. Yang mana, urusan agama tidak boleh dicampur dengan
urusan pemerintahan.
Dwi Siswanto dalam penelitiannya berjudul Konvergensi antara Liberalisme dan
Kolektivisme sebagai Dasar Etika Politik di Indonesia dalam Jurnal Filsafat (Vol. 38,
2004: 270), menyebutkan bahwa ada empat unsur yang mendorong lahirnya liberalisme,
yaitu perkembangan ilmu pengetahuan, pemanfaatan alat-alat teknologi, perubahan
sosial, dan timbulnya kesadaran memperbaharui cara hidup.
Beberapa tokoh yang mengusung terjadinya liberalisme dalam kehidupan saat
itu, antara lain Voltaire, Montesquieu, dan Rousseau. Salah satu peristiwa yang menjadi
tanda lahirnya liberalisme di Eropa ialah Revolusi Industri di Inggris (1760-1840) dan
Revolusi Perancis (1789-1815).

5
4. Ciri-Ciri Liberalisme
Mengutip kembali dari Dwi Siswanto (Jurnal Filsafat, Vol. 38, 2004: 271),
disebutkannya ada lima ciri liberalisme, yaitu:
 Bentuk pemerintahan demokrasi adalah yang terbaik.
 Masyarakat memiliki kebebasanintelektual penuh.
 Pengaturan ang dilakukan pemerintah hanya terbatas.
 Kekuasan seseorang diartikan sebagai hal buruk dalam kehidupan.
 Kebahagiaan individu adalah tujuan utama,

Sementara itu, Heru Susanto membagi ciri-ciri liberalisme dalam beberapa


bidang, antara lain sebagai berikut:

 Bidang Politik: Munculnya demokratisasi.


 Bidang Sosial: Kebebasan berpendapat, kesamaan kesempatan dalam
usaha, reformasi sosial, dan perasaan egaliter.
 Bidang Seni dan Budaya: Kebebasan dalam berekspresi, seperti lukisan,
drama, seni, musik, dan lain-lain.
 Bidang Ekonomi: Ekonomi pasar yang demokratis.

5. Contoh dan Penerapan Liberalsime


Masih dari Heru Susanto, ia menuturkan dalam penelitiannya bahwa pengaruh
atau praktik liberalisme yang berjalan dan berdampak bagi kehidupan saat ini adalah
munculnya globalisasi.
Secara garis besar, dapat dipahami bahwa globalisasi mengintroduksikan pasar
bebas, hiperliberalisasi individu, dan berupaya mengurangi peran pemerintah dalam
sektor ekonomi.
Di Indonesia, sistem liberalisme tidak diterapkan dalam kehidupan politik, tetapi
diterapkan dalam kehidupan ekonomi.
Berdasarkan pandangan Heru Susanto, pengaruh itu tampak pada
berkembangnya gaya hidup penduduk yang mengikuti zaman.
Hal tersebut dapat dilihat dari gaya hidup mewah dan kebebasan dalam hal
memilih kebutuhan merupakan ciri-ciri liberalisme dalam sektor ekonomi.
Selain itu, pengaruh liberalisme juga dapat dilihat di beberapa negara besar
seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman. Di negara-negara tersebut, liberalisme
sangat dijunjung tinggi.

6
Hal tersebut dapat dilihat dari penerapan demokrasi yang membuat rakyat bebas
berpendapat dan berekspresi. Kemudian, dapat dilihat dari sektor ekonomi yang
menerapkan prinsip sistem ekonomi pasar demokratis.

KESIMPULAN

Liberalisme adalah teori dasar dalam Hubungan Internasional. Liberalisme ini adalah
paham yang sangat berkembang saat ini karena sekarang hampir disetiap negara menggunakan
paham ini. Liberalisme ini merupakan kebalikan dari teori sebelumnya realisme, karena
liberalisme ini memandang manusia dari segi positif bukan seperti realisme yang memandang
manusia secara pesimis terhadap interaksi internasional. Dalam liberalisme memiliki konsep
utama, yaitu keamanan bersama dan menyatakan bahwa perang sama sekali tidak
menguntungkan bagi manusia. Atas dasar inilah para liberalis mencari cara untuk mengatur
negara-negara di dunia agar tetap menjaga perdamaian.

Liberalisme ini sendiri merupakan paham yang dibanggakan oleh para individualis yang
mempunyai wewenang akan kepemilikan hartanya sendiri. Karena pada paham ini individu
memiliki kebebasan yang cukup besar, namun bukan berarti pemerintah tidak dapat ikut
campur dalam urusan ini apabila kegiatan yang dilakukan oleh para kaum liberal
mengikutsertakan dengan urusan negara.

Namun, pada awalnya hal ini dirasa sulit, karena adanya sistem diktator di setiap
negara. Seperti yang kita ketahui, berarti tidak adanya kekuatan supranasional di atas kekuatan
negara. Hingga pada akhirnya sistem diktator ini bisa diatasi dengan kerjasama antarnegara
dalam berbagai sektor. Oleh karena itu, dibentuklah suatu organisasi yang diharapkan mampu
menjaga perdamaian di dunia, yaitu Liga Bangsa-Bangsa atau League of Nations agar negara
tidak perlu berperang dengan negara lain untuk kepentingannya sendiri.

Dalam liberalisme politik ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan paham


demokrasi dan nasionalisme nantinya. Karena pada liberalisme politik ini setiap individu
memiliki hak yang sama untuk dapat memberikan aspirasinya untuk kepentingan masyarakat,
sehingga dibentuklah parlemen sebagai lembaga pemerintah rakyat.

Dalam liberalisme ekonomi, pasar merupakan hal terpenting dalam pemenuhan segala
kebutuhan manusia, karena disana manusia dapat bebas berinteraksi atas inisiatif mereka
sendiri dan menentukan harga pasar itu sendiri. Mekanisme pasar akan membuat roda

7
pemenuhan kebutuhan manusia akan terus berputar karena harga menunjukkan nilai kebutuhan
sebuah barang.Dari Liberalisme ekonomi inilah yang akan menuju sistem kapitalisme.

Anda mungkin juga menyukai