Anda di halaman 1dari 23

Organisasi dan Implementasi Kurikulum

DOSEN :
Vera Yuli Erviana,M.Pd

Kelompok 5:

Orrocherrya Mardly Narendas (1800005055)

Orrochelcya Mardly Narendas (1800005056)

Riza Widhiyanti (1800005066)

Isyatul Kariman (1800005073)

Nita Susiha Wihsani (1800005076)

Galan Ilyasa (1800005094)

Rina Adlina (1800005096)

Syarifah Geza Huli (1800005108)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Puji syukur kami  ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah dengan
judul  “Organisasi dan Implementasi Kurikulum”  ini tepat pada waktunya. Selesainya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu kami  ingin
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada yang terhormat :
Dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum di SD yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada penulis sehingga termotivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini , kami menyadari bahwa dalam mengupas permasalahan
di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik
penulisannya. Kiranya tidak lain karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman kami
yang belum luas dan mendalam. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun
tentunya  kami harapkan, sebagai masukan di masa mendatang. Demikianlah makalah
ini , kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, bagi pembaca
umumnya,dalam memberikan informasi tentang pendidikan dalam lingkungan sekolah.
.
Yogyakarta, 27 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan Masalah...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Organisasi Kurikulum................................................3
1.2 Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum.....................................3
1.3 Prosedur Organisasi Kurikulum..................................................4
1.4 Jenis-jenis Organisasi Kurikulum................................................5
1.5 Kelebihan dam Kelemahan Organisasi Kurikulum...................11
2.1 Pengertian Implementasi Kurikulum.........................................13
2.2 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Kurikulum....................................14
2.3 Pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum.....................14
2.4 Pihak yang Terkait dalam Implementasi Kurikulum.................15
2.5 Tahap-tahap implementasi Kurikulum......................................16
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Organisasi merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum
dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, karena hal itu untuk menetukan isi bahan
pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk
pengalaman yang akan disiapkan untuk peserta didik dan menentukan peran pendidik dalam
hubungan atau implementasi kurikulum.Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran
tertentu, sehingga setiap organisasi kurikulum mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

Pemerintah saat ini berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan adanya perubahan kurikulum.
Kurikulum yang dibuat pemerintah bertujuan untuk menciptakan generasi yang lebih unggul
dan berkualitas. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan
jenjang pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan, dengan kata
lain sebagai instrumental input untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tidak hanya
sebagai mata pelajaran yang harus dibelajarkan kepada peserta didik. Melainkan sebagai
aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk didalami dan diwujudkan dalam prilaku
peserta didik. Oleh karna itu, perubahan dan pembeharuan kurikulum harus menyesuaikan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Organisasi Kurikulum?


2.      Bagaimana Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum ?
3.      Bagaimana Prosedur dalam Organisasi Kurikulum?
4.      Apa saja Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum?
5.      Bagaiamana Kelebihan dan Kelemahan dari Jenis-jenis Organisasi Kurikulum?
6. Apa pengertian Implementasi Kurikulum?
7. Apa saja Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum?
8. Apa saja Pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum?
9. Siapa saja Pihak yang Terkait dalam Implementasi Kurikulum?
10. Bagaimana Tahap-Tahap Implementasi Kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian dari organisasi kurikulum.
2.      Mengetahui pemilihan dan penentuan isi kurikulum
3.      Mengetahui prosedur dalam organisasi kurikulum.
4.      Mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum.
5.      Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari jenis-jenis organisasi kurikulum.
6. Mengetahui pengertian dari implementasi kurikulum
7. Mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum
8. Mengetahui pendekatan dan model implementasi kurikulum
9. Mengetahui pihak yang terkait dalam implementasi kurikulum
10. Megetahui tahap-tahap implementasi kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

1.1   Pengertian Organisasi Kurikulum


Organisasi Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka
umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada peserta didik guna
tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan. (Muhammad, 2009)

1.2   Pemilihan dan Penentuan Isi Kurikulum


Isi kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang
diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Para perencana kurikulum sering kali
mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun dan merencanakan isi kurikulum yang
relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Sebabnya, masyarakat senantiasa terus berubah
dan berkembang, sehingga banyak bermunculan masalah kehidupan baru yang perlu
dipecahkan. Selain itu, muncul pula berbagai macam perbedaan dan perubahan minat,
kebutuhan, dan masalah yang dihadapi anak-anak atau remaja. Berbagai perubahan dalam
bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, dan yang lainnya, ikut pula memengaruhi peentuan
isi kurikulum.
Untuk mencegah kebingungan atau ketidakpastian di kalangan para perencana kurikulum
dalam hal penentuan isi kurikulum, beberapa ahli kurikulum menganggap perlu adanya
sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pedoman, patokan, dan ukuran isi kurikulum
tersebut. Sebagai contoh Caswell dan Campbell telah merumuskan kriteria berikut:
1.    Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang
kontemporer
2.    Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa
3.    Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan sikap, dan sebagainya, yang
dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa
4.    Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu
Meskipun diatas telah dirumuskan kriteria penentuan isi kurikulum, tampaknya Morine
merasa bahwa kriteria tersebut masih belum lengkap dan terperinci. Dikaji dari sudut
pandang yang lebih luas, sesungguhnya penentuan kriteria tersebut hendaknya bertitik tolak
dari aspek tujuan pendidikan, proses pendidikan, dan keadaan para siswa sendiri.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dirumuskanlah sejumlah kriterian berikut:
1.    Kriteria yang berhubungan dengan tujuan pendidikan
a.    Apakah isi kurikulum yang direncanakan tersebut signifikan, valid, dan berguna dalam
menafsirkan, memahami (mengerti), dan menilai kehidupan yang kontemporer
b.    Apakah isi kurikulum yang direncanakan tersebut berhubungan dengan masalah-masalah
kehidupan
c.    Apakah isi kurikulum tersebut akan memajukan perkembangan dan pertumbuhan yang
seimbang pada anak-anak, sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan (sikap,
kemampuan, kebiasaan, dan sebagainya)
d.   Apakah isi kurikulum yang diajukan tersebut memang penting, dalam artian memberikan
sumbangan yang berharga pada berbagai peran kurikulum (konservatif, evaluatif, kreatif, dan
sebagainya) serta bermakna bagi pengalaman manusia.
2.    Kriteria yang berhubungan dengan sifat para siswa, yaitu apakah isi kurikulum tersebut
berguna dalam memuaskan minat dan keingintahuan siswa.

1.3.  Prosedur Pengorganisasian Kurikulum


Dalam Organisasi Kurikulum ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya
yaitu:
1.      Ruang lingkup bahan (Scope) adalah keseluruhan materi pembelajaran dan pengalaman
yang akan diberikan dari suatu bidang studi mata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan
tertentu.
2.      Urutan bahan (Sequence) adalah penyusunan bahan pelajaran menurut aturan tertentu
secara berurutan.
3.      Penempatan bahan (Grade Placemrent) adalah penempatan satu atau beberapa bahan
pelajaran untuk kelas tertentu.
Menurut Hamalik dalam pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang
meliputi:
1.      Prosedur Buku Pelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau
sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh sebuah panitia tertentu.
2.      Prosedur Survei Pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan mengadakan survei
atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3.      Prosedur Studi Kesalahan
Prosedur ini dilakukan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan,
kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman.
4.      Prosedur Mempelajari Kurikulum Lainnya
Prosedur ini dapat disamakan dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah
dapat menetapkan dan menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5.      Analisis Kegiatan Orang Dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu diadakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang diperkirakan berguna untuk dipelajari
oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang dianalisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan
atau jabatan
6.      Prosedur Fungsi Sosial
Prosedur ini berkaitan dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan
banyak fungsi sosial dalam kehidupannya yang beraneka ragam.
7.      Prosedur Minat Kebutuhan
Dalam prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent
problem tetapi scope dan squencenya didasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-
fungsi personal dan social. (Oemar, 2009)

1.4 Jenis-Jenis Organisasi Kurikulum


Kurikulum memilki bermacam-macam bentuk dan organisasinya, bentuk yang paling
dikenal dan sangat meluas adalah:
1.    Saparated Subject Curriculum
Saparated Subject Curriculum adalah kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang
terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata
pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
Bahan pembelajarannya disusun secara logis, sistematis dan sederhana dengan batas-batasnya
yang ketat. Oleh karena itu akan ada batas-batas bahan pembelajaran untuk tiap-tiap
tingkatan, ada batas-batas bahan pembelajaran untuk tiap-tiap mata pelajaran dan tiap-tiap
mata pelajaran disajikan tersendiri. Seperti di Perguruan Tinggi Agama Islam misalnya pada
fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab ada mata kuliah Nahwu, Sharaf,
Balaghah dan Muthala’ah. Di madrasah-madrasah ada mata pelajaran Al-Quran Hadits,
Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih.
2.    Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan suatu hubungan
antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau
karakteristik tiap bidang studi tersebut.
 Didalam kurikulum sekolah sekarang ini dikenal ada enam, yaitu:
a.       Pendidikan Agama Islam (Al-Quran dan al-Hadits, Akidah, Akhlak, Sejarah Kebudayaan
Islam dan Fiqh).
b.      Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, dan Ekonomi).
c.       Bahasa (Tata Bahasa, Mengarang, Menyimak, Kesusasteraan dan Pengaturan Bahasa).
d.      Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Kimia dan Biologi).
e.       Matematika (Berhitung, Aljabar, Geometrid an Aritmatika).
f.       Kesenian (Seni Tari, Seni Lukis, Seni Suara, Seni Pahat dan SEni Drama).
Sedangkan dalam Perguruan Tinggi Agama Islam misalnya pada semua fakultas ada mata
kuliah Bahasa Arab yang sebenarnya adalah fusi dari Nahwu, Sharaf, Khithabah, Balaghah,
Muhadatsah dan Muthala’ah.
3.      Integrated Curriculum
Integrated curriculum adalah kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit
dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang
lainnya.

Sedangkan menurut Hamalik jenis-jenis organisasi Kurikulum diantaranya, yaitu:


1.      Kurikulum mata pelajaran
Kurikulum mata pelajaran (isolated subjects atau subjectmatter curriculum) ini digunakan
sebagai bentuk kurikulum yang masih tradisional. Kurikuulum ini sejak lama diterapkan pada
sekolah-sekolah kita, sampai dengan munculnya kurikulum tahun 1968 dan kurikulum tahun
1975. Kurikulum ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing
berdiri sendiri.
b.      Tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak tersendiri dan diberikan pada waktu
tetentu.
c.       Hanya bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan
perkembangan aspek tingkah laku lainnya.
d.      Tidak didasarkan pada kebutuhan, minat, dan masalah yang ihadapi para siswa.
e.       Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan dalam
masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang.
f.       Pendekatan metodologi mengajar yang digunakan adalah sistem penuangan (imposisi) dan
menciptakan perbedaan individual dikalangan para siswa.
g.      Guru berperan paling aktif, dengan pelaksanaan sistem guru mata pelajaran dan
mengabaikan unsur belajar aktif dikalangan para siswa.
h.      Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum secara kooperatif.
Ciri-ciri diatas memperlihatkan dengan jelas berbagai kelemahan yang terdapat dalam
bentuk kurikulum ini. Olrh karena itu, muncul usaha untuk memperbaikinya dengan
mengajukan bentuk kurikulum yang lebih baru.
2.      Kurikulum dengan Mata Pelajaran Berkolerasi
Untuk mengurangi kelemahan dengan adanya keterpisahan diantara berbagai mata
pelajaran tersebut, diusahakanlah agar mata pelajaran tersebut tersusun dalam pola korelasi,
sehingga lebih mudah dipahami olrh para siswa. Inilah yang dinamakan dengan kurikulum
dengan mata pelajaran berkolerasi. Bentuk kolerasi ini terdiri atas dua pola, yaitu kolerasi
informal dan kolerasi formal.
Dalam bentuk korelasi informal, seorang guru mata pelajaran meminta agar guru mata
pelajaran lainnya mengorelasikan pelajaran yang akan diberikannya dengan bahan yang telah
diberikan oleh guru pertama. Sebagai contoh, guru sejarah akan mengajarkan sejarah perang
Diponegoro. Kemudian, guru ini meminta guru Ilmu Bumi agar membahas tentang daerah
geografis terjadinya perang Diponegoro tersebut. Selanjutnya, guru bahasa diminta agar
memberikan pelajaran bercerita tentang suasana masyarakat sewaktu terjadinya perang
tersebut.
Agak berbeda dengan korelasi sebelumnya, dalam korelasi formal beberapa guru
bersama-sama merencanakan untuk mengorelasikan mata pelajaran yang menjadi
tanggungjwabnya masing-masing. Caranya, para guru yang bersangkutan terlebih dahulu
menentukan suatu topik atau masalah. Misalnya, para guru menentukan topik “keluarga”.
Kemudian, guru Bahasa memberikan cerita yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, guru
Menyanyi mengajarkan nyanyian pengantar tidur, guru Ilmu Berhitung memberikan cara
pembuatan anggaran belanja dalam keluarga. Begitu seterusnya, sehingga para guru mata
pelajaran lainnya dapat memberikan sumbangan terhadap pembahasan topik tersebut. Jadi,
ciri-ciri kurikulum ini diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya.
b.      Sudah dimulai adanya usaha untuk merelevansikan pelajaran dengan permasalahan
kehidupan sehari-hari, kendatipun tujuannya masih penguasaan pengetahuan.
c.       Sudah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat dan kemampuan para
siswa, meski pelayanan terhadap perbedaan individual masih sangat terbatas
d.      Metode penyampaian menggunakan metode korelasi, meski masih banyak menghadapi
kesulitan.
e.       Meski guru memegang peran aktif, namun aktifitas siswa sudah mulai dikembangkan
3.      Kurikulum Bidang Studi
Sebagian ahli berpandangan bahwa kurikulum bidang studi (broadfield curriculum) ini
termasuk kedalam jenis kurikulum berkolerasi. Pandangan ini ada benarnya, karena bidang
studi (broadfield) sudah merupakan perpaduan atau fusi sejumlah mata pelajaran sejenis,
yang memiliki ciri-ciri yang sama. Batas-batas mata pelajaran yang telah berpadu tersebut
sesungguhnya sudah tidak terlihat lagi.
Ciri-ciri umum dari kurikulum bidang studi adalah sebagai berikut:
a.       Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran, yang didalamnya terpadu sejumlah mata
pelajaran sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama.
b.      Pelajaran bertitik tolak dari core subject yang kemudian diuraikan menjadi sejumlah pokok
pembahasan.
c.       Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah digariskan.
d.      Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.
e.       Guru berperan selaku guru bidang studi.
f.       Minat, masalah, serta kebutuhan siswa dan masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar
penyusunan kurikulum, walaupun masih dalam batas-batas tertentu.
g.      Dikenal berbagai jenis bidang studi seperti Mateatika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Bahasa, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Keterampilan,
Pendidikan Kesehatan dan Olahraga, Ilmu Keguruan, dan sebagainnya.
4.      Kurikulum Terintegasi
Dalam kurikulum terintegrasi atau terpadu (Integrated curriculum) ini, batas-batas diantara
semua mata pelajaran sudah tidak terlihat sama sekali, karena semua mata pelajaran sudah
dirumuskan dalam bentuk masalah atau unik. Jadi semua mata pelajaran telah terpadu sebagai
satu kesatuan yang bulat.
      Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini adalah sebagai berikut:
a.       Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi.
b.      Berdasarjan psikologi belajar Gestalt atau organismik.
c.       Berdasarka landasan sosiologisdan sosial kultural
d.      Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
e.       Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh mata pelajaran atau bidang studi yang
ada, tetapi lebih luas. Bahkan, mata pelajaran atau bidang studi baru dapat saja muncul dan
dimanfaatkan guna pemecahan masalah.
f.       Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik unit pengalaman
(experience unit) atau unit pelajaran (subject matter unit)
g.      Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Bahkan, peran murid lebih menonjol dalam
kegiatan belajar mengajar, dan guru bertindak selaku pembimbing.

Kendatipun bentuk kurikulum ini banyak sekali mengalami kemajuan dibandingkan


bentuk kurikulum sebelumnya, namun dengan berbagai alasan sampai sekarang
penggunaannya masih terbatas.
5.      Kurikulum Inti
Dalam studi kurikulum akan kita temukan berbagai pengertian tentang apa yang dimaksud
dengan istilaha kurikulum inti (core curriculum atau core program) ini. Spears mengatakan
bahwa
“the provision of a common body of growth experiences, usually spoken of as the core
curriculum”
"Penyediaan tubuh umum dari pengalaman pertumbuhan, biasanya disebut sebagai kurikulum
inti"
Sedangkan Leonard mengatakan bahwa;
“....that part of the curriculum, which takes as its major job, is the development of personal
social responsibility and competency needed by all youth to serve the needs of democratic
society”
“........bagian dari kurikulum, yang mengambil sebagai pekerjaan utama, adalah
pengembangan tanggung jawab sosial pribadi dan kompetensi yang dibutuhkan oleh semua
pemuda untuk melayani kebutuhan masyarakat demokratis "
Di lain pihak, Alberty mengatakan bahwa:
“ the core may be regard as that aspect of the total curriculum which is basic for all student,
and which conist of learning activities that are oeganised without reference to conventional
subjcts or lines”
"Inti mungkin menganggap sebagai aspek dari total kurikulum yang dasar untuk semua siswa,
dan yang conist kegiatan pembelajaran yang oeganised tanpa mengacu subjcts konvensional
atau garis"
Jadi, memang cukup banyak perumusan tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum
inti ini. Banyak dari berbagai pengertian tersebut  yang dapat membingungkan kita. Atas
dasar itu, Romine mencoba menyusun perumusan yang lebih komprehensif. Ia menyatakan
bahwa:
“ the core curriculum, core program, or core course may be defined as the part of the total
curriculum objectivies, which is scheduled for proportionally longer blocks of time”
"Kurikulum inti, program inti, atau inti saja dapat didefinisikan sebagai bagian dari total
tujuan kurikulum, yang dijadwalkan untuk blok proporsional lebih lama"
Perumusan Romine ini terlihat lebih lengkap dan tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Meskipun demikian, jika kita rinci perumusan tersebut mengandung sejumlah hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu:
a.       Kurikulum inti merupakan bagian dari keseluruhan kurikuum yang diperuntukkan bagi
semua siswa.
b.      Kurikulum inti bermaksud mencapai tujuan pendidikan umum.
c.       Kurikulum inti disusun dari garis-garis pelajaran namun tidak secara ketat ( bersifat luwes).
d.      Kurikulum inti disusun untuk jangka waktu yang lebih lama.

Pada umumnya, kurikulum inti memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1.      Ciri-ciri pokok (essential characteristic)
a.       Core pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan semua siswa.
b.      Core program berkenaan dengan pendidikan umum (general education) untuk memperoleh
bermacam-macam hasil (tujuan pendidikan).
c.       Berbagai kegiatan dan pengalaman core disusun dan diajarkan dalam bentuk kesatuan,
tidak dibatasi oleh garis-garis pelajaran yang terpisah.
d.      Core program diselenggarakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
2.      Ciri-ciri umum
a.       Perencanaan oleh guru-guru secara kooperatif.
b.      Pengalaman-pengalaman belajar disusun dalam unit-unit yang luas dan komprehensif
berdasarkan tantangan, minat, kebutuhan, dan masalah dari kalangan siswa dan masyarakat
sekitar.
c.       Core pelajaran menggunakan proses demokratis.
d.      Banyak dari core program yang dikaitkan dengan bimbingan dan pengajaran. Dalam hal
ini, guru mempunyai tanggung jawab bimbingan terhadap the core class.
e.       Core program secara lebih luas menggunakan sumber pengajaran yang luas dan prosedur
pengajaran yang lebih fleksibel dan variatif.
f.       Penggunaan tekhnik problem solving dalam core program.
g.      Guru dan murid saling mengenal satu sama lain dengan lebih baik, sehingga memudahkan
pemberian pelayanan terhadap perbedaan individual.
h.      Penilaian dilakukan dengan bemacam bentuk serta dikejarkan secara kontinu dan
menyeluruh.
i.        Pengalaman-pengalaman belajar bersifat fungsional serta melibatkan banyak kegiatan dan
tanggung jawab terhadap para siswa.
j.        Core progrm didomminasi oleh usaha yang bertujuan untuk mempebaiki pengajaran.

1.6 Kelebihan dan Kelemahan Jenis-jenis Organisasi Kurikulum

1.      Separated Subject Curriculum


a.       Kelebihan:
1)      Kurikulum ini sederhana dan mudah untuk direncanakan serta dilaksanakan.
2)      Kurikulum ini mudah diubah atau membuang sebagian materi pelajaran dan menggantinya
dengan yang lain.
3)      Kurikulum ini dipakai di pendidikan tinggi
4)      Dengan adany buku pelajaran maka bahan pelajaran dapat disajikan dengan mudah, logis
dan sistematis.
b.      Kelemahan:
1)      Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang terpisah, yang tidak berhubungan satu
denngan yang lainnya.
2)      Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak
dalam kehidupannya sehari-hari dimasyarakat.
3)      Kurikulum ini terlampau terbatas pada mata pelajaran.
4)      Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir.
2.      Correlated Curriculum
a.       Kelebihan Correlated currriculum.
Di antara beberapa kelebihan Correlated curriculum yaitu sebagai berikut:
1)      Jenis Correlated currriculum ini menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada siswa,
hal ini ditunjukkan dalam implementasinya kurikulum ini mata pelajaran disajikan dan dikaji
dari berbagai disiplin atau berbagai bidang ilmu.
2)      Dengan adanya pengkajian suatu topik dari berbagai bidang studi, maka pengetahuan dan
pemahaman siswa akan lebih mendalam dengan penguraian dan tinjauan lebih dari perpektif
ilmu.

3)      Correlated currriculum ini juga memberikan kemungkinan untuk menggunakan ilmu


pengetahuan secara lebih fungsional.
4)      Selain itu kelebihan jenis pengorganisasian kurikulum dengan bentuk Correlated
currriculumjuga dapat meningkatkan minat siswa terhadap apa yang dikaji karena adanya
korelasi antar berbagai bidang studi.(Syafruddin ,2005)
b.      Kekurangan Correlated currriculum.
Selain mempunyai beberapa keunggulan seperti yang telah di uraikan diatas correlated
curriculum juga juga tidak terlepas dari beberapa kelemahan, di antaranya yaitu sebagai
berikut:
1)      Guru akan kesulitan dalam menjalankan jenis kurikulum ini, hal ini dikarenakan oleh
kenyataan bahwa ada di antara para guru yang tidak atau kurang mampu menguasai antar
disiplin ilmu, sehingga berimplikasi pada mengaburkan pemahaman siswa.
2)      Pengetahuan yang diberikan kurang sistematis dan juga kurang mendalam pada berbagai
bidang studi.
3)      Urutan penyusunan dan penyampaian bahan (topik) tidak tersusun secara sitematis.

Sementara ditempat lain, berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan jenis correlated


curriculum ini H. Dakir dalam bukunya Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum  menjelaskan bahwa:
a.       Kelebihan correlated curriculum ini yaitu sebagai berikut:
1)      Ditinjau dari aspek pencapaian tujuan pengajaran maka correlated curriculum bisa lebih
mudah untuk memecahkan masalah secara utuh karena menggunakan berbagai tinjauan.
2)      Bahan pembelajaran dapat disusun secara fleksibel, sumber bahan tidak terbatas dan
penyusunan bahan tidak terpaku pada suatu bidang pengetahuan.
3)      Pembelajaran tidak membosankan, hal ini dikarenakan dalam mengkaji suatu topik tidak
hanya dibahas dari satu tinjauan.
4)      Dalam hal mengevaluasi, maka tidak hanya bisa dievaluasi hasil pembelajaran tapi juga
dapat dilakukan evaluasi proses.
5)      Guru bisa lebih bebas untuk berkreasi, baik dalam menggunakan metode maupun
pendekatan dalam proses belajar mengajar.
6)      Suatu topik yang dibahas bisa lebih terkesan pada peserta didik, hal ini dikarenakan
pembahasannya tidak hanya terpaku pada satu tinjauan tertentu. (H.Dakir, 2004)
b.      Kelemahan correlated curriculum ini yaitu sebagai berikut:
1)      Ditinjau dari aspek pencapaian tujuan pembelajaran dengan kurikulum ini kadang kala
dalam penjelasan setiap topik menjadi kabur hal ini dikarenakan dalam menjelaskan suatu
topik tidak dilakukan secara mendetail.
2)      Penyampaian bahan atau materi ajarnya tidak dilakukan secara sistematis.
3)      Kadang kala guru tidak bisa mengaplikasikan (menjalankan) kurikulum ini secara
sempurna, hal ini dikarenakan guru dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang luas yang
mencakup banyak bidang studi.
4)      Bagi peserta didik penggunaan kurikulum jenis ini mengakibatkan kurang mempunyai
pengetahuan yang mendalam dalam suatu bidang studi tertentu.
c.       Integrated Curriculum
a.       Kelebihan:
1)      Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat berkaitan erat dengan masalah
sosial sekitar siswa.
2)      Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang teori dan proses belajar mengajar.
3)      Sesuai dengan ide demokrasi.
4)      Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan atau kemampuan individu, minat dan
kematangan siswa baik secara individu maupun kelompok.
b.      Kelemahan:
1)      Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini.
2)      Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis.
3)      Terlalu memberatkan tugas-tugas guru.
4)      Siswa dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.

2.1 Pengertian Implementasi Kurikulum


Implementasi adalah suatu proses penerapan, ide, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis seingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi kurikulum dapat diartikan
sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.Implementasi Kurikulum
adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam
tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil
senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik,
baik perkembangan intelektual , emosional serta fisiknya

2.2 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum, didasari pada permen 22 tahun 2006. Beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan di setiap satuan pendidikan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,perkembangan dan kondisi peserta di
dik untuk menguasaikompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini
pesertadidik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta
memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan
menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menengakkan kelima pilar pelajar, yaitu : (a) belajar
untuk beriman dan bertaqwa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup
bersama dan berguna pada orang lain, (e) belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan
tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai,akrab,terbuka, dan hangat dengan prinsip tut
wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada.
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan kondisi alam,sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan serta muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.

2.3 Pendekatan dan Model Implementasi Kurikulum


Kurikulum yang telah tersusun harus diimplementasikan dilapangan. Para peneliti
atau para ahli dalam menyusun program implementasi kurikulum secara umum bertujuan
untuk mengukur derajat keberhasilan suatu inovasi kurikulum setelah suatu rencana
diterapkan, mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi
kurikulum.

Jackson ( 1991: 406) mengidentifikasi ada lima !aktor yangmenjadi penghambat


implementtasi kurikulum, yaitu :
1. Guru yang tidak inovatif
2. Guru yag tidak mempunyai keterampialn dan pengetahuan terhadap hal-hal baru
3. Tidak tersedia sarana
4. Ketidak cocokan kebijakan dengan inovasi
5. Tidak adanya motivasi

Jackson (1991 : 404) menjelaskan tiga pendekatan dalam implementasi kurikulum,


yaitu : (1) mutual adaptation, (2) fidelity perspective, (3) enactement curriculum.

2.4 Pihak yang Terkait dalam Implementasi Kurikulum


 Pihak-pihak yang terlibat atau terkait dengan implementasikurikulum adalah sebagai
berikut:

1. Pakar Ilmu Pendidikan

 Dalam praktik pengembangan kurikulum dan implementasi kurikulum pakar ilmu pendidikan ini


sering kali berada dalam posisi sebagai konsultan kurikulum dengan tugas yang sesuai dengan
kepakarannya.

2. Ahli Kurikulum

Yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat konsep, model ataupun persiapan pengelolaan
kurikulum yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari pakar pendidikan dan pakar kurikulum
administator pendidikan.

3. Supervisor

Implementasi kurikulum haruslah ada supervisor dalam kerangka tugas sebagai pemimpin
pendidikan, sehingga setiap supervisor berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah
kegiatan untuk mendatangi dan membimbing yang disupervisi, yaitu guru ke arah pencapaian tujuan
pendidikan sekolah.

4. Sekolah

Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan peran dan tanggung
jawab pihak lainnya dalam pendidikan di daerah yang bersangkutan.
5. Kepala sekolah 

Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi kurikulumadalah menjamin tersedianya dokumen


kurikulum,membantudan memberikan nasihat kepada guru, mengatur jadwalpertemuan guru dan m
enyusun laporan evaluasi.

6. Guru

Dalam implementasi kurikulum guru, dapat dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan
implementasi kurikulum. Mengingat pentingnya kepentingan keterampilan guru dalam
pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi kurikulum, wajar apabila pendidikan guru
haruslah diperhatikan dengan pertimbangan berbagai aspek yang dibutuhkan atau perlu
dikuasai oleh guru.

7.

2.5 Tahap-tahap implementasi Kurikulum

Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi.

1. Tahap Perencanaan Implementasi

Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan tujuan


implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Dalam setiap penetapan berbagai elemen
yang akan digunakan dalam proses implementasi kurikulum terdapat tahapan proses
pembuatan keputusan meliputi:

1) Idenfikasi masalah yang dihadapi ( tujuan yang ingin dicapai)


2) Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi,personalia,anggaran dan waktu.
3) Evaluasi setiap alternatif tersebut
4) Penentuan alternatif yang paling tepat.

2. Tahap Pelaksanaan Implementasi

Tahap ini bertujuan untuk Blue Print yang telah disusun dalam perencanaan dengan
menggunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada taha
perencanaan sebelumnya.
3. Tahap Evaluasi Implementasi

Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal :

1) Melihat prosespelaksanaan yang sedang berjalan sebagai tugas kontrol,apakah
pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana.
2) Melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil
dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan dengan
menggunakan suatu metode,sarana dan prasarana.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Organisasi Kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka


umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada peserta didik guna
tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan
Caswell dan Campbell telah merumuskan kriteria berikut:
1.      Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang
kontemporer
2.      Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa
3.      Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan sikap, dan sebagainya, yang
dipandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa
4.      Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu

Menurut Hamalik dalam pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang


meliputi:
1.      Prosedur Buku Pelajaran
2.      Prosedur Survei Pendapat
3.      Prosedur Studi Kesalahan
4.      Prosedur Mempelajari Kurikulum Lainnya
5.      Analisis Kegiatan Orang Dewasa
6.      Prosedur Fungsi Sosial
7.      Prosedur Minat Kebutuhan

Implementasi adalah suatu proses penerapan, ide, konsep, kebijakan atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis seingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi kurikulum dapat diartikan
sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.Implementasi Kurikulum
adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam
tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil
senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik,
baik perkembangan intelektual , emosional serta fisiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004


Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009.
Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional Dan Implementasi  Kurikulum, Jakarta: Quantum Teaching,
2005
Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: TERAS, 2009.
http://habapendidikan.blogspot.co.id/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htm
Mohamad Ansyar, KURIKULUM Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan, (Jakarta :
Kencana, 2009) hal. 448- 451
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal 77-78

 Mohamad Ansyar, KURIKULUM Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan, (Jakarta :


Kencana, 2009) hal.83

Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal 74-7

Anda mungkin juga menyukai