Anda di halaman 1dari 1

1.

      Kepemilikan Individual

Manusia diciptakan dengan fitrah yang sudah ditetapkan oleh Allah dan tidak akan
keluar dari fitrah tersebut. Hal itu sesuai dengan dengan firmanNya surat  ar Rum ayat 30
“  Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Kemudian ada sebuah
hadits yang juga berbicara tentang hal yang sama “Tidaklah seseorang itu dilahirkan kecuali
dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani
atau Majusi.”

Ketika fitrah yang dimaksudkan adalah hal yang mencakup segala aspek kehidupan,
maka apa sebenarnya fitrah manusia dalam hal keuangan dan perkonomian.
Allah SWT berfirman dalam surat al “Adiyat ayat 8 “Dan Sesungguhnya dia sangat bakhil
Karena cintanya kepada harta.” Meskipun para ahli tafsir mempunyai perbedaan pendapat
tentang hakekat dari “berlebihan” dalam hal kecintaan mereka ini, tapi perbedaan itu tidak begitu
jauh, yang intinya manusia itu menyukai harta. Dalam Shohih Muslim disebutkan “Andai kata
seorang anak Adam mempunyai 2 lembah yang berisi harta, niscaya mereka akan mencari yang
ketiga.” Berlandaskan dari nash yang disebutkan di atas, maka syari’ah memberi jawaban untuk
fitrah dari model ekonomi Islam, yaitu kepemilikan individual. Tetapi kepemilikan individual di
sini tidak sama sebagai mana yang ada pada kapitalisme yang malah menjerumuskan manusia
pada kecintaan materi.  Maka kepemilikan individual dalam Islam memiliki batas-batas,
ketentuannya, serta kewajibannya sendiri yang nantinya akan saling melengkapi dengan
kepemilikan umum sebagaimana disebutkan pada pembahasan sebelum ini.

Al-Quran juga menerangkan dalam beberapa ayat yang menisbahkan harta kepada individual,
diantaranya adalah “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang bathil.”  Atau ayat lain “Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu.”.  Jika dihitung, maka setidaknya kita akan
mendapatkan 54 ayat yang menisbahkan harta kepada individual, dan itu belum termasuk bentuk
kalimat yang tidak langsung. Kepemilikan individual yang sudah dijelaskan di atas sama sekali
tidak bertentangan dengan prinsip kepemilikan mutlak yang dinisbahkan kepada Sang Pencipta
Alam. Atau dengan kata lain bahwa pemilik haqiqi sebenarnya Allah SWT. Disebutkan

Anda mungkin juga menyukai