Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN KEGIATAN

PELAKSANAAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)/KULIAH


KERJA NYATA (KKN)
DI DESA KWALA AIR HITAM KECAMATAN SELESAI KABUPATEN
LANGKAT
TAHUN 2020

D
I
S
U
U
N
OLEH :

KETUA : SURYA C.L SIHOMBING (1722171037)


ANGGOTA :
1. NINING VATUNAH (1701031031)
2. NOVAULINA SITOHANG (1601011149)
3. NOVELLA YANTI BR PERANGIN-ANGIN (1601011150)
4. NOVI DARMAYANI (1601011151)
5. CICILIA SITANGGANG (1601011240)
6. IDA HAIRANI (1601011242)
7. MONYTHA TELAUMBANUA (1718180113)
8. MARNI HALAWA (1718180110)
9. SRIWULANDARI DUHA (1718180112)

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020
i
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2020

HALAMAN PENGESAHAN

Kelompok : XXX (Tiga puluh)


Ketua Kelompok : SURYA C.L SIHOMBING (1722171037)
Anggota : NINING VATUNAH (1701031031)
NOVAULINA SITOHANG (1601011149)
NOVELLA Y BR PERANGIN-ANGIN (1601011150)
NOVI DARMAYANI (1601011151)
CICILIA SITANGGANG (1601011240)
IDA HAIRANI (1601011242)
MONYTHA TELAUMBANUA (1718180113)
MARNI HALAWA (1718180110)
SRIWULANDARI DUHA (1718180112)

Program Studi : D4 kebidanan, S1 farmasi, D3 kebidanan dan D3 keperawatan


Lokasi PBL/KKN : Desa Kwala Air Hitam, Kecamatan Selesai, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara

Medan, ………., ……….. 2020


Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing Kepala Desa ……..

(Sry Aryanda M.Si,Apt) (Bambang Mariadi)


NIDN……………….. NIP. ……………………

Diketahui Oleh
Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 ii
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

(Darwin Syamsul, S.Si.,M.Si.,Apt)


NIDN……………
RENCANA PROGRAM KERJA
DESA KWALA AIR HITAM KECAMATAN SELESAI KABUPATEN
LANGKAT TAHUN 2020

NO Hari/ Program Kerja Kegiatan


Tanggal/Pukul
1. 13 Maret 2020 Pengumpulan Data/ Pengkajian Data Langkah I
Keluarga -Door to door di rumah warga
-Tabulasi data

2 14 Maret 2020 Pengkajian Data keluarga Langkah II dan III


-Identifikasi diagnose atau
masalah potensial
-Identifikasi kebutuhan yang
memerlukan penanganan
segera
-Tabulasi individu selesai
(sudah diberikan ke ketua
kelompok masing-masing dan
diteruskan ke ketua umum)

3. 16 Maret 2020 - Perencanaan FGD/Pelaksanaan Langkah IV


FGD - Tindakan segera
untuk mengatasi
masalah potensial
Langkah V dan VI
- Perencanaan dan
pelaksanaan
managemen asuhan
kebidanan komunitas
(setiap kelompok)
- Melakukan
pembinaan pada
keluarga binaan
- Penyuluhan - Persiapan SAP dan
penetuan lokasi
penyuluhan bekerja
sama dengan
pustu/kades

- Pelaksanaan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 iii
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

penyuluhan tentang
“KB Alamiah”
4. Penutupan PBL di balai desa

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PROGRAM KERJA
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................... 2
1.2.1. Tujuan Umum........................................................... 2
1.2.2. Tujuan Khusus.......................................................... 2
1.3. Metode Pengumpulan Data.................................................. 3
1.4. Ruang Lingkup dan Sasaran................................................. 3
1.4.1. Ruang Lingkup......................................................... 3
1.4.2. Sasaran...................................................................... 4
1.5. Gambaran Umum Desa........................................................ 5
1.5.1. Denah Lokasi Desa................................................... 5
1.5.2. Struktur Organisasi Dusun....................................... 6
1.5.3. Keadaan Umum Geografi Desa................................ 7
1.6. Lokasi Dan Waktu................................................................ 7
1.6.1. Lokasi ..................................................................... 7
1.6.2. Waktu...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................ 8


2.1. Masyarakar Perkotaan dan Pedesaan................................... 8
2.1.1. Pengertian Masyarakat............................................. 8
2.1.2. Masyarakat Perkotaan.............................................. 10
2.1.3. Masyarakat Pedesaan............................................... 12
2.1.4. Perbedaan Desa Dan Kota........................................ 14
2.1.5. Hubungan Antara Desa Dan Kota............................ 14
2.1.6. Aspek Positif dan Negatif......................................... 15
2.1.7. Sejarah Desa Kwala Air Hitam................................ 16

BAB III PEMBAHASAN............................................................................. 18


3.1. Tabulasi Data Penduduk....................................................... 18
..............................................................................................
3.2. Kesimpulan........................................................................... 38
3.3. Perumusan Masalah dan Penetapan Masalah....................... 38

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 iv
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

3.4. Skala Prioritas Masalah........................................................ 39


3.5. Rencana Penanggulangan..................................................... 40
3.6. Rencana Penanggulangan Keluarga Binaan ........................ 41

BAB IV PENUTUP...................................................................................... 43
4.1. Kesimpulan........................................................................... 43
4.2. Saran..................................................................................... 44
4.2.1. Bagi Mahasiswa....................................................... 44
4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan.......................................... 44
4.2.3. Bagi Kepala Dusun VI............................................. 44
4.2.4. Bagi Tenaga Kesehatan, Puskesmas Dan Dinas
Kesehatan................................................................. 44
4.2.5. Bagi Masyarakat....................................................... 44

LAMPIRAN:
1. SAP
2. LPJ
3. Dokumentasi

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 v
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hakikat dasar pembangunan adalah pembangunan masyarakat manusia


seutuhnya menuju masyarakat adil dan makmur secara merata berdasarkan
pancasila, salah satu bagian integral dari pembangunan Nasional adalah
pembangunan di bidang Kesehatan Nasional yang bertujuan agar tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat sebagai penduduk, sehingga dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan yang
umum dari tujuan nasional.
Dalam pembangunan berwawasan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2015,
Ahli Madya Kebidanan sebagai tenaga professional dapat memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat terutama ibu dan anak dalam menanggulangi
berbagai permasalahan kesehatan ibu dan anak di masyarakat.
Agar menghasilkan tenaga bidan yang professional diperlukan pembinaan
yang terarah dan terpadu dalam proses belajar di masyarakat secara mandiri, pada
kasus nyata dan pendapat pengalaman nyata kebidanan terkini.
Praktik Belajar Lapangan merupakan salah satu upaya peningkatkan mutu
pendidikan, dengan terjun langsung ke masyarakat, mahasisiwi akan mampu
menerapkan teori yang sama dalam hal kebidanan komunitas.
Dalam hal ini Progran Studi D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia
Medan di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam Kecamatan Selesai sebagai tempat
Praktek Belajar Lapangan (PBL) bagi Mahasiswi Semester VI kelompok 30,
sehingga Mahasiswi dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang telah
diperoleh dibangku kuliah.
Dusun VI adalah bagian dari Desa Kwala Air Hitam Kecamatan Selesai,
sebagian besar Masyarakat Dusun VI adalah sasaran dalam kegiatan Praktek
Belajar Lapangan ini.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 6
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Mahasiswi mampu melaksanakan asuhan Kebidanan komprehensif/


menyeluruh sepanjang daur ulang kehidupan wanita meliputi :Ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, BBL, ibu menyusui, KB, balita, anak prasekolah, sekolah,
remaja, dewasa, menopause, lansia secara normal, ataupun patologi di komunitas.
1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada ibu hamil.

2. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada ibu bersalin.

3. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada ibu menyusui.

4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada bayi.

5. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada balita.

6. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada anak pra sekolah.

7. Mahasiswa mampu melakukanasuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada remaja.

8. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada wus.

9. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada pus.

10. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada ibu pra menopause (klimakterium).

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 7
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

11. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada ibu menopause.

12. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan yang menyeluruh

atau komprehensif kepada ibu lansia (senium).

1.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan selama PBL di Dusun VI Desa

Kwala Air Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

1. Observasi

Yaitu pengamatan langsung untuk mengetahui keadaan kesehatan

lingkungan

2. Wawancara

Yaitu Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara

melakukan wawancara secara langsung dengan masyarakat.

1.4. Ruang Lingkup dan Sasaran

1.4.1. Ruang lingkup

Ruang lingkup dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini adalah

wanita sepanjang daur ulang kehidupannya.

1.4.2. Sasaran

Sasaran dalam pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini adalah:

1. Ibu Hamil

2. Ibu Bersalin

3. Ibu Nifas

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 8
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

4. Ibu Menyusui

5. Bayi

6. Balita

7. Anak Pra Sekolah

8. Remaja

9. WUS

10. PUS

11. Pra Menopause

12. Menopause

13. Lansia (Senium)

1.5. Gambaran Umum Desa

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 9
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

I.5.1 Denah /gambaran lokasi dusun keluarga binaan


2. Lokasi

Dusun : VI ( Enam )

Desa : Kwala Air Hitam

Kecamatan : Selesai

Kabupaten : Langkat

Rumah
Dusun VI Desa Kwala Air

Induk semang
Hitam

Rumah
kel.binaan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 10
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

1.5.2. Struktur Organisasi Pemerintah


KEPALA DESA
Bambang mariadi
SEKRETARIS DESA
Abdul Halim Rangkuti

Kaur Umum Kaur Keuangan


Darwin Fahriza Nurhayati Sudir

Kaur pelayanan Kaur Pemerintah


H.arjunil Kadim M.risky Nst

Kepala Dusun-I Kepala Dusun III Kepala Dusun


Kepala Dusun V
Supriadi Jumingin VII
Fuad stiawan
Mahyaruddin
NST,S.Si
Kepala Dusun-II Kepala Dusun IV Kepala Dusun VI
Azuar effendi Muhammad Suprayetno Kepala Dusun VIII
Habli Bambang suriono

1. Kepala Desa : Bambang mariadi


2. Sekretaris Desa : Abdul Halim Rangkuti

3. Kaur Pemerintahan : M.risky Nst


4. Kaur Pelayanan : H.arjunil Kadim
5. Kaur Umum Kesra/Kesos : Darwin Fahriza
6. Kaur Keuangan : Nurhayati Sudir
7. Kadus Dusun I : supriadi
8. Kadus Dusun II : azuar effendi
9. Kadus Dusun III : jumingin
10. Kadus Dusun IV : muhammad habli
11. Kadus Dusun V : fuad stiawan
12. Kadus Dusun VI : suprayetno
13. Kadus Dusun VII : Mahyaruddin NST,S.Si
14. Kadus Dusun VIII : Bambang suriono

1.5.3. Keadaan Umum Geografi Desa

Nama Desa : Kwala Air Hitam

Kecamatan : Selesai

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 11
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Kabupaten : Langkat

Data Geografis

1. Luas Daerah : 1.345 Ha

2. Luas Daerah : Desa Kwala Air Hitam

3. Kecamatan : Selesai

4. Daerah Wilayah

a. Utara : Berkulab
b. Selatan : Padang Cermin
c. Barat : Kuta Parit
d. Timur : Padang Cermin
5. Jumlah Penduduk : 2.880 Jiwa

6. Jumlah Keluarga : 916 KK

1.6. Lokasi dan Waktu

1.6.1. Lokasi

Lokasi pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL), adalah di Dusun VI

Desa Kwala Air Hitam Kec. Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020.

1.6.2. Waktu

Waktu Pelaksaan Praktek Belajar Lapangan(PBL) adalah pada tanggal 10

Maret s/d 23 Maret 2020

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan

2.1.1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang mendiami atau bertempat

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 12
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

tinggal dalam suatu wilayah dan saling berinteraksi satu sama lain, memiliki

kepentingan bersama untuk maju dalam pembangunan dan saling bersosalisasi.

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

terbuka (atau semi tertutup) dimana sebahagian besar interaksi adalah antara

individu-individu yang berada dalam sekelompok tersebut. Kata-kata masyarakat

sendiri berasal dari bahasa arab, musyawarah lebih abstraknya sebuah masyarakat

adalah suatu jaringan hubungan- hubungan antara entitas-entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interpeden (saling tergantung

satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu

sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

“penduduk” grafiec tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan

adalah studi alamiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan

serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dan waktu ke waktu ilmu

demografi ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif.

Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang formal, demografi-

demografi formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan

matematik. Tetapi demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan

aspek-aspek kependudukan secara deskriptif analitik. Sedangkan studi-studi

kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan, fenomena dan

masalah-masalah penduduk dan keadaannya dengan situasi sosial disekitarnya.

Ilmu kependudukan yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah

lebih menyerupai seperti studi atur, disiplin ilmu yang dipandu dengan analisa

demografi yang lazim diberi istilah demografi sosial, disiplin lain banyak

berhubungan dengan demografi antara lain matematika geografi, sosiologi,

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 13
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

ekonomi dan kedokteran.

Tujuan dan kegunaan ilmu kependudukan :

Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu kita

perhatikan, cacat kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi

sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah morbilitas sosial dan

tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian

digunakan sebagai variabel yang banyak menerangkan hak akwal tentang jumlah

dan distribusi frekuensi penduduk pada tempat tertentu tentang pertumbuhan masa

lampau dan perubahannya. Tentang hubungan perkembangan penduduk dengan

berbagai variabel sosial, dan tentang prediksi pertumbuhan penduduk dimasa

mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya. Berbagai macam

informasi tentang kependudukan sangat berguna bagi berbagai pihak didalam

masyarakat. Bagi pemerintah informasi tentang kependudukan sangat membantu

didalam menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan,

kesejahteraan, pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi

sektor swasta informasi tentang kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para

pengusaha industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk

perencanaan penduduk dan pemasaran.

Para ahli biasanya membedakan antara ilmu kependudukan (demografi)

dengan studi-studi tentang kependudukan (populasion studies) demografi berasal

dari kata Yunani yaitu demos.

Menurut Syaikh Taqyuddin An. Nabhani, sekelompok manusia dapat

dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta

sistem/aturan. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 14
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

berinteraksi sesame mereka berdasarkan permasalahan. Masyarakat sering

diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata percaharian. Pakar

ilmu sosial mengindentifikasi ada masyarakat pemburu.

Masyarakat sering mengorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam

bermata pencaharian, pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada masyarakat

pemburu, masyarakat pustural nermalis, masyarakat bercocok taman dan

masyarakat agrarikultural intensif, yang juga disebut masyarakat pedalaman.

Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan industri sebagai kelompok

masyarakat agrikultural tradisional.

Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya,

berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,dan

masyarakat negara.

2.1.2. Masyarakat Perkotaan

Secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat

bekerja, tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan lain- lain.

Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih luas lagi antara

lain sebagai berikut :

1. Sebagai pusat pemukiman penduduk.

2. Sebagai pusat kegiatan ekonomi.

3. Sebagai pusat kegiatan sosial budaya.

4. Sebagai pusat kegiatan politik dan administrasi.

Ciri-ciri fisik kota sebagai berikut:

1. Tersedianya tempat- tempat untuk pasar dan pertokoan.

2. Tersedianya tempat-tempat untuk parkir.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 15
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

3. Tersedianya sarana rekreasi dan sarana olahraga.

Ciri-cirikehidupan kota adalah sebagai berikut:

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat

penghasilan,tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial diantara warganya.

3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan

pertimbangan perbedaan kepentingan,situasi dan kondisi kehidupan.

4. Warga kota umum nya sangat menghargai waktu.

5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip

ekonomi.

6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial

disebabkan adanya keterbukaan terhadap pengaruh luar.

7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat

solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

2.1.3. Masyarakat Pedesaan

Desa dalam pengertianya adalah pemukiman manusia diluar kota yang

penduduknya berjiwa agraris, dalam keseharian disebut kampung, sehingga ada

dalam istilah pulang kampung atau pulang kekampung halaman. Desa ialah

bentuk kesatuan administratif yang disebut kelurahan, lurahnya kepala desa.

Dalam lingkup kota yang dipenuhi pertokoan, pasar dan deretan kios.

Desa dalam defenisi lainnya ialah suatu tempat atau daerah dimana

penduduk berkumpul dan hidup bersama, menggunakan lingkungan setempat

untuk mempertahankan kelangsungan dan pengembangan kehidupan mereka.

Desa ialah pola pemikiran yang bersifat dinamis, dimana para penghuninya

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 16
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

senantiasa melakukan adaptasi spesial dan ekologis dimana kegiatannya

berpengaruh pada jiwa agraris, desa dalam arti administratif.

Menurut peraturan pemerintahan Nomor 27 Tahun 2005 tentang desa,

disebut bahwa desa adalah kesatuan massyarakat hukum yang memiliki batas-

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian

dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari

perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur

wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat

dirubah statusnya menjadi kelurahan.

Ciri- cirinya sebagai berikut :

a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.

b. Adanya pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.

c. Cara berusaha(ekonomi) adalah agraris yang paling umum dan sangat

dipengaruhi alam seperti: iklim,keadaan alam,kekayaan alam, sedangkan

pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Macam, jenis dan pembagian desa pedesaan berdasarkan potensi fisik dan non

fisik, yakni :

1. Desa Terbelakang atau Desa Swadaya

Desa terbelakang adalah desa yang kekurangan sumber daya manusia atau

tenaga kerja dan juga kekurangan danasehingga tidak mampu memanfaatkan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 17
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

potensi yang ada didesanya. Biasanya desa terbelakang berada diwilayah

yang terpencil jauh dari kota, taraf berkehidupan miskin dan tradisional serta

tidak memiliki sarana dan prasarana penunjang yang nencukupi.

2. Desa Sedang Berkembang atau Desa Swakarsa

Desa sedang berkembang adalah desa yang mulai menggunakan dan

memanfaatkan potensi fisik dan non fisik yang dimilikinya tetapi masih

kekurangan sumber keuangan atau dana. Desa swakarsa belum banyak

memiliki sarana dan prasarana desa yang biasanya terletak didaerah peralihan

desa terpencil dan kota. Masyarakat pedesaan swakarsa masih sedikit yang

berpendidikan tinggi dan tidak bermata pencaharian utama sebagai petani di

pertanian saja serta banyak mengerjakan sesuatu secara gotong-royong.

3. Desa Maju atau Desa Swasembada

Desa maju adalah desa berkecukupan dalam hal sumber daya manusia dan

juga dalam hal dana modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan

menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara maksimal.

Kehidupan desa swasembada sudah mirip kota yang modern dengan

pekerjaan mata pencaharian yang beraneka ragam serta sarana dan prasaranan

yang cukup lengkap untuk menunjang kehidupan masyarakat pedesaan maju.

2.1.4. Perbedaan Desa Dan Kota

Menurut Soekanto (1994) perbedaan tersebut sebenarnya tidak

mempunyai hubungan dengan pengertian masyarkat sederhana, karena dalam

masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa pasti mempunyai pengaruh-

pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan,

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 18
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

pada hakikatnya bersifat gradual.

2.1.5. Hubungan antara Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang

terpusat sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan wajar diantara

keduanya terdapat hubungan yang erat bersifat ketergantungan karena diantara

mereka saling membutuhkan.Kota tergantung pada desa dalam memenuhi

kebutuhan warganya atau bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, buah,

dagingdan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-

jenispekerjaan tertentu dikota,misalnya sajaburuh bangunan dalam proyek-proyek

perumahan,proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan

tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat

musim tanam mereka sibuk bekerja di sawah, bila pekerjaan dibidangpertanian

mulai menyurut sementara menunggu masa panen mereka merantau kekota

terdekatuntuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

2.1.6. Aspek Positif dan Negatif

Untuk menunjang aktifitas warganya serta untuk memberikan suasana

aman, tentram dan nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada keharusan

menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan untuk mengatasi

berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya dengan kata lain

kota harus berkembang.

Kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan kota harus dapat dilihat

dalam kerangka pendekataan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 19
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penangan masalah

kota sebagai berikut :

1. Menekan angka kelahiran.

2. Mengalihkan pusat pembangunan politik(industri) kepinggir kota.

3. Membendung urbanisasi.

4. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah.

5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota kecil atau desa-desa yang telah ada

disekitar kota besar.

6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.

Pengembangan tiga komponen yaitu penduduk, kegiatan usaha dan wadah,

yang tidak seimbang antara ketiganya akan menimbulkan kondisi kota yang tidak

positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan

kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan

fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.

Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak

mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya

karena keduanya saling mempengaruh.

2.1.7. Sejarah Desa Kwala Air Hitam

Desa Kwala Air Hitam adalah desa yang terletak di kecamatan Selesai

Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Desa Kwala Air Hitam berdiri /

terbentuk dari tahun 11 Maret 1996. Desa Kwala Air Hita, awalnya merupakan

kawasan rawa yang menjadi muara. Disebut “Kwala Air Hitam” karena dasar alur

sungai itu warnanya hitam, sehingga air rawa pun tampak berwarna hitam.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 20
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

1. Kepala desa/lurah

a) Nama : Bambang Mariadi

b) Perangkat/gol :-

c) NIP :-

d) Pendidikan terakhir :SLTA

e) jenis kelamin :Laki laki

2. Sekretaris Desa

a) Nama : Abdul Halim Rangkuti

b) Perangkat/gol :

c) Pendidkan terakhir : SLTA

d) Jenis kelamin :laki laki

3. Ketua BPD

a) Nama : Maino Rasyidi

b) Pendidikan terakhir : SLTA

c) Jenis kelamin :laki laki

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 21
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tabulasi Data Penduduk Desa


Tabel 1.
Distribusi Frekuensi penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di
Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020

Jenis Kelamin
Kelompok
Pria Wanita Jumlah %
Umur
F % F %
0-6 bulan 1 1,23 %      1 1,23 %
7-12 bulan          
2-3 Tahun 1  1,23 % 1 1,23 2 2,47 %

4-5 tahun 3  3,70 % 2 2,47 5 6,17 %

6-10 Tahun 3 3,70 %  5 6,17 8 9,88 %

11-15 tahun 1 1,23 %  5 6,17 6 7,41 %

16-21 Tahun 2 2,47 %  5 6,17 7 8,64 %

22-35 Tahun 10  12,34 6 7,41 16 19,76 %
% % 
36-45 Tahun 6 7,41 %  9 11,11 15 18,52 %

46-55 Tahun 7 8,64 %  3  3,70 10 12,34 %
%
56-65 Tahun 2 2,47 %  4  4,93 6 7,41 %
%
>65 Tahun 2 2,47 %  3  3,70 5 6,17 %
%
Total 38 46,89 % 43 53,06 81 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 2.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 22
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Distribusi frekuensi Penduduk menurut Agama Di Desa Air Hitam Dusun X


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020

Jumlah
Agama
F %
Islam 19 100 %
Batak Protestan
Batak Katolik
Budha
Hindu

Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 3.
Distribusi frekuensi penduduk menurut Suku Bangsa Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Jumlah
Suku Bangsa
F %
Jawa 14 73,68 %
Batak Toba  
Batak Karo 3 15,79 %
Nias  
Padang  
Melayu 1 5,26 %
Kalimantan  
Simalungun  
Mandailing
Aceh 1 5,26 %
Total 19 99,99 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Di Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Tahun 2020
Jumlah
Tingkat Pendidikan
F %
Tidak sekolah 1 5,26 %
SD 8 42,10 %

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 23
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

SMP 5 26,32 %
SMA 5 26,32 %
PT
Baca Tulis  
Buta Huruf  
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 5
Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan Di Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan
Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Pekerjaan Jumlah %
Kepala Desa 1 5,26 %
ABRI  
PNS  
BURUH 2 10,53%
Pegawai Swasta 1 5,26 %
Petani 7 36,84 %
Wiraswasta 7 36,84 %
Ibu Rumah Tangga 1 5,26 %
Tidak Tetap
Total 19 99,99 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 6
Distribusi Anggota Keluarga yang Pernah Menderita Penyakit Di Desa Air Hitam
Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Jenis Penyakit Jumlah %
TBC
Hepatitis 1 4,76 %
Penyakit Jantung
DM 1 4,76 %
Hipertensi 7 33,33 %
Anemia 1 4,76 %
Dan Lain-lain 11 52,38 %
Total 21 100 %

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 24
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 7
Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Kematian Menurut Golongan Umur Di
Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Kematian
Hamil / Infeksi
Umur Penyakit Kecelakaan
Melahirkan Neonatus
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
0-5 Thn
6-10 Thn
11-15
Thn
16-20
Thn
21-25
Thn
26-30
Thn
31-35
Thn
36-40
Thn
41-45
Thn
46-50
Thn
51-55
Thn
56-60
Thn
>60 Thn
Total

Tabel 8
Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Umur Ibu dan Usia Kehamilan Di Desa
Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Usia Kehamilan
Umur
TM I TM II TM III
Ibu Jumlah %
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
<20 Thn
21-25

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 25
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Thn
26-30
Thn
31-35
Thn
>35 Thn
Total

Tabel 9
Distribusi Kesehatan Anggota Keluarga
Berdasarkan Penggunaan Obat-Obatan yang pernah dikonsumsi Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Jenis Obat- Cara Konsumsi Banyaknya %
Obatan Jumlah
Konsumsi/Hari

Total

Tabel 10
Distribusi Kesehatan Anggota Keluarga
Berdasarkan Penggunaan Obat-Obatan yang Sedang dikonsumsi Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Jenis Obat- Cara Konsumsi Banyaknya %
Obatan Jumlah
Konsumsi/Hari
Bodrex Oral 2x1
Paracetamol Oral 3x1
Asam mefenamat Oral 3x1
alupurinol Oral 2x1
metformin Oral 1x1
glibenclamida Oral 1x1
Simfastatin Oral 1x1
Total 7 7

Tabel 11
Distribusi Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilan Di Desa Air Hitam Dusun
X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Memeriksa Kehamilan Jumlah %
Ya
Tidak
Total

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 26
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Tabel 12
Distribusi Alasan Ibu Hamil Memeriksakan Kehamilan Di Desa Air Hitam Dusun
X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %
Malas
Tidak Tahu
Kurang Informasi
Fasilitas kesehatan yang
jauh
Total

Tabel 13
Distribusi Pemeriksaan Ibu Hamil Berdasarkan Pemberian Pelayanan Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Pemberian Pelayanan Jumlah %
Dokter
Bidan
Perawat
Peraji
Total

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 14
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabel Fe Selama Kehamilan Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Ya Tidak
Usia Kehamilan Jumlah %
Jumlah % Jumlah %
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Total

Tabel 15
Distribusi Alasan Ibu Hamil tidak Mengkonsumsi Tabet Fe Di Desa Air Hitam
Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 27
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Tidak Tahu
Malas
Sering Lupa
Total

Tabel 16
Distribusi Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Pemberian Imunisasi Jumlah %
Lengkap
Tidak Lengkap
Belum Pernah
Total

Tabel 17
Distribusi Alasan Ibu Hamil Tidak Imunisasi TT Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %
Tidak Tahu/ANC  
Fasilitas Kesehatan Jauh    
Belum Waktunya    
Total    

Tabel 18
Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Tempat Persalinan dan Penolong Persalinan
Di Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Penolong Persalinan
Tempat
Dokter Bidan Perawat Dukun Jlh %
Persalinan
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %
Puskesmas                    
Klinik                    
Praktek dr                    
Praktek                    
Bidan                    
Praktek                    
Perawat                    
Rumah                    
Total                    

Tabel 19
Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 28
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Distribusi Riwayat Obstetrik yang dialami Ibu Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Riwayat Obstetri Jumlah %
Abortus 3 100 %
Prematur
Imatur
Solusio Plasenta
Plasenta Previa
PPH
SC
Total 3 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 20
Distribusi Perilaku Ibu Dalam Menyusui & Alasannya Di Desa Air Hitam Dusun
X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Tidak Menyusui
Perilaku Tidak Ada Bayi Malas
Jlh % Ibu Bekerja
Ibu ASI Menyusui
Jlh % Jlh % Jlh %
Tidak
Menyusu
i
Menyusu 1 100
i %
Total 1 100
%

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 21
Distribusi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Pemberian ASI Eksklusif Jumlah %
Ya 1 100 %
Tidak
Total 1

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 29
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret


s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 22
Distribusi Alasan Ibu Memberikan MP ASI Pada Bayi Terlalu Dini Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %
ASI Tidak Cukup
Bayi Rewel
Ibu Bekerja
Takut Payudara Rusak
Total

Tabel 23
Distribusi Peran Serta PUS Menjadi Akseptor KB Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Peran Serta Jumlah %
Akseptor 5 38,46 %
Non Akseptor 8 61,54 %
Total 13 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 24
Distribusi PUS Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Jenis Alat Kontrasepsi Di
Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Jenis Alat Kontrasepsi Jumlah %
PIL 5 100 %
Kondom
Suntik
Pantang Berkala
Coitus Interuptus
IUD
Implant
MOW/MOP
Total 5 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 30
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Tabel 25
Distribusi Alasan PUS Tidak aktif Menjadi Akseptor KB Di Desa Air Hitam
Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %
Takut
Dilarang
Tidak cocok D.O
Menyusui
Ingin Punya Anak 4 100 %
Kurang informasi
Mengkonsumsi jamu
Total 4 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 26
Distribusi Pendidikan Kelompok Umur Bayi dan Balita Berdasarkan Jenis
Kelamin Di Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
tahun 2020
Jenis kelamin
Kelompok
♂ ♀ Jumlah %
Umur
Jumlah % Jumlah %
6-12 Bulan      
13-24 Bulan 1 14, 29   1 14,29 %

25-36 Bulan     1 14,29 % 1 14, 29 %
37-48 Bulan 3 42,85 2 28,57 % 5 71,42 %

49-60 Bulan      
Total 4  57,14 3 42,86 % 7 100 %
%

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 27
Distribusi bayi yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 31
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Pemberian Imunisasi Jumlah %


Dasar
Ya 8 100 %
Tidak  
Total 8 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 28
Distribusi Alasan Bayi Tidak Mendapatkan Imunisasi Dasar Di Desa Air Hitam
Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %
Takut Anak Demam
Kurang Informasi
Tidak Ada Waktu
Tidak Ada Dana
Dilarang Suami
Total

Tabel 29
Distribusi Balita Menurut Kelengkapan Imunisasi Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Kelengkapan Imunisasi Jumlah %
Lengkap 7 100 %
Tidak Lengkap  
Belum Lengkap  
Total 7 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 30
Distribusi Bayi dan Balita yang dilakukan Penimbangan Berat Badan/Bulan Di
Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Penimbangan Jumlah %
Teratur
Tidak Teratur
Tidak sama sekali
Total

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 32
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Tabel 31
Distribusi Alasan Bayi dan Balita Tidak dilakukan Penimbangan Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Alasan Jumlah %
Informasi yang kurang
Fasilitas kesehatan yang 3 100 %
jauh
Tidak sempat
Takut
Total 3 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 32
Distribusi Status Gizi Bayi/Balita menurut KMS Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Kelompok Jumla
Buruk Sedang Baik %
Umur h
Jlh % Jlh % Jlh %
0-12 bulan 1 12,5 % 1 12,5 %
12-24 bulan 1 12,5 % 1 12,5 %
25-36 bulan 1 12,5 % 1 12,5 %
37-48 bulan 5 62,5 % 5 62,5 %
49-60 bulan  
Total 8 100 % 8 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 33
Distribusi WUS Berdasarkan Usia Menarche Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Usia Menarche Jumlah %
<10 Tahun
10-20 Tahun 10 100 %

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 33
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

>20 Tahun
Total 10 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 34
Distribusi WUS Berdasarkan Status Pernikahan Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Status Pernikahan
Kelompo Belum Menikah Menikah Janda Jumla
%
k Umur Jumla % Jumla % Jumla % h
h h h
15-20 2 14,28  2 14,28  4 28,5
% %
Thn 7%
21-25 6  42,85 1 7,14 % 7 50
Thn %
%
26-30     1 7,14 % 1 7,14
Thn %
31-35      
Thn
36-40     1 7,14 % 1 7,14
Thn %
41-45      
Thn
46-50     1 7,14 % 1 7,14
Thn %
Total 8  57,13 6 42,84 14 99,9
9%

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 35
Distribusi Wanita Menurut Usia Menopause Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Usia Menopause Jumlah %
<40 Tahun  
41-45 Tahun  
46-50 Tahun  
51-55 Tahun 1 16,67 %

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 34
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

>55 Tahun 5 83, 33 %


Total 6 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 36
Distribusi Wanita Berdasarkan Keluhan Menopause Di Desa Air Hitam
Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Keluhan Jumlah %
Haid Tidak Teratur 2 25 %
Susah Tidur 6 75 %
Dispareunia  
Har Fluses  
Flour Albus  
Tidak Ada Keluhan  
Total 8 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 37
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Rumah Di Desa Air
Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Jenis Rumah Jumlah %
Permanen 13 68,42 %
Semi Permanen 4 21,05 %
Tidak Permanen 2 10,53 %
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 38
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Penerangan Di
Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun
2020
Sumber Penerangan Jumlah %
PLN 19 100 %

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 35
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Non PLN
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 39
Distribusi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Bersih Di Desa
Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Sumber Air Bersih Total %
PAM
Sumur 19 100 %
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 40
Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga
Berdasarkan tempat Pembuangan Air Limbah Di Desa Air Hitam Dusun
X Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Sumber Penerangan Jumlah %
SPAL 1 5,27 %
Non SPAL 18 94,73 %
Sembarangan
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 41
Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga
Berdasarkan tempat Pembuangan Sampah Di Desa Air Hitam Dusun X
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat tahun 2020
Tempat Pembuangan Jumlah %
Sampah
Di bakar 19 100 %
Di tanam
Diangkat

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 36
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Sembarangan
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

Tabel 42
Distribusi Kesehatan Lingkungan Keluarga
Berdasarkan Pembuangan Tinja Di Desa Air Hitam Dusun X Kecamatan Selesai
Kabupaten Langkat tahun 2020
Pembuangan Tinja Jumlah %
Septi Tank 18 94,73 %
Cemplung tutup
Cemplung terbuka 1 5,27 %
Sungai
Total 19 100 %

Sumber data : Hasil pendataan kelompok 30 di Dusun VI Desa Kwala Air


Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat Periode 10 Maret
s/d 23 Maret Tahun 2020.

3.5 Rencana Penanggulangan Keluarga Binaan

I. Pengumpulan Data
1) Identitas Keluarga
Nama : Suparno S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
2) Anggota Keluarga

N Nama Um L/ Hub.keluarg Pendidik Pekerja Ket


o ur P a an an
1 Suparno S 62 L Suami SD Petani
2 Isprihatin 57 P Istri SD Mengur

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 37
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

us
rumah
tangga

3) Kesehatan Keluarga Dalam Satu Tahun Terakhir

Dalam satu tahun terakhir Ny. Isprihatin mengatakan sedang menderita

penyakit hipertensi. Sedangkan suami tidak menderita penyakit apapun.

4) Status Kesehatan Individu

Lansia dengan riwayat penyakit

Ny.Isprihatin menderita penyakit kolesterol dan hipertensi dan suami tidak

sedang menderita penyakit apapun.

II. Analisa Data Dasar dan Penanggulangan Masalah


No Data dasar Masalah Masalah penunjang
1. Ny. Isprihatin Hipertensi Faktor makanan dan pola
hidup tidak sehat

III. Perencanaan
Melakukan penyuluhan tentang penanganan hipertensi di Dusun VI Desa
Kwala air Hitam kecamatan Selesai kabupaten Langkat tahun 2020.

IV. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang penanganan hipertensi pada tanggal 19 maret dirumah
Ny.Isprihatin di Dusun VI Desa Kwala Air HItam Kecamatan Selesai Kabupaten
Langkat Tahun 2020.

V. Evaluasi
Penyuluhan telah diberikan dan ibu memahami tentang penanganan
hipertensi dan konseling tentang pola hidup sehat lansia dan setiap ada informasi
tentang kesehatan ibu akan lebih mengikutinya lagi.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 38
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Tidak Menular


Sub Pokok Bahasan : Hipertensi dan Penanganannya pada Lansia
Sasaran : Lansia dan keluarga
Hari/Tanggal : Senin, 16 maret 2020
Waktu : 15 menit
Tempat : Dusun VI, Desa Kwala Air Hitam, Kec.Selesai, Kab
Langkat
Penyuluh : kelompok 30

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Hipertensi pada Lansia,
semoga Lansia dapat memahami dan mengerti mengenai Hipertensi
pada Lansia.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan Lansia dapat menjelaskan
tentang:
1. Pengertian Hipertensi pada Lansia
2. Penyebab Hipertensi pada Lansia
3. Gejala Hipertensi pada Lansia
3. Bahaya Hipertensi pada Lansia
4. Pencegahan Hipertensi pada Lansia
B. Materi
1. Pengertian Hipertensi pada Lansia

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 39
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

2. Penyebab Hipertensi pada Lansia


3. Gejala Hipertensi pada Lansi
4. Bahaya Hipertensi pada Lansia
5. Pencegahan Hipertensi pada Lansia
I. Strategi Pelaksanaan:
1. Metode:ceramah dan Tanya jawab
2. Media : poster
3. Garis Besar Materi (penjelasan terlampir):
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskanpenyebab Hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
d. Menjelaskan tentang perawatan keluarga pada lansia dengan Hipertensi
e. Menjelaskan pencegahan Hipertensi
f. Menjelaskan komplikasi hipertensi
II. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1 Pendahuluan 2 Menit  Salam pembuka  Menjawab salam
 Menyampaikan  Menyimak
tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Kontrak waktu menjawab pertanyaan
penyuluhan
2 Kerja 10  Penyampaian garis  Mendengarkan
Menit besar materi: dengan penuh
a) Pengertian perhatian
hipertensi  Menanyakan hal-hal
b) Penyebab yang belum jelas
hipertensi  Memperhatikan
c) Tanda dan jawaban dari
gejala penceramah
hipertensi
d) Perawatan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 40
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

keluarga pada
lansia hipertensi
e) Pencegahan
hipertensi
f) Komplikasi
hiperten
 Memberi
kesempatan lansia
dan keluarga untuk
bertanya
 Menjawab
pertanyaan
 Evaluasi

3 Penutup 3 Menit  Menyimpulkan  Mendengarkan


 Salam penutup  Menjawab salam
 Kontrak waktu
penyuluhan
berikutnya

III. Pengorganisasian Kelompok


Moderator : Nuridiah Pohan
a. Pemateri :

IV. Setting Tempat
Dusun VI Desa Kwala Air Hitam Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
V. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
 Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai hipertensi
 Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
 Kewajiban Pengorganisasian

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 41
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

 Penyaji
o Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
o Mampu menjelasakan materi secara sistematis
o Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan
audien
o Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
 Observer
o Mampu mengukur ketepatan waktu
1. Evaluasi Proses
 Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
 Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
 Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
 Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
2. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, dan tanda gejalahipertensi mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali perawatan
hipertensi mencapai 75%.
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang
pencegahan dan komplikasi hipertensi mencapai 75%.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 42
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

MATERI PENYULUHAN

Pengertian Hipertensi
 Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas
90 mmHg tetapi pada populsi lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan diastoliknya 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2002).
 Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan
darah sama dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
tekanan darah sistolik/diastolik 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
 Menurut Jan A. Staessen, et.al., Seseorang dikatakan hipertensi apabila
tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg atau tekanan darah diatolik
(TDD) ≥ 90 mmHg.
 Menurut Kaplan :

a. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan


darah pada waktu berbaring atau sama dengan 130/90 mmHg.
b. Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya diatas 145/95 mmHg.
c. Pada wanita tekanan darah diatas atau sama dengan 160/90 mmHg
dinyatakan hipertensi.

Penyebab Hipertensi
Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1) Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin
besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai
risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena
hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia
lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 %
diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 43
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia,


kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima
puluhan dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, risiko
terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada
segala usia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun
atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat
dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami
pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila perubahan
tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya
hipertensi.
2) Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat
angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah
didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan,
sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6%
pria dan 13,7% wanita. Ahli lain mengatakan pria lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29
mmHg untuk peningkatan darah sistolik. Sedangkan menurut Arif
Mansjoer, dkk, pria dan wanita menapouse mempunyai pengaruh yang
sama untuk terjadinya hipertensi. Menurut MN. Bustan bahwa wanita
lebih banyak yang menderita hipertensi dibanding pria, hal ini
disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada wanita.
3) Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat
keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.
Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan
risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data statistik terbukti bahwa
seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi. Menurut Sheps,

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 44
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari


orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita
mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang
tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan
penyakit tersebut 60%.
4) Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur).
Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer
(esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,
bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang
dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.
b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
1) Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.
Selain dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah
rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari
menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak
merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida
yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan
proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin dalam tembakau
merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan
pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap
oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan
diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah
mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal
pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon
yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa
jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 45
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun
diastolik akan meningkat 10 mmHg. Tekanan darah akan tetap pada
ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap rokok.
Sementara efek nikotin perlahan-lahan menghilang, tekanan darah juga
akan menurun dengan perlahan. Namun pada perokok berat tekanan
darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari.
2) Konsumsi Asin/Garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting
pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap
hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan
tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi
kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini
terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang
terhadap natrium berbeda-beda. Pada beberapa orang, baik yang sehat
maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka mengkonsumsi
natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali
atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium
menyebabkan kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi.
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram
tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan
jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi
meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya
hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung
dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam
tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah
rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 46
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak


lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400
mg/hari. Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan
antara asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu.
Asupan natrium akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan
yang meningkatkan volume darah.
3) Konsumsi Lemak Jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh
juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan
kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama
lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan
konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak
sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari tanaman
dapat menurunkan tekanan darah.
4) Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai
untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang
telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti
kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam, secara
kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri
dari beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh
(ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol,
asam lemak bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein.
Hal yang menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit
mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat
dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut
omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ,
sementara minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90%
komposisinya adalah ALTJ. Penggunaan minyak goreng sebagai media
penggorengan bisa menjadi rusak karena minyak goreng tidak tahan
terhadap panas. Minyak goreng yang tinggi kandungan ALTJ-nya pun

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 47
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

memiliki nilai tambah hanya pada gorengan pertama saja, selebihnya


minyak tersebut menjadi rusak. Bahan makanan kaya omega-3 yang
diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol darah, akan tidak
berkasiat bila dipanaskan dan diberi kesempatan untuk dingin kemudian
dipakai untuk menggoreng kembali, karena komposisi ikatan
rangkapnya telah rusak. Minyak goreng terutama yang dipakai oleh
pedagang goreng-gorengan pinggir jalan, dipakai berulang kali, tidak
peduli apakah warnanya sudah berubah menjadi coklat tua sampai
kehitaman. Alasan yang dikemukakan cukup sederhana yaitu demi
mengirit biaya produksi. Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka
yang tidak menginginkan menderita hiperkolesterolemi dianjurkan
untuk membatasi penggunaan minyak goreng terutama jelantah karena
akan meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan yang dapat
menyebabkan aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya
penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan lain-lain.
5) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat
cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum
diketahui secara pasti. Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering
atau yang terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada
individu yang tidak minum atau minum sedikit. Menurut Ali Khomsan
konsumsi alkohol harus diwaspadai karena survei menunjukkan bahwa
10 % kasus hipertensi berkaitan dengan konsumsi alkohol. Mekanisme
peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun
diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah
merah serta kekentalan darah merah berperan dalam menaikkan tekanan
darah. Diperkirakan konsumsi alkohol berlebihan menjadi penyebab
sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi. Mengkonsumsi tiga gelas
atau lebih minuman berakohol per hari meningkatkan risiko mendapat
hipertensi sebesar dua kali. Bagaimana dan mengapa alkohol
meningkatkan tekanan darah belum diketahui dengan jelas. Namun
sudah menjadi kenyataan bahwa dalam jangka panjang, minum-

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 48
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

minuman beralkohol berlebihan akan merusak jantung dan organ-organ


lain.
6) Obesitas
Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks massa
tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga
merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi.
Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah
jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas
lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas
tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf
simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Olah
raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi.
Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga
maka risiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan
garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi juga akan
bertambah. Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar massa tubuh,
makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar
melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan
lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga
meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah.
Peningkatan insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air.
Menurut Alison Hull dalam penelitiannya menunjukkan adanya
hubungan antara berat badan dan hipertensi, bila berat badan meningkat
diatas berat badan ideal maka risiko hipertensi juga meningkat.
Penyelidikan epidemiologi juga membuktikan bahwa obesitas
merupakan ciri khas pada populasi lansia hipertensi. Dibuktikan juga
bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan timbulnya

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 49
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

hipertensi dikemudian hari. Pada penelitian lain dibuktikan bahwa


curah jantung dan volume darah sirkulasi lansia obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai
berat badan normal dengan tekanan darah yang setara. Obesitas
mempunyai korelasi positif dengan hipertensi. Anak-anak remaja yang
mengalami kegemukan cenderung mengalami tekanan darah tinggi
(hipertensi). Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal
relatif sebesar 10 % mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg.
Oleh karena itu, penurunan berat badan dengan membatasi kalori bagi
orang-orang yang obes bisa dijadikan langkah positif untuk mencegah
terjadinya hipertensi. Berat badan dan indeks Massa Tubuh (IMT)
berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah
sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal.
Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30 % memiliki berat
badan lebih.
7) Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang
akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran
obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan
meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam
juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi. Kurangnya
aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena
meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak aktif juga
cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap
kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin
besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
8) Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 50
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah


menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi
pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress
ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Menurut
Sarafindo (1990) yang dikutip oleh Bart Smet, stres adalah suatu
kondisi disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan
yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal
dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial
dari seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat tuntutan emosi, fisik
atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan kemampuan
kita untuk mengatasinya dengan efektif. Namun harus dipahami bahwa
stres bukanlah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar itu. Stres
adalah respon kita terhadap pengaruh-pengaruh dari luar itu. Stres atau
ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-
debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang
kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan
meningkat. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi atau
penyakit maag. Menurut Slamet Suyono stres juga memiliki hubungan
dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui saraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stress
berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang
menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara
waktu dan bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali.
Peristiwa mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan
darah, namun akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan
hipertensi belum dapat dipastikan.
9) Penggunaan Estrogen
Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara epidemiologi
belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 51
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi


hormonal estrogen.12 MN Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya
pemakaian kontrasepsi estrogen (± 12 tahun berturut-turut), akan
meningkatkan tekanan darah perempuan. Oleh karena hipertensi timbul
akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor
yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan terhadap
timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itu
maka pencegahan hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan
menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting.

Tanda dan gejala Hipertensi


Menurut Elizabeth J. Corwin, sebagian besar tanpa disertai gejala yang
mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi
bertahun-tahun berupa:
 Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
tekanan darah intrakranium.
 Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
 Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
 Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
 Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Peninggian tekanan
darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi komplikasi pada
ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis,
marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang-kunang dan pusing.

Perawatan keluarga pada lansiaHipertensi


Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan
obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang
dalam terapi obat. Sedangkan lansia hipertensi yang terkontrol, pendekatan
nonfarmakologis ini dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian
penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 52
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi. Menurut


beberapa ahli, pengobatan nonfarmakologis sama pentingnya dengan pengobatan
farmakologis, terutama pada pengobatan hipertensi derajat I. Pada hipertensi
derajat I, pengobatan secara nonfarmakologis kadang-kadang dapat
mengendalikan tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis tidak diperlukan
atau pemberiannya dapat ditunda. Jika obat antihipertensi diperlukan, Pengobatan
nonfarmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil
pengobatan yang lebih baik. Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi
beberapa hal:
1. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.
Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka
panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah
ke berbagai organ dan dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu
pengurangan makanan berlemak dapat menurunkan risiko
aterosklerosis.Penderita hipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok dan
mengurangi asupan alkohol. Berdasarkan hasil penelitian eksperimental,
sampai pengurangan sekitar 10 kg berat badan berhubungan langsung
dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3 mmHg per kg berat badan.
2. Olahraga dan aktifitas fisik
Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik
teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran
tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita
hipertensi. Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu,
dengan demikian dapat menurunkan tekanan darah walaupun berat badan
belum tentu turun. Olahraga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan
tekanan perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dapat
menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat badan sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Yang perlu diingatkan kepada kita adalah
bahwa olahraga saja tidak dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi.
Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu dipenuhi
sebelum memutuskan berolahraga, antara lain:

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 53
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

a. Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan tanpa atau


dengan obat terlebih dahulu tekanan darahnya, sehingga tekanan darah
sistolik tidak melebihi 160 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak
melebihi 100 mmHg.
b. Alangkah tepat jika sebelum berolahraga terlebih dahulu mendapat
informasi mengenai penyebab hipertensi yang sedang diderita.
c. Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih jantung
dengan beban (treadmill/ergometer) agar dapat dinilai reaksi tekanan
darah serta perubahan aktifitas listrik jantung (EKG), sekaligus
menilai tingkat kapasitas fisik.
d. Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap
diteruskan sehingga dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan
beban.
e. Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan tidak menambah peningkatan darah.
f. Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan.
g. Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan.
h. Secara teratur memeriksakan tekanan darah sebelum dan sesudah
latihan.
i. Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan
tekanan darah sehingga olahraga dapat menjadi salah satu obat
hipertensi.
j. Umumnya penderita hipertensi mempunyai kecenderungan ada
kaitannya dengan beban emosi (stres). Oleh karena itu disamping
olahraga yang bersifat fisik dilakukan pula olahraga pengendalian
emosi, artinya berusaha mengatasi ketegangan emosional yang ada.
k. Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka
dosis/takaran obat yang sedang digunakan sebaiknya dilakukan
penyesuaian (pengurangan).

3. Perubahan pola makan


a. Mengurangi asupan garam

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 54
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya


penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal
pengobatan hipertensi. Nasihat pengurangan asupan garam harus
memperhatikan kebiasaan makan lansia, dengan memperhitungkan
jenis makanan tertentu yang banyak mengandung garam. Pembatasan
asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak menambahkan
garam pada waktu makan, memasak tanpa garam, menghindari
makanan yang sudah diasinkan, dan menggunakan mentega yang bebas
garam. Cara tersebut diatas akan sulit dilaksanakan karena akan
mengurangi asupan garam secara ketat dan akan mengurangi kebiasaan
makan lansia secara drastis. Menurut Sheps, jika dokter atau ahli gizi
menyarankan agar kita mengurangi natrium demi menurunkan tekanan
darah, maka ikutilah saran itu. Bahkan sebelum disarankan pun
sebaiknya kurangi natrium, cobalah membatasi jumlah natrium yang
kita konsumsi setiap hari. Beberapa cara yang dapat dilakukan:
 Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses.
 Pilihlah produk dengan natrium rendah.
 Jangan menambah garam pada makanan saat memasak.
 Jangan menambah garam saat di meja makan.
 Batasi penggunaan saus-sausan
 Bilaslah makanan dalam kaleng.
b. Diet rendah lemak jenuh
Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang
berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak
jenuh, terutama lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan
peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari
minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain yang bersumber dari
tanaman dapat menurunkan tekanan darah.
c. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat
mengatasi hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya dengan
penurunan tekanan darah arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 55
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan magnesium bermanfaat dalam


penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan mengandung banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur (banyak
mengandung kalium), kacang-kacangan (banyak mengandung
magnesium). Sedangkan susu dan produk susu mengandung banyak
kalsium.

4. Menghilangkan stres
Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan
sudah melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk
menghilangkan stres yaitu perubahan pola hidup dengan membuat
perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat meringankan beban
stres.
Perubahan-perubahan itu ialah:
a. Rencanakan semua dengan baik. Buatlah jadwal tertulis untuk kegiatan
setiap hari sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara atau kita
terpaksa harus terburu-buru untuk tepat waktu memenuhi suatu janji
atau aktifitas.
b. Sederhanakan jadwal. Cobalah bekerja dengan lebih santai.
c. Bebaskan diri dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.
d. Siapkan cadangan untuk keuangan
e. Berolahraga.
f. Makanlah yang benar.
g. Tidur yang cukup.
h. Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang dilanda
stres.
i. Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.
j. Binalah hubungan sosial yang baik.
k. Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan perasaan
kritis atau negatif terhadap diri sendiri. Sediakan waktu untuk hal-hal
yang memerlukan perhatian khusus.
l. Carilah humor.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 56
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

m. Berserah diri pada Yang Maha Kuasa.

Selain penatalaksanaan di atas, menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi


juga dapat dilakukan dengan pengobatan herbal. Pengobatan herbal ini dapat
memanfaatkan beberapa tanaman di sekitar rumah dan dimodifikasi sedemikian
rupa. Berikut beberapa pilihan obat herbal yang dapat digunakan untuk
menurunkan hipertensi diantaranya:
1. Mengkudu
Buah mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin.
Scopoletin berfungsi memperlebar saluran darah yang mengalami
penyempitan. Dinding pembuluh darah yang lebar dapat mempercepat
proses aliran darah ke jantung dan mempercepat penghantaran darah ke
seluruh tubuh, mencegah terjadinya konstriksi pembuluh darah, sehingga
tekanan darah menjadi normal (Smeltzer & Bare, 2001). Selain scopoletin,
juga terdapat arginin yang berfungsi dalam sintesis nitric oksida (NO),
suatu vasodilator yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah (Santosa, 2005). Menurut penelitian Hartono dan
Indriawati tahun 2009 tentang pengaruh mengkudu terhadap hipertensi
pada kelompok lansia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara tekanan darah sistolik dan diastolic sebelum dan sesudah minum
kapsul ekstrak mengkudu. Cara pembuatan obat herbal dengan mengkudu
yaitu dengan cara mencuci bersih dua buah mengkudu (Morinda Citrifolia)
masak, kemudian diparut, diperas, dan disaring untuk diambil sari
buahnya. Minuman ini dapat diminum dua sampai tiga kali sehari. Apabila
tidak terlalu suka dengan rasa alami mengkudu maka dapat ditambahkan
madu satu sendok makan.
2. Bunga Rosella
Menurut Depkes RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gram rosella segar
mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2, kalsium 486
mg, omega 3, magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti
lysine dan agrinine. Penelitian yang dilakukan oleh Didah (2005)
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 57
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

rosella terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin


yang mempunyai efek diuretic, memperlancar peredaran darah, mencegah
tekanan darah tinggi, meningkatkan kinerja usus serta berfungsi sebagai
obat kuat. Sedangkan menurut penelitian Dwi Siwi (2009) mengatakan
bahwa pemberian seduhan teh rosella merah mampu menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolic pada penderita hipertensi sekitar 100% (33
subjek). Pembuatan minuman herbal ini yaitu dengan menyeduh 1,5 gram
rosella menggunakan air panas dan diminum dua kali sehari selama satu
bulan.

3. Timun
Tanaman mentimun mengandung zat saponin, protein, Fe atau zat besi,
sulfur, lemak, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan juga vitamin C.
berbagai zat ini bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan
tekanan darah dalam tubuh. Menurut penelitian Zauhani, pemberian jus
mentimun sebanyak 100 gram kepada lansia selama lima hari mampu
menurunkan hipertensi. Cara pembuatan minuman herbal ini yaitu dengan
memblender 100 gram mentimun yang diberi 100 cc air tanpa diberi
tambahan apapun 3 kali dalam sehari.
4. Seledri
Tanaman seledri (Apium Graveolens Linn) varietas secalinum
mengandung berbagai zat aktif antara lain flavonoid (apigenin), senyawa
butyl phthalide, dan kalium yang mempunyai efek menurunkan tekanan
darah. Menurut penelitian Upik Rahmawati (2010), pemberian jus seledri
kepada ibu rumah tangga usia 40-60 tahun mampu menurunkan
hipertensinya. Sedangkan menurut penelitian Tantya Marlien (2009)
pemberian air rebusan seledri pada wanita dewasa selama 3 hari mampu
menurunkan hipertensi secara signifikan. Cara membuat minuman herbal
ini yaitu dengan mencuci bersih seledri dan ditambahkan air bersih
secukupnya kemudian direbus. Setelah mendidih air rebusan disaring dan
diminum sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 58
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Penatalaksanaan Farmakologis
Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama
hipertensi primer adalah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan obat
antihipertensi berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan
darah, terdapatnya kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi klinis
penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko lain. Terapi dengan pemberian obat
antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistole dan mencegah terjadinya stroke
pada lansia usia 70 tahun atau lebih.
Menurut Arif Mansjoer, penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian
besar lansia dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi
sesuai umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam dan
lebih disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah dan
dapat mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar, dan melindungi lansia
terhadap risiko dari kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat
peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula
obat yang berisi kombinasi dosis rendah
Kombinasi 2 obat dari golongan yang berbeda ini terbukti memberikan efektifitas
tambahan dan mengurangi efek samping. Setelah diputuskan untuk untuk
memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat indikasi untuk memilih
golongan obat tertentu, diberikan diuretik atau beta bloker. Jika respon tidak baik
dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai dengan algoritma. Diuretik biasanya
menjadi tambahan karena dapat meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambahan
obat yang kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah 1
tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara
perlahan dan progresif.
Komplikasi Hipertensi
Komplikasi dari penyakit hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik
dapat berdampak pada :
1. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak (stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 59
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

kasus ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam
beberapa menit (complete stroke)
2. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untukmemompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung
kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot
jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah

3. Gagal ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan
dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal
menurun hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal
akibat hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna.
Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang sudah berlangsung
lama sehingga terjadi pengendapan pada pembuluh darah akibat proses
menua. Hal ini menyebabkan permeabilitas (kelenturan) dinding pembuluh
darah berkurang. Sementara itu, nefrosklerosis maligna meruapakan
kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole diatas 130
mmHg yang terganggunya fungsi ginjal
4. Kerusakan pada mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebakan kerusakan pembuluh
darah dan saraf pada mata.

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 60
Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

Praktik Belajar Lapangan Di Dusun VI Desa Kwala Air Hitam


Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Periode 10 Maret s/d 23 Maret 2020 61

Anda mungkin juga menyukai