Anda di halaman 1dari 4

Farmakologi

1) Sediaan oral? Dosis dan jenis dosis, perhitungan dosis dan penerapannya.
2) Waktu paruh dan fungsinya
3) Cara kerja obat, farmakokinetik, farmakodinamika?
4) Metode absorbsi, kecepatan absorbsi, factor y mempengaruhinya
5) Hal2 y mempengaruhi metabolism dan distribusi

Metabolisme:
✘ Genetik
✘ Usia : Bayi Fungsi Enzim Belum Sempurna
✘ Patologi (penyakit) :
Penyakit Ginjal → Ekskresi ↓
Penyakit Hepar → Metabolisme ↓
✘ Induksi Enzim : Produksi Enzim ↑→ Penguraian Obat↑→efek ↓
✘ Inhibisi Enzim : Produksi Enzim ↓→ Penguraian Obat↓→ Efek↑
✘ Lingkungan : Rokok, Stres, Penyakit Lama, Operasi, Cedera

Distribusi:
✘ Aliran darah
Setelah obat sampai ke aliran darah, segera terdistribusi ke organ berdasarkan
jumlah aliran darahnya.
Organ dengan aliran darah terbesar: Jantung, Hepar, Ginjal, Organ lainnya
✘ Permeabilitas kapiler
Tergantung: Struktur kapiler dan Struktur Obat
✘ Ikatan protein
- Obat beredar diseluruh tubuh -> berkontak dengan protein > Dapat terikata
tau bebas.
- Obat yang terikat protein tidak aktif dan tidak dapat bekerja.
- Hanya obat bebas yang dapat memberikan efek.
- Obat dikatakan berikatan protein tinggi bila > 80% obat terikat protein

6) Mekanisme kerja Obat, agonis reseptor?


-Mekanisme kerja obat dipengaruhi oleh reseptor, enzim dan hormone
-Obat bekerja pada tubuh melalui salah datu proses, yaitu interaksi obat dengan
reseptor, interaksi obat dengan enzim dan kerja obat non spesifik.

- interaksi obat dgn reseptor:


 Reseptor sendiri bisa berupa protein, asam nukleat, enzim, karbohidrat, atau
lemak.
 Semakin banyak reseptor yang diduduki atau bereaksi, maka efek dari obat
tersebut akan meningkat.
 (Reseptor)
Molekul protein spesifik y terletak pada memberan sel y diaktifasi o transmitor
atau hormone
✘ Agonis=> mengaktifasi reseptor dan menghasilkan efek
✘ Antagonis => berikatan dg reseptor tp tidak mengaktifasi nya.
 jenis reseptor
✘ Antagonis ligand –gated chanel
✘ G-Protein couple reseptor
✘ Reseptor inti untuk hormone steroid dan tiroid
✘ Kinase linkend reseptor

- Interaksi obat dgn enzim


 Obat atau zat kimia berinteraksi dengan enzim pada tubuh.
 Obat ini bekerja dengan cara mengikat (membatasi produksi) atau
memperbanyak produksi dari enzim itu sendiri
Kerja obat non spresifik:
 Bekerja dengan cara mengikat reseptor.
 Contoh => Na-bikarbonat yang mengubah pH cairan tubuh, alcohol yang
mendenaturasi protein, dan norit yang mengikat toksin, zat racun, atau
bakteri

7) Efek obat, normal n abnormal


a) Efek Normal
Efek utama ,sesuai dengan tujuan pengobatan
Efek samping , tidak menjadi tujuan utama pengobatan, dapat menguntungkan
atau merugikan
Efek sekunder, efek akibat efek utama obat
b) Efek abnormal
Toleransi, dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk menimbulkan efek yang
sama dengan yang dihasilkan oleh dosis terapi normal.
Intoleransi, penyimpangan respon terhadap dosis tertentu obat, dibedakan
menjadi intoleransi kuantitatif dan kualitatif
8) Obat u gout, serangan akut n pemeliharaan.
a) Serangan gout akut biasanya diobati dengan AINS dosis tinggi seperti
diklofenak, etorikoksib, indometasin, ketoprofen, naproksen, piroksikam,
atau sulindak
b) Kolkisin bisa dijadikan alternative
Kolkisin mungkin sama efektifnya dengan AINS. Penggunaanya dibatasi
oleh munculnya toksisitas obat pada dosis yang lebih tinggi. Tetapi obat
ini berguna pada pasien dengan kegagalan jantung karena, tidak seperti
AINS, obat ini tidak menginduksi retensi cairan. Selain itu, obat ini dapat
diberikan kepada pasien yang mendapat pengobatan antikoagulan.
Pemeliharaan
1. Untuk pengendalian gout jangka panjang (interval), pembentukan asam
urat dari purin bisa dikurangi dengan alopurinol yang merupakan
penghambat xantin oksidase, atau urikosurik seperti sulfinpirazon bisa
digunakan untuk meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin.
2. Pengobatan sebaiknya dilanjutkan dalam waktu yang tidak terbatas untuk
mencegah serangan gout lebih lanjut dengan memperbaiki hiperurisemia.
3. Obat-obat ini tidak boleh mulai diberikan pada waktu serangan akut,
biasanya diberikan 2-3 minggu setelah serangan tertangani. Diberinya
pengobatan dapat memperburuk serangan akut, oleh karena itu sebaiknya
digunakan kolkisin atau analgesik anti inflamasi sebagai profilaksis yang
dilanjutkan paling tidak sebulan setelah hiperurisemia dikoreksi
(biasanya sekitar 3 bulan profilaksis).
4. Walau bagaimanapun jika serangan akut terjadi selama pengobatan
jangka panjang, pengobatan jangka panjang tetap dilanjutkan dengan
dosis yang tetap sedangkan serangan akut ditangani sesuai penanganan
serangan akut.

9) Mekanisme kerja, n ESO AINS, dan contoh obat nya


 Mekanisme kerja AINS Yaitu menghambat aktivitas enzim
siklooksigenase (COX-1 atau COX-2)
 Efek samping :
Akibat Inhibisi prostaglandin;
o Lambung
Kerusakan GI ( mual, dispepsia, dan gastritis)
Di lambung COX-1 menghasilkan prostaglandin ( Stimulasi mukus
dan sekresi bikarbonat dan vasodilatasi ( menjaga mukosa
lambung)
o Di ginjal
Nefrotoksis :
Prostaglandin ( Vasodilator yang kuat, yang disintesis di medula
ginjal dan glomerolus untuk pengendalian aliran darah serta eksresi
garam dan air. Inhibisi prostaglandin akan terjadi retensi na,
penurunan aliran darah ginjal, sehingga terjadi gagal ginjal.
o Lainnya : Bronkospasme
Contoh obatnya :

Derivat Asam Salisilat : Aspirin

Derivat Asam Propionat : Ibupropen, Naproksen

Derivat Asam Salisilat : Diklopenak, Indometasin, Nabumeton, Fenilbutazon

Inhibitor COX-2 selektif : Etoricoxib, Celecoxib, Valdecoxib

10) Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDs)

Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDs) adalah kategori obat yang
sering digunakan untuk mengobati kondisi autoimun, seperti artritis reumatoid
dan lupus eritematosus sistemik (lupus). Misalnya Emas, penisilamin,
hidroksiklorokuin, sulfasalzine. Pada anak, jika salah satu DMARds ini tidak
menunjukan manfaat yang objektif dalam 6 bulan sejak awal memulai
pengobatan atau 3 bulan setelah pengobatan maksimum, penggunaan obat ini
sebaiknya dihentikan dan dicoba diberikan obat yang berbeda. Tidak seperti
AINS, DMARDs dapat mempengaruhi perkembangan penyakit, tetapi
membutuhkan waktu 4-6 bulan pengobatan untuk mendapatkan respon terapetik
penuh. DMARDs tidak hanya mengatasi gejala dan tanda penyakit radang sendi
tetapi juga manifestasi ekstra artikuler seperti vaskulitis.
11) Terapi farmakologis asma, rute pemberian,
12) Obat golongan β2-Agonis u serangan akut n kronis, ESO
13) Indikasi nebulizer, dosis n pengencer yang digunakan
14) glukokortikoid topical? Me
15) Mekanisme kerja kortikosteroid, ES
16) Sumber Analgetik opium, KI

Anda mungkin juga menyukai