Anda di halaman 1dari 6

SENI DALAM

PERSPEKTIF
ISLAM
ARYA YUDHA ANDIKAPUTRA
1D/FOTOGRAFI (21310016)
PENGERTIAN DAN HAKIKAT SENI

 Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah: Penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa
manusia, yang dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera
pendengar (seni suara), indera pendengar (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama)
(Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, hal. 13).
HUKUM DAN SENI DALAM PANDANGAN ISLAM

 Dalil-Dalil Yang Mengharamkan Nyanyian: a. Berdasarkan firman Allah (Qs.31:6) Beberapa ulama menafsirkan
maksud “lahwal hadits” pada ayat diatas (Qs.31:6) ini sebagai nyanyian, musik atau lagu, di antaranya al-Hasan, al-
Qurthubi, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud
 Hadits Aisyah ra Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan nyanyian-nyanyian (qoynah) dan
menjualbelikannya, mempelajarinya atau mendengar-kannya.” Kemudian beliau membacakan ayat di atas. [HR. Ibnu
Abi Dunya dan Ibnu Mardawaih]. Hadits dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah Saw bersabda: “Nyanyian itu bisa
menimbulkan nifaq, seperti air menumbuhkan kembang.” [HR. Ibnu Abi Dunya dan al-Baihaqi, hadits mauquf].
DALIL-DALIL YANG MENGHALALKAN NYANYIAN

 Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah
halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui
batas.” (Qs. al-Mâ’idah [5]: 87). Hadits dari Nafi’ ra, katanya: Aku berjalan bersama Abdullah Bin Umar ra. Dalam
perjalanan kami mendengar suara seruling, maka dia menutup telinganya dengan telunjuknya terus berjalan sambil
berkata; “Hai Nafi, masihkah kau dengar suara itu?” sampai aku menjawab tidak. Kemudian dia lepaskan jarinya dan
berkata; “Demikianlah yang dilakukan Rasulullah Saw.” [HR. Ibnu Abid Dunya dan al-Baihaqi].
 ◦ Nyanyian itu haram jika :nyanyian yang disertai dengan kemaksiatan atau kemunkaran, baik berupa perkataan
(qaul), perbuatan (fi’il), atau sarana (asy-yâ’), misalnya disertai khamr, zina, penampakan aurat, ikhtilath (campur
baur pria– wanita), atau syairnya yang bertentangan dengan syara’, misalnya mengajak pacaran, mendukung
pergaulan bebas, mempropagandakan sekularisme, liberalisme, nasionalisme, dan sebagainya. ◦ Nyanyian itu halal
jika : Bersih dari unsur kemaksiatan atau kemunkaran. Misalnya nyanyian yang syairnya memuji sifat-sifat Allah SWT,
mendorong orang meneladani Rasul, mengajak taubat dari judi, mengajak menuntut ilmu, menceritakan keindahan
alam semesta, dan semisalnya (Dr. Abdurrahman alBaghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, hal ; Syaikh Muhammad
asy-Syuwaiki, Al-Khalash wa Ikhtilaf an-Nas, hal. 103).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai