MODUL-2
TARA MEKANIK-PANAS
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL-2
TARA MEKANIK-PANAS
Astuti
ABSTRAK
Sesuatu yang kita amati adalah sistem yang langsung sifatnya dipengaruhi
oleh lingkungan (environment). Jika benda A dan B masing-masing dalam
keadaan kesetimbangan termal dengan sebuah benda c (thermometer) maka benda
A dan B berada dalam kesetimbangan termal terhadap satu sama lainya. Suatu
konsatanta perbandingan antara banyaknya kalor yang diberikan kepada sebuah
benda untuk menaikan temperaturnya adalah kapasitas kalor C (heat capacity).
Kapasitas kalor persatuan massa sebuah benda, yang dinamakan kalor jenis
(specific heat) adalah cirri karakteristik panas dari bahan yang diberikan benda
tersebut. Sesuai perktaan Rumford bahwa kalor mempunyai suatu aspek mekanis,
maka ada hubungan antara kerja dan kalor tersebut, yang berprinsipkan bahwa
kalor dan kerja masing-masing merupakan bentuk tenaga dan harus ada suatu
hubungan yang dinamakan ekivalen mekanis dari kalor (mechanical equivalent of
heat).
I. PENDAHULUAN
Panas adalah energi yang ditransfer dari benda satu ke benda lain., karena
perbedaan temperatur. Pada abad ke tujug belas Galileo, Newton dan ilmuwan
lainnya mendukung teori ahli atom yunani kuno, yang menganggap panas
merupakan wujud gerakan molekuler.
Ketika kita memhami konsep transfer energi dari suatu system kesistem
lain, sebagai contoh perbahan energy yang terjadi pada pesawat schurholtz. Alat
ini mempunyai prinsip mekanik, yaitu terjadi gesekan antara tali dengan
kalorimeter. Kita bisa mengidentifikasikan dari gesekan tersebut bisa
menghasilkan panas. Panas yang ditumbulkan oleh suatu gaya mekanik, aka
tetapi secara kualitatif belum bisa disetarakan secara matematis Dalam hal
penyetaraan secara matematis kita memerlukan suatu konstanta pembanding.
Sehingga secara kualitatif bisa kita bisa pecahkan persamaan matematisnya.
Zat-zat berbeda dalam satu sama lain didalam kuantitas banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kenaikan temperature yang diberikan
di dalam sebuah massa yang diberikan. Perbandingan bnyaknya suatu massa
kalor ∆Q yang diberikan terhadap suatu benda untuk menaikan temperaturnya
sebanyak ∆T dinamakan kapasitas kalor C ( heat capacyti C) dari benda tersebut.
Yakni =∆Q∆T .
Baik kapasitas kalor sebuah bahan maupun kapasitas kalor seuah benda
tidaklah kosntan tetapi tergantung tempat interval temperature tersebut.
Persamaan-persamaan diatas hanya memberikan nilai rata-rata untuk kuantitas-
kuantitas ini didalam jangkauan nilai temperatur sebesar ∆T. Didalam ∆Tlim0,
kita hanya mengenal kalor jenis pada suatu temperature T yang khas. Kalor yang
diberikan kepada sebuah benda yang massanya m, yang bahanya mempunyai
kapasitas panas c, untuk menaikan temperaturnya dari Ti menjadi Tf dengan
menganggap ∆T≪Ti-Tf adalah Q=∆Q= TfTimc∆T
Di dalam batas differensil maka persamaan ini menjadi =mTiTfc dT ,
dengan c adalah suatu fungsi dari temperatur. Pada temperature-tempertur biasa,
maka kalor jenis ini dapat dianggap sebagai kosntanta..
Joseph Black dengan percobaan kalorimeter-nya menemukan bahwa
banyknya kalor yang diserap benda yang dingin Q1 sama dengan banyaknya
kalor yang dilepas oleh benda yang panas Q2, Qlepas= Qterima. Persamaan
ini dikenal dengan Asas Black atau hukum kekekalan energi kalor yang
menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan.
Tara Mekanik-Kalor
Dari gambar di atas kita dapat melihat bahwa pada lilitan pita tembaga
yang diberi beban diperoleh usaha sebesar :
W = F .s
= m.g.π .D.n
Karena satuan usaha dinyatakan dalam joule (J) untuk energi mekanik, dan
kalori (kal) untuk energi panas, maka diperlukan penyetara antara kedua besaran
energi tersebut yaitu tara mekanik kalor e (kal/J), sehingga untuk energi panas
yang dilepaskan menjadi :
Q ≅ e.W
= e.m.g .π .D.n
Menurut asas black kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima
sehingga :
Q = Q1 + Q2
e.m.g.π .D.n = ( ma .ca ).∆T + ( mkal .ct ).∆T
e.m.g.π .D.n = [ ( ma .ca ) + ( mkal .ct ) ].∆T
e=
[ ( ma .ca ) + ( mkal .ct ) ].∆T
m.g .π .D.n
Jadi tara antara energi mekanik dan energi panas dapat diketahui dengan
persamaan :
e=
(m c + (m
a a p + mkal )ct ) ∆T
nM gπDkal
Dimana :
W = usaha (joule)
F = gaya (newton)
s = jarak (meter)
e = tara mekanik panas (kal/j)
ma = massa air (kg)
ca = kalor jenis air (kal/kg.°C)
mkal = massa kalorimeter tembaga (kg)
∆T = perbedaan waktu selama n putaran (sekon)
n = banyak putaran
M = massa beban (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s)
D = diameter kalori tembaga (m)
Karena adanya perputaran pada pesawat tersebut maka pita nilon akan
memberikan gesekan pada kalorimeter yang dipasang sehingga akan timbul kalor
pada kalorimeter tersebut yang diakibatkan gesekan tadi.
Oleh karena aksi = reaksi, maka dinding kalorimeter itu bekerja gaya yang
jumlahnya sama dengan berat beban G. Usaha yang dilakukan untuk satu putaran
sama dengan hasil kali berat G dengan keliling kalorimeter itu. Usaha mekanik ini
berubah menjadi panas yang akan menaikkan temperatur pita dan kalorimeter.
III. PERCOBAAN
Dalam praktikum menetukan tara mekanik kalor ini diperlukan alat dan
bahan sebagai berikut:
1. Menimbang calorimeter
2. Mengukur diameter calorimeter
3. Memasang calorimeter pada engkol
4. Mellitkan pita nilon sebnyak 2 lilitan
5. Memasang beban 5 kg pada pita nilon bagian bawah
6. Memasukan ujung probe thermometer pada calorimeter
7. Mencatat perubahan suhu
8. Memutar calorimeter dengan perioda yang konstan
9. Mencatat kenaikan suhu setiap 20 putaran
10. Mengulang percobaan untuk calorimeter jenis logam lain
11.
I. DATA DAN ANALISA
Berdasarkan tabel diatas kita bisa menghitung tara nekanik panas dengan
rumus:
Σe
e=
N
− Σ ei2 − N (e ) 2
∆e =
N -1
mckalorimeter ∆T
e=
nMgπDka lim eter
0.8493* 92 * 25.3
e=
20 * 5 * 10 * 3.14
3.575507802
e=
25
kal/Jouole
e = 0.143020312
− 3.575507802 − 25 (0.143020312) 2
∆e = = 0.193473689
25 - 1
Tembaga
2 lilitan 3 lilitan
Alumunium Besar
2 lilitan 3 lilitan
0.015894 0.202146
0.004666 0.273457
3 2
Alumunium kecil
2 lilitan 3 lilitan
e literatur = 0,024
KSR = x 100 %
eliteratur − ehitung
eliteratur
KP = 100% − KSR
Tembaga
2 liltan 3 lilitan
KSR KP KSR KP
20.30532 79.69468 21.30532 78.69468
Aluminium Besar
2 liltan 3 lilitan
KSR KP KSR KP
15.77243 84.22757 17.789 82.211
Aluminium Kecil
2 liltan 3 lilitan
KSR KP KSR KP
20.1090757 79.8909243 19.567 80.433
Grafik Kenaikan Suhu terhadap Banyak Putaran
A. 2 Lilitan
1. Kalorimeter Tembaga
A. Tiga Lilitan
– Tembaga
– Aluminium Besar
– Aluminuim Kecil
Menghitung Tara Mekanik Berdasarkan Grafik
Y = at x + bt
T = n + bt
M .π .g .Dkal
e.
Mkal.Ckal
jadi ; at = dimana
M .π .g .Dkal NΣ(n.∆T ) − Σn.Σ ∆T
e. at =
Mkal.Ckal NΣn 2 − (Σn) 2
at( Mkal.Ckal )
e=
( M .π .g.Dkal)
at=24*20766-(6500*758.7)24*2210000-65002
e= 0.00486*0.8493*925*3.14*10*0.486
e= 1.158875 ka/Joule
Tara meknik pana (e) pada percobaan satu 0.0191267 kal/Joule sedangkan
e pada grafik 1.158875 kal/Joule
terjadi KSR 598 sangat besar sekali. Jika dibandingkan dengan literature
KSR sebesar 382.
= 350.62248 kal
Jika banyak Lilitan ditambah maka kenaikan suhu akan bertambah pula. Karena
gaya gesekan yang diberikn semakin besar.
I. ANALISA
Dari data yang diperoleh dapat \kita lihat bahwa terjadi linieritas antara kenaikan
suhu dan putaran yang dibetrikan. Ini akibat gaya gesekan antara calorimeter
dengan pita nilon. Gaya gesekan yang diberikan senading dengan kerja yang kita
lakukan untuk memutar engkel. Usaha yang diberikan tersebut menyebabkan
panas. Tara kesetimbangan yang diperoleh dari hasil percobaan berkisar 0.20
kal/Jaoule sedangkan tara kesetimbngan mekanik pada literarur berkisar 0.24
kal/Jaole. Ada kesalahan relative sekitar 78 %, dan pada setiap calorimeter yang
diberikan nilai tara mekaniknya berbeda. Hal ini disebabkan karena nilai kalor
jenis ( specific heat ) berbeda pada setiap bahan. Pada tembaga nilai ekivalen
mekanis dari kalor lebih besar, karena massa jenis tembaga lebih besar dari massa
jenis aluminium sehingga kalor jenis tembaga lebih kecil. Sehingga tembaga lebih
lambat panasnya dari pada aluminium. Aluminium yang mempunyai kalor jenis
lebih besar dari pada tembaga lebih cepat menerima panas, sedangakan gaya atau
usaha mekanik yang diberikan kecil, sehngga perbandingan tara mekaniknya juga
kecil.
II. KESIMPULAN
Daftar Pustaka