LD 11 (Perubahan Perda Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Kepala Desa)
LD 11 (Perubahan Perda Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Pemilihan Kepala Desa)
BUPATI BANJARNEGARA
PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
BUPATI BANJARNEGARA,
1
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor
13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
8. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 6
Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun
2015 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Banjarnegara Nomor 196);
MEMUTUSKAN :
Pasal I
Pasal 49
2. Diantara Pasal 49 dan Pasal 50 disisipi 5 (lima) Pasal baru yakni Pasal
49A, Pasal 49B, Pasal 49C, Pasal 49D dan Pasal 49E yang berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 49A
Pasal 49B
3
d. dalam hal pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf c
diperoleh hasil dukungan terbanyak sama, maka diadakan
pemilihan ulang hanya untuk calon-calon yang dipilih dengan
perolehan jumlah suara yang sama;
e. dalam hal pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada huruf d
hasilnya tetap sama, Camat memfasilitasi musyawarah sampai
tercapainya permufakatan;
f. pelaporan hasil pemilihan calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu kepada musyawarah Desa;
g. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
h. pelaporan hasil pemilihan Kepala Desa melalui musyawarah Desa
kepada BPD dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah
musyawarah Desa mengesahkan calon Kepala Desa terpilih;
i. pelaporan calon Kepala Desa terpilih hasil musyawarah Desa
khusus untuk pemilihan Kepala Desa Antar Waktu oleh ketua BPD
kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima
laporan dari Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu;
j. penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan pengangkatan
calon Kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya laporan dari BPD; dan
k. Pelantikan Kepala Desa Antar Waktu oleh Bupati paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan
pengangkatan calon Kepala Desa Antar Waktu terpilih dengan
urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam hal musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak menghasilkan Kepala Desa Antar Waktu terpilih, pemilihan
Kepala Desa dilaksanakan pada pemilihan Kepala Desa serentak
gelombang berikutnya.
Bagian Kesatu
Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
Pasal 49C
(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dibentuk dan ditetapkan
dengan Keputusan BPD.
(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu berasal dari Perangkat
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.
(3) Susunan keanggotaan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang wakil ketua, 1 (satu)
orang sekretaris dan 4 (empat) seksi.
(4) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari :
a. seksi pendaftaran pemilih;
b. seksi pendaftaran dan penelitian bakal calon Kepala Desa;
c. seksi seleksi dan penetapan calon Kepala Desa; dan
d. seksi pemungutan dan penghitungan suara.
(5) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu bertugas :
a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,
mengawasi dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilihan;
b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada penjabat
Kepala Desa;
c. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
d. mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
4
e. mengajukan bakal calon yang telah memenuhi persyaratan kepada
musyawarah desa untuk ditetapkan sebagai calon;
f. mengajukan tata cara pelaksanaan pemilihan kepada musyawarah
desa untuk ditetapkan;
g. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan tempat
pemungutan suara;
h. memfasilitasi pelaksanaan pemungutan suara dalam hal
dilaksanakan pemungutan suara; dan
i. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.
(6) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dibubarkan oleh BPD
setelah Bupati melaksanakan pelantikan Calon Kepala Desa Antar
Waktu Terpilih.
(7) Dalam hal Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu tidak berhasil
menghasilkan calon Kepala Desa Antar Waktu terpilih, maka Panitia
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dibubarkan oleh BPD.
(8) Pembubaran Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) ditetapkan dengan Keputusan BPD dan
dilaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat.
Bagian Kedua
Seleksi Tertulis Dalam Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
Pasal 49D
Pasal 49E
(1) Waktu dan tempat pelaksanaan seleksi tertulis ditentukan oleh Panitia
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
(2) Pelaksanaan seleksi, koreksi dan pengumuman hasil seleksi tertulis
dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari.
(3) Pelaksanaan seleksi dan koreksi hasil seleksi tertulis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Berita Acara.
5
3. Diantara Pasal 51 dan Pasal 52 disisipi 2 (dua) Pasal baru yakni Pasal 51A
dan Pasal 51B yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 51A
6
d. ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar sampai dengan
ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau
surat pernyataan dari pejabat yang berwenang;
e. akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir;
f. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau
bermeterai cukup;
g. kartu tanda penduduk dan surat keterangan bertempat
tinggal paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran
dari rukun tetangga/rukun warga dan Kepala Desa
setempat;
h. surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa tidak pernah
dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih;
i. surat keterangan dari ketua pengadilan negeri bahwa tidak
sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap;
j. surat keterangan berbadan sehat dari rumah sakit umum
daerah; dan
k. surat keterangan dari pemerintah daerah kabupaten/kota
dan surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tidak
pernah menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan.
(3) Pengesahan dan Pelantikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
dan 51 berlaku secara mutatis mutandis terhadap pengesahan dan
pelantikan Kepala Desa Antar Waktu.
Pasal 51B
Masa jabatan Kepala Desa Antar Waktu dianggap sama dengan menjabat
1 (satu) periode masa jabatan Kepala Desa.
Pasal 42
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “perolehan suara terbanyak yang
sama” adalah perolehan suara terbanyak yang sama tersebut
lebih dari 1 (satu) Calon.
Dalam hal terdapat 2 (dua) TPS, Calon Terpilih ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah
pemilih terbanyak.
Dalam hal terdapat lebih dari 2 (dua) TPS, Calon Terpilih
ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada masing-
masing TPS.
7
Pasal II
Ditetapkan di Banjarnegara
pada tanggal 25 Agustus 2016
BUPATI BANJARNEGARA,
Cap ttd,
SUTEDJO SLAMET UTOMO
Diundangkan di Banjarnegara
pada tanggal 25-8-2015
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA,
Cap ttd,
FAHRUDIN SLAMET SUSIADI
Cap ttd,
8
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
I. UMUM
Pasal I
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.