Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ABRAHAM ANDI RYAAS

NIM : 2303020048

UAS : PENGANTAR ILMU POLITIK

DOSEN PENGASUH MATA KULIAH : SYUKUR MUHAYMIN ADANG DJAHA,S.Sos, M.AP

Jawaban

1. A. Masa Republik Indonesia I ( 1945-1959 )


Masa Demokrasi Konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai dan
karena itu dinamakan demokrasi parlemen.Undang undang dasar 1950 menetapkan berlankunya
system parlementer dimana badan eksekutif yang terdiri atas presiden sebagai kepala Negara
konstitusional dan menteri menterinya mempunyai tanggung jawab politik.
B. Masa Republik Indonesia II ( 1959-1965 )
Masa Demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi
konstitusional yang secara formal merupakan landasannya, dan menunjukan beberapa aspek
demokrasi rakyat. Ciri cirri demokrasi ini adalah dominasi dari presiden, terbatasnnya perenan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya Peranan ABRI sebagai unsure
politik.
C. Masa Republik Indonesia III ( 1965 – 1998 )
Masa demokrasi pancasila yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system
presidensial.
D. Masa Republik Indonesia IV ( 1998 – Sekarang )
Yaitu masa reformasi yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi
terhadap praktik praktik politik yang terjadi pada masa republic Indonesia III.

2.
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern . Marxisme merupakan bentuk protes
Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena
dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan
kumuh.Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan
penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya.Untuk menyejahterakan kaum proletar,
Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme perlu diganti dengan paham komunisme .Bila
kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut
keadilan.Inilah dasar dari marxisme.
3. Konfederasi
Konfederasi adalah persatuan kelompok atau negara berdaulat yang bersatu untuk tujuan
aksi bersama.
Contohnya : Belgia
Negara Kesatuan

Pengertian negara kesatuan adalah negara dengan sistem pemerintahan tertinggi berada di
tangan pemerintah pusat. Dengan kata lain,pemerintah pusat memegang kedaulatan
sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Dalam negara kesatuan, hanya terdapat satu
konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), serta satu parlemen.
Contohnya
negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang

Negara Federal
Negara Republik Federal adalah Federasi dari beberapa negara bagian dengan bentuk
pemerintahan Republik yang dikepalai oleh seorang Presiden.

Contohnya
Amerika Serikat, Rusia dan Brasil.

4. Dalam pengertiannya lembaga eksekutif diartikan sebagai pelaksana dari kebijakan,


undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh lembaga legislatif. Contoh dari lembaga
eksekutif adalah presiden, wakil presiden, dan menteri.

Pengertian dari lembaga legislatif adalah lembaga yang memiliki tugas dan wewenang untuk
merumuskan dan membuat peraturan, kebijakan, dan Undang-Undang suatu negara. Sebagai
badan deliberatif pemerintah, lembaga ini memiliki kuasa dalam membuat hukum di suatu
negara. Berikut ini contoh dari lembaga legislatif yakni: DPR, DPD, dan MPR

Pengertian dari yudikatif adalah lembaga negara yang bertugas melakukan pengawasan,
pengawalan, dan memantau proses pelaksanaan UUD, dan pengawasan pelaksaaan hukum di
suatu negara. Adapun contoh lembaga yudikatif yakni: MK, MA, dan KY.

5. Piramida partisipasi politik menurut Milbrath dan Goel


Piramida Partisipasi politik menurut Roth dan Wilson

6. Sarana Komunitas Politik

Dalam sistem demokrasi yang dimiliki seperti Indonesia ini, fungsi partai politik adalah
untuk menyalurkan berbagai macam suara maupun aspirasi masyarakat agar sampai ke
pemerintah.

Jika partai politik tidak berfungsi demikian, maka akan terjadi ketimpangan dan
penyalahgunaan partai politik untuk kepentingan kelompok maupun golongan.

Sarana Sosialisasi Politik


Partai politik juga berperan sebagai sarana sosialisasi politik. Di dalam ilmu politik, sosialisasi
politik diartikan sebagai proses dimana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap
fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Sosialisasi
politik dapat membentuk budaya politik suatu negara.

Sarana Rekrutmen Politik


Partai politik memperluas perannya dalam membuka kesempatan bagi warga negara untuk turut
serta berpartisipasi politik dalam suatu negara. Partai politik senantiasa melahirkan kader-kader
yang potensial dalam setiap perkembangannya dalam persaingan perpolitikan. Hal itu dilakukan
dengan merekrut anggota-anggota muda yang berbakat dan memberikan pembekalan kader-
kader muda.

Sarana Pengatur Konflik

Dalam suatu negara demokrasi seperti Indonesia, perbedaan pendapat tentunya menjadi hal yang
wajar. Ragam suku, etnis, budaya, status sosial, dan lain-lain tentunya tidak jarang menimbulkan
berbagai permasalahan yang dapat mengancam persatuan bangsa, maka dari itu partai politik
dituntut untuk dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, minimal dapat meredakan dan menjadi
penengah antara pihak yang bertikai.

Perbedaan dan persaingan ini selalu menjadi hal yang harus ditangani partai politik sebagai wujud
perdamaian politik suatu negara. Fungsi partai politik harus mampu menciptakan suasana
harmonis diantara kalangan masyarakat serta mencontohkan persaingan-persaingan sehat dalam
mencapai tujuan.

Sarana Kontrol Politik

Fungsi partai politik di Negara demokrasi seperti ini adalah untuk membantu mengingatkan dan
meluruskan kebijakan-kebijakan pemerintah. Karena dalam menetapkan keputusan-keputusan
maupun kebijakam terkadang terjadi kesalahan maupun kekeliruan yang tidak sesuai dengan
kepentingan masyarakat.

Disinilah fungsi partai politik sangat dibutuhkan. Kontrol kebijakan dilakukan untuk membatasi
kesewenang-wenangan pemerintah yang dapat merugikan rakyat. Selain itu, partai politik juga
melakukan pengawasan serta pertinjauan terhadap pelaksanaan jalannya kepemerintahan agar
dapat berjalan baik sebagaimana mestinya.

Sarana Partisipasi Politik

Partai politik berfungsi untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal tersebut


dikarenakan partai politik menerima dan menampung aspirasi masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan nasional.
7. Sistem pemilu distrik adalah sistem pemilu berdasarkan lokasi daerah pemilihan
bukan berdasarkan jumlah penduduk. Dalam sistem ini wilayah negara dibagi ke
dalam beberapa distrik pemilihan yang biasanya berdasarkan pada jumlah penduduk.

Kelebihan:
Cenderung menghasilkan pemerintahan kuat dari satu partai.

Mendorong munculnya oposisi.

Memungkinkan hadirnya kandidat independen.

Kelemahan;

1.Wakil rakyat yang terpilih cenderung memperhatikan warga di distriknya dibandingkan distrik
lain.
2. Menghalangi perkembangan multipartai yang plural.
3. Mendorong tumbuhnya partai etnis atau kesukuan.

Sistem proporsional (proportional system) adalah sistem pemilihan yang


memperhatikan perimbangan jumlah penduduk dengan jumlah kursi di daerah pemilihan.
kelebihan ;
1.Mampu menghindari suara pemilih yang terbuang secara sia-sia.

2.Memfasilitasi keanekaragaman masyarakat, termasuk kelompok-kelompok sosial masyarakat


untuk menempatkan wakilnya di lembaga perwakilan.

kekurangan ;

1.Pengkondisian mekanisme pencalonan kandidat wakil rakyat yang terutup.


2.Menguatnya oligarki di internal partai.
3.Terbukanya ruang politik uang di internal partai dalam bentuk jual beli nomor urut.

Anda mungkin juga menyukai