JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
PKM-P
DiusulkanOleh :
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
Ketua Pelaksana
(Dessy Pranita)
NIM: C51110235
Dosen Pendamping
NIP : 196603211993032001
LEMBAR PENGESAHAN
Dessy Pranita
C51110235
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Pembantu Dekan 3
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
anugerahnya kami dapat menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa yang
berjudul “Suplementasi Mi Basah Dengan Sawi Hijau”.
Tugas ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari
berbagai pihak dalam keterkaitannya dengan perbaikan dari isi tugas ini sangat
saya harapkan dan saya ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Permasalahan penelitian.............................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................3
D. Urgensi (keutamaan) penelitian..................................................................3
II. Tinjauan Pustaka
A. Tanaman Sawi............................................................................................4
B. Tepung Terigu............................................................................................5
C. Karakteristik Mi..........................................................................................9
III. Metode Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................9
B. Alat dan Bahan Penelitian.........................................................................10
1. Alat penelitian.....................................................................................10
2. Bahan penelitian.................................................................................10
C. Rancangan Penelitian................................................................................11
D. Pelaksanaan Penelitian..............................................................................11
IV. Analisis Keuangan...........................................................................................12
V. Jadwal Pelaksanaan..........................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Ringkasan.......................................................................................................17
iv
PENGARUH TINGKAT SUPLEMENTASI SAWI HIJAU TERHADAP
KARAKTER FSIKOKIMIA DAN SENSORI MI BASAH KAYA SERAT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sawi hijau (Brassica sinensis L.) merupakan jenis sayuran yang
cukup populer. Dikenal pula sebagai caisim, caisin, atau sawi bakso,
sayuran ini mudah dibudidayakan dan dapat dimakan segar (biasanya
dilayukan dengan air panas) atau diolah menjadi asinan. Sawi
termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang
mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk
kebutuhan gizi masyarakat.
Sawi hijau sering kita temui dalam menu makan sehari-hari.
Biasanya sawi diolah menjadi tumisan sayur atau pelengkap makan
bakso. Sayuran sehat ini tentu punya banyak manfaat. Sawi hijau
mengandung banyak antioksidan dan memiliki banyak vitamin.
Menurut pakar, sawi seperti juga sayur hijau lainnya berfungsi sebagai
pencegah kanker. Bagi perempuan sawi punya banyak manfaat di
masa menopouse, karena bisa melindungi kaum hawa dari penyakit
jantung dan kanker payudara. Kandungan nutrisi seperti kalsium,
asam folat, dan magnesium juga dapat mendukung kesehatan tulang.
Bagi Anda yang tak suka makan sayur, tak perlu khawatir kehilangan
semua manfaat sehat ini. Karena ternyata, sawi tidak hanya bisa
dimakan sebagai sayur namun juga dapat digunakan untuk
penambahan vitamin pada pembuatan mi basah.
Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan
memanjang dengan diameter 0,07-0,125 inchi yang dibuat dengan
bahan baku terigu atau tanpa tambahan kuning telur. Mie basah
adalah mie mentah yang sebelum dipasarkan mengalami perebusan
dalam air mendidih terlebih dahulu. Pembuatan mie basah secara
tradisional dapat dilakukan dengan bahan utama tepung terigu dan
bahan pembantu seperti air, telur dan pewarna misalnya dengan
penambahan sawi hijau, di samping mengubah warna pada mi, sawi
juga banyak manfaat seperti penambahan vitamin.
Sifat khas mie adalah elastis dan kukuh dengan lapisan
permukaan yang tidak lembek dan tidak lengket. Tahapan proses
pembuatan mie secara garis besar berupa pencampuran (mixing),
pengadukan, pemotongan dan pemasakan. Faktor yang harus
diperhatikan dalam membuat adonan dalam pembuatan mie yang baik
adalah, jumlah air yang ditambahakan, lama pengadukan, dan
suhunya. Pada awal pencampuran terdapat pemecahan lapisan tipis air
dan tepung. Semakin lama semua bagian tepung terbasahi, oleh air
dan menjadi gumpalan-gumpalan adonan. Adonan air tersebut juga
merupakan serat-serta gluten tertarik, disusun bersilang dan
terbungkus dalam pati, sehingga adonan menjadi lunak, harus serta
elastis.
B. Permasalahan penelitian
Di indonesia mayoritas masyarakat banyak menyukai makanan
instan seperti mi, maka untuk itu penulis mencari ide untuk
mendapatkan makanan mi yang sehat yaitu dengan suplementasi sawi
hijau. Sawi adalah salah satu sumber makanan yang mengandung
antioksidan yang mempunyai kemampuan untuk mengatur
ketidakseimbangan dalam tubuh. Disamping itu sawi juga merupakan
sumber vitamin K dimana vitamin ini sangat berguna untuk
pembekuan darah, sehingga luka akan cepat mengering, selain vitamin
K sawi hijau juga mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin
B2,vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium, zat
besi, dan protein. Dengan kandungannya tersebut, Sawi Hijau berguna
untuk mencegah kanker, hipertensi, dan penyakit jantung, membantu
kesehatan sistem pencernaan yaitu mencegah dan mengobati penyakit
pelagra, serta menghindarkan ibu hamil dari anemia. (Anonim, 2010).
Selain dimakan sebagai sayuran, sawi hijau juga dapat dibuat
menjadi mi basah. Mi merupakan salah satu pangan yang kini popular
dikalangan masyarakat ekonomi bawah, menengah sampai atas.
Berdasarkan hasil preferensi konsumen, mi merupakan produk pangan
yang paling sering dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat baik
sebagai makanan sarapan maupun sebagai selingan (Juniawati, 2003).
Pemanfaatan sayur-sayuran di Indonesia sebagai bahan campuran mi
basah sangatlah rendah. Hal ini terlihat dari konsumsi masyarakat
yang luas terhadap sayur-sayuran tetapi hanya untuk diolah dalam
bentuk yang sederhana saja seperti sawi asin, bahan masakan biasa,
dan lain sebagainya.
Hampir diseluruh wilayah diIndonesia, sawi dapat tumbuh
dengan baik, sehingga bahan baku sawi mudah dicari. Hal ini tentu
saja dapat memudahkan produksi karena ketersediaan bahan baku dan
harga yang terjangkau. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh tingkat sumplementasi sawi hijau terhadap
karakteristik fisikokimia dan sensori Mi Basah kaya serat”.
C. Tujuan Khusus
Dengan pembuatan mi basah menggunakan sawi hijau maka
masyarakat akan lebih banyak memakan sayuran dalam bentuk mi
tanpa mengurangi vitamin, zat besi dan protein yang terkandung
didalam sawi. Selain itu juga tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan konsentrasi sawi hijau terbaik pada suplementasi mi basah
berdasarkan sifat fisikokimia dan sensori.
B. Tepung Terigu
Tepung terigu adalah bahan utama dalam pembuatan produk
bakery dan kue, sedangkan jenis tepung lainnya yang digunakan
sebagai bahan utama atau sebagai bahan pensubstitusi adalah tepung
rye, tepung beras, tepung jagung, tepung pisang dan lainnya. Tepung
terigu dibuat dari biji gandum yang digiling dan diayak sehingga
diperoleh tepung dengan besar partikel tertentu.
Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mi, sumber
protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama tepung terigu yang
berperan dalam pembuatan mi adalah gluten. Gluten dapat dibentuk
dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam
tepung terigu untuk pembuatan mi harus dalam jumlah yang cukup
tinggi supaya mi menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan
sewaktu proses produksinya. (Lily Yenawaty, 2011)
Secara garis besar ada dua jenis tepung gandum yaitu tepung
gandum keras (strong flaour) dan tepung gandum lunak (soft flaour).
Tepung gandum keras biasanya digunakan untuk membuat roti dan
produk-produk yang dibuat dengan melibatkan proses fermentasi.
Tepung gandum lunak biasanya digunakan untuk membuat biskuit dan
kue. Perbedaan utama tepung terigu keras dan tepung.
Tabel 2.2. Kandungan gizi tepung terigu per 100 gram bahan
C. Karakteristik mi
D. Metode Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
Pontianak. Penelitian direncanakan selama 3 bulan.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah saringan
100 mesh, timbangan analitik, gelas ukur, loyang, blender,
nampan, plastic, kompor gas, panci pengukus, talenan, ampia,
baskom, gelas beker, wadah uji sensori, kjeldhal, pipet volume,
Erlenmeyer, cawan porselin, buret, alat tulis dan alat dokumentasi.
2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sawi
hijau, tepung terigu, garam, telur, soda abu (Natrium karbonat dan
kalium karbonat), aquades, NaOH, kalium anhydrous, merkuri
oksida, asam sulfat pekat, HCl 0,1 N, asam borat, tetes indicator
dan pelarut petroleum eter.
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Lengkap dengan 1 faktor perlakuan yaitu perbandingan sawi hijau
dan tepung terigu 100 g dengan 7 taraf perlakuan, dengan tiga kali
ulangan sehingga terdapat 21 sampel mi basah. Adapun
perbandingan komposisi yang digunakan untuk penelitian adalah
sebagai berikut:
n0= sawi hijau = 0 g
n1= sawi hijau = 15 g
n2= sawi hijau = 30 g
n3= sawi hijau = 45 g
n4= sawi hijau = 60 g
n5= sawi hijau = 75 g
n6= sawi hijau = 90 g
Pada tabel 3.1. disajikan formula bahan penelitian yang dilakukan.
Tabel 3.1. Formula Bahan Penelitian
D. Pelaksanaan Penelitian
3. Pembuatan Mi Basah
Bahan baku dalam pembuatan mi basah adalah tepung terigu
dengan penambahan sawi, telur, air dan garam. Telur berfungsi
sebagai emulsifier (mengikat antar air dan lemak sehingga dapat
menyatu dalam adonan), selain itu juga memberi rasa gurih dan
menambah nilai gizi. Air merupakan komponen penting dalam
pembentukan gluten, sebagai media pencampur, dan pengikat
karbohidrat sehingga terbentuk adonan yang baik. Garam dapur
(NaCl) berfungsi untuk memberi rasa, memperkuat tekstur mi,
mengurangi kelengketan adonan, serta meningkatkan elastisitas
adonan (Astawan, 2002).
NIP 196603211993032001
Jurusan/Fakultas : Budidaya Pertanian/Pertanian
NIM : C51110235
Jurusan/Fakultas : Budidaya Pertanian/Pertanian
Demikian Surat Jaminan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya dan untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya oleh kedua belak pihak yang saling terikat.
Tertanda
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Organisasi
a) Ketua pelaksana
b) Bendahara
c) Bendahara
d) Sekretaris
e) Sekretaris
a) Ketua pelaksana bertanggung jawab antara lain:
1. Bertanggungjawab atas kelangsungan penelitian
2. Mengarahkan dan memberi motivasi pada anggota
3. Menjalin hubungan kerja dengan sesama
4. Bertanggung jawab untuk menyelesaikan penelitian
b) Sekretaris bertanggung jawab antara lain:
1. Bertanggungjawab terhadap kegiatan penelitian
2. Mencatat semua pengeluaran yang masuk
3. Memberikan pertimbangan berkaitan dengan penelitian
4. Bertanggung jawab atas kelangsungan penelitian
c) Bendahara bertanggung jawab antara lain:
1. Bertanggungjawab terhadap keluaran keuangan
2. Bertanggungjawab terhadap keperluan penelitian
3. Mengatur pemberian kompensasi kepada anggota
4. Memberikan pertimbangan berkaitan dengan penelitian, terutama
mengenai keuangan