Anda di halaman 1dari 17

ZAKAT SATU PEMBINAAN EKONOMI

Dimaksud dengan ZAKAT sama dengan yang oleh Hadits yang telah kita sitir di atas
yaitu = wa aatu zakaata = juga di namakan orang Rukun Islam yang ke tiga.
Selanjutnya ZAKAT satu Pembinaan Ekonomi kita kasifikasikan dan
spesialisasikan menjadi Zakat satu Sistem Perekonomian dan Zakat satu Sistem
anggaran.

1. Zakat satu Sistem Perekonomian.


AQMSR mengenal hanya dua sistem perekonomian, yang oleh Surat Rum ayat
39 menjelaskan demikian , Artinya :
“Dan tidak adalah yang kalian ujudkan, atas pilihan Zdulumat menurt S-Sy
apapun, menjadi sistem Perekonomian model Riba guna kalian menyadap
keuntungan dalam lalu-lintas harta sesama manusia maka Riba satu Sistem
Perekonomian yang mereka lakukan itu bukanlah system redha Allah.
Sebaliknya tidak adalah yang kalian ujudkan, dengan pilihan NUR yakni AQMSR
ini, menjadi Zakat satu Sistem Perekenomian niscaya kalian mengingini redha
Allah menurut Sunnah Rasul ini maka mereka yang demikian adalah orang-
orang yang mendapat kehidupan-ganda (di dunia hasanah dan Akhirat juga
Hasanah) yang demikian beruntung”.
Watak dari Riba satu Sistem Perekonomian untuk mana orang yang ber-IMAN
di minta menjauhkan diri oleh Surat Ali Imran ayat 130 menegaskan demikian,
Artinya :
“Wahai orang yang telah menyatakan diri hidup berpandangan dan bersikap
dengan AQMSR :
Janganlah kalian hidup makan-minum menurut Riba satu Sistem Perekonomian
yang ganda menggandakan keuntungan menurut cara presentasi yang demikian
bedebah, dan berbuat patuhlah kalian, dengan ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul ini, semoga kalian, dengan AQMSR ini, dapat menenangkan satu
kehidupan yang demikian agung”.
Singkatnya RIba satu Sistem Perekonomian terkutuk oleh Hadits menegaskan
demikian , Artinya :
“Setiap investasi modal yang menyadap keuntungan adalah Riba”.
Singkatnya Riba satu Sistem Perekonomian adalah meliputi produksi, distribusi
dan konsumsi, kesemuanya dalam bentuk dimana manusia menjadi Subjek dan
semua selainnya adalah Objek, sehingga berujud Sosial Piramid.
Sebaliknya ZAKAT satu Sistem Perekonomian adalah juga meliputi produksi,
Distribusi dan Konsumsi.
a. ZAKAT satu Sistem Produksi.
Zakat satu Sistem Produksi maka faktor-faktornya kita bagi menjadi sebagai
berikut :
a). Alam semesta adalah milik Allah,
oleh Surat Baqarah ayat 107, Surat Ali Imran ayat 189, Surat A‟raf ayat 158,
Surat Taubah ayat 116, Surat Furqan ayat 2, Surat Zumar ayat 44, Surat
Zuohruf ayat 85, Surat Syuura ayat 49, Surat Jatstsiyah ayat 26, Surat
Fath ayat 14, Surat Hadid ayat 2 dan 5, Surat Buruj ayat 5, Surat Ma‟dah
ayat 18, 40, dan ayat 120, Surat Nur ayat 42, dsb., menegaskan
demikian, Artinya :
“Dan seperti halnya kemampuan hidup semesta angkasa dan bumi ini
satu milik menurut Allah, begitulah semesta kebudayaan/peradaban,
yakni menurut-Nya dengan pembuktian Sunnah Rasul adalah satu
penataan kehidupan yang demikian revolusioner”. Yang demikian ini
secara umum adalah tersimpul dalam Surat Al Fatihah memfungsikan
ayat 4, yang sudah kita sitir diatas. Diantara yang paling penting
kedudukannya dalam perekonomian dari ke semua ini adalah
kedudukan tanah.

b). Kedudukan Tanah.


Sudah kita sitir diatas Surat ar Rahman ayat 10 – 12 bawa Allah
memfungsikan Bumi, berikut panennya, adalah untuk seluruh makhluk.
( Jadi hak manusia hanyalah hak usaha atas perintah Allah menurut
Sunnah Rasul-NYA, dus tidak boleh pemilikan makhluk baik individuil
maupun secara golongan/kolektip ). Yang demikian perintah Hadits
yang menegaskan demikian, Artinya :
“Siapa yang menguasai sepetak tanah maka hendaknya dia menganggap
sendiri atau jika tidak demikian, menyerahkan kepada saudara se-Iman-
nya cuma-cuma, untuk mana dilarang sewa-tanah, dilarang kuli-tanah,
juga tidak boleh bagi hasil”.
Didalam Hadits lain malah nabi Muhammad saw. lebih mempertegas
lagi : “jika tidak mau digarap sendiri maka rampaslah”. Jadi didalam
Zakat satu Sistem Perekonomian umumnya dan Zakat satu Sistem
produksi khususnya tidak boleh ada pemilikan tanah individuil tanpa
digarap sendiri (fiodalisme) juga tidak boleh pemilikan tanah
kolektipisme/komunisme, tetapi harus demikian, seperti Hadits diatas,
dalam bentuk keselurahannya yang Kal Jasadi. Begitulah pula halnya
dengan modal selain tanah.
c). Kedudukan Modal-1).
Sudah kita sitir Surat Taubah ayat 111 “Bahwa Allah dengan AQMSR ini
telah membeli dari orang yang hidup berpandangan dan bersikap
dengan yang demikian diri mereka dan seluruh harta harta bendanya
menjadi milik Allah……”. Kecuali itu maka Surat Taubah ayat 34
memperingatkan , Artinya :
“Wahai orang yang hidup berpandangan dan bersikap dengan AQ MS-
Rasul : Sebenarnya golongan Pendeta/Ulama dan Pemimpin2
Yahudi/Kristen, mereka, atas pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, sungguh
mereka makan-minum harta-benda manusia menurut Sistem Bathil
(Riba satu Sistem Perekonomian) yaitu mereka dengan demikian
menyimpang dari sistem yang telah diajarkan Allah MS-Rasul-Nya
(Zakat satu Sistem Perekonomian). Yaitu mereka, dengan demikian
melakukan Sistem monotor atas dekingan Mas dan Perak (sistem
Charter/giral) yakni mereka, dengan begitu, tidak mau ber-ekonomi
menurut sistem yang telah diajarkan oleh Allah MS-Rasul-Nya (Zakat
satu Sistem Perekonomian). Maka, dengan AQ MS-Rasul ini, jelaskan
terhadap mereka yang demikian itu adalah menjadi satu kehidupan
saling nista tiada tanding (didunia huru-hara/bencana dan diakhirat
lebih dahsyat lagi)”.
Lebih tajam lagi maka Surat Humazah menandaskan, demikian, Artinya:
(1). “Jahannam jualah ujudnya setiap Humazah lagi Humazah”.
(2). “Yaitu Kapitalis-Fiodalis yang melakukan investasi modal yaitu
mem-presentasikannya berlipat jumlah”.
(3). “Dia mengira bahwa hartanya itu satu kekuatan yang menambah”.
(4). “Tidak demikian, malah pasti akan menjerumus menjadi
Huthamah”.
(5). “Tahukah kalian, apa gerangan yang disebut Huthamah?”.
(6). “Yaitu pilihan Zdulumat satu laknat Allah MS-Syayaathin yang
bagaikan si Jago-Merah membakar musnah”.
(7). “Yang demikian, satu pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, membakar
hati menghambur dendam kesumah”
(8). “Sebenarnya yang demikian, atas mereka yang memilih Zdulumat
MS-Syayaathin, adalah satu kehidupan resah gelisah”.
(9). “Ujud kehidupan Sosial Piramid dari pilihan Zdulumat MS-
Syayaathin yang bagaikan tumpukan beban yang terus menerus
menambah”.
Dengan demikian pembuktian2 tersebut diatas menjadi jelas
bahwa kedudukan modal didalam Zakat satu Sistem Perekonomian
adalah milik Allah sebagai amanat dalam tangan manusia yang
tidak boleh mengambil keuntungan apapun, demikian pembuktian
Chulafa-ur Rasyidin.
d). Kedudukan Manusia.
Jikalau di dalam sistem “Riba satu Sistem Perekonomian” kedudukan
manusia itu menjadi terombang ambing antara Subjek-1) dan atau Objek-2)
sehingga dapat dipastikan menjadi Saling Objek-3) maka kedudukan manusia
didalam Zakat satu Sistem Perekonomian, seperti sudah dibuktikan Konsepsi
Islam, adalah menjadi Wakil Subjek-4), yaitu orang yang hidup berbuat “Atas
nama Allah………”, seperti sudah kita sitir dari Surat Fatihah diatas, yakni satu
jawaban atas perintah Surat „Alaq ayat 1-5, yang menegaskan demikian , Artinya
:
(1). “Nyatakanlah diri kalian untuk hidup berbuat “Atas nama Pembimbing
kalian dengan satu ajaran MS-Rasul-NYA, DIA – seperti halnya mencipta segala
– begitu AQ MS-Rasul ini untuk membangun akhlak”.
(2). “DIA, seperti halnya mencipta manusia biologis dari golongan „alaq,
demikian AQ MS-Rasul ini untuk kebudayaan/peradaban satu akhlak”.
(3). “Nyatakanlah diri kalian untuk hidup demikian yaitu menurut ajaran
Pembimbing kalian dengan pembuktian S-Rasul ini adalah pembina satu
kehidupan yang lebih mulia”.
(4). “DIA yang telah mengajarkan satu ILMU yang telah dibukukan menurut
satu penulisan (1 Qalam)”.
(5). “DIA, dengan AQ MS-Rasul ini, mengajarkan manusia satu ILMU yang dia
belum pernah mengenal demikian”.
Seterusnya ujud manusia yang hidup “Atas nama Allah ……” ini oleh Surat Ali
Imran ayat 1 menggambarkan demikian , Artinya :
“Yaitu (yang disebut Ulil albab) adalah mereka yang hidup sadar dengan ajaran
Allah MS-Rasul-NYA baik dikala sedang tegak berdiri maupun dikala sedang
duduk juga dikala sedang berbaring, yakni mereka berpikir dengan AQ MS-Rasul
ini perihal ujud kejadian semesta angkasa daana ujud kejadian kehidupan di
bumi sehingga menyatakan sikap : “Wahai Pembimbing kami : ANDA telah
menciptakan yang demikian itu bukan menurut sistem bathil. Seperti halnya
semesta kehidupan ini adalah satu kesibukan menurut ANDA, maka begitu
dengan AQ MS-Rasul ini, bebaskanlah kami dari kehidupan nista satu hasil
pilihan Zdulumat MS-Syayaathin yang bagaikan si Jago-Merah habis
membakar”.
______________________
1). Istilah Subjek ialah yang menentukan secara mutlak.
2). Objek ialah yang mutlak ditentukan oleh yang lain.
3). Saling Objek ialah tidak menentu sehingga menjadi saling genjot, saling
makan atau saling tipu, dsb.
4). Wakil Subjek ialah bertidak atas nama menurut satu mandat pasti.
Seterusnya manusia “Atas nama Allah ……” ini menganut satu sikap dalam
keseluruhan diantara sesamanya yang oleh Surat Shaf ayat 4 menggambarkan
demikian , Artinya :
“sebenarnya Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul ini, menginginkan mereka yang
lagi di medan-tempur Jihad menurut Sistem ajaran Allah dengan pembuktian
ajaran Allah MS-Rasul ini menjadi satu Sunnah yang bagaikan satu bangunan
tersusun utuh”.
Susunan tenaga manusia yang demikian oleh Hadits yang telah kita sitir diatas
mengistilahkan “Kal Jasadi, suka dan duka ditanggung bersama”. Begitu yang
demikian oleh Hadits lain lagi menggambarkan satu susunan kerja, demikian ,
Artinya :
“Saudara-mu yang di bawah pimpinan-mu oleh Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul,
menjadikan mereka yang demikian menjadi amanat Allah dalam tangan kalian.
Maka siapa saja yang kepadanya di percayakan untuk memimpin saudaranya
dalam suatu pekerjaan hendaknya dia memberikan makanannya sama dengan
yang dimakannya sendiri, mempakiankannya sama dengan yang dia memakai
untuk dirinya sendiri dan jangan menyerahkan pekerjaan lebih berat dari yang ia
mampu melaksanakannya”.
Prinsip management yang demikian dimaksud di atas ini bukanlah prinsip Bawa
kambing dengan kulit nangka (Perspektif) ala Zdulumat MS-Syayaathin Barat
dan Timur mengejar asap atau bagaikan anjing melahab tahi atau maling yang
melaksanakan rampokan dengan semboyan membangun, tetapi satu
management menurut tauladan Muhammad saw. yang pokok2-nya adalah
demikian :
– Syajaa‟ah, satu keberanian ILMI-ah atas pilihan AQ MS-Rasul sehingga, kalau
di pandang perlu, sanggup berjembatan lidah harimau untuk menembusi perut
harimau.
– Fatharah, ahli dan lincah berbuat atas pilihan AQ MS-Rasul.
– Amanah, hidup bertanggung jawab dengan AQ MS-Rasul sepenuh hati.
– Sidqah, kejujuran ILMI-ah dalam satu kehidupan atas pilihan AQ MS-Rasul.
– Tabligh, mencapai tujuan dengan pilihan AQ MS-Rasul.
Kesemuanya ini, menurut tauladan Muhammad saw., dalam hubungan dengan
Surat Fath ayat 29 yang telah kita sitir diatas, oleh Surat Ahzab ayat 21 dan Surat
Mumtahinah ayat 4 dan 6 menetapkan demikian, Artinya :
“Sungguh benar2lah ujud kehidupan Rasul-Allah, Patron kehidupan satu2nya
yang objektip menurut ajaran Allah, bagi kalian yang mau demikian, adalah
tauladan indah dalam mencapai kehidupan Hasanah disunia & Ahirat bagi siapa
yang berharap hidup demgan ajaran Allah MS-Rasul-NYA yaitu jalannya sejarah
menuju satu kesudahan terahir adalah existensi demi pilihan Ajaran Allah MS-
R-NYA yaitu mereka hidup sadar dengan ajaran Allah MS-R-NYA se-
dalam2nya”.
Ada golongan orang yang menuduh management hidup yang demikian adalah
terlalu kaku, keras dsb, maka terhadap yang demikian Surat Ali Imran : 132 &
159 dalam hubungannya dengan surat Ma‟idah : 11, Srt Taubah : 51, Srt Ibrahim :
11 Srt Thagabun : 13 , menjawab demikian, Artinya :
132). “Satu ketika di kala dua golongan manusia di antara kalian yang hidup
berpandangan & bersikap dengan AQ MS-Rasul ini ber-cita2, atas pilihan
Dzulumat MS-Sy, ingin melakukan pecah-belah maka Allah jualah atas pilihan
mereka sendiri dengan yang demikian, adalah menjadi Pembimbing keduanya,
dan menurut ajaran Allah-lah maka orang2 yang benar2 hidup berpandangan &
bersikap dengan ajaran Allah MS-Rasul-NYAhendaknya hidup berbuatlah “Atas
nama Allah…..” dalam keadaan bagaimanapun.
159). “Maka dengan satu kenyataan kehidupan “Saling-Kasih-Sayang” (Madinah
Munawwarah) dari hasil pilihan ajaran Allah MS-Rasul ini berarti Anda
(Muhammad saw.) berhati lembut untuk mereka dalam satu kehidupan. Dan
jikalau Anda (dengan demikian dianggap) berhati keras sungguh sekalian
manusia yang bersama anda pasti telah kabur semua (mengapa tidak?). Maka
berlapang dadalah anda perihal mereka yang demikian yakni tuntutlah satu
revolusi dengan AQ MS-Rasul ini menjadi satu ujud kehidupan mereka & ajaklah
mereka untuk sama2 menanggapi dalam pelaksanaan AQ MS-R ini sehingga,
apabila anda telah berbulat cita dengan yang demikian, maka bertindaklah
menjadi hidup “Atas nama Allah”. Sebenarnya Allah, atas pilihan AQ MS-Rasul
ini menginginkan orang menjadi hidup berbuat “Atas nama Allah…..” tanpa
tedeng aling2″.
Selanjutnya kedudukan manusia, dilihat dari sektor Produksi, oleh Srt Najm : 39 –
48 membagi menjadi dua kelas sistim perekonomian, demikian, Artinya :
(39). “Dan bahwa tidak adalah bagi setiap manusia kecuali apa yang dia,
menurut masing2 pilihan ILMU, mengerjakannya”.
(40). “Dan bahwa hasil usahanya itu kelak dia, menurut masing2 pilihan ILMU-
nya, akan melihat nyata”.
(41). “Selanjtnya dia, menurut pilihan ILMU masing2, akan mendapat bagian
menjadi satu imbalan menurut tanggapannya”.
(42). “Yaitu bahwa, dengan pilihan ILMU menurut ajaran Pembimbing anda
(Muhammad saw.), masing2 menyudahi hidupnya”.
(43). “Yakni sebenarnya DIA, dengan NUR yakni AQ MS-Rasul membangun satu
kehidupan Riang-Gembira dan atas pilihan Dzulumat MS-Sy mengujudkan satu
kehidupan Meratap-Duka”.
(44). “Yaitu sesungguhnya DIA atas pilhan Dzulumat MS-Sy, mengujudkan satu
kehidupan saling memusnahkan sesama dan, dengan pilihan NUR yakni AQ MS-
Rasul ini, membangunkan satu kehidupan saling menghidupkan sesamanya”.
(45). “Yakni sebenarnya DIA, seperti halnya mencipta pasangan Pria & Wanita,
begitu AQ MS-Rasul ini yaitu NUR Lawan Dzulumat membangun pasangan
Budaya”.
(46). “Seperti halnya perujudan “Nuthfah” dikala mani telah dipancarkannya,
begitu AQ MS-R kapan saja memadu rasa”.
(47). “Yaitu sungguh atas pilihan yang demikian, yaitu AQ MS-R ini, satu
perujudan revolusi yang pasti mencapai tujuannya (Hasanah di dunia & di Ahirat
kelak).
(48). “Yakni benar2lah DIA, atas pilihan NUR yaitu AQ MS-R ini Pembimbing
kehidupan yang mencukupi segala dan dengan pilihan Dzulumat MS-Sy
manapun,Pembina Kehidupan Duka-Nestapa”.
Dengan pembuktian2 tersebut diatas menjadi jelas bahwa setiap manusia,
dilihat dari sudut pilihan ILMU masing2, dapat digolongkan menjadi pendukung
Zakat satu sistim Produksi bagi yang memilih NUR yakni AQ MS-Rasul ini &
pendukung Riba satu sistim perekonomian umumnya & Produksi khususnya.
Seterusnya Surat Nahl ayat 63 – 72 mengungkap penggolongan manusia, dilihat
dari sudut kedudukan/bidangnya dari masing2 sistim perekonomian demikian,
Artinya :
(63).“Demi Allah, atas pembuktian al-Qur‟an menurut Sunnah Rasul ini,
sungguh telah KAMI utus kepada bangsa-bangsa sebelum kalian (Muhammad)
satu misi NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul sebelumnya misi al-Qur‟an
yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul kalian. Akhirnya
Syaitan, atas pilihan Dzulumat menurut Sunnahnya, menghiasi menjadi segala
laku perbuatan bagi yang doyan demikian. Selanjutnya DIA, pada giliran sejarah
tegaknya al-Qur‟an menjadi satu kehidupan menurut Sunnah Rasul-NYA, adalah
yang memimpinnya, yaitu, bagi yang berlaku Dzulumat menurut Sunnah
Syayatin apapun itu, adalah suatu siksaan yang demikian merinding.
(64).“Dari itu KAMI tidak turunkan al-Qur‟an menjadi satu kitab yang demikian
NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul kalian (Muhammad) kecuali untuk
menjelaskan bagi yang mereka itu, atas pilihan aduk-adukan NUR-Dzulumat
menurut Sunnah Syayatin apapun, saling baku hantam terhadap yang demikian,
yakni satu pedoman hidup, ialah satu kehidupan saling kasih-sayang bagi bangsa
yang mau hidup berpandangan dan bersikap dengan yang demikian agung”.
(65).Yakni Allah, seperti halnya DIA menurunkan dari angksa menjadi air hujan
maka dengan itu DIA menghidupkan permukaan bumi ini sesudah matinya,
begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul ini
untuk budaya. Sungguh dalam ungkapan-ungkapan yang demikian itu adalah
benar-benar suatu pembuktian ILMI-ah bagi bangsa yang mau bertanggapan
demikian agung.
(66).“Yaitu sebenarnya bagi kalian, pada hewan ternak itu, sungguh satu ibarat,
seperti halnya KAMI melayani kalian dari yang dalam perutnya dari sebangsa
cairan, ialah semodel darah, menjadi susu yang murni lagi yang segar bagi
peminum-peminumnya, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat
menurut Sunnah Rasul tiada tanding”.
(67).“Juga, seperti halnya dari berbagai panen korma dan macam-macam panen
anggur darimana kalian bikin menjadi yang memabukkan dan yang membikin
hidup menjadi baik, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat
menurut Sunnah Rasul untuk budaya yang tiada tanding. Sebenarnya dalam
ungkapan yang demikian itu adalah sungguh satu pembuktian hidup ILMI-ah
bagi bangsa yang mau ber-akal dengan yang demikian agung”.
(68).“Yaitu, ibarat pembimbing kalian mengajar kepada lebah : “Hendaknya
kalian bikin rumah-rumah kalian menjadi bagaikan semodel gunung yang
bergantung ke dahan dan berpuncak ke bawah dan dari tumbuh-tumbuhan
menjadi madu “, yakni dari yang demikian mereka (manusia) menyegarkan
hidupnya, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah
Rasul untuk budaya agung”.
(69).“Seterusnya, seperti pembimbing kalian mengajar lebah : “Makanlah dari
setiap panen selanjutnya tempuhlah tatanan hidup pembimbing kalian dengan
hati serendah-rendahnya”, dari perutnya itu keluarlah minuman (madu) yang
aneka ragam warnanya di dalam yang demikian adalah obat bagi manusia,
begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul
untuk budaya. Sungguh dalam ungkapan-ungkapan yang demikian adalah
benar-benar pembuktian ILMI-ah bagi bangsa yang mau berpikir dengan yang
demikian agung”.
(70).Yakni Allah ibaratnya DIA mencipta kalian kemudian
mempersetimbangkan hidup kalian atas satu pilihan ILMU tertentu dan yang
sebagian kalian adalah yang mengalami lanjut usia agar dia itu tidak bisa ber-
ilmu apapun sesudah dia menguasai satu ILMU, begitulah pembuktian al-Qur‟an
yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul terhadap yang aduk-
adukan NUR-Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun. Sesungguhnya Allah,
atas pilihan al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat menurut Sunnah
Rasul-NYA, adalah pembina kehidupan lebih ILMI-ah lagi perancang kepastian
hidup demikian revolusioner”
(71).Yaitu Allah, atas pilihan al-Qur‟an yang demikian NUR dan Dzulumat
menurut Sunnah Rasul-NYA, melebihkan bagian kalian yang berlaku NUR
menurut Sunnah Rasul atas bagian yang berlaku Dzulumat menurut Sunnah
Syayatin apapun dalam sistem pembagian rezeki. Maka yang mendapat lebih itu
adalah pen-dzulumat-an menurut Sunnah Syayatin apapun atas rezeki yang
karyawannya berhak atas yang demikian sebab, dalam hal yang demikian,
mereka adalah sama haknya. Maka, mengapa pilihan al-Qur‟an yang demikian
NUR dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul Allah ini mereka putar balik menjadi
aduk-adukan NUR-Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun ?!
(72).“Yakni Allah, seperti halnya DIA mencipta kalian dari hakikat kejadian
kalian menjadi suami dan atau isteri dan DIA bikin dari suami dan atau isteri
kalian itu anak-anak dan cucu seterusnya DIA kurniakan kalian macam-macam
yang bermanfaat untuk hidup kalian, begitu al-Qur‟an yang demikian NUR dan
Dzulumat menurut Sunnah Rasul-NYA untuk budaya kalian”. Maka, pantaskah
mereka hidup mengabdi dengan penyelewengan Dzulumat menjadi sistem hidup
batil menurut Sunnah Syayatin sekaligus mereka berlaku negatif terhadap
kurnia Allah atas pembuktian ILMI-ah menurut Sunnah Rasul-NYA yang
demikian agung.
Dari itu selanjutnya kedudukan manusia didalam Zakat satu sistim Produksi,
kita klasifikasi & spesialisasi menjadi golongan Produktif & golongan Non
Produktif.
(a). Tenaga Produktif.
Surat Shaffat ayat 60 – 71 menegaskan hakikat hidup kebudayaan atau
peradaban itu ialah kerja atau berbuat, secara umum demikian, Artinya :
60.Sebenarnyalah Al Qur‟an, Pembimbing kehidupan yang tiada tandingan.
61.Menurut model inilah maka setiap manusia dipersilahkan membentuk
kehidupan.
62.Apakah mau NUR, pembangkit kehidupan merindang kepuasaan, ataukah
menurut Zdulumat, pembangkit kehidupan yang mengerikan.
63.Sesungguhnya tanggapan Zdulumat mssy itu KAMI, ALLAH, bikin menjadi
satu gambaran kehidupan yang tidak berujung dan tidak berpangkal.
64.Sebenarnyalah peradaban Zdulumat mssy adalah satu pancaran dari
kebudayaan jahannam.
65.Seolah-olahnya penaka sorban melayang diatas kepala syaithaan.
66.Maka ujudnya itu bagaikan sejenis hidangan yang makin dimakan semakin
membangkitkan kelaparan.
67.Selanjutnya, ibarat semacam minuman yang kian diminum semakin
membakar kerongkongan.
68.Akhirnya kelak, akan berkesudahan ke dalam satu kehancuran.
69.Sebenarnya mereka adalah kelanjutan dari orang-orang dahulu yang
bertanggapan Zdulumat mssy.
70.Maka hakekatnya itu bagaikan pedagang yang dengan modal recehan
menyadap keuntungan melalui satu perkreditan.
71.Dan sungguh menurut itulah orang-orang terdahulu men-zdulumatkan diri
mssy.
Titik berat yang kita maksud dari petikan diatas ialah tekanannya bahwa hidup
kebudayaan / Peradaban itu ialah Kerja / Berbuat. Sedang yang kita maksudkan
dengan istilah ” Produktip” ialah tekanan kepada kerja menghasilkan berbagai
keperluan hidup berikut jasa2.
Jadi “Golongan Produktip” disini ialah golongan2 manusia yang langsung
menghasilkan berbagai keperluan hidup & jasa2. Dan pemegang
kekuasaan/Pelaksana amanat didalam Islam satu penataan, oleh pendapatannya
yang lain dari golongan yang langsung berproduksi, akan kita Klasifikasi
kedalam golongan Non-Produktip.
Sampai disini perlu ditekankan bahwa golongan Produktip didalam Zakat satu
sistim perekonomian, meliputi produsi, distribusi & konsumsi adalah berdasar
IMAN menuju IHSAN dengan SA‟AH Satu management untuk mencapai
Husnul-Khatimah, sedang didalam pendukung RIBA satu sistim perekonomian
adalah seperti yang oleh Surat A‟raf : 176 demikian, Artinya :
“Dan kiranya KAMI, dengan AQ MS-R ini, berkehendak untuk mengangkat
mereka ketaraf kehidupan yang demikian tinggi tetapi mereka, atas pilihan
Dzulumat MS-Sy, mengabdikan diri menjadi satu kehidupan menurut
lingkungan dunianya dibumi ini yaitu mengikuti Subjektivismenya (hawahu).
Maka perumpamaan yang demikian adalah, “bagaikan anjing menjilat sampah,
diusir atau tidak, kesitulah tujuan tempatnya”. Begitulah perumpamaannya
mereka yang, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, melanjutkan pembuktian2 KAMI
MS-Rasul, Maka kemukakanlah AQ MS-Rasul ini satu keterangan yang demikian
ILMI-ah semoga mereka yang demikian memikirkan satu kehidupan yang
demikian Agung”.
Surat Baqarah Ayat 275 – 279, memberi perbandingan antara hidup dengan
Zakat satu sistim perekonomian & Riba satu sistim perekonomian, demikian,
Artinya :
275.Mereka yang memperlakukan Riba satu Sistem Perekonomian untuk
mendapatkan suatu pemasukan maka tidak ada yang mereka bangun itu kecuali
seperti yang bangun menjadi kegila-gilaan kena surupan aduk-adukan NUR-
Dzulumat dan atau penyalahgunaan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin.
Begitulah jadinya disebabkan mereka itu menyatakan sikap: “Sesungguhnya jual
beli itu (sebenarnya hanya sektor dari suatu bagian Perdagangan dari cabang
Distribusi yang berpangkal kepada suatu sistem perekonomian) adalah semodel
Riba (sebenarnya satu sistem Perekonomian )”, dalam arti Allah membolehkan
jual beli dan Riba ialah renten semata (padahal Allah membolehkan jual beli
dalam rangka Zakat satu Sistem Perekonomian ISLAM dan melarang Riba
sabagai satu Sistem Perekonomian nista papa). Seterusnya, siapa yang telah
mendapat pelajaran dari satu ajaran menurut Sunnah Rasul pembimbingnya
selanjutnya dia menghentikan sikap yang demikian maka baginya itu menjadi
pinjaman biasa yang tidak boleh mengambil untungnya. Yaitu urusannya itu
kembali kepada ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA. Dan siapa yang
kembali maka itulah dia pendukung Dzulumat menurut Sunnah Syayatin
bagaikan si Jago Merah habis membakar, mereka di dalamnya itu abadi seabadi
IMAN-nya dengan pilihan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun.
276.Dan Allah, dengan pembuktian al Quran menurut Sunnah Rasul-NYA,
menghapus Riba satu Sistem Perekonomian nista papa dan sekaligus
menyemarakkan satu model Anggaran Pembiayaan Berimbang dengan
Pendapatan menurut Zakat satu Pembinaan Perekonomian ISLAM. Dan Allah,
dengan pembuktian al Quran menurut Sunnah Rasul-NYA, tidak menyenangi
setiap perusak-perusak kehidupan dengan pilihan Dzulumat menurut Sunnah
Syayatin yang bernilai tindak pidana tiada tanding.
277.Sebenarnya mereka yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran
Allah menurut Sunnah Rasul-NYA ialah berbuat tepat menurut demikian yaitu
yang melakukan Shalat satu Pembinaan IMAN dan mengujudkan Zakat satu
Pembinaan Perekonomian ISLAM baginya itu satu imbalan kehidupan sesuai
dengan satu ajaran menurut Sunnah Rasul pembimbingnya. Yakni atas
kehidupan mereka yang demikian adalah tidak ada rasa ketekutan juga mereka
yang demikian ini tidak mengalami gundah gulana apapun.
278.Wahai yang hidup berpandangan dan bersikap dengan ajaran Allah menurut
Sunnah Rasul-NYA! Bersikap takutlah kalian atas setiap pelanggaran ajaran
Allah menurut Sunnah Rasul-NYA yaitu tinggalkanlah apa yang berbekas aduk-
adukan NUR-Dzulumat dan atau penyalahgunaan Dzulumat
menurut Sunnah Syayatin berupa Riba satu Sistem Perekonomian nista papa
jika kalian itu adalah yang benar-benar hidup berpandangan dan bersikap
dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul tanpa tedeng aling-aling.
279.Selanjutnya, jika mereka tidak mau patuh maka haruskanlah dengan hukum
perang dari ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-NYA. Seterusnya, jika kalian
meninggalkannya dan sekaligus hidup dengan NUR menurut Sunnah Rasul
maka hak bagi kalian adalah modal pokok kalian saja.
Janganlah kalian berlaku aduk-adukan NUR-Dzulumat dan atau
penyalahgunaan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin dan kalianpun tidak akan
diperlakukan dengan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin apapun.
Dalam persoalan Zakat satu sistim Perekonomian umumnya & Produksi
khususnya Allah dengan Surat Waqi‟ah : 57, 62 – 64,68 ,69 ,71 – 74, menyatakan
demikian , Artinya :
(57). “KAMI dengan AQ menurut pembuktian Sunnah-Rasul, yang seperti halnya
Biologis begitu untuk satu kebudayaan/peradaban maka, mengapa gerangan
kalian tidak sudi berpandangan & bersikap menjadi satu kehidupan Agung?”
(62). “Dan sungguh sebenarnya kalian dengan AQ MS-R ini, telah mempunyai
satu ILMU tentang satu Revolusi yang ber-nilai tinggi, maka mengapa gerangan
kalian tidak mau menyadarkan diri menjadi satu kehidupan Agung”
(63). “Lihatkah kalian dengan AQ MS-R ini, apa kalian garap menjadi setiap
apapun?”.
(64). “Kalian kah yang menggarapnya atau KAMI yang menjadi Penggarap setiap
apapun?”.
(68). “Lihatkah kalian dengan AQ MS-R ini akan air yang kalian minum kapan
sajapun?”.
(69). “Kaliankah yang menurunkan yang demikian atau KAMI yang menjadi
Penurun?”.
(71). “Lihatkah kalian dengan AQMS-R ini akan api yang kalian menyalakan
kapan sajapun?”.
(72). ” Kaliankah yang mengujudkan nyalanya atau KAMI yang menjadi Penyala
kapan sajapun?”.
(73). “KAMI dengan AQMS-R ini, membikin yang demikian menjadi satu
pembina kehidupan sadar yaitu satu pemantap bagi yang teguh menanggapi
tanpa tedeng-aling2”.
(74). “Maka dengan AQMS-R ini sibuk berbuatlah “Atas nama Pencipta anda
…..”, Pencipta kehidupan Agung tiada tanding”.
Dari itu kita ulangi lagi keseluruhan Zakat satu Sistim Perekonomian yaitu
pemilikan Allah yang dengan AQ MS-Rasul-NYA selaku mandat-NYA
diamanatkan kepada manusia untuk hidup berbuat menurut demikian. Yang
mau dengan sepenuh hati menurut demikian dinamakan Mukmin/Muslim.
Sebaliknya Riba satu Sistim perekonomian adalah sistim kepemilikan manusia,
Individualis dan atau Komunis yang dengan ajaran Bathil MS-Sy Barat & Timur
menjerumuskan manusia menjadi hidup saling Objek. Dan yang mau hidup
dengan yang demikian, dinamankan Kafir/Kadibun.
Berdasar alasan tersebut diatas maka Allah memastikan yang oleh Surat Taubah
: 103 & 104 memerintahkan demikian , Artinya :
(103). “Atas dasar, ber-Pedoman AQMSR ini maka pungutlan dari bagian
mereka yang hidup demikian menjadi sadaqah (Zakat satu sistim Anggaran)
guna membersihkan kehidupan mereka yakni dengan yang demikian adalah
untuk memurnikan kehidupan mereka, maka perintahkan mereka melakukan
Shalat satu pembinaan diri menjadi orang yang hidup demikian. Sebenarnya
Shalat anda (Muhammad saw,) adalah Tauladan-indah bagi mereka yang mau
membentengi diri untuk tetap hidup demikian, yaitu Allah dengan AQMSR ini,
adalah Pembina se-hebat2 tanggapan lagi pembentuk pandangan ILMI-ah tiada
tanding”.
(104). “Tidakkah mereka mengetahui bahwa sebenarnya Allah, dengan AQMSR
ini, memperkenankan abdi2 kehidupan menurut-NYA itu agar balik kembali
untuk hidup dengan demikian yakni memperlakukan sadaqah (Zakat satu sistim
Anggaran). Yaitu sebenarnya Allah dengan AQMSR ini, adalah Pembina hidup
lagi Pemberi Kepastian hidup menurut pilihan masing2”.
Lebih mendalam lagi untuk alas an “guna membersihkan kehidupan mereka”
yaitu “Untuk memurnikan kehidupan mereka” Surat Hasyar : 7 – 10
mempertega demikian, Artinya :
(7). “Apa yang oleh Allah telah memastikan dengan AQMSR-NYA dari
pendukung Madinah-Munawwarah maka yag demikian (sadaqah selaku satu
sistim Anggaran) adalah Hak Allah (Penggarap Agung) yaitu untuk pembiayaan
tugas Rasul-NYA dan yang mempunyai ikatan IMAN dengannya yaitu, yatim-
piatu, fakir-miskin, & mereka yang telah menghabiskan umur menurut yang
disuruh oleh Allah sehingga tidak mempunyai waktu lagi untuk mencari nafkah
guna keperluan hidup pribadi/keluarga-nya (Ibnu-Sabil), guna yang demikian,
dari kehidupan kalian, tidak mengujudkan menjadi Oligarki/Aristokrasi
(Penindasan/pemerasan manusia oleh manusia-Hartawan & Bangsawan). Maka
apa yang oleh Rasul mengujudkan menjadi satu kehidupan kalian hendaknya
kalian mematuhinya & apa yang dilarang-nya supaya kalian menjauhinya dari
yang demikian yaitu, berbuat patuhlah kalian dengan Ajaran Allah MS-Rasul ini.
Sebenarnya Allah, atas pilihan Dzulumat MS-Sy, “Pembina kehidupan Sengsara
yang demikian dahsyat”.
(8). “Bagi Fakir miskin yang oleh satu Hijrah menjadi terusir dari kampong
halaman & harta bendanya karena mereka menuntut satu kehidupan Agung
menurut Allah yang dibuktikan oleh Sunnah-Rasul-NYA, yakni paduan harapan
Allah MS-R ini menjadi harapan hidupnya, yaitu mereka mengorbankan segala
untuk memenangkan ajaran Allah MSR-NYA menjadi satu kemenangan
hidupnya mereka yang demikian adalah orang yang benar2 ber-Iman kapan
sajapun”.
(9). “Yaitu mereka yang mengorbankan kampong halaman/rumah2nya menjadi
asrama/pos2 perjuangan menegakkan ajaran Allah MSR-NYA, yaitu IMAN-nya
dari semula mencintai Muhajirin sebagai pejuang NUR MS-Rasul ini ber-
evakuasi ketempatnya dengan berbagai penampungan dimana mereka tidak
mempunyai motip mencari untung pribadi, sekalipun yang demikian
mengakibatkan dirinya tertimpa ke-papaan, yakni orng yang telah
mengorbankan segala kepentingan diri pribadinya, maka yang demikian itu
adalah orang2 yang memenangkan kehidupan Agung”.
(10). “Yakni mereka yang dating kemudian seraya menyatakan sikap hidupnya :
Wahai Pembimbing kami ! Maka dengan AQMSR ini revolusikanlah diri kami
kedalam sutu kehidupan Hasanah, juga saudara se-Iman yang mendahului kami
dalam ke-IMAN-an & jangan anda dengan yang demikian, membiarkan hati
kami terus bergelimang Dzulumat MS-Sy mendendami mereka yang hidup ber-
IMAN ini, Wahai Pembimbing kami, Sungguh ANDA dengan AQMSR – adalah
Pembina kehidupan yang demikian saling menyayangi lagi Pemberi kepastian
menurut pilihan masing2”.
Demikianlah ciri2 pokok yang merupakan watak golongan Produktip , didalam
Zakat satu sistim Produksi seumumnya yang meliputi & merupakan kesatuan
dengan golongan Non-Produktip.
(b). Golongan Non-Produktip.
Dimaksud dengan Golongan Non-Produktip adalah meliputi yang oleh surat
Taubah : 60 memberi perincian demikian, Artinya :
“Sebenarnya Sadaqaah (Zakat satu sistim Pembiayaan) terbagi untuk
pembiayaan :
(a. Golongan Fakir-Miskin ialah, mereka yang mempunyai kemampuan hidup
demikian rupa sehingga tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.
(b. Miskin, ialah mereka yang tidak mampu mencukupi segala kebutuhan
hidupnya sama-sekali.
(c. „Amilun, ialah para petugas Madinah-Munawwarah.
(d. Muallaf, ialah mereka yang baru merobah pandangan & sikap hidup dari
Dzulumat MS-Sy (hususnya dari sistim pelacuran Ajaran Allah MS-Rasul)
kedalam NUR menurut Sunnah-Rasul ini sehingga mengalami berbagai
kehancuran ekonomi untuk hidupnya.
(e. Riqab, ialah orang yang sudah menghabiskan modalnya didalam berbagai
bidang usaha/ perjuanagan ekonomi NUR MS-R sehingga menjadi failit.
(f. Gaarimin, ialahorang yang sudah tenggelam kedalam berbagai utang a.l.
akibat kecelakaan misalnya : Kebakaran dsb.
(g. Fi Sabilillah, Foun Perjuangan menegakkan ajaran Allah MS-R a.l. untuk
keperluan alat-peralatan.
(h. Ibnu-Sabil, ialah mereka yang denga setulus hati menghabiskan waktu untuk
yang disuruh oleh Allah MS-Rasul-NYA misalnya , untuk Studi, Kaderisasi dsb.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa jikalau golongan Produktip adalah hidup
dari hasil produksi langsung menurut yang telah ditentukan oleh Allah maka
golongan golongan Non-Produktip adalah hidup dari hasil yang menjadi Hak
Allah, kita istilahkan Zakat satu sistim Anggaran. Dengan pembuktian diatas
menjadi jelas bahwa golongan Non-Produktip didalam Zakat satu sistim
perekonomian bukanlah menambah harga atas hasil keringat orang lain tetapi
golongan manusia yang telah mencukupkan dirinya untuk hidup menurut Hak-
Allah. Dari itu maka Zakat satu sistim Perekonomian umumnya & Produktip
khususnya adalah satu benteng yang demikian kukuh terhadap serangan dari
factor2 Inflasi apapun”. Sebaliknya golongan Non-Produktip didalam Riba satu
sistim perekonomian (lebih2 yang merupakan golongan pemberi jasa2) oleh
karena dasar mereka adalah golongan orang yang hidup atas penambahan harga
Prosentasi, secara kiasan kita istilahkan Penambahan harga seperak, terhadap
hasil usaha orang lain, lebih2 lagi ciri pendukung Dzulumat MS-Sy itu adalah
hidup Bahil & Rakus, maka Riba satu sistim perekonomian adalah, Sistim
kehidupan Rimba yang sangat empuk oleh berbagai factor dari singa2 inflasi
yang menghancurkan perekonomian. Singkatnya golongan Non-Produktip
didalam Zakat satu sistim perekonomian, seperti hal-nya golongan produktip,
adalah orang yang hidup dengan pandangan & sikap yang oleh Hadits
menetapkan demikian, Artinya : “Mulailah setiap tindakan kalian dengan sikap
“Atas nama Allah…..” dan sudahilah dengan sikap “Al hamdulillahi Rabbil
„alamiin, artinya yang demikian adalah, Penyanjung hidup dengan ajaran Allah
MS-Rasul-NYA, Pembimbing semesta kehidupan tiada tanding”. Dengan
demikian maka Zakat satu sistim perekonomian membikin Golongan Produktip
& Non-Produktip menjadi. Seperti sudah kita sitir pada Surat Shaf : 4, Bagaikan
satu susunan anak suri didalam satu batang. Lebih dari itu Srt Ar-Rahman : 54 –
56 mengungkap demikian, Artinya : (54). “AQMS-Rasul ini membikin Mukmin &
Muslim menjadi tinggi sama menjulang & merambat sama merimbun yaitu
bagaikan dua-kebun menyusun menjadi Satu taman-merindang”. (55). “Maka
siapa gerangan mau membantah bahwa, Allah dengan AQMSR ini Pembimbing
kehidupan kalian menjadi pasangan hidup yang saling ber-tolak belakang”. (56).
“Didalam mana, dengan AQMSR ini, satu ujud kehidupan yang bagaikan
susunan kampung saling menghidangkan kelebihan, yang tidak pernah dapat
dirasa baik oleh manusia maupun JIN sebelumnya mereka benar2 mencapai
IMAN”. Singkatnya AQMSR, kecuali surat Shaffat yang sudah kita sitir,
disimpulkan lagi oleh surat Bani Israil ayat 11, Srt Ra‟ad ayat 25, srt Shad ayat
55, srt Mukmin ayat 32, dsb, mengemukakan Zakat satu sistim Perekonomian
Indah Bahagia Lawan Riba satu sistim Perekonomian Durjana adalah banyak
sekali, seribu satu jalan menuju Roma, a.l. MS-Sy Barat & Timur, dari satu
model yang sama yaitu Sosial-Piramid, yakni Pemerasan & Penindasan
Individual manusia terhadap manusia & atau kelas terhadap manusia. Betapa
ber-Nilai ILMI-ah nya Zakat satu sistim Perekonomian Bahagia maka mari ikuti
selanjutnya Zakat satu sistim Anggaran selaku pembinaannya.
(2. Zakat satu Sistim Anggaran.
Dimaksud Zakat satu Sistim Anggaran, seperti sudah kita sitir di Surat Taubah :
60 & 103, dsb, ialah shadaqah, yang meliputi pungutan, kita istilahkan Zakat
satu Anggaran Pendapatan & Pengeluarannya untuk pihak tertentu, kita istilah
Zakat satu Anggaran-Pembiayaan.
a. Zakat satu Anggaran Pendapatan.
b. Kita maksud dengan Zakat satu Anggaran Pendapatan, berdasar Hadits,
meliputi Harta-benda, kita istilahkan “Pungutan Harta-benda” dan zakat diri
atau Fitrah, kita istilahkan “Pungutan-diri Pribadi.
a). Pungutan Harta Benda.
Istilah Pungutan Harta Benda kita Klasifikasi & Spesialisasikan menjadi :
(a). 10% dari hasil Pertanian/Perikanan, oleh Hadits menetapkan demikian,
Artinya :
(1). “Semua yang tergantung kepada air-hujan, sungai & macam2 mata air,
sekalipun dengan jalan menimbanya, maka Zakatnya sepersepuluh (sepuluh
persen); dan dari hasil Mekanisasi adalah sepersepuluh ( lima persen)”.
(2). Setiap monopoli Lima Ausaq (kira2 satu Ton beratnya) adalah kena Zakat.
Jadi secara umum kita terjemahkan dari ketentuan Hadits ini menjadi
Klasipikasi & Spesialisasi Pertanian & Perikanan.
(b). Kira2 sepertiga persen lebih sedikit dari hasil Ternak sapi atau kerbau &
sebangsanya ( setiap 30 ekor Zakatnya satu ekor yang berumur dua tahun, dan
tidak dikenakan atas ternak yang dipakai untuk meluku).
(c). Kira2 dua persen dari hasil Ternak Kambing/biri2 dsb (setiap 40 ekor Zakatnya
satu ekor yang berumur dua tahun).
(d). Kira2 dua puluh persen dari hasil Ternak Onta & sebangsanya (setiap 5 s/d 30
ekor Zakatnya satu Kambing yang berumur dua tahun;
25 s/d 30 ekor Onta Zakatnya satu Kambing betina berumur dua tahun.
36 s/d 45 ekor Onta Zakatnya Dua Kambing betina berumur dua tahun.
46 s/d 60 ekor Onta Zakatnya satu ekor Onta berumur 3 tahun.
61 s/d 75 ekor Onta Zakatnya satu ekor Onta berumur 4 tahun.
76 s/d 90 ekor Onta Zakatnya Dua ekor Onta berumur 2 tahun.
91 s/d120 ekor Onta Zakatnya Dua ekor Onta berumur 3 tahun.
Dan melebihi dari yang demikian, setiap lima-puluh ekor maka Zakatnya satu
ekor Onta berumur 3 tahun ;
(e). Lima persen dari Logam-Mulia emas ( setiap 50 gram maka Zakatnya kira2
empat gram ;
(f). Dua setengah persen dari Perak, ( setiap 360 gram Zakatnya 14 gram ) ;
(g). Dua puluh persen dari Harta-Karun ;
(h). Dua puluh persen dari Harta Rampasan Perang ;
(i). Dua setengah persen dari Harta Uang/Modal atau dari omset Perdagangan
b). Pungutan atas Diri Pribadi.
Dimaksud dengan Pungutan atas Diri Pribadi ialah, Zakat Fitrah yang oleh
Hadits menegaskan demikian, Artinya :
“Zakat Fitrah adalah satu Sha‟ (kira2 tiga liter setengah) buah kurma atau dari
gandum ( atau sebangsanya seperti Beras) atas setiap manusia baik dia budak
atau orang merdeka, Laki2/Perempuan, tua/muda………….”.
c). Pungutan Luar Biasa atau Darurat.
Kita maksud dengan Pungutan Luar Biasa atau Darurat menurut Hadits yang
menegaskan demikian, Artinya :
“Atas setiap harta benda masih ber-hak oleh pungutan lain selain Pungutan Zakat
(seperti Sunnah Khulafaa‟ur Rasyidin).
Demikianlah Zakat satu Anggaran Pendapatan, kita terjemahkan juga Zakat satu
Anggaran mana oleh karena benar2 demikian dibuktikan oleh Surat Ar Rahman
& srt Syura‟ ayat 17, demikian, Artinya :
“ Allah jualah yang telah menurunkan satu ILMU yang telah dibukukan menjadi satu
Kitab ( Al Qur‟an) MS-Rasul dengan se-objektip2nya yaitu menjadi Pembina
satu kehidupan seimbang, yaitu apa dengan mana member ILMU untuk kalian
dengan harapan bahwa Sa‟ah satu managementnya adalah satu Pelaksanaan
dalam waktu demikian dekat”.
Demikianlah yang kita maksud Zakat satu Anggaran Berimbang menurut AQ dengan
pembuktian Sunnah-Rasul, untuk Indonesia, jikalau benar di Indonesia 83%
mengaku ber-IMAN maka pasti harus demikian sehingga Pendapatan Negara
setiap Tahun tanpa harus bersilat-lidah di DPR, pasti akan menghasilkan lebih
banyak dari pendapatan yang pernah dicapai oleh Bangsa Indonesia. Tetapi
mengapa tidak pernah berlaku demikian di Indonesia yang katanya 83% ber-
IMAN?? Kepada ajaran Tauhis, Fikhi kita mengajukan pertanyaan, jikalau
demikian arti Zakat & Riba menurut AQ S-Rasul, Apakah didalam Riba satu
sistim Perekonomian itu ada Zakat?. Sebaliknya Apakah ada Zakat didalam Riba
satu sistim perekonomian yang ber-anggaran dengan Pajak??
Untuk lebih lengkap maka mari kita ikuti lagi Zakat satu Anggaran Pembiayaan.
b. Zakat satu Anggaran Pembiayaan.
Dalam hubungan dengan Surat Taubah ayat 60, yang telah kita sitir, maka Zakat
satu Anggaran Pembiayaan, hasil dari satu Anggaran Pendapatan, kita bagi
menjadi ber-mata Anggaran sbb :
a). Seperdelapan (dari Zakat satu Anggaran Pendapatan adalah untuk
penampungan Golongan Fakir.
b). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk
pendapan Golongan Miskin.
c). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah
penampungan Golongan Muallaf.
d). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk
kebutuhan hidup para petugas Madinah-Munawwarah.
e). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk
Rehabilitasi mereka yang sudah pailit ( Riqab).
f). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk
rehabilitasi Golongan Gharimin.
g).Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk
anggaran Fi Sabilillah.
h). Seperdelapan (dari hasil Zakat satu Anggaran Pendapatan) adalah untuk
Pembiayaan Ibnu-Sabil.
Demikianlah Zakat satu Sistim Perekonomian, satu Pembinaan Islam menjadi
satu Kehidupan Ekonomi Mukmin/Muslim. Hasil yang demikian oleh Surat
Hujarat : 10 menggambarkan demikian, Artinya :
“Sebenarnya Orang yang Ber-IMAN denga AQMSR adalah, satu kehidupan
bersaudara maka berbuat patuhlah kalian diantara sesama saudara2 kalian
dengan AQMSR ini, ahirnya berbuat patuhlah kalian denga Ajaran Allah MS-
Rasul-NYA semoga kalian dengan yang demikian, akan mendapat satu
kehidupan saling menghambur-kasih kapan sajapun”.
Ahirnya Surat Waqi‟ah : 10 – 25 mengungkapkan kehidupan Zakat satu sistim
Perekonomian, atau Pembina Islam menjadi satu kehidupan Mukmin/Muslim,
demikian , Artinya :
(10). “Dan mereka yang Utama (para Nabi2 & yang ber-Iman dengan-nya)
adalah orang yang Iman-nya membara.
(11). “Yang demikian itu adalah orang yang berdarah-daging dengan AQMSR-
NYA.
(12). “Ujud kehidupan dengan AQMSR ini bagaikan Taman-merindang kepuasan
tiada tanding.
(13). “Pendukung Al Quran MS-R dikurun-Pertama adalah lebih banyak dari
sebelumnya”.
(14). “Tetapi mereka yang demikian dibanding dengan kurun ke dua, hanya
segelintir saja”.
(15). “Kehidupan dengan S-Rasul ini adalah suka-duka dipikul bersama”.
(16). “Kehidupan pendukung AQMSR ini adalah satu kehidupan saling memberi
& menerima”.
(17). “Mereka yang demikian Penaka Pelayan saling menghidang sama ber-
pesta”.
(18). “Kehidupan AQMSR ini adalah ibarat hidangan dengan gelas bersusun
yaitu teko berisi minuman, yakni piala berminuman memuas hadirin”.
(19). “Kehidupan Mukmin dengan AQMSR ini mereka tiada mengicuh juga tiada
berlaku nista”.
(20). “Kehidupan Zakat satu sistim Perekonomian, Melimpah Panen memenuhi
Selera”.
(21). “Kehidupan Zakat satu sistim Perekonomian, membanjirkan daging
menggemukkan bersama”.
(22). “Kehidupan IMAN dengan AQMSR ini bagaikan tarian bersama dibawah
Pantulan Purnama Raja”.
(23). “Kehidupan Mukmin dan Muslim dengan AQMSR ini penaka Pantulan
Permata saling kemilau didalam peraduannya”.
(24). “Kehidupan Mukmin dan Muslim adalah hasil persiapan Pembinaan Iman-
nya”.
(25). “Kehidupan Mukmin dan Muslim dengan AQMSR ini bukanlah tanggapan
sambil main juga bukan melacur kata”.
(26). “Tetapi satu bisikan kalbu senandung bersama : “Hanya ISLAM” sajalah
organisasi hidup satu2-nya!”.
Demikianlah Rattil Quran selayang pandang, bahasanya dan isinya satu ILMU,
pokok2-nya saja, MS-R, sepuluh tahun terus menerus. Hasilnya dilanjutkan
dengan shalat satu Pembinaan diri menjadi hidup demikian, dinamakan
Mukmin/Muslim, terus menerus selama tiga tahun, menghasilkan hijrah, yaitu
berpindah dari yang dilarang menuju yang disuruh, terwujudlah Madinah
Munawwarah. Seterusnya dengan Zakat satu Sistem Perekonomian makan
ajaran AQMSR diujudkan menjadi satu kehidupan perekonomian Mukmin.
Selanjutnya dengan Shaum satu pembinaan ketabahan maka nabi Muhammad
saw. Bersama mereka yang se-Iman dengannya menjadi bagaikan penejurit yang
sudah ready-use in combat di medan Jihad untuk memenangkan revolusi Kal
Jasadi. NUR yakni AQMSR sudah menjadi segala segi kehidupan. Akhirnya
Shaum dari bulan Ramadhan semalam suntuk, meledaklah gaya-hidup NUR
yakni AQMSR dari satu kenyataan hidup yang demikian membara menjadi satu
demonstrasi Takbir, demikian (berdasar pokok2 Rattil diatas, kita terjemahkan)
:
Artinya :
“Hanya Allah, dengan AQMSR ini satu2nya Pembina kehidupan lebih agung”
(di-ulang2 tiga kali dialun bersama). Tidak ada Pembina abdi kehidupan apapun
kecuali Allah, dengan AQMSR ini, satu2-nya Pembina kehidupan lebih agung.
Allah adalah Pembina kehidupan lebih agung, yaitu kehidupan saling sanjung
hanyalah dengan ajaran AQMSR-NYA. Allah, dengan AQMSR-NYA adalah
Pembina kehidupan lebih agung tiada-tara. Yaitu kehidupan saling sanjung
menurut Allah dengan pembuktian MSR-NYA menjadi tiada tara, yaitu
kesibukan berbuat dengan ajaran Allah MSR-NYA di waktu siang dan senja.
Tidak ada Pembina abdi kehidupan apapun kecuali Allah dengan AQMSR-NYA.
Maka kami tidak sedia mengabdikan diri kedalam satu kehidupan kecuali
menurut-Nya dengan se-tulus2-nya menurut mana Dinul ISLAM adalah
satu2nya organisasi tiada tanding sekalipun yang demikian mengakibatkan
marahnya orang2 yang, atas pilihan Zdulumat MS-Syayaathin, bersikap negatif
terhadap kehidupan AQMSR kapan sajapun. Tidak ada Pembina abdi kehidupan
apapun kecuali Allah, dengan AQMSR-NYA, satu2-nya pemersatu, DIA, dengan
yang demikian, telah membuktikan satu kepastian se-jujur2-nya. Yaitu DIA–
dengan yang demikian-telah memenangkan abdi2 kehidupan yang demikian,
yaitu memuliakan pe-nempur2-NYA dan DIA –menurut yang demikian- yang
telah membikin hancur musnah komplotan Zdulumat MS-Syayaathin Timur dan
Barat bersama antek2-nya menjadi pemersatu satu2-nya. Tidak ada Pembina
abdi kehidupan apapun kecuali Allah dengan AQMSR-NYA adalah PEMBINA
abdi kehidupan lebih agung demikian tanar”.
Begitulah Sunnah Rasul sehingga, sehabis Shalat Subuh, dipagi cerah akhirnya
sambil terus mendemonstrasikan Takbir menyerbu ke lapangan untuk
melakukan Shalat „Id dua raka‟at (tehniknya sama dengan Shalat lima waktu
kecuali setelah komando Takbir pertama dan sebelum membaca Do‟a Iftitah
ditambah dengan bacaan Takbir, seperti diatas, tujuh kali pada raka‟at pertama
dan lima kali pada raka‟at kedua, dilakukan berjama‟ah) untuk membina diri
menjadi terus hidup demikian. Akhirnya, setelah selesai Shalat, melakukan
khutbah „Id satu pemantapan diri menjadi terus hidup demikian. Begitulah
Takbir dan isinya MSR.
Kita kaji yang demikian, pokok2nya saja sekedar mencari ukuran pokok guna
menjawab kenyataan „Idul Fitri, yang diterjemahkan menjadi Hari Raya berikut
kenyataannya yang telah kita Konstatir diatas. Dan berdasar hasil study kembali
IDUL FITRI, MSR menjadi terbukti bahwa kenyataan Lebaran atau Hari Raya
sekarang ini, sebagai hasil ajaran Tauhid dan Fiqih, berikut demonstrasi takbir
“Tuhan Gede”, adalah manifestasi Riba satu Sistem Perekonomian yang
berselubung ISLAM sehingga merusak sepenjuru kehidupan ekonomi diri dan
bangsa se-umumnya. Dan bahwa sebenarnya yang demikian satu manifestasi
dari kerusakan IMAN yang, dimulai oleh politik jahat Mu‟awiyah dengan
ekses2nya selanjutnya a.l. ke Indonesia, terus menerus merusak untuk
memusnahkan kemanusiaan ini.
Demikianlah IDUL FITRI Kembali Hidup Menurut Sistem Zakat sehingga,
dengan dikeluarkan dalam bentuk Revisi ini, maka keluaran tahun 1969
dinyatakan dicabut kembali.
III. P E N U T U P.
1. Kesimpulan,
a. Sepenjuru permukaan bumi abad ke 21 sekaranh ini sudah terjerumus
kedalam kebudayaan / peradaban Barat yaitu dominasi Dzulumat MS-Sy Barat &
Timur husus Riba satu sistim perekonomian yang membikin kehidupan ini
menjadi demikian Jahannam. Tidak urung golongan orang yang mengaku ber-
iman oleh satu pengrusakan Iman dari permainan politik Mu‟awiyah yang telah
merusak pengertian IMAN, ahirnya mereka menjadi berminyak Islam diantara
Air Riba satu sistim perekonomianDzulumat MS-Sy Blok Barat & Timur.
b. Indonesia sebagai salah satu diantara sekian banyak bangsa2 Asia-Afrika
adalah korban dari pengrusakan IMAN oleh politik Mu‟awiyah yang bermain
Dzulumat MS-Sy & tampilnya bangsa2 Barat yang menjadi pendukung Dzulumat
MS-Sy Barat & Timur menjajah seluruh Asia-Afrika & Indonesia, melalui
penjajahan kebudayaan, politik & Ekonomi dengan sistim RIBA.
a). Resepsi Pantheisme Hindu Budha & Tauhid, Fikhi, Ahlak/Tashauf & berbagai
mistik, sebagai unsure kebudayaan Timur, adalah faktor utama yang telah
menjerumuskan bangsa Indonesia kedalam kebudayaan aduk2an dengan Riba
satu sistim perekonomian sehingga ujud sejarah indonesia menjadi tenggelam
kedalam “huru-hara sepenjuru hidup” ( Chijyun fil hayatiddun‟ya).
b). Dominasi Idealisme(Yahudisme-Kristenisme) bersama Naturalisme (yg
Individualisme/Liberalisme dan Kolektipisme/Komunisme ) sebagai unsur
kebudayaan Barat adalah juga faktor yang telah mengoyak-ngoyak Kemanusiaan
Indonesia demikian rusaknya, lagi menjadi satu penjajahan kebudayaan /
peradaban yang tiada-tara kejinya. Blok Timur maupun Blok Barat keduanya
sama berkepentingan atas rusaknya kemanusiaan Indonesia seperti sekarang ini
dan terus berusaha untuk jangan berubah lagi. Generasi muda Indonesia
dihadapkan satu tantangan “KERUSAKAN IMAN” sebagai faktor kerusakan
hidup secara Fundamental.
2. Satu Jalan-keluar.
Jalan keluar satu2nya ialah bahwa, generasi muda, sebagai generasi penerus,
harus tampil memperbaiki IMAN dari mana akan otomatis tercapainya
perbaikan hidup yang memenuhi harapan kemanusiaan, seperti pokok2nya telah
kita bentangkan diatas. dengan begitu mudah2an bangsa Indonesia hususnya &
seluruh manusia umumnya dapat mencapai Hasanah didunia & Ahirat kelak.
author @qms_r

Anda mungkin juga menyukai