Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK

PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI


KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR

Disusun oleh:

NAMA : ARMAN ARDIANSYAH


NIM : 1823040003
KELAS. :PTO 01

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK
PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI
KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR

Abstrak

Sepeda motor merupakan fasilitas transportasi umum yang telah menjadi kebutuhan
sehari-hari dalam kehidupan masyarakat. Problematika utama yang sering dijumpai
oleh para pengendara sepeda motor adalah disaat terjadi kebocoran pada ban yang
menyebabkan perjalanan menjadi terganggu/terhambat. Studi yang dilakukan bertujuan
untuk menghasilkan sebuah rancangan produk yang dapat mengantisipasi dan
memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Rancangan produk --- yang
selanjutnya dinamakan dongkrak dinamis --- merupakan integrasi dari produk dongkrak
yang memiliki fungsi untuk mengangkat beban dan roda yang memungkinkannya untuk
bisa bergerak menggelinding secara dinamis. Untuk mengembangkan parameter-
parameter teknis yang diperlukan dalam langkah perancangan; terlebih dahulu
dilakukan penetapan atribut-atribut kebutuhan yang menjadi ukuran tingkat kepuasan
dari pengguna (konsumen). Dalam hal ini metode Quality Function Deployment (QFD)
dirasakan cukup efektif diaplikasikan untuk kepentingan perancangan. Berdasarkan
parameter/respons teknis yang berhasil dikembangkan; selanjutnya direalisasikan dalam
bentuk prototipe sederhana agar bisa dilakukan uji coba terhadap fungsi maupun kinerja
rancangan produk. Rancangan dan prototipe dibuat sekaligus untuk mengantisipasi
kebocoran ban sepeda motor baik bagian depan maupun bagian belakang.

Kata kunci : Perancangan dan Pengembangan Produk, Dongkrak Dinamis,


Metode Quality Function Deployment (QFD), Prototype.

1. Pendahuluan

Ban bocor adalah sebuah permasalahan yang acapkali dihadapi oleh pengguna sepeda motor
dan kapan terjadinya dan di lokasi mana kejadian tersebut muncul tidak dapat diprediksikan
secara pasti. Permasalahan akan terasa serius apabila sang pengendara berada dalam kondisi
dikejar waktu, sedangkan lokasi kejadian jauh dari tukang tambal ban. Berbeda halnya dengan
kendaraan motor beroda empat, sepeda motor dirancang dengan tidak memiliki atau
membawa ban cadangan.

Menjawab problematik umum tersebut diatas, sebuah solusi akan ditawarkan dengan
membuat sebuah rancangan berupa produk dongkrak dinamis. Fungsi utama dari produk
dongkrak dinamis ini adalah mengangkat ban roda yang bocor untuk sementara dan bisa tetap
terus menggelinding menggantikan fungsi roda sampai ketemu lokasi tukang tambal ban.
Perancangan produk dongkrak dinamis akan lebih menekankan pada aspek rancangan teknis
(engineering design) dimana fungsi kerja dari produk lebih diutamakan; tanpa mengabaikan
signifikansi aspek rancangan industrial (industrial design).

2. Metodologi Penelitian

Tahap pertama dari penelitian ini adalah tahap identifikasi masalah dimana pada tahap ini
permasalahan yang timbul dari obyek akan diteliti dan hasil, tujuan serta manfaat dari
penelitian akan diprediksikan. Kemudian dilanjutkan dengan studi literatur dan studi
lapangan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan.

Tahap kedua adalah tahap pengumpulan data dan informasi yang meliputi data dimensi
kendaraan (sepeda motor), data data beban yang akan diterima/ditanggung, data harga
material. Selanjutnya dirancang sebuah kuisioner untuk mengukur kepentingan ataupun
kepuasan konsumen yang akan dipakai sebagai rujukan tentang kriteria desain yang
diharapkan. Kemudian diteruskan dengan langkah pengolahan data dimana dalam hal ini
dilakukan uji kecukupan dan uji validasi dari masing-masing atribut dari kuisioner yang
nantinya akan digunakan untuk penetapan kriteria desain.

Tahap ketiga adalah tahap analisa dan interpretasi data, dimana dalam tahap ini dilakukan
analisa yang terkait dengan atribut rancangan yang dibuat berdasarkan kepentingan/kepuasan
konsumen. Langkah ini merupakan langkah awal dari aplikasi metoda QFD (Quality
Function Deployment) yang umum digunakan dalam proses perancangan produk yang
berlandaskan atribut-atribut yang memberikan kepuasan konsumen. Penentuan prioritas
rancangan berdasarkan data atribut yang oleh konsumen dianggap signifikan, penentuan
parameter teknis (engineering parameters) untuk rancangan yang akan dibuat seperti dimensi
dari komponen dongkrak, material yang digunakan, dan lain sebagainya dilakukan
berdasarkan metode QFD tersebut.

Tahap keempat perancangan adalah merealisasikan rancangan produk dongkrak dinamis


sesuai dengan parameter-parameter teknis (engineering parameters) dalam bentuk gambar
kerja dan prototipe agar bisa dilakukan uji coba untuk mengevaluasi seberapa jauh rancangan
tersebut bisa menghasilkan fungi dan kinerja produk seperti yang diharapkan.

2
3. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

Berdasarkan kuestioner yang telah disebarkan ke sekitar 50 responden pengguna sepeda


motor, 89% diantaranya sering/pernah mengalami problematika serius dengan kebocoran ban.
Dari gambar 1 sekitar 85% diantara responden memandang sangat penting (26%) dan penting
(59%) mengharapkan adanya rancangan produk yang mampu memberikan solusi terhadap
permasalahan yang mereka hadapi.

0% 9%
26% 6%
Sangat tidak penting
Tidak penting
Rata-rata

Penting
sangat penting

59%

Gambar 1. Prosentase Responden yang Menghendaki Rancangan Produk Dibuat

Dari kuestioner kemudian diperoleh atribut-atribut yang menjadi harapan responden (konsumen) yang
nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam proses perancangan, seperti ditunjukkan dalam
tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 1. Atribut Harapan Konsumen dan Prioritas (Faktor Bobot)

No Atribut-Atribut Harapan Bobot

1 Harga Produk 2

2 Estetika Rancangan 3

3 Kepraktisan Penggunaan 1

4 Tahan Lama (Reliabilitas) 4

Berdasarkan atribut-atribut yang merupakan suara dan harapan responden (the voice of
customers) maka langkah selanjutnya adalah membuat rumah kualitas (House of Quality),
dengan terlebih dahulu menjabarkan atribut-atribut harapan tadi menjadi parameter-parameter
teknis yang nantinya merupakan inti rancangan produk yang akan dibuat. Penetapan respons
teknis tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel 2 berikut ini :

3
Tabel 2. Respon Teknis (Technical Parameters)

Technical Response
(Level 1) (Level 2) (Level 3)
Desain Dongkrak Dinamis Memilih material yang murah Gunakan besi tuang sebagai material
( terjangkau ) komponen penyusun
Memilih roda pengggerak dengan
Menentukan dimensi komponen
ukuran 10 cm
sekecil mungkin
Menentukan body dongkrak dengan
ukuran 25x15x10 cm
Mengunakan pelat besi dengan ukuran
tebal 3 mm
Memilih poros dengan diameter 1 cm
Memilih besi tuang dengan massa jenis
Memilih material yang ringan 1 gram/cm
Memilih material yang memenuhi Material harus sesuai Sy dan Ssy
aspek kekuatan sesuai dengan perhitungan desain
Knock down bagian atas dan bawah
Memberikan kemudahan hanya diberikan 1 baut dengan
bongkar pasang diameter 2 cm
Menyesuaikan tinggi angkatan
dongkrak dengan sepeda motor Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm
Memberikan pengunci dan penyimpan
Memberikan kemudahan dongkrak pada bagian garpu sepeda
penyimpanan motor

Setelah respon teknis mampu di-deploy, maka dari sini dapat dibuat House Of Quality seperti
ditunjuk kan dalam gambar berikut ini :

Desain Dongkrak Dinamis Planning Matrix


jenis
dengan material ukuran & Ssy

Sy penyimpan
massa

sebagai dan
dengan tebal dengan
penggerak
dengan
tuang besi Ranking
tua sesuai Sales Point
Raw Weight Cumulative
roda pengunci
besi Customer Importance
besi harus Normalized Raw Weight

Knock
dongkrak pada diberikan
Tinggi
bagian Memberikan
sepeda
down
jumlah
garpu
ulir baut harus
atas
motor
bagian
pengangkat dan
sesuai
minimum cm poros
perhitungan
diameter
minimum
bawah
Memilih
35
=dan Menentukan
Material
dengan
Desain
hanya body
diameter
minimum dongkrak
minimum
Memilih diameter
Minumum
dengan
pelat
minimum
Mengunakan terkecil
komponen
ukuran Gunakan
penyusun
Menentukan

3 mm 1025x15x
cm 10 cm 1 cm 1 gr/cm baut,
Ø 21cm

Desain Harga dongkrak 1 4.572 1.5 6.858 0.2903 0.2903


Dongkrak Estetika (keindahan) 4 3.829 1.2 4.5948 0.1945 0.4848
Dinamis Kepraktisan 2 4.571 1.5 6.8565 0.2902 0.775
Tahan lama 3 4.429 1.2 5.3148 0.225 1
Contribution 3.29 3.20 3.48 4.07 2.61 3.48 2.02 2.81 2.04 3.20
Normalized Contribution 0.11 0.11 0.12 0.13 0.09 0.12 0.07 0.09 0.07 0.11

Gambar 2. House Of Quality Rancangan Produk Dongkrak Dinamis

4
Setelah House of Quality dibuat maka dari sini juga kita dapat menentukan kontribusi
respon teknis untuk mendapatkan kriteria desain sebagai berikut :
Tabel 3. Kontribusi Respon Teknis dalam Perancangan
Respon Teknis Kontribusi
Gunakan besi tuang sebagai material komponen penyusun 3.29
Menentukan roda penggerak dengan diameter terkecil 3.20
Menentukan body dongkrak dengan ukuran Minumum 3.48
Mengunakan pelat besi dengan tebal ukuran minimum 4.07
Memilih poros dengan diameter minimum 2.61
Memilih besi tuang dengan massa jenis minimum 3.48
Material harus sesuai dengan Sy & Ssy sesuai perhitungan Desain 2.02
Knock down bagian atas dan bawah hanya diberikan jumlah baut
minimum dan diameter minimum 2.81
Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm 2.04
Memberikan pengunci dan penyimpan dongkrak pada bagian garpu
sepeda motor 3.20

Berdasarkan kontribusi respon teknis tersebut, kemudian dapat disusun kriteria


perancangan yang sesuai dengan skala prioritas seperti yang ditunjukkan dalam tabel
4 berikut ini :
Tabel 4. Prioritas Respon Teknis dalam Perancangan
Respon Teknis Prioritas
Mengunakan pelat besi dengan tebal ukuran minimum 1
Menentukan body dongkrak dengan ukuran Minumum 2
Memilih besi tuang dengan massa jenis minimum 3
Gunakan besi tuang sebagai material komponen penyusun 4
Menentukan roda penggerak dengan diameter terkecil 5
Memberikan pengunci dan penyimpan dongkrak pada bagian garpu
sepeda motor 6
Knock down bagian atas dan bawah hanya diberikan jumlah baut
minimum dan diameter minimum 7
Memilih poros dengan diameter minimum 8
Tinggi ulir pengangkat harus = 35 cm 9
Material harus sesuai dengan Sy & Ssy sesuai perhitungan Desain
10

5
4. Perancangan/Desain Produk

Desain dari produk dongkrak dinamis yang dibuat terdiri atas 4 (empat) komponen,
sebagai berikut :

B
D
C

Gambar 3. Komponen # 1 - Dongkrak Dinamis

Keterangan :
A = Roda gigi dengan jumlah gigi 17 D = Roda gigi dengan jumlah gigi 12
B = Penghandel poros E = Perekat pada arm sepeda motor
C = Poros gear F = Mur pengunci
Berat komponen diperkirakan ± 1000 gram

Gambar 4. Komponen # 2 - Dongkrak Dinamis

Keterangan :
A = Pipa penyangga
B = Perekat pada arm sepeda motor
Berat komponen diperkirakan ± 300 gram

6
D

Gambar 5. Komponen # 3 - Dongkrak Dinamis

Keterangan :
A = Roda dengan diameter 5 cm D = Body dongkrak
B = Roda gigi dengan diameter 17 E = Pengunci pada ban depan
C = Perekat antar komponen
Berat komponen diperkirakan ± 4000 gram

Gambar 6. Komponen # 4 - Dongkrak Dinamis

Keterangan :
A = Penyangga
B = Perekat antar komponen
Berat komponen diperkirakan ± 1000 gram

7
17 cm

5 cm
18 cm

6 cm

5 cm

16 cm

Gambar 7. Rancangan Dongkrak Dinamis (Tampak Depan dan Samping)

Rekomendasi Faktor Keselamatan (Safety Factor)

Dongkrak dinamis ini digunakan dalam kondisi tidak normal dan bersifat darurat
(sementara). Oleh karena itu perlu diperhatikan betul faktor keselamatan pada saat
fasilitas (dongkrak dinamis) tersebut digunakan. Faktor keselamatan ini dikaitkan
dengan batasan-batasan penggunaan, antara lain sebagai berikut :
1. Batas kecepatan tangensial atau kecepatan normal dari sepeda motor sewaktu
menggunakan dongkrak adalah ± 15 km/jam, hal ini dikarenakan kurang stabilnya
pergerakan kendaraan apabila disertai dongkrak dinamis.
2. Dongkrak tersebut tidak boleh digunakan pada lokasi dan kondisi jalan yang tidak
datar, misal di pegunungan. Hal ini dikarenakan sulitnya dilakukan pengereman
apabila kendaraan bergerak menurun dan akan naiknya torsi kendaraan apabila
kendaraan bergerak naik.
3. Dongkrak dinamis ini hanya diperbolehkan untuk dimuati beban maksimal 150
kg. Dan akan lebih baik kalau tidak digunakan berboncengan. Hal ini
dikarenakan cenderung kurang stabilnya kendaraan pada saat dongkrak dinamis
digunakan dengan muatan beban yang berat.
4. Dongkrak dinamis ini tidak dapat melewati medan yang terlalu ekstrim misalnya
melewati jalan yang rusak atau bergelombang.

8
5. Pembuatan Protipe dan Pengujian (Test)
Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat maka dibuat prototipe untuk mewujudkan
secara kongkrit rancangan produk dongkrak dinamis. Pembuatan prototipe akan bisa
memberikan kesempatan untuk melakukan pengujian (testing) seberapa jauh
rancangan produk mampu memberikan fungsi yang diharapkan. Berikut gambar-
gambar yang menunjukkan realisasi dari rancangan produk dongkrak dinamis pada
saat dilakukan uji coba fungsionalnya.

Gambar 8. Pemasangan Dongkrak Dinamis pada Sepeda Motor (Ban Belakang )

Gambar 9. Pemasangan Dongkrak Dinamis pada Sepeda Motor (Ban Depan )

6. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian/perancangan yang telah dilakukan terdapat beberapa


kesimpulan, saran maupun rekomendasi yang dapat diambil, sebagai berikut :
 Desain dongkrak dinamis yang dibuat kurang terasa kurang efektif karena dibuat
tidak dalam satu kesatuan yang terintegrasi dengan desain dari sepeda motor yang
sudah ada. Hal tersebut bisa dipahami benar, karena pemanfaatan dongkrak

9
dinamis hanya bersifat sementara dan dalam kondisi operasional yang tidak
berlangsung secara normal.
 Kendala paling utama adalah apakah dongkrak dinamis tersebut harus dipasang
permanen (khususnya untuk kemungkinan ban belakang sepeda motor yang
mengalami kebocoran); ataukah hanya disaat diperlukan saja. Problematika yang
dihadapi adalah dimana dongkrak dinamis tersebut harus disimpan atau
ditempatkan di sepeda motornya.
 Jika dongkrak dinamis benar-benar akan diproduksi, maka produsen sepeda motor
harus sekaligus membuat dongkrak dinamis ini sebagai bagian (komponen) yang
tidak terpisahkan (kompatibel) dengan rancangan sepeda motornya.
 Perlu ada penelitian lebih lanjut khususnya yang terkait dengan penggunaan jenis
material yang tidak hanya kuat dari aspek persyaratan teknisnya, akan tetapi juga
bisa dipilih alternatif material yang lebih ringan agar supaya produk dongkrak
dinamis tersebut lebih mudah untuk dibawa kemana-mana (portable).

Penelitian yang telah dilakukan berupa perancangan dongkrak dinamis lebih


menekankan pada aspek teknisnya semata. Dalam skala ekonomisnya, perlu ada
kajian lebih mendalam terutama dari sisi benefits-costs ratio atau aspek kemanfaatan
yang bisa diperoleh dari penggunaan produk tersebut dibandingkan dengan aspek
biaya (ekonomis) yang harus dikeluarkan untuk tindakan yang lebih bersifat sekedar
antisipatif. Jangan sampai penambahan komponen dongkrak dinamis pada produk
sepeda motor justru akan mengakibatkan biaya (harga) jual menjadi lebih mahal.

7. Daftar Pustaka

Cohen, Lou. (1995). Quality Function Deployment : How to Make QFD Work for
You. Massachusetts : Addison-Wesley Publising Company.

Deutsman, D. Aaron and Michels, J. Walter (1975). Machine Design. New York :
Macmillan Publishing Co. Inc.

McCormick, E.J. & Sanders, M.S. (1987). Human Factors in Engineering and
Design. New York : McGraw-Hill Book Company.

Stolk, C. (1986). Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin. 2nd Edition. Jakarta :
Penerbit Erlangga.

10
Ulrich, K. T. & Eppinger, Steven D. (2001). Product Design and Development.
New York: McGraw-Hill Book Inc.

Widodo Prasetyo (2003). Perancangan Produk Dongkrak Dinamis Kendaraan Roda


Dua (Sepeda Motor) untuk Mengantisipasi Problem Ban Bocor (Flat Tire). Tugas
Sarjana (S1) Mahasiswa Teknik Industri – Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) Surabaya.

Wignjosoebroto, Sritomo (2003). Ergonomi, Study Gerak dan Waktu. Jakarta : PT.
Gunawidya.

11

Anda mungkin juga menyukai