BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset yang paling penting yang dimiliki oleh rumah
sakit, karena keberhasilan dan mutu pelayanan berada di pundak mereka, maka perlu
dikembangkan dan dibuat peraturan, kebijakan, prosedur dalam hubungan antar individu dan
rumah sakit untuk mencapai tujuan dan rencana strategis rumah sakit yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai hal tersebut di atas maka diperlukan manajemen SDM yang berarti suatu
pendekatan
pendekatan strategis terhadap keterampilan,
keterampilan, motivasi,
motivasi, pengembangan
pengembangan dan manajemen
manajemen
pengorganisasian
pengorganisasian sumber daya manusia. Manajemen
Manajemen SDM diciptakan
diciptakan untuk membentuk kultur
rumah sakit yang layak, dan memasukkan program-program yang mendukung nilai-nilai pokok
dari rumah sakit dan memastikan keberhasilannya serta bersifat proaktif, bukan reaktif.
Diperlukan adanya aturan pekerjaan, struktur organisasi dan keterlibatan seluruh individu
rumah sakit, kerjasama, saling ketergantungan, dan saling menghormati profesi untuk mencapai
tujuan rumah sakit.
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Mengembangkan dan membuat peraturan, kebijakan, prosedur dalam hubungan antar
individu dan rumah sakit untuk mencapai tujuan dan rencana strategis .
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Menciptakan hubungan kerja yang baik, mengatur kewajiban dan hak
karyawan terhadap Santosa Bandung International Hospital ataupun sebaliknya
sehingga terwujud ketenangan kerja dan produktivitas kerja maksimal yang
bermanfaat bagi kedua
kedua belah
belah pihak.
1.2.2.2. Mendapatkan dan mempertahankan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia yang diperlukan.
1.2.2.3. Menilai prestasi kerja karyawan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
1.2.2.4. Memotivasi karyawan untuk bekerja dengan efektif dan meningkatkan
produktivitas
1
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
1.3.10. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tetang Peraturan Pelaksana Jaminan
Sosial Tenaga Kerja ;
1.3.11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per-02/Men/1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Menyelenggarakan Keselamatan
Kerja;
1.3.12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-72/Men/1984, tentang Dasar
Perhitungan Upah Lembur ;
1.5.2. Action
1.5.2.1. Perencanaan kebutuhan tenaga/sumber daya manusia di MPH
1.5.2.2. Pengadaan kebutuhan tenaga/sumber daya manusia
1.5.2.3. Evaluasi kinerja staf
1.5.2.4. Pemberian reward & punishment
1.5.2.5. Pengembangan sumber daya manusia
1.5.3. Monitoring
1.5.3.1. Pengumpulan Indikator :
Penilaian kinerja karyawan sesuai standar
Perhitungan kebutuhan karyawan sesuai standar
Angka Keterlambatan Karyawan
Angka Turn Over Karyawan
Angka Lembur Karyawan
Angka Ketidakhadiran Karyawan
Angka Kecelakaan Kerja Karyawan
dan indikator lainnya
1.5.3.2. Penilaian kinerja para pimpinan dalam pengelolaan stafnya di MPH
1.5.4. Evaluation
1.5.4.1. Evaluasi kebijakan dan prosedur HRD
1.5.4.2. Evaluasi program kerja HRD
1.5.4.3. Evaluasi SDM HRD
1.5.4.4. Evaluasi data indikator
2
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
BAB 2
PENGORGANISASIAN
Senior Manager
HR&GA
Manager HRD
Coordinator
Employee Selection, Staffing Management Management
Relations and and Performance System and Service Employee
Legal Management Record
3
Operator
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
4
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
2.2.5.2. Kualifikasi
1. D3 Management / Administrasi
2. Pengalaman Kerja minimal 1 tahun
3. Memiliki kemampuan konseptual, teknis dan hubungan antar manusia
yang baik.
4. Bersedia melaksanakan tugas di luar jam kerja
5
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
BAB 3
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
3.1. PENGERTIAN
Merupakan estimasi jumlah dan jenis tenaga guna mendukung stategi rumah sakit di masa
depan. Perencanaan pemenuhan tenaga kerja di rumah sakit saat penting, karena hal ini
menyangkut aspek-aspek :
1. Adanya keragaman jenis ketenagaan ditinjau dari sudut keahlian
2. Pelayanan rumah sakit sangat tergantung dari perilaku tenaga kerja di rumah sakit itu
sendiri
3. Biaya pengelolaan sumber daya manusia di rumah sakit cukup tinggi
Strategi rumah sakit di masa yang akan datang yang dipengaruhi perubahan kondisi lingkungan
menuntut Manajer untuk mengembangkan program-program yang mampu menterjemahkan
current issues dan mendukung perencanaan rumah sakit masa depan. Keselarasan antara tujuan
rumah sakit dan perencanaan SDM dapat membangun perencanaan rumah sakit yang pada
akhirnya menentukan kebutuhan SDM.
Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas rumah sakit dan perencanaan SDM, antara lain:
• Perubahan-perubahan kebijakan kepegawaian
6
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
3.2. TUJUAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 81/MENKES/SK/I/2004 tentang :
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kab/Kota Serta
Rumah Sakit, maka tujuan perencanaan SDM adalah sebagai berikut :
3.2.1. Perencanaan SDM bertujuan untuk memastikan bahwa rumah sakit mengetahui dan
mendapatkan individu yang sesuai dengan yang dibutuhkan agar tercapainya sasaran
strategis rumah sakit.
3.2.2. Perencanaan SDM sangat penting karena mempengaruhi produktivitas, perilaku
pelayanan di rumah sakit, dan pencapaian sasaran rumah sakit.
3.2.3. Mendapatkan dan mempertahankan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang
diperlukan.
3.2.4. Mampu mengantisipasi masalah-masalah yang timbul dari potensi kelebihan atau
kekurangan sumber daya manusia.
7
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
8
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
9
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
10
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
11
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
12
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Mutasi/Atrisi pegawai
2. Placement , Training
3. Perluasan / Pengkayaan Job
BAB 4
PENGADAAN TENAGA KERJA
4.1. PENGETIAN
Pengadaan tenaga (Prosurement) adalah usaha yang dilakukan oleh SDM dalam menetapkan
jenis dan jumlah karyawan yang tepat untuk mencapai sasaran rumah sakit, karena karyawan
merupakan asset terpenting dan berperan besar dalam mutu pelayanan perusahaan. Dengan
kompleksitas pelayanan dengan banyaknya jenis profesi yang ada dan kemajuan ilmu serta
teknologi yang menuntut tenaga professional dan spesialis, maka perlu penanganan yang lebih
insentif dan ditata secara konseptual.
13
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Seringkali rumah sakit membutuhkan tenaga kerja dengan syarat-syarat tertentu yang
tidak dimiliki oleh SDM yang ada. Untuk itu perekrutan calon tenaga kerja akan
diambil dari luar rumah sakit. Beberapa sumber yang dapat digunakan dalam
perekrutan eksternal seperti :
Lembaga pendidikan
Teman/anggota keluarga karyawan
Lamaran terdahulu yang telah masuk
Agen tenaga kerja
Karyawan rumah sakit lain
Asosiasi profesi
Outsourcing
Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan, dapat dilakukan :
Melalui iklan di media massa (radio, TV, koran, internet)
Akuisisi dan merger
Open house
Menyewa konsultan perekrutan
4.3.2. Internal
Beberapa alternatif perekrutan dari dalam organisasi melalui :
Promosi
Transfer/Rotasi
Pengkaryaan Kembali
Kelompok Pekerja Sementara / Kontrak Kerja
4.4. SELEKSI
Seleksi adalah proses penyaringan yang dilaksanakan untuk memilih calon karyawan yang
memenuhi persyaratan untuk diterima sebagai karyawan rumah sakit.
4.4.1. Teknik Seleksi
a. Formulir Lamaran
Kegunaan :
Eliminasi yang tidak memenuhi persyaratan
Landasan untuk wawancara
Verifikasi riwayat kerja
b. Wawancara Kerja
Tujuan :
Mendapatkan informasi
Menjual unit organisasi
Memberikan informasi
Menjalin persahabatan
c. Landasan Psikologis
Motivasi Pelamar
Masa lalu untuk masa depan
d. Langkah Wawancara yang Efektif
Perencanaan wawancara
Menjalin hubungan
Mengajukan pertanyaan
Menutup wawancara
Menelaah wawancara
e. Isi Wawancara
14
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Pencapaian akademik
Kualitas pribadi
Pengalaman Kerja
Kemampuan inter personel
Orientasi Karyawan
f. Tes-tes Seleksi
Tes Kecerdasan umum
Tes Kemampuan
Tes kinerja
Tes Psikologis
Tes Kesehatan
4.4.2. Proses Seleksi
1. Pengisian Lamaran : untuk wawancara
2. Wawancara Pekerjaan:
Untuk mengetahui subjek bidang tertentu
Untuk mengukur kualitas yang tidak dapat diukur dengan tes lain
Untuk mengetahui informasi kepada pelamar mengenai MPH
Untuk memberi kesan positif pelamar terhadap MPH
3. Pemeriksaan referensi dan latar belakang untuk mengetahui kredibiitas dari sumber
referensi
4. Pemeriksaan Fisik ; Tuntutan pekerjaan
5. Wawancara dengan kepala bagian / seksi penggunan tenaga kerja tersebut.
6. Wawancara dengan Direksi terkait
7. Keputusan untuk di lanjutkan atau ditolak.
4.4.3. Pedoman Untuk Wawancara
Untuk memancing pelamar agar mengemukakan hal - hal yang ingin kita ketahui :
1. Karakter Pribadi
2. Minat Bekerja
3. Kedewasaan
4. Pendidikan
5. Pengalaman Kerja
6. Kemampuan Teknis
7. Umum
15
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
BAB 5
PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRASIAL)
5.1. PENGERTIAN
Penilaian prestasi kerja ( performance apprasial ) adalah proses yang digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan kinerja individu. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi
karyawan kepada rumah sakit selama periode tertentu. Umpan balik kinerja (performance
feedback) memungkinkan karyawan mengetahui seberapa mereka bekerja apabila dibandingkan
dengan standar rumah sakit.
Prosedur penilaian karyawan :
1. Penetapan standar yang akan dilakukan penilaian
2. Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
3. Memberkan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan agar
memperbaiki kinerja yang buruk, mempertahan yang sudah baik bahkan meningkatkan
prestasinya.
Tiga hal yang diidentifikasikan (dinilai):
1. General Skills
Kemampuan dasar dalam penerapan dan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan
2. Service Specific Skills
Kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh karyawan di setiap departemen sesuai dengan
kebijakan dan kompetensi yang telah ditetapkan oleh setiap departemen dalam pekerjaan
sehari-hari, seperti :
3. Special Individual Skills
Setiap karyawan yang dituntut memiliki keahlian khusus yang didapatkan dari proses
training, dengan tujuan mendukung terhadap kualifikasi jabatan dan pekerjaan sehari-hari
seperti;
16
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Rated / Graded — memiliki nilai ambang (threshold) yang membedakan antara nilai aktual
dan target.
17
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Perencanaan
Pendelegasan Tugas
Pengambilan Keputusan
4. Tingkat Kepentingan
Tingkat kepentingan telah diisi pada kolom Rendah (R = 1), Sedang (S = 2), dan
Tinggi (T = 3) yang dapat saja berbeda untuk setiap Jabatan/Posisi.
18
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
19
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Kepentingan dan Nilai Aspek Penilaian untuk setiap jabatan pada setiap
departemen.
9. Masukan penilaian pada setiap kelompok Aspek Penilaian (Umum, Sikap,
Keterampilan/Kemampuan dan Kepempinan serta Perencanaan untuk posisi
manajerial) dalam Rangkuman Hasil Penilaian.
10. Setelah itu untuk nilai keseluruhan maka totalkan nilai pada Skor Orang.
11. Berikan tanda lingkaran pada A, B, C, D, atau E dalam bagian Penampilan Kerja
Karyawan dalam Periode Penilaian sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh
karyawan. Hasil bagi pada nilai keseluruhan (langkah 10). Hasil yang diperoleh
merupakan gambaran mengenai hasil pemenuhan karyawan terhadap tuntutan
jabatannya.
12. Untuk melihat adanya hambatan terhadap suatu Aspek Penilaian pada karyawan
maka bandingkanlah Nilai Karyawan untuk setiap Aspek Penilaian dengan Nilai
Posisi.
Apabila perbedaan negatif > 3 (Nilai Karyawan lebih kecil dari nilai posisi
sebesar minimal 3 (tiga) poin), maka karyawan memiliki hambatan dalam
aspek tersebut yang membutuhkan pelatihan atau peningkatan keterampilan
untuk memenuhi tuntutan jabatannya dan dapat menampilkan hasil kerja yang
lebih baik dari saat ini.
Apabila perbedaan positif > 3 (NIlai Karyawan lebih besar dari nilai posisi
sebesar minimal 4 (empat) poin), maka karyawan memiliki kemampuan yang
baik dalam aspek tersebut dan jika perlu dapat dipertimbangkan untuk
peningkatan atau perluasan tugas.
13. Kemudian tuliskan langkah-langkah atau rencana anda sebagai atasan untuk
mengembangkan potensi dan keterampilan karyawan anda di masa datang.
Rencana yang baik adalah rencana yang perumusannya rinci dan jelas, dapat
diukur, dapat dicapai, serta relevan (S*M*A*R*T = Specific, Measureable,
Achievable, Relevant, and Trackable). Bila anda merencanakan akan melakukan
pelatihan, bimbingan, mutasi, promosi demosi atau lainnya jelaskan dengan rinci
waktu dan tindakan anda.
14. Tuliskan perasaan / sikap karyawan anda dalam menerima penilaian yang anda
berikan kepadanya sebagai feed back (umpan balik) terhadap anda.
15. Penilaian dan karyawan yang dinilai harus menuliskan hal-hal yang menghambat
dan mendorong keberhasilan karyawan.
16. Anda juga diminta untuk menuliskan rencana kerja / langkah-langkah karyawan
anda sendiri untuk pengembangan dirinya pada satu tahun mendatang. Usahakan
berpedoman pada S*M*A*R*T dalam menyusun rencana. Jika tidak mencukupi
dapat dituliskan pada lembaran yang terpisah.
17. Selanjutnya rencana anda dan karyawan anda tersebut dapat anda jadikan sebagai
target yang harus anda dan karyawan anda capai dalam penilaian mendatang.
18. Lembar Profil Penilaian Karyawan harus ditandatangani oleh Penilai dan Yang
Dinilai.
20
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
BAB 6
PERENCANAAN KARIR
6.1. PENGERTIAN.
Merupakan urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama masa hidupnya. Perubahan
nilai-nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena bertambahnya umur.
Pengembangan karir meliputi :
a. Manajemen Karir ( Career Management )
Proses yang dilakukan oleh rumah sakit untuk memilih, menilai, menugaskan dan
mengembangkan para karyawannya guna menyediakan suatu kumpulan orang-orang yang
kompeten untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
b. Perencanaan Karir ( Career Planning )
Proses yang dilalui oleh individu karyawan dalam mengidentifikasikan dan mengambil
langkah-langkah untuk mencapai tujuannya
Pengembangan karir sangat diperlukan oleh rumah sakit, hal ini dalam rangka :
a. Kebutuhan masyarakat akan peningkatan pelayanan rumah sakit
b. Pengembangan rumah sakit yang terus menerus agar dapat tetap bertahan
c. Mengikuti dan menganalisa dengan cermat mengenai kemajuan ilmu kedokteran dan
kesehatan
d. Memanfaatkan kemajuan teknologi
21
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
22
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Kesuksesan proses pengembangan karir tidak hanya penting bagi rumah sakit secara
keseluruhan. Dalam hal ini, beberapa hal atau faktor yang sering kali amat berpengaruh
terhadap manajemen karir adalah :
Hubungan karyawan dan rumah sakit
Personalitas karyawan
Faktor-faktor eksternal
Politicking dalam rumah sakit
System penghargaan
Jumlah karyawan
Ukuran rumah sakit
Kultur rumah sakit
Tipe manajemen
23
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
BAB 7
PEMISAHAN
7.1. PENGERTIAN
Pemisahan ( separation) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara karyawan serta rumah sakit.
Proses pemisahan disebabkan oleh beberapa hal seperti, pengunduran diri ( resign), pensiun
(retirement ), pemberhentian (layoff ), pemecatan (discharge), dan penempatan di luar
(outplacement ).
Turnover karyawan merupakan salah satu indeks tenaga kerja, karena turnover yang berlebihan
akan menghabiskan banyak biaya, biaya-biaya yang berkaitan dengan hak tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Biaya penempatan dan pengangkatan karyawan, menyangkut waktu dan fasilitas-fasilitas
untuk perekrutan, wawancara, dan test.
2. Biaya untuk pelatihan karyawan.
3. Upah bagi karyawan baru lebih besar dibandingkan dengan tingkat produktifitasnya.
4. Tingkat kesalahan lebih besar untuk karyawan baru dan sangat mempengaruhi terhadap
kualitas pelayanan.
5. Hilangnya omzet selama waktu antara karyawan lama dan penggantian oleh karyawan baru.
6. Peralatan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal selama proses pelatihan
7. Tingkat pemborosan akan meningkat
8. Lembur akan lebih meningkat.
Pada dasarnya pemberhentian dilakukan karena :
a. Pemberhentian terjadi karena perundang – undangan
Seorang karyawan terpaksa dihentikan dari rumah sakit karena terlibat dengan kejahatan
atau karyawan tersebut dihukum akibat perbuatannya.
b. Pemberhentian berdasar keinginan rumah sakit
Pemberhentian berdasarkan keinginan rumah sakit dapat terjadi karena karyawan tersebut
berusia lanjut dan tidak memiliki keuntungan lagi bagi rumah sakit. Karyawan tersebut
sudah berusia lanjut, kurang cakap atau melakukan tindakan yang merugikan/melanggar
peraturan rumah sakit seperti penggelapan.
c. Pemberhentian karena keinginan karyawan
Pemberhentian karena keinginan karyawan dapat terjadi karena karyawan tersebut kurang
mendapat kepuasan kerja di rumah sakit. Misalnya jasanya rendah, lingkungannya kurang
baik atau perlakuan kurang baik.
24
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Pemberhentian yang dilakukan perusahaan pasti mempunyai latar belakang atau alasan kenapa
karyawan tersebut diberhentikan. Sebab – sebab pemberhentian dilakukan :
1. Undang – Undang
Undang – undang dapat menyebabkan karyawan diberhentikan dari pekerjaannya.
Misalnya karyawan anak- anak, karyawan Warga Negara Asing (WNA) atau karyawan
tersebut mengikuti organisasi terlarang
2. Keinginan Rumah Sakit
Keinginan perusahaan dapat menyebabkan diberhentikannya seorang karyawan baik secara
terhormat atau dipecat. Pemberhentian semacam ini telah diatur oleh undang undang no 12
tahun 1964, seijin P4D (Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah) atau P4P
(Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat) tergantung stastus kepegawaian
karyawan yang bersangkutan. Keinginan perusahaan memberhentikan karyawan adalah
sebagai berikut :
a. Karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya
b. Perilaku dan disiplinnya kurang baik
c. Melanggar tata tertib dan peraturan perusahaan
d. Tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain
e. Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan.
Konsekuensi diberhentikannya karyawan atas keinginan perusahaan adalah sebagai
berikut :
a. Karyawan dengan status masa prcobaan diberhentikan tanpa memberi uang Pesangon.
b. Karyawan dengan status kontrak diberhentikan tanpa memberi uang pesangon.
c. Karyawan dengna status tetap, jika diberhentikan harus diberi uang pesangon
3. Keinginan Karyawan
Pemberhentian karyawan sendiri dengan mengajukan permohonan untuk berhenti dari
perusahaan tersebut. Permohonan tersebut hendaknya disertai alasan – alasan dan saat akan
berhentinya misalnya bulan depan sehingga perusahaan akan segera mencari penggantinya
dan kegiatan perusahaan tidak sampai mandeg.
Alasan – alasan pengunduran diri :
a. pindah ketempat lain untuk mengurus orang tua.
b. kesehatan yang kurang baik.
c. untuk melanjutkan pendidikan.
d. berwiraswasta
Biasanya alasan tersebut hanya dibuat buat oleh karyawan, dan alasan sebenarnya adalah
balas jasa terlalu rendah, lingkungan kerja tidak nyaman, kesempatan promosi tidak ada,
perlakuan kurang adil.
Jika banyak karyawan yang berhenti atas keinginannya sendiri maka perusahaan sebaiknya
mengintopeksi agar turnover karyawan dapat dicegah seperti menaikan balas jasa,
berperilaku adil, menciptakan lingkungan kerja yang baik. Uang pesangon diberikan atas
ebijaksanaan perusahaan karena tidak ada undang – undang yang mengaturnya.
4. Pensiun
Pensiun merupakan pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-undang,
ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan mempensiunkan karyawan
biasanya dikarenakan produktivitas kerja dari karyawan rendah sebagai akibat usia lanjut,
cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagainya. Undang-undang
mempensiunkan karyawan karena telah mencapai batas usia dan masa kerja tertentu,
misalnya pada usia 55 tahun dan minimum masa kerjanya adalah 15 tahun.
Pensiun atas keinginan dari karyawan adalah pensiun atas permintaan sendiri dengan
mengajukan surat permohonan setelah mencapai masa kerja tertentu, dan permohonannya
dikabulkan oleh perusahaan
25
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
Besar uang pensiun yang diterima oleh karyawan yang pensiun diatur oleh undang-undang
bagi pegawai negeri yang pembayarannya dilakukan secara periodik, sedangkan bagi
karyawan swasta diatur oleh perusahaan yang bersangkutan biasanya pembayaran berupa
uang pesangon pada saat diberhentikan.
Pembayaran uang pensiun merupakan pengakuan atau penghargaan atas pengabdian
seseorang kepada organisasi dan memberikan sumber kehidupan bagi usia lanjut, sehingga
dengan adanya uang pensiun akan memberikan ketenangan bagi para karyawannya.
5. Kontrak Kerja Berakhir
Karyawan suatu perusahaan akan diberhentikan apabila kontrak kerjanya berakhir.
Pemberhentian yang seperti ini tidak akan menimbulkan konsekuensi karena telah diatur
terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima oleh perusahaan tersebut.
6. Kesehatan Karyawan
Kesehatan karyawan dapat dijadikan sebagai alasan yang utama untuk pemberhentian
karyawan. Inisiatif pemberhentian tersebut dapat berdasar atas keingina perusahaan ataupun
keinginan dari karyawan sendiri.
7. Meninggal Dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis hubungan kerjanya dengan perusahaan
akan terputus. Perusahaan tersebut akan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi
keluarga yang ditinggalkannya sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang karyawan yang
meninggal dunia saat melaksanakan tugas, pesangon atau golongannya diatur di dalam
undang-undang. Misalnya, pesangon lebih besar dan golongannya dinaikkan sehingga uang
pensiunnya lebih besar.
8. Rumah Sakit Dilikuidasi
Karyawan akan dilepas apabila perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut.
Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan
karyawan yang dilepaskan harus mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan pemerintah.
Tindakan pemberhentian terpaksa dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
melakukan hal-hal berikut ini :
1. Mengurangi biaya tenaga kerja
2. Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari manajemen adalah
mengidentifikasi kinerja yang buruk dan membantu meningkatkan kinerjanya.
3. Meningkatkan motivasi PHK meningkatkan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan yaitu :
a. Pemberian penghargaan melalui promosi atas kinerja individual yang tinggi.
b. Menciptakan kesempatan untuk level posisi yang baru masuk.
c. Tenaga kerja dipromosikan untuk mengisi lowongan kerja sebagai sumber daya
yang dapat memberikan inovasi/menawarkan pandangan baru.
d. Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar
4. Meningkatkan kesempatan untuk memperkerjakan karyawan dari latar belakang yang
berbeda-beda dan mendistribusikan ulang komposisi budaya dan jenis kelamin tenaga
kerja.
26
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
BAB 8
MONITORING, EVALUASI & CONTINUOUS IMPROVEMENT
8.1. MONITORING
Mengendalikan agar pelaksanaan sesuai perencanaan dan mengarah pada pencapaian
tujuan.
Output
Mutu Penilaian kinerja karyawan sesuai standar
Perhitungan kebutuhan karyawan sesuai standar
Angka Keterlambatan Karyawan
Angka Turn Over Karyawan
Angka Lembur Karyawan
Angka Ketidakhadiran Karyawan
Angka Kecelakaan Kerja Karyawan
8.2. EVALUASI
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi untuk memperbaiki setiap kekurangan-kekurangan yang
ada dalam operasional laundry secara keseluruhan serta perbaikannya, sehingga dalam
operasional ke depannya tetap berjalan beriringan dengan evaluasi yang dilakukan untuk :
Data Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan sesuai standar
Data Perhitungan kebutuhan karyawan yang dilakukan sesuai standar
Data pengurusan Kecelakaan Kerja Karyawan
Data lemburan dan data karyawan dilaporkan setiap bulannya berupa grafik dengan
perbandingan dengan bulan sebelumnya.
Penindakan bagi karyawan yang terlambat atau tidak masuk kerja tanpa keterangan
Membandingkan keluar dan masuknya karyawan dari bulan ke bulan.
Menganalisa kebutuhan tenaga kerja dari setiap Unit / Departement
27
PEDOMAN DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT
28