A. Pendahuluan
Dalam kasus yang saya temukan dalam koran ini tentang Massa yang
tergabung dalam Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu berunjuk rasa di jalan
lingkar utara, bekasi, pada jumat 24 maret 2017 siang, menuntut penghentian
pembangunan gereja santa clara. Demo diwarnai bentrokan pengunjuk rasa
dengan aparat yang diwarnai penembakan gas air mata.Imam fathurrahman
sebagai koordinator aksi, menjelaskan bahwa pembangunan gereja santa clara
itu menyalahi prosedur. Mereka juga ingin bertemu walikota. Sebelumnya ,
walikota bekasi Rahmat Affendi menegaskan, untuk mengatasi konflik. Walikota
bekasi membentuk majelis umat beragama di tingkat kecamatan. Walikota bekasi
menyatakan, ia akan menjaga keberlangsungan kerukunab antarumat beragama,
dia juga menjelaskan bahwa pemimpin harus berdiri diatas agama manapun.
Ini juga tidak terlepas dari pemahaman yang radikal dari suatu golongan
agama tertentu . Pada akhirnya, kasus ini menjadikan pengikut agama tertentu
mendefinisikan “keberadaan agamanya” untuk mensikapi modernitas yang serba
menjadi rasional dan sekuler. Itu mengakibatkan , di dalam komunitas agama ada
yang berkeinginan penyingkiran agama oleh proses modernisasi yang rasional
dan sekuler. Munculnya paham radikalisasi agama adalah bagian dari
pemahaman dan toleransi yang negatif antara agama . Hal ini jelas sekali dari
contoh kasus diatas. Tidak di pungkiri lagi, bertambah bermunculan sikap
penolakan kepada pemikiran modern Barat secara radikal disebabkan tidak
adanya doktrin agama yang jelas mengenai itu.
Tidak hanya terdapat pada UUD 1945 saja. Kementrian dalam Peraturan
Bersama Menteri Agama dan Mendagri Nomor 9 dan Nomor 8 Thn 2006 tentang
PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 (Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah).
PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 merupakan penambahan dari SKB (Surat Keputusan
Bersama) No. 01/BER/MDN-MAG/1969 mengenai Pelaksanaan Jajaran
Pemerintahan untuk Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan
Pengembangan dan Ibadah Agama oleh Pemeluknya
Padahal dalam UUD 1945 pasal 28E sudah dijelaskan, berikut bunyi pasal
28E :
Makna dari yang kata yang saya tebalkan berarti Setiap orang berhak untuk
memilih agamanya sendiri dalam arti dia memiliki rasa “percaya” terhadap
agamanya tersebut dan tidak setia dengan agama dan pengajaran agama
tersebut
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Dalam KHUP
Pasal 175
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan merintangi
pertemuankeagamaan yang bersifat umum dan diizinkan, atau upacara
keagamaan yang diizinkan, atau upacara penguburan jenazah, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.
Pasal 406.
(1). Barangsiapa dengan sengaja dan secara melawan hukum
menghancurkan, merusak, membuat tak dapat dipakai atau menghilangkan
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Diancam dengan pidana yang sama orang yang dengan sengaja dan
secara melawan hukum membunuh, merusakkan, membuat tak dapat
digunakan atau menghilangkan hewan, yang seluruhnya atau sebagian
milik orang lain.
Pasal 4
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh
siapapun.
Pasal 22
(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurutagamanya dan kepercayaannya itu.
(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya dan
kepercayaannya itu.
Pasal 36:
(1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-
sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa,
dan masyarakat, dengan cara yang tidak melanggar hukum.
(2) Tidak seorangpun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-wenang
dengan secara melawan hukum.
C. Uji syarat
1. UUD 1945 pasal 28E
Unsur-unsur ayat 1 : Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya
1. Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu telah melanggar hak
masyarakat atau hak anggota dari pengikut gereja santa clara dalam hal
memilih agama. Majelis Silahturahmi Umat islam menolak dengan alas an
yang belum terbukti benar.
2. Majelis Silahturahmi Umat telah membatasi hak beribadah bagi kaum
nasrani untuk membangum gereja santa clara
2. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Mendagri Nomor 9 dan Nomor 8 Thn
2006 pasal 1
Unsure unsur :
1.dalam hal ini majelis umat islam bersatu memenuhi unsure kesengajaan
dengan kekerasan
2. dalam hal ini majelis umat islam bersatu memenuhi unsure merintangi
dalam hal pertemuan dalam gereja santa clara
Unsure-unsur ayat 2:
1. Dalam hal ini majelis umat islam bersatu sengaja melawan hukum dalam
hal merusak gereja santa clara
2. Dalam hal ini majelis umat islam bersatu sengaja melawan hukum dalam
hal tidak dapat digunakanya gereja santa clara
Unsure-unsur ayat 2:
1. majelis umat islam bersatu telah mengambil hak anggota gereja santa
clara dalam hal menjamin kemerdekaan memeluk agama
2. majelis umat islam bersatu telah mengambil hak anggota gereja santa
clara dalam hal memiliki kepercayaan
Unsure-unsur ayat 2:
1. Majelis umat islam bersatu telah merapas hak orang untuk memiliki atau
untuk beribadah.
D . Kesimpulan
1. Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu berunjuk rasa di jalan lingkar utara,
bekasi, pada jumat 24 maret 2017 siang, menuntut penghentian pembangunan
gereja santa clara. Ini melanggar hukum , terutama hak asasi manusia dalam hal
“freedom of religion” yang seharusnya tidak dilakukan oleh majelis silahturahmi
umat islam bersatu. Serta dapat dipidana secara hukum..
2. Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu telah melakukan pelanggaran HAM
dengan melakukan perbuatan perusakan gereja santa clara tersebut. Hak yang
dilanggar adalah hak anggota gereja santa clara, yakni:
- Hak atas mempercayai agama kepemilikan hak bersama terhadap tanah waduk
Sepat tersebut.
- Hak atas bebas membangun dan mendirikan tempat ibadah penghormatan atas
identitas budaya dan hak masyarakat tradisional.
- Hak untuk berkumpul dan melakukan kegiatan keagaamaan digereja.
Daftar rujukan