Anda di halaman 1dari 7

PENDAPAT HUKUM (Legal Opinion)

Analisis atas Perlindungan Pembangunan gereja Santa Clara sebagai


Tempat Ibadah
Dalam Perspektif Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Yati ning asih (8111416272)

A. Pendahuluan

Indonesia menempati urutan ke empat di dunia sebagai suatu negara yang


memiliki jumlah peduduk yang sangat banyak. Dari sisi itulah maka Indonesia
memiliki keanekaragaman dalam hal budaya, kebiasaan, dan hal yang paling
menonjol adalah tentang “agama”. Kebebasan beragama merupakan topic
pembahasan untuk essai yang saya buat. Lebih tepatnya mengenai keadilan yang
harusnya didapaatkan oleh semua warga Indonesia.. Keadilan yang dimaksut
dalam essai ini merupakan keadilan setiap warga Negara indonesia untuk
mendapatkan kebebasan dalam mempercayai “tuhan” nya masing-masing.
Padahal Pemerintah dalam UUD pasal 28E sudah sangat dijelaskan mengenai
Kebebasan memeluk agama.

Sayangnya hak kebebasan beragama dan beribadah sudah menjadi kasus


yang belum pernah terhenti di Indonesia sekalipun di dunia. Perdebatan dalam
berbagai “permikiran” para paham mayoritas dalam suatu daerah tersebut pasti
menyisakan persoalan maupun pekerjaan rumah. Berbagai konflik dan kekerasan
yang berlatarbelakangi agama mengindentifikasikan bahwa Indonesia masih
belum bisa menjalankan dan memberikan perlindungan mengenai hak asasi
manusia terutama tentang kebebasan beragama, mengenai hal ini terkait dengan
hak warga negara untuk mendirikan rumah ibadah.

Dalam kasus yang saya temukan dalam koran ini tentang Massa yang
tergabung dalam Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu berunjuk rasa di jalan
lingkar utara, bekasi, pada jumat 24 maret 2017 siang, menuntut penghentian
pembangunan gereja santa clara. Demo diwarnai bentrokan pengunjuk rasa
dengan aparat yang diwarnai penembakan gas air mata.Imam fathurrahman
sebagai koordinator aksi, menjelaskan bahwa pembangunan gereja santa clara
itu menyalahi prosedur. Mereka juga ingin bertemu walikota. Sebelumnya ,
walikota bekasi Rahmat Affendi menegaskan, untuk mengatasi konflik. Walikota
bekasi membentuk majelis umat beragama di tingkat kecamatan. Walikota bekasi
menyatakan, ia akan menjaga keberlangsungan kerukunab antarumat beragama,
dia juga menjelaskan bahwa pemimpin harus berdiri diatas agama manapun.

Permasalahan diatas mengenai pembangunan rumah ibadah di Indonesia


mempermasalahkan menjadikan salah satu faktor utama yaitu agama mayoritas
dan agama minoritas, agama yang resmi dan agama yang tidak resmi. Apabila
dilihat dari indikator tersebut di atas maka terlihat suatu diskriminasi yang mana
perlakuan terhadap agama mayoritas tentu akan berbeda dengan agama
minoritas. Ijin pembangunan rumah ibadah bagi agama mayoritas tentu bukan
suatu permasalahan, akan tetapi tidak berlaku sebaliknya.

Ini juga tidak terlepas dari pemahaman yang radikal dari suatu golongan
agama tertentu . Pada akhirnya, kasus ini menjadikan pengikut agama tertentu
mendefinisikan “keberadaan agamanya” untuk mensikapi modernitas yang serba
menjadi rasional dan sekuler. Itu mengakibatkan , di dalam komunitas agama ada
yang berkeinginan penyingkiran agama oleh proses modernisasi yang rasional
dan sekuler. Munculnya paham radikalisasi agama adalah bagian dari
pemahaman dan toleransi yang negatif antara agama . Hal ini jelas sekali dari
contoh kasus diatas. Tidak di pungkiri lagi, bertambah bermunculan sikap
penolakan kepada pemikiran modern Barat secara radikal disebabkan tidak
adanya doktrin agama yang jelas mengenai itu.

Padahal semua agama berdasarkan konstitusi mempunyai hak untuk


menikmati segala bentuk hak asasi manusia untuk bebas dari segala bentuk
diskriminasi atas dasar agama, mempunyai perlindungan hukum yang sama dan
diperlakuan dengan sama . Berdasarkan undang-undang dan untuk bebas dari
diskriminasi dalam memdapatkan perlindungan hukum. Perlindungan terhadap
kebebasan beragama yang ada di Indonesia sudah diatur secara tegas dalam
konstitusi yaitu Pasal 28 UUD 1945 . Hal ini tersebut ada dalam ketentuan Pasal
28 E UUD Negara RI 1945:
a)Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarga-negaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
b) Setiap orang berhak atas atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Tidak hanya terdapat pada UUD 1945 saja. Kementrian dalam Peraturan
Bersama Menteri Agama dan Mendagri Nomor 9 dan Nomor 8 Thn 2006 tentang
PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 (Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah).
PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 merupakan penambahan dari SKB (Surat Keputusan
Bersama) No. 01/BER/MDN-MAG/1969 mengenai Pelaksanaan Jajaran
Pemerintahan untuk Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan
Pengembangan dan Ibadah Agama oleh Pemeluknya

Aturan tersebut dianggap menyulitkan kaum minoritas. Karena peraturan


itu menyebutkan "dukungan masyarakat sekitar paling sedikit 60 orang" untuk
mendirikan rumah ibadah terlihat diskriminatif untuk penganut agama minoritas
di suatu daerah. Aturan ini menimbulkan prmikiran tidak mudahnya
mengumpulkan tandatangan 60 warga untuk mendapatkan izin pendirian rumah
ibadah, apalagi jika yang dimintai tanda tangan ialah warga yang agamanya
berbeda dengan orang yang akan mendirikan rumah ibadah.

B . Analisis Aturan Hukum

Mengenai Kebebasan dalam memilih kepercayaan(agama) dan untuk membangun


tempat ibadah sudah di atur dalam aturan hukum yaitu :

 Padahal dalam UUD 1945 pasal 28E sudah dijelaskan, berikut bunyi pasal
28E :

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut


agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.

Makna dari yang kata yang saya tebalkan berarti Setiap orang berhak untuk
memilih agamanya sendiri dalam arti dia memiliki rasa “percaya” terhadap
agamanya tersebut dan tidak setia dengan agama dan pengajaran agama
tersebut
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Makna dari kata yang ditebalkan berarti pemerintah memberikan


kebebasan atas kepercayaan yang diyakini oleh warga Negara tesebut dan
berhak atas pemikiran dan sikap yang mereka ambil dikehidupan sehari hari
sesuai dengan hati nurani yang mereka anggap benar selama semua itu
tidak merugikan orang lain.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan


mengeluarkan pendapat.

Makna: Serta setiap Negara menjamin atas kebebasan berorganisasi


berserikat dan berkumpul dengan tidak merugikan pihak lain atau Negara
itu sendiri dan mengeluarkan pendapat dengan bebas dan mendengar
pendapat tersebut dengan baik , baik pendapatnya diterima atau pun tidak
diterima

 Dan dalam BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 dalam Peraturan Bersama


Menteri Agama dan Mendagri Nomor 9 dan Nomor 8 Thn 2006 tentang PBM
No. 9 dan 8 tahun 2006 (Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,
Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah
Ibadah). Yang berisi

1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama


umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikTahun 1945.

2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama


umat beragama dan Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan
pemberdayaan umat beragama.

3. Rumah ibadat adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang


khusus dipergunakan untukberibadat bagi para pemeluk masing-masing
agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadat keluarga.

4. Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan yang selanjutnya disebut Ormas


Keagamaan adalah organisasi nonpemerintah bervisi kebangsaan yang
dibentuk berdasarkan kesamaan agama oleh warga negara Republik
Indonesia secara sukarela, berbadan hukum, dan telah terdaftar
dipemerintah daerah setempat serta bukan organisasi sayap partai politik.

5. Pemuka Agama adalah tokoh komunitas umat beragama baik yang


memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin ormas
keagamaan yang diakui dan atau dihormati oleh masyarakat setempat
sebagai panutan.

6. Forum Kerukunan Umat Beragama, yang selanjutnya disingkat FKUB,


adalah forum yang dibentukoleh masyarakat dan difasilitasi oleh
Pemerintah dalam rangka membangun, memelihara, dan memberdayakan
umat beragama untuk kerukunan dan kesejahteraan.

7. Panitia pembangunan rumah ibadat adalah panitia yang dibentuk oleh


umat beragama, ormas keagamaan atau pengurus rumah ibadat.
8. Izin Mendirikan Bangunan rumah ibadat yang selanjutnya disebut IMB
rumah ibadat, adalah izin yang diterbitkan oleh bupati/walikota untuk
pembangunan rumah ibadat.

 Dalam KHUP
Pasal 175
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan merintangi
pertemuankeagamaan yang bersifat umum dan diizinkan, atau upacara
keagamaan yang diizinkan, atau upacara penguburan jenazah, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.

Pasal 406.
(1). Barangsiapa dengan sengaja dan secara melawan hukum
menghancurkan, merusak, membuat tak dapat dipakai atau menghilangkan
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Diancam dengan pidana yang sama orang yang dengan sengaja dan
secara melawan hukum membunuh, merusakkan, membuat tak dapat
digunakan atau menghilangkan hewan, yang seluruhnya atau sebagian
milik orang lain.

 Dalam UU no 39 tahun 1999 tetang Hak Asasi manusia juga dijelaskan


mengenai kebebasan beragama dan bertempat ibadah

Pasal 4
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh
siapapun.

Pasal 22
(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurutagamanya dan kepercayaannya itu.
(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya dan
kepercayaannya itu.

Pasal 36:
(1) Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-
sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa,
dan masyarakat, dengan cara yang tidak melanggar hukum.
(2) Tidak seorangpun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-wenang
dengan secara melawan hukum.

C. Uji syarat
1. UUD 1945 pasal 28E
 Unsur-unsur ayat 1 : Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya
1. Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu telah melanggar hak
masyarakat atau hak anggota dari pengikut gereja santa clara dalam hal
memilih agama. Majelis Silahturahmi Umat islam menolak dengan alas an
yang belum terbukti benar.
2. Majelis Silahturahmi Umat telah membatasi hak beribadah bagi kaum
nasrani untuk membangum gereja santa clara

 Unsur- unsur ayat 2 : Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan


1.unsur ini tidak terlaksana karena majelis silahturahmi islam bersatu hanya
melanggar hak dalam membangun tempat ibadah

 Unsur- unsure ayat 3: kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan


pendapat
1. majelis silahturahmi islam bersatu telah melanggar hak untuk berserikat,
dalam konteks ini berarti majelis silahturahmi islam bersatu membatasi hak
berserikat untuk anggota gereja santa clara
2. majelis silahturahmi islam bersatu telah melanggar hak untuk berkumpul
dalam organisasi yang diatas namakan gereja santa clara
3. unsure melaksanakan pendapat tidak terpenuhi.

2. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Mendagri Nomor 9 dan Nomor 8 Thn
2006 pasal 1

 UnsureAyat 1 : Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan


sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya.
1.dalam hal ini berarti Majelis umat islam bersatu berarti telah menodai
unsure toleransi beragama
2.dalam hal ini berarti Majelis umat islam bersatu berarti telah menodai
unsure saling pengertian
3.dalam hal ini berarti Majelis umat islam bersatu berarti telah menodai
unsure saling menghormati
4.dalam hal ini berarti Majelis umat islam bersatu berarti telah menodai
unsure mengehargai kesetaraan

 Unsure –unsur ayat 2


1. dalam hal ini berarti Majelis umat islam bersatu berarti telah menodai
unsure kerukunan umat beragama dalam bidang pelayanan, yang dimaksu
pelayanan dalam hal ini adalah untuk anggota dari gereja santa clara dalam
hal beribadah
2 .dalam hal ini berarti Majelis umat islam bersatu berarti telah menodai
unsure dalam hal pemberdayaan umat beragama

3. Pasal 175 KUHP

 Unsure unsur :
1.dalam hal ini majelis umat islam bersatu memenuhi unsure kesengajaan
dengan kekerasan
2. dalam hal ini majelis umat islam bersatu memenuhi unsure merintangi
dalam hal pertemuan dalam gereja santa clara

4. pasal 406 KUHP


 Unsure-unsur ayat 1:
1. Dalam hal ini majelis umat islam bersatu sengaja melawan hukum dalam
hal mengahncurkan gereja santa clara
2. Dalam hal ini majelis umat islam bersatu sengaja melawan hukum dalam
hal merusakn gereja santa clara

 Unsure-unsur ayat 2:
1. Dalam hal ini majelis umat islam bersatu sengaja melawan hukum dalam
hal merusak gereja santa clara
2. Dalam hal ini majelis umat islam bersatu sengaja melawan hukum dalam
hal tidak dapat digunakanya gereja santa clara

5. UU no 39 tahun 1999 Pasal 4


 Unsure- unsure :
1. Majelis umat islam bersatu telah mengambil hak kebebasan pribadi
pikiran dan hati nurani
2. Majelis umat islam bersatu telah mengambil hak beragama

6. UU no 39 tahun 1999 pasal 22

 Unsure unsure ayat 1


1. majelis umat islam bersatu telah mengambil hak anggota gereja santa
clara dalam hal kebebsan memeluk agma
2. majelis umat islam bersatu telah mengambil hak anggota gereja santa
clara dalam hal beribadah menurut kepercayaanya

 Unsure-unsur ayat 2:
1. majelis umat islam bersatu telah mengambil hak anggota gereja santa
clara dalam hal menjamin kemerdekaan memeluk agama
2. majelis umat islam bersatu telah mengambil hak anggota gereja santa
clara dalam hal memiliki kepercayaan

7. UU no 39 tahun 1999 pasal 36


 Unsure-unsur ayat 1
1. Majelis umat islam bersatu melanggar hak mengembangkan diri untuk
melakukan kegitan beribadah dengan cara merusak gereja santa clara

 Unsure-unsur ayat 2:
1. Majelis umat islam bersatu telah merapas hak orang untuk memiliki atau
untuk beribadah.

D . Kesimpulan

1. Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu berunjuk rasa di jalan lingkar utara,
bekasi, pada jumat 24 maret 2017 siang, menuntut penghentian pembangunan
gereja santa clara. Ini melanggar hukum , terutama hak asasi manusia dalam hal
“freedom of religion” yang seharusnya tidak dilakukan oleh majelis silahturahmi
umat islam bersatu. Serta dapat dipidana secara hukum..
2. Majelis Silahturahmi Umat Islam Bersatu telah melakukan pelanggaran HAM
dengan melakukan perbuatan perusakan gereja santa clara tersebut. Hak yang
dilanggar adalah hak anggota gereja santa clara, yakni:
- Hak atas mempercayai agama kepemilikan hak bersama terhadap tanah waduk
Sepat tersebut.
- Hak atas bebas membangun dan mendirikan tempat ibadah penghormatan atas
identitas budaya dan hak masyarakat tradisional.
- Hak untuk berkumpul dan melakukan kegiatan keagaamaan digereja.

Daftar rujukan

1. Undang-Undang no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
4. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Mendagri Nomor 9 dan Nomor 8 Thn
2006

Anda mungkin juga menyukai