Oleh: Eka Rida Agustin, Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Yogyakarta,
eka.rida@student.uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan nilai uang pada peserta didik dengan
hambatan intelektual kategori ringan tingkat SMP. Penelitian ini dilakukan di SLB N 1 Yogyakarta.
Penelitian Tindakan Kelas menggunakan desain Kemmis Mc. Taggart yang terdiri dari 4 tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada penelitian dilaksanakan
dengan tindakan dalam dua siklus. Subjek penelitian berjumlah 2 peserta didik perempuan dengan
hambatan intelektual kategori ringan. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif
dengan metode pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan proses pembelajaran ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan penggunaan nilai
uang berdasarkan hasil tes. Hasil tindakan siklus II masing-masing subjek mengalami peningkatan
dalam membedakan, menunjukkan, menyebutkan, menuliskan, dan mensimulasikan kegiatan
menabung, sehingga tindakan diberhentikan karena sudah mencapai indikator keberhasilan.
Peningkatan penggunaan nilai uang peserta didik dengan hambatan intelektual kategori ringan
ditunjukkan dengan subjek R meningkat 24,11% dan subjek H meningkat 22,33%.
Kata Kunci: penggunaan nilai uang, metode bermain peran, peserta didik dengan hambatan
intelektual.
Abstract
Research aims to increase the use of value of money for students with intellectual barriers of
the light category of junior high school. The research was carried in SLB Negeri 1 Yogyakarta.
Classroom Action Research uses Kemmis Mc design. Taggart which consists of 4 stages of
planning, implementation of action, observation, and reflection. The research was conducted by
action in two cycles. Research subjects amounted to 2 female students with light category
intellectual barriers. Technique of data analysis using quantitative descriptive with data collection
method using test and observation.The result of the research shows that the improvement of
improved skill use of money value based on the results of tests. The result of the second cycle action
of each subject has increased in differentiating, showing, mentioning, writing, and sorting currency
value, so action is dismissed because it has reached the indicator of success. Increased use of
students' money values with light category intellectual barriers is indicated by the subject R
increased by 24.11% and subject H increased by 22.33%.
Keywords: The use of money value, role-playing method, students with intellectual barriers.
68 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 1 Tahun 2019
didik adalah peserta didik akan mengacu dari teori ahli dari Kemmis dan
memerankan sebagai seorang nasabah dan Mc Taggart yang menggambarkan
teller. Dengan metode bermain yang penelitian tindakan dapat dipandang
diaplikasikan dalam pembelajaran sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
menabung, peserta didik lebih melibatkan perencanaan, pelaksanaan tindakan,
kemampuan yang sudah terbentuk pengamatan (observasi), dan refleksi yang
sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan selanjutnya dapat diikuti dengan siklus
aplikasi teori belajar behavioristik yang spiral berikutnya.
diungkapkan oleh Sugiharto (2007: 103)
Waktu dan Tempat Penelitian
mengenai ciri mendasar teori behavioristik
Pelaksanaan penelitian dilakukan di
yang harus diperhatikan yaitu
SLB N 1 Yogyakarta yang beralamatkan
mementingkan pengaruh lingkungan,
Jalan Bintaran Tengah No. 3, Wirogunan,
mementingkan bagian-bagian,
Mergangsan, Kota Yogyakarta. Penelitian
mementingkan peranan reaksi,
ini dilakukan pada bulan Februari sampai
mengutamakan mekanisme terbentuknya
dengan bulan Maret 2018. Dalam
hasil belajar melalui prosedur stimulus
pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan
respon, mementingkan peranan
kegiatan di ruang kelas rombongan belajar
kemampuan yang sudah terbentuk
(rombel) meronce.
sebelumnya, mementingkan kebiasaan
melalui latihan dan pengulangan dan Subjek Penelitian
terakhir adalah hasil belajar yang dicapai Subjek yang dimaksud dalam
adalah munculnya perilaku yang penelitian ini adalah 2 peserta didik dengan
diinginkan. Dengan pembelajaran hambatan intelektual kategori ringan yang
menabung, peserta didik dengan hambatan tingkat SMP di SLB N 1 Yogyakarta.
intelektual diharapkan mendapatkan Pemilihan subyek menggunakan sampling
pengetahuan mulai dari pengenalan nilai purposive. Pemilihan subyek berdasarkan
uang sampai pada penggunaan nilai uang. pada pertimbangan kemampuan kedua
peserta didik yang hampir sama yaitu pada
METODE PENELITIAN
kesulitan dalam penggunaan nilai uang.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Prosedur
pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian tindakan kelas. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dari Kemmis dan Mc
Peningkatan Kemampuan Penggunaan... (Eka Rida Agustin) 71
Taggart berupa suatu siklus spiral yang hasil belajar peserta didik. Data kuantitatif
meliputi siklus spiral yang meliputi dalam PTK umumnya berupa angka-angka
tahapan-tahapan rancangan pada setiap sederhana. Data kuantitatif dapat dianalisis
putarannya, yaitu: plan (perencanaan), act secara deskriptif antara lain dengan cara
(tindakan), observe (observasi) dan reflect menghitung jumlah, menghitung rata-rata,
(refleksi). menghitung nilai persentase dan membuat
grafik
Instrumen dan Teknik Pengumpulan
Data kuantitatif digunakan untuk
Data
menghitung presentase peningkatan
Teknik pengumpulan data yang
kemampuan peserta didik dalam
digunakan yaitu tes dan observasi. Tes
penggunaan nilai uang. Untuk mengetahui
penggunaan nilai uang menggunakan
besarnya peningkatan kemampuan
teknik tes lisan dan perbuatan. Tes lisan
tersebut, dilakukan dengan
menuntut jawaban dari peserta didik dalam
membandingkan hasil tes sebelum
bentuk lisan dengan mengucapkan jawaban
tindakan dan tes sesudah tindakan. Dari
dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan
hasil perbandingan tersebut, diperoleh
pertanyaan atau perintah yang diberikan.
selisih sehingga dapat diketahui
Sedangkan tes perbuatan dapat digunakan
peningkatan kemampuan penggunaan nilai
untuk menilai kualitas suatu pekerjaan
uang pada peserta didik tunagrahita
yang telah selesai dikerjakan oleh peserta
kategori ringan.
didik termasuk juga keterampilan dan
ketepatan menyelesaikan pekerjaan.
HASIL PENELITIAN DAN
Instrumen tes penggunaan nilai uang
PEMBAHASAN
disusun berdasarkan validitas isi.
1. Deskripsi Pra Tindakan
Sedangkan teknik observasi digunakan
Kegiatan pra tindakan bertujuan
ketika dilaksanakannya tindakan. Lembar
untuk mengetahui kemampuan awal
panduan observasi terdiri dari partisipasi
peserta didik terkait penggunaan nilai
belajar peserta didik dan kinerja guru
uang. Untuk mengetahui hasil pra tindakan
dalam pembelajaran.
dilakukan dengan tes. Tes kemampuan
Teknik Analisis Data awal terdiri dari tes lisan. Adapun nilai
Teknik analisis data yang digunakan yang diperoleh peserta didik pada
dalam penelitian ini secara kuantitatif. kemampuan awal sebagai berikut:
Analisis data kuantitatif diperoleh dari
hasil tes untuk mengetahui peningkatan
72 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 1 Tahun 2019
Tabel 1. Nilai Pra Tindakan bantuan guru berupa verbal dan non verbal.
Subjek Skor Skor Pra Nilai Pra Persentase Kriteria Sedangkan subjek H dapat menjawab 3
Maksimal Tindakan Tindakan
soal tanpa bantuan guru, 18 soal dengan
R 112 59 52,67 52,67 % Cukup
H 112 68 60,70 60,70 % Cukup bantuan guru berupa verbal atau non
verbal, dan 7 soal dengan bantuan guru
Berdasarkan hasil tes pra tindakan, berupa verbal dan non verbal. Data hasil
maka dapat disimpulkan kedua subjek tes penggunaan nilai uang pada peserta
belum mencapai kriteria ketuntasan didik dengan hambatan intelektual kategori
minimal yaitu 75 dan belum mencapai ringan adalah sebagai berikut:
kompetensi yang diharapkan. Kemampuan
awal subjek dalam penggunaan nilai uang Tabel 2. Data Hasil Tes Pasca Tindakan Siklus
aspek dan partisipasi dengan bantuan Tindakan dan Nilai Pasca Tindakan Siklus I
dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Data hasil tes penggunaan nilai uang
pada peserta didik dengan hambatan
Tabel 3. Data Perbandingan Nilai Pra intelektual kategori ringan tingkat SMP di
Tindakan dan Pasca Tindakan Siklus I
SLB N 1 Yogyakarta diperoleh dari hasil
Nilai Pasca Pening-
Subjek Nilai Pra Tindakan
Tindakan Siklus I katan
tes pasca tindakan pada siklus II. Data
R 52,67 63,39 10,72% hasil tes penggunaan nilai uang pada
H 60,70 71,42 10,68% peserta didik dengan hambatan intelektual
kategori ringan SLB N 1 Yogyakarta
Hasil tes penggunaan nilai uang pada adalah sebagai berikut:
peserta didik dengan hambatan intelektual
Tabel 4. Hasil Pasca Tindakan Siklus II
pada pasca tindakan siklus I tersebut dapat
Subjek Skor Nilai Pasca Kriteria
divisualisasikan pada gambar 3 berikut ini:
Tindakan
R 86 76,78 Baik
H 93 83,03 Sangat
Baik
74 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 1 Tahun 2019
Hasil tes penggunaan nilai uang pada mencapai indikator keberhasilan tindakan
peserta didik dengan hambatan intelektual setelah digunakannya metode bermain
kategori ringan pada pasca tindakan siklus peran. Peningkatan penggunaan nilai uang
II tersebut dapat divisualisasikan pada tersebut meliputi kompetensi membedakan
gambar 4 berikut ini: uang yang terbuat dari kertas dan logam;
mampu menunjukkan nilai uang logam
Pasca Tindakan Siklus II
pecahan Rp100,00 Rp200,00 Rp500,00
84
82 Rp1.000,00 dan nilai uang kertas pecahan
80 Rp1.000,00 Rp2.000,00 Rp5.000,00
78 Pasca
Tindakan Rp10.000,00 mampu menyebutkan nilai
76
Siklus II uang logam pecahan Rp100,00 Rp200,00
74
72 Rp500,00 Rp1.000,00 dan nilai uang kertas
R H pecahan Rp1.000,00 Rp2.000,00
Gambar 4. Histogram Nilai Pasca Tindakan
Rp5.000,00 Rp10.000,00 mampu
Siklus II
menuliskan nilai uang logam pecahan
Rp100,00 Rp200,00 Rp500,00 Rp1.000,00
Berdasarkan observasi pada tindakan
dan nilai uang kertas pecahan Rp1.000,00
siklus II R dapat berpartisipasi tanpa
Rp2.000,00 Rp5.000,00 Rp10.000,00 serta
bantuan guru sebanyak 9 aspek,
mampu mensimulasikan kegiatan
berpartisipasi dengan bantuan verbal atau
menabung di bank dengan peran nasabah
non verbal sebanyak 11 aspek. Sedangkan
dan teller.
H dapat berpartisipasi tanpa bantuan guru
sebanyak 16 aspek, berpartisipasi dengan Peningkatan penggunaan nilai uang
bantuan verbal atau non verbal sebanyak 4 dari kemampuan awal ke siklus II disajikan
aspek. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 5 dibawah ini:
kinerja guru yang telah dilakukan di siklus
Tabel 5. Nilai Pra Tindakan dan Pasca
II, guru telah melaksanakan pembelajaran
Tindakan Siklus II
sesuai dengan RPP. Guru juga sudah tidak
Subjek Nilai Pra Nilai Peningkatan
lupa untuk memberikan apresiasi atau
Tindakan Pasca
reward kepada peserta didik setiap setelah
Tindakan
melakukan kegiatan pembelajaran.
Siklus II
Berdasarkan refleksi antara peneliti
R 52,67 76,78 24,11
dan guru kelas, tindakan dihentikan pada
H 60,70 83,03 22,33
siklus II telah meningkat dan telah
Peningkatan Kemampuan Penggunaan... (Eka Rida Agustin) 75
Hasil tes penggunaan nilai uang pada Tabel 6. Data Hasil Nilai Pra Tindakan, Pasca
peserta didik dengan hambatan intelektual Tindakan Siklus I dan Pasca Tindakan Siklus
peningkatan. Hasil tes pasca tindakan barang atau benda yang setiap hari dibawa
siklus II menunjukkan nilai dari kedua dan digunakan semua orang dalam
subjek mencapai KKM yaitu 75. Kedua kehidupan sehari-hari. Penggunaan nilai
subjek dapat mencapai kompetensi uang termasuk dalam akademik fungsional
pembelajaran yang diharapkan yaitu yang diterapkan pada mata pelajaran
kompetensi yaitu mampu membedakan matematika. Hal tersebut sesuai dengan
uang yang terbuat dari kertas dan logam; pendapat Mumpuniarti (2007: 137),
mampu menunjukkan nilai uang logam pembelajaran keterampilan fungsional
pecahan Rp100,00 Rp200,00 Rp500,00 memerlukan dukungan dari bidang
Rp1.000,00 dan nilai uang kertas pecahan akademik, salah satunya adalah mata
Rp1.000,00 Rp2.000,00 Rp5.000,00 pelajaran matematika. Pembelajaran
Rp10.000,00 mampu menyebutkan nilai matematika melalui materi penggunaan
uang logam pecahan Rp100,00 Rp200,00 nilai uang bertujuan agar peserta didik
Rp500,00 Rp1.000,00 dan nilai uang kertas dengan hambatan intelektual kategori
pecahan Rp1.000,00 Rp2.000,00 ringan dapat mengimplementasikan dalam
Rp5.000,00 Rp10.000,00 mampu kehidupan sehari-hari.
menuliskan nilai uang logam pecahan Penggunaan nilai uang yang
Rp100,00 Rp200,00 Rp500,00 Rp1.000,00 diimplementasikan pada penelitian ini
dan nilai uang kertas pecahan Rp1.000,00 adalah kegiatan menabung. Menabung
Rp2.000,00 Rp5.000,00 Rp10.000,00 serta merupakan salah salah satu kegunaan nilai
mampu mensimulasikan kegiatan uang dalam kehidupan sehari-hari. Hal
menabung di bank dengan peran nasabah tersebut sejalan dengan Polloway & Patton
dan teller. Maka dari itu, pemberian (dalam Mumpuniarti, 2007: 119)
tindakan lanjutan dapat dihentikan. matematika difokuskan pada penguasaan
keterampilan menghitung dan penghafalan
4. Pembahasan Hasil Penelitian
berdasarkan fakta-fakta dengan sedikit
Peningkatan Penggunaan Nilai Uang
penekanan untuk penggunaannya. Dengan
pada Peserta Didik dengan
menabung, peserta didik akan
Hambatan Intelektual Kategori
mendapatkan informasi mulai dari konsep
Ringan
uang sampai aplikasinya.
Kemampuan penggunaan nilai uang
Untuk menyampaikan materi
pada peserta didik dengan hambatan
pembelajaran tentang penggunaan nilai
intelektual kategori ringan sangat penting
uang tersebut, peneliti menggunakan
diberikan karena uang merupakan sebuah
metode bermain peran sebagai cara guru
Peningkatan Kemampuan Penggunaan... (Eka Rida Agustin) 77
menyampaikan pesan kepada peserta didik. secara aktif dan gembira untuk mencapai
Hal tersebut sependapat dengan tujuan suatu pembelajaran.
Suryosubroto (2002: 149) yang Proses pembelajaran dengan bermain
mengungkapkan bahwa metode adalah peran, harus diberi evaluasi atau debriefing
cara untuk mencapai tujuan. Metode untuk merefleksikan apa yang sudah
bermain peran, dipilih untuk dicapai pada proses pembelajaran dan apa
menyampaikan informasi tentang yang harus dicapai pada pembelajaran
penggunaan nilai uang. Dengan metode selanjutnya. Pada saat peneliti melakukan
bermain peran tersebut, peserta didik penelitian, guru juga sudah memberikan
dengan hambatan intelektual kategori evaluasi atau debreifing pada peserta didik
ringan akan berperan sebagai nasabah dan dengan hambatan intelektual. Hal tersebut
teller dalam pembelajaran menabung di sejalan dengan pernyataan Ruth dan David
bank. Hal tersebut sependapat dengan (2007: 115) menjelaskan bahwa setelah
Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 328), proses bermain peran selesai, para peserta
metode bermain peran merupakan model diberikan waktu jeda untuk melakukan
pengajaran yang membantu siswa untuk evaluasi (debriefing) yang mendorong
menemukan makna pribadi dengan mereka untuk berbagi emosi saat
kelompok sosial. Pada penelitian ini, melakukan bermain peran. Jika peserta
peserta didik dengan hambatan intelektual belum memperlihatkan emosinya, maka
kategori ringan dapat menemukan makna peneliti bisa membantu peserta agar
pribadi yaitu saat peserta didik dapat memiliki gambaran singkat tentang
bermain peran sebagai nasabah dan teller kejadian selama bermain peran. Peserta
sesuai dengan tugas masing-masing. dapat berbagi tentang apa yang mereka
Dengan mengetahui perannya sebagai pelajari dan apa yang ingin dilakukan pada
nasabah dan teller, informasi atau pesan waktu berikutnya. Sedangkan pengamat,
tentang penggunaan nilai uang akan dapat membagikan evaluasi kepada peserta
dipahami oleh peserta didik dengan tentang apa yang sudah dilakukan, apa
hambatan intelektual kategori ringan. yang sudah dijalankan dengan baik, apa
Metode bermain peran ini, menciptakan yang perlu diperbaiki dan apa yang dapat
analogi yang asli dan sama dengan dirasakan peserta didik selama bermain
masalah kehidupan yang nyata. Jadi, peran.
bermain peran adalah metode Hasil pencapaian nilai subjek pada
pembelajaran dalam penyampaian penelitian ini menunjukkan kemampuan
pesannya melalui peran berpura-pura penggunaan nilai uang mengalami
78 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 8 No 1 Tahun 2019
DAFTAR PUSTAKA