Anda di halaman 1dari 21

ISSN 1411 – 013X IQTISAD Journal of Islamic Economics

Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002


pp. 67-87

PENYESUAIAN TEORI AKUNTANSI SYARI`AH:


PERSPEKTIF AKUNTANSI SOSIAL DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
Muhamad
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Yogyakarta

Abstract

Assumption that accounting is a value free science and practice has been critized since
1970s. There is a very basic question that accounting is value free or not. Some fundamental
concepts are now re-questioned, i.e: interest position, basic assumption or concept and its
impact on practise, and also methodology. This paper discuss about Islamic perspective on
accounting and practise, or known as shariah accounting. Shariah accounting based on
the main Islamic source Al Qur’an and Hadist, both on its paradigm and practise. It has
not only a social orientation but also a responsibility orientation. Shariah accounting will
report social impact of an activity and a humanistic, emancipatoric, transcendental and
theological responsibility. In Islamic terminology, shariah accounting is a zakah and
amanah oriented.

PENDAHULUAN akuntansinya). Badan tersebut dinamakan


Dewasa ini, nilai-nilai agama telah Dewan Pengawas Syariah yang berdiri secara
dijadikan pijakan dalam pengembangan dan tidak tergantung pada bagian bank lainnya
pelaksanaan aktivitas bisnis, sehingga bisnis (independent) di dalam organisasi bank.2
diharapkan tidak meninggalkan etika. Dalam Dalam konteks pembangunan ekonomi
tradisi Islam, seluruh etika yang dijadikan umat, keberadaan dan kehadiran lembaga
kerangka bisnis, dibangun atas dasar Syariah. bisnis, seperti lembaga keuangan syariah
Syariah merupakan pedoman yang digunakan adalah mutlak adanya. Sebab perbankan
oleh umat Islam untuk berperilaku dalam bertindak sebagai perantara (intermediary)
segala aspek kehidupan1 Bagi umat Islam, antara unit penawaran (supply) dengan unit
kegiatan bisnis (termasuk bisnis perbankan) permintaan (demand). Disinilah diperlukan
tidak akan pernah terlepas dari ikatan etika proses pencatatan dan pelaporan semua
Syariah. transaksi dan kegiatan muamalah yang
Oleh karena itu, bukan hal yang berlebihan dilakukan di unit bisnis. Oleh karena itu,
bila, misalnya, bank Islam beroperasi diperlukan sistem akuntansi yang sesuai
berdasarkan pada nilai etika Syariah. Bahkan (relevan). Sehubungan dengan itu, perlu pula
secara formal bank Islam membentuk suatu adanya proses akuntansi. Proses akuntansi
badan khusus dalam organisasinya. Badan ini ini tidak saja akan mempengaruhi perilaku
bertugas memberikan pandangan dasar-dasar manajemen, pemegang saham, karyawan,
etika (atau pengawasan) Syariah bagi dan masyarakat sekelilingnya, tetapi juga
manajemen dalam menjalankan operasi bank organisasi yang bersangkutan. Namun
(termasuk pencatatan dan pelaporan demikian, ini bukan berarti bahwa bentuk
organisasi adalah faktor satu-satunya yang
1
Iwan Triyuwono, “Organisasi, Akuntansi, dan Spiritualisme dapat mempengaruhi bentuk akuntansi.
Islam”, Makalah Stadium General Mahasiswa Syari'ah
Banking Institute Yoyakarta, tanggal 28 September
2
1996, Hal. 10. Ibid, 1996, Hal. 11.

67
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Faktor-faktor lain seperti sistem ekonomi, adanya kecenderungan untuk melakukan


sosial, politik, peraturan perundang-undangan, harmonisasi sesuatu. Hal ini berarti adanya
kultur, persepsi, dan nilai yang berlaku kehendak untuk memberlakukan praktik-
dalam masyarakat mempunyai pengaruh praktik tertentu, termasuk praktik akuntansi
besar terhadap bentuk akuntansi. Hal ini secara seragam.
membuktikan bahwa akuntansi adalah Triyuwono menyatakan bahwa akuntansi
sebuah keutuhan (entitas/entity) informasi syariah merupakan salah satu upaya
yang tidak bebas nilai. mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam
Sehubungan dengan hal di atas, Baswir bentuk humanis dan sarat nilai.5 Lebih rinci
menyatakan bahwa: “munculnya kesan bahwa Triyuwono dan Gaffikin menyatakan, bahwa:
akuntansi juga memiliki kaitan dengan “...The fundamenta laim of the shari'ate
ideologi sulit untuk dielakkan, dan akuntansi accounting knowledge is not only to reflect
seperti yang saat ini diajarkan pada jurusan- ethical reality in an "acurate" manner, but
jurusan akuntansi di Indonesia, ternyata also to guide the creation of reality which is
sangat kuat dipengaruhi oleh kapitalisme. based on the Shari'ate values. This sort of
Pengaruh kapitalisme itu terutama tampak reality is unique as it is the one which binds
sangat nyata pada kuatnya pengaruh prinsip individuals to divine networks" (divine social
ekonomi kapitalistik dalam penyajian laporan laws) which also brings about self
pendapatannya.”3 consciousness of the individuals to worship
Dengan demikian, apabila suatu negara only God through obeying or living
mengikuti Sistem Ekonomi Islam maka upaya harmoniously with the divine networks. This
yang harus dikembangkan adalah Sistem means that the Shari'ate accounting knowledge
Akuntansi Islam (Syariah). Namun perlu consists of value which attempt to emancipate
disadari bahwa anggapan terhadap keberadaan individuals from a false reality, that is the
akuntansi Syariah (Islam) masih banyak reality which may enslave the individuals or
dipertanyakan orang. Lahirnya akuntansi may make them far from their real nature as
Syariah adalah setelah adanya anggapan vicegerent of God on earth (khalifatullah fil
kurang yakin terhadap keberadaan akuntansi ardh) whose duty is to disseminate mercy for
konvensional sebagai ilmu pengetahuan dan all creatures in the form of worship.6”
pelaksanaannya dalam kaitannya dengan Fungsi manusia di muka bumi adalah
persoalan nilai dalam akuntansi. sebagai khalifah. Oleh karena itu, seluruh
Anggapan tentang akuntansi sebagai upaya yang dilakukan oleh manusia harus
ilmu pengetahuan dan praktik yang bebas mampu menjawab kebutuhan masyarakat
dari nilai (value-free) pada akhir tahun 1970- atau harus berorientasi sosial. Demikian pula
an sudah mulai digoyang keberadaannya.4 upaya kita untuk mengembangkan akuntansi
Anggapan tersebut sejak lama mendominasi syariah. Akuntansi harus berkembang dengan
sebagian besar akuntan dan para peneliti di menjawab kebutuhan masyarakat.7 Lebih
bidang akuntansi. Keadaan semacam ini
semakin kuat karena adanya kecenderungan
perilaku masyarakat yang terbawa oleh arus 5
Ibid, 1996, Hal. 10.
era informasi dan globalisasi. Ciri utama 6
Iwan Triyuwono and M.J.R. Gaffikin, 1996, "Shari'ate
dari era informasi dan globalisasi adalah Accounting: An Ethical Construction of Accounting
Knowledge" The Fourth Critical Perspectives on
Accounting Symposium, 26-28 April 1996, New York
3
Revrisond Baswir, "Akuntansi dan Ideologi", Kertas City, 1996, Hal. 20.
7
Kerja pada S minar Nasional Harteknas, Yogyakarta Clark E. Chastain, "Accounting and Society: A Behavioral
tanggal 27 Desember 1996, Hal. 9. View," International Journal of Accounting, Education
4
Triyuwono Iwan, Opcit, 1996, Hal. 12. and Research, Vol. 8, No. 2 (Spring 1973), 1993, Hal. 1.

68 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

lanjut Gilling menjelaskan situasi akuntansi ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi
yang intinya sebagai berikut: juga sebagai suatu metode untuk menjelaskan
“Dari suatu alat mekanis yang (dulunya) tentang bagaimana fenomena ekonomi itu
diterapkan pada kegiatan bisnis, akuntansi berjalan dalam masyarakat (Islam).
berkembang menjadi media yang sangat
penting untuk mengungkapkan fakta-fakta RUMUSAN MASALAH
penting tentang (keadaan) masyarakat modern Berdasarkan latar belakang masalah di
yang serba kompleks dimana kita hidup. atas, maka problematika tesis ini dirumuskan
(Akhirnya) akuntansi merupakan upaya sebagai berikut:
pencatatan dan pelaporan informasi yang  Bagaimanakah hakekat akuntansi syariah
digunakan oleh pemilik pengawasan, sebab dilihat dari perspektif akuntansi sosial
dan pemegang saham, investor (sebagai alat) dan pertanggungjawaban?
pihak-pihak tersebut tidak secara langsung  Apakah akuntansi itu merupakan suatu
mengetahui kondisi dan kegiatan perusahaan.8 bentuk pengetahuan dan praktik yang
Kutipan di atas bermakna bahwa tujuan banyak ditentukan oleh lingkungannya
dari akuntansi tidak lagi membuat (non value-free), atau dengan kata lain,
pertanggungjawaban yang jelas bagi pemilik apakah akuntansi adalah "anak" yang
perusahaan tetapi juga untuk menjadikan lahir dari budaya setempat (lokal)?
perusahaan tetap hidup (survive). Di pihak
lain akuntansi telah menjadi alat ukur untuk METODE PENELITIAN
mengetahui keuntungan perusahaan yang Upaya rasional, penentuan kebenaran
berbeda dari keuntungan sosial. Sementara, hakikat dan eksistensi akuntansi syariah
Chastin menyatakan, bahwa "masyarakat perlu diteliti dengan metode penelitian yang
mengharapkan agar perusahaan bertindak tepat. Ketepatan metode penelitian tersebut
sebagai koordinator dalam menggunakan akan tercermin pada tahap-tahap penelitian
Sumber Daya Manusia (SDM), bahan, dan yang dilalui.
dana untuk menghasilkan barang dan jasa
dan mendistribusikan hasilnya kepada para Tahap Penelitian
penyumbang modal".9 Namun, sampai saat Penelitian ini dilakukan untuk menemukan
ini belum dikembangkan metode pelaporan rasionalitas dan kebenaran hakikat, pengetahuan
kemajuan masyarakat secara utuh dan sesuai dan praktik akuntansi, maka kajian teori
dengan syariah. kritis akan digunakan, yang penerapannya
Islam melalui al-Qur'an telah dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: tahap
menggariskan bahwa konsep akuntansi yang deskriptif dan tahap evaluatif/kritik. Kedua
harus diikuti oleh para pelaku bisnis atau tahap kajian ini masing-masing menggunakan
pembuatan laporan akuntansi menekankan metode yang berbeda, sesuai dengan esensi
pada konsep pertanggungjawaban atau permasalahan penelitian ini.
accountability, sebagaimana ditegaskan dalam
Surat al-Baqarah ayat 282. Disamping itu, Tahap Deskriptif
akuntansi Syariah harus berorientasi sosial. Pada tahap reduksi penulis mengarahkan
Hal ini berarti, bahwa akuntansi tidak hanya pada pokok-pokok masalah yang telah diajukan
sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena dengan menggunakan kerangka dasar filsafat
ilmu. Berpijak dari filsafat ilmu inilah,
8
D.M. Gilling, "Accounting and Social Change," maka kerangka bangun hakekat akuntansi
International Journal of Accounting, Education and syariah dapat dilihat dari sisi: ontologi;
Research, Vol. 1, No.2 (Spring 1976), 1996, Hal. 59. epistimologi, metodologi dan aksiologi,
9
Clark E. Chastain, Opcit, 1993, Hal. 2.

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 69
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

sehingga sasaran dan orientasi bangun pengembangan perusahaan. Pada sisi inilah
akuntansi syariah dapat terwujud. Dimaksud akuntansi berperan. Akuntansi merupakan
dengan bangun akuntansi syariah tersebut bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
diantaranya adalah bangun akuntansi yang gugusan tugas manajemen dalam mencapai
merefleksikan dimensi sosial dan tujuannya. Akuntansi akan memberikan
pertanggungjawaban. informasi yang sangat dibutuhkan manajemen
Ontologi menyangkut tentang hakekat dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, yaitu:
apa yang dikaji atau science of being qua Perencanaan; Pengorganisasian; Pengarahan;
being.10 Epistimologi adalah berkaitan dan Pengawasan.15
dengan bagaimana cara ilmu pengetahuan Fungsi-fungsi tersebut merupakan
melakukan pengkajian dan menyusun tubuh fenomena yang akan menjadi kajian
pengetahuannya atau studi filsafat yang keilmuan, terutama yang berkaitan dengan
membahas ruang lingkup dan batas-batas hakekat dari sudut pandang syariah Islam.
pengetahuan.11 Metodologi digunakan untuk Kesesuaian antara fenomena yang terjadi
menguji metode-metode yang digunakan dengan apa yang telah digariskan dalam
atau yang akan digunakan untuk sistem-Nya, yaitu ayat-ayat al-Qur'an. Dari
menghasilkan pengetahuan yang valid.12 sinilah akan dapat ditemukan hakikat ilmu
Sementara aksiologi adalah tiang penyangga yang sebenarnya, baik dari sisi pengertian,
filsafat ilmu yang berkaitan dengan kegunaan cara memperoleh dan kegunaan bagi
ilmu yang telah tersusun itu dipergunakan masyatakat Islam pada khususnya dan
atau theory of value.13 masyarakat dunia pada umumnya. Hadjisarosa
Berdasarkan tiga sisi tersebut selanjutnya menyatakan "sesuatu (ekonomi/akuntansi)
dapat dilakukan analisis terhadap esensi menurut pengertian yang umum akan
ilmu pengetahuan. Walaupun harus disadari memperoleh predikat syariah setelah dikenali
bahwa sebagai bahan untuk mengkaji secara benar dan utuh, dengan catatan, benar
Akuntansi Syariah (Islam) maka jalan terbaik dan utuh menurut Hukum-hukum Ketetapan-
yang ditempuh adalah mempelajari Akuntansi Nya (sunatullah).16
Barat yang sudah demikian mapan dan
berkembang, bahkan telah dianut baik oleh Tahap Evaluatif
masyarakat Barat maupun masyarakat Metode yang digunakan pada tahap
muslim.14 evaluatif adalah metode analitik kritis-rasional.
Suatu badan usaha/organisasi/lembaga Metode ini diterapkan mengingat pada tahap
baik yang bertujuan mencari laba maupun ini dilakukan upaya membandingkan konsep
nirlaba (non-profit) membutuhkan informasi Akuntansi Barat dengan konsep Akuntansi
untuk proses pengambilan keptusan dan Syariah. Seperti halnya dalam upaya mengkaji
atau membangun teori sosial, termasuk teori
akuntansi, maka proses berfikir analisis:
10
Ervin Laszlo, Introduction to System Philosophy. kritis dan rasional sangat dituntut. Dalam
(New York: Science Publishers, Inc), 1971, Hal. 143.
11
Dalam Imam Syafi’ie, “Konsep Ilmu Pengetahuan dalam
15
al-Qur’an (Pendekatan Tafsir Tematik). Disertasi. Ibid, Hal. 25.
16
(Yogyakarta: PPS. IAIN Sunan Kalijaga), 1998, Hal. . Hadjisarosa, Poernomosidi, 1997, "Naskah Ringkas
12
M.J.R. Gaffikin, Accounting Methodology and The mengenai: Mengenali Ekonomi Syariah dengan
Work of R.J. Chambers. (New York: Garland Publishing, Menempuh Pendekatan Sistem (Bagian Pertama) dalam
Inc.), 1998, Hal. 2. rangka Penyelenggaraan Ekonomi Syariah yang
13
Dagobert D. Runes, Dictionary of Philosophy. (New Semestinya Berlangsung di Indonesia (Bagian Kedua)",
Jersey: Littlefield, Adams & Co.), 1976, Hal. 32. Makalah Kursus Singkat dan Lokakarya Ekonomi
14
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta Bumi Islam II Sekolah Tinggi Ilmu Syariah, Yogyakarta,
Aksara), 1997, Hal. 24. tanggal 18 - 21 Agustus 1997, Hal. 4.

70 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

penelitian akuntansi, pendekatan kritis (critical and as a series of theorical discourses


studies) merupakan salah satu pendekatan central to studies in accounting”.23
yang disarankan untuk diterapkan. Banyak Akan tetapi apabila peneliti akan
istilah yang disarankan, sebagaimana memahami praktek dan teori akuntansi,
diungkapkan oleh Lodh, bahwa: “There are maka istilah yang digunakan adalah critical
many labels for ‘critical accounting’ or studies in accounting.24 Menurut Laughlin,
‘critical studies in accounting research’.17 Hopper dan Miller menyatakan bahwa
Sebagai contoh, MacIntosh menggunakan critical study ini digunakan: “to identify the
istilah critical accounting movement18, document the role that sectional interests
Cooper & Hopper menggunakan istilah play in accounting”.25 Lebih jauh dalam
critical accounting19 walaupun sebelumnya mengantarkan antologi critical papers, Cooper
mereka menggunakan istilah critical studies. dan Hopper menyatakan: “…critical accounting
Sementara Neimark and Tinker memakai arose both as an expression of attempts by
istilah critical accounting literature20. scholars within accounting to apply fresh,
Kemudian Laughlin menggunakan istilah typically nonfunctionalist, theoritical insights
critical theory21 yang digunakan untuk into the effects of accounting within
memaknai istilah critical social theory organisations and society”.26
khususnya teori kritis yang berasal dari German. Sehubungan dengan perkembangan sistem
Istilah-istilah yang disampaikan di atas, ekonomi baru, yaitu sistem ekonomi Islam,
mengandung perbedaan terminologi jika tentu saja kondisi ini menuntut relevansi
akan diterapkan pada kajian teori akuntansi seluruh instrumen, model, sistem dan
dan penelitian akuntansi. Critical studies is paradigma akuntansi. Dengan kata lain, kondisi
used as the general umbrella concept of this ini harus dibarengi dengan munculnya
research school, it is possible to question the keterbukaan dan kesadaran para ilmuwan
ultimate concern of critical studies in untuk menemukan dan mengembangan ilmu
accounting.22 Jenis inilah yang menentang baru yang sesuai dengan disiplin yang ada.
epistimologi aliran positivistik, sehingga Oleh karena itu, Cooper dan Hopper
Cooper dan Hopper beragumen, bahwa: “... it menyatakan bahwa: “… critical accounting
is a concern with accessing the significance is critical of convetional accounting theory
of accounting as a set of everyday practices and practice and, through critical social
science theory, it seeks to explain how the
current state of accounting has come about”.27
Pernyataan ini menandakan betapa
17
pentingkan critical theory dalam rangka
Sudhir C. Lodh, “Critical Studies in Accounting membangun suatu teori baru yang sesuai
Research, Rationality and Habermas: A Methodological
Reflection”, Paper to be Presented at the Fourth CPA (relevan) dengan perkembangan masyarakat.
Conference. New York City, 26-28 April 1996, Hal. 3. Bagaimana kerangka kerja yang akan
18
N.B. MacIntosh, “Deconstructionism and Critical
Accounting”. Paper Presented at The Second
23
Interdiciplinary Perspectives on Accounting Conference D.J. Cooper dan T.M. Hopper, “Critical Studies in
at the University of Manchester (July 1988) Accounting”, Accounting Organization and Society. (New
19
dalam Sudhir C. Lodh, Opcit, 1996, Hal. 3. York: Prentice-Hall International, Inc.), 1987, Hal. 411.
20 24
M. Neimark and Tinker, The Social Construction of Sudhir C. Lodh, Op.Cit, 1996, Hal. 3.
25
Management Control System. New York: Prentice- R.C. Laughlin, T. Hopper & P. Miller. 1989. “Contextual
Hall. 1996 Studies of Accounting and Auditing: An Introduction”,
21
R. CLaughlin, Accounting System in Organization Theory: Accounting, Auditing and Accountability. Journal, 1989,
A Case for Critical Theory, Accounting, Organization Hal. 4.
26
and Society, 1987, Hal. 235. D.J. Cooper dan T.M. Hopper, Loc.Cit., 1990, Hal. 1
22 27
Sudhir C. Lodh, Loc.Cit, 1996, Hal. 3. Ibid, 1990, Hal. 2

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 71
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

ditempuh apabila kita menggunakan demikian teknik pengambilan sampel data


pendekatan critical theory? Pada tataran adalah dengan purposive sampling/data,
yang lebib luas, menurut Lodh disarankan, yang selanjutnya didukung dengan teknik
bahwa: “… an accounting researcher can analisis isi (content analysis). Teknik ini
ask: what, how and why accounting rationale menurut Bogdan dan Biklen (1982) yang
has become purposive, is being used, is to be dikutip Syafi'ie dimaksudkan untuk
used, and what are the means for doing so in pengambilan sampel internal (internal
a particular context?28 sampling).31 Internal sampling yaitu
Melalui pendekatan critical theory kita keputusan yang diambil, begitu peneliti
akan melihat suatu teori itu bukan saja memiliki suatu pikiran umum tentang
terletak pada upaya menempatkan ideologi jumlah dokumen serta macamnya yang akan
sebagai ‘bentuk pemikiran’ akan tetapi juga dikaji, dengan siapa akan berbicara, dan
akan mencoba mengkaji tentang bagaimana kapan akan melakukan observasi.
kondisi sosial, seperti sistem akuntansi yang Penggalian data primer mula-mula
dikembangkan oleh kaum kapitalis, dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat
terpenuhinya kepuasan kebutuhan hidup, yang berkaitan dengan istilah perhitungan
dan kebebasan diri dari kondisi sosial (hisab), keseimbangan, pertanggungjawaban,
masyarakat yang rentan.29 kemudian membuat outline dalam rangka
Berdasarkan uraian di atas, maka melalui menentukan ayat-ayat yang secara langsung
pendekatan critical theory ini akan mampu berkaitan dengan ayat-ayat yang tidak secara
menemukan kerangka rasional hakikat dan langsung mengungkap tentang hisab, yang
penerapan teori akuntansi yang lebih sesuai dalam penggaliannya menggunakan teknik
dengan budaya lokal Islam, yang sarat dokumentasi murni. Sedangkan untuk
dengan nilai. Dengan kata lain, pendekatan mengumpulkan data sekunder dilakukan
yang diterapkan dalam penelitian ini harus dengan mencari pokok-pokok pikiran yang
dimapankan sebagai: “a process which can be ditulis oleh para pemikir atau ilmuwan yang
used for analysing and changing the nature telah ditulis dalam buku-buku terutama
of any accounting system, and its social yang berkaitan dengan tema sentral yang
context, of any particular organisation”.30 telah diajukan, dalam rangka menemukan
Artinya, suatu proses yang dapat digunakan esensi tentang konsep akuntansi.
untuk menganalisis dan mengubah hakikat
sistem akuntansi dalam hubungannya dengan Teknik dan Model Analisis
kondisi sosial atau organisasi tertentu. Dalam penelitian kualitatif, pada tahap
analisis setidak-tidaknya ada tiga komponen
Metode Pengumpulan Data pokok yang harus disadari oleh peneliti,
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu: data reduction, data display dan
dalam penelitian ini, maka data yang conclusion drawing (Miles & Huberman,
digunakan adalah berupa pernyataan- 1984; Sutopo, 1988).32 Tiga komponen tersebut
pernyataan ahli yang relevan. Dengan saling berhubungan dan saling mendukung.
Sehubungan dengan permasalahan akuntansi
maka Gaffikin menyarankan empat tahapan
28
29
Sudhir C. Lodh, Loc.Cit, 1996, Hal. 7. yang harus dilalui oleh peneliti dalam
M. Alvesson, Organization Theory and Technocrative menerapkan metodologi analisis. Keempat
Consciousness: Rationality, Ideology and Quality of
Work. (New York: De Gruyter), 1987, Hal. 150.
30
R.C. Laughlin, Accounting System in Organization
31
Theory: A Case for Critical Theory, Accounting, Imam Syafi’ie, Loc.Cit, 1998, Hal. 26.
32
Organization and Society. 1987, Hal. 489. Ibid, 1998, Hal. 28.

72 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

tahapan tersebut adalah: Logical, yang berarti akuntansi adalah muhasabah


Environmental, Ideological dan Linguistic.33 (hisab). Kata ini muncul 48 kali dalam al-
Masing-masing tahapan tersebut saling Qur’an.35 Sementara Muhammad Khir yang
berkaitan erat satu dengan yang lain. Oleh dikutip oleh Harahap disebutkan bahwa
karena itu, keberhasilan konstruksi teori ini “Istilah hisab ditemukan 109 kali dalam al-
akan menemukan kecocokan kriteria pada Qur’an.36 Akar kata muhasabah adalah h.s.b
semua bidang. dengan bentuk verbalnya hasaba dan bentuk
lainnya yahsaba yang berarti mengitung (to
HISAB, MUHASABAH DAN AKUNTANSI compute) atau mengukur (to measure).
Syariah Islam adalah syari’at yang Lebih jauh perubahan kata hisab menjadi
memberikan perhatian besar terhadap masalah muhasaba adalah sebagai berikut Al-
hisab. Hisab adalah salah satu proses Muhasaba berasal dari perubahan kata "al-
perhitungan amal selama hidup manusia di hisab", yaitu perhitungan. Dari segi bahasa,
dunia oleh Allah. Sebagai khalifah, manusia munculnya kata al-muhasabah terjadi karena
diberikan amanah oleh Allah untuk adanya perubahan isim, yaitu hisab/hisaban
mengelola bumi yang kemudian hasilnya atau hasaba sebagai isim masdar termasuk
dipertanggungjawabkan kepadaNya. Oleh fiil madli, kemudian yuhasibu sebagai isim
karena itu, setiap manusia dalam hidupnya masdar mim termasuk dalam fiil mudhari’.
harus selalu dalam keadaan amanah, jujur Penggunaan kata hisab akan mengalami
dan komitmen tinggi terhadap janji yang perubahan sesuai dengan kontek dan bentuk
telah diucapkan kepada Allah. Hal demikian kalimat. Sehingga hisab akan berubah menjadi
ini merupakan bagian dari perilaku manusia hasaba, jika kalimat yang dibentuk berarti
yang Islami. Sehubungan dengan ini, Ghamidi “selesaikan tanggung jawab” atau “agar netral”.
(1997) mengatakan bahwa: “perilaku yang Kemudian akan berubah menjadi tahasaba
Islami, adalah perilaku yang pelakunya, yang berarti “menjaga” atau “mencoba
selalu merasakan adanya pengawasan oleh mendapatkan.” Juga dapat berubah menjadi
Allah baik dalam keadaan tersembunyi ihtisaba yang berarti “mengharapkan pahala
maupun terlihat orang dan selalu melakukan di akhirat dengan diterimanya kitab
muhasaba (menghitung-hitung atau seseorang dari Tuhan”, juga berarti
mengevaluasi) diri, terhadap kaum Muslimin “menjadikannya perhatian” atau
maupun terhadap yang lain, merupakan jalan “mempertanggung jawabkannya”.37 Akhirnya
dakwah kepada Islam yang terbaik.”34 dalam perkembangan selanjutnya, peristilahan
Oleh karena itu, kaum Muslimin harus kata bahasa Inggris berkembang secara
kembali kepada Allah, mengoreksi diri etimologis, istilah Arab justru berkembang
mereka, menerapkan perilaku Islami dalam secara fonetis (suara), kata muhasabah
seluruh segi kehidupan, senantiasa jujur, (akuntansi) berkaitan dengan ihtisab dan
iman dan qana'ah, agar kemuliaan dapat citranya dikaitkan dengan pencatatan
diraih kembali. perbuatan seseorang secara terus menerus
Berkaitan dengan kata muhasaba di atas, sampai pada pengadilan akhirat dan melalui
menurut Atiya dinyatakan, bahwa kata Arab
35
M.K. ‘Atiya, Accounting of the Company and the Bank
33
M.J.R. Gaffikin, Accounting Methodology and The for the Islamic Organization (Muhasaba Sharikat wa
Work of R.J. Chambers. (New York: Garland Publishing, Musarif al-Mizan al-Islami), (Alexandria: Daral-
Inc.), 1989, Hal. 119. Jamiat al-Misliya), 1984, Hal. 32.
34 36
Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir, Amanah Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta :
dalam Manajemen, Terjemahan Rahmad Abbas. (Jakarta: Bumi Aksara), 1997, Hal. 276
37
Pustaka al-Kautsar), 1997, Hal. 11. Ibid, Hal. 276-278

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 73
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

timbangan (mizan) sebagai alat dan Tuhan dijadikan prinsip-prinsip dalam aplikasi
sebagai akuntan. akuntansi.
Istilah lain yang memiliki makna sama Kaitannya dengan penerapan akuntansi
dengan kata muhasaba adalah al-Hisba, namun (muhasabah) atau pencatatan seluruh transaksi
kata al-hisbah menunjuk pada penerapan yang dilakukan selama bermuamalah, maka
atau operasi suatu lembaga. Sehubungan al-Qur’an memberikan rambu-rambu prinsip
dengan itu, Taymiyah menyebutnya, bahwa umum yang harus diikuti dalam bermuamalah.
“al-Hisbah adalah lembaga publik yang Prinsip-prinsip umum ini secara tegas
telah ada pada masyarakat Islam sejak awal dinyatakan dalam firman Allah, yang artinya
periode Islam sampai masa pendudukan sebagai berikut: “Hai orang-orang yang
Barat”.38 Personil yang mengelola lembaga beriman, apabila kamu ber-muamalah tidak
Hisba disebut muhtasib. Kegiatan lembaga secara tunai untuk waktu yang ditentukan
ini mencakup tugas yang luas, yaitu mulai hendaklah seorang penulis di antara kamu
dari hal-hal yang bersifat ekonomi sampai menulisnya dengan benar. Dan jangnlah
pada yang bersifat etika. penulis enggan menuliskannya sebagaimana
Uraian di atas, menunjukkan bahwa kata Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah
hisab atau muhasaba dan pelaku muhasaba ia menulis, dan hendaklah orang berutang
atau muhtasib adalah kata dan fungsi yang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan
berkaitan dengan upaya untuk menghitung, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya,
mengukur atau mengendalikan seluruh aktivitas dan janganlah ia mengurangi sedikit pun
manusia selama hidup di dunia untuk dapat daripada utangnya. Jika yang berutang itu
dipertanggungjawabkan di akhirat. Dengan orang yang lemah akal atau lemah
demikian, muhtasib memiliki tugas yang keadaannya atau dia sendiri tidak mampu
sangat luas, dari pengawasan harta, yang mengimlakkan, maka hendaklah wakilnya
menyangkut kepentingan sosial sampai pada mengimlakkan dengan jujur dan persaksikanlah
pemeriksaan atas transaksi bisnis perusahaan. dengan dua orang saksi dari orang laki-laki
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa di di antara kamu ...”39
dalam al-Qur'an banyak ditemukan ayat yang Terjemahan ayat tersebut di atas secara
menggunakan kata hisab yang dikaitkan tegas Allah mengajarkan kepada manusia,
dengan sifat dan fungsi hisab dari Allah bahwa apabila manusia melakukan kegiatan
kepada perbuatan manusia. Ayat-ayat inilah muamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang dijadikan nash tentang perhitungan yang ditentukan, maka ia harus melakukan
amal perbuatan manusia selama hidup di pencatatan. Kegiatan muamalah --dalam
dunia untuk dipertanggung-jawabkan di akhirat. kerangka bisnis --memiliki makna “berutang
Ayat-ayat al-Qur'an yang berkaitan piutang”. Utang piutang pada intinya adalah
dengan masalah hisab, pada intinya adalah berhubungan langsung dengan transaksi
mengandung nilai-nilai yang dapat diterapkan dagang. Disamping itu juga memiliki makna
dalam pelaksanaan akuntansi syariah. Dengan pinjaman kepada pihak lain apakah itu
demikian, apabila keinginan kita hendak kepada perorangan maupun lembaga. Dalam
membangun suatu teori tentang akuntansi kontek inilah al-Qur’an mengajarkan agar
syariah, maka tidak dapat dilepaskan dari seluruh transaksi pinjam meminjam atau jual
konsep dasar al-Qur'an tentang sesuatu teori. beli dilakukan penulisan transaksinya. Jika
Dengan kata lain, nilai-nilai al-Qur'an harus demikian maka akuntansi merupakan hal

38
Ibn. Taymiya, Public Duties in Islam: The Institution of
39
the Hisba. London: Islamic Foundation, 1982, Hal. 2. QS. Al-Baqarah (2): 282.

74 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

penting dalam setiap transaksi perdagangan walaupun keberadaan akuntansi syariah itu
atau perusahaan. sendiri seperti halnya dengan keberadaan
Lebih-lebih lagi, proses perdagangan atau Sistem Ekonomi Islam masih dipertanyakan.
transaksi di masa sekarang telah mengalami Pembicaraan semacam itu muncul karena
pergeseran. Artinya, budaya transaksi dengan ilmu akuntansi yang dipelajari sampai saat
sistem kredit saat ini banyak di lakukan di ini masih tertuju dan merujuk pada sistem
samping adanya transaksi perdagangan akuntansi Barat, yang didalamnya mengandung
secara kontan (tunai). Dengan demikian, persoalan. Beberapa diantaranya adalah (1)
proses pencatatannya harus dilakukan untuk persoalan kepemihakan, (2) asumsi atau
transaksi kredit maupun tunai. Oleh karena basic concept, (3) efek dari persoalan basic
itu, setiap transaksi dalam berniaga seharusnya concept tentu saja merembes ketingkat
ditulis secara baik dan benar. Sebab hal standar, atau bahkan metode akuntansi yang
demikian dapat menjadi informasi penting dipilih.40 Berangkat dari tiga persoalan dasar
dalam melakukan aktivitas niaga pada masa- tersebut, maka semua asumsi, postulat, kaidah,
masa yang akan datang. Dengan melakukan dan prinsip-prinsip dalam akuntansi Barat
penulisan terhadap semua transaksi, peminjam dapat diterapkan untuk lembaga-lembaga
ataupun penjual akan lebih mudah mempertang- atau perusahaan yang menegakkan nilai-
gungjawabkan niaganya. Hal inilah yang nilai Islam. Oleh karena itu, perlu dirancang
menjadi inti dari ayat 282 QS. Al-Baqarah atau dibangun sistem, format akuntansi yang
tersebut di atas. Dengan demikian, mengacu menegakkan nilai-nilai Islam.
pada uraian di atas, maka secara ringkas Sesuai dengan topik ini, maka
dapat dirumuskan prinsip umum akuntansi pembahasannya terfokus pada topik-topik
syariah sebagai berikut: sebagai berikut: Teori Akuntansi Syariah;
 Keadilan dan Praktek Akuntansi Syariah, yang di
 Kebenaran dalamnya dibahas tentang refleksi akuntansi
 Pertanggungjawaban sosial dan pertanggungjawaban, dengan
Berdasarkan tiga prinsip umum tersebut uraian sebagai berikut:
dan didukung dengan bentuk-bentuk praktis
hisab yang tercantum dalam tiga puluh ayat Teori Akuntansi Syariah
di atas –yang akan dikenakan Allah kepada Ada suatu perubahan luar biasa dalam
umat manusia, maka selanjutnya dapat bidang ilmu akuntansi untuk beberapa dekade
ditemukan prinsip-prinsip khusus dalam belakangan ini. Sebelum tahun 1970-an ada
akuntansi syariah. Oleh karenanya nilai anggapan tentang akuntansi sebagai ilmu
keadilan, kebenaran dan pertanggungjawaban pengetahuan dan praktek yang bebas dari
pencatatan transaksi dapat terwujud apabila nilai (value-free) sudah mulai digoyang
pelaporan akuntansi dilakukan dengan: benar; keberadaannya. Anggapan tersebut sejak lama
cepat; terang, jelas, tegas dan informatif; mendominasi sebagian besar akuntan dan
menyeluruh; ditujukan kepada semua pihak; para peneliti di bidang akuntansi. Keadaan
terperinci dan teliti; tidak terdapat unsur semacam ini semakin kuat karena adanya
manipulasi; dan dilakukan secara kontinyu. kecenderungan perilaku masyarakat yang
terbawa oleh arus era informasi dan globalisasi.
PENYESUAIAN
TEORI AKUNTANSI SYARIAH
Pembicaraan akuntansi syariah (Islam),
40
akhir-akhir ini semakin sering kita dengar, M. Akhyar Adnan, “(Teknologi) Akuntansi Syariah”,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri, Kertas Kerja Seminar Nasional Hari Teknologi Nasional,
Yogyakarta. Radison, 1996.

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 75
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Pada era informasi dan globalisasi dalam pandangan yang berusaha berada di atas
bidang akuntansi ada upaya harmonisasi perspektif-perspektif yang ada. Karena dengan
praktek-praktek akuntansi. Hal ini berarti cara ini pandangan-pandangan filosofis, seperti
ada kehendak untuk memberlakukan praktek- pandangan tentang hakekat manusia dan
praktek akuntansi secara seragam seluruh masyarakat, ontologi, epistimologi, aksiologi
dunia. Dengan kata lain, nilai-nilai lokal dan metodologi, menjadi lebih luas dan
praktek akuntansi yang mungkin sangat utuh, sehingga formulasi pengetahuan dan
berbeda dengan praktek dunia internasional praktek akuntansi menjadi lebih humanis
sedapat mungkin dieliminasi karena dan sarat dengan nilai.
keberagaman praktek akuntansi di setiap Akuntansi syariah, menurut Iwan Triyuwono
negara dianggap menyulitkan dalam dan Gaffikin dikatakan, merupakan salah
menafsirkan laporan keuangan, atau praktek satu upaya mendekontruksi akuntansi
akuntansi yang beragam itu tidak dapat modern ke dalam bentuk yang humanis dan
diperbandingan (uncomparable). sarat nilai. Tujuan diciptakannya akuntansi
Kasus ini mengundang reaksi banyak syariah adalah terciptanya peradaban bisnis
kalangan, sehingga muncullah pandangan- dengan wawasan humanis, emansipatoris,
pandangan yang bersifat pro dan kontra. transendental, dan teleologikal.41 Konsekuensi
Mereka yang berpandangan kontra mengecam ontologis upaya ini adalah bahwa akuntan
bahwa tindakan untuk melakukan harmonisasi secara kritis harus mampu membebaskan
merupakan tindakan pelecehan terhadap manusia dari ikatan realitas peradaban,
nilai-nilai lokal. Mereka justru melihat beserta jaringan-jaringan kuasanya, kemudian
bahwa sebetulnya akuntansi adalah suatu memberikan atau menciptakan realitas
bentuk pengetahuan dan praktek yang alternatif dengan seperangkat jaringan-
banyak ditentukan lingkungannya (non jaringan kuasa Ilahi yang mengikat manusia
value-free). Bahkan ada yang mengatakan dalam hidup sehari-hari (ontologi tauhid).
akuntansi adalah "anak" yang lahir dari Dengan cara demikian, realitas alternatif
budaya setempat (lokal). diharapkan akan dapat membangkitkan
Pandangan kedua, memang secara kesadaran diri secara penuh akan kepatuhan
eksplisit menolak pandangan pertama yang dan ketundukan seseorang kepada kuasa
bersifat fungsionalis dan positivistik, kalau Allah. Dengan kesadaran diri tersebut, ia
ditelusuri ke belakang akar pemikiranya akan selalu merasakan kehadiran Tuhan
berasal dari August Comte. Pemikiran ini dalam dimensi waktu dan tempat dimana ia
memiliki sifat reduksionis, yaitu menghilangkan berada. Dengan demikian, melalui akuntansi
kandungan nilai yang seharusnya terkandung syariah, realitas sosial akan dirancang dan
dalam ilmu pengetahuan dan praktek dibangun melalui muatan nilai tauhid dan
akuntansi. Keringnya nilai ini menyebabkan ketundukan pada jaringan-jaringan kuasa
masyarakat bisnis, ketidakseimbangan tatanan Ilahi. Kesemuanya itu dilakukan dengan
sosial, dan kerusakan lingkungan terjadi. perspektif khalifatullah fil ardh. Perspektif
Berpijak dari kasus di atas, usaha untuk ini berarti suatu cara pandang yang sadar akan
mencari bentuk akuntansi yang berwajah hakikat diri manusia dan tanggung jawab
humanis, emansipatori, transendental, dan kelak di kemudian hari di hadapan Allah SWT.
teleologikal merupakan upaya yang niscaya.
Timbul pertanyaan, upaya apa yang harus 41
Iwan Triyuwono and M.J.R. Gaffikin, "Shari'ate
dilakukan? Upaya ini secara filosofis dan Accounting: An Ethical Construction of Accounting
metodologis dapat dilakukan dengan Knowledge" The Fourth Critical Perspectives on
menggunakan meta perspektif, yaitu suatu Accounting Symposium, 26-28 April 1996, New York
City, Hal. 6

76 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Akuntansi syariah pada intinya akuntansi yang tercantum dalam Qur'an dan Sunnah,
yang akan dinilai kembali dari sudut tetapi dari rencana sekarang dan masa depan
pandangan Islam. Kecenderungan lahirnya dan sifat akuntansi yang dapat diambil dari
akuntansi syariah adalah sangat baru dan pandangan aspek ini sebagai suatu yang unik
para ahli akuntansi syariah belum secara dan dasar dari akuntansi.”44
jelas membuat tujuannya. Hal ini dapat Dalam mencari bentuk akuntansi syariah,
menjadi suatu kasus jika diganti istilah harus berangkat dari suatu asumsi bahwa
ekonomi dunia ke akuntansi sebagaimana akuntansi adalah sebuah entitas yang
dikatakan oleh Baqir as-Sadr, bahwa mempunyai dua arah kekuatan. Kekuatan
"Ekonomi Islam ... bukanlah suatu pelajaran pertama adalah bahwa akuntansi adalah
tetapi suatu teori .... Teori artinya metode sesuatu yang dibentuk oleh lingkungannya.
dan alat belajar untuk menafsirkan".42 Kekuatan kedua adalah bahwa akuntansi
Oleh karena itu, akuntansi syariah adalah sesuatu yang memiliki kekuatan
adalah teori yang menjelaskan bagaimana untuk mempengaruhi lingkungannya, termasuk
mengalokasikan sumber-sumber yang ada perilaku manusia yang menggunakan
secara adil bukan pelajaran tentang bagaimana informasi akuntansi. Jika demikian, maka
akuntansi itu ada. Sehubungan dengan ini usaha yang harus dilakukan oleh para
Shahata menjelaskan kemungkinan keberadaan akuntan adalah bagaimana mereka dapat
akuntansi syariah sebagai berikut: “Postulat, menciptakan sebuah bentuk akuntansi yang
standar, penjelasan dan prinsip akuntansi dapat mengarahkan perilaku manusia ke
yang menggabarkan semua hal ... karenanya arah perilaku yang etis dan ke arah
secara teoritis akuntansi memiliki konsep, terbentuknya peradaban bisnis yang ideal.
prinsip, dan tujuan Islam dan semua ini Menurut Triyuwono dikatakan bahwa bisnis
secara serentak berjalan bersama bidang yang ideal yaitu peradaban bisnis dengan
ekonomi, sosial, politik, ideologi, etika yang nilai humanis, emansipatoris, transendental,
dimiliki Islam, kehidupan Islam dan dan teologikal.45
keadilan dan hukum Islam. Dan Islam Sesuai dengan sifat bisnis tersebut, maka
adalah suatu program yang memiliki bidang- akuntansi syariah juga harus memiliki sifat
bidang ekonomi, sosial, politik, ideologi, humanis, emansipatoris, transendental, dan
manajemen, akuntansi, dan lain-lain. teologikal. Lebih jauh Triyuwono menguraikan
Kesemua ini adalah satu paket yang tak bisa sifat-sifat tersebut sebagai berikut. Nilai
dipisah.”43 humanis akuntansi syariah adalah, bahwa
Shahata menjelaskan maksud tersebut akuntansi yang dibentuk ini ditujukan untuk
dalam rangka mempublisasi akuntansi Islam memanusiakan manusia, atau mengembalikan
dalam bentuk definisi atau penyataan manusia pada fitrahnya yang suci. Sebab
sebagai berikut: “Kita ingin menunjukkan menurut penelitian Morgan (1988) diketahui,
aspek Islam dari akuntansi yang bersumber bahwa praktek akuntansi telah mengakibatkan
hukum hanya dari prinsip Islam, standar manusia menjadi less humane.46 Atau
yang unik, tujuannya, prinsip atau hal-hal dengan istilah lain, bahwa masyarakat kita
sedang mengalami proses dehumanisasi.
Sifat humanis akuntansi atau bentuk
42
M. Baqir As-Sadr,. Islamic Economic. Translated : bisnis lainnya tersebut, diharapkan dapat
Toshio Kuroda (Isuramu Keizaron). (Neigata: The mendorong perilaku manusia itu sendiri.
Institute of Middle Easter Studies, International
University of Japan), 1986, Hal. 136.
43 44
Shauqi Ismail Shahata, Financial Accounting from Ibid, 1987, Hal. 10.
45
the Islamic Point of View, (Cairo: Alzahra al-A'lam al- Dalam Ibid, 1996, Hal. 11.
46
A'rabi), 1987, Hal. 9. Iwan Triyuwono, Op.Cit., 1997, Hal. 13.

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 77
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Sehingga manusia semakin kuat kesadaran penting. Mereka mempertanyakan peranan


dirinya tentang hakikatnya. Melalui kesadaran akuntansi untuk menghubungkan masalah-
diri tentang hakikat manusia ini merupakan masalah sosial dengan masalah organisasi
landasan bagi manusia dalam memberi nilai dan individual. Sebab perhatian terhadap
emansipatoris pada akuntansi syariah. Sifat akuntansi dalam masyarakat tidak sama di
ini berarti bahwa tidak lagi berlaku bentuk mana-mana kendatipun di antara masyarakat
dominasi atau penindasan dari satu pihak ke (negara-negara) yang menganut konsep itu
pihak yang lain. Dengan kata lain, informasi seluruhnya.47
yang diberikan oleh akuntansi syariah Teori akuntansi harus mengkaji akuntansi
adalah berupa pembebasan dan tertuju pada di masyarakat dimana ia dipraktekkan. Hal
semua pihak serta tidak menyepelekan pihak ini berarti bahwa sikap ini mungkin
lain, atau akuntansi syariah akan berdiri merupakan suatu cara untuk melahirkan
pada posisi yang adil. aturan-aturan akuntansi. Sebagaimana
Oleh karena akuntansi syariah dibangun dijelaskan oleh Gambling, oleh karena tidak
berdasarkan syariah Islam, maka nilai adanya aturan akuntansi, maka akuntansi
transendental akuntansi syariah terlihat Barat tidak membahas mengenai aturan apa
jelas. Hal ini merupakan indikasi yang kuat pun yang berkaitan dengan masalah
bahwa akuntansi syariah tidak semata-mata organisasi (perusahaan), yang berhubungan
menjadi instrumen bisnis yang bersifat profan, dengan masyarakat dan individu. Aturan
tetapi juga sebagai instrumen yang melintas semacam itu bisa disebut sebagai suatu
batas dunia profan. Dengan demikian, yang bahasan dalam teori akuntansi sekarang. Di
selama ini akuntansi dikenal sebagai alat pihak lain persyaratan masyarakat mengenai
pertanggungjawaban kepada pemilik akuntansi secara kuantitatif meningkat juga.
perusahaan, maka akuntansi syariah adalah Akuntansi syariah tidak menolak pendapat
lebih dari itu, yaitu pertanggungjawaban bahwa akuntansi menyesuaikan kelompok-
kepada stakeholders dan Tuhan. Dengan kelompok yang berkepentingan. Tetapi
sifat ini, dalam melakukan praktek bisnis Akuntansi Syariah menyangkut masalah
dan akuntansi maka seseorang yang terlibat ekonomi, masalah politik, dan juga masalah
akan selalu menggunakan, atau tunduk dan akuntansi. Dengan kata lain, fungsinya sebagai
pasrah terhadap kehendak Tuhan (etika bagian syariah. Dalam konteks itu harus
syari'ah). Nilai semacam inilah yang dimaksud diterima bahwa akuntansi Islam (syariah)
dengan teologikal. Artinya praktek akuntansi memainkan peranan untuk menyesuaikan
syariah akan mengantarkan pelakunya secara kelompok-kelompok yang berkepentingan
riil teraktualisasi dalam bentuk kegiatan dalam masyarakat. Secara singkat dapat
menciptakan dan menyebarkan kesejahteraan dijelaskan, bahwa teori akuntansi syariah
bagi seluruh alam. dipelajari sebagai suatu sistem akuntansi dan
Mengapa akuntansi syariah muncul ke pada saat yang sama ditafsirkan sebagai sesuatu
permukaan, padahal akuntansi Barat telah yang berhubungan dengan manajemen,
mengakar dalam inti bisnis masyarakat? ekonomi, hukum, politik, dan agama.
Ternyata, para perintis akuntansi, khususnya
bidang ekonomi politik akuntansi, memiliki Praktek Akuntansi Syariah
beberapa keraguan tentang pandangan Kemunculan dan perkembangan lembaga
akuntansi modern yang akan menunjukkan keuangan Islam di Indonesia yang sangat
data akuntansi secara netral diantara
pemakainya. Mereka menganggap hubungan 47
Trevor E. Gambling, "Toward a General Theory of
antara akuntansi dan masyarakat adalah Accounting," International Journal of Accounting
Education and Research, Vol. 7, No. 1 (Fall 1971), Hal. 141.

78 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

fenomenal, telah memicu lahirnya diskusi- dari sudut Islam, bukan sekedar dari sudut
diskusi serius lebih lanjut, mulai dari produk agama. Dalam kaitan ini, Qardhawi
atau jasa yang ditawarkan, pola manajemen menyarankan, agar: “kita tidak membahas
lembaga, sampai kepada pola akuntansinya. ekonomi dari sudut agama, akan tetapi
Aspek akuntansi badan usaha memang (membahas) ekonomi dari sudut Islam”.48
selalu menarik untuk dijadikan kajian dan Mengapa demikian? Sebab Islam adalah
bahan diskusi, apalagi bila badan tersebut lebih integral dari sekedar agama. Islam
mempunyai kekhasan tersendiri seperti adalah agama dan dunia, ibadah dan
halnya lembaga keuangan Islam. Menariknya muamalah, aqidah dan syariah, kebudayaan
akuntansi untuk dibahas, tentu karena adanya dan peradaban, agama dan negara.
beberapa alasan. Pertama: akuntansi selama Selain dari pada itu, kita mendapatkan
ini dikenal sebagai alat komunikasi, atau hal pokok lain dalam ibadah Islam. Menurut
sering diistilahkan sebagai bahasa bisnis. Qardhawi ditegaskan : “… bagian ibadah
Kedua, akuntansi sering diperdebatkan apakah Islam yang pokok itu, adalah satu ibadah
ia netral atau tidak. Ketiga, akuntansi sangat khusus yang istimewa, yang pada kenyataannya
dipengaruhi oleh lingkungan (politik, merupakan bagian dari sistem keuangan dan
ekonomi, budaya) dimana ia dikembangkan; ekonomi dalam pandangan Islam. Itulah
dan Keempat, akuntansi mempunyai peran ibadah zakat, ...Dalam bagian dosa besar
sangat penting, karena apa yang dihasilkannya, yang diharamkan dengan pengharaman yang
bisa menjadi sumber atau dasar legitimasi sangat kuat, kita menemukan dosa besar
sebuah keputusan penting dan menentukan. agama, yang tergolong “tulang belikat”
Dengan pertimbangan faktor-faktor di sistem ekonomi bagi sebagian besar umat
atas, maka manakala lembaga keuangan manusia, baik dahulu maupun sekarang.
Islam ramai dibicarakan, timbul pertanyaan Itulah riba dimana Rasulullah SAW telah
seperti, bagaimana dengan akuntansi yang melaknati para pemakannya, pemberinya,
diterapkan oleh lembaga keuangan Islam? penulisnya, dan kedua saksinya.”49
Apakah lembaga keuangan Islam boleh Dengan demikian jelas, bahwa upaya
memakai akuntansi yang sekarang dikenal, kita menemukan format teori maupun
atau harus menerapkan praktik akuntansi praktek ekonomi (manajemen dan akuntansi
yang berbeda? Jika demikian, bagaimana Islam) harus dilandaskan pada Islam sebagai
bentuk akuntansi yang lebih Islami, atau sesuatu yang integral. Kemudian diturunkan
dapat diterima syariah? Sejauh mana sampai pada bagian yang lebih bersifat
akuntansi syariah berbeda dengan praktik operasional seperti bagaimana pengaturan
akuntansi yang sekarang ada? zakat, bagaimana persoalan riba, dan
Pada tatanan teknis operasional, akuntansi sebagainya. Hal-hal demikian inilah yang
syariah adalah instrumen yang digunakan merupakan ciri-ciri khas dari pengembangan
untuk menyediakan informasi akuntansi bidang/aspek kehidupan yang Islami, sesuai
yang berguna bagi pihak-pihak yang dengan syariah Islam.
bekepentingan dalam pengambilan keputusan Sebagai turunan dari uraian di atas,
ekonomi. Persoalan yang muncul adalah barangkali uraian tentang keputusan ekonomi
bagaimana keputusan ekonomi yang sekiranya yang dihasilkan oleh akuntansi syariah adalah
tidak menyimpang dari syariah Islam atau bercirikan sebagai berikut:
dapat diterima oleh Islam. Untuk itu, dalam
pembahasan teori maupun praktek ekonomi
(termasuk di dalamnya bidang manajemen
48
atau akuntansi, misalnya) hendaknya dibahas 49
Yusuf Qardhawi, Loc.Cit., 1997, Hal. 17.
Ibid

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 79
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Menggunakan nilai etika sebagai dasar kesimpulan bahwa untuk pengukuran zakat
bangunan akuntansi, memberikan arah pada, dari harta dan aset yang dimiliki oleh
atau menstimulasi timbulnya, perilaku etis, perseorangan maupun perusahaan, harus
bersikap adil terhadap semua pihak, digunakan pendekatan lain.51
menyeimbangkan sifat egoistik dengan Akuntansi Syariah sebagai Refleksi
altruistik, dan mempunyai kepedulian terhadap Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban.
lingkungan.50 Wujud akuntansi syariah tercermin dalam
Berdasarkan landasan dan ciri-ciri kiasan atau metafora “amanah”. Metafora
tersebut di atas, maka diharapkan akuntansi amanah dapat diturunkan menjadi metafora
syariah akan mempunyai bentuk yang lebih “zakat”, atau dengan kata lain, realitas
sempurna bila dibandingkan dengan akuntansi organisasi akuntansi syariah adalah realitas
konvensional. Sebab melalui ciri-ciri tersebut organisasi yang dimetaforakan dengan zakat.
tercermin sesuatu yang sarat akan Metafora ini membawa konsekuensi pada
pertanggungjawaban, nilai-nilai sosial dan organisasi bisnis, yaitu organisasi bisnis yang
jelas. Mengapa harus demikian? Sebab tidak lagi berorientasi pada laba (profit-
disadari bahwa pada tatanan yang lebih oriented) atau berorientasi pada pemegang
teknis, yaitu dalam bentuk laporan keuangan, saham (stakeholders-oriented), tetapi berorientasi
akuntansi syariah masih mencari bentuk. Di pada zakat (zakat-oriented).52 Dengan orientasi
dalam tesis ini, bentuk konkrit akuntansi zakat, perusahaan berusaha untuk mencapai
syariah secara utuh belum dapat ditampilkan, “angka”53 pembayaran zakat yang tinggi.
sebab untuk sampai pada tataran praktek dan Dengan demikian, laba bersih (net profit) tidak
bentuk laporan keuangan yang utuh lagi menjadi ukuran kinerja (performance)
memerlukan dukungan teori yang lengkap perusahaan, tetapi sebaliknya zakat menjadi
dan kuat. ukuran kinerja perusahaan.
Di samping itu, usaha membentuk model Dilihat dari nilai praktis akuntansi,
akuntansi syariah bukan suatu langkah akuntansi syariah dengan metafora amanah
“tambal sulam” yang dilakukan untuk dan berorientasikan zakat merupakan metafora
memperbaiki akuntansi konvensional. Akan akuntansi yang sangat fokus pada orientasi
tetapi, upaya ini harus dilakukan dengan sosial dan pertanggungjawaban. Sebab
pijakan filosofis yang sangat mendasar. Di akuntansi (bisnis) yang bermetaforakan
balik itu, pemikiran filosofis tidak akan amanah biasanya memiliki nilai praktis yang
banyak memberikan perubahan, bila tidak bersifat humanis, emansipatoris, transendental54
dilanjutkan pada pemikiran teoritis dan dan teleologikal.55 Nilai praktis ini,
teknis. menunjukkan sifat amanah bagi para pelaku
Menurut penilaian Gambling dan Karim,
bahwa pendekatan-pendekatan yang digunakan 51
Pengukuran zakat akan diuraikan pada sub bab
untuk membangun akuntansi (kebanyakan) Penilaian-penilaian Perhitungan (Pengukuran) Zakat
adalah dengan pendekatan seperti: empirical- dalam Akuntansi.
52
inductive approach dan empirical-deductive Triyuwono, “Akuntansi Syariah: Implementasi Nilai
Keadilan dalam Format Metafora Amanah”, Kertas Kerja,
approach. Di samping itu, Gambling dan Disampaikan dalam Kuliah Umum di Fakultas Syariah
Karim mengkritik terhadap metode dan IAIN Walisongo Surakarta, 24 Februari 1997. Hal. 13.
53
pengukuran akuntansi, serta klasifikasi Pengertian angka dan zakat di sini tidak perlu
aktiva. Kritikan dan penilaian Gambling dan diartikan secara sempit, karena zakat-oriented itu
sendiri adalah metafora yang mempunyai makna dan
Karim tersebut akhirnya ditemukan sebuah konsekuensi yang luas dan komprehensif.
54
Kuntowidjojo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk
Aksi, Bandung : Penerbit Mizan
50 55
Iwan Triyuwono, Op.Cit., 1997, Hal. 19. Triyuwono, Ibid, hal. 13.

80 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

dan penggunanya. Menurut tradisi Islam, Gambaran ideal tersebut di atas dapat
sebagaimana yang pernah diuraikan di muka, diwujudkan bila organisai (bisnis) dikiaskan
sifat amanah dapat diturunkan menjadi ciri sebagai zakat. Penggunaan kiasan semacam
khas zakat. Dengan demikian, zakat ini adalah sangat penting, karena dengan
merupakan tujuan akhir dari setiap unit cara ini seseorang akan merancang
bisnis Islami (syariah). organisasi. Sebagaimana diketahui, bahwa
Nilai praktis akuntansi syariah yang banyak metafora-metafora organisasi yang
berorientasi zakat tersebut, menimbulkan telah dikenal, diantaranya: cybernetic system,
konsekuensi ontologis, bahwa akuntan secara population ecology, political system, theater,
kritis harus mampu membebaskan manusia culture dan lain-lainnya.56 Kesemua metafora
dari ikatan realitas (peradaban) manusia ini berdiri di atas paradigma positivistik.
beserta jaringan-jaringan kuasanya, untuk Penggunaan masing-masing metafora tersebut
kemudian memberikan atau menciptakan mempunyai implikasi sendiri-sendiri terhadap
realitas alternatif dengan seperangkat jaringan- realitas kehidupan manusia. Penggunaan
jaringan kuasa Ilahi yang mengikat manusia metafora amanah dan zakat dalam bentuk
dalam hidup sehari-hari. Dengan istilah lain, yang lebih operasional merupakan salah satu
dapat terbangunnya ontologi tauhid. Dengan alternatif untuk menciptakan realitas organisasi
cara demikian, realitas alternatif diharapkan yang terikat pada jaringan-jaringan kuasa
akan dapat membangkitkan kesadaran diri Ilahi. Dengan demikian, bila metafora zakat
secara penuh akan kepatuhan dan ketundukan (realitas organisasi bermetaforakan zakat)
seseorang pada kuasa Ilahi. Melalui kesadaran secara sadar diterima dan dipraktikkan dalam
diri ini, seseorang akan selalu merasa kegiatan bisnis sebuah perusahaan atau dalam
kehadiran Tuhan dalam dimensi waktu dan keseluruhan sistem bisnis, maka di dalamnya
tempat di mana berada. akan tercipta apa yang dinamakan dengan
Jadi, dengan akuntansi syariah, realitas realitas organisasi dengan jaringan kuasa
sosial yang dikonstruk mengandung nilai Ilahi. Realitas organisasi demikian inilah
tauhid dan ketundukan pada jaringan-jaringan yang harus direfleksikan secara “obyektif”
kuasa Ilahi; yang semuanya dilakukan oleh akuntansi. Oleh karena, dengan
dengan meta-perspective, yaitu perspektif “obyektivitas”, akuntansi tidak akan membiaskan
khalifat-ulLah fil ardh, suatu cara pandang atau mendistorsikan realitas organisasi yang
yang sadar akan hakikat diri manusia dan bermetaforakan zakat ke dalam bentuk
tanggungjawab kelak di kemudian hari di realitas lainnya.
hadapan Allah SWT. Dalam skala mikro, Islam adalah agama yang rahmatan lil
realitas sosial dapat diidentikan dengan ‘alamiin. Artinya ajaran Islam akan dapat
realitas organisasi, yaitu realitas yang diterapkan atau dipakai siapa saja, dan dimana
diciptakan dalam organisasi bisnis, sehingga saja. Rahmatan lil ‘alamiin adalah sebuah
terbentuk kondisi seperti yang dicitakan konsep yang mengandalkan pada konsep
dalam ontologi tauhid tadi. Bila realitas keadilan. Keadilan merupakan isi kandungan
organisasi yang demikian tercipta, maka yang tidak dapat dihilangkan dari keyakinan
sangat mungkin bahwa realitas tersebut akan Islam. Sehingga kondisi ideal masyarakat
menebarkan rahmat, yang tidak saja bagi Islam tidak akan dapat tercapai apabila
mereka yang secara aktif terlibat dalam keadilan tidak ditegakkan. Islam ingin
operasi organisasi, tetapi juga kepada menjinakkan semua perilaku dzalim dari
masyarakat luas dan lingkungan alam masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah
sekitarnya.
56
Ibid, hal. 16.

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 81
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

perilaku dzalim masyarakat bisnis. Perilaku Sebab akuntansi Islam tidak hanya sebagai
dzalim adalah perilaku-perilaku dalam bentuk alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi
diskriminasi, ketidakadilan, eksploitasi, tekanan dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga
dan perilaku sewanang-wenang yang dengan sebagai suatu metode untuk menjelaskan
dengan perilaku ini dapat merugikan orang bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan
lain. dalam masyarakat Islam. Hal ini tidak sama
Pertanyaan mendasar yang muncul adalah dengan perbedaan antara akuntansi deskriptif
kapan suatu keadilan dalam suatu masyarakat dengan akuntansi normatif. Akuntansi deskriptif
terwujud? Keadilan masyarakat merupakan ini bertujuan untuk menawarkan akuntansi
keadilan ideal, dimana masyarakatnya dapat yang cocok dengan tujuan tertentu. Jika
hidup dengan layak dalam berbagai bidang. tujuan berbeda, maka pasti norma juga berbeda.
Tidaklah mungkin untuk mendapatkan Akuntansi Islam memiliki satu tujuan
masyarakat Islam yang ideal sementara yaitu akuntansi harus mematuhi prinsip Islam.
keadilan tidak ditegakkan. Akuntansi Islam muncul sebagai turunan
Berdasarkan paparan di atas, satu hal dari prinsip-prinsip Islam. Dalam kaitan ini,
yang tidak dapat dihindari dari keyakinan semua akuntansi Islam dapat disebut normatif.
Islam bahwa manusia merupakan khalifah Tetapi, benar juga jika disebut bahwa di
(wakil) Tuhan, dan manusia harus mengatur mata masyarakat (Islam), perbedaan yang
hidup sesuai dengan status mereka. menarik antara positif-normatif atau
Pengarahan-pengarahan yang terkandung deskriptif/preskriptif atau dikotomi mendasar
dalam ajaran-ajaran Islam adalah dalam antara fakta-nilai yang merupakan sifat yang
rangka membantu merealisasikan tujuan ini. dianut, merupakan suatu jenis pengetahuan
Para ulama sangat percaya bahwa yang saat ini terjebak dalam suasana kendala
kesejahteraan umat dan peringanan mereka metodologi dalam studi akuntansi khususnya
dari beban hidup yang berat merupakan tentang Akuntansi Islam. Hukum Islam atau
tujuan dasar syariah. Pandangan ini, jika syariah, berlaku bagi setiap muslim dan
dilihat dari sudut pandang ekonomi merupakan membentuk aturan dasar bagi semua lembaga
penekanan pada penciptaan kelayakan ekonomi keuangan syariah (Islam), termasuk perbankan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan syariah. Syariah diterapkan untuk mewujudkan
penciptaan keadilan sosial-ekonomi. masyarakat ideal, sehingga lembaga
Dari sinilah diperlukan suatu penanganan keuangannya dan akuntansi memiliki
dan pendekatan serta studi yang berorientasi kesamaan pembenarannya sendiri. Tentu saja
sosial, sehingga seluruh fungsi perusahaan ada perbedaan pendapat terhadap suatu
harus berlandaskan pada nuansa Islami. fenomena ekonomi. Argumen mengenai
Sebagai contoh misalnya pada bidang sifat-sifat zakat misalnya. Tidak peduli
akuntansi. Hal penting untuk dicatat, bahwa apakah perusahaan menghemat uang atau
perbedaan dalam struktur sosial pemerintah mengumpulkan zakat, tetapi
mempengaruhi pengembangan bidang dalam masalahnya adalah menentukan apakah yang
suatu masyarakat tertentu. Demikian pula terbaik untuk memahami Islam.
pengaruhnya pada bidang akuntansi. Dengan Secara jelas akuntansi Islam yang
kata lain, akuntansi adalah refleksi budaya. diterapkan pada lembaga keuangan syariah
Demikian pula kuntansi Islam (syariah) adalah upaya penerapan akuntansi yang
pada dasarnya adalah refleksi budaya Islam. menyangkut masalah ekonomi, masalah politik,
Pembicaraan mengenai akuntansi Islam dan juga masalah akuntansi itu sendiri.
haruslah dipahami sebagai sebuah alat yang Dengan kata lain, fungsinya sebagai bagian
memiliki orientasi sosial. Mengapa demikian? dari syariah. Dalam konteks itu harus

82 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

diterima, bahwa akuntansi syariah memainkan stakeholder oriented.58 Inilah yang lebih
peranan untuk menyesuaikan kelompok- lanjut dikatakan oleh Triyuwono sebagai
kelompok yang berkepentingan bisnis dalam organisasi bermetaforakan “amanah”. Orientasi
masyarakat. Di sinilah letak posisi sosial zakat mengandung pengertian luas dan
dari akuntansi Islam. komprehensif. Sebab zakat bukan sekedar
Akuntansi berorientasi sosial adalah dinyatakan dalam bentuk angka-angka
sebuah akuntansi yang menyajikan atau prosentase, akan tetapi melalui zakat dapat
mengungkap dampak sosial perusahaan diketahui kinerja perusahaan. Yaitu semakin
terhadap masyarakat.57 Dengan demikian, tinggi zakat yang dikeluarkan oleh perusahaan
pengungkapan perusahaan tentang dampak berarti semakin besar laba yang di dapat
sosialnya terhadap masyarakat sebagai suatu perusahaan.
kewajiban. Jika ihwalnya adalah berkaitan Lebih tegas lagi dapat dikatakan, bahwa
dengan masalah kewajiban sosial, maka cara penggunaan kiasan (metafora) zakat untuk
baku untuk pengembangan akuntansi yang menciptakan realitas organisasi mempunyai
dapat diterima oleh seluruh umat –sesuai beberapa makna. Menurut Triyuwono ada
dengan sifat rahmatan lil ‘alamiin ajaran lima makna realitas organisasi tersebut,
Islam– adalah dengan cara memperluas yaitu: 59
konsep dasar sistem zakat.  Ada transformasi dari pencapaian laba
Mengapa harus memperluas konsep bersih (yang maksimal) ke pencapaian
dasar sistem zakat? Sebab sebagaimana zakat.
diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa  Karena yang menjadi tujuan adalah
zakat sebagai suatu institusi yang memiliki zakat, maka segala bentuk operasi
perspektif sosial harus dikenakan kepada perusahaan (akuntansi) harus tunduk
seluruh aktiva perusahaan maupun perorangan. pada aturan main (rules of game) yang
Walaupun meski harus dilihat lebih dahulu ditetapkan dalam syariah.
apakah zakat dikenakan kepada aktiva lancar  Zakat mengandung perpaduan karakter
atau tidak lancar. Mengingat zakat merupakan kemanusiaan yang seimbang antara
pengeluaran yang harus dibayarkan setelah karakter egoistik dan altruistik/sosial.
mencapai nishab. Nishab terjadi apabila harta  Zakat mengandung nilai emansipatoris.
yang dimiliki seseorang atau perusahaan itu  Zakat adalah jembatan penghubung
bertambah dan bertambah, sehingga yang antara aktivitas manusia yang bersifat
bersangkutan akan dikenai pengeluaran duniawi dan ukhrowi.
zakat apakah sebanyak 2,5%, 5% atau 10%, Apabila dianalisis lebih lanjut, pemikiran
tergantung pada jenis aktiva yang di atas jelas menunjukkan orientasi sosial
menghasilkan yang dimiliki oleh seseorang yang jelas dari zakat. Pada saat zakat
atau perusahaan. Dengan kata lain, zakat ditempatkan sebagai metofora organisasi atau
dalam akuntansi dikenakan pada aktiva zakat sebagai inti organisasi akuntansi.
lancar. Sebagaimana makna pertama: ada transformasi
Oleh karena orientasi sosial akuntansi dari pencapaian laba bersih (yang maksimal)
syariah adalah dibebankan kepada perluasan ke pencapaian zakat. Hal ini berarti bahwa
konsep zakat, maka kias (metafora) organisasi pencapaian laba bukan merupakan tujuan
akuntansi harus dirujukkan pada orientasi akhir perusahaan, tetapi hanya sekedar tujuan
zakat, bukan lagi pada orientasi laba atau antara.

57 58
Trevor Gambling dan R.A.A. Karim, Loc.Cit. 1986, Iwan Triyuwono, Loc.Cit. 1997, Hal. 13.
59
Hal. 214. Ibid. Hal. 13-14.

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 83
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Oleh karena zakat menjadi tujuan akhir, Dengan demikian jelas, bahwa kiasan
maka segala bentuk operasi perusahaan (metafora) akuntansi syariah harus dibangun
(akuntansi) harus tunduk pada aturan main dengan memperhatikan makna zakat, sebagai
(rules of game) yang ditetapkan dalam suatu orientasi sosial. Sebab orientasi ini
syariah. Sebagai contoh: kapan seseorang akan berkaitan erat dengan tujuan akhir
atau perusahaan mengeluarkan zakat sebagai kinerja akuntansi. Tujuan akhir kinerja
orientasi sosial perusahaan; berapa persen akuntansi adalah pembuatan laporan sebagai
zakat yang dikeluarkan oleh seseorang atau bahan pertanggungjawaban tentang kondisi
perusahaan; dan siapa saja yang harus diberi aktiva, pasiva, dan modal yang dimiliki oleh
zakat. Kesemuanya ini dijalankan mengikuti seseorang maupun perusahaan.
aturan-aturan main yang ada dalam syariah Implikasi dari pemikiran di atas
Islam. Penyimpangan terhadap aturan atau menunjukkan, bahwa semua perangkat
hukum syariah menjadikan tidak sahnya organisasi yang akan disusun harus benar-
tujuan zakat. benar merefleksikan zakat sebagai suatu kias
Zakat mengandung perpaduan karakter (metafora). Hal ini menunjukkan adanya
kemanusiaan yang seimbang antara karakter bentuk transformasi. Transformasi ini tidak
egoistik dan altruistik/sosial. Artinya, bahwa saja akan mempengaruhi perilaku manajemen,
seseorang mengeluarkan zakat berarti ia stockholders, karyawan, dan masyarakat
telah mementingkan lebih dahulu kepentingan sekelilingnya, tetapi juga perangkat informasi.
orang lain daripada kepentingan pribadinya. Perangkat informasi yang ada dalam
Karakter egoistik mencerminkan bahwa perusahaan inilah yang biasanya berbentuk
seseorang atau perusahaan tetap akuntansi yang digunakan oleh organisasi
diperkenankan untuk mencari laba (namun yang bersangkutan.
tetap dalam bingkai Syariah), dan kemudian Kecuali itu harus diingat, bahwa bentuk
sebagian dari laba (dan kekayaan bersih) organisasi digambarkan di atas bukanlah
yang diperoleh dialokasikan sebagai zakat. sebagai satu-satunya faktor yang berpengaruh
Sedangkan altruistik atau sosial mempunyai terhadap kias (metafora) dan orientasi
arti bahwa perusahaan juga mempunyai akuntansi syariah. Akan tetapi, faktor-faktor
kepedulian yang sangat tinggi terhadap lain seperti sistem ekonomi, sosial, politik,
kesejahteraan manusia dan alam lingkungan peraturan perundang-undangan, kultur, persepsi,
yang semuanya ini tercermin dalam zakat itu dan nilai yang berlaku dalam masyarakat,
sendiri. mempunyai tanggungjawab yang besar
Zakat mengandung nilai emansipatoris. terhadap bentuk akuntansi. Hal inilah yang
Hal ini berarti, bahwa zakat sebagai lambang menunjukkan bahwa akuntansi merupakan
pembebas manusia dari ketertindasan keutuhan (entitas) informasi yang tidak bebas
ekonomi, sosial, dan intelektual, serta nilai, tetapi merupakan keutuhan (entitas)
pembebasan alam dari penindasan dan informasi yang sarat nilai.
eksploitasi manusia. Akhirnya, zakat adalah Satu hal penting yang dapat dikaji dari
jembatan penghubung antara aktivitas ayat 282 surat al-Baqarah adalah adanya
manusia yang bersifat duniawi dan ukhrowi. perintah dari Allah kepada kita untuk
Hal ini berarti, bahwa zakat sebagai menjaga: Keadilan dan Kebenaran di dalam
jembatan, memberikan kesadaran ontologis melakukan setiap transaksi. Lebih dalam
bagi diri manusia, karena segala bentuk perintah ini menekankan pada kepentingan
kegiatan profan selalu berkait erat dengan pertanggungjawaban (accountability) agar
kehidupan manusia dihadapan Allah kelak di pihak yang terlibat dalam transaksi itu tidak
akhirat. dirugikan, tidak menimbulkan konflik, dan

84 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

adil. Untuk mewujudkan sasaran ini maka  Pemerintah


dalam suatu transaksi diperlukan saksi.  Masyarakat, dan
Di samping itu, kalau kita kembali kepada  Pelestarian lingkungan.60
pembahasan, bahwa manusia diciptakan Allah Kendatipun telah terdapat delapan
di muka bumi ini memiliki fungsi dan peran kepentingan yang harus diperhatikan dalam
ganda, yaitu: fungsi khalifah dan abdullah melakukan pertanggungjawaban atas kondisi
(wakil dan hamba). Di dalam menjalankan dan informasi akuntansi, namun delapan hal
fungsi dan peran ini tentu saja pemberi peran tersebut hanyalah baru sebatas pada dimensi
akan meminta pertanggungjawaban atas horizontal. Timbul pertanyaan, dimanakah
pelaksanaan fungsi tersebut. Oleh karena itu, letak dimensi vertikalnya? Jawabanya
di dalam akuntansi kehidupan manusia, adalah ada pada dimensi zakat. Zakat
maka manusia sebagai khalifah dan abdullah sebagai manifestasi pertanggungjawaban
tersebut tidak dapat dilepaskan dari proses hamba yang melakukan perbuatan/aktivitas
akuntansi. Dengan kata lain, manusia akan bisnis yang dapat diaudit kemudian
selalu mempertanggungjawabkan seluruh dipertanggungjawabkan kesucian modal
perbuatan dan amalnya dihadapan Sang kepada Dzat pemberi modal. Dimensi inilah
pemberi amanah, yaitu Allah SWT. yang merupakan dimensi paling tinggi.
Gambaran di atas harus dijadikan pijakan Perihal yang berkaitan dengan masalah
dalam pengembangan format akuntansi syariah, pertanggungjawaban secara vertikal secara
yang berdimensikan pertanggungjawaban syariah diatur oleh hukum-hukum Allah
(accountability). Dimensi pertanggungjawaban yang terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah
dalam akuntansi syariah adalah memiliki Rasul. Persoalan berikutnya adalah bagaimana
cakupan yang luas. Jadi pertanggungjawaban upaya untuk meningkatkan accountability
ini bukan hanya pertanggungjawaban atas yang berkaitan dengan dimensi horizontal.
uang (finansial) yang digunakan dalam Kiranya pandangan Lee Parker dapat
melaksanakan kegiatan, akan tetapi dijadikan rujukan atau petunjuk bagi
pertanggungjawaban ini harus mampu peningkatan accountability, sebagai berikut :
meningkatkan tanggungjawab secara horizontal  Mengintegrasikan antara data keuangan
dan vertikal. Pertanggungjawaban horizontal dan nonkeuangan
tertuju pada masyarakat, pemerintah dan  Penilaian terhadap hasil yang bersifat
kepatuhan pada peraturan. Sementara keuangan dan non keuangan dengan
pertanggungjawaban vertikal adalah tertuju membandingkannya dengan tujuan yang
pada transendensi aktivitas (finansial, dan ingin dicapai.
sebagainya) kepada Dzat yang memberikan  Memperluas ruang lingkup tanggung
tanggungjawab. Secara rinci, jawab mencakup masyarakat/lingkungan
pertanggungjawaban akuntansi dimaksudkan  Laporan menyangkut tingkat kepatuhan
untuk memenuhi informasi dalam rangka perusahaan pada peraturan pemerintah
pemenuhan kebutuhan. Sehubungan dengan dan standar akuntansi.61
kepentingan-kepentingan tersebut Hadjisarosa Dalam kerangka inilah, maka para
mengidentifikasi sebagai berikut: akuntan dihadapkan pada kemajuan masa
 Kelangsungan hidup dan perkembangan depan, yang penuh dengan ketidakpastian,
perusahaan
 Pelanggan
 Pemilik modal 60
Poernomosidi Hadjisarosa, Loc.Cit. 1997, Hal. 48-49.
61
 Karyawan Lee D. Parker,. Here’s to An Accountable Future.
(Australia: International Accounting Conference),
 Rekanan November 14-16, 1994. Hal. 163.

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 85
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban, Muhammad

ketidak beresan. Ketika kondisi ini terjadi, sosial perusahaan terhadap masyarakat
maka para akuntan harus menghormati nilai, dan sekaligus menyajikan laporan
norma dan etika teologis. Sehingga mereka pertanggungjawaban yang bersifat humanis,
mampu menampilkan dirinya sebagai akuntan emansipatoris, transendental dan teologikal.
yang dapat dipercaya, jujur, bertanggungjawab, Oleh karena itu, konsep dasar akuntansi syariah
dan sebagainya. Dengan demikian, akuntansi adalah bersifat zakat dan amanah oriented.
masa depan mestinya bukan hanya berorientasi Perkembangan lebih lanjut akuntansi
pada pengambilan keputusan (decision making bukan sekedar dianggap sebagai ilmu
oriented) akan tetapi harus berorientasi pada (science) dan teknologi universal yang bebas
pertanggungjawaban (accountability oriented). nilai. Akan tetapi, akuntansi adalah produk
Sesuai dengan kata kunci pembicaraan sejarah yang merefleksikan budaya di
ini, yaitu pertanggungjawaban, maka akuntansi tempat akuntansi dilaksanakan. Dengan kata
pertanggungjawaban merupakan ciri khas lain, akuntansi syariah adalah ilmu dan
akuntansi syariah. Sebab akuntansi pertang- teknologi universal yang tumbuh dan
gungjawaban adalah akuntansi yang berkembang sesuai dengan perubahan yang
memberikan informasi yang adil dan bernar. terjadi di dalam lingkungannya, baik sosial,
Dengan demikian akuntansi syariah (Islam) ekonomi, politik, peraturan perundangan,
yang memiliki unsur pengertian ekonomi, kultur, persepsi dan nilai (masyarakat) tempat
politik, dan agama memiliki kemungkinan akuntansi syariah diterapkan.
besar untuk menunjukkan kunci ke arah Akuntansi syariah adalah akuntansi yang
akuntansi Pasca Newton.62 dikembangkan bukan hanya dengan cara
Berdasarkan pembahasan ini, maka “tambal sulam” terhadap akuntansi
secara nyata menunjukkan bahwa akuntansi konvensional, akan tetapi, merupakan
syariah (Islam) dapat memberikan sumbangan pengembangan filosofis terhadap nilai-nilai
untuk menciptakan paradigma baru dalam al-Qur’an yang diturunkan ke dalam pemikiran
akuntansi. Namun perlu ketegasan, bahwa teoritis dan teknis akuntansi. Oleh karena
tidak perlu lagi untuk membedakan antara itu, secara substantif akuntansi syariah bersifat
Akuntansi normatif dan deskriptif dalam humanis, emansipatoris, transendental dan
akuntansi Islam. Sebab di dalam Islam teologikal.
keduanya akan berjalan. Tidak mungkin
ditemukan deskripsi jika tidak ada norma. DAFTAR PUSTAKA
Norma adalah acuan dalam pengembangan Adnan, M. Akhyar (1996). “(Teknologi)
deskripsi. Jadi keduanya ibarat koin mata Akuntansi Syariah”, Kertas Kerja
uang, yang memiliki sisi berbeda namun Seminar Nasional Hari Teknologi
nilainya sama. Nasional, Yogyakarta.
Alvesson, M., (1987). Organization Theory
KESIMPULAN and Technocrative Consciousness:
Berdasarkan paparan di atas dapat Rationality, Ideology and Quality of
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Work. New York: De Gruyter.
Pada tataran praktis akuntansi syariah As-Sadr, M. Baqir. (1986). Islamic Economic.
adalah akuntansi yang berorientasi sosial dan Translated: Toshio Kuroda (Isuramu
pertanggungjawaban. Sebab akuntansi syariah Keizaron). Neigata: The Institute of
dapat menyajikan atau mengungkap dampak Middle Easter Studies, International
University of Japan.
62
Toshikabu Hayashi, On Islamic Accounting, (Tokyo: Baswir, Revrisond. (1996). Akuntansi dan
Institute of Middle Eastern Studies, International Ideologi, Kertas Kerja pada Seminar
University of Japan), 1995, Hal. 163.

86 IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002
Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif Akuntansi Sosal dan Pertanggungjawaban, Muhammad

Nasional Harteknas, Yogyakarta 27 Laszlo, Ervin. (1971). Introduction to System


Desember. Philosophy. New York: Sciece
Chastain, Clark E. (1993). Accounting and Publishers, Inc.
Society: A Behavioral View, Lodh, Sudhir C. (1996). Critical Studies in
International Journal of Accounting, Accounting Research, Rationality
Education and Research, Vol. 8, No. and Habermas: A Methodological
2 Spring . Reflection, Paper to be Presented at
Claughlin, R., (1987). Accounting System in the Fourth CPA Conference. New
Organization Theory: A Case for York City, 26-28 April
Critical Theory, Accounting, MacIntosh, N.B. (1988). Deconstructionism
Organization and Society. and Critical Accounting. Paper
Cooper, D.J. dan T.M. Hopper, (1987). Critical Presented at The Second
Studies in Accounting, Accounting Interdiciplinary Perspectives on
Organization and Society. New Accounting Conference at the
York: Prentice-Hall International, Inc. University of Manchester July.
Gaffikin, M.J.R. (1998). Accounting Neimark, M. and Tinker, (1996). The Social
Methodology and The Work of R.J. Construction of Management Control
Chambers. New York: Garland System. New York: Prentice-Hall.
Publishing, Inc. Parker, Lee D. (1994). Here’s to An Accountable
Gambling, Trevor E. (1971). Toward a Future. Australia: International
General Theory of Accounting. Accounting Conference, November
International Journal of Accounting 14-16.
Education and Research, Vol. 7, No. Runes, Dagobert D. (1976). Dictionary of
1 Fall. Philosophy. New Jersey: Littlefield,
Gilling, D.M. (1996). Accounting and Social Adams & Co.
Change, International Journal of Shahata, Shauqi Ismail. (1987). Financial
Accounting, Education and Research, Accounting from the Islamic Point
Vol. 1, No.2 Spring. of View, Cairo: Alzahra al-A'lam al-
Hadjisarosa, Poernomosidi, (1997), Makalah A'rabi, Hal. 9.
Kursus Singkat dan Lokakarya Triyuwono, Iwan (1996). Organisasi, Akuntansi,
Ekonomi Islam II Sekolah Tinggi dan Spiritualisme Islam, Makalah
Ilmu Syari'ah, Yogyakarta, tanggal Stadium General Mahasiswa Syari'ah
18 - 21 Agustus , Hal. 4. Banking Institute Yoyakarta, tanggal
Harahap, Sofyan Syafri, (1997). Akuntansi 28 September, (19970 Akuntansi
Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Syariah: Implementasi Nilai Keadilan
Hayashi, Toshikabu. (1995). On Islamic dalam Format Metafora Amanah,
Accounting, Tokyo: Institute of Kertas Kerja, Disampaikan dalam
Middle Eastern Studies, International Kuliah Umum di Fakultas Syariah
University of Japan. IAIN Walisongo Surakarta, 24 Februari.
Kuntowidjojo, Paradigma Islam: Interpretasi M.J.R. Gaffikin, (1996), Shari'ate Accounting:
untuk Aksi, Bandung: Penerbit Mizan, An Ethical Construction of
Laughlin, R.C., T. et. al. (1989). Contextual Accounting Knowledge The Fourth
Studies of Accounting and Auditing: Critical Perspectives on Accounting
An Introduction, Accounting, Auditing Symposium, 26-28 April 1996, New
and Accountability. Journal. York City,

IQTISAD Journal of Islamic Economics, Vol. 3, No. 1, Muharram 1423 H/Maret 2002 87

Anda mungkin juga menyukai