BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 TEORI UMUM
Reaksi kimia adalah perubahan spontan pereaksi menjadi hasil
reaksi menuju kesetimbangan. Suatu kesetimbangan kimia
mempunyai konstanta kesetimbangan yang nilainya bergantung pada
suhu dan jenis kesetimbangan. Keadaan setimbang sistem dengan
lingkungan yang ditandai kesamaan gaya, suhu, atau potensial listrik
disebut dengan kesetimbangan statis karena tidak terjadi perpindahan
materi antara sistem ke lingkungan. Sedangkan kesetimbangan yang
terjadi dalam sistem itu sendiri dan bukan sistem dengan lingkungan
disebut kesetimbangan dinamis, karena di dalam sistem terus
berlangsung perubahan.(Syukri,1999)
Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Bila laju
reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan
produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah
kesetimbangan kimia (chemical equilibrium). Kesetimbangan kimia
melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya.
Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan
kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang
terjadinhanyalahnprosesnfisis.
Sistem kesetimbangan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kesetimbangan Homogen (homogeneus equilibrium), berlaku untuk
reaksi yang semua spesi bereaksinya berada
padanfasanyangmsama.
2. Kesetimbangan Heterogen (heterogeneus equilibrium), reaksi
reversibel yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda.
(Raymond Chang, 2001).
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan
sebagai jumlah terbanyak (yang dinyatakan baik dalam gram atau
dalam mol) yang akan larut dalam kesetimbangan dalam volume
10-5 M. Kita katakan bahwa kelarutan AgCl sangat kecil atau sukar
larut dalam air. Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang
sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat padat yang tidak larut
dan ion-ion zat itu yang larut.
=s
Ksp = (n-1)n-1sn
BAB 3
METODE KERJA
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Perhitungan 1
1. Perhitungan BaCO3 25 ml 0,01 M
Vol. titran x [HCl] digunakan
a. HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa=
103 ml
8,3 ml x 10-2 mol
=
103 ml
NaOH sisa = 8, 3 x 10-5 mol
103 ml
10 ml x 10-2 mol
=
103 ml
= 10 x 10-5 mol
= 6,6 x 10-4mol/dm
103 ml
= 5 x 10-5 mol
8,3 ml x 11,39-2mol
=
103 ml
NaOH sisa = 94,537 x 10-5 mol
10 ml x 10-2 mol
=
103 ml
= 10 x 10-5 mol
5 ml x 10-2 mol
= = 5 x 10-5 mol
103 ml
e. HCl yang bereaksi dengan MgCO3 = HCl yang ditambahkan – HCl
sisa
= 5 x 10-5 mol–(-82,259 x 10-5 mol)
= 87,259 x 10-5 mol
= 1,745 x 10-2mol/dm
= 3,045 x 10-4 M
4.2 PEMBAHASAN
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat
terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan
jenuh. Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi
ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah
solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut
padatnya. Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion =
Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk
larutan jenuh. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali
konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan suatu zat
terlarut yang telah diketahui konsentrasinya. Manfaat Larutan
baku sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku.
Fungsi indikator di sini untuk mengetahui titik akhir titrasi.
Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut akan
berubah warnanya pada titik akhir titrasi.
Factor-faktor yang mempengaruhi hasilkali kelarutan yaitu :
1. Suhu
Kebanyakan garam anorganik bertambah kelarutannya apabila
suhu dinaikkan. Biasanya menguntungkan untuk melakukan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Cara menetukan larutan jenuh suatu garam karbonat yaitu dengan
proses titrasi larutan. Titrasi adalah suatu larutan yang
konsentrasinya diketahui secara pasti (larutan standar)
ditambahkan secara bertahap ke larutan lain yang konsentrasinya
tidak diketahui, sampai reaksi kimia antar kedua larutan tersebut
berlangsung sempurna.larutan yang dipakai untuk mentitrasi adal
HCl
2. Cara menentukan kelarutan garam karbonat yaitu cara
menambahkan garam yang mengandung ion senama. Pengaruh
ion senama dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan kesadahan
air.
3. Hasilkali kelarutan adalah hasil kali ion-ion dalam larutan jenuh
yang berpangkatkan koefisiennya masing-masing reaksi.
Konsentrasi HCl 0,01 M Ksp dari larutan MgCO 3 = 3,844.10-7, larutan
BaCO3 = 4,356.10-7, larutan CaCO3 = 3,844.10-7. Konsentrasi HCl
11,39 x 10-2 Ksp dari larutan MgCO3 = 3,045 x 10-4 M, larutan BaCO3
= 3,2 x 10-4 M, larutan CaCO3 = 3,045 x 10-4 M. Ketiga larutan
larutan merupakan lewat jenuh.
5.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus
lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan alat yang dikapai sehingga
terjadi lagi gelas kimia yang pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym., 2015., Penuntun Praktikum Kimia Umum., Makassar:
Universitas Muslim Indonesia
Ditjen POM., 1979., Farmakope Indonesia edisi III., Jakarta: Departemen
Republik Indonesia
Chang, Raymond., 2005., Kimia Dasar-Konsep Dasar Inti., Jakarta:
Erlangga
Day,R.A.Jr and AL. Underwood., 2002., Analisa Kimia Kuantitatif edisi
IV., Jakarta: Erlangga
Oxtoby., 2001., Prinsip-Prinsip Kimia Modern edisi IV., Jakarta:
Erlangga
Svehla,G., 1990., Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro edisi V., Jakarta: Penerbit Kalman Media
Pustaka
Syukri,S., 1999., Kimia Dasar jilid II., Bandung: Penerbit Erlangga
Barke, H-D., dkk., 2009., Misconception in Chemistry. Adressing
Perception in Chemical Education., Germany: Springer.
Jespersen, N. D., dkk., 2011., Chemistry: The Molecular Nature of Matter
(sixth edition)., USA: Courier Kendallville.