Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk
diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat
mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang
pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik
(Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow,
strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan
pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-
tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat
diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang
lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan
mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri,
2004).
Pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara
untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan
Rochmin Dahuri, 2004).
Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda
dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu
daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah
itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak
ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua
daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi
daerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori
pertumbuhan ekonomi wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola
pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup
menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah.

1
Keinginan kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi
pengembangan ekonomi daerah dapat membuat masyarakat ikut serta
membentuk bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan pembangunan
ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat
tergerak untuk mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang
mantap, misalnya, akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang untuk
peningkatan produksi pertanian dan perluasan ekspor. Dengan peningkatan
efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, sebagai bagian dari
perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dan
retribusi tidak naik, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembangunan
ekonomi daerah pada tahun depan.
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan
Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu
sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang
dilakukan secara terencana”.
Pembangunan ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan
jangka panjang terhadap isu-isu ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu
mengkoreksi kebijakan yang keliru. Pembangunan ekonomi daerah merupakan
bagian dari pembangunan daerah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar
pengembangan ekonomi daerah yang perlu diperhatikan adalah (1) mengenali
ekonomi wilayah dan (2) merumuskan manajemen pembangunan daerah yang
pro-bisnis.

2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya
pendapatan masyarakat untuk pembangunan daerah Desa Keude
Bakongan Kabupaten Aceh Selatan, apa saja hambatan dalam
pembangunan daerah Desa Keude Bakongan Kabupaten Aceh Selatan.

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembagunan geografis di
daerah Bakongan Aceh Selatan.

D. MAMFAAT PENELITIAN
Bagi penulis dalam rangka pengembangan ilmu geografi khusunya
perkembangan pembangunan daerah terhadap pendapatan masyarakat
pedesaan.
Sebagai konstribusi pemikiran kepada masyarakat dan pemerintah
daerah setempat bahwa pembangunan daerah bertujuan untuk mengetahui
pembagunan geografis di daerah Bakongan Aceh Selatan.

E. ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS


a. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu
penelitian, anggapan dasar dipandang sebagai acuan dalam menyusun
landasan teori dalam suatu penelitian. Suharsimi Arikunto mengutip
pendapat Winarno Surachmad menyebutkan bhwa “anggapan dasar
adalah sebuah titk tolak pemikiran yang kebenarannya di terima oleh
peneliti”.

3
b. Hipotesis
Keadaan geografis pembangunan di daerah bakongan berpengaruh
dengan penghasilan rata-rata masyarakat.
Terdapat perbedaan pembangunan masyarakat antara nelayan dan
pegawai pemerentah.

F. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah adalah Suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (Siagian 1994). Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994)
memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana”.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup
seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes
(1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk
ilmu-ilmu sosial, para Ahli manajemen pembangunan terus berupaya untuk
menggali konsep-konsep pembangunan secara ilmiah. Secara sederhana
pembangunan sering diartikan sebagai suatu upaya untuk melakukan perubahan
menjadi lebih baik. Karena perubahan yang dimaksud adalah menuju arah
peningkatan dari keadaan semula, tidak jarang pula ada yang mengasumsikan
bahwa pembangunan adalah juga pertumbuhan. Seiring dengan
perkembangannya hingga saat ini belum ditemukan adanya suatu kesepakatan

4
yang dapat menolak asumsi tersebut. Akan tetapi untuk dapat membedakan
keduanya tanpa harus memisahkan secara tegas batasannya, Siagian (1983)
dalam bukunya Administrasi Pembangunan mengemukakan, “Pembangunan
sebagai suatu perubahan, mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan
bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan pembangunan
sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk
terus berkembang, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dan merupakan
sesuatu yang mutlak harus terjadi dalam pembangunan”.

b. Pelaksanaan Pembangunan Daerah


Pelaksanaan pembangunan merupakan secara teranca oleh suatu lembaga
dengan maksud untuk melaksanakan pembangunan daerah. Pertumbuhan
pembangunan pedesaan diawali tahap Desa Swadaya yaitu desa yang belum
berkembang, dengan basis ekonomi pertanian tradisional; kemudian menjadi
Desa Swakarsa yaitu desa yang mulai berkembang, dengan basis ekonomi
relatif lebih luas; dan terakhir adalah Desa Swasembada yaitu desa yang sudah
berkembang cukup maju, dan relatif sudah mampu memenuhi kebu-tuhan sendiri.
Untuk mendorong percepatan perkembangan desa menjadi desa swasembada itu, setiap
tahun diadakan penilaian kegiatan pembangunan di masing-masing desa.
Dalam rangkaian pengertian ini maka Pembangunan Daerah adalah
semua kegiatan pembangunan jang ada atau dilakukan didaerah, yang unsur-unsurnya
terdiri dari :
kegiatan-kegiatan dan projek-projek Pembangunan Nasional yang
ada didaerah itu sendiri.
kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek pembangunan daerah sendiri, diluar
yang sudah direncanakan oleh Pemerintah Pusat.

5
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya suatu penelitian ilmiah.
Tempat ini dilaksanakan di Desa Keude Bakongan, Kecamatan Bakongan,
Kabupaten Aceh Selatan dari bulan April sampai Juni 2011.

Populasi dan Sampel


Setiap penelitian memerlukan data informasi dari sumber-sumber yang
dapat dipercaya, sumber-sumber itu dalam ilmu penelitian disebut dengan
populasi. Menerut Margono (2005 : 118), ”Populasi adalah sumber data yang
menjadi perhatian peneliti demi suatu ruang lingkup dan waktu yang peneliti
tentukan”. Adapun yang menjadi populasi dalam peneliti dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat Desa Keude Bakongan Kecamatan Bakongan
Kabupaten Bakongan, dengan jumlah 360 orang.
Selanjutnya Margono (2005 : 121), mendefinisikan ” sampel adalah
bagian-bagian dari poopulasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu”. Kemudian menurut Suharsimi Arikonto (1992 : 55) ”apabila
subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil sampel semuanya
sehinngga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10%-15% atau
20%-25% atau lebih.
Oleh karena populasi dalam penelitian ini terlalu banyak sehingga
dikhawatirkan penelitian tidak efesien, keterbatasan waktu, dana, dan tenaga,
maka penulis memilih sampel penelitian sebanyak 15% dari populasi atau 54
orang masyarakat.

Tehnik Pengumpulan Data

6
Untuk mendapat data yang diperlukan bagi penelitian ini, maka peneliti
akan menggunkan teknik pengumpulan data, yaitu :
Observasi, merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti di Desa Keude
Bakongan Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan, yang bertujuan untuk
menggambarkan situasi umum keadaan lokasi penelitian.
Angkat adalah satu cara untuk pengambilan data melalui penyebaran daftar
pertanyaan dengan variabel penelitian yang diteliti.
Dokumentasi, adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai