Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOLOGI LAUT

“OSEANOGRAFI DASAR”

Dosen Pembimbing: Bony Irawan, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

Andini Novianti (190384205036)

Liza Junita (190384205014)

Melini (190384205051)

Tri Yuliana Handayani (190384205019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Biologi Laut dengan judul
“OSEANOGRAFI DASAR”. Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada hambatan yang
kami hadapi. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Biologi Laut.Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“OSEANOGRAFI DASAR” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bony Irawan, S.Pd.,


M.Pd semua pihak untuk setiap dukungan yang telah diberikan. Kami berharap semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu teman-teman mahasiswa Universitas
Maritim Raja Ali Haji khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Kami
menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan untuk itu kami mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun agar pembuatan makalah selanjutnya jauh lebih baik.

Tanjungpinang, 27 Mareti 2022

Penulis

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2

D, Manfaat Penulisan...........................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Oseanografi Dasar.........................................................................................................3

B. Perairan Laut................................................................................................................4

C. Parameter Fisika...........................................................................................................5

D. Parameter Kimia.........................................................................................................14

BAB III....................................................................................................................................21

PENUTUP...............................................................................................................................21

A. Kesimpulan..................................................................................................................21

B. Saran.............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah
cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara
sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut.
Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan
penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri
adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang
disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer.
Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup
penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer (Anggapradita, 2011).

Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama
yaitu geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut,
fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang,
pasang surut dan temperatur air laut, kimia oseanografi yang mempelajari masalah-
masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari
masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut (Paul, 2011).Studi
menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kalidengan dilakukannya
ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin olehnaturalis bernama C.W. Thomson
(berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (berkebangsaan Kanada). Istilah
Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka dalam laporan yang diedit oleh Murray.
Murray selanjutnya menjadi pemimpin dalam studi mengenai sedimen laut. Keberhasilan
dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam
perkapalanatau perhubungan laut, perikanan, kabel laut, dan studi mengenai iklim
akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya.
Organisasi oseanografi internasional pertama adalah The International Council for the
Exploration of the Sea (1901).

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa lembaga penelitian dan perguruan-perguruan


tinggi dalam bidang kelautan. Salah satu lembaga penelitian kelautan yang tertua
diIndonesia adalah Lembaga Oseanologi Nasional, yang berada dibawah Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (disingkat menjadi LON-LIPI) yang kini telah berubah namanya

1
menjadi Pusat Penelitian Oseanografi. Cikal bakaldari lembaga penelitian ini dulu
bernama Zoologish Museum en Laboratorium te Buitenzorg yang didirikan pada tahun
1905 (Talley et al., 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan oseanografi dasar ?
2. Apa saja yang mempengaruhi oseanografi dasar di laut?
3. Bagaimana proses yang mempengaruhi oseanografi dasar dilaut dapat terjadi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui proses oseanografi dasar.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses oseanografi dasar
laut.

D, Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak
kalangan. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah
pemahaman dan pengetahuan terkait proses oseanografi dasar dan faktor yang
mempengaruhi oseanografi dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Oseanografi Dasar
Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang laut dan segala aspek yang
mempengaruhinya. Sedangkan oseanografi fisika adalah ilmu yang mempelajari lautan
dengan segala aspek fisik yang mempengaruhinya, seperti gelombang, pasang surut, arus,
suhu, kecerahan dan lain sebagainya.

Fisika oseanografi yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisika
yang terjadi dalam lautan sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan dratan.
Hal ini termasuk kejadian-kejadian pokok seperti terjadinya tenaga pembangkit pasang dan
gelombang, iklim dan sistem arus-arus yang terdapat dilautan dunia (Hutabarat, 2008).

Sifat-sifat utama dari oseanografi fisik adalah temperatur, gelombang, arus, pasang
surut, densitas dan kualitas air. Temperatur menentukan kelangsungan hidup flora dan fauna
laut, komposisi kimia air laut, sirkulasi massa air, cepat rambat gelombang akustik.
Perubahan temperatur air laut disebabkan oleh perpindahan panas dari massa yang satu ke
massa yang lainnya. Kenaikan temperatur permukaan laut disebabkan oleh radiasi dari
angkasa dan matahari, konduksi panas dari atmosfir, kondensasi uap air. Sedangkan
penurunan temperatur permukaan laut disebabkan oleh radiasi balik permukaan laut ke
atmosfir, konduksi balik panas ke atmosfir, evaporasi (penguapan). Matahari mempunyai
efek yang paling besar terhadap perubahan suhu permukaan laut.

Gambar 1 Oseanografi Dasar Laut

3
Oseanografi fisis meliputi dua kegiatan utama (1) studi observasi langsung pada
samudera dan penyiapan peta sinoptik elemen – elemen yang membangun karakter samudera,
serta (2) study teoritis proses fisis yang diharapkan dapat member arah dalam observasi
samudera (William, 1962).

Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam mempelajari oseanografi fisika yakni
pengamatan langsung dengan melakukan praktek lapang untuk mengetahui oseanografinya
itu sendiri. Oseanografi fisika dapat diketahui dengan cara mengukur pasang surut, ombak,
arus, angin seperti yang telah kita lakukan, itu hanya sebagian dari oseanografi fisika
tersebut, sehingga diperoleh gambaran dasar tentang perbedaan dari data tersebut.

Adanya faktor-faktor fisik air laut, sepeti temperatur dan perubahan arus dapat menyuburkan
laut. Kedua, laut digunakan oleh manusia untuk berbagai aktivitas. Manusia banyak
menggunakan laut, seperti untuk transportasi, pengeboran minyak dan gas, rekreasi,
berenang, perikanan dan lain-lain. Ketiga laut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Laut
mempengaruhi distribusi hujan, kemarau, banjir dan kondisi lingkungan suatu daerah.

B. Perairan Laut
Ekosistem laut dapat dilihat dari dimensi horizontal dan vertical. Secara horizontal,
laut dapat dibagi menjadi dua yaitu laut pesisir (zona neritik) yang meliputi daerah paparan
benua dan laut lepas (lautan atau zona oseanik). Zonasi perairan laut dapat pula dilakukan
atas dasar faktor-faktor fisik dan penyebaran komunitas biotanya. Seluruh perairan laut
terbuka disebut daerah pelagis.Organisme pelagis adalah organisme yang hidup di laut
terbuka dan lepas dari dasar laut. Sedangkan zona dasar laut beserta organismenya disebut
daerah dan organisme bentik (Kordi, 2010).Air laut adalah air yang terlarut dalam berbagai
padatan dan gas. Contoh 1000 g air laut akan berisi sekitar 35 gram senyawa terlarut, secara
kolektif disebut garam. Dengan kata lain, 96,5% dari air laut adalah air dan 3,5% zat terlarut.
Jumlah total bahan terlarut tersebut disebut salinitas. Biologi kelautan dan oseanografer
dimasa lalu biasanya menyatakan salinitas dalam bentuk bagian per seribu, disingkat ‰,
tetapi istilah baru adalah menggunakan practice salinity unit atau psu. Jadi, jika suatu sampel
air laut yang khas memiliki 35 g senyawa terlarut dalam 1000 g, maka air tersebut memiliki
salinitas 35 psu (35‰) (Nybakken, 1997).

4
Gambar 2 Perairan Laut

Lautan menutup kurang lebih 70% permukaan bumi kita ini, dan di beberapa tempat
kedalaman laut melebihi 10.000 m. Lautan terdiri dari 5 samudra (pasifik, atlantik, hindia,
arktik, dan antarktik) dan 2 laut (laut utara, dan laut mediterania). Adanya hanya 2 laut
tersebut disesuaikan dengan pengertian „pergeseran benua‟. Samudra dan laut itu
berhubungan satu dengan yang lain dan merupakan satu super lautan. Samudra pasifik adalah
yang terbesar dan menutup 1/3 luas permukaan bumi. Dihitung daripermukaan laut,
kedalaman rata-rata lautan ± 3.800 m, sedang ketinggian daratan hanya 840 m, jadi lebih
dalam lautan dari pada daratan tinggi (Brotowidjoyo et al., 1999).

C. Parameter Fisika
1. Suhu

Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di
lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun
perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika banyak dijumpai bermacam–macam jenis hewan yang terdapat di
berbagai tempat di dunia. Sebagai contoh, binatang karang dimana penyebarannya
sangat dibatasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropik dan subtropik
(Hutabarat et al., 2012).

5
Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Di samudra, suhu bervariasi secara
horizontal sesuai garis lintang, dan juga vertikal sesuai dengan kedalaman. Suhu
merupakan salah satu faktor penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyebarab organisme. Proses kehidupan yang vital, yang secara kolektif disebut
metabolisme, hanya berfungsi di dalam kisaran suhu yang relatif sempit, biasanya
antara 0oC-40 oC (Nybakken, 1970).

2. Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di
dunia. Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah
pelayaran bagi kapal-kapal. Peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang
lalu. Kita dapat mengetahui adanya arus-arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan
seorang ahli oseanografi kebangsaan Amerika Matthew Fontaine yang telah memulai
pekerjaan tersebut sejak tahun 1840. Ia membuat sebuah gambar dari sistem arus-arus
dunia berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus
yang mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang seharusnya
dikehendaki dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama
(Hutabarat, 2008).

Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan
perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan resultan
dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Arus
laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik
secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke
samping).Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok
arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan
bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan (Suhardi, 2011).

Current meter (alat ukur arah dan kecepatan arus laut), seluruh current-meter mekanik
mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi menjadi
angular. Sebuah currentmeter yang ideal harus memiliki respon yang cepat dan
konsisten dengan setiap perubahan yang terjadi pada kecepatan air, dan harus secara
akurat dan terpercaya sesuai dengan komponen velositas. Juga harus tahan lama,
mudah dilakukan pemeliharaan, dan simpel digunakan dengan kondisi lingkungan

6
yang berbeda-beda. Indikator kinerja tergantung pada inertia dari rotor, gerakan air,
dan gesekan dalam bearing (Jimmy, 2011).

3. Kecerahan

Menurut Gusrina (2011), kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat dilakukan dengan menggunakan
lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan
dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh
phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas cahaya matahari yang masuk
kedalam permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. Masuknya cahaya
matahari kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity).

Gambar 3 Kecerahan Air Laut

Secchi disk yang transparansi pada dasarnya adalah fungsi dari pantulan cahaya dari
permukaan disk dan karena itu dipengaruhi oleh karakteristik penyerapan air dan
bahan terlarut dan partikel yang terkandung di dalam air. Sementara konsentrasi tinggi
transparansi materi organik terlarut menurun dengan cara non linier yang diukur
dengan secchi disk, penurunan transmisi cahaya sebagai dievaluasi oleh disk
dipengaruhi oleh peningkatan hamburan cahaya oleh partikel tersuspensi. Kedalaman
transparansi sebagian besar tergantung intensitas cahayapermukaan, tetapi menjadi
tidak menentu menjelang fajar atau senja. penentuan yang terbaik dibuat di dekat
tengah hari (Likens,1979).

7
a) Sifat Optis Air

Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas matahari. Hal ini berkaitan
dengan besarnya sudut penyinaran yang dibentuk cahaya yang tiba dipermukaan air
sebagian akan dipantulkan dan sebagian akan diteruskan. Pada perairan laut yang
bergelombang cahaya sebagian dipantulkan dan dihamburkan. Sifat yang diteruskan
sebagian akan diabsorbsi (Suprihatin, 2008).Cahaya yang mencapai permukaan bumi
dan permukaan perairan terdiri atas cahaya yang langsung (direct) berasal dari
matahari dan cahaya yang disebarkan (diffuse) oleh awan (yang sebenarnya juga
berasal dari cahaya matahari). Penetrasi cahaya kedalam air sangat dipengaruhi ole
intensitas dan sudut datang cahaya, kondisi permukaan air dan bahan-bahan yang
terlarut dan tersuspensi di dalam air. Cahaya matahari yang mencapai permukaan
perairan tersebut sebagian diserap dan direfleksikan kembali.

Sebagian cahaya matahari dipantulkan kembali kepermukaan air, dengan intensitas


yang bervariasi menurut sudut datang cahaya dan musim. Sudut datang cahaya
matahari kepermukaan air bervariasi secara harian. Pada sudut datang tepat
90o(terjadi pada sekitar pkul 12.00), intensitas cahaya matahari yang dipantulkan
sekitar 1,5% - 2,0%. Semakin kecil sudut datang cahaya,semakin banyak cahaya yang
dipantulkan (Effendi, 2003).Sifat optis air sangat berhubungan dengan intensitas
matahari. Semakin lama matahari berada. Sifat optik air dimiliki semakin besar sudut
dating semakin besar. Intensitas matahari semakin besar maka sifat optis air akan
bervariasi (Nybaken, 1985).

b) Kekeruhan

Menurut APHA (1976); Davis dan Cornwell (1991) dalam Effendi (2003), kekeruhan
menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang
diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air.Kekeruhan
disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut
(misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa
plankton dan mikroorganisme lain.

8
Gambar 4 Kekeruhan Air Laut

Kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optik yang ditentukan berdasarkan


banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan
banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan hamburan
dan absorbsi cahaya yang datang sehinggakekeruhan menyebabkan terhalangnya
cahaya yangmenembus air (Gusrina, 2011).

4. Pasang Surut

Menurut Romimohtarto dan Juwana (2011), pasang surut merupakan salah satu gejala
laut yang besar terhadap kehidupan biota laut, khususnya wilayah pantai. Dengan
permukaan laut yang setiap hari naik turun secara berkala dan dapat dilihat
jelas .Faktor-faktor pembangkit pasang surut:

a) Gaya tarik atau gravitasi bulan


b) Perbedaan posisi sumbu putar bumi dan bulan
c) Beda bentuk dasar laut.

Menurut Hutabarat (1985), macam-macam pasut berdasarkan letak posisi bulan –


bumi – matahari:

a) Spring tide: pada waktu bulan baru dan bulan penuh, matahari dan bulan terletak
pada satu garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh mereka

9
mempunyai arah yang sama. Akibatnya gaya tarik gabungan ini menghasilkan
tonjolan air yang lebih besar.

Gambar 5 Spring Tide

b) Neap tide: pada waktu bulan seperempat dan tiga perempat, matahari dan bulan
terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku (90◦) satu sama lain,
sehingga pada saat ini gaya tarik gravitasi matahari bersifat melembutkan gaya
tarik bulan. Akibatnya gaya tarik yang yang ditimbulkan terhadap massa air laut
menjadi berkurang dan terjadi pasang yang lebih kecil.

Gambar 6 Neap Tide

Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau
ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di

10
perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar
perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggidan lembah gelombang disebut
pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut
rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak
atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode
pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang
purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu
garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang
rendah yang sangat rendah.Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan
bulan purnama. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah
dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan
3/4 (Surbakti, 2011).

Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya
muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama
matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964),
pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
lautsecara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau
ukurannya lebih kecil. Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang
surut atmosfer (atmospheric tide),pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut
bumi padat (tide of the solid earth). Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik
gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar
pusatrotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapiberbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari
dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari (Suardi, 2011).

11
Menurut Brok (2011), pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,
bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya
lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut
terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan
topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah
gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang
rendah disebut rentang pasang surut (tidalrange). Periode pasang surut adalah waktu
antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya.
Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam
suatu garis lurus.Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan
pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan
baru dan bulan purnama.

5. Gelombang

Menurut Romihmohtarto dan Juwana (2001), gelombang merupakan dorongan angin


di atas permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangesal pada partikel air yang
menimbulkan ripples. Macam gelombang diantaranya yaitu:

a) Gelombang tumpah (spilling breaker), gelombang pecah perlahanlahan dan akan


menggulung kearah pantai.
b) Gelombang terjun (plunging breaker), gelombang yang datang tibatiba dan akan
membumbung ke atas dan segera pecah.
c) Gelombang penerpa (surging breaker), tidak pecah tetapi akan mendorong air ke
atas ke darat dan menyedotnya kembali

Faktor pembangkit gelombang adalah:

a) Kecepatan angina
b) Panjang atau jarak hembusan angina
c) Gamanya hembusan angina
d) Geometri laut

12
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada
gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya.
Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan
bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu
renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang
ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.Menurut Godam (2011), jenis-jenis
gelombang antara lain:

1) Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan
arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya
seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan, dan sebagainya.

Gambar 7 Gelombang Air

2) Gelombang Longitudinal

Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan
dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada.Gelombang yang terjadi berupa
rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki/pegas yang
ditarik ke samping lalu dilepas.

Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti


oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang
merupakan rambatan energi (energi getaran). Macam-macam gelombang:

a. Menurut arah getarnya

13
 Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus
terhadaparah rambatannya.Contoh:gelombang pada tali, gelombang
permukaan air, gelombang cahaya,dan lain-lain.
 Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau
berimpit dengan arah rambatannya. Contoh:gelombang bunyi dan gelombang
pada pegas.
b. Menurut amplitudo dan fasenya

Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap
titik yang dilalui gelombang. Gelombang diam (stasioner) adalah gelombang yang
amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.

c. Menurut medium perantaranya

Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan


medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak
memerlukan medium perantara. Contoh: sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet,
cahaya tampak, infra merah, gelombang radar,gelombang TV, gelombang radio
(BMKG, 2011).

D. Parameter Kimia
1. Ph

Menurut Boyd (1990) dalam Karim et al. (2006), mengemukakan bahwa pH


yangdidefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion Hidrogen (H+),
merupakan indikator keasamaan serta kebasaan air. Pada pH rendah dan tinggi terjadi
peningkatan penggunaan energi atau penurunan produksi energi dan penahanan atau
penekanan metabolisme energi aerobik.

Derajat keasaman adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen danmenunjukkan
suasana air tersebut apakah asam atau basa kisaran pH air yang maksimal untuk
produksi ikan adalah 6,5-9 (Boyd, 1991 dalam Apridayanti, 2008)

2. Suhu

14
Temperatur atau suhu merupakan derajat panas suatu objek yang diakibatkanoleh
tumbukan antar molekul yang tidak beraturan. Temperatur berbeda dengan
panas/kalor.Panas per unit volume dihitung dari temperatur dengan rumusan: Q =
densitas x panasspesifik x temperatur. (Noir P. Purba dan Widodo S. Pranowo:
2015)Suhu air laut sering juga disebut dengan SST (Sea Surface Temperature) atau
SPL (SuhuPermukaan Laut) dengan satuan SI yaitu Celcius (0C). Jika mengukur
perbedaan suhu (delta),maka harus diukur dengan satuan Kelvin (K) dengan
konversi:K = 0C + 273.2Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak
ketinggian dari permukaan laut(Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima,
musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasiudara, dan penutupan awan (Hutabarat dan
Evans, 1986),

3. Salinitas

Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu, pH,
substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan,
penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu
perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat,
laut dan payau. Kisaran salinitasair laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar
0,5-5‰ (Nybakken,1992).

Faktor- faktor yang mempengaruhi salinitas : (Hutabarat, 1985).1. Penguapan,


makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnyatinggi dan
sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerahitu
rendah kadar garamnya.2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu
wilayah laut maka salinitas air lautitu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil
curah hujan yang turun salinitas akantinggi.3. Banyak sedikitnya sungai yang
bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka
salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makinsedikit sungai yang bermuara
ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
4. Densitas

Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika


laut. Densitas, ρ didefinisikan sebagai massa persatuan volume (g cm-3). Densitas air
laut tergantung pada suhu (t) dan salinitas (s) sampel dan juga tekanan air laut ρ
sebagai hasil dari kompresibilitas air. Temperatur, salinitas dengan densitas memiliki

15
hubungan yangsangat erat, dimana densitas akan meningkat jika salinitas bertambah
atau suhu berkurang.Akan tetapi, tidak selamanya densitas meningkat seiring dengan
penurunan suhu, hal inikarena adanya sifat anomali air (Jumiarti, dkk., 2014).

5. Arus Laut

Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal
danfaktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien
tekanan mendatardan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya
tarik matahari dan bulanyang dipengaruhi oleh tahanan dasar lautdan gaya coriolis,
perbedaan tekanan udara, gayagravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990 ).
Ketika angin berhembus di laut, energiyang ditransfer dari angin ke batas permukaan,
sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan,
yang memberikan pergerakan air dari yangkecil kearah perambatan gelombang
sehingga terbentuklah arusdilaut. Semakin cepatkecepatan angin, semakin besar gaya
gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dansemakin besar arus permukaan.
Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan lautdapat menghasilkan
gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakanair turbulen ( Supangat,2003 )

a) Arus Ekman
Arus Ekman merupakan suatu kecepatan arus yang ditimbulkan oleh pengaruh
angin maksimum di permukaan dan berkurang secaraeksponensial ke arah
lapisan dalam.Ada 2 hal penting di model Ekman:
1) Arus permukaan arusnya tidak sama dengan arah angin permukaan tetapi
disimpangkan 45 ke arah kanan atau kiri angin.
2) Angin yang berembus di atas permukaan laut menimbulkan transpor massa(
Transpor Ekman ) yang arahnya tegak lurus arah angin.(Prarikeslan,2016)

16
Gambar 8 Arus Ekman

b) Arus Geostropik

Arus geostropik merupakan fenomena fiika laut yang mencakup sangatluas,


jadi susah jika ingin diteliti karena membutuhkan waktu yang lamadan biaya
yang mahal.Penyebab arus geostropik:1. Akibat Ekman 2. Terbentuknya air
berdensitas rendah3. Gaya coriolis4. Gaya grafitasi (Helmi,2015)

Gambar 9 Arus Geostropik

6. Gelombang laut

17
Gelombang laut adalah gerakan dari setiap partikel air laut yang berupa
geraklongitudinal,dan orbital secara bersamaan disebabkan oleh transmisi energi
sertawaktu(momentum) dalam artian impuls vibrasi melalui berbagai ragam bentuk
materi(dalamhal ini berbentuk partikel air laut. (Wibisono,M.S.,2011)

a) Gelombang Sea
Gelombang yang terjadi di daerah pembentukan (pembangkitan)
disebutgelombang Sea.Gelombang Sea mempunyai ciri-ciri :
1) Spektrum energi gelombang dengan broad banded(sangat acak)dengan puncak
gelombang tajam
2) Panjang gelombang berkisar antara 10 s/d 20 kali tinggigelombang. (Kodoati
et all,2010
b) Gelombang SwellGelombang yang terbentuk setelah menjalar keluar dari daerah
pembentukan(pembangkitan) disebut gelombang swell. Ciri-ciri gelombang swell:
1) Spektrum energi narrow banded ( band sempit)
2) Mendekati gelombang regular dengan tinggi berkisar 30 s/d 500tinggi
gelombang. (Kodoati et all,2010)

7. Deformasi gelobang
Deformasi gelombang adalah perubahan pembentukan gelombang. Hal
inidisebabkan karena adanya proses pendangkalan
(shallowing),refraksigelombang,refraksi gelombang dan gelombang pecah. Proses
tersebut dapatmengakibatkan perubahan pada tinggi gelombang,bisa bertambah bisa
berkurangsesuai dengan keadaan tempat. Refrraksi gelombang adalah proses
berbeloknya arahgelombang akibat perubahan kedalaman pada daerah yang dilewati
gelombangtersebut. (Sutirto et all,2014)
8. Hubungan Angin dengan Gelombang
Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari
kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup
tanparintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang
yangterbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesua
idengan panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk dengan cara
iniumumnya mempunyai puncak yang kurang curam jika dibandingkan dengan
tipegelombang yang dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah.

18
Saatangin mulai bertiup, tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya
cenderung berkembang dan meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan
berlangsung (Hutabarat dan Evans, 1984).
9. Wind Rose
Windrose adalah sebuah grafik yang memberikan gambaran tentang
bagaimana arah dan ketepatan angin terdistribusikan di sebuah lokasi dalam
periodetertentu. Windrose merupakan representasi yang sangat bermanfaat karena
dengan jumlah data yang sangat banyak namun dapat diringkas dalam sebuah
diagram. Carauntuk menampilkan data angin bervariasi. Beberapa penyajian
menunjukkankelebihan daripada yang lain. Akhir- akhir ini jenis windrose baru
disajikan,sehinggakemampuannya bisa dipelajari. ( Crutcher,1956) Cara menyusun
Wind Rose :1. Membuat tabel distributif relatif arah dan kecepatan angin. Dalam
membuat tabel ini diharuskan mencari banyaknya angin yang berhembus dari tiap
mata angin sesuai dengan interval kelas yang ditentukan. Menentukankelas interval
dengan cara sesuaikan kelas interval angin dengan kecepatan angin
Membuat diagramGambar diagram agar mengetahui arah dan beda besarnya
kecepatan anginantara kelas interval satu dan lainnya, sedangkan angin calm
ditunjukkandalam bentuk persen di bagian indeks diagram (Fadholi,2012).

10. Pasang Surut Air laut


Menurut Poerbandono dan Eka Djunasyah,2005 pasang surut (Ocean Tide)
adlahfenomena naik turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan
oleh pengaruhgravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahri. Pengaruh
gravitasi benda-bendalangit terhadap bumi tifak hanya menyebabkan pasang surut
laut,tetapi juga daptmengakibatkan perubahan bentuk bumi (bodily tides) dan atmosfir
(atmospheric tide). Pasutmerupakan gerak naik dan turunnya muka air laut dengan
periode rata-rata 12, jam atau 24,8 jam. Fenomena lain yang berhubungan dengan
pasut adalah arus pasut,yaitu gerak air menujudan meninggalkan pantai saat air
pasang dan surut. (Poerbandono et all,2005)Pasang surut laut merupakan suatu
fenomena pergerakan naik turunnya permukaan airlaut secara berkala yang
diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarikdari benda-benda
astronomi terutama oleh matahari,bumi dan bulan. (pengaruh bendaangkasa lainnya
dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh. ( de Titto,2009)Gravitasi bulan
merupakan pembangkit utama pasang surut,walaupun massa matahari jauh lebih besar

19
dibanding masa bulan,namun karena jarak bulan yang jauh lebih dekat ke bumi
diabnding matahari,matahari hanya memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap
pembangkitan pasut di bumi. Rasio massa bulan,bumi adalah sekitar 1,85 sedangkan
rasiomasssa bulan,matahari adalah sekitar 1: 3,18 x10.

Jarak rata-rata pusat massa bumi dengan pasut massa matahari ± 98.830.000
mil,sedangkan rata-rata jarak pusat massa bumi dengan pusat massa bulan ± 238.862
mil,akibatnya perbandingan gravitasi bulan danmatahari(masing-masing terhadap
bumi) dengan perbandingan 1 : 0,46 ( Poerbandono etall,2005)Perairan laut
memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasangsurut,sehingga
terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers(1964), ada
tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam
sehari terjadi satu satu kali pasang dan satukali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar
katulistiwa.2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali
pasang dan duakali surut yang hampir sama tingginya.3. pasang surut campuran. Yaitu
gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasikhatulistiwa (deklinasi kecil),
pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulanmendekati maksimum,
terbentuk pasut diurnal.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, mulai dari
faktor biologisnya, faktor fisika, kimia dan geologi nya.Parameter yang diukur pada
praktikum Oseanografi ada 2 jenis yaitu Parameter fisika dan parameter kimia.
Parameter fisika yaitu suhu, kecerahan, gelombang, pasang surut dan kecepatan arus
sedangkan parameter kimia yaitu salinitas, pH, DO (Oksigen terlarut). Suhu adalah
besarnya panas atau dinginnya suatu benda.
Kecerahan adalah tingkat masuknya cahaya matahari menembus lapisan
perairan. Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu
medium.Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan
gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan
bulan.Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan
di dunia. Salinitas menggambarkan kadar garam-garam yang terlarut dalam
air .salinitas dapat berbeda–beda tergantung evaporasi dan transparansi, perbedaan
salinitas akan mempengaruhi densitas air, tekanan osmosis didalamnya dan kelarutan
gas dalam air.pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekeliruan
dan kesalahan dalam hal penulisan dan penyusunan dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami menantikan saran dan kritikan yang bersifat
membangun untuk pemuatan makalah selanjut nya dan kami juga mengharapkan
makalah yang kami berikan bermanfaat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anggapradita.2011.Oseanografi.http://anggapraditaangga.blogspot.com/
2011/01/pengertian-oseanografi.html
Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnologi. Universitas Sumatera Utara. Medan
Djunarsjah, Eka. 2005. Sifat-Sifat Fisik Air Laut.Gd-3221 Hidrografi Ii.ITS
Granduate
Hutabarat, S & Evans, S. M. (1985).Pengantar oseanografi. Jakarta: UI-
Press.Prarikeslan,
Widya. 2016. Oseanografi. Jakarta: Kencana.
Brahmana. P. 2001.Ekologi Laut. Jakarta: Universitas Terbuka.Purba,
Noir P. dan Widodo S. Pranowo. 2015. Dinamika
Oseanografi(DeskripsiKarakteristik Massa Air dan Sirkulasi Air Laut). Sumedang:
UnpadPress
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.
Gramedia.JakartaJumiarti,
A. Pratomo dan D. Apdillah. 2014. Pola Sebaran Salinitas dan Suhu
diPerairan Teluk Riau Kota Tajung Pinang Provinsi Kepulauan Riau
Napitu, Ramsen. 2016. Identifikasi Karakteritik Massa Air Perairan Selat
Bangka Bagian Selatan.Maspari Journal. 8:91-100.Gross,
M. G. 1990.Oceanography: A View of the Earth. 5th Edition. Prentice
Hall.London.
Supangat, A., Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah
Lautdan Sumberdaya Non-Hayati, BRPKP-DKP. ISBN.No. 979-97572-4-1.
Helmi, Muhammad. 2015. Arus Geostropik Permukaan Musiman
Berdasarkan Data Satelit Altimetri Tahun 2012 – 2013 di Samudra Hindia Bagian
Timur. JurnalOseanografi. 4:756-764.
Wibisono,M.S. 2011.Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta:Penerbit
UniversitasIndonesia (UI-Press)
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans, 1986, Pengantar Oseanografi,
(Jakarta:Universitas Indonesia Press), cet III.
Hutabarat, S. dan Evans, S. M. 1984.Pengantar Oseonografi. UI Press.
Jakarta.

22
Crutcher, H.L., 1956, On The Standard Vector-Deviation Wind Rose, Bull.
Am. Meteorol. Soc., Vol. 14, 28-33.
Fadholi, Akhmad. 2012. Analisa Pola Angin Permukaan di Bandar Udara
Depati Amir Pangkalpinang Periode Januari 2000 – Desember 2001. Statistika.
12:1928
Poerbandono, Eka Djunansyah,Survei Hidrografi,2005 10
Dronkers, J.J. (1964), Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters.
North-Holland Publishing Company, Amsterdam.
Kodoati, Robert J.dkk.2010.Tata Ruang Air .Yogyakarta:CV Andi Offset
( penerbitAndi)
Trisnoyuwono, Diarto. 2014. Gelombang dan Arus Laut Lepas.Yogyakarta:
Graha ilmu

23

Anda mungkin juga menyukai