Anda di halaman 1dari 155

1

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT


PASCA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BIDANG PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG
KOTA CILEGON TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Ujian Sarjana Strata-1
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:
ANI ROSTIANI
NIM. 072638

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2011
2

ABSTRAK

ANI ROSTIANI. NIM. 072638. Program Studi Ilmu Administrasi Negara,


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2011.
Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang
Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pembangunan dan Pendidikan

Fokus penelitian ini adalah Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaa


Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun
2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah tentang
bagaimana Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan
Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Sumber data
yang digunakan adalah responden yaitu masyarakat Kecamatan Jombang Kota
Cilegon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, quisoner,
dan observasi. Penentuan sampel dengan teknik proportional area random
sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah quisioner yang terdiri dari
pertanyaan yang didasarkan pada indikator partisipasi masyarakat menurut teori
Josef Riwu Kaho, indikatornya adalah partisipasi dalam pembuatan keputusan,
pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Teknik uji validitas menggunakan uji
instrumen Rumus Korelasi Product Moment. Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang Pendidikan
Kecamatan Jombang Kota Cilegon, kesimpulan yaitu hipotesis Ha (-18,64 <
0,098) maka Ha ditolak dan Ho derima, maka Ha tidak diterima bila < 70% ini
berarti bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang
Pendidikan Kecamatan Jombang sudah berjalan baik walaupun hipotesis tidak
mencapai mencapai 70% atau hasil penelitian mencapai 69,8 % dari angka
minimal yakni 70%. Indikator inatrumen dari hasil penelitian menunjukan
dimensi kehadiran dalam proses pembuatan keputusan dalam proses musyawarah
mencapai 70,7 %. Dimensi kesediaan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam
proses pelaksanaan mencapai 68,8 %. Kesediaan masyarakat dalam menikmati
hasil mencapai 71,3 %, serta dimensi peran aktif masyarakat dalam proses
evaluasi mencapai 69,4 %.
3

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Ani Rostiani
NIM : 072638
Semester : VIII (Delapan)
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul:
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PASCA PERENCANAAN
PEMBANGUNAN BIDANG PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG
KOTA CILEGON TAHUN 2010............................................................................
Yang akan diuji dihadapan Dewan Penguji pada hari Kamis tanggal 22 bulan
September tahun 2011 adalah benar karya saya sendiri yang Orisinil dan bukan
hasil Plagiat.

Demikian pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dalam keadaan


sehat dan bilamana dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar
saya bersedia menerima sanksi akademik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Serang, 22 September 2011

Materai Rp. 6.000

Ani Rostiani
4

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : ANI ROSTIANI

NIM : 072638

Judul Skripsi : TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PASCA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG

PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG KOTA

CILEGON TAHUN 2010

Serang, 22 Agustus 2011


Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Abdul Hamid, S.Sos., M.Si Anis Fuad, S.Sos


NIP: 198104102006041023 NIP: 198009082006041002

Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA

Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si


NIP: 196507042005011002
5

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI


Nama : ANI ROSTIANI
Nim : 072638
JudulSkripsi : TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PASCA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG
PENDIDIKAN KECAMATAN JOMBANG KOTA
CILEGON TAHUN 2010

Telah dipertahankan dalam ujian sidang Skripsi dan Komprehensif pada Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa pada hari Kamis tanggal 22 bulan September Tahun
2011, dan dinyatakan LULUS.
Serang, September 2011

Ketua Penguji

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos M.Si


NIP : 197809182005011002 ( ……………………………)

Anggota

Anis Fuad S.Sos,


NIP : 1978092005011002 ( ……………………………)

Anggota

Rahmawati, S.Sos., M.Si


NIP : 197905252005012001 ( ……………………………)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sultan Ketua Program Studi
Ageng Tirtayasa Ilmu Administrasi Negara

Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. Kandung Sapto N, S.Sos, M.Si.


NIP: 196507042005011002 NIP : 197809182005011002
6

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Penyakit yang paling besar adalah takut


Bahaya yang paling besar adalah putus asa
Keagungan yang paling mulia adalah iman
Rahasia yang paling besar adalah mati
Harta yang paling besar adalah anak yang soleh
Guru yang paling besar adalah pengalaman
Modal yang paling besar adalah kepercayaan diri
(Ali Bin Abu Thalib)

Skripsi ini aku persembahkan untuk:


Ibunda dan Ayahanda
Dan seluruh keluarga
7

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua terutama

dalam memberikan kesehatan kepada kita, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini, walaupun banyak kekurangan-kekurangan, baik materi maupun dalam bentuk

penyajiannya.

Skripsi ini penulis buat dan sampaikan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat ujian strata S-I, dengan judul penelitian ” Tingkat Partisipasi Masyarakat

Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang

Kota Cilegon Tahun 2010. ”

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa,

2. Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Abdul Hamid, S.Sos., M.Si, selaku Pembimbing I Skripsi, (terimakasih

atas segala arahan dan bimbingan sehingga penulis menjadi termotivasi)


8

5. Anis Puad S.Sos., selaku dosen pembimbing II Skripsi, terimakasih atas

waktu yang diluangkan untuk membimbing peneliti di sela-sela kesibukan.

6. Listyaningsih S.Sos., M.Si selaku Wali Akademik yang telah membimbing

peneliti selama perkuliahan.

7. Rina Yulianti, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Segenap Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

yang membekali penulis dengan pengetahuan selama perkuliahan.

9. Kedua orang tua tercinta, terimakasih Bapakku, terimakasih Mamaku

tersayang.

10. Seseorang yang telah menemani dan memberikan semangat yang tiada

tiara, semoga Allah memberikan jalan kemudahan dalam mencapai cita-

citamu, Amien.

11. Temen-teman Kelas 2007A Ane Reguler, pershabatan kalian begitu

berkesan, tak akan ku lupakan.

12. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan semuanya,

khususnya yang telah membantu penyelesaian proposal penelitian ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

sempurna oleh karena itu peneliti mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam
9

skripsi ini dan peneliti juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi untuk perbaikan skripsi ini dan sebagai referensi untuk penelitian yang

selanjutnya. Semoga skripsi ini nantinya dapat bermanfaat untuk pihak-pihak

yang membutuhkan, baik sebagai bahan acuan maupun sebagai bahan bacaan.

Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dalam segala hal yang diridhoi-Nya.

Amin

Serang, September 2011

Peneliti
10

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 8

1.3 Batasan Masalah dan Rumusan Masalah .................................................. 9

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 10

BAB II DESKRIPSI TEORI ........................................................................ 12

2.1 Deskripsi Teori …………………………………………………………... 12

2.1.1 Pengertian Partisipasi …………………………….……………………. 12

2.1.2 Pengertian Masyarakat ……………………………………………….. 21


11

2.1.3 Pengertian Partisipasi Masyarakat …………………………………….. 23

2.1.4 Pengertian Pembangunan …………..………………............................... 29

2.1.5 Pengertian Pendidikan ……………………………………………….... 34

2.1.6 Pengertian Pembangunan Pendidikan …………………………………. 36

2.2 Kerangka Berfikir……………………………………………………….. 37

2.3 Hipotesis Penelitian …………………………………………………….. 40

BAB III METODELOGI PENELITIAN.………………………………….. 41

3.1 Metode Penelitian........................................................................................ 41

3.2 Instrumen Penelitian.................................................................................... 42

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................... 48

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................................................... 53

3.5 Tempat dan Waktu…………………………….………………………….. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................. ..... 61

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... ...... 61

4.2 Karakteristik Responden .............................................................................. 77

4.3 Analisis Data ................................................................................................. 81

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ............................................................................. 81

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen .......................................................................... 83

4.3.3 Distribusi Frekuensi dan Normalitas Data Secara Keseluruhan................. 83

4.3.4 Deskripsi Data............................................................................................ 87

4.4 Pengujian Hipotesis .................................................................................... 120

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................................ 123

4.6 Pembahasan ................................................................................................. 125


12

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 136

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... ........ 136

5.2 Saran ................................................................................................ .......... 138

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
13

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Skoring Item Instrumen ……………..…………………………... 43

3.2 Tabel Instrumen Penelitian ……………………………………………...44

3.3 Tabel Jumah Penduduk Kecamatan Jombang Kota Cilegon…………….49

3.4 Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ……………... 51

3.5 Tabel Perhitungan Sampel Tiap Wilayah………………………………..53

3.6 Tabel Jadwal Penelitian …………………………………………………60

4.1 Tabel Aparatur Pemerintah Kecamatan ..................................................62

4.2 Tabel Jumlah Total Penduduk ................................................................77

4.3 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur.........................78

4.4 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................... 79

4.5 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 80

4.6 Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Keyakinan.............. 81

4.7 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen ...................................................... 82

4.8 Tabel Standar Deviasi Tingkat Partisipasi Masyarakat.......................... 84

4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Masyarakat.................. 85

4.10 Tabel Kuesioner Pertanyaan 1 ............................................................ 86

4.11 Tabel Kuesioner Pertanyaan 2 ............................................................ 87

4.12 Tabel Kuesioner Pertanyaan 3 ............................................................ 89

4.13 Tabel Kuesioner Pertanyaan 4 ............................................................ 90

4.14 Tabel Kuesioner Pertanyaan 5 ............................................................ 92

4.15 Tabel Kuesioner Pertanyaan 6 ............................................................ 93


14

4.16 Tabel Kuesioner Pertanyaan 7 ............................................................ 94

4.17 Tabel Kuesioner Pertanyaan 8 ............................................................ 95

4.18 Tabel Kuesioner Pertanyaan 9 ............................................................ 97

4.19 Tabel Kuesioner Pertanyaan 10 ..........................................................98

4.20 Tabel Kuesioner Pertanyaan 11 ..........................................................100

4.21 Tabel Kuesioner Pertanyaan 12 ..........................................................101

4.22 Tabel Kuesioner Pertanyaan 13 ..........................................................103

4.23 Tabel Kuesioner Pertanyaan 14 ..........................................................104

4.24 Tabel Kuesioner Pertanyaan 15 ..........................................................106

4.25 Tabel Kuesioner Pertanyaan 16 ..........................................................107

4.26 Tabel Kuesioner Pertanyaan 17 ..........................................................119

4.27 Tabel Kuesioner Pertanyaan 18 ..........................................................110

4.28 Tabel Kuesioner Pertanyaan 19 ..........................................................112

4.29 Tabel Kuesioner Pertanyaan 20 ..........................................................113

4.30 Tabel Kuesioner Pertanyaan 21 ..........................................................115

4.31 Tabel Kuesioner Pertanyaan 22 ..........................................................116

4.32 Tabel Kuesioner Pertanyaan 23 ..........................................................117

4.33 Tabel Kuesioner Pertanyaan 24 ..........................................................119

4.34 Tabel Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat.................................126


15

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Kerangka Berfikir………………………………………………. 39

4.1 Gambar Distribusi Data Tingkat Partispasi Masyarakat ......................... 87

4.2 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 1 ...................................... 88

4.3 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 2....................................... 90

4.4 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 3 ...................................... 91

4.5 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 4........................................ 92

4.6 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 5........................................ 94

4.7 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 6........................................ 95

4.8 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 7........................................ 96

4.9 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 8........................................ 98

4.10 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 9...................................... 99

4.11 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 10.................................. ..101

4.12 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 11.....................................102

4.13 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 12.....................................104

4.14 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 13.....................................105

4.15 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 14.....................................107

4.16 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 15.....................................108

4.17 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 16.....................................110

4.18 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 17.....................................111

4.19 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 18.....................................113

4.20 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 19.....................................114


16

4.21 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 20.....................................116

4.22 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 21.....................................117

4.23 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 22.....................................119

4.24 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 23.....................................120

4.25 Gambar Grafik Keterangan Hasil Pertanyaan 24.....................................122

4.26 Gambar Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis..............................124


17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan

yang tidak dapat ditawar-tawar lagi terutama dalam menghadapi perubahan

dan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi yang

begitu pesat dan dengan tantangan globalisasi. Salah satu upaya untuk

mengantisipasinya adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan, antara

lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Melihat prestasi pendidikan di

Indonesia tertinggal jauh di bawah negara-negara Asia lainnya, seperti

Singapura, Jepang dan Malaysia. Suatu kenyataan yang sudah tidak dapat

dipungkiri lagi adalah bahwa Indonesia bagian dari kompetisi masyarakat

dunia. Dalam kompetisi tersebut, jika Indonesia tidak menjadi pemenang

maka akan menjadi yang kalah serta tertinggal dari masyarakat lainnya,

khususnya dalam meraih pasar dan peluang kesempatan kerja. Untuk itu,

perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat

ditempuh melalui sektor pendidikan.

Indikator rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari

prestasi pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sampai dengan Sekolah Mengah Atas (SMA), sebagai studi

perbandingan studi untuk kemampuan pemahaman terhdap bidang mata

pelajaran pada peserta didik SMP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-

1
18

39 dari 42 negara, dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga

berada pada peringkat “buncit” yaitu urutan ke-40 dari 42 negara peserta.1

Siswa yang masih sangat memprihatinkan, berada pada urutan paling

belakang dibandingkan dengan pendidikan bangsa-bangsa lain di tingkat

regional maupun internasional. Hal tersebut tercermin antara lain dari hasil

studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang

dilaksanakan oleh International Education Achievement (IEA) yang

menunjukkan bahwa peserta didik SD di Indonesia berada pada urutan ke-38

dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah dari hasil

survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy

(PERC), sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia.

Dari 12 negara yang disurvei, Korea Selatan memiliki sistem

pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang, Taiwan, India, Cina dan

Malaysia. Indonesia menduduki urutan terbawah di bawah Vietnam.2 Sebagai

usaha untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia,

pemerintah Indonesia melaksanakan reformasi dan demokrasi dalam

penyelenggaraan pendidikan seperti yang dituangkan dalam Propenas.

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program

Pembangunan Nasional, disebutkan kegiatan pokok dalam upaya

memperbaiki manajemen Pendidikan Dasar di Indonesia yaitu:

1
Depertemen Pendidikan Nasional. 2000. Program Strategis Pendidikan Nasional. Jakarta: Tidak
dipubliskasikan.
2
Kompas. 2008. Catatan Pendidikan Indonesia Memprihatinkan. Hal. 8
19

1. “Melaksanakan desentralisasi bidang pendidikan secara bertahap,


bijaksana dan profesional, termasuk peningkatan peranan Komite
Sekolah dengan mendorong daerah untuk melaksanakan rintisan
penerapan konsep pembentukan Dewan Sekolah.
2. Mengembangkan pola penyelenggaraan pendidikan berdasarkan
manajemen berbasis sekolah untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumber daya pendidikan dengan memperhatikan kondisi
dan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan, seperti deversifikasi penggunaan sumber daya dan dana.
4. Mengembangkan sistem insentif yang mendorong kompetisi yang sehat
baik antar lembaga dan personil sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
5. Memberdayakan personil dan lembaga, antara lain melalui pelatihan
yang dilaksanakan oleh lembaga profesional. Program pemberdayaan
ini perlu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi secara bertahap dan
intensif agar kinerja sekolah dapat bertahan sesuai dengan standar mutu
pendidikan yang ditetapkan.
6. Meninjau kembali semua produk hukum di bidang pendidikan yang
tidak sesuai lagi dengan arah dan tuntutan pembangunan pendidikan.
7. Merintis pembentukan badan akreditasi dan sertifikasi mengajar di
daerah untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan secara
independen.” 3

Dari rumusan Propenas di atas, bangsa Indonesia bertekad untuk

mewujudkan sistem pengelolaan pendidikan yaitu Scholl-Based Management

dan Community Based Management. Dengan sistem ini diharapkan

pendidikan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

masyarakat, dimana proses pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh

pihak-pihak yang paling dekat dengan proses pembelajaran (Kepala Sekolah,

guru dan orang tua peserta didik). Atas dasar kenyataan yang ada tentang

potensi sumber daya manusia Indonesia saat ini.

3
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000. Tentang Program Pendidikan Nasional.
20

Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya pada

pendidikan dasar merupakan tanggungjawab bersama antara orang tua,

masyarakat, dan pemerintah. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang secara

tegas dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa masyarakat berhak

untuk berperanserta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

evaluasi program pendidikan berdasarkan Undang-Undang system

Pendidikann Nasional Pasal 8, dan masyarakat wajib memberikan dukungan

sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Dalam konsep tri pusat pendidikan, pendidikan berlangsung pada tiga

institusi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh sebab itu, ke tiga

pusat pendidikan tersebut harus berfungsi dengan baik agar mutu pendidikan

dapat meningkat. Dengan demikian persoalan pendidikan menuntut sebuah

konsep manajemen yang menjembatani semua komponen sistem, sistem dan

subsistem pendidikan. Konsep-konsep manajeman yang aspiratif dan

akomodatif, telah dikembangkan seperti manajeman pendidikan berbasis

sekolah dan manajemen pendidikan berbasis masyarakat sesuai dengan asas

desentralisasi pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003.

Di negara-negara maju, terutama yang menganut sistem

desentralisasi, sekolah dikreasikan dan dipertahankan oleh masyarakat.

Kesadaran mereka sebagai pemilik dan penanggungjawab lembaga


21

pendidikan sudah tinggi. Partisipasi mereka sudah besar hal ini terbentuk

adanya minat yang selaras dengan program yng diembankan oleh Pemerintah

kepada warganya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam

melakukan kontrol. Mereka benar-benar merasa memiliki, sebab sumbangan

moral dan material mereka cukup besar terhadap kelangsungan hidup

lembaga pendidikan. Mereka yakin sekali bahwa pendidikan adalah modal

utama bagi peningkatan kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Masyarakat memandang sekolah sebagai cara yang meyakinkan dalam

membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat berpartisipasi dan

setia kepadanya.

Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, kesadaran

masyarakat akan pentingnya pendidikan dan partisipasi masyarakat terhadap

sekolah masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena banyak warga

masyarakat yang belum paham akan makna lembaga pendidikan, lebih-lebih

bila kondisi sosial ekonomi mereka rendah, mereka hampir tidak

menghiraukan akan lembaga pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah pada

kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari. Masyarakat menyerahkan sepenuhnya

masalah pendidikan anak-anaknya kepada sekolah dan pemerintah.

Manajemen pendidikan di Indonesia saat ini menuntut peran serta dari

masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Partisipasi masyarakat

sebenarnya merupakan manifestasi kesungguhan masyarakat sebagai mitra

pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Akan tetapi peranan

masyarakat terhadap sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan


22

masih sangat minim, lebih-lebih pada masyarakat Kota Cilegon, partisipasi

masyarakat terhadap pembangunan dan kemajuan sekolah baru dalam taraf

dukungan dana yang dibayarkan lewat Komite Sekolah baik dana

pembangunan maupun iuran rutin bulanan.

Berdasarkan hasil observasi awal, menurut Ibu Hj. Ratu Siti Hilwati

Salah satu Guru yang mengajar di SDN Kubanglaban Kecamatan Jombang

Kota Cilegon, kurang kepedulian ini dibuktikan dengan:

1. “ Masih banyak orang tua yang enggan untuk menghadiri rapat


yang diadakan sekolah yang berkaitan dengan kemajuan
pendidikan, dengan alasan sibuk dan mewakilkan pada tetangganya
atau anaknya yang sudah besar.
2. Orang tua merasa sudah selesai tugasnya bila sudah menyekolahkan
anaknya dan membayar iuran komite, mereka kurang
memperhatikan keperluan sekolah yang berkaitan dengan pakaian
seragam, kondisi sepatu, maupun buku pegangan siswa, dan kalau
anaknya minta uang untuk keperluan tersebut, orang tua tidak
mengabulkan bahkan memarahi anaknya.
3. Orang tua kurang memperhatikan terhadap pekerjaan rumah (PR )
anak, dan bahkan membiarkan anaknya menonton televisi dan atau
bermain sampai larut malam.
4. Masih banyak orang tua yang menginginkan anaknya membantu
mencari nafkah yang mengakibatkan anak kecapaian sehingga
tidak ada waktu untuk belajar di rumah, bahkan masih banyak
orang tua yang membiarkan anaknya putus sekolah.
5. Masih ada orang tua yang mengawinkan anak perempuannya yang
masih duduk di bangku sekolah, sehingga anak tersebut tidak dapat
lagi melanjutkan sekolahnya.” 4

Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat maka kebutuhan

akan pendidikan sangat penting dalam menunujang pembangunan Kota

Cilegon yang lebih bersaing dengan daerah industri dan perdagangan lain.

Saat ini Kota Cilegon memiliki jumlah 83.179 siswa sekolah aktif, dengan

4
Hasil wawancara dengan Hj. Ratu Siti Hilawati, Tgl 2 Desember 2010
23

rincian SD/MI berjumlah 69.455 siswa, SMP/MTs berjumlah 7.833

siswa, SMA/MA berjumlah 3.203 siswa, SMK berjumlah 2.518 siswa. Untuk

kondisi dan keadaan bangunan fisik sekolah pada tahun 2010 tercatat jumlah

TK/RA 128 sekolah, SMK 14 sekolah, SD/MI 184 sekolah, SMP/MTs 73

sekolah, SMA/MA 39 sekolah, PT berjumlah 10 unit, dan lembaga

pendidikan lainnya berjumlah 4 unit total sekolah 452 unit. Sedangkan

jumlah Sekolah di Kecamatan Jombang pada tahun 2010 tercatat TK/RA 16

sekolah dengan jumlah 917 siswa, SD/MI 30 sekolah dengan jumlah 8656

siswa, SMP/MTs 6 sekolah dengan jumlah 1842 siswa, SMA/MA 4 sekolah

dengan 1167 siswa, SMK 6 sekolah dengan jumlah 1975 siswa, PT berjumlah

5 unit dengan jumlah 291 mahasiswa.5

Potensi dalam pembangunan adalah adanya sinergitas berbagai

komponen masyarakat, pemerintah dan swasta, dengan kerjasama komponen

tersebut akan meningkatkan dan mengurangi apatis masyarakat dalam

partisipasi pasca perencanaan pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan

Jombang Kota Cilegon tahun 2010. Bentuk kelemahan tersebut menunjukkan

masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan di

Kecamatan Jombang Kota Cilegon, hal ini juga ditunjukan masih kurangnya

sosialisasi yang intens dari pemerintah Kota Cilegon kepada masyarakat

terkait Wajib Belajar 9 Tahun.6 Maka peningkatan kualitas pembangunan

pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon sangat tergantung pada

5
Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon 2010. Cilegon:
Tidak dipublikasikan.
6
Data Lapotan Strategis Kebijakan UPTD Pendidikan Kota Cilegon Tahun 2010.
24

peran serta dan partisipasi masyarakat sebagai subyek sasaran. 7 Oleh karena

itu perlu diungkap seberapa jauh masyarakat merespons hal tersebut. Untuk

menjawab permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui Tingkat

Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan

di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka

penulis dapat membuat identifikasi masalah yang ada pada lokasi penelitian

dan hasil studi pendahuluan, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah

diantaranya:

1. Masyarakat kurang memahami pentingnya pendidikan dan kurang peduli

terhadap pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota

Cilegon,

2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendukung program wajib

belajar 9 tahun,

3. Banyaknya pemahaman masyarakat akan pembangunan pendidikan

adalah tugas pemerintah daerah sedangkan masyarakat hanya sebagai

sasaran kebijakan pemerintah daerah,

4. Kurang dukungan dan kepedulian masyarakat untuk menyekolahkan

anaknya ke jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi

7
Hasil Wawancara Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kec Jombang Muhlis, MM.Pd, 6 Juli 2011.
25

5. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam berbentuk kehadiran,

pemikiran, saran, aspirasi dalam pembangunan pendidikan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup

permasalahan pada tingkat partisipasi masyarakat pasca perencanaan

pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon

Tahun 2010. Rumusan masalah dalam penelitian di atas ditarik suatu

rumusan masalah secara rinci yang akan di jawab adalah sebagai berikut:

Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat pasca perencanaan

pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon

Tahun 2010?

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai baik

secara teoritis maupun secara praktis untuk mengetahui tentang: Tingkat

Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan

di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis sebagai berikut:

1. Mempertajam dan mengembangkan teori yang ada di dunia akademisi.


26

2. Untuk mengaplikasikan teori dan pemahaman akan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan

Jombang Kota Cilegon.

3. Untuk mengembangkan teori partisipasi masyarakat dengan

pembangunan pendidikan.

1.5.2 Manfaat Praktis Sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan menjadi suatu informasi bagi studi tentang pola

pembangunan kepada masyarakat sekiranya partisipasi masyarakat

berperan penting dalam keberhasilan pembangunan pendidikan.

2. Memberikan masukan bagi perencanaan dan perumusan pembangunan

betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan

kemajuan pendidikan.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini dibagi kedalam lima bagian yang masing-masing

terdiri dari sub bagian, yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan latar belakang masalah menjadi dasar penelitian

kemudian identifikasi masalah, perumusan masalah, dan manfaat penelitian

baik secara teoritis maupun praktis serta sistematika penulisan.


27

BAB II : DESKRIPSI TEORI

Pada BAB ini terdiri dari deskripsi teori dan kerangka berfikir dalam

deskripsi teori akan di jelaskan tentang pendapat para ahli mengenai teori

yang berkaitan dengan teori Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon.

Selanjutnya kerangka berfikir akan di gambarkan alur pemikiran analisis

dalam penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada BAB ini penulis akan menguraikan metode penelitian yang akan

di gunakan, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data,

pengolahan data dan analisa data, serta dijelaskan teknik pengolahan data

yang digunakan pada penelitian ini. Kemudian menjelaskan tentang tempat

dan waktu penelitian.


28

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Pada bagian deskripsi teori ini dimaksudkan untuk memberikan

jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah sebelumnya. Untuk

menjawab rumusan masalah tersebut perlu membedah kembali tentang

konsep partisipasi, tingkat partisipasi, konsep pembangunan, pendidikan,

partisipasi masyarakat sampai dengan konsep pembangunan pendidikan

Baru setelah itu membedah tentang seberapa besar tingkat partisipasi

masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon pasca perencanaan

pembangunan di bidang pendidikan dan menguraikan tentang perlunya

partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan pendidikan.

2.1.1 Pengertian Partisipasi

Kata ”partisipasi” secara harfiah berarti mengambil bagian dalam

suatu kerjasama. Dalam kaitan dengan pembangunan, hal ini berarti rakyat

mau bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan untuk pembangunan. Partisipasi

menurut Bintoro mengemukakan bahwa: 8

“..Partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan

pembangunan sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan yang di

tetapkan dalam proses pembangunan”

8
Tjokromidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Hal: 222-
225

12
29

Sedangkan menurut Dirjen Pembangunan Masyarakat, Departemen

Dalam Negeri Republik Indonesia, partisipasi yaitu meliputi:

1. ”Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata


2. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi
mendorong timbulnya jawaban yang dikehendaki
3. Dijadikan motivasi terhadap masyarakat yang berfungsi
membangkitkan tingkah laku yang dikehendaki secara berlanjut,
misalnya partisipasi horizontal.
4. Proyek pembangunan yang dirancang secra sederhana dan mudah
dikelola oleh masyarkat
5. Organisasi dan lembaga kemayarakatan yang mampu menggerkan
dan menyalurkan aspirasi masyarakat
6. Peningkatan peranan masyarakat dalam pembangunan” 9

Merujuk pada teori yang dikemukakan Bintoro10 tentang partisipasi, di

sini terlihat empat aspek penting dalam rangka partisipasi dalam

pembangunan yaitu:

1. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat tersebut sesuai dengan

mekanisme proses politik dalam suatu negara turut menentukan

arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang di lakukan

oleh pemerintah.

2. Meningkatkan artikulasi (kemampuan) untik merumuskan tujuan-

tujuan dan terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu yang

sebaiknya. Oleh karena itu pemerintah perlu di kembangkan

kemampuan masyarakat dan terutama organisasi masyarakat

sendiri untuk mendukung proses pembangunan.

9
Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa.1998. Buku panduan pembangunan masyarakat.
Jakarta. Hal: 83-84
10
Tjokromidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Hal:
224-
30

3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang

konsisten dengan arah, strategi dan rencana yang telah di tentukan

dalam proses politik.

4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif

dalam pembangunan yang berencana. Program-program ini pada

tingkat tertentu memberikan kesempatan secara langsung kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam rncana yang menyangkut

kesejahteraan mereka, dan juga secara langsung melaksanakan

sendiri memetik hasil program tersebut.

Istilah partisipasi dan partisipatoris, menurut Mikkelsen dalam

Isbandi Rukminto, biasanya di gunakan di masyarakat dalam berbagai

makna umum, seperti berikut:

1. Partisipasi adalah konstribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu


proyek (pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam
proses pengambilan keputusan (participation is the voluntary
constribution by people in project, but without their taking part in
decision-making);
2. Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka
dalam rangka menerima dan merespon berbagai proyek
pembangunan (participation is the sensitization of people to
increase their receptivity and ability to respons to development
project);
3. Partisipasi adalah suatu proses aktif, yang bermakna bahwa orang
ataupun kelompok yang sedang ditanyakan mengambil inisiatif
dan mempunyai otonomi untuk melakukan hal itu (Participation is
an active process, meaning that the person or group in question
take initiative and assets the autonomy to do so);
4. Partisipasi adalah proses menjembatani dialog antara komunitas
local dan pihak penyelenggara proyek dalam rangka persiapan,
pengimplementasian, pemantauan, dan pengevaluasian staf agara
dapat memperoleh informasi tentang konteks social ataupun
dampak social proyek terhadap masyarakat (Participation is the
31

fostering of a dialog between the local people and the project or


programme preparation, implementation, monitoring and
evaluation staff in order to obtain in formation on the local
context and on social impacts)
5. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam
perubahan yang di tentukan sendiri oleh masyarakat (Participation
is the voluntary involment of people in self –determined change);
6. Partispasi adalah keterlibatan masyarakat dalanm upaya
pembangunan lingkungan, kehidupan, dan diri mereka sendiri
(Participation is involvement in people’s development of
themselves, their lives, their environment).11

2.1.1.2 Tingkatan Partisipasi

Tingkat pelibatan masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya

terbagi dalam delapan tingkatan, dari yang bersifat non-partisipasi sampai

pada kekuasaan warga. Menurut Arnstein dalam Panudju, tingkatan


12
tersebut adalah:

a. “Manipulation atau manipulasi


Merupakan tingkat partisipasi yang paling rendah dimana
masyarakat hanya dipakai namanya saja sebagai anggota dalam
berbagai badan penasehat. Pada tingkat ini tidak ada peran
masyarakat secara nyata karena hanya diselewengkan sebagai
publikasi oleh pihak penguasa.
b. Therapy atau terapi
Pada tingkat ini, dengan berkedok melibatkan peran serta
masyarakat dalam perencanaan, para perancang memperlakukan
anggota masyarakat seperti proses penyembuhan pasien dalam
terapi. Meskipun masyarakat terlibat dalam banyak kegiatan, pada
kenyataannya kegiatan tersebut lebih banyak untuk mengubah
pola pikir masyarakat yang bersangkutan daripada mendapatkan
masukan dari mereka.
c. Informing atau pemberian informasi
Tingkat ini merupakan tahap pemberian informasi kepada
masyarakat tentang hak-hak, tanggung jawab dan berbagai
pilihan. Pada tingkat ini, biasanya informasi diberikan secara utuh
satu arah dari penguasa kepada rakyat tanpa adanya kemungkinan

11
Rukminto, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Grapindo Persada. Hal: 106-107
12
Panudju, Bambang. 1999. Pengadaan Perumahan Kota Dengan Peran Serta Masyarakat
Berpenghasilan Rendah. Bandung: PT Alumni. Hal: 72-76
32

untuk memberikan umpan balik, sehingga kecil kesempatan


rakyat untuk mempengaruhi dalam menentukan suatu rencana.
d. Consultation atau konsultasi
Pada tingkat ini bertujuan untuk mengundang opini masyarakat
setelah mereka diberi informasi. Cara ini tingkat keberhasilannya
rendah karena tidak adanya jaminan bahwa kepedulian dan ide
masyarakat akan diperhatikan. Tahap ini biasanya dilakukan
dengan cara pertemuan lingkungan, survey tentang pola pikir
masyarakat dan dengan dengar pendapat publik.
e. Placation atau perujukan
Pada tingkat ini masyarakat mulai mempunyai pengaruh
meskipun dalam berbagai hal masih ditentukan oleh pihak yang
mempunyai kekuasaan. Dalam pelaksanaannya beberapa anggota
masyarakat yang dianggap mampu dimasukkan sebagai anggota
dalam balam bandan-badan kerjasama pengembangan kelompok
masyarakat yang anggota-anggota lainnya merupakan wakil dari
berbagai instansi pemerintah. Walaupun usul dari masyarakat
sudah mendapat perhatian, tetapi suara masyarakat itu sering tidak
didengar karena keududukannya relatif rendah dan jumlahnya
terlalu sedikit dibanding dengan anggota yang berasal dari
instansi pemerintah.
f. Partnership atau kemitraan
Pada tingkatan ini, atas kesepakatan bersama kekuasaan dalam
berbagai hal dibagi antara nasyarakat dengan pihak penguasa.
Disepakati juga pembagian tanggungjawab dalam perencanaan,
pengendalian keputusan, penyusunan kebijaksanaan dan
pemecahan berbagai permasalahan yang dihadapi. Setelah adanya
kesepakatan tersebut maka tidak dibenarkan adanya perubahan-
perubahan yang dilakukan secara sepihak.
g. Delegated Power pelimpahan kekuasaan
Pada tingkatan ini masyarakat diberi limpahan kewenangan untuk
membuat keputusan pada rencana atau program tertentu.
Masyarakat berhakmenentukan program-program yang
bermanfaat bagi mereka. Untuk memecahkan suatu permasalahan,
maka pemerintah harus mengadakan tawar menawar dengan
masyarakat dan tanpa memberikan tekanan-tekanan.
h. Citizen Control atau masyarakat yang mengontrol
Pada tingkatan ini masyarakat memiliki kekuatan utnuk mengatur
program atau kelembagaan yang berkaitan dengan kepentingan
mereka. Masyarakat mempunyai kewenangan dan dapat
mengadakan negosiasi dengan pihak-pihak luar yang hendak
melakukan perubahan. Dalam hal ini usaha bersama warga dapat
langsung berhubungan dengan sumber-sumber dana untuk
mendapatkan bantuan ataupun pinjaman dana tanpa melalui pihak
ketiga.”
33

2.1.1.3 Faktor Internal yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Didalam pembangunan prasarana dasar permukiman tingkat

keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh keterlibatan masyarakat

setempat. Secara teoritis semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat

dalam pembangunan prasarana dasar permukiman maka akan semakin

cepat pula pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan

prasarana dasarnya. Dengan demikian semakin tinggi potensi/kekuatan

internal yang dimiliki masyarakat maka akan semakin mempercepat

proses pelaksanaan pembangunannya. Kemampuan individu dengan

sendirinya akan sangat berpengaruh terhadap bentuk-bentuk

keterlibatannya dalam pembangunan prasarana dasar. Faktor-faktor

intern yang akan mempengaruhi masyarakat dalam berpartisipasi adalah

jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan mata

pencaharian. 13

a. Jenis Kelamin

Partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam

pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem

pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan

kedudukan dan derajat antarapria dan wanita. Perbedaan kedudukan

dan derajat ini, akan menimbulkan perbedaan-perbedaan hak dan

kewajiban antara pria dan wanita. Menurut Soedarno, mengatakan

13
Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret
University Press. Hal: 97
34

bahwa didalam sistem pelapisan atas dasar seksualitas ini, golongan

pria memiliki sejumlah hak istimewa dibandingkan golongan wanita.

Dengan demikian maka kecenderungannya kelompok pria akan lebih

banyak ikut dalam berpartisipasi.

b. Usia

Faktor usia memiliki pengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk

berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Penemuan menunjukkan bahwa

ada hubungan antara usia dengan keanggotaan seseorang untuk ikut

dalam suatu kelompok atau organisasi. Selain itu beberapa fakta

menunjukkan bahwa usia sangat berpengaruh pada keaktifan

seseorang untuk berperan serta.14

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi kemampuan

penduduk dalam program penataan lingkungan permukiman.

Penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan akan

dapat ikut berperan pada tahap perencanaan sampai tahap

pengembangan, sementara penduduk dengan tingkat pendidikan yang

rendah akan dapat berperan pada tahap pelaksanaan dan pemanfaatan.

Dengan pendidikan yang semakin tinggi, seseorang akan lebih mudah

untuk berkomunikasi dengan orang lain, cepat tanggap dan inovatif.

d. Tingkat Penghasilan

14
Ibid. Hal:142
35

Tingkat penghasilan juga mempengaruhi partisipasi masyarakat.

Baross dalam Suparlan menyatakan bahwa banyak hal tampak bahwa

penduduk yang lebih kaya kebanyakan membayar pengeluaran tunai

dan jarang melakukan kerja fisik sendiri. Sementara penduduk

termiskin kebanyakan melakukan pekerjaan dan tidak mengkontribusi

uang, sementara buruh yang berpenghasilan pas-pasan akan cenderung

berpartisipasi dalam hal tenaga.

e. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan sangat berkaitan dengan tingkat penghasilan masyarakat.

Jenis pekerjaan akan sangat berpengaruh pada peran serta karena

mempengaruhi derajat aktifitas dalam kelompok dan mobilitas

individu. Hal ini disebabkan karena pekerjaan akan berpengaruh

terhadap waktu luang seseorang untuk terlibat dalam pembangunan,

misalnya dalam hal menghadiri pertemuan, kerja bakti dan

sebagainya. Budihardjo menyatakan bahwa bahwa banyak warga

yang telah disibukkan oleh kegiatan sehari-hari kurang tertarik untuk

mengikuti pertemuan, diskusi atau seminar. 15

Bentuk partisipasi masyarakat sendiri dapat dikategorikan ke

dalam bentuk pikiran, tenaga, pikiran dan tenaga, keahlian serta barang

15
Suparlan, Supardi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: YOI. Hal: 122
36

dan uang. Menurut Whyte dalam UNICEF, klasifikasi bentuk peran

serta yang dikembangkan dalam tahun 1981 adalah sebagai berikut:16

a. “Konsultasi.
b. Sumbangan finansial oleh masyarakat.
c. Proyek untuk menolong diri sendiri oleh kelompok yang
memanfaatkan.
d. Proyek untuk menolong diri sendiri yang melibatkan seluruh
masyarakat.
e. Masyarakat dengan keahlian tertentu.
f. Aksi massa.
g. Kesepaktan kolektif untuk merubah lingkungan sekitar.
h. Endogenous development.
i. Proyek autonomous community.
j. Pendekatan kebutuhan dengan pemenuhan sendiri.”

Untuk mengukur peran serta masyarakat dalam suatu kegiatan

dapat dilakukan dengan mengukur tingkat peran serta individu dengan


17
skala yang dikemukan oleh Chapin dan Goldhamer dalam Slamet.

Chapin mengungkapkan bahwa skala peran serta dapat diperoleh dari

penilaian-penilaian terhadap kriteria-kriteria tingkat peran sosial yaitu:

a. “Keanggotaan dalam organisasi atau lembaga-lembaga sosial.


b. Kehadiran dalam pertemuan.
c. Membayar iuran/ sumbangan.
d. Keanggotaan dalam kepengurusan.
e. Kedudukan anggota dalam kepengurusan.”

Sedangkan peran serta menurut Goldhamer dapat diukur melalui

lima variabel, yaitu:

16
Wibisana, Gunawan. 1989. Partisipasi Masyarakat dalam Proses Peremajaan Pasar. Bandung:
Institut Teknologi Bandung Pers. Hal:15
17
Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret
University Press. Hal: 82-89
37

a. “Jumlah asosiasi yang dimasuki.


b. Frekuensi kehadiran.
c. Jumlah asosiasi dimana dia memangku jabatan.
d. Lamanya menjadi anggota.
e. Tipe asosiasi yang dimasuki.”

2.1.2 Pengertian Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok

orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka),

dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada

dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang

interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah

masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup

bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat merupakan

sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu

kebudayaan yang mereka anggap sama dan terpelajar.

Menurut Ralph Linton mengemukakan bahwa: 18

“.....Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup


lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka itu dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya dalam suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.”

Sedangkan menurut Auguste Comte bahwa: 19

18
Ralph Linton dalam bukunya Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat.
Lampung: Pustaka Jaya. Hal: 47
19
August Comte dalam bukunya Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat .
Lampung: Pustaka Jaya. Hal: 56
38

“.....Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup


dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-
hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan
yang tersendiri. “

Dan menurut Soerjono Soekanto ciri-ciri masyarakat sebagai

berikut: 20

1. “Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada


ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan
berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis,
angka minimumnya dua orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti
umpamanya kursi, meja, dan sebagainya. Oleh karena dengan
berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru.
Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti,
mereka juga punya keinginan-keinginan untuk menyampaikan
kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup
bersama itu, timbulah sistem komunikasi dan timbulah peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok
tersebut.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Meraka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. ”

Secara ringkas dapat disimpulkan kumpulan individu baru dapat

disebut sebagai masyarakat jika telah memenuhi tiga syarat utama yaitu:

1. Dalam kumpulan manusia harus ada ikatan perasaan dan

kepentingan.

2. Mempunyai tempat tinggal daerah atas daerah yang sama atau

mempunyai kesatuan ciri kelompok tertentu

20
Sorjono Soekanto dalam bukunya Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat.
Lampung: Pustaka Jaya. Hal: 47
39

3. Dalam kehidupan bersama itu terdapat aturan-aturan atau hukum

yang mengatur perilaku mereka dalam mencapai tujuan dan

kepentingan bersama.

Dengan demikian, berarti masyarakat bukan sekedar kumpulan

manusia semata tanpa ikatan, akan tetapi terdapat hubungan fungsional

antara satu sama lainnya. Setiap individu mempunyai kesadaran akan

keberadaanya di tengah individu-individu yang lainnya. Sistem pergaulan

didasarkan atas kebiasaan atau lembaga kemasyarakatan yang hidup dalam

masyarakat yang bersangkutan

2.1.3 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Kata “partisipasi masyarakat” dalam pembangunan menunjukkan

pengertian pada keikutsertaan mereka dalam perencanaan,pelaksanaan,

pemanfaatan hasil dan evaluasi program pembangunan (United Nation,

1975). Dalam kebijakan nasional kenegaraan saat ini, melibatkan

masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan atau partisipasi

masyarakat dalam kegiatan pembangunan adalah merupakan suatu

konsekuensi logis dari implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah.


40

21
Menurut Rahardjo Adisasmita: Partisipasi anggota masyarakat

adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi

kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program /

proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal.

Partisipasi atau peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan

aktualisasi dari kesediaan dan kemampuan anggota masyarakat untuk

berkorban dn berkontribusi dalam implementasi program/ proyek yang

dilaksanakan.

Menurut Bintoro,22 berhasilnya pencapaian tujuan-tujuan

pembangunan memerlukan keterlibatan aktif dari masyarakat pada

umumnya. Keterlibatan aktif ini juga disebut partisipasi, ada tiga aspek

dalam partisipasi, yaitu :

“...Pertama, keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut


dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi, dan
kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini
terutama berlangsung dalam proses politik tetapi juga dalam proses
hubungan sosial antara kelompok-kelompok kepentingan dalam
masyarakat. Paling sedikit suatu rencana harus peka terhadap
kepentingan-kepentingan masyarakat. Sehingga dengan demikian
mendapat dukungan dalam pelaksanaannya. Rencana pembangunan
hendaknya dapat pula menimbulkan rasa solidaritas nasional dan
solidaritas sosial.
Kedua, keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Hal ini dapat berupa
sumbangan dalam mobilisasi sumber-sumber pembiayaan
pembangunan, kegiatan produktif yang serasi, pengawasan sosial
atas jalannya pembangunan, dan lain-lain. Pada pokoknya arah
kegiatan masyarakat yang mendukung peningkatan tabungan dan
investasi, dan dengan demikian pembentukan modal. Suatu sistem

21
Adisasmita Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hal: 34
22
Tjokroamidjojo, Bintoro. 1984. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT Gunung Agung.
Hal: 220
41

pemungutan pajak yang adil dan merata dapat lebih mengerakkan


kesediaan membayar pajak. Ini adalah bentuk partisipasi mutlak
dalam bernegera, apalagi bila dalam membangun.
Ketiga, adalah keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat
pembangunan secara berkeadilan. Bagian-bagian daerah ataupun
golongan-golongan masyarakat tertentu dapat ditingkatkan
keterlibatannya dalam bentuk kegiatan produktif mereka, melalui
perluasan kesempatan-kesempatan dan pembinaan tertentu. Misalnya
dalam hal ini dilakukan dalam bentuk pembangunan daerah-daerah
terbelakang, kebijaksanaan dan program-program pembangunan
yang merangsang keterlibatan produktif golongan masyarakat
berpenghasilan rendah dan program-program yang disebut
Community develpoment.”

Adapun bentuk-bentuk partisipasi masyarakat menurut Dirjen

Pembangunan Mayarakat Desa Departemen Dalam Negeri Republik

Indonesia dalam buku panduan operasional pembangunan masyarakat

desa, antara lain: 23

1. “Tenaga dari kalangan masyarakat itu sendiri baik berupa jumlah


tenaga, keahlian/keterampilan, manajerial dan lain-lain.
2. Dana baik bersumber dari warga masyarakat pada umumnya
maupun donatur yang berasal dari warga masyarakat.
3. Material yang berasal dari masyarakat baik secara perorangan
maupun kelompok
4. Gotong royong dari warga masyarakat.
5. Moril/pemikiran dari warga masyarakat.
6. Dan lain-lain.”

Menurut Wilcox Menurut pendapatnya pada level mana

partisipasi masyarakat akan dilakukan sangat tergantung pada

23
Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa. 1998. Panduan Operasional Masyarakat Desa. Hal:
166-16
42

kepentingan apa yang hendak dicapai. Membedakan level partisipasi

masyarakat menjadi lima jenis: 24

1. “ Konsultasi,
2. Pembuatan keputusan bersam,
3. Melakukan tindakan bersam,
4. Mendukung aktivitas yang muncul atas swakarsa masyarakat,
5. Mendukung aktivitas yang muncul atas swakarsa masyarakat.“
Menurut Sherry Arnstein25 Partispasi masyarakat memiliki

beberapa tingkatan meliputi:

1. “Manipulasi (manipulation)
2. Terapi (Therapy)
3. Pemberitahuan (Informing)
4. Konsultasi (Consultation)
5. Penentraman (Placation)
6. Kemitraan (Partnership)
7. Kekuasaan yang di delegasikan (delegated power)
8. Kontrol warga (Citizen control).”

Menurut Kaho mengemukakan bahwa: 26

“...Partisipasi masyarakat sebagai sumber energi alternatif bagi


daerah untuk menggantikan sumber energi dari pemerintah pusat.
Dan masyarakat daerah dapat berpartisipasi baik secara parsial
maupun secara holistik, sesuai dengan konsitensi masalah, keahlian
dan yurisdiksi yang dimilikinya. Partisipasi masyarkat ini dapat
mencangkup ampata tahapan penting masing-masing:
1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan
Partisipasi masyarakat pada tahap ini sangat penting, terutama
keputusan yang menyangkut nasib mereka secara keseluruhan.
Pada tahap ini sangat ideal keikutsertaan masyarakat untuk ikut
serta membuat keputusan yang menyangkut nasib mereka.

24
Wicox dalam bukunya Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Hal:192
25
Sherry Arsnstein dalam bukunya tim jaringan kerja pemetaan partisipatif. 2009. Menuju
Demokrasi Pemetaan. Bogor: TIFA. Hal: 8-9
26
Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hal: 282-283
43

Semakin besar kemampuan untuk menentukan nasib sendirii


maka semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
2. Partisipasi dalam proses pelaksanaan
Dalam tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembuatan
keputusan, partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan
melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi
guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud
tenaga, uang, barang material, ataupun informasi yang berguna
bagi pelaksanaan pembangunan.
3. Partisipasi dalam memanfaatkan hasil
Setiap anggiota masyrakat berhak untuk berpartisaspsi dalam
menikmati setiap usaha bersama yang ada secara adil.
4. Partisipasi dalam proses evaluasi
Pada tahap ini masyarakat dilibatkan secara aktif dalam menilai
dan dijadikan sebagai hakim yang adil dan jujur dalam menilai
hasil yang ada.“

Menurut Ndraha mengatakan partisipasi sebagai:27

“....Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan tanda


adanya kemampuan awal masyarakat itu untuk berkembang secara
mandiri. Partisipasi masyarakat dan kemampuan masyarakat itu
untuk berkembang secara mandiri ibarat dua sisi mata uang, tidak
dapat di pisahkan, tetapi dapat dan perlu di bedakan. Masyarakat
Desa yang mempunyai kemampuan berkembang secara mandiri
bisa membangun dengan atau tanpa berpartisipasi vertikal dengan
pihak lain.”

Selanjutnya ia mengatakan bahwa partisipasi sebagai masukan dan

keluaran:

“a. Sebagai masukan, partisipasi masyarakat dapat berfungsi


menjadi enam fase proses pembangunan yaitu; fase
penerimaan informasi, fase pemberian tanggapan terhadap
informasi, fase perencanaan pembangunan, fase pelaksanaan
pembangunan, fase penerimaan kembali hasil pembangunan
dan fase penilaian hasil pembangunan. Sebaagi masukan
partisipasi berfungsi menumbuhkan kemampuan masyarakat
untuk berkembang secara mandiri.

27
Ndraha dalam Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan sumber daya manusia dan efektifitaas
organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal: 156-157
44

b. Sebagai keluaran, partisipasi dapat digerakan dan di bangun


sebagai keluaran proses stimulus atau motivasi melalui
berbagai upaya.”

Pentingnya partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi, alasan atau

pertimbangannya adalah anggota masyarakat dianggap bahwa mereka

mengetahui sepenuhnya tentang masalah dan kepentingan atau kebutuhan

mereka:

1. “ Mereka memahami sesunguhnya tentang keadaan lingkungan


sosial dan ekonomi masyarakatnya.
2. Mereka mampu menganalisis sebab dan akibat dari berbagai
kejadian yang terjadi dalam masyarakat.
3. Mereka mampu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan
dan kendala yang dihadapi masyarakat.
4. Mereka mampu memanfaatkan sumberdaya pembangunan (SDA,,
SDM, dana, teknologi) yang dimiliki untuk meningkatkan
pembangunan masyarakatnya.
5. Anggota masyarakat dengan upaya meningkatkan kemauan dan
kemampuan SDM-nya sehingga dengan berlandaskan pada
kepercayaan diri dan keswadayaan yang kuat mampu
menghilangkan sebagian besar ketergantungan terhadap pihak
luar.” 28

Dari uraian di atas maka penulis dapat disimpulkan bahwa

partisipasi masyarakat merupakan unsur yang sangat penting dalam

pembangunan bahkan menjadi tujuan dalam pembangunan itu sendiri.

Yakni terlibatnya seluruh komponen masyarakat dalam proses

pembangunan berencanan sesuai dengan arah dan strategi yang telah

ditetapkan melalui suatu bentuk partisipasi masyarakat.

28
Adisasmita Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal: 36-
37
45

Partisipasi masyarakat sering kali di anggap sebagai bagian yang

tidak terlepasdalam upaya pemberdayaan masyarakat. Terkait dengan

konsep partisipasi ini, Mikkelsen dalam Isbandi Rukminto, melihat

bahwa konsep partisipasi telah menjadi bagian dari debat yang

berkepanjangan antara lain terkait landasan teoretis dan dengan

kemungkinan untuk di terapkanya (practical applicability) yang terkait

berbagai program pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga

pemerintah dan lembaga non pemerintah. 29

Partisipasi masyarakat menurut Mikkelsen dalam Isbandi

Rukminto adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan

dan pengambilan keputusan tentang alternative solusi untuk menangani

masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.30

2.1.4 Pengertian Pembangunan

Pembangunan pada dasarnya adalah suatu usaha untuk

memperbaiki pada kondisi yang lebih baik bagi suatu masyarakat untuk

menuju ke arah kemajuan. Maju mundurnya suatu masyarakat dapat dilihat

dari hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat

tersebut. Pembangunan fisik belum dapat dijadikan sebagai suatu jaminan

bahwa masyarakatnya sudah maju, demikian pula sebaliknya kemajuan


29
Rukminto, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyrakat. Jakarta: Rajawali. Hal: 106
30
Ibid. Hal: 106
46

suatu masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya.

Pembangunan yang terpadu dari berbagai bidang akan lebih

menguntungkan dibandingkan pembangunan yang dilaksanakan secara

sektoral. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, pembangunan adalah upaya

suatu masyarakat bangsa yang merupakan suatu perubahan sosial yang

besar dalam berbagai bidang kehidupan ke arah masyarakat yang lebih

maju dan baik, sesuai dengan pandangan masyarakat bangsa itu.

Menurut Afiffudin31 dalam bukunya Pengantar Administrasi

Pembangunan, bahwa Pembangunan merupakan suatu proses

perkembangan untuk mengarah ke arah yang lebih baik dan berkembang

yang memuat aspek, perubahan ke arah yang lebih baik, pembangunan

yang nyata baik fisik mapun moral, dilakukan secara berantai yang

dilakukan secara sadar, memiliki rencana yang tersusun secara rapi, dan

pembangunan merupakan cita-cita akhir dari perjuangan negara dan

bangsa.

Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa

akhir. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan

social budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat

bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining proces) tergantung

kepada manusia dan strukutr sosialnya. Jadi bukan hanya yang

dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan tergantung

dari suatu “innerwill”, proses emansiapsi diri. Dan suatu partisipasi

31
Afiffudin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan, Konsep Teori dan implikasinya di era
Reformasi. Bandung: Alfabeta Hal: 42-47
47

kreatif dalam proses pembangunan hanya menjadi mungkin karena proses

pendewasaan.32

Todaro dalam Bryant dan White mengemukakan bahwa

pembangunan adalah proses multidemensi yang mencakup perubahan-

perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap rakyat dan lembaga-

lembaga nasional dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan

kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan absolut. Sejalan dengan

pendapat tersebut Dudley Seers, menyatakan bahwa pembangunan

menuju pada tiga sasaran penting yaitu mengurangi: kemiskinan (poverty),

pengangguran (unemployment), dan ketimpangan (inequality).

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa

pembangunan dilaksanakan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat sehingga nampak peranan manusia dalam pembangunan baik

sebagai sebagai subyek maupun sebagai obyek pembangunan. Secara

ringkas pembangunan dapat diartikan sebagai proses rekayasa untuk

meningkatkan kualiatas hidup dengan memanfaatkan berbagai sumber

daya pendukungnya melalui perubahan tatanan lingkungan hidup serta

kehidupan secara keseluruhan. Untuk mecapai tujuan-tujuan yang

dicanangkan pembangunan tersebut maka dilaksanakan berbagai program

yang terdiri dari berbagai jenis kegiatan pembangunan.

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang

mewujudkan suatu kondisi yang lebih baik dari sekarang baik secara

32
Soedjatmoko. 1972. Pembinaan Aspek-aspek Sosiologis Kulturil dalam Menunjang
Modernisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal: 67
48

material maupun secara sipiritual. Sehubungan dengan itu diperlukan suatu

rangkaian tindakan yang dilakukan oleh setiap individu yang bernaung

dalam suatu sistem masyarakat guna mencapai hasil akhir yang

diinginkan.

Lebih lanjut menurut Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa

dalam hal ini terdapat beberapa ide pokok yang menjadi dasar

pembangunan, yaitu: 33

1. “Pembangunan sebagai suatu perubahan yang mewujudkan suatu


kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik
dari kondisi sekarang. Pengertian perubahan ke arah kondisi yang
lebih baik tidak ahnya dalam arti yang sempit seperti peningkatan
taraf hidup, tetapi juga dalam hal segala aspek kehidupan yang
lainnya.
2. Pembangunan diartikan sebagai suatu pertumbuhan. Hal ini
menunjukan kemampuan sekelompok masyarakat untuk terus
berkembang baik secaar kuantitatif maupun kulaitatif.
Pertumbuhan ini di artikan sebagai suatu yang mutlak harus
terjadi dalam pembangunan, yang meilputi semua aspek
kehidupan seperti aspek ekonomi, sosial, politik yang berjalan
seirama dengan keadaan yang saling menunjang.
3. Pembangunan sebagai suatu rangkaian tindakan atau usaha yang
dilakukan secara sadar oleh masyarakat yang bernaung dalam
suatu sistem kemasyarakatan guna mencapai hasil akhir yang di
inginkan. Dalam hal ini daharapkan suatu kesadaran yang tidak
hanya terbatas pada suatu kelompok–kelompok tertentu dalam
masyarakat, melainkan seluruh warga pada semua lapisan dan
tindakan serta timbul dari dalam diri sendiri. Pembangunan
tidaklah terjadi dengan sendiirmya, apa lagi secara kebetulan,
sehingga tercapai keadaan yang lebih baik dengan pertumbuhan
yang berlangsung terus-menerus.
4. Pembangunan harus didasarkan suatu rencana. Artinya
pembangunan itu harus dengan sengaja dan ditentukan secara
jelas, tujuan, arah dan bagaimana pelaksanaannya.
5. Pembangunan diharapkan bermuara pada satu titik akhir tertentu
seperti masalah keadilan sosial, kemakmuran yang merata,
kesejahteraan material, mental dan spiritual, dan sebagainya.

33
Sondang P Siagian dalam Modul FISIP 2002. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Universitas
Terbuka. Hal: 42
49

Namun demikian titik akhir ini mempunyai sifat relatif dan sukar
untuk dibayangkan pencapaian titik akhir yang jenih dan absolut
sehingga tidak mungkin ditingkatkan lagi. Kenyataannnya
adalah, selama masih terdapat suatu masyarakat, selama itu
pulalah kegiatan kegiatan pembangunan akan terus
dilaksanakan.”

Dapat disimpulkan kegiatan pembangunan ádalah suatu kegiatan

untuk mencapai cita-cita suatu masyarakat untuk memperbaiki

kehidupan secara sadar dan ternecana telah akan berlamngsung. Kata

lain pembangunan merupakan tindakan atau usaha yang dilakukan

secara sadar untuk melakukan perubahan-perubahan yang mendasar

terhadap sikap, mental, struktur, social dan lembaga masyarakat yang

dituntut untuk melakukan atau memacu pertumbuhan ekonomi tanpa

mengabaikan sektor lainnya.

Berdasarkan definisi menurut Wiroatmojo tersebut memuat

prinsip-prinsip pembangunan daerah yang merupakan bagian rambu-

rambu yang telah ditentukan bagi pelaksana pembangunan daerah.

Adapun prinsip-prinsip penyelenggaraan pembangunan daerah secara

umum sebagai berikut: 34

1. ”Tetap berada di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik


Indonesia.
2. Tetap menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
3. Demokrasi disemua segi kehidupan bernegara.
4. Pemerataan dan keadilan dalam berperan serta pada pembangunan
daerah serta dalam memperoleh manfaat yang dihasilkannya.

34
Wiroatmojo, Piran. 2003. Otonomi dan pembangunan Derah. Yogyakarta: Lembaga
Administrasi Negara. Hal: 52
50

5. Masyarakat kelomppok usaha kecil dan kelompok usaha menengah


lebih dipacu untuk berperan serta secara aktif pada setiap kegiatan
pembangunan.
6. Memanfaatkan secara bijaksana semua potensi sumber daya
nasional yang berada di daerah sesuai fungsi dan keadaan masing-
masing sumberdaya.
7. Sesuai keseraragaman keadaan daerah.
8. Sesuai kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat, baik
secara desentralisasi, dekonsentrasi maupun dalam rangka
perbantuan.
9. Bekerjasama dibidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang
kegiatan yang lain dengan semua daerah lainnya.
10. Pemerintah yang baik berarti pemerintahan daerah otonom harus
dilaksanakan secara tepat guna, efesien dan memiliki produktifitas
yang tinggi serta lepas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
11. Investasi disertai ketentuan meningkatkan penggunaan sumber
daya yang dihasilkan dan yang berada didaerah masing-masing
agar nilai tmabha yang dihasilkan dari adanya investasi tersebut
lebih banyak dinikmat masyarkat setempat dan membantu
pembangunan daerah.
12. Pelaku pembangunan daerah adalah;
1). Pemerintah Derah,
2) Masyarakat,
3). Badan Hukum Swasta,
4) Pemerintah Provinsi,
5) Pemerintah pusat dengan dana sendiri atau dana lain,
Organisasi Internasional dan negara lain.”

2.1.5 Pengertian Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.35 pendidikan berasal dari

kata “didik”, lalu diberikan awalan kata “me” sehinggan menjadi

“mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam

memeliahara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan

pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran. Pendidikan pada

hakikatnya adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang mempengaruhi

35
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Hal: 232
51

pembentukan berpikir dn bertindak individu dan merupakan proses tanpa

akhir yang diupayakan oleh siapa pun terutama sebagai tanggung jawab

masyarakat dan Negara.36

Menurut Nuruni Soyomukti 37 bahwa:

“ Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai

macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri, melalui aspek

penyadaran, penyerahan, pemberdayaan dan perubahan perilaku.”

Selanjutnya menurut M.J. Longeveled38 bahwa:

“ Pendidikan adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan


yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya,
atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.”

Sedangkan Ki Hajar Dewantara mengemukakan konsep:

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti,


pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakatnya.

Insan Kamil mengemukakan :

36
Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta. Ar-ruzmedia. Hal: 29
37
Ibid. Hal: 27
38
Suryadi, Ace. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka.
Hal: 81
52

“ Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam


mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia
untuk menjadi manusia yang seutuhnya.”

Pengertian Pendidikan Menurut Undang-Undang dan GBHN

UU No. 2 tahun 1989:

“ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik


melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.”

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional:

“ Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.”

2.1.6 Pengertian Pembangunan Pendidikan

Pembangunan pendidikan kini tidak bisa lagi dikembangkan

dalam perspektif ke dalam (inward looking), yaitu dalam rangka mendidik

manusia agar cerdas, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dan

berkepribadian mulia. Pendidikan mesti berorientasi keluar (outward

looking), yakni untuk menumbuhkembangkan sistem sosial, ekonomi, dan

budaya yang baik di masyarakat. Sehingga, proses pendidikan menjadi

bagian yang tidak terpisahkan atau bagian integral dari pengembangan

sumber daya manusia (SDM) sebagai subjek sekaligus objek

pembangunan.
53

Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang

berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu

SDM yang menjadi sumber kekuatan atau sumber pengerak (driving

forces) bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat. Oleh

karena itu, pendidikan mesti berhubungan secara timbal balik dengan

pembangunan di berbagai bidang kehidupan (politik, ekonomi, sosial,

budaya). Menurut Suryadi:

“Pendidikan akan dapat dimaknai sebagai suatu bentuk


pembangunan investasi SDM untuk menciptakan iklim yang
memungkinkan semua penduduk atau warga negara turut andil
dalam pembangunan dan mengembangkan diri mereka agar
menjadi warga negara yang produktif.” 39

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang Tingkat Partisipasi

Masyarakat pasca Perencanaan pembangunan bidang pendidikan di

Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hal tersebut diatas tingkat partisipasi sangat dipengaruhi

oleh keadaan masyarakatnya yang memiliki ciri sebagai kesatuan antar

individu, menempati suatu wilayah tertentu, terdapat sistem yang berlaku dan

telah disepakati bersama yang kesemua ciri tersebut berinteraksi berdasarkan

pemikiran dan perasaan bersama untuk kemaslahatan bersama dan

kepentingan kelompok masyarakat. Maka hal ini membuka konsep tingkat

39
Suryadi, Ace. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka.
Hal: 98
54

partisipasi masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan

Jombang Kota Cilegon, yakni keterlibatan masyarakat dalam pembangunan

pendidikan yang berkualitas. Dalam hal ini yang menjadi indikator dalam

penelitian ini dikaitkan dengan teori partisipasi masyarakat dalam

pembangunan yang dikemukakan oleh Kaho,40 beliau mengemukakan

tahapan penting dalam partisipasi masyarakat dalam pembangunan, yaitu:

1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan

2. Partisipasi dalam proses pelaksanaan

3. Partisipasi dalam menikmati hasil

4. Partisipasi dalam proses evaluasi

Pada dasarnya partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi

seseorang dalam satu situasi kelompok yang mendorong untuk memberikan

konstribusi guna mencapai tujuan. Partisipasi penting bagi pembangunan

bidang pendidikan, yakni terlibatnya, tergeraknya seluruh masyarakat dalam

suatu proses pembangunan secara terencana sesuai arah dan strategi yang

telah ditetapkan melalui bentuk partisipasi.

40
Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hal: 282-283
55

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan


Kecamatan Jombang Kota Cilegon

Partisipasi Masyarakat
dalam Pembangunan

1. Partisipasi dalam proses


pembuatan keputusan
2. Partisipasi dalam proses
pelaksanaan
3. Partisipasi dalam
menikmati hasil
Masyarakat
4. Partisipasi dalam proses
 Kesatuan evaluasi
 Wilayah interaksi→pemikiran,
perasaan (Josef Riwu Kaho. 2007)
 Sistem

(Soerjono Soekanto dalam Syani,


Abdul. 1995)

Pembangunan Bidang Pendidikan


yang berkualitas dengan peran aktif masyarakat.

Sumber: Peneliti 2011


56

2.3 Hipotesis Penelitian

Merujuk pada konsep dasar hipotesis yang dijadikan jawaban

sementara, maka hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diteliti dan akan dibuktikan kebenarnnya. Hipotesis bagian dari

refleksi peneliti berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang digunakan

sebagai dasar argumentasi pada penelitian ini. Menurut Sugiyono hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik.

Atas dasar kerangka berfikir, maka penulis dapat membuat hipotesis

atas permasalahan sebagai berikut: Peneliti mencoba untuk mengambil suatu

hipotesis dalam penelitian ini bahwa “Tingkat Partisipasi masyarakat pasca

perencanaan pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota

Cilegon tahun 2010 paling tinggi mencapai 70%.”


57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodelogi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan keinginan tertentu, yang digunakan

dalam penelitian. Dalam hal ini lebih kepada penelitian kuantitatif deskriptif,

Menurut Sugiyono41 Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Pada

penelitian ini peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan variabel

namun lebih kepada gambaran hubungan pihak yang terlibat pada penelitian

ini.

Penelitian deskriptif digunakan karena variabel dari penelitian ini yang

sifatnya mandiri atau satu variabel, dan hasil penelitian ini yang nantinya tidak

bermaksud untuk dijadikan bahan perbandingan, atau menghubungkan dengan

variabel lainnya. Sedangkan pendekatan kuantitatif, dipergunakan karena

melihat dari tujuan penelitian yang merupakan cara ilmiah untuk memperoleh

data yang valid dan reliable, sehingga peneliti menganggap bahwa dengan

data yang berbentuk angka-angkalah yang dapat menguatkan hasil penelitian

yang sesuai dengan masalah yang diteliti oleh peneliti.

41
Sugoyono.2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Hal 70

41
58

Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 42

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian Kuantitatif

dengan pendekatan deskriptif sebagai metode primer dan kualitatif sebagai

metode penunjang. Hal ini dikarenakan untuk menjaga nilai keobjektifan hasil

penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang

lain. 43

3.2 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Oleh karenanya, dalam melakukan pengukuran

maka memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya

dinamakan instrumen penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen

penelitian berupa kuisioner yang disusun dengan memperhatikan aspek:

1. Materi pertanyaan bersifat standar, agar setiap responden mempunyai

kesamaan pengertian terhadap maksud pertanyaan.

2. Konteks pertanyaan dibuat secara obyektif, sehingga diberlakukan kepada

responden.

3. Relevan dengan obyek diatas

4. Kejelasan konsep tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

42
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hal: 1
43
Ibid.
59

Intrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

akan diteliti sekaligus menguji reabilitasnya dan validitasnya. Intrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner dengan variabel mandiri.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuisioner,

dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel, dan menggunakan skala

Likert dalam pengukuran jawaban dari para responden. Dengan skala

Likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen

memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk

keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrumen diberi

skor, sebagai berikut :

Tabel 3.1

SKORING ITEM INSTRUMEN

Pilihan Jawaban Skor Positif (+) Skor Negatif (-)


Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4

Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang akan diteliti

adapun yang digunakan yaitu variabel tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan. Berikut ini adalah instrumen penelitian:


60

Tabel 3.2

INSTRUMEN PENELITIAN

NO.
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
ITEM
Tingkat 1). Partisipasi dalam 1. Ambil bagian dalam fungsi 1,2
partisipasi proses pembuatan perencanaa keputusan
masyarakat keputusan secara aktif
dalam 2. Memberikan usulan dalam 3,4
pembangunan pembuatan keputusan
pendidikan 3. Berperan secara 5,6
berkesinambungan dalam
pembuatan keputusan

2). Partisipasi dalam 1. Kontribusi tenaga, uang 7,8


proses pelaksanaan dan barang
2. Bertanggung jawab 9,10
mengemban dalam
pembangunan pendidikan
3. Partisipasi dalam proses 11,12
pelaksanaan keputusan
yang telah disepakati
4. Inisiatif dan kreatif dalam 13,14
melaksanakan kewajiban

3). Partispasi dalam 1. Berhak mendapatkan 15,16


menikmati hasil pendidikan yang berkualitas
dan murah
2. Adil dalam minikmati hasil 17,18
- manfaat material
- manfaat sosial
61

- manfaat pribadi

4). Partisipasi dalam 1. Masyarakat sebagai kontrol 19,20


proses evaluasi kualitas pendidikan
2. Mengetahui perkembangan 21,22
dan keberhasilan bidang
pendidikan
3. Menilai keberhasilan 23,24
pendidikan
Sumber: Josef Rawu Kaho. 2007

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer, yaitu data langsung dari responden melalui kuesioner,

angket, wawancara, dan observasi.

b. Data Sekunder, yaitu data yang tidak langsung didapat oleh penulis,

namun melalui perantara orang lain, seperti hasil penelitian yang

relevan, laporan dan catatan-catatan perusahaan atau melalui

informan yaitu masyarakat yang memberikan keterangan kepada

penulis.

2. Sumber Data

a. Responden, yaitu masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon

yang dilibatkan secara langsung dalam kegiatan penelitian ini untuk

memperoleh gambaran atas materi yang dijadikan objek penelitian.


62

b. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan

penelitian.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Secara teknis dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan

data berupa:

1. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terstruktur secara

langsung dengan responden untuk mendapatkan gambaran serta

informasi yang dibutuhkan sebagai bahan sekunder guna mendukung

data primer yang telah peneliti dapatkan sebelumnya melalui kuisioner.

2. Metode Kuisioner

Kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab atau dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi sasaran

(responden) kuisioner tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan

dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yakni pertanyaan tertutup, pertanyaan

terbuka, dan pertanyaan setengah terbuka. Dalam penelitian peneliti

memilih bentuk kuisioner tertutup sebagai instrumen penelitian dengan

pertimbangan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga dan biaya.

Alasan lainnya adalah dengan menggunakan kuisoner tertutup, maka

responden lebih leluasa menentukan pilihan jawaban yang relatif lebih

mudah karena praktis dan efesien waktu.

3. Metode Observasi
63

Metode observasi adalah serangkaian pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung terhadap subyek atau obyek penelitian melalui mata,

telinga, dan perasaan dengan melihat fakta-fakta fisik dari obyek yang

diteliti dan mendapat masukan dari pihak-pihak terkait didalam

penelitian ini. Fakta-fakta dan informasi yang diperoleh secara langsung

dilapangan, kesemuanya dicatat dan dirangkum untuk dijadikan data

sekunder sebagai pendukung data primer yang diperoleh dari hasil

jawaban responden melalui kuisioner.

Dari ketiga instrumen penelitian yang dipergunakan penulis dalam

penelitian ini, metode kuisioner sebagai metode primer, karena data yang

diperoleh dari kuisioner merupakan data primer dalam pengujian hipotesis

penelitian dengan menggunakan rumusan statistik untuk mengetahui Tingkat

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan

Jombang Kota Cilegon.

Sedangkan ketiga metode pengumpulan data lainnya tetap relevan

untuk dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dibutuhkan dalam

kerangka penulisan skripsi ini, agar hasil penelitian dapat mewujudkan

adanya konseptual yang legitimasi menurut konsep penelitian faktual dan

dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.


64

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Definisi populasi menurut Sugiyono,44 yakni wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jika menarik pengertian sampel menurut Sugiyono45 adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari penjelasan di atas maka penulis mengambil populasi dalam

penelitian ini yaitu seluruh masyarakat yang berada di Kecamatan Jombang

Kota Cilegon. Setelah peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian,

diketahui bahwa jumlah masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon yaitu

berjumlah 59.025 jiwa, dengan komposisi 28.691 laki-laki dan 30.334

perempuan. 46

Maka populasi dapat disimpulkan sebagai keseluruhan gejala atau

satuan yang ingin diteliti, yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh

masyarakat Kecamatan Jombang Kota Cilegon Provinsi Banten yang Jumlah

Penduduknya berjumlah 59.025 jiwa yang terdiri dari Petani, Buruh,

Karyawan Swasta, Pedagang, Pegawai Negeri Sipil, dan POLRI, dengan

komposisi penduduk sebagai berikut:

44
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.Hal. 90
45
Ibid.
46
LAKIP Kecamatan Jombang Kota Cilegon. 2011.
65

Tabel 3.3
Jumlah Penduduk Kecamatan Jombang Kota Cilegon
Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kelurahan

JUMLAH PENDUDUK
NO KELURAHAN S/D BULAN AGUSTUS 2010

L P JML
1 Jombang Wetan 8.936 8.815 17.751
2 Masigit 7.425 7.028 14.453
3 Panggung Rawi 4.549 4.857 9.406
4 Sukmajaya 4.928 6.960 11.888
5 Gedong Dalem 2.849 2.668 5.517
JUMLAH 28.691 30.334 59.025
Sumber: LAKIP Kecamatan Jombang Kota Cilegon. 2011

Berdasarkan kualifikasi di atas, maka didapatkan jumlah masyarakat

penduduk Kecamatan Jombang Kota Cilegon 59.025 jiwa dalam meneliti

tentunya peneliti membutuhkan sampel yang nantinya menjadi fokus objek

penelitian yang dianggap mempresentasikan populasi. Menurut Sugiyono

untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya

dapat menggunakan rumus Issac dan Michael.47 Setelah jumlah sample

diketahui untuk operasionalnya dapat menggunakan teknik proportional area

random sampling.

Menurut Eriyanto,48 ada dua pokok persoalan untuk memperoleh

sampel. Pertama, bagaimana metode teknik penarikan sampel. Teknik

penarikan sampel yang bagaimana yang bisa menggambarkan representasi

masyarakat. Kedua, menentukan jumlah sampel. Berapa jumlah sampel yang

ideal sehingga menjamin hasil sampel dan representastif untuk mewakili suara

47
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal: 79
48
Eriyanto. 2007. Tehnik Sampling, Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LKIS. Hal: 86
66

populasi masyarakat yang ada. Dengan menggunakan teknik proportional

area random sampling, melalui cara ini sampel diacak menurut tempat tinggal

tiap Kelurahan yang berada di Kecamatan Jombang, populasi akan diwakili

dalam penelitian sesuai dengan proporsinya masing-masing. Sehingga

nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang

representatif. Berikut perhitungan sampel Issac dan Michael dalam Sugiyono

yang jumlah populasinya diketahui dapat ditentukan dengan penggunaan

Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu yang terlampir,

dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10 %: 49

2 .N .P.Q
s
d 2 ( N  1)   2 .P.Q

Keterangan:

λ2 dengan dk=1, taraf kesalahan 1%,5%,10%

P = Q = 0,5

N = Populasi

d = 0,05

s = jumlah sampel

Tabel 3.4
Penentuan Jumlah Sampel Dari Populasi Tertentu
Dengan taraf Kesalahan 1%, 5% dan 10%
S S S
N N N
1% 5% 10% 1% 5% 10% 1% 5% 10%
10 10 10 10 280 197 115 138 2800 537 310 247
15 15 14 14 290 202 158 140 3000 543 312 248
20 19 19 19 300 207 161 143 3500 558 317 251
25 24 23 23 320 216 167 147 4000 569 320 254

49
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Hal: 86
67

30 29 28 27 340 225 172 151 4500 578 323 255


35 33 32 31 360 234 177 155 5000 586 326 257
40 38 36 35 380 242 182 158 6000 598 329 259
45 42 40 39 400 250 186 162 7000 606 332 261
50 47 44 42 420 257 191 165 8000 613 334 263
55 51 48 46 440 265 195 168 9000 618 335 263
60 55 51 49 460 272 198 171 10000 622 336 263
65 59 55 53 480 279 202 173 15000 635 340 266
70 63 58 56 500 285 205 176 20000 642 342 267
80 71 65 62 600 315 221 187 40000 563 345 269
85 75 68 65 650 329 227 191 50000 655 346 269
90 79 72 68 700 341 233 195 75000 658 346 270
95 83 75 71 750 352 238 199 100000 659 347 270
100 87 78 73 800 363 243 202 150000 661 347 270
110 94 84 78 850 373 247 205 200000 661 347 270
120 102 89 83 900 382 251 208 250000 662 348 270
130 109 95 88 950 391 255 211 300000 662 348 270
140 116 100 92 1000 399 258 213 350000 662 348 270
150 122 105 97 1050 414 265 217 400000 662 348 270
160 129 110 101 1100 427 270 221 450000 663 348 270
170 135 114 105 1200 440 275 224 500000 663 348 270
180 142 119 108 1300 450 279 227 550000 663 348 270
190 148 123 112 1400 460 283 229 600000 663 348 270
200 154 127 115 1500 469 286 232 650000 663 348 270
210 160 131 118 1600 477 289 234 700000 663 348 270
220 165 135 122 1700 485 292 235 750000 663 348 271
230 171 139 125 1800 492 294 237 800000 663 348 271
240 176 142 127 1900 498 297 238 850000 663 348 271
250 182 146 130 2000 510 301 241 900000 663 348 271
260 187 149 133 2200 520 304 243 950000 663 348 271
270 192 152 135 2600 529 307 245 1000000 664 349 272
Sumber : Sugiyono (2008:67)

Dari penentuan sampel pada tabel 3.4, penentuan jumlah sampel

tersebut dengan jumlah populasi 59.025 orang (pada tabel masuk diantara

nilai 50.000–75.000) dengan taraf kesalahan 5 %, maka didapatkan jumlah

sampelnya adalah 346 orang, kemudian ditarik sampel menurut tiap-tiap sub

wilayah Kecamatan Jombang secara proposional.


68

Tabel 3.5
Perhitungan Sampel Tiap Wilayah Secara Proposional
Jumlah Hasil
Area Perhitungan Hasil
Penduduk Akhir
17.751
Jombang x 100% = 30,7 % x 106,2
17.751 59.025 106
Wetan 2
346
14.453
Masigit 14.453 x 100% = 25 % x 346 86,5 87
59.453
9.406
Panggung x 100% = 13,9 % x
9.406 59.025 48,09 48
Rawi
346
11.888
x 100% = 21,1 % x
Sukmajaya 11.888 59.025 73 73
346
5.517
Gedong Dalem 5.517 x 100% = 9,2 % x 346 31,83. 32
59.025
Σ=34
Jumlah 59.025
6

Dari perhitungan sampel di atas, maka peneliti mengambil sampel

sebanyak 346 sampel yang kesemuanya tersebar di seluruh area. Sedangkan

cara pengambilan sampel tersebut, peneliti menentukan secara acak (random).

3.4 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data

3.4.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan awal dari proses analisi data. Proses

pengolahan data merupakan data tahapan, di mana data dipersipakan,

diklasifikasikan dan diformat menurut aturan tertentu untuk keperluan

proses berikutnya yaitu analisis data. Data yang dikumpul diolah menjadi

beberapa proses berikuti ini:


69

a. Coding, yaitu tahap mengklasifikasikan data berdasarkan

kategori tertentu

b. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data

yang harus dilakukan secraa berulang-ulang dan cermat.

c. Tabulating, yaitu tahapa penyusunan data berdasarkan jenis-

jenis data, serta perhitungan kulaitas dan frekuensi data yang disajikan

dalam bentuk tabel-tabel.

3.4.2 Analisis Data

Untuk menganalisis data yang terkumpul, terutama data yang

dihasilkan melalui kuesioner yang menggunkaan analisis statistik sederhana.

Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang dilakukan untuk

menguji data yang bersifat kuantitatif. Maka analisis data yang dilakukan

dalam penelitian ini disesuaikan dengan objek penelitian.

3.4.3 Uji Validitas

Uji validitas atau kesahihan di gunakan untuk mengetahui seberapa

tepat suatu alat ukur untuk mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat

di gunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil

skor pernyataan dan skor keseluruhan pertanyaan responden terhadap

informasi dalam kuesioner.

Uji validitas di gunakan sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Kevalidan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benaar-benar


70

mampu mengukur variabel-variabel yang akan di ukur dalam penelitian

serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil

pengukuran. Rumus Korelasi Product Moment.

n∑Xi Yi – (∑Xi)( ∑Yi)


rxy =

√ {n∑Xi2 – (∑Xi)2 }{n∑Yi2 – (∑Yi)2 }


Dimana :

r = Koefisien Korelasi Product Moment

ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X

ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y

ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

ΣX2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalan sebaran X

ΣY2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = Jumlah sampel

3.4.4 Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris Rely, yang berarti

percaya, dan Reliable yang artinya dapat di percaya. Uji reliabilitas di

gunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran

suatu instrumen apabila instrumen tersebut di gunakan lagi sebagai alat ukur

suatu objek atau responden.

Pengujian Reliabilitas instrumen di lakukan dengan internal

konsistensi dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu


71

penghitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di

antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, variabel dikatakan reliabel

jika nilai alphanya lebih dari 0.30. dengan dilakukan uji reliabilitas maka

akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan

mantap. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar

berarti intrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik.

Rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :

n ∑ Si²
r11 = ( )(1- )
n–1 ∑ St²

Dimana:

n = jumlah butir

Si2 = Variasi butir

Si2 = Variasi total

3.4.5 Uji Normalitas Data

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil

penelitian, normalitas data digunakan untuk menjaga ketepatan metode

statistik yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal

maka statistika yang digunakan adalah statistika non parametric

sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang

digunakan adalah statisik parametric.


72

1.4.6 Uji t-test

Pengujian validitas dan realibiltas instrumen penelitian dalam

penelitian ini akan menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam

penelitian ini bersifat tunggal. Dan uji t-test di gunakan untuk menguji

hipotesis deskriptif satu atau lebih variabel yang datanya berbentuk

interval maka digunakan uji t-test sample, dan menggunakan uji pihak kiri,

karena t tabel berada di sebelah kiri t hitung. Untuk menganalisasi Tingkat

Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang

Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010, maka

dalam menguji hipotesis deskriptif ini mengunakan uji t-test sampel,

dengan rumus sebagai berikut:

t = X – µ0
S
n
Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

X = nilai rata-rata

µ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku sample

n = jumlah anggota sampel

Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah uji

hipotesi dua pihak. Karena Hipotesis Nol (H0) berbunyi (=) dan

Hipotesis alternatifnya (Ha) berbuni tidak sama dengan (≠).

Dengan demikian berlaku ketentuan :


73

Jika t hitung = t tabel → H0 diterima / Ha ditolak

Jika t hitung ≠ t tabel → H0 ditolak / Ha diterima.

3.5 Tempat dan Waktu

3.5.1 Tempat

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Jombang

Kota Cilegon Provinsi Banten.

3.5.2 Waktu

Waktu untuk melakukan penelitian ini adalah kira- kira tujuh bulan, di

mulai dari awal bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 untuk

lebih jelasnya waktu penelitian ini seperti keterangan pada tabel di bawah

ini.
74

Tabel 3.6

Jadwal Penelitian

Novembe Desembe
Oktober Januari Februari Maret April Mei Juni
r r
No Kegiatan 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011
2010 2010
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi Awal
Penyusunan
2.
Proposal
Bimbingan
3.
Proposal
Perbaikan
4.
Proposal
Penyerahan
5.
Proposal
6. Ujian Proposal
7. Revisi Proposal
Observasi
Lapangan dan
8.
Penyusunan
Hasil Penelitian
Sidang Skripsi
9. dan Revisi
Skripsi
75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Jombang

Kecamatan Jombang terletak di bagian tengah Kota Cilegon. Letak

Kecamatan Jombang sebagian wilayah masuk ke dalam pusat Pemerintahan

Kota, berjarak + 10 Km dari Ibu Kota Provinsi Banten serta berketinggian

antara 1-450 M dari permukaan laut. Luas wilayah kecamatan Jombang

11,55 Km2 dengan curah hujan rata-rata 116 mm/ bulan dengan temperatur

berkisar antara 22,1oC – 34,0oC.

Kecamatan Jombang merupakan salah satu kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak dan sebagai kecamatan dengan pusat

perekonomian dan pemerintahan Kota Cilegon dengan posisi yang strategis

menjadikan Kecamatan Jombang salah satu wilayah penting bagi

perekonomian Kota Cilegon. Kecamatan Jombang terdiri dari 5 Kelurahan

dengan jumlah RT 166 dan 43 RW. Kecamatan Jombang memiliki batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegoro Kab. Serang

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cilegon

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Purwakarta

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cibeber.

60
76

Sedangkan luas wilayah Kecamatan Jombang adalah 11,55 Km2

dengan curah hujan rata-rata 116 mm/bulan. Luas wilayah dan manfaatnya

adalah:

a. Luas Permukiman : 749 Km2

b. Luas Persawahan : 400 Km2

c. Luas Lain-lain : 6 Km2

4.1.2 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Jombang

Susunan organisasi Pemerintah Kecamatan Jombang terdiri dari:

a. Kepala Kecamatan

b. Sekretaris Kecamatan

c. Seksi Pemerintahaan

d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat/ Kelurahan

f. Seksi Kesejahteraan Sosial

g. Kelompok Jabatan Fungsional

h. Desa

Tabel 4.1
Aparatur Pemerintah Kecamatan

Pendidika
Nama Jabatan Gol Ket
n
Agus Riyadi, S.STP.,M.Si Camat S2 PNS

H. Hudri, S.Ag., MM Sekmat S2 PNS


Kasubag
Mamat Rahmat,SH.,MM Umum dan S2 PNS
Kepeg.
77

Abdul Muhyidin RD,SE Kasubag Keu. S1 PNS

Mansyur Kasi Trantib S1 PNS

Erra Yusnita, S.Pd Kasi Tata Pem. S1 PNS


Kasi Pemb.
Andry Setiawan, SE S1 PNS
Msy
Rini Martiningsih, SE Kasi Kessos S1 PNS

Taufik Pelaksana SMA PNS

Djadat Djatmika Pelaksana SMA PNS

Ita Rosita Pelaksana S1 PNS

Hendri Setiawan Pelaksana SMA PNS

Syarif Pelaksana SMA SKW

Siti Nahroh Pelaksana SMA SKW

Herlin yulianty Pelaksana SMA SKW

Ais fatriasih Pelaksana SMA SKW

Fita novalina Pelaksana SMA SKW

Rizal pahlepi Pelaksana SMA SKW

Ernita yurika Pelaksana SMA SKW

Desti purnamasari Pelaksana SMA SKW


Sumber: LAKIP Kecamatan Jombang, 2011

4.1.3 Uraian Tugas dan Fungsi Aparatur Kecamatan Jombang

A. CAMAT

1). Tugas

Memimpin penyelenggaraan pemerintahan, ketentraman dan

ketertiban, pemberdayaan masyarakat desa, kesejahteraan sosial,


78

pelayanan umum serta koordinasi dengan instansi otonomi vertikal di

wilayah.

2). Rincian Tugas

a. Menyusun rencana kerja pemerintah kecamatan

b. Mendistribusikan tugas kepada bawahannya

c. Memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan pengembangan karir

bawahan .

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pembinaan dalam

peningkatan pendapatan asli daerah

e. Melaksanakan pembinaan dalam peningkatan Pendapatan Asli

Daerah

f. Mengatur pelaksanaan perencanaan pengendalian, pengevaluasian

kepala seksi dan pejabat fungsional di tingkat Kecamatan

g. Menyelanggarakan pembinaan pemberdayaan masyarakat Desa

dlam meningkatkan perekonomian, produksi, distribusi, dan

lingkungan hidup.

h. Membina dan mengendalikan ketertiban daerah

i. Mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh Cabang

Dinas dan unit Pelaksana teknis Dinas yang berada dibawah

Kecamatan.

j. Melaksanakan pembinaan keagrariaan, aadministrasi ketatausahaan

rumah tangga kecamatan, Administrasi Pemerintahan Desa /

Kelurahan.
79

k. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial dan pelayanan

umum.

l. Menyerahkan sebagian wewenang Pemerintah kepada urah yang

berada di wilayah kerjanya.

m. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan, evaluasi pelaksanaan

pemerintah pembangunan dan kemasyarakatan

n. Melaksanakan tugas-tugas pembantuan dibidang pemerintahan,

o. Memberi teguran lisan maupun tulisan kepada bawahan yang tidak

disiplin

p. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Bupati melalui

Assisten Tata Praja

q. Melaksanakan tugas kedinasan lain dalam bidang tugasnya sesuai

dengan petunjuk atasan.

3). Fungsi Kepala Kecamatan

a. Memimpin pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah kabupaten di

wilayah kecamatan.

b. Menyelenggarakan tugas-tugas pemerintah umum, pembinaan

keagrariaan, dan pembinaan politik dalam negeri.

c. Membantu sekretaris daerah dalam menyiapkan informasi

mengenai kecamatan yang dibutuhkan bupati dalam perumusan

kebijakan bupati.

d. Pembinaan pemerintah desa / kelurahan.


80

e. Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah dan

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan penyelenggaran pelayanan

lintasi desa dan kelurahan.

f. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian,

produksi dan distribusi serta pembinaan sosial.

g. Menyusun Program Administrasi Ketatausahaan Dan Rumah

Tangga

h. Pertanggungjawaban Kepala Kecamatan Serta Teknis Administrasi

Kepada Bupati Melalui Sekretaris Daerah.

B. SEKRETARIAT

1) Tugas

Tugas sekretariat kecamatan meliputi pelaksanaan pembinaan

administrasi dan memberikan pelayanan teknis administratif kepada

seluruh satuan organisasi pemerintah kecamatan.

2) Rincian Tugas.

a. Menyusun rencana kerja sekretariat kecamatan

b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan

c. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas dan pengembangan karir

bawahan

d. Mengatur pelaksanaan perencanaan, pengendalian dan

pengevaluasian kegiatan sekretaris kecamatan.

e. Mengatur administrasi keuangan


81

f. Mengatur pelaksanaan ketatausahaan administrasi kepegawaian,

perlengkapan dan rumah tangga kecamatan

g. Memeriksa dan mengoreksi naskah dinas

h. Memberi pelayanan teknis dan administrasi dan unit kerja

kecamatan

i. Menyusun setatistik kegiatan pemerintah kecamatan

j. Mengevaluasi hasil kerja

k. Memeriksa, mengoreksi dan menandatangani naskah dinas sesuai

dengan kewenanganya

l. Memberi teguran baik lisan maupun tulisan kepada bawahan yang

tidak di siplin

m. Melaksanakan kordinasi dengan unit laksana teknis dinas tingkat

kecamatan

n. Mewakili camat apabila berhalangan hadir

o. Melaksanakan tugas kedinasan lain di bidang tugasnya sesuai

dengan petunjuk atasan.

2) Fungsi

a. Menyusun rencana, mengendalikan dan mengevaluasi

pelaksanaanya

b. Melaksanakan administrsi keuangan

c. Melaksanakan tata usha, administrasi kepegawaian, perlengkapan

dan rumah tangga.


82

C. SEKSI PEMERINTAHAN

1) Tugas

Melaksanakan pemerintahan umum dan pemerintahan desa /

kelurahan, pendaftaran penduduk, mutasi penduduk, pembuatan

kartu keluarga serta pembinaan keagrariaan .

2) Rincian Tugas

a. Menyusun rencana tugas seksi pemerintahan

b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan

kegiatan kepada bawahan

c. Membantu dan mengawasi kegiatan bawahan

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan

e. Mengkordinasikan penyelenggaran pemerintah umum dan

pelaksanan kependudukan

f. Menyelenggarakan pembinaan administrasi desa

g. Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan seksi pemerintahan

h. Melakukan kordinasi dengan unit pelaksana teknis dinas di

tingkat kecamatan

i. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan

j. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.

3) Fungsi

a. Menyusun program dan penyelenggaran pemerintahan umum

dan desa / kelurahan


83

b. Menyusun program pembinaan pendaptaran penduduk mutasi

penduduk, pembuatan kartu tanda penduduk dan kartu

keluarga

c. Menyusun program dan pembinaan keagrariaan.

D. SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

1) Tugas

Melaksanan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah

serta pembinaan polisi pamong praja.

2) Rincian Tugas

a. Menyusun langkah kegiatan seksi ketentraman dan ketertiban

b. Mendistribusikan tugas kepada bawahan

c. Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan

d. Menyelenggarakan pembinaan ketentraman dan ketertiban

wilayah

e. Menyelenggarakan pembinaan polisi pamong praja dan hansip

f. Monitoring penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

wilayah

g. Mengadakan kordinasi dengan dinas instansi terkait tentang

ketentraman dan ketertiban wilayah

h. Memberikan pelayanan pemberian izin keramaian

i. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pembinaan ketentraman dan

ketertiban
84

j. Melaporkan hasil kegiatan pada atasan

k. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.

3) Fungsi

a. Menyusn program dan menyelenggarakan pembinaan

ketentraman dan ketertiban umum

b. Menyusun program menyelenggarakan pembinaan polisi

pamong praja.

E. SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA/

KELURAHAN

d. Tugas

Melaksanakan pembinaan pembangunan di bidang

perekonomian dan produksi serta pembinaan lingkungan hidup

e. Rincian tugas

a. Menyusun rencana kinerja seksi pemberdayaan masyarakat

desa / kelurahan

b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan

kegiatan kepada bawahan

c. Memantau dan mengawasi kegiatan bawahan

d. Mengevaluasi hasil kerja bawahan

e. Menyusun program dan membina pembangunan sarana dan

prasarana fisik, perekonomian dan produksi


85

f. Menyusun program pembinaan pembangunan serta lingkungan

hidup

g. Mengadakan monitoring pelaksanaan pembangunan dan

lingkungan hidup

h. Melaksanakan koordinasi pembangunan desa / kelurahan serta

dinas terkait

i. Melaksanakan evaluasi hasi kegiatan seksi

j. Melaporkan hasil kegiatan kepada atasan

k. Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.

3) Fungsi

a. Menyusun program pembinaan perekonomian dan produksi

masyarakat desa / kelurahan

b. Menyusun program dan pembinaan yang berwawasan

lingkungan hidup.

F. SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL

a. Tugas

Mengkoordinasikan penyusunan program dan melaksanakan

pembinaan kesejahteraan sosial serta bina mental sepiritual.

b. Rincian tugas

a. Menyusun rencana kerja seksi kesejahteraan sosial

b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjul pelaksaanan

kegiatan kepada bawahan


86

c. Memantau dan mengawasi kerja bawahan

d. Menghimpun bahan / data kegiatan kesejahteraan sosial

e. Menyusun program pembinaan, pelayanan dan bantuan sosial

kepemudaan, peranan wanita dan olah raga serta bina mental

sepiritual

f. Menyelenggarakan pembinaan kesejahteraan sosial

g. Membuat konsep naskah dinas

h. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas pada atasan

Melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan atasan.

c. Fungsi

a. Menyusun program pembinaan pelayanan dan bantuan sosial,

pembinaan kepemudaan, peranan wanita dan olah raga

b. Menyusun program pembinaan kehidupan beragama,

pendidikan kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat.

G. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

1. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas dan fungsi kecamatan sesuai dengan keahlia dan

kebutuhan.

2. Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana ayat 1 pasal ini

terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional

yang terbagi dalam berbagai kelompokm sesuai dengan bidang

keahliannya
87

3. Setiap kelompok pada ayat 1 ini dipimpin oleh seorang tenaga

fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala kecamatan dan

bertanggung jawab kepada Kepala Kecamatan

4. Jumlah Jabatan Fungsional tersebut pada ayat 3 pasal ini,

ditentukan berdasarkan sifat jenis kebutuhan dan beban kerja.

5. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat 3 pasal

ini, diatur sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

4.1.4 Visi, Misi Kecamatan Jombang

A. Visi

Kantor Camat Jombang mempunyai Visi

“ Terwujudnya masyarakat Kecamatan Jombang sejahtera melalui

peningkatan kualitas pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. ”

B. Misi

Agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan

baik, maka visi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh

setiap instansi pemerintah. Kecamatan Jombang merupakan

perangkat daerah di bawah Pemerintah Kota dan bertanggung

jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, maka Misi

Kecamatan Jombang adalah:

1). Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur kecamatan

dan kelurahan yang terampil dan profesional dalam menunjang

kulitas pelayanan kepada masyarakat.


88

2). Meningkatkan kualitas pelayanan umum terpadu terhadap

masyarakat melalui intensitas pengkoordinasian dan

pengembangan, pemberdayaan masyarakat, serta kesejahteraan

sosial.

4.1.5 Tujuan dan Sasaran Kecamatan Jombang

1. Tujuan

a. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat maka Kecamatan Jombang

mempunyai tugas untuk melaksanakan sebagian urusan rumah

tangga daerah bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban,

pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan, kesejahteraan sosial

dan pelayanan umum serta kordinasi dengan instansi otonom dan

vertikal di wilayah kecamatan.

Untuk merealisasikan Visi dan Misi Kecamatan Jombang

segenap pelaksana/ aparatur kecamatan membuat/menyusun

rencana kerja dan kalender kerja sesuai dengan tupoksi masing-

masing sebagai bahan kendali dan arah dalam melaksanakan

tugas untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja

yang harus dipertanggungjawabkan.

Menyikapi bahwa organisasi adalah satuan kegiatan untuk

mencapai tujuan maka kordinasi baik interen maupun eksteren

perlu dilakukan sehingga segala tugas-tugas pelayanan dapat


89

mudah dan lancar untuk dilaksanakan, dengan berprinsip pada

efektivitas dan efesiensi dengan tujuan dan kegiatan yang jelas

diharapkan pencapaian tersebut dapat dicapai.

b. Meningkatkan pelayanan prima dan kepuasan etika serta kesadaran

masyarakat dalam bidang administrasi kependudukan maka

kegiatan meliputi pendataan kependudukan dan keluarga, mutasi

kependudukan, angka kelahiran dan angka kematian sebagai dasar

untuk penyusunan program pelayanan kependudukan semisal :

KTP/KK/Akta Kelahiran dan lain-lain.

c. Peningkatan Kemampuan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui pengembangan SDM, penguatan organisasi

sosial, pemanfatan Sumber daya Alam, penguatan teknologi tepat

guna, serta pengembangan keswadayaan masyarakat sebagai

langkah awal yang harus dilaksanakan secara efektif dan efesien

agar semua sumber daya baik Sumber Daya Manusia maupun

Sumber Daya Alam menggunakan teknologi tepat guna dapat

dilakukan dan dilaksanakan oleh semua pihak.

Untuk mendukung hal tersebut diatas maka aspek

perencanaan yang matang dan sumber informasi tentang potensi

yang ada di desa yang dapat dikembangkan perlu dituangkan dalam

potensi desa sebagai sarana aspirasi masyarakat, sehingga dengan

demikian maka terciptalah rencana-rencana pembangunan yang

relevan dengan kepentingan masyarakat.


90

2. Sasaran

a. Meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat

Tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

sebaik-baiknnya merupakan tugas pokok pemerintah, namun

untuk mendukung kelancaran tersebut harus terjadi

keseimbangan antar kelengkapan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat dalam hal ini dana

merupakan salah satu alat operasional pembiayaan yang

merupakan suatu hal cukup urgen.

b. Tertib Administrasi Kependudukan

Setiap program/kegiatan untuk kepentingan masyarakat dalam

rangka pembangunan akan melahirkan dampak pada

masyarakat, untuk itu keakuratan data besar artinya dalam

menciptakan kelancaran pembangunan.

c. Berkurangnya Penduduk Miskin

Kemiskinan menjadikan seseorang tidak berdaya dan memupuk

sikap ketergantungan dilihat dari sisi kebutuhan, Kemiskinan

dapat pula menjadi penghambat pembangunan, karena itu upaya

untuk senantiasa mengentaskan kemiskinan di desa harus selalu

diupayakan, baik miskin ekonomi, pendidikan maupun miskin

sosial lainnya.
91

4.2 Karakteristik Responden

Dalam pembahasan ini akan disajikan data yang menyangkut beberapa

karakteristik dasar dari para responden penelitian berdasarkan data hasil

penelitian. Hal tersebut mencakup karakteristik menurut kelompok

responden, jenis kelamin, usia, keyakinan, jenis pekerjaan dan tingkat

pendidikan.

A. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin.

Tabel 4.2
Jumlah Total Penduduk

Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

Laki-laki 28.691 48,6


Perempuan 30.334 51,4
Jumlah 59.025 100
Sumber: LAKIP Kecamatan Jombang, 2011

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 51,4% persen responden

adalah berjenis kelamin perempuan, dan perbedaannya sangat sedikit

dengan responden laki-laki sebanyak 48,6. Jadi dalam hal ini adanya

kesetaraan gender. Perempuan dan laki-laki memiliki porsi yang sama untuk

mejadi responden sehingga membantu dalam hal persamaan persepsi dalam

kesetaraan gender untuk pengisian kuesioner yang akan dilakukan.


92

B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Kelompok Umur
No. Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
(Tahun)
1. 00-04 6.479 10,9
2. 05-09 7.856 13,3
3. 10-14 4.832 8,1
4. 15-19 4.957 8,3
5. 20-24 5.821 9,8
6. 25-29 4.884 8,2
7 30-34 4.814 8,1
8 35-39 4.925 8,3
9 40-44 4.087 6.9
10 45-49 3.073 5,2
11 50-54 2.424 4,1
12 55-59 2.110 3,5
13 60-64 1.541 2,6
14 65> 1.212 2,0
Jumlah total 59.025 100
Sumber: Data diolah, 2011.

Dari tabel di atas nampak dengan jelas bahwa sebagian besar responden

berusia rentang antara 05-09 tahun, sebuah rentang penduduk pada usia

muda. Pada umunya rentang usia yang relevan untuk mengisi quisioner

adalah rentang usia antara 17 tahun sampai dengan 50 tahun, hal ini

berdasarkan pada analisis penduduk potensial untuk diberikan referensi

pengalaman dan pendidikan maupun emosionalnya telah mapan sehingga

dalam memberikan penilaian akan lebih objektif dan realistis lagi bila
93

usianya telah mneginjak 50 tahun biasanya pola pemikirannya akan lebih

terarah.

C. Jumlah Peduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%)

1. Petani 1.041 3,7


2. Buruh Tani 2.317 8,2
3. Nelayan 31 0,01
4 Pengusaha sedang/besar 740 2,6
5. Pengrajin/industri kecil 1.010 3,6
6. Buruh Industri 5.433 19,4
7. Buruh Bangunan 5.450 19,5
8. Pedagang 4.046 14,4
9. Pengangkutan 919 3,2
10. Pegawai Negeri Sipil 1.168 4,1
11. BUMN 1.677 5,9
12. ABRI 204 0,07
13. Pensiunan (PNS/ABRI) 1.013 3,6
14. Peternakan 84 0,03
15. Tidak bekerja/pengangguran 2.838 10,1
Jumlah total 27.971 100
Sumber : Data Diolah, 2011.

Dari tabel di atas nampak bahwa variasi pekerjaan responden

mempunyai representasi masing-masing sesuai dengan bidang pekerjaan.

Sehingga dapat dikelompokan menurut jenis pekerjaan pada saat pengisian


94

kuisioner yang dilakukan. Jenis pekerjaan masyarakat Kecamatan

Jombang sangat beragam, dan ini akan memberikan sudut pandang

menurut kacamata mereka mengenai partisipasi pembangunan bidang

pendidikan.

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Presentase (%)


1. Belum Sekolah 9.372 15,8
2. Tidak Taman SD 6.851 11,6
3. Tamat SD 12.449 21,0
4. Tamat SMP 10.507 17,8
5. Tamat SMA 14.585 24,7
6. Tamat Akademi 3.259 5,5
7. Tamat PT 2.002 3,3
Jumlah Total 59.025 100
Sumber : Data diolah, 2011.

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan responden bisa

dikatakan sedang karena persentase terbesar lulusan SMA. Tingkat

pendidikan merupakan gambaran dari logika berfikir dan cara berfikir

seseorang karena pengalaman pendidikan akan sangat mempengaruhi

sudut pandang seseorang dalam menganalisis.

e. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama yang dianut


95

Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Keyakinan

No. Agama Jumlah (Jiwa) Presentase (%)


1. Islam 54.405 92
2. Protestan 1.929 3,1
3. Katolik 1.669 2,6
4. Hindu 681 1,1
5. Budha 748 1,2
Jumlah total 59.025 100
Sumber: Data diolah, 2011.

Berdasarkan tabel di atas bahwa keyakinan akan mempengaruhi cara

berfikir, misal agama Islam percaya bahwa dengan memberikan

sumbangan dalam bentuk amal akan memperoleh pahala. Sehingga dalam

melaksanakan kegiatan akan memudahkan. Dalam tabel diatas mayoritas

penduduk masyarakat Kecamatan Jombang adalah beragama Islam.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Validitas Instrumen

Analisis data penelitian yang dilakukan pertama kali adalah dengan

melakukan uji validitas intrumen guna menjaga ketepatan dan kecermatan

suatau alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Adapun rumus yang

dilakukan adalah menggunakan statistik korelasi Product moment dengan

hasil sebagai berikut:


96

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Instrumen (Uji butir pertanyaan)

Butir Koefisien
R tabel Keterangan
Pertanyaan Korelasi
1 0,216 0,098 VALID
2 0,173 0,098 VALID
3 0,246 0,098 VALID
4 0,160 0,098 VALID
5 0,177 0,098 VALID
6 0,275 0,098 VALID
7 0,256 0,098 VALID
8 0,322 0,098 VALID
9 0,219 0,098 VALID
10 0,331 0,098 VALID
11 0,223 0,098 VALID
12 0,273 0,098 VALID
13 0,298 0,098 VALID
14 0,208 0,098 VALID
15 0,216 0,098 VALID
16 0,279 0,098 VALID
17 0,178 0,098 VALID
18 0,302 0,098 VALID
19 0,222 0,098 VALID
20 0,239 0,098 VALID
21 0,201 0,098 VALID
22 0,301 0,098 VALID
23 0,276 0,098 VALID
24 0,271 0,098 VALID
Sumber: Data diolah, 2011.

Adapun kriteria pengujian item/butir yang digunakan adalah dimana

jika r hitung ≥ r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan valid,


97

dan jika r hitung ≤ r tabel, berarti item/butir intrumen bisa dinyatakan tidak

valid. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua instrumen

dinyatakan valid artinya instrumen tidak perlu diganti karena indikator

sudah terukur dari instrumen lainnya.

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Guna menjaga kehandalan dari sebuah intrumen atau alat ukur maka

peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji

reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen

yang tidak dinyatakan valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam

pengukuran reliabilitas dapat menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun

hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai

Alpha Cronbach sebesar 0,7253 jika kita mengacu pada Siegel yang

menggunakan pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0.7 artinya

artinya 0,7253 lebih besar dari 0,7 sehingga instrumen yang diuji bisa

dikatakan reliable.

4.3.3 Distribusi Frekuensi dan Normalitas Data Secara Keseluruhan

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil

penelitian ini maka peneliti mencoba melakukan penggambaran mean,

median dan modus dan normalitas data guna menjaga ketepatan metode

statistik yang digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal

maka statistik yang digunakan adalah non parametric sedangkan apabila


98

data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang digunakan adalah

statistik parametric. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 4.8 sebagai

berikut:

Tabel 4.8. Standar Deviasi Tingkat Partisipasi Masyarakat


Statistics

N Total Valid 346


Missing 0
Mean 67.10
Std. Error of Mean .319
Median 67.00
Mode 67(a)
Std. Deviation 5.931
Variance 35.179
Skewness -.179
Std. Error of Skewness .131
Kurtosis -.103
Std. Error of Kurtosis .261
Range 34
Minimum 50
Maximum 84
Sum 23216
Sumber: Data diolah, 2011

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata atau mean dari

tingkat partisipasi masyarakat diketahui sebesar 67.10 dengan standar error

of mean 0.319. dengan demikian, rata-rata tingkat partisipasi masyarakat

populasi penelitian adalah berkisar antara mean + (2 x 0.319) atau berkisar

hingga 67,10. Standar Deviasi tingkat partisipasi masyarakat sebesar 5.931.

artinya sebaran data berkisar antara 5.931 dibawah rata-rata 67.10 hingga

5.931 diatas rata-rata (67.00).


99

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tingkat partisipasi masyarakat

tot al

C umulativ e
Frequenc y Perc ent Valid Perc ent Perc ent
Valid 50 1 .3 .3 .3
52 1 .3 .3 .6
53 3 .9 .9 1.4
54 2 .6 .6 2.0
55 3 .9 .9 2.9
56 5 1.4 1.4 4.3
57 8 2.3 2.3 6.6
58 6 1.7 1.7 8.4
59 13 3.8 3.8 12.1
60 11 3.2 3.2 15.3
61 11 3.2 3.2 18.5
62 14 4.0 4.0 22.5
63 13 3.8 3.8 26.3
64 14 4.0 4.0 30.3
65 22 6.4 6.4 36.7
66 19 5.5 5.5 42.2
67 30 8.7 8.7 50.9
68 19 5.5 5.5 56.4
69 30 8.7 8.7 65.0
70 16 4.6 4.6 69.7
71 25 7.2 7.2 76.9
72 15 4.3 4.3 81.2
73 19 5.5 5.5 86.7
74 16 4.6 4.6 91.3
75 8 2.3 2.3 93.6
76 9 2.6 2.6 96.2
77 6 1.7 1.7 98.0
79 1 .3 .3 98.3
80 3 .9 .9 99.1
83 2 .6 .6 99.7
84 1 .3 .3 100.0
Total 346 100.0 100.0

Sumber: Data diolah, 2011.


Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi tingkat partisipasi masyarakat

sangat bervariasi, dimana nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah

adalah 84. Demikian halnya dengan jumlah responden yang memperoleh nilai

tersebut. Dengan demikian dari 346 responden yang memperoleh nilai 50, 52,
100

79, 84 masing-masing hanya satu orang atau 0,3 persen. Nilai 54, 83 masing-

masing 2 orang atau 0,6 persen. Nilai 53, 55, 80 masing-masing 3 orang atau

0,9 persen. Nilai 56, 77 masing-masing 5 orang atau 1,4 persen. Nilai 58

masing-masing 6 orang atau 1,7 persen. Nilai 57, 75 masing-masing 8 orang

atau 2,3 persen. Nilai 76 masing-masing 9 orang atau 2,6 persen. Nilai 60, 61

masing-masing 11 orang atau 3,2 persen. Nilai 59, 63 masing-masing 13 orang

atau 3,8 persen. Nilai 62, 64, masing-masing 14 orang atau 4 persen. Nilai 72

masing-masing 15 orang atau 4,3 persen. Nilai 70, 74 masing-masing

berjumlah 16 orang. Nilai 66, 68, 73 masing-masing berjumlah 19 orang atau

5,5 persen. Nilai 65 masing-masing berjumlah 22 orang atau 6,4 persen. Nilai

71 masing-masing berjumlah 25 orang atau 7,2 persen. Nilai 67, 69 masing-

masing 30 orang atau 8,7 persen.

Berdasarkan nilai distribusinya juga dapat diketahui distribusi data

tingkat partisipasi masyarakat adalah normal. Hal tersebut dapat diketahui dari

swekness sebesar -0,179 dan kurtosis yang menunjukan nilai sebesar -0,103

dimana nilai ini berada pada angka kisaran antara -1 hingga 1, berarti

distribusi data tingkat partisipasi masyarakat adalah normal. Apabila

digambarkan bentuk distribusi data tingkat partisipasi masyarakat seperti pada

grafik sebagai berikut:


101

total

50 74
52 75
53 76
54 77
55 79
56 80
57 83
58 84
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73

Grafik 4.1 Distribusi Data Tingkat Partisipasi Masyarakat


(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4 Deskripsi Data

4.3.4.1 Tanggapan responden mengenai kehadiran dalam setiap pembuatan

keputusan pendidikan

Tabel 4.10
PERT1

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 34 9. 8 9. 8 9. 8
2 69 19.9 19.9 29.8
3 104 30.1 30.1 59.8
4 139 40.2 40.2 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner No.1)

Data diatas menggambarkan bahwa responden yang selalu (4 Poin)

ikut serta dalam kegiatan perencanaan cukup mendominasi, hal ini didukung

dari waktu pelaksanaan musyawarah ditentukan di jam bukan kerja yang


102

dilaksanakan biasanya di sore hari setalah waktu biasanya orang kerja atau

di hari sabtu. Maka jelas dari keterangan data tersebut diatas mendukung

aspirasi dan fleksibelitas waktu masyarakat dalam mengikuti forum

perencanaan ini.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat di Kecamatan

Jombang layaknya makhluk sosial juga memiliki naluri berkelompok untuk

saling berperan serta terutama dalam menetukan keputusan yanag akan

dicapai. Kemudian untuk memperjelas gambaran jawaban responden tentang

keterlibatan berperan serta dapat dilihat pada grafik berikut:

PERT1

1
2
3
4

Grafik 4.2 Keterlibatan Masyarakat Berperan serta.


(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.2 Tanggapan Responden mengenai peran aktif dalam setiap kegiatan

perencanaan pendidikan

Tabel 4.11 Peran aktif masyarakat dalam kegiatan perencanaan


103

PERT2

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 47 13.6 13.6 13.6
2 80 23.1 23.1 36.7
3 112 32.4 32.4 69.1
4 107 30.9 30.9 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner no.2)

Mayoritas responden menjawab sering (poin 3) sebanyak 112 orang.

Dinamisnya waktu pelaksanaan musyawarah dalam perencanaan tujuan

pendidikan di Kecamatan Jombang disesuakan dengan waktu luang kerja

dan setelah kerja hal ini disesuakan dengan kondisi pekerjaan kebanyakan

masyarakat kota Cilegon yang bergerak di sektor industri, sehingga

perluanya penyesuaian jadwal musyawarah dengan mayoritas sektor

pekerjaan dominan. Hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat sudah cukup

terlibat dalam kegiatan perencanaan tujuan pendidikan masyarakat

setempat, melalui rembuk kesiapan masyarakat, rapat, dan lain sebagainya

sehingga pemetaan swadaya menjadi lebih objektif daripada

mengandalkan informasi dari pemerintah daerah setempat. Kemudian

untuk memperjelas gambaran jawaban responden mengenai mengenai

peran aktif dalam setiap kegiatan musyawarah dalam menentukan tujuan

keputusan sekolah dapat dilihat pada grafik berikut:


104

PERT2

1
2
3
4

Grafik 4.3
Kehadiran Masyarakat dalam kegiatan musyawarah perencanaan dalam
menentukans tujuan keputusan sekolah. (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.3 Tangggapan Responden mengenai peran aktif dalam memberikan

usulan dalam setiap kegiatan musyawarah perencanaan pendidikan

Tabel 4.12
Jadwal peran aktif masyarakat dalam memberikan usulan
PERT3

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 43 12.4 12.4 12.4
2 92 26.6 26.6 39.0
3 108 31.2 31.2 70.2
4 103 29.8 29.8 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011 (Hasil kuesioner no.3)

Mayoritas responden menjawab sering (poin 3) hal ini dapat

diartikan bahwa kegiatan musyawarah diikuti secara sadar oleh sebagian

besar masyarakat Jombang adanya infomasi yang mudah dan jelas

kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui kapan jadwal


105

kegiatan musyawarah yang akan dilaksanakan beserta tujuan caranya.

Kemudian untuk lebih jelasnya dapat digambarkan jawaban responden

dapat dilihat pada grafik berikut:

PERT3

1
2
3
4

Grafik 4.4
Jadwal Musyawarah Masyarakat. (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.4 Tanggapan Responden Mengenai keikutsertaan dalam memberikan

usulan sebagai bukti peran aktif dalam perencanaan

Tabel 4.13 Keikutsertaan Masyarakat dalam memberikan usulan sebagai


bukti peran aktif dalam musyawarah
PERT4

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 26 7. 5 7. 5 7. 5
2 76 22.0 22.0 29.5
3 106 30.6 30.6 60.1
4 138 39.9 39.9 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.4)


106

Dari keterangan data tersebut diatas menunjukan bahwa mayoritas

memilih jawaban selalu (poin 4), sejalan dengan hasil kuisioner sebelumnya

mengenai keterlibatan masyarakat dalam perencanaan pendidikan

menunjukan antusiasme yang sebesar terhadap keikutsertaan dalam forum

ini.

Hal ini dapat diartikan bahwa bahwa organisasi kemasyarakatan

meskipun tidak terstruktur dengan jelas tapi keaktifan atau keikutsertaan

dalam organisasi pendidikan sangat tinggi karena ini merupakan akibat

dari tingginya kehadiran warga dalam proses kegiatan musywarah. di

masyarakat dilatarbelakangi oleh kehidupan yang berorientasi pada

persaingan yang ketat di Kota Cilegon. Kemudian untuk memperjelas

gambaran jawaban responden tentang Keikutsertaan Masyarakat dalam

memberikan usulan sebagai bukti peran aktif dalam musyawarah.

PERT4

1
2
3
4

Grafik 4.5
Keaktifan Masyarakat Dalam Berorganisasi.
(Sumber: Data diolah, 2011)
107

4.3.4.5 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan secara berkala dalam

Musyawarah dalam menetukan perencanaan Pendidikan

Tabel 4.14
Keikutsertaan masyarakat dalam musyawarah Komite Sekolah
secara berkala
PERT5

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 57 16.5 16.5 16.5
2 92 26.6 26.6 43.1
3 110 31.8 31.8 74.9
4 87 25.1 25.1 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner no.5)

Dari data yang tertuang diatas mayoritas masyarakat menjawab

sering (poin 3). Hal ini dapat diartikan bahwa dalam musyawarah

pendidikan terdapat sosialisasi dan jadwal kegiatan musyawarah yang

jelas dan mudah diakses masyarakat. Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik berikut:

PERT5

1
2
3
4

Grafik 4.6
108

Keikutsertaan masyarakat dalam musyawarah Komite Sekolah secara berkala


(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.6 Tanggapan Responden mengenai antusiasme dalam setiap ikut serta

merumuskan rencana pembangunan pendidikan

Tabel 4.15
Antusiasme Masyarakat Merumuskan pembangunan pendidikan
PERT6

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 63 18.2 18.2 18.2
2 71 20.5 20.5 38.7
3 116 33.5 33.5 72.3
4 96 27.7 27.7 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil kuesioner no.6)

Point 3 (jawaban sering) dari data tersebut diatas secara tidak

langsung menggambarkan antusiasme warga dalam keikutsertaan secara

berkala tidak terlepas dari adanya jadwal pertemuan yang jelas dengan

kesadaran warga yang cukup peduli terhadap kehadiran mereka di forum

pendidikan. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat

dilihat pada grafik berikut:


109

PERT6

1
2
3
4

Grafik 4.7
Antusiasme Masyarakat Merumuskan pembangunan pendidikan
secara berkala (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.7 Tanggapan Responden mengenai kesadaran sendiri dalam ikut serta

pelaksanaan pembangunan pendidikan

Tabel 4.16.
Kesadaran Masyarakat dalam ikut serta pelaksanaan pembangunan pendidikan
PERT7

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 69 19.9 19.9 19.9
2 79 22.8 22.8 42.8
3 115 33.2 33.2 76.0
4 83 24.0 24.0 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.7)

Jika merujuk pada hasil data diatas yang menggambarkan bahwa hasil

kuisioner di dominasi jawaban sering (point 3), hal ini dapat diartikan

bahwa kemajuan riil yang berlangsung dalam pembangunan pendidikan


110

masyarakat dasar utamanya adalah kesadaran diri dalam masyarakat

diikuti dan dibarengi perbuatan yang riil dalam pembangunan pendidikan.

Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik

berikut:

PERT7

1
2
3
4

Grafik 4.8
Kesadaran Masyarakat dalam ikut serta pelaksanaan pembangunan
pendidikan. (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.8 Tanggapan Responden Mengenai peran aktif dalam pemberian

sumbangan tenaga/uang/barang untuk pelaksanaan pembangunan

Pendidikan, semisal dalam pembangunan gedung sekolah

Tabel 4.17
PERT8

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 57 16.5 16.5 16.5
2 90 26.0 26.0 42.5
3 117 33.8 33.8 76.3
4 82 23.7 23.7 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.8)


111

Jawaban kuisioner yang terdata bahwa sejumlah 117 resonden

dominan menjawab sering ini dapat diartikan bahwa masyarakat

disamping memiliki kesadaran akan kehadiran dalam perencanaan tapi

dituntut juga untuk memberikan kontribusi yang riil melalui memberikan

sumbangan baik tenaga, uang mapun barang dalam proses pembangunan

Karena dengan hal ini maka proses pembangunan akan lebih cepat

tercapai. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat

pada grafik sebagai berikut:

PERT8

1
2
3
4

Grafik 4.9
Peran aktif dalam pemberian sumbangan. (Sumber: Data diolah, 2011)
112

4.3.4.9 Tanggapan Responden Mengenai tanggungjawab dalam pelaksanaan

pembangunan bidang pendidikan

Tabel 4.18
PERT9

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 44 12.7 12.7 12.7
2 106 30.6 30.6 43.4
3 106 30.6 30.6 74.0
4 90 26.0 26.0 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no 9)

Pada jawaban kuisioner di bagian inin terdapay persamaan

jawaban responden atara poin 2 (kadang-kadang) dengan poin 3 (sering)

scara langsung dan secara hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa

tanggungjawab masyarakat sejalan dengan peran aktif dalam kehidupan

setiap kegiatan forum pendidikan dalam proses pembangunan di

Kecamatan Jombang karena mereka sadar bahwa pendidikan yang

berkualitas itu harus didukung seutuhnya oleh masyarakat. Untuk

memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik

sebagai berikut:
113

PERT9

1
2
3
4

Grafik 4.10
Tanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.10 Tanggapan Responden mengenai pelaksanaan kewajiban sebagai

bagian dari pelaksanaan pembangunan pendidikan yang

bertanggungjawab

Tabel 4.19
PERT10

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 50 14.5 14.5 14.5
2 79 22.8 22.8 37.3
3 115 33.2 33.2 70.5
4 102 29.5 29.5 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.10)

Jawaban responden pada point ini dominan menjawab sering

(poin 3) maka jelas kewajiban memiliki tuntutan kepada masyarakat

untuk menjalankan kewajiban yang telah dibebankan segera mungkin


114

dan dipatuhi untuk dilaksanakan oleh masyarakat yang tertuang dari

hasil kuisoner ini. Hal ini dapat diartikan bahwa kewajiban dan

tanggungjawab memiliki keterkaiatan yang kuat dalam proses

pembangunan pendidikan di Kecamatan Jombang karena antara

kesadaran dan pelaksanaan yang riil dari masyarakat maka

pembangunan pendidikan akan terhambat. Dan untuk memperjelas

jawaban responden tersebut dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

PERT10

1
2
3
4

Grafik 4.11
Pelaksanaan kewajiban sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan
pendidikan yang bertanggungjawab. (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.11 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan dalam pelaksanaan

pembangunan pendidikan seperti kewajiban sekolah (Iuran SPP,

iuran Les dan iuran pendidikan lainnya).

Tabel 4.20
115

PERT11

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 54 15.6 15.6 15.6
2 86 24.9 24.9 40.5
3 109 31.5 31.5 72.0
4 97 28.0 28.0 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. ( Hasil Kuesioner no.11)

Dengan jawaban responden pada point kuisioner ini menunjukan

bahwa responden kebanyakan menjawab sering (Point 3) maka ini jelas

turut menggambarkan keadaan masyrakat Kecamatan Jombang dalam

pelaksanaan pendidikan cukup antusias karena pendidikan merupakan

sektor terpenting dalam faktor kemajuan masyarakat. Hal ini dapat

diartikan bahwa keberhasilan suatu pembangunan terletak pada

pelaksanaan kewajiban warga dalam turut mensukseskan pembangunan

pendidikan yang telah direncanakan, sebaik apapun perencanaan kalau

tidak dilaksanakan mustahil akan tercapai. Untuk memperjelas jawaban

responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:


116

PERT11

1
2
3
4

Grafik 4.12
Keikutsertaan Masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.12 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan dalam memberikan

motivasi belajar kepada putra putrinya untuk belajar dengan rajin.

Tabel 4.21
PERT12

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 43 12.4 12.4 12.4
2 79 22.8 22.8 35.3
3 96 27.7 27.7 63.0
4 128 37.0 37.0 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.12)

Dalam point mengenai dorongan orang tua dalam mendidik dan

mengawasi anak-anaknya belajar di rumah dan motivasi untuk sekolah


117

memiliki jawaban yang dominan pada jawaban selalu (Point 4). Hal ini

dapat diartikan bahwa kesadaran orang tua murid dalam memberikan

motivasi belajar kepada anaknya cukup besar ini didukung dengan

pemahaman warga bahwa pendidikan yang pokok adalah pendidikan

yang dilakukan oleh orang tua dan pendidikan di rumah, sekolah sebagai

tempat kompetisi dan media pengembangan bakat anak dalam mencapai

kualitas pendidikan yang baik. Untuk memperjelas gambaran jawaban

tersebut dapat dilihat grafik sebagai berikut:

PERT12

1
2
3
4

Grafik 4.13
Keikutsertaan dalam memberikan motivasi belajar kepada putra putrinya
(Sumber: Data diolah, 2011)
118

4.3.4.13 Tanggapan Responden Mengenai keikutsertaan dalam

pembangunan pendidikan secara inisiatif dalam melaksanakan

kewajibannya.

Tabel 4.22
PERT13

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 52 15.0 15.0 15.0
2 74 21.4 21.4 36.4
3 100 28.9 28.9 65.3
4 120 34.7 34.7 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.13)

Dari gambaran data yang tertuang diatas jawaban responden lebih

dominan pada pilhan jawaban selalu ( poin 4). Hal ini dapat diartikan

bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan harus ada inisitif yang

mandiri dari warganya sendiri dengan keterlibatan dan kesadaran dalam

melaksanakan pembangunan pendidikan akan memberikan efek yang

baik kepada proses pembangunan itu sendiri, proses pembangunan akan

cepat dan singkron karena semua elemen bekerja sesuai fungsinya. Untuk

memperjelas jawaban responden tersebut dapat dilihat pada grafik

sebagai berikut:
119

PERT13

1
2
3
4

Grafik 4.14
Keikutsertaan secara inisiatif sendiri dalam melaksanakan kewajibanya
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.14 Tanggapan Responden mengenai kesadaran yang tinggi dalam

mengontrol putra-putrinya dalam belajar

Tabel 4.23
PERT14

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 31 9. 0 9. 0 9. 0
2 90 26.0 26.0 35.0
3 128 37.0 37.0 72.0
4 97 28.0 28.0 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.14)

Jawaban dominan memilih pada jawaban responden sering ( Poin

3) karena mengontrol putra-putri dalam belajar merupakan salah satu

faktor keberhasilan putra-putrinya mencapai hasil yang optimal, maka

jelas hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan yang tidak berwujud
120

seperti pembangunan sosial, masyarakat sangat penting dalam landasan

terutama dalam memberikan dan mengontrol putra-putrinya dalam

belajar karena dasar pendidikan yang berkualitas itu ada di keluarga,

dengan beragamnya mata pencaharian warga Jombang harus

memberikan apresiasi karena tingkat control kepada putra-putrinya

cukup baik. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden tersebut

dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

PERT14

1
2
3
4

Grafik 4.15
Sumbangan Materil Masyarakat Untuk Pembangunan nonfisik
(Sumber: Data diolah, 2011)
121

4.3.4.15 Tanggapan Responden dalam mendapatkan pendidikan yang layak,

berkualitas dan murah

Tabel 4.24
PERT15

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 34 9. 8 9. 8 9. 8
2 98 28.3 28.3 38.2
3 106 30.6 30.6 68.8
4 108 31.2 31.2 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.15)

Maka dalam hal ini mayoritas masyarakat menjawab selalu (point

4) selisih 2 jawaban dengan pilihan jawaban sering, keterangan ini tidak

terlepas dari tingkat kepuasan masyarakat akan pendidikan yang

didapatkan cukup baik hal ini didukung oleh sarana dan prasarana

pendidikan yang cukup baik, program buku gratis dan pemberlakuan

subsidi pada tingkat SLTA oleh Pemda Kota Cilegon. Hal ini dapat

diartikan bahwa timbale balik dari pihak lembaga pelaksanaan

pendidikan cukup baik dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada

warga hal ini dengan dukungan Pemerintah Kota Cilegon dalam

memberikan akses sekolah gratis dari Tingkat SD sampai SLTA serta

pembangunan sarana dan prasarana yang terus dilakukan untuk

mendukung kualitas pendidikan yang mudah diakses semua kalangan

warga. Untuk memperjelas jawaban responden dapat dilihat pada grafik

sebagai berikut:
122

PERT15

1
2
3
4

Grafik 4.16
Pendidikan yang layak dan murah. (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.16 Tanggapan Responden mengenai informasi transparansi biaya dan

prosedur operasional sekolah dari pihak sekolah

Tabel 4.25
PERT16

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 31 9. 0 9. 0 9. 0
2 102 29.5 29.5 38.4
3 105 30.3 30.3 68.8
4 108 31.2 31.2 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.16)

Pada kuisoner ini jawaban responden terbnayak memilih pilihan

jawaban selalu (point 4), masyarakat dalam pelaksanaan cukup paham

akan pentingnya singkronisasi antara perencanaan dengan pelaksanaan di


123

bidang pendidikan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat terlaksana

dengan baik dan sesui dengan tujuan yang sudah dirumuskan

sebelumnya, hal ini dapat diartikan bahwa hasil perencanaan yang

dirumuskan secara bersama nantinya akan dilaksanakan secara bersama

sanagt baik. Kemudian untuk memperjelas gambaran jwaban responden

dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

PERT16

1
2
3
4

Grafik 4.17
Masyarakat Menerima Perencanaan Yanga akan dilaksanakan
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.17 Tanggapan Responden dalam mendapatkan pendidikan yang

berkualitas dan murah dalam menyekolahkan putra-putrinya

secara adil
124

Tabel 4.26
PERT17

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 26 7. 5 7. 5 7. 5
2 93 26.9 26.9 34.4
3 106 30.6 30.6 65.0
4 121 35.0 35.0 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data diolah, 2011. (Hasil Kuesioner no.17)

Domiansi jawaban kuisoner pada pertanyaan ini dipegang oleh

pilihan jawaban selalu (point 4) maka jelas upaya Pemda Kota Cilegon

untuk memberikan kualitas pendidikan kepada masyarakatnya cukup

baik di bidang sarana dan prasarana sekolah serta fungsionalnya,

perlunya menjaga kualitas penting dilakukan oleh semua pihak baik

dalam menjaga aset yang ada maupun menjaga semaengat masyarakat

untuk tetap antusiasme dalam menyekolahkan anak-anaknya karena ini

sangat didukung oleh banyaknya program-program pendidikan yang

diberikan pemerintah kepada masyarakat. Dan untuk memperjelas

jawaban responden tersebut dapat dlihat pada grafik sebagai berikut:


125

PERT17

1
2
3
4

Grafik 4.18
Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Perencanaan.
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.18 Tanggapan Responden Mengenai kemudahan bersekolah sesuai

dengan kemampuan secara sosial dan material, (menikmati

fasilitas sekolah sesuai dengan kemampuan)

Tabel 4.27
PERT18

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 32 9. 2 9. 2 9. 2
2 105 30.3 30.3 39.6
3 106 30.6 30.6 70.2
4 103 29.8 29.8 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.18)

Dari keterangan data pada point kuisioner ini menunjukan banyak

responden yang memilih pilihan jawaban sering (point 3) beda selisih 1


126

poin dengan pilihan jwaban disampingnya. Hal ini menyatakan bahwa

pemerataan kemudahan sekolah di Kota Cilegon cukup baik hal ini

dibuktikan dengan akses gratis sekolah dari mulia tingkat SD sampai

dengan SLTA dan pemberian buku paket gratis sebagi salah satu

program Walikota Imam Ariyadi yang baru, memberikan efek yang baik

terhadap akses warga berbagai kalangan untuk mendapatkan pendidikan

yang layak. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat

dilihat pada grafik sebagai berikut:

PERT18

1
2
3
4

Grafik 4.19
Kesediaan Masyarakat Memikul Tanggungjawab. (Sumber: Data diolah, 2011)
127

4.3.4.19 Tanggapan Responden Mengenai keikutsertaan dalam mengontrol

jalannya pembangunan pendidikan secara jelas dan terbuka

Tabel 4.28
PERT19

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 35 10.1 10.1 10.1
2 93 26.9 26.9 37.0
3 112 32.4 32.4 69.4
4 106 30.6 30.6 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.19)

Pada jawaban pilihan kuisioner bagian ini menjawab dominasi pada

pihan jawaban sering ( point 3) dari hal ini proses mengontrol bukan

hanya milik badan pengawas pendidikan akan tetapi kontrol masyarakat

juga amat penting dalam pelaksnaannya, kontrol masyarakat turut

meningkatkan kepekaan badan pengawas pendidikan karena

bagaimanapun juga masyarakatlah yang merasakan keadaan pendidikan

yang dijalaninnya. Dalam hal ini jelas bahwa hasil tanggapan warga

menjelaskan bahwa proses kontrol sangat bagus di Kecamatan Jombang

hal ini tidak terlepas dari jadwal forum musyawarah pendidikan yang

dilakukan pihak sekolah maupun usulan yang berkala dari komite tentang

proses kontrol yang dilakukan semua pihak dalam pembangunan

pendidikan. Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat

dilihat pada grafik sebagai berikut:


128

PERT19

1
2
3
4

Grafik 4.20
Kesediaan Masyarakat Memikul Tanggungjawab.
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.20 Tanggapan Responden Mengenai pemberian usulan dalam

pelaksanaan pembangunan jika pembangunan kurang berkenan

dengan tujuan terdahulu yang telah disepakati

Tabel 4.29
PERT20

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 29 8. 4 8. 4 8. 4
2 105 30.3 30.3 38.7
3 101 29.2 29.2 67.9
4 111 32.1 32.1 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.20)

Jawaban diatas menenjukan responden banyak yang memilih pilihan

jawaban selalu (point 4) ini membuktikan bahwa keikutsertaan nyata

masyarakat sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya program


129

pendidikan yang dilaksanakan. Data diatas menerangkan bahwa dalam

hal pemberian usulan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

sangat baik, artinya disamping baik dalam memberikan partisipasi,

masyarakat juga lebih berani memberikan usulan dalam pelaksanaan

pembangunan, hal ini tidak terlepas dari jaminan dalam memberikan

pendapat selagi pendapat itu disampaikan pada tempatnya dan bersifat

membangun karena di dalam forum masyawarah pendidikan ada waktu

untuk memberikan usulan baik itu keluhan maupun saran demi

pembangunan yang dicita-citakan masyarakat, jadi jelas pemberian

usalan cukup besar di kecamatan Jombang Kota Cilegon. Untuk

memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik

sebagai berikut:

PERT20

1
2
3
4

Grafik 4.21
Pemberian usulan dalam pelaksanaan pembangunan jika pembangunan kurang
berkenan dengan tujuan yang telah disepakati. (Sumber: Data diolah, 2011)
130

4.3.4.21 Tanggapan Responden mengenai usaha untuk mengetahui

perkembangan dan prestasi pendidikan yang diraih dalam

pembangunan pendidikan secara mudah dan terbuka

Tabel 4.30
PERT21

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 39 11.3 11.3 11.3
2 102 29.5 29.5 40.8
3 94 27.2 27.2 67.9
4 111 32.1 32.1 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.21)

Dari data diatas yang menunjukan bahwa jawaban responden

memilih selalu (point 4) memiliki gambaran bahwa hal ini menunjukan

bahwa keinginan dan kesadaran warga akan kualitas memang harus

dilakukan untuk mengontrol secara riil yang dicapai benar-benar

memberikan arahan dalam mencapai suatu pendidikan yang berkualitas

dengan prestasi yang telah diraih Kota Cilegon. Untuk memperjelas

gambaran jawaban responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:


131

PERT21

1
2
3
4

Grafik 4.22
Usaha mengetahui perkembangan dan prestasi pendidikan
yang dicapai. (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.22 Tanggapan Responden mengenai usaha untuk mengetahui

perkembangan dan prestasi pendidikan yang dicapai secara aktif

dan berkala

Tabel 4.31
PERT22

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 35 10.1 10.1 10.1
2 100 28.9 28.9 39.0
3 110 31.8 31.8 70.8
4 101 29.2 29.2 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.22)

Jawaban dari pilihan jawaban kuisioner diatas dominan dijawab

pada point 3 (sering) hal ini dapat diartikan bahwa masyarakat sebagai

bagian penting pembangunan pendidikan memiliki peran aktif dalam

mengontrol kualitas dan proses pembangunan secara berkala hal ini turut
132

ditunjang kesadaran warga akan kontrol yang kuat dari masyarakat

terhadap kualitas yang dicapai baik yang sedang dilakukan maupun yang

akan dicapai di masa yang akan datang. Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

PERT22

1
2
3
4

Grafik 4.23
Usaha untuk mengetahui perkembangan dan prestasi pendidikan yang diraih
dalam pembangunan pendidikan (Sumber: Data diolah, 2011)

4.3.4.23 Tanggapan Responden mengenai keikutsertaan dalam menilai

pembangunan pendidikan yang berhasil atau tidak

Tabel 4.32

PERT23

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 40 11.6 11.6 11.6
2 95 27.5 27.5 39.0
3 108 31.2 31.2 70.2
4 103 29.8 29.8 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.23)


133

Dengan jawaban berjumlah 108 responden cukup memberikan

bobot dominan pada jawaban sering (point 3) gambaran data ini dapat

diartikan bahwa Masyarakat sebagai kelompok sosial dan didasarkan atas

perasaan bahwa orang-orang merasa memiliki kesadaran akan hasil yang

dicapai dalam pembangunan pendidikan perlu menilai dan berpartisipasi

dalam memberikan penilaian akan keberhasilan dan kualitas pendidikan

putra-putrinya demi tercapainya kondisi pendidikan yang berkulitas dan

terjangkau, hal ini pun turut didukung oleh besarnya kehadiran warga

dalam usaha dan forum musyawarah pendidikan baik yang

diselenggarakan sekolah mapun masyarakat terkait usaha pembangunan

pendidikan di Kecamatan Jombang. Untuk memperjelas gambaran

jawaban responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

PERT23

1
2
3
4

Grafik 4.24
Keikutsertaan warga dalam menilai pembangunan pendidikan
(Sumber: Data diolah, 2011)
134

4.3.4.24 Tanggapan Responden mengenai peran penting keterlibatan

masyarakat dalam menentukan keberhasilan pembangunan

pendidikan secara formal maupun nonformal

Tabel 4.33

PERT24

Cumulat iv e
Frequenc y Percent Valid Percent Percent
Valid 1 71 20.5 20.5 20.5
2 91 26.3 26.3 46.8
3 90 26.0 26.0 72.8
4 94 27.2 27.2 100. 0
Total 346 100. 0 100. 0

Sumber: Data Diolah, 2011. (Hasil Responden no.24)

Pada jawaban pertanyaan terakhir jawaban relatif seimbang

walaupun jumlah terbanyak pada jawaban selalu (point 4) maka jelas

keterlibatan masyarakat dalam keberhasilan pendidikan memberikan arah

yang jelas dalam pembangunan pendidikan pasca perencanaan di bidang

pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon. Hal ini dapat diartikan

bahwa Masyarakat Jombang secara umum memberikan kontribusi yang

besar dalam memberikan dan menentukan keberhasilan pendidikan di

Jombang hal ini pun terkait dengan kehadiran dan kesadaran warga akan

pendidikan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berasal

dan merasa dimiliki oleh masyarakat sehingga peroes pembangunan akan

berjalan lancar dengan kerjasama berbagai pihak terutama masyarakat.


135

Untuk memperjelas gambaran jawaban responden dapat dilihat pada

grafik sebagai berikut:

PERT24

1
2
3
4

Grafik 4.25
Peran penting keterlibatan masyarakat dalam menentukan keberhasilan
pembangunan pendidikan secara formal dan nonformal.
(Sumber: Data diolah, 2011)

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut :

“Tingkat Partisipasi masyarakat pasca perencanaan paling tinggi mencapai

70% dalam pembangunan bidang pendidikan di Kecamatan Jombang Kota

Cilegon Tahun 2010.” Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode

penelitian, maka pada tahap pengujian hipotesis penelitian ini peneliti

menggunakan rumus t-test satu sampel. Adapun penghitungan pengujian

hipotesis tersebut yakni sebagai berikut.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis maka peneliti menggunakan rumus

t-test satu sampel. Skor ideal untuk Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca

Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Tahun


136

2010 adalah 4 x 24 x 346= 33216 (4 = nilai dari setiap jawaban selalu setiap

pertanyaan/pernyataan yang dinyatakan pada responden, kriteria skor

berdasarkan pada skala Likert. 346 = jumlah sampel yang dijadikan

responden. 24= jumlah pertanyaan/pernyataan yang ditanyakan kepada

responden) dan nilai mean/nilai rata-rata nya adalah 33216 : 346 = 96.

Sehingga untuk Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan

Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon

Tahun 2010 nilai yang dihipotesiskan tertinggi mencapai 70% dari yang

diharapkan, ini berarti bahwa 0,70 x 33216 = 23251.2 dibagi 346 = 67,2.

Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho untuk memprediksi

µ lebih besar atau sama dengan 70% dari skor ideal paling tinggi. Sedangkan

Ha lebih besar dari 70% dari skor ideal yang diharapkan. Atau dapat

dituliskan dengan rumus:

Ho = µ ≤ 70% ≤ 0,70 x 33.216: 346 = 67,2

Ha = µ ≥ 70% ≥ 0,70 x 33.216 : 346 = 67,2

Diketahui :


X  X : 346  23216 : 346  67,09

µo = 70% = 0,70 x 33216 : 346 = 67,2

s = 0,11

n = 346

x   0 67,09  67,2  0,11


t=  
s 0,11 0,11
n 346 18,6
137

- 0,11

0,0059

 - 18,64

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t

tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) = n – 1 = 346 – 1 = 345 dan taraf

kesalahan  = 10% untuk uji satu pihak (one tail test), karena harga t

hitung lebih kecil dari pada harga t tabel atau Ha (-18,64 < 0,098) maka

Ha ditolak dan Ho diterima. Berikut adalah gambar kurva daerah

penerimaannya.

Daerah
Penerimaan Ho Daerah
Penerimaan Ha

-18,64 0 0,098
67,09 % 67,2 %

Gambar 4.26
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, hal yang paling penting dan diutamakan

adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti diawal

penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, kita dapat

melihatnya dari hasil penghitungan dengan menggunakan seperti dalam

perhitungan t-test satu sampel, berdasarkan penghitungan pada pengujian

hipotesis t-test satu variabel didapatkan bahwa ternyata t-hitung lebih kecil
138

dari pada t-tabel, dan hal itu dapat diartikan bahwa Ha ditolak. Karena hanya

mencapai 67,09% dari angka minimal 67,2%.

Kemudian berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen

adalah 4x 24 x 346 = 33.216 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan

yang diajukan pada responden, 24 = jumlah item pertanyaan yang diajukan

kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 23.216. dengan

demikian nilai Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan

Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon

Tahun 2010 adalah 23.216 : 33.216 = 0,698 atau 69,8 persen.

Kemudian mengenai jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian

yaitu Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan

Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010

adalah sebesar 69,8 persen. Kemudian analisis berikutnya dilihat dari unsur

partisipasi masyarakat untuk yang pertama yaitu keterlibatan dalam

pembuatan keputusan adalah 4 x 346 x 6 = 8.304. ( 4 = nilai dari setiap

jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 6 = jumlah pertanyaan yang

diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang dijadikan

responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 5.878.

Dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam pembuatan

keputusan 5.878 : 8.304 = 0,7078 atau 70,7 persen.

Kemudian untuk unsur partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan

yakni partisipasi dalam proses pelaksanaan adalah 4 x 8 x 346 = 11.072 ( 4


139

= nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan responden, 8 = jumlah

pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 = jumlah sampel yang

dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah

sebesar 7.620 dengan demikian nilai tingkat partisipasi masyarakat dalam

proses pelaksanaan adalah sebesar 7.620 : 11.072 = 0,688 atau 68,8 persen.

Kemudian untuk unsur partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil

4 x 4 x 346 = 5.536 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan

responden, 4 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 =

jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil

penelitian adalah sebesar 3.948 . dengan demikian nilai tingkat partisipasi

masyarakat dalam menikmati hasil 3.948 : 5.536 = 0.713 atau 71,3 persen.

Sedangkan untuk unsur partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi

4 x 6 x 346 = 8.304 ( 4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan

responden, 6 = jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden, 346 =

jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil

penelitian adalah sebesar 5.770 . dengan demikian nilai tingkat partisipasi

masyarakat dalam proses evaluasi 5.770 : 8.304 = 0.694 atau 69,4 persen.

Jadi secara umum dan menurut skala hipotesis bahwa Tingkat

Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan

di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 memang sudah baik dan

merupakan tolak keberhasilan dalam menentukan arah pembangunan

melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan keterlibatan


140

masyarakat walapun nilai penelitian kurang sedikit untuk mencapai nilai

hipotesis yang ditetapkan peneliti sebelumnya.

4.6 Pembahasan

Dari pembahasan yang memaparkan tentang pengujian hipotesis

menjelaskan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Dari data tersebut dijelaskan

bahwa ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca Perencanaan Pembangunan

Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon Tahun 2010 belum

mencapai angka 70 %, artinya tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan pendidikan secara umum sedang.

Dari hasil penelitian tentang tingkat partisipasi masyarakat tersebut

dikaji dengan teori Josef Rawu Kaho yaitu dengan 4 indikator. Dari hasil

kuesioner yang telah diolah terdapat beberapa hal yang menyebabkan tinggi

rendahnya tingkat partisipasi masyarakat yang kemudian disebut sebagai

faktor pendorong, yang antara lain adalah nilai-nilai dominan yang

menggerakkan masyarakat seperti tercantum pada tabel berikut:

Tabel 4.34
Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pendidikan
No Potensi Pengaruh
Nilai – Nilai Positif yang
Turunan
Dominan Rendah Tinggi
Indikator
4.34.1 Kehadiran dalam proses
pembuatan keputusan dalam
proses musyawarah.
(Tingkat kehadiran masyarakat 70,7 %
dalam forum musyawarah
mengenai pendidikan sangat besar
hal ini terkait adanya kebijakan
141

No Potensi Pengaruh
Nilai – Nilai Positif yang
Turunan
Dominan Rendah Tinggi
Indikator
jadwal yang terjadwal mengenai
pelaksanaan forum mengenai
pendidikan).
4.34.2 Kesediaan masyarakat untuk turut
berperan aktif dalam proses
pelaksanaan.
(Dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang
pendidikan, masyarakat berperan
aktif cukup baik ini membuktikan 68,8 %
bahwa kehadiran dalam
musyawarah dengan partisipasi
dalam pelaksanaan sangat
berkaitan sehingga rencana dan
pelaksanaan harus tetap di
pertahankan).
4.34.3 Kesediaan masyarakat dalam
menikmati hasil.
(Masyarakat sadar bahwa
pendidikan yang berkualitas
adalah pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan
71,3 %
masyarakat sehingga mulai dari
perencanaan sampai dengan
menikmati pendidikan harus tetap
dipegang oleh masyarakat dengan
berkoordinasi dengan pelaksana
pendidikan dan pemerintah).
4.34.4 Peran aktif masyarakat dalam
proses evaluasi.
(keberhasilan suatu proese
pembangunan tidak terlepas dari
proses tahapan evaluasi, evaluasi
sangat penting untuk mengukur
tingkat keberhasilan suatu
69,4 %
pembangunan terutama
pembangunan kualitas pendidikan
di Kecamatan Jombang ini, maka
perlunya masyarakat berperan
aktif dalam evaluasi untuk menilai
dan menentukan rencana ke
depannya lagi).
Sumber: Data Diolah. 2011
142

Dari data penelitian mengenai partisipasi masyarakat di Kecamatan

Jombang mengenai partisipasi pasca perencanaan pembangunan pendidikan

adalah dalam berita acara musyawarah Sekolah tingkat Kecamatan Jombang

menerangkan bahwa penyelenggaraan musyawarah komite dan sosialisasi

yang dihadiri oleh orang tua murid dan tokoh masyarakat serta unsur lain

yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan

pendidikan yang disesuaikan dengan rencana strategis pendidikan Kota

Cilegon yang secara otomatis di Kecamatan Jombang juga menegaskan

bahwa pendidikan diarahkan untuk pendidikan yang berkualitas, berdaya

saing dengan menjungjung akhlakhul karimah demi menyongsong daya saing

global karena Cilegon merupakan gerbang investasi penting di Pulau Jawa.

Secara keseluruhan prinsip partisipasi dalam Peningkatan Kualitas

pendidikan di Kecamatan Jombang sudah termasuk dalam kategori baik

menurut skala hipotesis yaitu mencapai 69,8 % (jika dibulatkan) dari angka

minimal 70% sebagaimana dari hasil penelitian bahwa dimensi kehadiran

dalam proses pembuatan keputusan dalam proses musyawarah mencapai 70,7

%. Dan dimensi Kesediaan masyarakat untuk turut berperan aktif dalam

proses pelaksanaan mencapai 68,8 %, dan kesediaan masyarakat dalam

menikmati hasil mencapai 71,3 %. Dan dimensi peran aktif masyarakat dalam

proses evaluasi mencapai 69,4 %.

Tingginya tingkat partisipasi Masyarakat Kecamatan Jombang

mencapai 69,2 persen sebagaimana masyarakat merupakan sumber informasi


143

yang terpercaya. Kondisi, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat dapat

diketahui dengan pasti, termasuk nilai yang hidup di tengah-tengahnya.

Keefektifan dan efisiensi dari program pembangunan akan mudah dicapai.

Dengan partisipasi masyarakat, pemerintah dalam membangun pendidikan

akan lebih teliti dibidang. dalam meningkatkan suasana pembangunan

pendidikan sebagaimana salah satu program unggulan Kota Cilegon tahun

2015. Pembangunan diawali dari pembangunan potensi manusia dengan

pendidikan, pemantapan moral dan pembangunan sumber daya manusia di

Indonesia. partisipasi dari masyarakat yang cukup besar karena dituntut untuk

mengimbangi persaingan dengan daerah lainnya. Pengembangan dan

menciptakan insan mandiri harus melalui pembangunan melalui pendidikan.

Dalam pembangunan hendaknya mengusung konsep pembangunan berbasis

masyarakat yang berpartisipatif hendaknya pembangunan pendidikan

memiliki rasa kebersamaan berbagai unsur mulai dari masyarakat, tokoh

masyarakat lembaga pendidikan dan pemerintah.

Menyikapi hasil penelitian yang menunjukan angka 69,2 persen ini

menunjukan bahwa tingkat partisipasi dari 4 unsur yang dijadikan indikator

memiliki pengaruh dan dampak dari kondisi dan karakteistika kota Cilegon

itu sendiri, kita lihat Kecamatan Jombang merupakan salah satu kecamatan

yang strategis di Kota Cilegon yang memiliki wilayah yang dijadikan

sebagian pusat pemerintah Kota Cilegon maka tidak heran partisipasi

masyarakat disini begitu besar, disamping sebagai pusat pemerintah Kota

Cilegon juga sebagai basis perdagangan dan jasa, hal ini memiliki kontribusi
144

yang besar terhadap tingkat pendapatan warga, jika melihat data BPS tahun

2010 maka Tingkat pendapatan Kecamatan Jombang lebih besar dari

pendapatan rata-rata warga kecamatan lain. Dengan sebaran sekolah yang

banyak di Kecamatan Jombang warga memiliki akses yang lebih mudah

daripada wilayah lainnya.

Tingkat partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor sumber daya

manusianya sebagaimana jumlah penduduk pada usia produktif cukup besar

sebagaimana usia penduduk kecamatan Jombang mencapai 48,2% ini akan

menentukan keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan memiliki peluang

yang cukup besar karena usia produktif merupakan usia yang memadai untuk

menyumbangkan tenaga dan pikiran yang baik, selain itu dari faktor

sumberdaya manusianya yaitu dari segi pendidikan mayoritas penduduk

berpendidikan SLTP dan SLTA mencapai 43,3%.

Kemudian yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam

memberikan konstribusi tergerak adalah tingkat kesejahteraan masyarakat

seperi menyumbangkan uang, bahan-bahan material untuk pembangunan

sebagaimana yang dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan

Jombang paling tinggi berjumlah 10.345 kepala keluarga dengan jumlah

semua kepala keluarga 34.324 atau dapat dikatakan mencapai 30,2% kepala

keluarga yang sudah sejahtera. Membangun gerakan kesadaran individu

untuk berpartisipasi dalam pembangunan patut didorong agar menjadi

"gerakan kesadaran kolektif" dari berbagai elemen masyarakat. Gerakan yang


145

nantinya mampu mendorong terjadinya proses partisipasi masyarakat dalam

proses pengambilan terkait sumber daya publik.

Gerakan ini yang diharapkan akan menjadi noise (suara) untuk

mendorong terciptanya good governance. Upaya mensejahterakan masyarakat

perlu kiranya mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri,

yang akhirnya dibicarakan pula seberapa besar ruang untuk masyarakat

terlibat dalam forum musyawarah pendidikan dalam hal perencanaan dalam

kegiatan memberikan usulan terhadap kebutuhan akan pendidikan mereka.

Jika melihat mekanisme yang dibangun oleh UU 25 Tahun 2004 sudah

semestinya menjadi keharusan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah

untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran.

Mekanisme perencanaan yang bersifat bottom-up ini merupakan upaya

menangkap kebutuhan masyarakat. Pertama, masyarakat yang tahu akan

kebutuhannya, maka masyarakat mempunyai hak untuk menentukan

kebutuhan pembangunan diwilayahnya. Kedua, partisipasi akan menjamin

suara-suara yang selama ini termarjinalkan dalam bidang pendidikan,

ekonomi, sosial budaya dll. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan terhadap

proses pembangunan dapat menjamin tidak terjadinya berbagai

penyimpangan, penurunan kualitas dan kuantitas pembangunan. Dalam tahap

pelaksanaan program pembangunan, masyarakat bisa dilibatkan sebagai

pemantau pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang didanai oleh

APBD.
146

Kegiatan ini bisa dilakukan jika ada informasi yang sampai pada

masyarakat tentang proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan di

wilayah mereka. Ketersediaan informasi ini menjadi prasyarat utama

terjadinya pengawasan pelaksanaan pembangunan oleh masyarakat.

Pengawasan oleh masyarakat diharapkan bisa mencegah terjadinya

penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan proyek yang dananya berasal dari

rakyat. Dengan demikian, dana yang ada diharapkan dapat digunakan untuk

upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pendidikan sebagai dasar pembangunan perlu keterlibatan bersama

dalam pembangunanya hal ini sesui dengan pernyataan Walikota Cilegon Tb

Imam Ariyadi pada acara peringatan hari jadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Langon dan peresmian ruang kelas baru (RKB), Senin (20/6/2011): 50

" Dengan pendidikan berkualitas yang dimiliki generasi kita, maka


mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan
kompetitif. Oleh karena itu, peran pendidikan semakin dituntut
keberadaannya sebagai pemberi arah juga sebagai benteng yang kokoh
dalam menangkal dan menaggulangi dampak negativ dari kemajuan
zaman yang begitu pesat. Namun penyelenggaraan pendidikan bukan
hanya menjadi tanggung jawab dewan guru dan pemerintah semata,
akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama,"

Oleh karena itu, peran pendidikan semakin dituntut keberadaanya

sebagai pemberi arah juga sebagai benteng yang kokoh dalam menangkal dan

menaggulangi dampak negatif dari kemajuan zaman yang begitu pesat.

Namun penyelenggaraan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab

50
Radar Banten 2011 edisi 45. Pembangunan Pendidikan Memiliki Peranan Penting.
147

dewan guru dan pemerintah semata, akan tetapi menjadi tanggung jawab

bersama.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan

satuan pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional diantaranya dengan pengembangan kurikulum,

peningkatan mutu guru, perbaikan sarana pendidikan, pengadaan buku dan

alat peraga serta peningkatan mutu manajemen pendidikan sekolah.

Pembangunan pendidikan yang baik menurut Muhlisi, MM.Pd (Kepala

UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Jombang Kota Cilegon), dari hasil

wawancara peneliti dengan beliau, beliau menegaskan bahwa: 51

“ Dalam mencapai pendidikan yang sesuai dengan visi pendidikan kota


Cilegon, Yaitu Terwujudnya Insan Cerdas, Mandiri, Agamis, Melalui
Tata Kelola Organisasi Lembaga Pendidikan Yang Berkualitas, Merata
Dan Berdaya Saing, perlu Mengumpulkan data nilai luhur dari seluruh
anggota organisasi untuk diprioritaskan menjadi nilai luhur organisasi.
Dari nilai luhur organisasi menjadi dasar untuk menentukan visi pribadi
dan visi bidang yang akhirnya menjadi visi organisasi yang merupakan
gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh Dinas
Pendidikan Kota Cilegon. Dalam kesempAtan ke depan kita harus
bersinergi antara masyarakat, pengelola pendidikan dan pemerintah
dalam mengkoordinasikan kebijkan terkait pembangunan pendidikan
yang berlandaskan atas kepentingan dan kebutuhan masyarakat
disejalankan dengan visi dan misi pendidikan Kota Cilegon sehingga
tercapainya kondisi pembangunan pendidikan yang ideal dan merata
serta berkualitas Sedangkan untuk prestasi pendidikan untuk Kecamatan
Jombang alhamdulilah pada lomba Guru Teladan Tingkat Provinsi
Banten tahun 2010 mendapat Juara 2, sedangkan untuk siswa
Kecamatan Jombang mendapatkan juara 1 Karya Seni Daur Ulang
Sampah .”

51
Wawancara dengan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kota Cilegon pada tanggal 6 Juli 2011
148

Kemudian faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah

kelembagaan organisasi pendidikan masyarakat sebagaimana jumlah institusi

dan bangunan pendidikan di kecamatan Jombang kondisi dan keadaan

bangunan fisik sekolah pada tahun 2010 tercatat jumlah TK/RA 128 sekolah,

SMK 14 sekolah, SD/MI 184 sekolah, SMP/MTs 73 sekolah, SMA/MA 39

sekolah, PT berjumlah 10 unit, dan lembaga pendidikan lainnya berjumlah 4

unit total sekolah 452 unit. Sedangkan jumlah Sekolah di Kecamatan

Jombang pada tahun 2010 tercatat TK/RA 16 sekolah dengan jumlah 917

siswa, SD/MI 30 sekolah dengan jumlah 8656 siswa, SMP/MTs 6 sekolah

dengan jumlah 1842 siswa, SMA/MA 4 sekolah dengan 1167 siswa, SMK 4

sekolah dengan jumlah 1975 siswa, PT berjumlah 2 unit dengan jumlah 91

mahasiswa.52 Dari hal ini dapat diartikan bahwa organisasi dan lembaga

pendidikan sudah terlembaga dan dalam kategori baik untuk ukuran sebuah

kecmatan yang berada di kawasan perkotaan industri di Kota Cilegon, dan

diharapkan organisasi ini akan mewadahi aspirasi dan kebutuhan pendidikan

masyarakat sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Artinya membuka akses partisipasi ternyata tidak serta merta

meningkatkan kuantitas dan kualitas partisipasi itu sendiri. Dalam

memberikan penekanan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam

pembangunan pendidikan agar ada informasi/masukan dan kontrol kepada

eksekutif dan legislatif mengenai pembangunan yang sedang pemerintah

daerah laksanakan. Membangun gerakan kesadaran individu untuk

52
Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon 2010. Cilegon:
Tidak dipublikasikan.
149

berpartisipasi dalam pembangunan patut didorong agar menjadi "gerakan

kesadaran kolektif dan sadar pendidikan" dari berbagai elemen masyarakat.

Gerakan yang nantinya mampu mendorong terjadinya proses partisipasi

masyarakat dalam proses pengambilan terkait sumber daya publik. Gerakan

ini yang diharapkan akan menjadi noise (suara) untuk mendorong terciptanya

good governance. Upaya mensejahterakan masyarakat perlu kiranya

mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri, yang

akhirnya dibicarakan pula seberapa besar ruang untuk masyarakat terlibat

dalam forum perencanaan memberikan usulan terhadap kebutuhan mereka

kepada pemerintah. Mekanisme yang dibangun oleh UU 25 Tahun 2004

sudah semestinya menjadi keharusan bagi pemerintah baik pusat maupun

daerah untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan.

Jika kondisi ini tercipta maka proses dan pelaksanaan pembangunan

pendidikan akan berjalan lancar dengan keterlibatan masyarakat Kecamatan

Jombang pada khusus dan pada umumnya akan berdampak juga pada

perkembangan pandidikan Kota Cilegon yang merupakan kota yang memiliki

Visi terdepan dalam kualitas sumber daya manusia, perdagangan dan industri

di Pulau Jawa.
150

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakni tentang

tingkat partisipasi yang berjudul ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Pasca

Perencanaan Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota

Cilegon Tahun 2010. Maka peneliti manarik kesimpulan yaitu hipotesis Ha (-

18,64 < 0,098) maka Ha ditolak dan Ho derima, maka Ha tidak diterima bila

< 70% ini berarti bahwa Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Bidang Pendidikan Kecamatan Jombang sudah berjalan baik

walaupun hipotesis tidak mencapai mencapai 70% atau hasil penelitian

mencapai 69,8 % dari angka minimal yakni 70%. Yang ditemukan

berdasarkan hasil penelitian bahwa Partisipasi Masyarakat dalam

pembangunan Pendidikan Kecamatan Jombang memiliki 4 unsur penting

meliputi:

1. Keterlibatan pembuatan keputusan mencapai 70,7 persen, partisipasi

masyarakat pada tahap ini sangat penting, terutama keputusan yang

menyangkut nasib mereka secara keseluruhan. Pada tahap ini sangat ideal

keikutsertaan masyarakat untuk ikut serta membuat keputusan yang

menyangkut nasib mereka. Semakin besar kemampuan untuk menentukan

nasib sendirii maka semakin besar partisipasi masyarakat dalam

pembangunan.
151

2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan mencapai 68,8 persen, dalam

tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembuatan keputusan,

partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan melalui keikutsertaan

masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan

pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang material, ataupun

informasi yang berguna bagi pelaksanaan


136 pembangunan.

3. Partisipasi masyarakat dalam menikmati hasil mencapai 71,3 persen, pada

tahap ini setiap anggiota masyarakat berhak untuk berpartisipasi dalam

menikmati setiap usaha bersama yang ada secara adil.

4. Indikator keempat partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi mencapai

69,4 persen, pada tahap ini masyarakat dilibatkan secara aktif dalam

menilai dan dijadikan sebagai hakim yang adil dan jujur dalam menilai

hasil yang ada.

Keterangan data hasil penelitian menunjukan tingkat partisipasi

masyarakat dari 4 aspek indikator menunjukan hasil yang baik walaupun

tidak mencapai hipotesis yang ditentukan, trend yang postif menjadikan

kondisi ini patut dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi untuk keberhasilan

pembangunan pendidikan yang berkualitas di Kecamatan Jombang pada

khususnya dan umumnya di Kota Cilegon.


152

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ”Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Bidang Pendidikan di Kecamatan Jombang Kota Cilegon,”

maka peneliti memberikan saran yaitu :

1. Disarankan perlu adanya kesadaran masyarakat untuk mengetahui

jadwal pelaksanaan secara berkala pada setiap kegiatan musyawarah

maupun dalam proses pelaksanaan pembnagunan pendidikan baik

berupa sumbangan berupa tenaga, pikiran dan uang, untuk menjalankan

arah pembangunan yang terorganisir sesuai dengan kebutuhan

masyarakat seperti Komite Sekolah, Forum Peduli Pendidikan

Masyarakat, Lembaga Swadaya Pemerhati Pendidikan yang di usulkan

memiliki kontribusi yang penting dalam melaksanakan dan mengawasi

jalannya pembangunan pendidikan yang telah direncanakan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

2. Hendaknya diadakan sosialisasi mengenai pentingnya peningkatan

pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia sebagai modal awal

dalam menghadapi arus globalisais dan perdagangan bebas, dengan

sosialisasi yang turun langsung ke masyarakat diharapakan dapat menambah

kesadaran orang tua dan masyarakat untuk berperan aktif dalam menentukan

arah kebijakan pendidikan dan mengawasi putra-putrinya dalam menempuh

pendidikan agar lebih berkualitas dan merata.

3. Perlunya sinkronasi antara masyarakat dan pemerintah Kota Cilegon dan

Kecamatan Jombang sehingga adanya kerjasama yang baik dalam


153

menentukan arah pembangunan yang benar-benar sesuai kebutuhan

masyarakat, baik dalam proses penentuan keputusan, perencanaannya

sampai dengan proses evaluasinya benar-benar semua pihak dapat

menjalankan peranannya masing-masing dengan baik. Sehingga

keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan benar-benar

dapat melibatkan dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

4. Perlunya bersinergi antara masyarakat, pengelola pendidikan dan

pemerintah dalam mengkoordinasikan kebijkan terkait pembangunan

pendidikan yang berlandaskan atas kepentingan dan kebutuhan

masyarakat disejalankan dengan visi dan misi pendidikan Kota Cilegon

sehingga tercapainya kondisi pembangunan pendidikan yang ideal dan

merata serta berkualitas.


154

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita Rahardjo. 2006. Paradigma dan Pendekatan Pembangunan Daerah.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Afiffudin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan, Konsep Teori dan


implikasinya di era Reformasi. Bandung: Alfabeta

Daniel, Mohar.dkk. 2005. Participatory Rural Appraisal. Bumi Aksara.

Dwiyanto, Agus.2005. Mewujudkan Good Governance. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Eriyanto. 2007. Tehnik Sampling, Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LKIS.

Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. Jakarta: Balai Pustaka.

Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan sumber daya manusia dan efektifitaas


organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Modul FISIP 2002. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rukminto, Isbandi. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat


sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Grapindo
Persada.

Syani, Abdul. 1995. Sosisologi dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka


Jaya.

Slamet. 1994. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta:


Sebelas Maret University Press.

Soedjatmoko. 1972. Pembinaan Aspek-aspek Sosiologis Kulturil dalam


Menunjang Modernisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzmedia.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

________. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
155

Suparlan, Supardi. 1995. Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: YOI.

Suryadi, Ace. 2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Jakarta:


Balai Pustaka.
Tim Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif. 2009. Menuju Demokrasi Pemetaan.
Bogor: TIFA.

Tjokromidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:


LP3ES.

Wibisana, Gunawan. 1989. Partisipasi Masyarakat dalam Proses Peremajaan


Pasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung Pers.

Wiroatmojo, Piran. 2003. Otonomi dan pembangunan Derah. Yogyakarta:


Lembaga Administrasi Negara.

Dokumen

Badan Pusat Statistik Kota Cilegon. 2010. Jumlah Penduduk Kota Cilegon Tahun
2010.

Depertemen Pendidikan Nasional. 2000. Program Strategis Pendidikan Nasional.


Jakarta: Tidak dipubliskasikan.

Dinas Pendidikan Kota Cilegon. 2010. Data Pokok Pendidikan Kota Cilegon
2010. Cilegon: Tidak dipublikasikan.

Dirjen Pembangunan Masyarakat Desa. 1998. Panduan Operasional Masyarakat


Desa. Jakarta: Tidak Dipublikasikan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000. Tentang Program Pendidikan Nasional.

Sumber Lain

Kompas. 2008. Catatan Pendidikan Indonesia Memprihatinkan. (diunduh Tgl 10


Desember 2010).
Radar Banten. 2011. Pembangunan Pendidikan Memiliki Peranan Penting.
Diunduh 20 Juli 2011.
Hasil wawancara dengan Muhlis, MM.Pd, Tgl 6 Juli 2011.
Hasil wawancara dengan Hj. Ratu Siti Hilawati, Tgl 2 Desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai