No 8 Langkah Langkah Diagnosis
No 8 Langkah Langkah Diagnosis
Anamnesis:
- Ciptakan suasana kondusif agar orang tua atau pasien dapat mengemukakan keadaan pasien
dengan spontan dan wajar → menyapa / memberi salam kepada penderita/keluarga,
memperkenalkan diri, meminta izin untuk melakukan anamnesis dan memeriksa.
- Menanyakan identitas pada pasien/keluarga (Nama, umur, alamat)
- Menanyakan adakah batuk; bila ada bagaimanakah:
1. bunyi suara batuk: apakah ringan, batuk berkepanjangan, dengan napas berbunyi, batuk
keas membentak dengan, nyeri, batuk disertai suara parau
2. waktu batuk: apakah terutama sering pada malam atau siang hari
3. pencetus batuk: asap, debu
4. gejala lain yang menyertai: demam, sesak napas
Pemeriksaan Fisik:
1. Inspeksi
Inspeksi adakah lesi pada dinding dada, kelainan bentuk dada, menilai frekuensi, sifat
dan pola pernapasan
Mengidentifikasi ada tidaknya penyempitan dan pelebaran sela iga
Inspeksi kelainan lain (misalnya ada tidaknya benjolan/tumor, emfisema subkutis)
Menilai kesimetrisan hemitoraks kiri dan kanan (statis: melihat dada tanpa memerhatikan
pergerakan napas) dan saat bernapas (dinamis)
Menilai jenis pernapasan dengan melihat pergerakan toraks sebuah dan abdomen: torakal,
abdominal, atau kombinasi (torako perut; abdomino-torakal)
Mengidentifikasi kelainan organ lain yang berhubungan dengan penyakit paru seperti:
sianosis perifer (warna kulit, bibir, kuku kebiruan), warna kulit pucat atau tidak pucat,
jari tabuh (clubbing fingers), otot lengan mengecil.
2. Palpasi
3. Perkusi
Melakukan perkusi secara umum pada seluruh lapang paru depan dimulai dari apeks
(daerah supraklavikula) secara beraturan dari dada kiri ke kanan dan ke bawah sampai ke
batas dada bawah dengan perut, serta dibandingkan
Menentukan bunyi ketukan: sonor (resonansi); hipersonor (Hiperresonan); redup(dull);
pekak/bunyi timpani.
Melakukan perkusi batas paru-hati pada linea midklavikula kanan secara beraturan ke
arah bawah hingga adanya perubahan dari sonor menjadi redup.
Memeriksa peranjakan hati dengan meminta pasien untuk menarik napas dalam lalu
menahan napas sebentar.
Dari batas paru-hati yang telah ditentukan sebelumnya. perkusi kembali diteruskan
hingga mendapat perubahan suara. dari sonor menjadi redup, untuk kemudian ditentukan
berapa peranjakan hati. Selanjutnya pasien diminta untuk bernapas kembali seperti biasa.
Menentukan peranjakan hati (umumnya dua jari)
Perkusi dada dan paru bagian belakang:
Melakukan perkusi secara umum pada seluruh lapang paru belakang untuk menilai ada
tidaknya kelainan, secara beraturan dan sistematis, dimulai dari atas (daerah di atas
skapula), daerah interskapula, terus ke bawah skapula, pada paru belakang kiri ke kanan
(zig zag), serta dibandingkan dengan setiap langkah perkusi dari tiap-tiap sisi paru
Melakukan perkusi batas paru belakang kanan pada linea skapula kanan secara beraturan
ke arah bawah dengan meletakkan jari plesimeter pada arah tegak lurus terhadap arah
gerak perkusi dengan gentle. Menentukan adanya perubahan dari sonor menjadi redup
(biasanya satu jari lebih tinggi dari batas par belakang kiri)
Menentukan batas paru belakang kiri dengan melakukan perkusi pada linea skapula kiri
ke arah bawah dan menentukan adanya perubahan dari sonor menjadi redup (biasanya
setinggi vertebra torakalis 10)
4. Auskultasi
Menentukan adakah suara napas tambahan: ronki basah, ronki kering,wheezing.
Stetoskop diletakkan pada dinding dada secara simetris dan pasien diminta untuk
mengucapkan sembilan puluh sembilan dimana dalam keadaan normal suara yang
dihantarkan akan menjadi tidak jelas. Bila suara yang terdengar menjadi lebih jelas dan
keras disebut bronkoponi.
Pemeriksaan Penunjang: