Anda di halaman 1dari 3

8. Jelaskan langkah-langkah diagnosis pada scenario!

Anamnesis:

- Ciptakan suasana kondusif agar orang tua atau pasien dapat mengemukakan keadaan pasien
dengan spontan dan wajar → menyapa / memberi salam kepada penderita/keluarga,
memperkenalkan diri, meminta izin untuk melakukan anamnesis dan memeriksa.
- Menanyakan identitas pada pasien/keluarga (Nama, umur, alamat)
- Menanyakan adakah batuk; bila ada bagaimanakah:
1. bunyi suara batuk: apakah ringan, batuk berkepanjangan, dengan napas berbunyi, batuk
keas membentak dengan, nyeri, batuk disertai suara parau
2. waktu batuk: apakah terutama sering pada malam atau siang hari
3. pencetus batuk: asap, debu
4. gejala lain yang menyertai: demam, sesak napas

- Adakah disertai dahak; bila ada bagaimanakah:


1. jumlah produksi dahak: banyak, persisten, apakah sulit dikeluarkan, batuk kering
2. jenis dahak: serous, mukoid, purulen, rusty
3. warna: jernih, kekuningan, kehijauan, coklat, kemerahan
4. bau dahak

- Adakah Sesak napas,bila ada bagaimanakah:


1. variabilitas sesak napas: takipnea, hiperpnea, ortopnea
2. deskripsi sesak: awal mula keluhan: secara mendadak atau bertahap, lamanya;
progresifitas: semakin memberat dalam waktu beberapa menit, beberapa
jam/hari/minggu/bulan/tahun; derajat beratnya; faktor-faktor yang memperberat/
memperingan; dan keluhan yang berkaitan lainnya misalnya gangguan psikis
- Napas berbunyi: apakah saat ekspirasi atau inspirasi, saat aktivitas, apakah menyebabkan
terbangun pada malam hari, atau pagi hari
- Keluhan umum lainnya seperti demam, keringat malam, berat badan menurun
- Riwayat pengobatan
- Riwayat keluarga
- Menanyakan apakah ada kontak dengan seseorang yang merokok dan kontak dengan penderita
penyakit paru

Pemeriksaan Fisik:

1. Inspeksi
 Inspeksi adakah lesi pada dinding dada, kelainan bentuk dada, menilai frekuensi, sifat
dan pola pernapasan
 Mengidentifikasi ada tidaknya penyempitan dan pelebaran sela iga
 Inspeksi kelainan lain (misalnya ada tidaknya benjolan/tumor, emfisema subkutis)
 Menilai kesimetrisan hemitoraks kiri dan kanan (statis: melihat dada tanpa memerhatikan
pergerakan napas) dan saat bernapas (dinamis)
 Menilai jenis pernapasan dengan melihat pergerakan toraks sebuah dan abdomen: torakal,
abdominal, atau kombinasi (torako perut; abdomino-torakal)
 Mengidentifikasi kelainan organ lain yang berhubungan dengan penyakit paru seperti:
sianosis perifer (warna kulit, bibir, kuku kebiruan), warna kulit pucat atau tidak pucat,
jari tabuh (clubbing fingers), otot lengan mengecil.

2. Palpasi

Palpasi dada dan paru bagian depan:


 Melakukan palpasi pada seluruh permukaan rongga toraks Pemeriksaan palpasi dada dan
paru bagian depan untuk mencari massa, emfisema subkutis, atau kelainan lain
 Menentukan posisi mediastinum melalui pemeriksaan posisi trakea yaitu meletakkan jari
telunjuk pada daerah antara trakea-sternokleidomastoideus, kiri-kanan atau meletakkan
pada ujung-ujung jari telunjuk, jari tengah, jari manis kanan pada suprasternal notch
 Melakukan pemeriksaan fremitus raba (taktil) dari apeks bawah, kiri dan kanan,
dibandingkan setiap langkah secara bergantian sambil meminta pasien mengatakan "tujuh
tujuh" dan merasakan getaran suara napas yang ditimbulkannya apakah normal, melemah
atau mengeras.

Palpasi dada dan paru bagian belakang:


 Menyebutkan ada tidaknya benjolan (tumor), kelainan bentuk tulang belakang atau
benjolan pada tulang belakang,
 Melakukan palpasi umum dengan meraba seluruh dada belakang untuk menilai ada
tidaknya emfisema subkutis dan menilai benjolan/tumor bila ada
 Melakukan pemeriksaan fremitus raba (taktil) dengan meletakkan permukaan palmar
telapak tanga pada paru belakang dan meminta pasien mengatakan "tujuh tujuh" dikuti
 dengan pemeriksa meletakkan telapak tanga bersilangan secara bergantian. Merasakan
dengan teliti getaran suara napas yang ditimbulkannya secara sistematis mulai dari daerah
interskapula ke bawah, kiri dan kanan, dibandingkan dengan setiap langkah.

3. Perkusi
 Melakukan perkusi secara umum pada seluruh lapang paru depan dimulai dari apeks
(daerah supraklavikula) secara beraturan dari dada kiri ke kanan dan ke bawah sampai ke
batas dada bawah dengan perut, serta dibandingkan
 Menentukan bunyi ketukan: sonor (resonansi); hipersonor (Hiperresonan); redup(dull);
pekak/bunyi timpani.
 Melakukan perkusi batas paru-hati pada linea midklavikula kanan secara beraturan ke
arah bawah hingga adanya perubahan dari sonor menjadi redup.
 Memeriksa peranjakan hati dengan meminta pasien untuk menarik napas dalam lalu
menahan napas sebentar.
 Dari batas paru-hati yang telah ditentukan sebelumnya. perkusi kembali diteruskan
hingga mendapat perubahan suara. dari sonor menjadi redup, untuk kemudian ditentukan
berapa peranjakan hati. Selanjutnya pasien diminta untuk bernapas kembali seperti biasa.
 Menentukan peranjakan hati (umumnya dua jari)
Perkusi dada dan paru bagian belakang:

 Melakukan perkusi secara umum pada seluruh lapang paru belakang untuk menilai ada
tidaknya kelainan, secara beraturan dan sistematis, dimulai dari atas (daerah di atas
skapula), daerah interskapula, terus ke bawah skapula, pada paru belakang kiri ke kanan
(zig zag), serta dibandingkan dengan setiap langkah perkusi dari tiap-tiap sisi paru
 Melakukan perkusi batas paru belakang kanan pada linea skapula kanan secara beraturan
ke arah bawah dengan meletakkan jari plesimeter pada arah tegak lurus terhadap arah
gerak perkusi dengan gentle. Menentukan adanya perubahan dari sonor menjadi redup
(biasanya satu jari lebih tinggi dari batas par belakang kiri)
 Menentukan batas paru belakang kiri dengan melakukan perkusi pada linea skapula kiri
ke arah bawah dan menentukan adanya perubahan dari sonor menjadi redup (biasanya
setinggi vertebra torakalis 10)

4. Auskultasi
 Menentukan adakah suara napas tambahan: ronki basah, ronki kering,wheezing.
 Stetoskop diletakkan pada dinding dada secara simetris dan pasien diminta untuk
mengucapkan sembilan puluh sembilan dimana dalam keadaan normal suara yang
dihantarkan akan menjadi tidak jelas. Bila suara yang terdengar menjadi lebih jelas dan
keras disebut bronkoponi.

Pemeriksaan Penunjang:

1. Pemeriksaan darah rutin


2. Spirometri
3. Pemeriksaan bakteriologis
4. Foto toraks
5. CT scan

Anda mungkin juga menyukai