Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat seiring peluang usaha yang
semakin ketat serta untuk mendapat modal usaha sulit di Indonesia menyebabkan pertambahan
konsumsi energi di segala sektor kehidupan seperti transportasi, listrik, dan industry meningkat.
Sehingga secara langsung menimbulkan permasalahan sampah kota, yaitu sampah organik atau sampah
anorganik yang pada khususnya dihasilkan pasar-pasar tradisional.

Misalnya saja Pasar Banjarsari yang terdapat di Kabupaten Ciamis, di pasar ini banyak kita jumpai
berbagai macam sampah organik seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.Sampah-sampah
tersebut hanya dibuang dan dibiarkan begitu saja di tempat pembuangan sampah tanpa ada pemisahan
antara sampah kering dan sampah padat. Tentunya lama-kelamaan hal tersebut akan menjadikan
tempat sampah tersebut menjadi sarang berbagai hewan dan akan menimbulkan bau yang kurang
sedap. Maka dari itu, sekarang kita mulai berfikir bagaimana cara kita untuk mengurangi tumpukan
sampah organic tersebut untuk kita olah.

Di sini kami telah menyiapkan progam untuk mengolah sampah-sampah organic tersebut khususnya
sampah sayur-sayuran dan buah-buahan untuk kita olah menjadi pupuk.Yang mana nantinya hasil
pengolahan dari sampah-sampah organic tersebut yang berupa pupuk dapat kita jual kepada
masyarakat.

Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis
unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik merupakan salah satu bahan yang sangat
penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian yang
dihasilkan terbebas dari bahan – bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman
dikonsumsi.

Saat ini ada beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam berdasarkan bahan dasarnya, yaitu
pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, dan pupuk mikroba. Sedangkan ditinjau dari bentuknya
ada pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik cair dan ada pupuk organik padat. Sebagai
contoh kompos merupakan contoh pupuk organik padat yang dibuat dari bahan organik padat (tumbuh-
tumbuhan). Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan sapi perah baik
berupa feses maupun urinennya, limbah rumah pemotongan hewan berupa rumen sapi juga dapat
dijadikan bahan pembuatan pupuk organik cair.

Limbah padat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yaitu isi rumen dapat dimanfaatkan sebagai bahan
dasar dalam pembuatan pupuk organik. Isi rumen adalah isi saluran pencernaan ruminansia yang belum
dicerna secara sempurna yang berasal dari ternak yang dipotong. Pemanfaatan isi rumen sebagai bahan
pembuatan pupuk juga dapat mengurangi pencemaran dari limbah RPH yang ditimbulkan. Namun saat
ini belum begitu banyak pemanfaatan limbah RPH untuk diolah menjadi pupuk organik, padahal dengan
diolah menjadi pupuk limbah RPH tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efisien.

Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berbentuk tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan
membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Pupuk organik dapat memberikan hara yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair maka jika terjadi kelebihan
kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur pemupukan jelas
lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat

Dalam sebuah penelitian penggunaan pupuk organik untuk mengurangi dosis penggunaan pupuk
anorganik pada padi sawah menyatakan bahwa aplikasi pupuk organic (POC I dan POC II) dapat
meningkatkan pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil padi di sawah.Aplikasi POC I dengan 75 % - 100
% dosis pupuk NPK meningkatkan hasil 22 % - 34 %, sedangkan POC II dengan 100 % dan 50 % dosis NPK
meningkatkan 8 % - 14 % hasil. Secara ekonomi aplikasi POC I dan POC II lebih menguntungkan.Pupuk
POC I berpotensi untuk mereduksi penggunaan pupuk NPK sebesar 25 %.

Penelitian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pertama kali dilakukan oleh Kloepper dan
Schroth (1978), bahwa adanya keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar mampu memacu
pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tanaman juga nantinya akan beradaptasi
terhadap hama penyakit. Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam (fiksasi nitrogen
bebas) yang mana nitrogen bebas ini diubah menjadi ammonia kemudian disalurkan ke tanaman.Bakteri
akar juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau
belerang. PGPR juga 4 memacu peningkatan hormon tanaman. Peningkatan hormon tanaman inilah
yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Rumusan masalah

1. “Apakah limbah kulit jerami kotoran hewan dengan berbagai

variasi dapat digunakan sebagai bioaktivator untuk mempercepat proses

terbentuknya kompos?”

2. “Apakah ada pengaruh berbagai variasi bioaktivator kulit jerami nangka dan

bonggol pisang terhadap kualitas kimia (N, P, K) kompos?”

Tujuan Penelitian

1. Siswa dapat mengetahui cara mengolah limbah organik menjadi pupuk organic
2. Mampu mengurangi volume limbah organik dilingkungan masyarakat
3. Dapat mengkonversi limbah organic menjadi barang yang berguna bagi seluruh warga sekolah
4. Dapat menambah pengetahuan dalam pembuatan sampah organic menjadi pupuk organic
5. Dapat menjadikan sebagai peluang usaha
Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikn konstribusi bagi para siswa SMAN 4 BOJONEGORO
dalam menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengubah limbah organic mejadi pupuk
organic. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi seluruh warga sekolah
dalam mengolah limbah organic menjadi pupuk organic.

Definisi Operasional

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami
tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa dikatakan sebagai
sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila
dikelola dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar akan menimbulkan penyakit dan
bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik yang cepat.

Tinjauan Pustaka

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini di gunakan metode eksperimen. Tujuannya untuk mengetahui cara mengolah
sampah organic menjadi pupuk organic. Untuk mengetahui ciri-ciri pupuk organic yang bagus lebih pada
bentuk fisik aroma dan suhu. Berikut ini ciri ciri pupuk organic yang bagus :

1. Beraroma tanah
2. Berwarna kehitam-hitaman
3. Tes perkecambahan
4. Suhu
5. Tes gumpalan
6. Tekstur remah

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca beberapa buku atau membaca di internet
dan juga melakukan praktek pembuatan pupuk organic.

Alat dan bahan yang di gunakan dalam pembuatan pupuk organic.

1. Sekop
2. Cangkul
3. Sarung tangan
4. Karung
5. Ember
6. Kotoran ternak
7. Jerami yang di cacah terlebih dahulu kurang lebih 5 sampai 10 cm
8. Arang sekam (secukupnya)
9. Air 20 liter
10. EM4 (5 sendok makan)
11. Gula pasir (5 sendok makan)
12. Dedaunan

Dari hasil analisis ini di harapkan akan memperoleh pupuk organic yang bermanfaat untuk pertumbuhan
tanaman.

Anda mungkin juga menyukai