Anda di halaman 1dari 30

BUKU PANDUAN MAHASISWA

SISTEM MUSKULOSKELETAL
BLOK XII

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020

1
BUKU PANDUAN MAHASISWA
SISTEM MUSKULOSKELETAL
BLOK XII

Edisi Ke Lima

TIM PENYUSUN
Koordinator Kurikulum
dr. Anis Kusumawati, M.Sc., M.Med.Ed

Koordinator Blok
dr. Anis Kusumawati, M.Sc., M.Med.Ed

Kontributor
dr. Hidayat K.W, Sp.OT
dr. Fahmi Sisindra, Sp.OT
dr. M. Hidayat Budi Kusumo, M.Si.Med., Sp. B
dr. Yuhantoro Budi Handoyo Sakti, M.Kes., Sp.B

Admin Blok
Destiko Kurniawan, S.H

TIM BLOK XIISISTEM MUSKULOSKELETAL


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020

2
DAFTAR ISI

Cover Judul
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN
A.... Deskripsi Blok
B.... Departemen Terkait

BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN


A. Area Kompetensi
B. Tujuan Pembelajaran
C. Daftar Masalah
D. Pohon Topik
E. Metode Pembelajaran
F. Sarana dan Prasarana
G. Topik Pembelajaran
H. Area Kompetensi
I. Topik Kuliah, Praktikum, Ketrampilan Klinis
J. Jadwal
K. Satuan Acara Perkuliahan
L. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

BAB III PENJAMINAN MUTU BLOK


A. Komponen dan Standar Mutu
B. Manual Prosedur Blok
C. Monitoring Blok

BAB IV PERATURAN DAN TATA TERTIB


A. Tata Tertib Kuliah dan Konsultasi Pakar
B. Tata Tertib Diskusi Kelompok
C. Pengumpulan Tugas Terstruktur

3
KATA PENGANTAR
Dengan semakin berkembangnya ilmukedokteran yang harus dikuasai mahasiswa
kedokteran, mempelajari ilmuyang berkaitandengansistem MUSKULOSKELETAL dan
gangguannya merupakan salah satu bagian dari kurikulum inti pendidikan kedokteran
dengan sistem baru yang menggunakan metode “Problem Based Learning” dalam
pengembangan kurikulumnya, dengan berbagai topik dan skenario yang berisi poin penting
yang harus dipelajari.Penyebab maupun faktor risiko terjadinya gangguan
MUSKULOSKELETAL dapat bersifat kongenital, ataupun didapat, yaitu yang berkaitan
dengan faktor usia, nutrisi, gaya hidup maupun disebabkan oleh faktor-faktor risikolainnya.
Blok ini mempelajari berbagai aspek klinik yang berhubungan dengan sistem
MUSKULOSKELETAL yang terdiri dan 5 skenario yang membahas kelainan kongenital,
infeksi, penyakit degeneratif, tumor, trauma. Kuliah pakar, tutorial, skills lab, dan
praktikum merupakan metode yang digunakan untuk memahami Blok ini. Bila
ditemukan satu masalah yang berhubungan dengan Blok ini, mahasiswa dapat
bertanya kepada dosen pakar, agar diperoleh kompetensi yang sama.
Penyusunan blok ini mengacu pada 7 area kompetensi : Komunikasi efektif,
Keterampilan Klinis, Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran, Pengelolaan Masalah Kesehatan,
Pengelolaan Informasi, Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Etika, Moral, Medikolegal dan
Profesionalisme serta Keselamatan Pasien.Tujuan blok ini adalah agar mahasiswa mampu
menjelaskan patofisiologi, gambaran klinik serta membuat diagnosis dan pengelolaan
gangguan MUSKULOSKELETALdengan pendekatan sebagai dokter keluarga.
Untuk memahami dan mencapai kompetensi yang ditargetkan dalam blok ini,
mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan hal-hal terkait gangguan
MUSKULOSKELETAL, terutama bagaimana mekanismepatogenesis dan patofisologi
terjadinya masing-masing gangguan MUSKULOSKELETAL, gambaran klinis, prinsip
diagnosis,tatalaksana komprehensifmeliputi usaha promotif, preventif, edukasi,kuratif
maupun rehabilitatif.Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu mengetahui
komplikasi masing-masing kelainan sistem MUSKULOSKELETAL dengan pendekatan
sebagai dokter keluarga.
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam

4
menyusun kurikulum pendidikan dokter di institusi pendidikan kedokteran di seluruh
Indonesia diterapkan dengan menggunakan pendekatan SPICES (Student centered,
Problem-Based, Integrated, Community,based, Elective, Early eXIIposure to clinical
situation, Systematic). Dengan demikian, terjadi perubahan metode pendidikan, dari
metode pengajaran (teaching method) yang bersifat teacher-centered, menjadi
metode pembelajaran (learning method) yang bersifat student-centered.
Metode PBL yang menggunakan pendekatan SPICES, merupakan metode
pembelajaran yang dinilai sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan belajar mandiri (self-
directedlearning) yang sangat penting dalam membentuk dan mengembangkan
kepribadian yang mengarah kepada pembelajaran sepanjang hayat (life-long
learning). Karena itu, metode PBL dianggap merupakan metode pembelajaran yang
tepat bagi mahasiswa pada level pendidikan dasar umum dan pendidikan dasar
kedokteran yang merupakan pendidikan kedokteran terintegrasi yang dilaksanakan
pada semester satu sampai semester delapan.
Purwokerto, Mei 2020

Tim Blok XII

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI BLOK
1. Nama Blok : Blok sistem MUSKULOSKELETAL
2. Kode Blok :
3. SKS : 5 SKS
4. Jadwal Pelaksanaan : Semester 4
5. Deskripsi singkat blok :
Bloksistem MUSKULOSKELETALmerupakan blok ke-12 yang dilaksanakan
pada tahun ke-2 dan semester ke-4. Blok ini berlangsung selama 6 minggu
dimana minggu yang ke-3 dan ke-6 akan dilakukan evaluasi.
Blok ini diawali dengan pemahaman tentang anatomi, fisiologi, histologi
dan patofisiologi dari muskuloskeletal. Beberapa kelainan pada
muskuloskeletal tersebut, dasar diagnosis dan penatalaksanaanya.
Mahasiswa melakukan praktek lapangan di poliklinik penyakit
muskuloskeletal untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah dimiliki.

B. DEPARTEMEN TERKAIT
- Anatomi
- Fisiologi
- Histologi
- Patologi Anatomi
- Farmakologi
- Ilmu Penyakit Bedah
- Ilmu Penyakit Bedah Ortopedi
- Radiologi
- Rehabilitasi Medik
- Biokimia
- KeIslaman
- Herbal

6
BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. AREA KOMPETENSI
Area 1
Kompetensi inti
Mampu menggali informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada
semua usia,anggota keluarga,masyarakat,kolega dan profesi lain mengenai
kasus penyakit sistem sensori;sistem indera khusus.
Area 2
Kompetensi inti
Melakkan prosedur klinis sesuaimasalah,kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya.
Area 3
Kompetensi inti
Mengidentifikasi,menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah
kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk
mendapat hasil yang optimum.
Area 4
Kompetensi inti
Mengelola masalah kesehatan pada individu,keluarga,ataupun masyarakat
secara komperehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.
Area 5
Kompetensi nti
Mengakses,mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah,atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
Area 6
Kompetensi inti

7
Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan
keterbatasannya,mengayasi masalah emosional,personal,kesehatan,dan
kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya,belajar
sepanjang hayat,merencanakan,menerapkan dan memantauperkembangan
pofesi secara berkesinambungan.
Area 7
Kompetensi inti
Berperilaku profsional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan
kesehatan, bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek
medikolegal dalam praktik kedokteran,menerapkan program keselamatan
pasien.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran dalam blok ini adalah sesudah mahasiswa
menyelesaikan proses belajar mengajar dalam blok sistem MUSKULOSKELETAL,
mahasiswa mampu:
1. Mampu menjelaskan tentang kelaianan bawaan lahir sistim
muskuloskeletal dan keadaan yang melatari perkembangan tersebut
2. Mampu menjelaskan tentang terjadinya inflamasi dan infeksi pada susunan
muskuloskeletal
3. Mampu menjelaskan tentang dasar-dasar & tatalaksana trauma susunan
muskuloskeletal
4. Mampu menjelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan penyakit
metabolik dan endokrin pada sistem muskuloskeletal
5. Mampu menjelaskan tentang neoplasma pada sistim muskuloskeletal
6. Mampu menjelaskan tentang penyakit degeneratif pada sistem
muskuloskeletal

8
C. DAFTAR MASALAH
SISTIM MUSKULOSKELETAL
1 Patah tulang
2 Terkilir
3 Gangguan jalan
4 Gangguan sendi (nyeri, kaku, bengkak, kelainan bentuk)
5 Gerakan terbatas
6 Nyeri punggung
7 Bengkak pada kaki dan tangan
8 Varises
9 Gangguan otot, nyeri otot, kaku otot, otot mengecil

TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KOMPETENSI
Tulang dan Sendi
1. Artritis dan Osteoartritis 3A
2. Fraktur Terbuka, Tertutup 3B
3. Fraktur Clavicula 3A
4. Osteoporosis 3A
5. Tenosinovitis supuratif 3A
6. Trauma Sendi 3A
7. Ruptur tendon Achilles 3A
8. Lesi meniskus, medial, dan lateral 3A
Otot dan Jaringan Lunak
9. Ulkus pada tungkai 4A
10. Osteomielitis 3B

9
D. POHON TOPIK

Anatomi,histologi,fisilologi,
patofisiologi,
Sistem MUSKULOSKELETAL

Sistem
MUSKULOSKELE
Gangguan sistem
MUSKULOSKELETAL

Keislaman
Kongenital
Infeksi Neoplasma Degeneratif

Herbal

E. METODE PEMBELAJARAN (METODE DARING)


1. Pengantar Blok
Pengantar Blok diberikan diawal blok sebagai kontrak pembelajaran agar
mahasiswa memahami proses belajar mengajar selama Blok berlangsung.
2. Kuliah Pakar
Kegiatan mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran bersama pakar di
dalam kelas sesuai dengan topik.
3. Konsultasi Pakar
Kegiatan mahasiswa untuk berkonsultasi dengan pakar tentang masalah-
masalah yang mereka hadapi atau yang mereka ingin ketahui (yang muncul
dalam diskusi). Adapun teknis pelaksanaannya (jumlah mahasiswa, tempat dan
waktu) ditentukan sendiri oleh mahasiswa dengan pakar yang bersangkutan.
4. Belajar Mandiri
Belajar mandiri dijadwalkan untuk memberi kesempatan kepada
mahasiswa merangkum materi yang sudah diterima. Dengan mengacu

10
pada tujuan pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat memahami
materi sesuai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jika pada saat
belajar mandiri ada materi yang tidak dipahami, mahsiswa bisa berdiskusi
dengan mahasiswa lain, mencari referensi atau menanyakan saat
konsultasi pakar.
5. Problem Based Learning (PBL) diskusi tutorial tutorial
Fokus utama Proses Kegiatan Belajar Berdasar Masalah (PBL) adalah tutorial. Kelas
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (10 mahasiswa), masing-masing dibimbing
oleh seorang tutor. Pada saat kegiatan tutorial, mahasiswa harus mengetahui tujuan
pembelajaran dari setiap masalah kesehatan yang dihadapi (TIU dan TIK) dan
bersepakat bagaimana cara/ metode untuk mencapai tujuan tersebut. Mahasiswa
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut. Mereka juga belajar bagaimana bekerja sama sebagai
suatu tim, saling membantu dan belajar dari tugas-tugas yang diberikan. Kebiasaan
belajarmandiri sertabersosial memberikandasaruntuk kehidupanselanjutnya.

Pelaksanaan tutorial tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:


a. Mahasiswa dihadapkan pada suatu skenario yang berisi masalah-
masalah yang dapat memacu mahasiswa untuk mendapatkan
informasi ilmiah.
b. Mahasiswa mencari kata-kata kunci/ istilah yang penting dalam setiap
skenario serta berusaha menggali pertanyaan/ masalah sebanyak
mungkin yang timbul setelah membaca dan memahami skenario.
c. Setiap mahasiswa berusaha memecahkan masalah yang ditemukan
dengan mencari dasar-dasar ilmiah, mengumpulkan data-data/
informasi yang sesuai yang membantu meningkatkan pemahaman dan
penerapan konsep-konsep dasar yang ada.
d. Mahasiswa mendiskusikan berbagai informasi yang mereka dapat
untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan akurat, sesuai
dengan tujuan pembelajaran (TIU/ TIK) dalam bentuk diskusi terarah

11
(dengan tutor) maupun diskusi mandiri (tanpa tutor) di dalam maupun
di luar waktu yang telah terjadwal.
e. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, mahasiswa bisa
mendapatkan informasi lain dengan mengikuti konsultasi pakar/ kuliah
pakar.
Pada PBL, tutor berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran
mahasiswa. Tutor tidak harus seorang yang ahli (eXIIpert) mengenai
masalah yang dibahas dalam blok. Tutor memiliki peran yang sangat
penting dalam membawa kelompok mahasiswa untuk mencapai tujuan
pendidikan. Untuk itu diperlukan interaksi yang intensif antara tutor dan
mahasiswa.
Untuk melaksanakan PBL, ada 7 langkah (seven jumps) yang bisa ditempuh
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketujuh langkah tersebut adalah:
L-1 : Menjelaskan istilah dan konsep
L-2 : Menetapkan masalah
L-3 : Menganalisis masalah
L-4 : Menarik kesimpulan dari L-3
L-5 : Merumuskan sasaran/ sumber belajar
L-6 : Mengumpulkan informasi tambahan
L-7 : Mensintesis dan menguji informasi baru
6. Keterampilan Klinik (Skill’s Lab)
Skill lab bertujuan untuk melatih keterampilan klinis mahasiswa dengan
menggunakan model-model pembelajaran yang ada seperti manequine,
phantom, pasien stimulasi dan lain-lain. Kegiatan ini dilaksanakan secara
dini, kontinyu serta terintegrasi dalam setiap bloknya. Perlu diperhatikan
bahwa keterampilan klinis yang dipelajari dan dilatih dilaboratorium skill ini
merupakan salah satu kompertensi inti pendidikan dokter, sehingga
mahasiswa perlu berlatih terus menerus untuk menguasai suatu
kompetensi yang ditentukan pada setiap tahapan belajar baik selama jam
kegiatan yang sudah terjadwal maupun diluar itu dengan atau tanpa
bantuan instruktur.

12
7. E-learning
Suatu metode pembelajaran dengan media internet agar mahasiswa dapat
mengakses pembelajaran tanpa tatap muka.
8. Praktikum
Praktik di laboratorium bertujuan untuk memberikan ketrampilan sebagai
penunjang pemahaman materi blok terkait.
9. Diskusi panel narasumber
Kegiatan mahasiswa untuk berkonsultasi dg pakar mengenai masalah
masalah materi pembelajaran yang mereka hadapi atau yang mereka ingin
ketahui (yang muncul dalam diskusi).
10. Review artikel
Merupakan metode pembelajaran dengan membahas artikel
ilmiah,menganalisis isi artikel tersebut dan mempresentasikan hasil diskusi
kepada kelompok lain dengan menggunakan bahasa internasional.

F. SARANA DAN PRASARANA


- Staf Pengajar Sebagai Narasumber
- Tutor dengan Rasio 1 : 10
- Laboratorium
- Akses Internet
- Perpustakaan
- Ruang Diskusi (PBL)
- Ruang Kulian Besar
- Ruang Dan Alat Skills Lab
- LCD Dan Laptop
- White Board
- Wireless Microphone
- Ruang Secretariat Blok

13
H. TOPIK KULIAH, PRAKTIKUM, KETRAMPILAN KLINIS
TOPIK KULIAH (DARING)
DEPATEMEN WAKTU
TOPIK
TERKAIT
1. Modalitas Gerak dan fisiologi tulang Fisiologi 100 menit
2. Anatomi otot dan jaringan lunak pada kepala Anatomi 50 menit
dan ekstremitas
3. Anatomi tulang dan Sendi Anatomi 50 menit
4. Penyakit dan Gangguan Pada Tulang dan Sendi Bedah Ortopedi 100 menit
5. Pengantar Keterampilan Klinik Bedah Ortopedi 100 menit
Penatalaksanaan Cedera dan Patah Tulang :
Dressing dan Stabilisasi Fraktur
6. Pengantar Ketrampilan Klinik Tekhnik Bedah Bedah Umum 100 menit
Minor
7. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik I pada tulang Bedah Ortopedi 100 menit
belakang, meliputi :
a. Inspeksi tulang belakang saat istirahat
b. Inspeksi tulang belakang saat bergerak
c. Perkusi tulang belakang
d. Palpasi tulang belakang
e. Mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan
vertikal
f. Penilaian fleksi lumbal
g. Inspeksi gait
h. Inspeksi tulang belakang saat berbaring
i. Inspeksi tulang belakang saat bergerak
j. Inspeksi tonus otot ekstremitas
k. Inspeksi sendi ekstremitas
l. Inspeksi postur tulang belakang dan pelvis
m. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik II pada
sendi dan ekstremitas, meliputi :

14
n. Inspeksi posisi skapula
o. Inspeksi fleksi dan ekstensi punggung
p. Penilaian fleksi lumbal
q. Panggul: penilaian fleksi dan ekstensi,
adduksi, abduksi dan rotasi
r. Menilai atrofi otot
s. Lutut: menilai ligamen krusiatus dan
kolateral
t. Penilaian meniskus
u. Kaki: inspeksi postur dan bentuk
v. Kaki: penilaian fleksi dorsal/plantar,
inversi dan eversi
w. Palpation for tenderness
x. Palpasi untuk mendeteksi nyeri
diakibatkan tekanan vertikal
y. Palpasi tendon dan sendi
z. Palpasi tulang belakang, sendi sakro.iliaka
dan otot.otot punggung
aa. Percussion for tenderness
ab. Penilaian range of motion (ROM) sendi
ac. Menetapkan ROM kepala
ad. Tes fungsi otot dan sendi bahu
ae. Tes fungsi sendi pergelangan tangan,
metacarpal, dan jari.jari tangan
af. Pengukuran panjang ekstremitas bawah
8. Kelainan pada Otot dan Jaringan Lunak Bedah Umum 100 menit
9. Biomekanisme Trauma Bedah Ortopedi 100 menit
10. Penyakit Gout, Rematik degeneratif dan Ilmu Penyakit 100 menit
Rematoid Artritis Dalam
11. Rehabilitasi Medik pada Nyeri Otot (Strain dan RM 100 menit
Spain)

15
12. Luka e-Learning 100 menit
13. Interpretasi Pemeriksaan Penunjang Radiologi Radiologi 100 menit
pada Tengkorak dan Tulang Belakang
Radioanatomiskeletal dan kelainan tulang
(kongenital, infeksi dan neoplasma)
14. Histologi Pada Sistem Muskuloskeletal Histologi 100 menit
15. Patologi Anatomi pada sistem Muskuloskeletal PA 100 menit
16. Penggunaan Anestesi Lokal dan Analgetik- Farmakologi 100 menit
Antipiretik
17. Mekanisme biokimia pada sistem Biokimia 100 menit
muskuloskeletal
18. Sholat dan Manfaat dalam Keislaman dan Keislaman 100 menit
Penyimpangan dalam beribadah
(surat Al Balad : 20)
19. Sediaan Herbal untuk pada Nyeri Sendi, anti Herbal 100 menit
artritis, rematik dan Sediaan herbal untuk
antiiflamasi lokal dan kram kaki nokturnal

PRAKTIKUM
TOPIK DEPATEMEN TERKAIT
- Anatomi Tulang dan Sendi Anatomi
- Anatomi Otot dan Jaringan lunak Anatomi
- Histologi Jaringan Tulang dan jaringan Lunak Histologi
- Farmako Anestesi Lokal Farmakologi
- Pemeriksaan Kalsium Darah Biokimia
- Pemeriksaan enzim Kolinesterase Biokimia
- Patologi Anatomi pada Jaringan Tulang PA

16
KETRAMPILAN KLINIS
DEPATEMEN
TOPIK
TERKAIT
Anamnesis dan pemeriksaan look, feel, movement extremitas Skill’s lab
Pemeriksaan Tulang Belakang dan tengkorak Skill’s lab
Interpretasi Rontgen Tulang Belakang, extremitas, dan tengkorak Skill’s lab
Pemasangan Bidai dan Teknik Balut (Dressing) Skil’sl lab
Hecting Skill’s lab

REVIEW ARTIKEL
TOPIK KOMPETENSI
Fraktur patologis, 2
Fraktur dan dislokasi tulang belakang 2
Dislokasi pada sendi ekstremitas 2
Osteogenesis imperfekta 1
Ricketsia, osteomalasia 1
Akondroplasia 1
Displasia fibrosa 1
Tumor tulang primer, sekunder 2
Osteosarkoma 1
Sarcoma Ewing 1
Kista ganglion 2
Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis,lordosis) 2
Spondilitis, spondilodisitis 2
Teratoma sakrokoksigeal 2
Spondilolistesis 1
Spondilolisis 1
Lesi pada ligamentosa panggul 1
Displasia panggul 2
Nekrosis kaput femoris 1

17
Tendinitis Achilles 1
Instabilitas sendi tumit 2
Malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, club
Claw foot, drop foot 2
Claw hand, drop hand 2
Rhabdomiosarkoma 1
Leiomioma, leiomiosarkoma, liposarkoma 1

FIELD LAB
TOPIK
Pemeriksaan Sistem Motorik (observer)
Observasi Prosedur Imobilisasi dan Transportasi Pada Pasien Trauma

I. JADWAL
Terlampir
K. EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Komponen Penilaian Blok
Nilai Blok diperoleh setelah mahasiswa menyelesaikan seluruh kegiatan
belajar dalam blok Muskuloskeletal
Komponen nilai blok adalah:
a. Nilai Ujian MCQ ( CBT)
Bobot nilai ujian tulis adalah 50% dari nilai blok.
Syarat mengikuti ujian tulis adalah:
1) Memenuhi kehadiran 80% kuliah pakar.
2) Memenuhi kehadiran 100% diskusi tutorial
Ujian blok dilaksanakan 2x yaitu di tengah blok dan akhir blok.
Rentang nilai antara 0-100
Soal dalam bentuk MCQ
Materi soal berasal dari kuliah pakar, diskusi tutorial, dan diskusi
panel narasumber.
Penanggung jawab ujian blok adalah tim blok.

18
b. Nilai Tutorial
1) Kehadian diskusi tutorial 100% menjadi syarat mengikuti ujian tulis.
2) Bobot nilai tutorial adalah 10% dari nilai blok.
3) Penilaian dilakukan selama proses diskusi yang dibimbing oleh tutor.
4) Nilai tutorial terdiri atas komponen:
a) Nilai proses (persiapan, partisipasi, komunikasi, berfikir
kritis, profesionalisme)
b) Nilai laporan
Alasan yang diijinkan yaitu:
1) Sakit / melahirkan (dengan bukti surat dokter maXII 1 XII 24
jam)
2) Keluarga inti meninggal (ayah, ibu, saudara kandung)
3) Menjalani kegiatan fakultas/ universitas yang
dibuktikandengan surat tugas
Pengurusan perijinan maksimal 24 jam setelah waktu
ketidakhadiran mahasiswa dengan pemberitahuan ke bagian
akademik melalui surat atau telepon yang diikuti pemberitahuan
lewat surat.
Penanggung jawab nilai tutorial adalah tutor.
Ketentuan kehadiran diskusi tutorial adalah sebagai berikut:
a. 1 = hadir atau terlambat < 15 menit
b. 0 = tidak hadir atau terlambat lebih dari 15 menit
c. Nilai SOCA bobot 10% dengan minimal nilai lulus 70
d. Nilai praktikum
Bobot nilai praktikum adalah 25% dari nilai blok. Nilai praktikum
merupakan nilai akumulasi dari seluruh praktikum dengan nilai
batas lulus 70
e. Nilai review artikel. Bobot nilai 5% dengan nilai batas lulus 70.
Terdiri dari niai saat sesi terbimbing dan sesi pleno.
f. Nilai Keterampilan klinik /Skill’s lab

19
1) Nilai keterampilan klinik/latihan keterampilan terpisah
tersendiri dari nilai blok
2) Syarat mengikuti ujian keterampilan klinis adalah
memenuhi kehadiran100%
3) Nilai ujian keterampilan klinik/latihan keterampilan
mempunyai nilai ambang lulus untuk masing-masing
stasion. Mahasiswa yang tidak memenuhi ambang lulus
tersebut dinyatakan gagal dalam stasion tersebut dan harus
mengikuti remidial dg intruktur yang bersangkutan dg
waktu yg ditentukan oleh instruktur yang bersangkutan.
4) Total nilai keterampilan klinik adalah total nilai semua
station dibagi jumlah station (30%) dan OCSE di tiap akhir
semester (70%)
5) Penanggung jawab nilai keterampilan klinik adalah
evaluator dan tim keterampilan klinik.
g. Nilai field lab. Terdiri dari nilai proses dan tugas. Batas nilai lulus 70
2. Kriteria Kelulusan Blok
a. Nilai ujian MCQ ≥ 68
b. Praktikum, diskusi tutorial dan review artikel minimal nilai rerata
70
c. Telah mengumpulkan semua tugas
d. Tidak ada pelanggaran attitude
3. Remedial
a. Diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi syarat untuk
mengikuti ujian remedial
b. Remidi ujian MCQ dilakukan sesuai jadwal setelah ujian MCQ
c. Nilai akhir adalah nilai yang terbaik dan maksimal adalah 68.
4. Komponen Nilai
Nilai blok yang dicapai peserta didik ditentukan berdasarkan acuan
patokan. Standar hasil penilaian berdasarkan PAP (Criterion reference) :

20
Huruf Bobot Patokan Penilaian
A 4.00 tingkat penguasaan > 80.0 %
B+ 3.50 tingkat penguasaan > 75.0 – < 80.0%
B 3.00 tingkat penguasaan > 68.0 – < 75.0%
C+ 2.50 tingkat penguasaan > 60.0 – < 68.0%
C 2.00 tingkat penguasaan > 50.0 – < 60.0%
D 1.50 tingkat penguasaan > 25.0 – < 50.0%
E 0 tingkat penguasaan < 25.0%

Keputusan nilai akhir blok dari masing-masing peserta didik ditetapkan


dalam rapat yudisium blok.
Catatan :
Bobot komponen nilai blok ditentukan oleh tim blok, yang disetujui dalam
semiloka blok, tergantung pada jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam
blok tersebut dan berdasarkan prosentase distribusi tujuan belajar blok ke
dalam kegiatan yang ada.

BAB III
PENJAMINAN MUTU BLOK
A. KOMPONEN DAN STANDAR MUTU
1. Komponen Mutu
a. Mahasiswa
b. Dosen/ Tutor/ Narasumber
c. Sarana Prasarana
d. Peraturan Pendidikan
e. Manajemen
f. Kuliah tatap muka
g. Self directed learning
h. PBL
i. Skills lab
j. Praktikum
k. Evaluasi

21
2. Standar Mutu
a. Kuliah tatap muka, CD interaktif
1) Pelaksanaan lecture 100% dari total perencanaan
2) Mahasiswa yang mengikuti lecture dalam setiap tatap muka 
90%
3) Terpenuhi sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan
ini, diantaranya setiap ruang tersedia LCD, computer,
soundsystem, OHP, AC, white board dan kapasitas ruangan
sebanding dengan jumlah mahasiswa.
4) Penjadwalan yang kosisten (tidak berubah  2 kali)
5) Tersedia modul, CD, referensi yang digunakan
6) Tersedia hasil monitoring dan evaluasi pembelajaran di akhir
kegiatan blok
b. Self Directed Learning
1) Tersedia kesempatan pelaksanaan self directed learning yang
masuk dalam jadwal tentative.
2) Tersedia portofolio kegiatan mahasiswa
3) Terpenuhi sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan
self directed learning di lingkungan kampus seperti resting place
dan study ground
4) Tersedia modul, referensi yang digunakan di perpustakaan
c. PBL
1) Pelaksanaan 100% dari total perencanaan
2) Mahasiswa yang mengikuti dalam setiap kegiatan ini  90%
3) Terpenuhi sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan
ini, diantaranya setiap ruangan tersedia white board dan alat
tulis, OHP, LCD, computer dan AC serta jumlah dan kapasitas
ruangan sebanding dengan jumlah mahasiswa.
4) Penjadwalan yang konsisten (tidak berubah  2 kali)
5) Jumlah narasumber yang hadir setiap kegiatan ini 90%
d. Praktikum dan Skills Lab

22
1) Pelaksanaan 100% dari total perencanaan
2) Mahasiswa yang mengikuti dalam setiap kegiatan ini 100%
3) Terpenuhi sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan
ini, diantaranya setiap ruangan tersedia white board dan alat
tulis, OHP, LCD, computer dan AC serta jumlah dan kapasitas
ruangan sebanding dengan jumlah mahasiswa.
4) Tersedia alat peraga/ alat bantu standar untuk semua praktikum
dan skills yang dilatihkan
5) Penjadwalan yang konsisten (tidak berubah)
6) Pergantian trainer tidak lebih dari 20% dari perencanaan semula
7) Dosen yang melatih dokter spesialis atau dokter umum yang
sudah mengikuti training sebagai trainer pada skills yang
dilatihkan
8) Tersedia modul, referensi yang digunakan di perpustakaan
e. Evaluasi
1) Terlaksana semua (100%) perencanaan evaluasi mahasiswa
2) Kesesuaian (  80%) antara tujuan pembelajaran yang
direncanakan, yang diajarkan, dan yang diujikan
3) Terlaksana kegiatan evaluasi dan monitoring proses
pembelajaran 80% dari total pembelajaran
B. MANUAL PROSEDUR BLOK
1. Kuliah tatap muka dan CD interaktif
a. Lecture dilaksanakan sesuai jadwal dan tempat yang direncanakan
b. Mahasiswa memasuki ruangan 10 menit sebelum lecture dimulai dan
mengisi daftar hadir yang disediakan
c. Dosen datang 5 menit sebelum lecture dimulai dan melakukan
persipan serta mengisi daftar hadir dosen
d. Dosen memberikan penjelasan secara interaktif dengan mengarahkan
mahasiswa untuk mampu belajar aktif dan mandiri
e. Mahasiswa memperhatikan dan membuat catatan penting

23
f. Dosen memimpin diskusi materi yang di kuliahkan untuk mengasah dan
melatih mahasiswa dalam mengemukakan pendapat dalam, bersikap
kritis dan bertanya langsung untuk mendapatkan tanggapan atau
penjelasan.
g. Di akhir kuliah dosen melakukan evaluasi proses pembelajaran
dengan pengisian angket.
2. PBL (diskusi tutorial)
PBL pada Blok Basic Therapeutik dijalankan dalam bentuk tutorial. Kelas
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (10 mahasiswa), masing-
masing dibimbing oleh seorang tutor. Pada saat kegiatan tutorial,
mahasiswa harus mengetahui tujuan pembelajaran dari setiap masalah
kesehatan yang dihadapi (TIU dan TIK) dan bersepakat bagaimana
cara/metode untuk mencapai tujuan tersebut. Mahasiswa
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan (skill) yang sesuai untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Mereka juga belajar bagaimana
bekerja sama sebagai suatu tim, saling membantu dan belajar dari tugas-
tugas yang diberikan. Kebiasaan belajar mandiri serta bersosial
memberikan dasar untuk kehidupan selanjutnya.
3. Praktikum dan Skill Lab
Praktikum atau skills lab dilakukan di ruangan khusus berupa
laboratorium atau ruang prakikum klinis. Materi praktikum disesuaikan
dengan materi pembelajaran blok yang sedang berlangsung, berupa
praktikum anatomi, histologi, fisiologi dan biokomia kedokteran.
Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa diharuskan menguasai
materi praktikum dari buku panduan praktikum. Setelah pelaksanaan
praktikum, mahasiswa membuat laporan hasil praktikum yang sudah
dilakukan. Diharapkan hasil akhir yang didapat adalah mahasiswa
mampu melakukan praktikum yang dapat digunakan untuk menunjang
pemeriksaan klinis.
4. Evaluasi
a. MCQ

24
b. SOCA
c. Diskusi tutoral
d. Review artikel
e. Praktikum
.
C. MONITORING BLOK
1. Monitoring pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan secara periodik
setiap minggu oleh tim QA.
2. Monitoring proses pembelajaran dilaksanakan pada akhir blok oleh seluruh
pihak yang terkait, yaitu mahasiswa, dosen dan staf administrasi dengan
mengisi borang yang sudah disiapkan.
3. Borang evaluasi dan monitoring blok terlampir.

BAB IV
PERATURANDAN TATA TERTIB
A. TATA TERTIB KULIAH DAN KONSULTASI PAKAR
1. Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Kehadiran
yang diijinkan untuk mengikuti ujian adalah > 80% kuliah pakar.
2. Mahasiswa diwajibkan untuk hadir di ruang kuliah sebelum perkuliahan
dimulai.
3. Mahasiswa diwajibkan mengisi daftar hadir kulian mengikuti perkuliahan.
4. Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti perkuliahan dengan tertib, tidak
berbicaradiluar konteks perkuliahan yang sedang berlangsung dan
melakukan kegiatan yang mengganggu proses perkuliahan
5. Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam perkuliahan wajib
memberitahukan secara tertulis kepada seksi akademik atau Penanggung
Jawab Blok.
6. Ketidakhadiran dalam perkuliahan harus disertai dengan alasan yang
dapat diterima.Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam
perkuliahan adalah:
a. Sakit / melahirkan (dengan bukti surat dokter)

25
b. Menikah
c. Keluarga inti meninggal (ayah, ibu, saudara kandung)
d. Menjalani kegiatan Fakultas/ Universitas yang ditunjukkan dengan
rekomendasi Dekan/ Rektor.
B. TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL (PBL)
1. Mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti tutorial. Kehadiran yang diijinkan
untuk mengikuti ujian adalah 100 % tutorial.
2. Mahasiswa diwajibkan untuk hadir di ruang diskusi sebelum tutorial
dimulai.
3. Mahasiswa diwajibkan mengisi daftar hadir tutorial.
4. Mahasiswa diwajibkan aktif dalam diskusi tutorial
5. Mahasiswa yang berhalangan hadir dalam perkuliahan wajib
memberitahukan secara tertulis kepada seksi akademik atau Penanggung
Jawab Blok.
6. Ketidakhadiran dalam perkuliahan harus disertai dengan alasan yang
dapat diterima. Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam
perkuliahan adalah:
a. Sakit / melahirkan (dengan bukti surat dokter)
b. Menikah
c. Keluarga inti meninggal (ayah, ibu, saudara kandung)
d. Menjalani kegiatan Fakultas/ Universitas yang ditunjukkan dengan
rekomendasi Dekan/ Rektor.

C. PENGUMPULAN TUGAS TERSTRUKTUR


Tugas terstruktur berupa log book dan portofolio. Logbook dikumpulkan
pada saat akan dimulainya PBL. Setiap logbook harus dilengkapi dengan
sumber-sumber informasi/kepustakaan minimal 5 buah. Sumber-sumber
informasi yang dianggap memenuhi syarat adalah buku teks, buku referensi,
jurnal ilmiah dan sumber-sumber internet yang terpercaya (diambil dari
website lembaga-lembaga yang dapat dipercaya dan informasinya bisa

26
dipertanggungjawabkan). Sumber referensi yang berasal dari berita di surat
kabat dianggap bukan sumber referensi yang valid.
Tugas pembuatan portofolio adalah tugas kelompok. Setiap portofolio
harus dilengkapi dengan minimal 10 referensi dan 3 diantaranya harus berupa
jurnal ilmiah. Portofolio dikumpulkan pada PBL pertemuan terakhir dari setiap
kasus.

SKENARIO 1
LUKA LAMA MUNCUL KEMBALI…
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan keluar
cairan berwarna putih keruh dan berbau dari luka di tungkai kiri sejak ± 1 bulan yang
lalu. Luka tersebut merupakan bekas operasi pasang pen. Sekitar 2 tahun yang lalu
pasien mengalami patah tulang tungkai kiri karena kecelakaan lalu lintas dan
dioperasi pasang pen. Pen tersebut sudah dilepas ± 1 tahun yang lalu. Pasien juga
menyatakan jika tungkainya terkadang terasa nyeri, terutama saat malam hari. Pasien
juga mengaku jika dahulu setelah operasi pasang pen badannya sering demam, namun
sekarang sudah tidak lagi. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat serupa sebelumnya,
serta tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan serupa. Tidak ada riwayat
penyakit darah tinggi, kencing manis, batuk lama ataupun batuk darah.
Hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, denyut
nadi 80 kali/menit, frekuensi pernafasan 16 kali/menit, suhu 37.4°C. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan adanya deformitas, jaringan parut berdiameter 12 cm
pada regio anterior tibia sinistra. Selain itu juga tampak adanya sinus dengan
discharge seropurulen, serta ekskoriasi kulit di sekitar sinus. Dokter menyarankan
pasien untuk menjalani pemeriksaan Roentgen pada tungkai kirinya dan didapatkan
hasil: bone resorption, penebalan periosteum, involucrum, sklerosis sekitar tulang,
sequester dan angulasi tibia fibula sinistra.
Bagaimana anda menjelaskan keadaan pasien ?

27
SKENARIO KE 2
JATUH DARI ATAP RUMAH…
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke UGD rumah sakit oleh keluarganya
karena mengalami kesakitan di tungkai kanannya akibat terjatuh dari atap rumah.
Kecelakaan terjadi 2 jam yang lalu, langsung dipasang bidai lalu dibawa ke UGD RS.
Pada pemeriksaan fisik didadaptkan pasien nampak kesakitan, kesadaran kompos
mentis, tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, frekuensi pernapasan 28
x/menit, suhu 37,2°C. Hasil pemeriksaan kepala, dada, dan abdomen dalam batas normal.
Pemeriksaan ekstremitas atas dalam batas normal, pemeriksaan ekstremitas bawah paha
kanan terlihat bengkak, bengkok, terdapat luka terbuka berukuran 4x1x1 cm, nampak otot
robek, tidak ada kontaminasi di luka. Terdapat nyeri tekan dan krepitasi. Hasil pemeriksaan
akral normal.
Hasil pemeriksaan radiologi adalah sebagai berikut:

Dokter Spesialis Orthopaedi memutuskan untuk melakukan operasi ORIF.


Sebelum melakukan tindakan, dokter meminta persetujuan pasien dan keluarganya.
Selain itu pasien diberi ATS dan antibiotika.
Bagaimana anda menjelaskan keadaan pasien ?

28
SKENARIO KE 3
ADA APA DENGAN LUTUT…
Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke Puskesmas dengan keeluhan
lututnya sering terasa nyeri terutama ketika digerakkan dan makin memberat saat
malam hari sejak 3 tahun yang lalu. Keluhan terasa memberat sejak 1 bulan terakhir
ini. Pasien juga mengatakan jika lutut yang sakit hanya satu sisi dan terkadang
mengalami kekakuan kurang lebih sekitar 30 menit terutama saat pagi hari. Riwayat
trauma disangkal.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, denyut
nadi 82 kali/menit, frekuensi napas 14 kali/menit, suhu 37.3 °C. Pada pemeriksaan
antropometri tinggi badan 150 cm dan berat badan : 85 kg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri saat digerakkan (+), krepitasi (+), lutut tidak tampak bengkak dan
kemerahan.
Bagaimana penjelasan kasus tersebut?

SKENARIO KE 4
KENAPA TANGANNYA…
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
nyeri di antara jari jempol dan pergelangan tangan kanan. Nyeri tersebut sudah
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan kadang-kadang disertai dengan kekuatan yang
melemah disertai dengan warna kemerahan dan sedikit bengkak. Selama ini pasien
belum berobat kemanapun, ia hanya mencoba menggosoknya dengan minyak urut,
tapi tidak ada perbaikan. Sehari hari pasien bekerja sebagai buruh cuci. Pasien
menyangkal adanya trauma atau infeksi. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
keadaan umum: baik, kesadaran: kompos mentis, tekanan darah: 120/80 mmHg;
denyut nadi: 86 kali/menit; frekuensi pernapasan: 20 kali/menit; temperatur: 36,8 ºC.
Hasil pemeriksaan fisik kepala: dalam batas normal, torak: dalam batas normal,
abdomen: dalam batas normal.
Pada pemeriksaaan status lokalis manus dekstra: nyeri tekan pada sisi bawah
jari jempol. Terdapat sedikit pembengkakan dan kemerahan pada area tersebut,
krepitus : (+). Test penunjang: Finkelstein Test : (+). Manus sininstra: dalam batas
normal. Bagaimana menjelaskan kondisi pasien tersebut?

29
SKENARIO 5
BENJOLAN….
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan
sebesar kelereng di lengan bawah kiri sejak 1 bulan. Benjolan teraba lunak dan mudah
digoyangkan, terletak di antara kulit dan otot. Tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien
bekerja sebagai buruh tani. Ayah penderita menderita hal yang sama.

Bagaimana menjelaskan kondisi tersebut?

30

Anda mungkin juga menyukai