Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

’LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN METODE EQUITY’

DOSEN PENGAMPU:

Ida Bagus Raminra Padma Diputra, S.E., M.S.A., Ak.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 7 :
1. Ni Kadek Sri Winastuti (2017051111)
2. I Gusti Ayu Agung Pradnya Dewi (2017051113)
3. Anom Raysha Ade Mulya Maha Merta (2017051115)
4. Made Bily Sulistiawan Putra (2017051116)
5. Ni Made Suci Ari Ayu Riantini (2017051118)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Laporan Keuangan Konsolidasi dengan Metode Equity” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Universitas Pendidikan Ganesha.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ida Bagus Raminra


Padma Diputra, S.E., M.S.A., Ak. yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penenulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna,


dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Maka
dari itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan serta kritikan yang
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.

Singaraja, 21 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi
keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu
atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas
individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan
keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki
kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali
(kontrol) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, hal ini
berarti mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri
sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.

Metode Equity, dalam hal pencatatan investasi saham pada perusahaan


anak, selalu diadakan penyesuaian terhadap adanya perubahan yang terjadi dalam
perusahaan anak, sehingga rekening investasi saham senantiasa mengikuti
perkembangan yang terjadi pada perusahaan anak, maka metode yang dipakai
adalah metode ekuitas.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian laporan konsolidasi dengan menggunakan metode


equity?
2. Apa saja hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam prosedur
pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak dengan
menggunakan metode equity?
3. Bagaimana modifikasi daripada metode equity?

3
1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penyusunan


makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian laporan konsolidasi dengan menggunakan


metode equity.
2. Untuk mengetahui hal – hal penting yang harus diperhatikan dalam
prosedur pencatatan terhadap investasi saham pada perusahaan anak
dengan menggunakan metode equity.
3. Untuk mengetahui modifikasi daripada metode equity.

1.4 Manfaat

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Metode Equity

1) Hubungan Perusahaan Induk dan Anak


Hubungan antara Perusahaan Induk dan Peusahaan Anak, dinamakan
Hubungan Affiliasi. Perusahaan yang memiliki sebagian besar dari seluruh modal
saham perusahaan anak disebut dengan Controlling Interest, dan pemilik
(Pemegang) saham selebihnya disebut dengan Minority Interest. Controlling
Interest, yang memiliki seluruh modal saham perusahaan affiliasinya disebut
dengan "Wholly Owned Subsidiary dapat terjadi melalui penggabungan,
peleburan dan pengambilalihan perseroan. Pengertian penggabungan (merger),
peleburan (konsolidasi) dan pengambilalihan (akuisisi) diatur dalam Pasal 122
sampai dengan Pasal 134 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Tujuan penggabungan suatu perusahaan adalah untuk kemajuan dari masing-
masing perusahaan dan secara tidak langsung adalah untuk dan demi keuntungan
dan kepentingan orang-orang (pemilik) yang berada di belakang nama perusahaan
yang bersangkutan. Di samping itu tujuan untuk memperluas usaha secara
optimal, memperkokoh keadaan pasar baik untuk pembelian maupun penjualan
dan memperoleh kedudukan keuangan yang lebih kuat. Pada dasarnya tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan atau kelompok usaha yang akan melakukan
merger (penggabungan) harus berdasarkan peraturan perundangundangan yang
berlaku adalah dalam upaya untuk memberikan adanya kepastian hukum atas
tindakan penggabungan dan melindungi kepentingan para pihak terutama pihak
ketiga yaitu pemegang saham. Berakhirnya eksistensi dari perseroan yang
menggabungkan diri dapat terjadi baik tanpa terlebih dahulu dilakukan likuidasi
atau melalui likuidasi. Dalam hal penggabungan perseroan dilakukan tanpa
likuidasi, Hubungan hukum yang timbul antara induk perusahaan dengan anak
perusahaannya dalam hal terjadinya merger pada perusahaan kelompok
merupakan hubungan hukum kontraktual antara induk perusahaan sebagai

5
pemegang saham mayoritas dengan anak perusahaan. Hubungan hukum tersebut
diatur secara jelas dalam anggaran dasar anak perusahaan dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku.

2) Tanggung Jawab Induk Perusahaan Terhadap Perbuatan Hukum Yang


Dilakukan Oleh Anak Perusahaan Secara etimologis tanggung jawab hukum
atau liability sering sekali ditukar dengan responsibility.

Pengertian tanggung jawab adalah suatu keadaan wajib menanggung segala


sesuatunya, jika terjadi sesuatu dapat dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan
sebagainya. Dalam Kitab Undang-Undang hukum Dagang (KUHD) Pasal 40 ayat
(2) dinyatakan bahwa pemegang saham tidak bertanggungjawab lebih dari pada
jumlah Penuh dari saham-saham itu. Prinsip yang sama juga diberlakukan oleh
UndangUndang Perseroan Terbatas yang menyatakan dengan tegas bahwa
“Perseroan Terbatas merupakan badan hukum dan tanggung jawabnya hanya
sebatas saham-saham yang telah diambil oleh pemegang saham” (Pasal 3 ayat 1
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Hanya saja
Undang-Undang Perseroan Terbatas menegaskan tentang adanya beberapa
pengecualian atas prinsip keterbatasan tanggung jawab badan hukum yang
bersangkutan, termasuk untuk menarik pihak induk perusahaan sebagai pemegang
saham untuk ikut memepertanggung jawabkan terhadap perbuatan anak
perusahaannya.

6
Investasi Saham Perusahaan Anak Laba yang di Tahan
1. Investasi 3.Bagian atas rugi 3. Bagian 1. Laba operasi
Saham pada perusahaan anak ats rugi perusahaan induk
Peusahaan Anak 4.Pembagian peruhaan 2.Bagian atas laba
2. Bagian atas dividen dari anak perusahaan anak.
laba perusahaan perusahaan anak
anak

Gambar “ segala transaksi yang dilakukan perusahaan anak dicatat oleh


perusahaan induk”

2. Modifikasi Metode Equity

Perusahaan induk mencatat dan mengakui bagian atas laba atau rugi
perusahaan anak yang ditampung dalam rekening Investasi Saham dan mengakui
pembagian deviden dari perusahaan anak sebagai realisasi dari sebagian
Investasi/Penanaman Modal pada perusahaan anak di sebut dengan metode yang
konvensional. Dengan Prosedur demikian, rekening investasi saham meliputi
jumlah investasi mula-mula ditambah atau dikurang dengan bagian atas
kepemilikan perusahaan induk terhadap perusahaan yang terjadi atas kekayaan
bersih dari perusahaan anak sejak pemilikan terjadi. Metode equity yang
diterapkan dengan cara tersebut, didasarkan atas pendekatan atau pandangan dari
segi  ekonomis. 

Dari segi ekonomis, laba yang didapat oleh perusahaan anak juga harus
diakui dan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan induk. Demikian
sebaliknya rugi operasi dari perusahaan anak  juga dinyatakan dalam hasil usaha
perusahaan induk. Akan tetapi dalam kenyataannya, yaitu dilihat dari segi yuridis
laba dan rugi periodik dari perusahaan anak tidak mempengaruhi jumlah kekayaan
( posisi finansial) Dan tidak berakibat sebagai keharusan untuk membagikan atau
tidak membagikan deviden bagi perusahaan induk kepada para pemiliknya. 
Dengan kata lain posisi finansial dari perusahaan induk tidak dipengaruhi oleh

7
laba rugi perusahaan anak  sampai saat perusahaan anak membagikannya dalam
bentuk deviden. Atas dasar beberapa alasan tersebut maka metode equity dapat
dimodifikasi untuk mendapatkan  suatu bentuk metode pencatatan yang lebih
memuaskan. Prosedur yang merupakan suatu modifikasi tersebut disebut sebagai
Prosedur (Metode) Penilaian, karena pencatatan yang dipakai didasarkan atas
penilaian.

Contoh soal:

Pada tanggal 1 Januari 1980, PT H  membeli 90% saham PT A. Dalam


tahun 1980 PT A memperoleh laba sebesar Rp 500.000,00 dan membagikan
deviden kepada para pemegang saham sebesar Rp 100.000,00. Dalam hal ini dari
segi ekonomis PT H  dapat bagian atas laba PT A sebesar Rp450.000,00 (90% X
Rp 500.000,00) Akan tetapi dari segi yuridis kepada para pemegang sahamnya,
perusahaan induk hanya berkewajiban untuk membagikan deviden (selain yang
berasal dari laba operasi sendiri) sebesar Rp 90.000,00 (yaitu 90% Dari laba
perusahaan anak yang sudah direalisasikan). Dari data tersebut di atas, akan
dicatat pada masing-masing cara atau metode dalam buku perusahaan induk 
sebagai berikut:

Transaksi Metode Konvensional Metode yang dimodifikasi

(Laba PT A, diakui sebagai (Laba PT A, diakui sebagai modal


Laba Yang Ditahan) Penilaian (Appraisal Capital)
Investasi saham- saham Investasi saham- saham
1. PT A
PT A Rp 450.000,00 PT A Rp 450.000,00
melaporkan
laba sebesar Rp Pendatan dari Modal Penilaian (Laba PT A
500.000,00 PT A Rp 450.000,00
belum dibagikan Rp 450.000,00

2. PT A Kas Rp 90.000,00 Kas Rp 90.000,00


membagikan Investasi saham – saham Investasi saham – saham
deviden sebesar PT A Rp 90.000,00 PT A Rp 90.000,00
Rp 100.000,00

8
Modal Penilaian (Laba PT A belum
dibagikan Rp 90.000,00
Penghasilan Deviden Rp 90.000,00

Dari jurnal - jurnal transaksi tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan terhadap metode
penilaian sebagai berikut: 

Bagian laba atas perusahaan anak diakui sebagai kenaikan dari investasi saham -
saham perusahaan anak dengan prosedur sebagai berikut: 

- Rekening investasi saham di debit sebesar bagian atas laba tersebut dengan
rekening lawan “modal penilaian”. Demikian sebaliknya terhadap bagian
atas kerugian yang diderita oleh perusahaan anak.
Pada metode penilaian ini untuk menampung dan mengikthisarkan  hasil
usaha perusahaan anak, dipakai rekening modal penilaian dan laba yang
ditahan. Bagian keuntungan dari perusahaan anak yang tidak atau belum
dibagikan sebagai dividen diakui oleh perusahaan induk  sebagai kenaikan
modal penilaian.
- Sedangkan keuntungan yang telah dibagikan sebagai dividen diakui
sebagai bagian saldo laba yang ditahan. Meskipun pada kedua cara
(metode konvensional dan metode penilaian) berakibat besarnya total
akiva perusahaan induk sama, namun pada metode penilaian menghasilkan
informasi yang lengkap. Karena di sini di jelaskan perbedaan antara
pengakuan pendapatan yang sudah direalisasikan sebagai benar-benar laba
yang ditahan dan pendapatan yang belum direalisasikan diperlukan
sebagai kenaikan dalam model penilaian.

Pada metode penilaian, kerugian yang diderita perusahaan anak


mengakibatkan saldo debit (negatif) rekening modal penilaian, yang
menunjukkan saldo lebih kerugian dan pembagian deviden di atas pendapatan
yang diperoleh sejak posisi kontrol dicapai oleh perusahaan induk. Sedangkan
sado rekening laba ditahan merupakan akumulasi laba yang dapat dan tersedia
untuk dibagikan sebagai dividen. Jika mengalami keuntungan mengakibatkan
kenaikan jumlah atau saldo investasi pada perusahaan anak di atas investasi

9
mula-mula sehingga berakibat pula saldo kredit (positif) pada rekening modal
penilaian.

Dalam hal saldo di rekening modal penilaian tersebut dirasakan sangat


material dibandingkan dengan saldo atau jumlah investasi saham saham
perusahaan anak dan diperkirakan akan relatif permanen, maka diperkenankan
untuk menghapuskan dengan dibebankan pada rekening laba yang ditahan.

Jika metode konvensional dipakai dan keuntungan yang berasal dari


perusahaan anak tidak dipisahkan dengan keuntungan yang didapat oleh
perusahaan induk serta diikhtisarkan dalam rekening laba yang ditahan, maka
perubahan yang terjadi pada saldo rekening investasi harus dianalisis lebih
lanjut untuk menentukan besarnya laba dari perusahaan induk yang benar-
benar dapat dibagikan sebagai dividen. Hal mana tidak diperlukan lagi apabila
metode penilaian dipakai, karena pada metode ini laba yang didapat tetapi
tidak dapat dibagikan sebagai dividen ditampung dan dilaporkan secara
terpisah dalam rekening modal penilaian.

Namun demikian pendapatan dan laba tersebut harus diakui sebagai telah
diakui untuk kepentingan penyusunan neraca konsolidasi; sebab disini
pemisah secara yuridis antara perusahaan induk dan perusahaan anak yang
berdiri sendiri di tidak lagi harus ditonjolkan. Oleh sebab itu jika dipakai
metode penilaian,saldo rekening model penilaian yang menggambarkan
mutasi atau perubahan yang terjadi atas kekayaan bersih perusahaan anak
harus digabung sebagai laba yang ditahan bagi perusahaan induk di dalam
neraca konsolidasi nya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Secara hukum, entitas induk dan entitas anak adalah entitas-entitas yang
berbeda, bahkan Undang-undang anti trust mensyaratkan arm’s length transaction
di antara entitas-entitas yang berafiliasi. Dengan persyaratan ini, entitas induk
tidak di perkenalkan membedakan harga jual produknya terhadap entitas anak dan
entitas lain yang tidak berafiliasi, atau melakukan pembelian dengan harga yang
berbeda dari entitas lain yang tidak berafiliasi. Laporan Konsolidasi dimaksudkan
untuk menunjukan aspek substansi hubungan entitas induk – anak.

Penyusun menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan


yang jauh dari kata sempurna.Tentunya, penyusun akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan
nantinya.Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
mengenai pembahasan makalah di atas

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai