Anda di halaman 1dari 48

SESI/PERKULIAHAN Ke 13, 14, dan 15

TIK : Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan :


1. menjelaskan defenisi konsolidasi
2. menganalisa koefisien konsolidasi
Pokok Bahasan : Konsolidasi
Deskripsi Singkat :
Mahasiswa yang akan mengikuti mata kuliah ini telah mempelajari tentang teori
Tegangan geser tanah .Pada bab ini akan dipelajari defenisi dan analisa
konsolidasi
Bahan Bacaan :
a. Noor Endah, Bahan ajar Mekanika Tanah,Jurusan teknik sipil Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
b. Workshop sertifikasi (G1) Himpunan ahli teknik tanah Indonesia vol.2
c. Suryolelono, K.Basah.1998. Teknik Pondasi II.Yogyakarta: Gajah
Mada,Hal.1
Bahan bacaan pendukung
a. Sosrodarsono, Suyono.1984.Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Jakarta:
Pradya Paramita, Hal. 96
b. Zainal N, Sri Respati N.1995.Pondasi.1995.Bandung: PEDC, Hal. 11
Pertanyaan Kunci:
1. Apa yang dimaksud dengan konsolidas
2. Hitung koefisien konsolidasi
BAB IV

KONSOLIDASI

Sasaran Belajar :
Memahami teori konsolidasi, dan aplikasinya di lapangan.

Sasaran Pembelajaran :
1. Memahami definisi konsoidasi dan dapat Mengillustrasikan proses
konsoildasi
2. Menentukan/menghitung parameter-parameter yang berkaitan dengan
proses konsolidasi.
3. Memberikan gambaran tentang aplikasi konsolidasi di lapangan.

I. PENDAHULUAN

Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan-


lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat
pengaliran sebagian air pori; proses tersebut berlangsung terus sampai
kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah
benar-benar hilang. Selain itu konsolidasi juga mempunyai pengertian yang
lain yaitu konsolidasi adalah pemampatan volume tanah berbutir halus (seperti
= lempung) yang jenuh air dan terjadi secara perlahan – lahan akibat
pengaliran (dissipasi) air pori keluar dari massa tanah.
Proses konsolidasi ini terjadi karena akibat pembebanan terhadap lapisan
lempung jenuh air, kemudian membangkitkan tekanan pori lebih (execess pore
water pressure ) dan proses ini berlangsung sampai tekanan air pori lebih
habis.
Kasus paling sederhana adalah konsolidasi 1 dimensi (seperti : uji
oedometer), yang biasanya terjadi pada penimbunan di atas lapisan lempung.
Kebalikannya adalah pengembangan atau heaving akibat tekanan air pori lebih
negative, yang biasanya terjadi pada penggalian tanah lempung.


Uji konsolidasi satu dimensi dilaboratorium

poreus stone(batu berpori)

Konsolidasi menimbulkan efek penurunan permukaan tanah ke bawah


sehubungan dengan perubahan volume tanah (pemampatan). Perkembangan
konsolidasi dapat dimonitor dengan memasang piezometer guna mencatat
perubahan tekanan air pori terhadap waktu .Jika tinggi tekanan air pori lebih
pada piezometer = 0, maka proses konsolidasi sudah selesai.Kemudian
penurunan dapat diukur dengan pencatatan ketinggian patok tetap
(benchmark) pada suatu konstruksi.
Proses konsolidasi dapat dijelaskan dengan kurva hubungan
pemampatan tanah dan logaritma waktu sebagaimana terlihat pada gambar
berikut :
Ada 3 tahapan dalam uji konsolidasi :

Tahap I :pemampatan awal yang pada umumnya adalah pembebanan awal

Tahap II :konsolidasi primer, periode selama tekanan air pori secara lambat
laun dipindahkan ke dalam tegangan efektif sebagai akibat dari
keluarnya air dari pori – pori tanah.

Tahap III : konsolidasi sekunder, terjadi setelah tekanan air pori hilang
seluruhnya, Pemampatan atau penurunan yang terjadi disini
Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam satu jurusan
saja, yaitu jurusan vertical karena lapisan yang terkena tambahan beban itu tidak
dapat bergerak dalam jurusan mendatar (ditahan oleh tanah sekelilingnya).
Di lapisan yang terdiri dari pasir akan segera terjadi penurunan yang
hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah bekerjanya beban/tekanan.
Penurunan disini umumnya kecil. Dalam lapisan yang terdiri dari butiran halus
(lempung), maka penurunan akan sangat besar dan biasanya makan waktu yang
lama, oleh karena itu penelitian konsolidasi umumnya terhadap lapisan tanah
berbutir halus.
Besarnya penurunan tergantung pada kecenderungan sifat tanah dapat
dirembes dan ditekan atau tergantung pada koefisien rembesan dan koefisien
konsolidasi.
II. TEORI KONSOLIDASI

Menurut teori konsolidasi terzaghi, konsolidasi seluruhnya terdiri dari dua bagian
yaitu :
1. Konsolidasi pertama (primary consolidation)
Konsolidasi ini terjadi karena adanya air yang mengalir ke luar dan berarti
adanya perubahan tegangan efektif.
2. Konsolidasi kedua ( secondary consolidation)
Konsolidasi berjalan terus setelah konsolidasi pertama selesai. Konsolidasi
kedua berlangsung dalam waktu yang lama dan nilainya kecil. Konsolidasi
ini terjadi karena adanya peyesuaian diri satu sama lain didalam tanah.

Karl Terzaghi menyatakan teori konsolidasi dengan asumsi sebagai berikut


:
1. Tanah homogeny
2. Tanah jenuh air (SR = 100%)
3. Partikel-partikel padat dan air tidak termampatkan
4. Pemampatan dan pengaliran 1 dimensi yaitu vertical
5. Regangan-regangan kecil
6. Hukum Darcy berlaku untuk seluruh gradient hidrolik
7. Koefisien permeabilitas dan koefisien pemampatan volume tetap
konstan selama proses konsolidasi
8. Hubungan antara void rasio dan tegangan efektif tidak tergantung pada
waktu.
Kenyataan bahwa ketiga asumsi terakhir menyimpang, khususnya
asumsi ke 8, hasil-hasil percobaan menunjukkan hubungan antara void
rasio dan tegangan efektif tidak bebas terhadap waktu.
Dari hasil percobaan juga memperlihatkan hubungan antara ketiga
parameter berikut yaitu:
a. Tekana air pori lebih (ue)
b. Kedalaman (z) dari puncak lapisan lempung
c. Waktu (t) sejak pemberian secara cepat suatu penambahan tegangan
total.
Hubungan parameter-parameter di atas dapat digambarkan dengan persamaan-
persamaan berikut:

Tinjau elemen tanah di dalam lapisan


lempung seperti sketsa di samping
● Kecepatan pengaliran melalui
elemen tersebut
Menurut Hukum Darcy:
əh
Vz = k iz = -k ə z
¿
¿

Jika perubahan tinggi total semata-mata disebabkan oleh perubahan tekanan


air pori lebih maka:

k ∂Ue
Vz=
γw ∂ z ¿
¿
Syarat kontuinitas :
∂ Vz dV
[ ] dx. dy. dz =
∂Z dt
k ∂2 ue dV
dx . dy. dz = … … … … … …( A)
γw ∂ z 2 dt
Kecepatan perubahan volume dapat pula dinyatakan dalam koefisien
pemampatan volume
mv :
dv ∂σ
=mv dx . dy .dz
dt ∂t
1
∂σ❑
= - mv dx . dy . dz ………(B)
∂t
Persamaan di atas menggambarkan bahwa penambatan tegangan total secara
perlahan-lahan ditransfer kepada struktur (skeleton) tanah, sehingga penambatan
tegangan efektif setimpal dengan pengurangan tekanan air pori lebih.
Persamaan A dan B dikombinasikan akan menghasilkan :
∂Ue k ∂2 ue
mv : ∂t = γω 2
∂z
∂Ue k ∂2 ue
=
∂t mv . γω ∂ z 2
Persamaan di atas dapat pula dituliskan seperti berikut ini :
∂Ue ∂ue
=Cv 2
∂t ∂z
k
¿
jadi Cv mv . γω ¿
¿
Dimana : Cv = koefisien konsolidasi
k = koefisien permeabilitas
mv = koefisien perubahan volume
γω=
Solusi persamaan konsolidasi :
∎ Asumsi ;
- Penambahan tegangan total dianggap penerapannya begitu cepat, sehingga
akan dilimpahkan sepenuhnya kepada air pori, jadi :
ui = ∆ σ
Oleh karena itu persyaratan awal :
ui = ∆ σ
untuk posisi pada lapisan yang ditinjau: 0 ≤ Z ≤ 2d dan waktu awal
penerapan tambatan tegangan (∆ σ 1) = 0
- Batas atas dan bawahan lapisan lempung dianggap terdrainase secara
bebas (free draining). Oleh karena itu permeabilitas tanah dekat setiap
batas-batas tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan bagian-bagian
lainnya di dalam lapisan tersebut. Jadi persyaratan bagian batas yang
terdrainase bebas pada setiap saat setelah penerapan ∆ σ
ue = 0 untuk Z = 0 dan Z = 2d saat t > 0
∎ Solusi
Perkembangan konsolidasi dapat digunakan dalam bentuk seri kurva ue
terhadap Z untuk nilai yang berbeda. Kurva ini disebut Isokron
(Isochrones) seperti dilihat pada gambar berikut :

Isokron tergantung pada :


a. Distribusi awal tegangan air pori lebih (ui)
b. Persyaratan drainase pada batas-batas lapisan lempung, meliputu :

- Lapisan terbuka yaitu : lapisan dimana drainase bebas pada batas atas
dan bawah.
- Lapisan tertutup setengah yaitu : lapisan dimana hanya satu bagian
batas yang terdrainase bebas
Dengan menggunakan Isokron, derajat konsolidasi (U) dapat dihitung dengan
rumus berikut :
2d

∫ ue dz
0
U=1- 2d

∫ ue dz
0

Untuk lapisan tertutup setengah :


Derajat konsolidasi rata-rata ( μ ¿ dapat pula digambarkan dengan hubungannya
terhadap factor waktu (Tv) seperti berikut :

Dimana : d = Panjang jalur drainase yaitu sama dengan tebal lapisan untuk
lapisan setengah tertutup dan sama dengan setengah tebal lapisan
untuk lapisan terbuka
III. Parameter-Parameter Berkaitan Dengan Prakonsolidasi
1. Kurva hubungan void rasio dan tegangan efektif
Metode yang paling sederhana untuk memahami karasteristik konsolidasi
tanah adalah melalui Uji Oudometer dengan penjelasan diagram fase
tanah berikut :
Ho = Ketebalan contoh tanah
saat awal pengujian
eo = Void rasio saat awal
pengujian
eo = wo. GS dimana :
wo = kadar air contoh tanah
saat awal
pengujian
GS = berat jenis tanah

H1 = ketebalan contoh tanah saat akhir pengujian


e1 = void rasio saat akhir pengujian
e1 = w1.GS dimana
w1 = kadar air contoh tanah saat akhir pengujian
Hs = ketebalan butir tanah

Void rasio dapat pula dihitung dengan rumus berikut :


H 1−Hs
e1 = Hs ¿
¿
Ms
Dimana Hs =
A .Gs . ρw
A = Luas penampang contoh tanah yang mengalami
konsolidasi
ρw = Kepadatan air

Perubahan void rasio tanah eo ke e1 disebabkan oleh penambahan


tegangan pada tanah yang dapat digambarkan pada kurva hubungan
void rasio (e) dan tegangan efektif (σ 1) dalam 2 versi yaitu dengan
skala normal dan skala logaritma:

pemampatan

Pemampatan

e e

Pengembangan Pengembangan

σ′ log σ′
versi normal versi logaritma

Bentuk-bentuk kurva diatas berkaitan dengan riwayat tegangan lempung.


Hubungannya e – log σ 1 untuk lempung yang terkonsolidasi normal diwakili oleh
garis pemampatan asli (kurang lebih linear), tetapi tanah lempung yang
terkonsolidasi berlebihan diwakili oleh kurva pengembangan dan pemampatan
kembali. Dari kurva diatas jelas bahwa lempung yang terkonsolidasi berlebihan
akan kurang dapat dimampatkan dibandingkan dengan lempung yang sama tetapi
terkonsolidasi normal.

2. Tekanan pra konsolidasi


Tekanan pra konsolidasi adalah tekanan vertical efektif maksimum yang telah
bekerja pada lempung di masa lampau (dialami oleh lempung over
konsolidasi).
● Lempung yang terkonsolidasi berlebihan dapat diketahui dari kurva yang
dihasilkan dari uji Oedemeter, yaitu sepanjang lempung tersebut mendapat
tekanan (beban) yang menyebabkan tanah tersebut mengembang kemudian
mengalami pemampatan kembali.
● Pengembangan lempung biasanya disebabkan oleh pencairan lapisan es,
erosi, atau naiknya muka air
● Prosedur untuk menentukan besarnya tegangan praconsolidasi dari grafik

e versus log tegangan, yang digambarkan dari percobaan konsolidasi


dilaboratorium.

1. Tentukan titik A, dimana grafik angka pori (e) VS log tegangan

mempunyai jari – jari kelengkungan yang paling minimum.

2. Gambar garis datar melalui titik A (AB).


3. Gambar garis singgung pada titik A (AC).



4. Gambar garis AD yang merupakan garis bagi dari sudut yang berbentuk
oleh 2 garis yang dibuat pada langkah 1,2,3 tadi.


5. Perpanjang bagian grafik e VS log tegangan yang merupakan garis lurus


hingga memotong garis bagi dititik D.


 

 

3. Koefisien-koefisien yang mewakili pemampatan lempung


1. Koefisien pemampatan volume (mv):
adalah perubahan volume per satuan pertambahan tegangan efektif
(m2/MN)
Perubahan volume dapat dinyatakan dalam bentuk : void rasio (e) atau
ketebalan specimen (H):

1 e ₀−e ₁ 1 H ₀⃨ −⃨ H ₁
Mv = [
1+ e ₀ σ ₁' ⃨ σ ₀'
] = [
H ₀ σ ₁' ⃨ −⃨ σ ₀ '
]

eo

e1

σ₀′ σ₁′ σ′

Mv tidak konstan, tergantung rentang tegangannya

2. Indeks Pemampatan (Cc)


Adalah slop bagian lurus kurva e – log σ 1 (tidak berdimensi).
Slop bagian kurva pengembangan (mendekati garis lurus) merupakan indeks
pengembangan (Cc atau Ce)
4. Koefisien Konsolidasi (Cv)
Nilai Cv adalah suatu penamatan tekanan khusus pada uji
Oedometer dapat ditentukan dengan membandingkan kurva
konsolidasi yang diperoleh secara teoritis dan eksperimen, yang
disebut pencocokan kurva (curve fitting). Begitu Cv diketahui
nilainya, koefisien permeabilitas dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
K
Cv = Mv . γw

Ada 2 metode pencocokan kurva biasanya digunakan untuk


menentukan Cv :
1. Metode kecocokan logaritma waktu (Casagrande)
Prosedur untuk menentukan koefisien konsolidasi Cv diusulkan
oleh casagrande dan fadum (1940). Cara ini sering disebut metode
kecocokan log – waktu Casagrande. Adapun prosedurnya adalah
sebagai berikut :
a. gambarkan grafik penurunan terhadap log – waktu, seperti
yang ditunjukkan dalam gambar metode kecocokan log –
waktu untuk satu beban yang diterapkan.
b. Kedudukan titk awal kurva ditentukan dengan pengertian
bahwa kurva awal mendekati parabola. Tentukan dua titik
yaitu pada saat titik t1 (P) dan saat 4t1 (titik Q). selisih
ordinat (jarak vertical) keduanya diukur, misalnya x.
kedudukan R = Ro digambar dengan mengukur jarak x
kearah vertical diatas titik P. Untuk pengontrolan, ulangi
dengan pasangan titik yang lain.
c. Titik U = 100%, atau R100, diperoleh dari titik potong dua
bagian linier kurvanya, yaitu titik potong bagian garis
lurus kurva konsolidasi primer dan sekunder.
d. Titk U = 50% ditentukan dengan :
R50 = (Ro + R100) / 2
Dari sini diperoleh waktu t50. nilai Tv sehubungan dengan
U = 50% adalah 0,197, sehingga koefisien konsolidasi Cv
dinyatakan dalam persamaan:
0 ,197 Ht 2
Cv = t 50
Pada uji konsolidasi dengan drainase atas dan bawah
(dobel), nilai H diambil setengah dari tebal rata – rata benda uji
pada beban tertentu (Ht = ½ H dengan H = tebal contoh tanah).
Untuk drainase atas dan bawah (satu arah) saja, maka Ht = H.
Jika temperatur rata – rata dari tanah asli dilangan
diketahui, dan ternyata terdapat perbedaan dengan temperatur rata
– rata pada waktu pengujian, koreksi nilai Cv harus diberikan.
Terdapat beberapa hal dimana cara log waktu casagrande
tidak dipakai lagi. Jika konsolidasi sekunder begitu besar saat
beban bekerja, waktu dimana tekanan air pori nol, yaitu pada
waktu fase konsolidasi primer selesai, mungkin tidak dapat terlihat
dengan jelas dari patahnya grafik log waktu. Tipe kurva akan
sangat bergantung pada rasio penambahan tekanan LIR ( Leonard
dan Altschaeffl 1964 ). Jika R100 tidak dapat didefenisikan dari
grafik waktu Vs. penurunan, salah satu pengukuran tekanan air
pori atau cara lain untuk menginterprestasikan Cv harus diadakan.

Gambar metode kecocokan log – waktu (casagrande 1940)

2. Metode akar waktu


Metode akar waktu digunakan untuk menentukan Cv dengan cara
menggambar hasil uji konsolidasi pada grafik hubungan akar waktu terhadap
penurunan pada gambar metode akar waktu . kurva teoritis yang terbentuk,
biasanya linier sampai dengan kira – kira 60% konsolidasi. Karakteristik
cara akar waktu ini, adalah dengan menentukan derajat konsolidasi U =
90%, dimana pada U = 90% tersebut absis OR akan sama dengan 1,15 kali
absis OQ. Prosedur untuk memperoleh derajat konsolidasi U = 90%
selengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Gambarkan grafik hubungan penurunan vs. akar waktu dari data hasil uji
konsolidasi pada beban tertentu yang diterapkan.
b. Titik U = 0% diperoleh dengan memperpanjang garis dari bagian awal
kurva yang lurus sehingga memotong ordinat dititk P dan memotong
absis dititik Q.
Anggapan kurva awal berupa garis lurus adalah konsisten dengan
anggapan bahwa kurva awal berbentuk parabola.

Gambar metode akar waktu


c. Garis lurus PR digambar dengan absis OR dengan 1,15 kali absis OQ.
Perpotongan dari PR dan kurva merupakan titk R90 pada absis. Dari sini

√ t 90
diperoleh .
d. Tv untuk derajat konsolidasi U = 90% adalah 0,848. pada keadaan ini
koefisien konsolidasi Cv dinyatakan oleh persamaan :
0 ,848 Ht 2
Cv = t 90
Jika akan menghitung batas konsolidasi primer ( U = 100% ) titik
R 100 pada kurva dapat diperoleh dengan mempertimbangkan menurut
perbandingan kedudukannya.
Seperti dalam penggambaran kurva log – waktu, gambar kurva
akar waktu yang terjaidi memanjang melampaui titik 100% kedalam
daerah konsolidasi sekunder.
Metode akar waktu membutuhkan pembacaan penurunan dalam
periode waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan metode log –
waktu. Tetapi kedudukan garis lurus tidak selalu diperoleh dari
penggambaran metode akar waktu. Dalam hal ini menemui kasus
demikian., metode log – waktu sebaiknya digunakan.
Kecepatan penurunan konsolidasi primer bergantung pada
kecepatan berkurangnya kelebihan tekanan air pori yang timbul akibat
kenaikan tekanan oleh beban bangunan. Kenaikan tegangan efektif
dalam tanah akibat pengurangan volume tanah, dipengaruhi oleh
kecepatan air pori meninggalkan rongga pori lapis lempung yang
tertekan. Kecepatan penurunan struktur sebagai akibat berkurangnya
volume tanah, dipengaruhi oleh kecepatan air pori merembes melewati
lapisan lempung menuju kelapisan tanah berpermebilitas tinggi yang
memungkinkan terjadinya drainasi.

5. Derajat Konsolidasi
Derajat konsolidasi dapat di ilustrasikan berdasarkan kurva berikut:
Derajat konsolidasi dapat dinyatakan 3 cara, yaitu :
1. Dinyatakan dengan void rasio (e) :
e 0−e
uz=
e 0−e 1

Keterangan : uz = derajat konsolidasi saat waktu tertentu pada


kedalaman Z, dimana nilainya 0-1.
e0 = angka pori awal sebelum terjadinya konsolidasi
e = angka pori pada waktu yang ditanyakan yaitu pada
waktu masih berlangsung
e1 = angka pori pada akhir konsolidasi

2. Dinyatakan dengan tegangan efektif (σ 1) :

σ 11 −σ 01 σ 1−σ 1
1 1
U = σ 1 −σ 0 σ 1 −σ
1 1

Dimana : σ o1 = Tegangan vertical efektif sebelum konsolidasi dimulai


σ 11 = Tegangan vertical efektif pada akhir konsolidasi

σ1 = Tegangan efektif yang menjadi pertanyaan selama


konsolidasi
Segera setelah penambatan beban “overburden” dari σ o menjadi σ

1, tegangan vertical efektif masih σ o1 ; hanya setelah selesai

konsolidasi dengan efektif menjadi σ 11.

3. Dinyatakan dengan kelebihan tekanan air pori (u) selama proses


konsolidasi, penambahan kelebihan vertical efektif sama dengan
pengurangan kelebihan tekanan air pori, sehingga :

Jadi : σ 11 = σ 01 + Ui = σ1 + ue
ui−ue ue
U= i = 1 - ui
u
Dimana : Ui = kelebihan tekanan air pori awal
Ue = kelebihan tekanan air pori yang menjadi

pertanyaan selama konsolidasi

6. Kecepatan penurunan konsolidasi


2
τ v −Ht
t=
Cv

Keterangan : τ v = faktor waktu


1
Ht = panjang lintasan drainase, nilai Ht= H untuk drainase
2
double, dan Ht=H untuk drainase tunggal
H = tebal lapisan lempung yang mampat
Cv = koefisien konsolidasi

7. Aplikasi Konsolidasi Di Lapangan


Proses konsolidasi akan berlangsung pada lapisan lempung jenuh air
yang mendapatkan beban seperti: konstruksi gedung dan timbunan seperti
gambar berikut:
Sebaiknya pengangkatan tanah terjadi pada dasar penggalian akibat
berkurangnya beban karena tanah galian yang dikeluarkan sehingga terjadi
tekanan air pori negative.

Rangkuman

konsolidasi adalah pemampatan volume tanah berbutir halus (seperti =


lempung) yang jenuh air dan terjadi secara perlahan – lahan akibat pengaliran
(dissipasi) air pori keluar dari massa tanah.
Parameter-parameter yang berkaitan dengan prakonsolidasi
1. Kurva hubungan void ratio dan teganga efektif
2. Tekanan pra konsolidasi
3. Koefisien-koefisien yang mewakili pemampatan lempung
4. Koefisien konsolidasi (Cv)
5. Derajat konsolidasi
6. Kecepatan konsolidasi
Ada 2 metode pencocokan kurva biasanya digunakan untuk menentukan
Cv;
1. Metode kecocokan logaritma waktu (Casagrande)
2. Metode Akar waktu

Anda mungkin juga menyukai