Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KOMPETENSI

“MORAL DAN ETIKA”

DISUSUN OLEH :
 VARAH IFTITAH AULIA (C20119248)
 PUPUT LESTARI ( C20119283)

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BINIS
UNIVERSITAS TADULAKO

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Inayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Makalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah MANAJEMEN KOMPETENSI. Dengan judul “MORAL DAN ETIKA” Semoga
Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam bidang pendidikan.

Di dalam pembuatan Makalah ini kami pun menemukan banyak pengalaman dan pelajaran
baru terutama dalam sistematika cara pembuatan Makalah. Harapan kami semoga Makalah
ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. laporan ini kami
akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, di harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Makalah ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Palu, 27 MARET 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................5
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................6
2.1 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MORAL DAN ETIKA.......................................................6
2.2 PENERAPAN ETIKA DALAM INTERAKSI SOSIAL...............................................................7
2.3 ETIKA DALAM ORGANISASI MULTI BUDAYA....................................................................8
2.4 KEJUJURAN...................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat
etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika,
yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi.[butuh
rujukan] Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika
adalah tingkah laku manusia.[butuh rujukan] Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain
yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Moral, akhlak, etika, atau susila (Latin: Moralitas; Arab: ‫أخالق‬, akhlāq) adalah istilah
manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai
positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak
yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan
dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang
yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu
sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia
ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat
setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun
sejak lama.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
 APA PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MORAL DAN ETIKA
 BAGAIMANA PENERAPAN ETIKA DALAM INTERAKSI SOCIAL
 APA ETIKA DALAM ORGANISASI MULTI BUDAYA
 KEJUJURAN

1.3 TUJUAN
TUGAS MANAJEMEN KOMPETENSI

5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MORAL DAN ETIKA
Sebenarnya etika dan moral berhubungan dengan perilaku yang benar dan salah.
Ketika kita telaah kedua kata tersebut memiliki makna dan tujuan yang berbeda. Etika
mengacu kepada aturan pada aturan yang diberikan dari faktor eksternal, misalkan kode-
kode etik dan prinsip keagamaan. Sementara moral mengacu kepada prinsip-prinsip pada
masing-masing individu yang bernilai benar atau salah.
Berikut ini merupakan perbedaan antara etika dan moral dilihat dari beberapa segi:

1. Sumber Prinsip
Etika adalah sumber yang berasal dari faktor luar (eksternal) yang disediakan oleh
lembaga, kelompok, atau budaya yang dimiliki seorang individu. Contohnya semua
pengacara, polisi, dan dokter harus mengikuti kode etik yang berlaku pada profesi
mereka, tanpa memandang dari perasaan mereka sendiri atau preferensi. Etika juga dapat
dianggap sebagai sebagai sistem sosial atau kerangka kerja untuk perilaku yang dapat
diterima oleh masyarakat.

Moral juga dipengaruhi oleh budaya atau masyarakat, tapi keduanya merupakan prinsip-
prinsip pribadi yang dibuat dan ditegakkan oleh individu itu sendiri.

2. Konsistensi dan Fleksibilitas


Etika sangat konsisten dalam konteks tertentu, namun bisa sangat variasi dalam
konteks yang lain.  Sebagai contoh, etika pada profesi seorang medis di abad ke-20 pada
umumnya konsisten dan tidak pernah berubah dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit
yang lain, namun etika tersebut berbeda dari etika pada profesi yang legal di abad ke-20.

Suatu kode moral individu biasanya tidak berubah dan konsisten di semua konteks,  tetapi
juga memungkinkan untuk beberapa kejadian tertentu secara radikal mengubah
keyakinan kepribadian seseorang dan nilai-nilainya.

3. Konflik
Salah satu contoh profesi yang bertentangan dengan dengan moral adalah pekerjaan
seorang pengacara yang mempertahankan pelanggannya. Moral seorang pengacara
mungkin mengatakan kepada orang tersebut bahwa pembunuhan merupakan perbuatan
yang sangat tercela dan pembunuhan harus dihukum. Namun etika profesi sebagai
seorang pengacara membutuhkan orang tersebut untuk membela pelanggannya untuk
yang terbaik berdasarkan kemampuannya, walaupun jika orang tersebut tahu bahwa
pelanggannya bersalah.

Contoh lainnya dalam etika profesi medis. Di sebagian besar di dunia, seorang dokter
mungkin tidak membius pasien untuk menenangkan pasien walaupun berdasarkan

6
permintaan seorang pasien. Hal tersebut merupakan standard etika pada profesi
kesehatan. Namun, dokter yang sama secara pribadi percaya bahwa hak pasien untuk
sembuh bisa terjadi penyimpangan apabila tidak sesuai yang diharapkan. Hal tersebut
merupakan moral dari seorang dokter.

4. Asal Mula
Kebanyakan orang pasti akan bingung membedakan antara moral dan etika karena
memiliki arti yang cukup mendekati. Agar lebih mudah membedakan dua kata tersebut,
dapat kita tinjau dari asal mula kedua kata itu. Etika berasal dari bahasa Francis lama
(etique), Latin (ethica), dan Yunani (ethos) yang mengacu kepada arti kebiasaan atau
filsafat moral. Kata "Moral" berasal  dari bahasa Latin yaitu moralis yang berarti sikap,
perilaku, dan tata krama yang sesuai dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, etika dan
moral memiliki arti yang sangat mirip, jika terlihat berbeda, maka lihat definisi asal mula
kedua kata tersebut.

Berikut ini persamaan antara etika dan moral:


1. Etika dan Moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang penilaian sosial
seseorang terhadap orang lain.
2. Etika dan Moral merupakan prinsip hidup seseorang untuk memberikan tanggapan
serta respon untuk meningkatkan kualitas diri.
3. Etika dan Moral didapat dari pengaruh yang didapat dari berbagai aspek dalam
kehidupan, baik dari pendidikan, keturunan dan kepribadian sejak lahir, serta
penyesuaian lingkungan.

Itulah persamaan dan perbedaan antara etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari yang
bisa saya sampaikan dalam postingan ini. Tentunya dari 5 poin pendahuluan yang saya
lontarkan mungkin anda dapat menjawab secara jelas manakah yang termasuk tidak
beretika dan tidak bermoral. Semoga bermanfaat bagi anda yang sedang mencari tahu
persamaan dan perbedaan antara etika dan moral.

2.2 PENERAPAN ETIKA DALAM INTERAKSI SOSIAL


Etika dalam pertemanan dan interaksi sosial itu sangat penting dalam membentuk
pola pikir kita. Pola pikir yang positif akan membawa energi dalam diri untuk
berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Suasana yang tidak mendukung tadi bisa
ditengok kembali dan kita renungkan sejenak, bahwa dalam sebuah lingkaran
pertemanan, etika harus tetap dijaga agar lingkup pertemanan berjalan lebih baik guna
memperbaiki diri sendiri. Selain hanya bercanda saja, ada baiknya kita mendominasi
suatu interaksi dalam tali pertemanan dengan suatu hal yang lebih berguna pada
kehidupan manusia, karena bagaimanapun juga kehidupan akan terus maju dan
7
berkembang, sesuai dengan pola kehidupan individu kita masing-masing. Semoga kita
semua bisa bermanfaat bagi orang lain mulai saat ini dan pada masa yang akan datang.

2.3 ETIKA DALAM ORGANISASI MULTI BUDAYA


A. Pengertian budaya organisasi
Budaya dipahami sebagai konsep yang luas, bervariasi dan mengandung nilai-nilai
otentik yang menggambarkan karakteristik kehidupan manusia
Budaya juga dapat dipahami sebagai shered nilai-nilai, ide, symbol, norma norma,
aturan, adat-istiadat, pola perilaku, struktur masyarakat, ideologi, dsb, yang secara
keseluruhan menggambarkan system atau pola social suatu masyarakat.
B. pengertian etika
Atika adalah bagian dari budaya organisasi. Etika berupa pedoman hidup yang berisi
prinsip-prinsip moral, nilai-nilai, dan kepercayaan orang. Selanjutnya di dalam organisasi
etika digunakan untuk menganalisis dan menginterpetasikan suatu situasi dan kemudian
memakainya sebagai pedoman untuk mengambil keputusan mengenai apa yang benar dan
apa yang salah.
c. pentingnya etika dalam organisasi
 mengatur perilaku orang orang dalam organisi
 menjadi pedoman hubungan kerja dalam organisasi
 bila dalam bentuk kode etik, maka berguna untuk membatasi Tindakan-
tindakan mana yang dianggap benar dan mana yang tidak benar
 dengan kode etik, orang orang menjadi lebih produktif
 mengurangi konflik dalam organisasi

2.4 KEJUJURAN
Pengertian jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-
benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta).
Jujur bisa diartikan tidak curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku
dan lain sebagainya. Jujur juga bisa bermakna kesesuaian antara niat dengan ucapan dan
perbuatan seseorang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, kata JUJUR ini diartikan sebagai
suatu ketulusan dan keiklasan juga kelurusan hati seseorang.
Kejujuran disebutkan mengacu pada moral dan aspek karakter seseorang yang
konotasinya adalah positif, mengandung nilai-nilai luhur sekaligus penuh integritas. Jujur

8
jauh dari kebohongan, dengan demikian mereka orang-orang yang jujur ini adalah pribadi
yang bisa dipercaya (amanah).
Menurut Benjamin Franklin bahwa kejujuran adalah sebuah kebijakan terbaik.
Secara umum, jujur merupakan sebuah sifat yang membutuhkan kesesuaian sikap
antara perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Artinya,
seseorang dapat dikatakan jujur jika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan
sebenarnya, disertai tindakan yang seharusnya.
Menurut ahli Mohammad Mustari, pengertian jujur adalah suatu perilaku manusia
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain.
Seseorang yang menanamkan sifat jujur akan mendapatkan manfaat baik dalam
hidupnya. Antara lain perasaan tenang, terbiasa bertanggungjawab, dijauhkan dari
perilaku melanggar norma, dan dapat dipercaya orang lain.
Beberapa contoh sifat jujur dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari
ranah keluarga sampai lingkungan masyarakat luas. Contoh dalam keluarga adalah
memberitahukan hasil ujian sekolah kepada orangtua dengan sebenarnya meski mendapat
nilai buruk, mengembalikan uang belanja yang diberikan oleh orangtua, dan berterus
terang saat melakukan kesalahan.

9
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah
produk dari budaya dan Agama.
Selain hanya bercanda saja, ada baiknya kita mendominasi suatu interaksi dalam tali
pertemanan dengan suatu hal yang lebih berguna pada kehidupan manusia, karena
bagaimanapun juga kehidupan akan terus maju dan berkembang, sesuai dengan pola
kehidupan individu kita masing-masing.
Budaya dipahami sebagai konsep yang luas, bervariasi dan mengandung nilai-nilai
otentik yang menggambarkan karakteristik kehidupan manusia Budaya juga dapat
dipahami sebagai shered nilai-nilai, ide, symbol, norma norma, aturan, adat-istiadat, pola
perilaku, struktur masyarakat, ideologi, dsb, yang secara keseluruhan menggambarkan
system atau pola social suatu masyarakat.
Selanjutnya di dalam organisasi etika digunakan untuk menganalisis dan
menginterpetasikan suatu situasi dan kemudian memakainya sebagai pedoman untuk
mengambil keputusan mengenai apa yang benar dan apa yang salah.
pentingnya etika dalam organisasi
• mengatur perilaku orang orang dalam organisi
• menjadi pedoman hubungan kerja dalam organisasi
• bila dalam bentuk kode etik, maka berguna untuk membatasi Tindakan-tindakan
mana yang dianggap benar dan mana yang tidak benar
• dengan kode etik, orang orang menjadi lebih produktif
• mengurangi konflik dalam organisasi
Pengertian jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-
benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta).
Secara umum, jujur merupakan sebuah sifat yang membutuhkan kesesuaian sikap
antara perkataan yang diucapkan dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
Menurut ahli Mohammad Mustari, pengertian jujur adalah suatu perilaku manusia
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://dsmlmdblog.blogspot.com/2015/03/persamaan-dan-perbedaan-antara-etika.html

https://brainly.co.id/tugas/14205866

11

Anda mungkin juga menyukai