Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KOMPETENSI

“REGULASI DIRI DALAM PENGEMBANGAN


KOMPETENSI”

DISUSUN OLEH :
 VARAH IFTITAH AULIA (C20119248)
 PUPUT LESTARI ( C20119283)

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BINIS
UNIVERSITAS TADULAKO

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Inayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Makalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah MANAJEMEN KOMPETENSI. Dengan judul “REGULASI DIRI DALAM
PENGEMBANGAN KOMPETENSI” Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam bidang pendidikan.

Di dalam pembuatan Makalah ini kami pun menemukan banyak pengalaman dan pelajaran
baru terutama dalam sistematika cara pembuatan Makalah. Harapan kami semoga Makalah
ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. laporan ini kami
akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, di harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
Makalah ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Palu, 23 februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................4
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 DEFINISI DAN PENTINGNYA REGULASI DIRI.....................................................................5
2.2 ASPEK ASPEK REGULASI DIRI................................................................................................6
2.3 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REGULASI DIRI.........................................7
2.4 MANAJEMEN WAKTU, DISIPLIN DIRI, PENYELESAIAN TUGAS, DAN LOCUS OF
CONTROL.............................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Regulasi diri merupakan aspek penting dalam menentukan perilaku seseorang.
Pengelolaan diri atau regulasi diri adalah upaya individu untuk mengatur diri
dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi,
dan perilaku aktif. Pengelolaan diri bukan merupakan kemampuan mental atau
kemampuan akademik, melainkan bagaimana individu mengolah dan mengubah
pada suatu bentuk aktivitas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 APA DIFINISI REGULASI DIRI ?
 APA ASPEK ASPEK REGULASI DIRI?
 FAKTOR FAKTOR APA YANG MEMPENGARUHI REGULASI DIRI ?
 BAGAIMANA MANAJEMEN WAKTU, DISIPLIN DIRI PENYELESAIAN
TUGAS ?

1.3 TUJUAN
 MENGETAHUI DEFINISI REGULASI DIRI
 MENGETAHUI ASPEK REGULASI DIRI
 MENGETAHUI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REGULAS DIRI
 MENGETAHUI MENAJEMN WAKTU, DISIPLIN DIRI, PENYELESAIAN
TUGAS

4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DAN PENTINGNYA REGULASI DIRI
A. Pengertian Regulasi Diri
Menurut Hergenhann (dalam Triwulandari, 2007) regulasi diri adalah kemampuan
mengatur dan mengendalikan perilaku manusia. Sedangkan menurut Bandura (dalam
Singgih, 2006) menyatakan bahwa regulasi diri merupakan kemampuan individu untuk
mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan selama periode waktu tertentu,
khususnya pada saat tidak adanya insentif yang berasal dari luar diri.
Menurut Bandura (dalam Grimm, 1983) ada tiga komponen tahap dari regulasi diri:
observasi terhadap performa yang sudah dilakukan, evaluasi diri dengan cara
membandingkan pencapaian dengan tujuan yang diharapkan, reward diri di mana orang
melakukan tindakan berikutnya (baik verbal, simbol maupun bukti nyata) yang
didasarkan hasil diskriminasi bersyarat yang terjadi selama evaluasi diri.
Menurut Kowalaki (dalam Triwulandari, 2007) regulasi diri adalah tugas seseorang
untuk mengubah respon-respon, seperti mengendalikan impuls-impuls perilaku, menahan
hasrat, mengontrol pikiran, dan mengubah emosi. Menurut Watson (dalam Triwulandari,
2007) regulasi diri adalah instruksi diri untuk mengadakan perubahan pada perilaku
seseorang.
Brandstatter dan Frank (dalam Taylor, 2008) mengemukakan regulasi diri adalah
individu secara sadar dan aktif membatasi pikiran, emosi dan perilakunya. Menurut Fiske
(dalam Taylor, 2008) regulasi diri diarahkan oleh proses motivasional yang mendasar,
dan yang terpenting dari semua ini adalah melingkupi sasaran kebutuhan yang tepat,
kebutuhan akan konsisten diri, keinginan untuk lebih baik dan peningkatan diri yang
cenderung menganut dan mempertahankan regulasi diri yang baik.
Papalia (dalam Singgih, 2006) faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan
regulasi diri adalah faktor proses perhatian dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi
negatif. Semakin seseorang mampu menyadari emosi negatif yang muncul dalam dirinya
dan semakin seseorang mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional
prosess), maka seseorang tersebut akan semakin mampu menahan dorongan-dorongan
dan mengendalikan tingkah lakunya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi diri adalah kemampuan
individu untuk mengatur dan mengendalikan perilaku terhadap suatu tujuan dalam
periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh self efficacy, tindakan moral, penundaan
kepuasan sesaat. self efficacy yaitu keyakinan seseorang tentang kemampuannya dalam
melakukan sesuatu. Tindakan moral yaitu bagaimana seseorang dapat mengatur
tindakannya melalui standar-standar moral. Delay of Gratification yaitu suatu proses

5
penundaan kepuasan sesaat yang dipengaruhi oleh tujuan dimasa mendatang dan nilai
dari tujuan serta bagaimana pengalaman lampau individu dalam menunda kepuasan
sesaat.

2.2 ASPEK ASPEK REGULASI DIRI


Menurut Hergenhann (dalam Triwulandari, 2007) mengemukakan tiga aspek-aspek
yang mempengaruhi dalam perilaku pengaturan diri (regulasi diri) diantaranya:
1. Self Efficacy
Ziegler (dalam Triwulandari, 2007) menyatakan self efficacy berhubungan dengan
penilaian bagaimana seseorang menyadari kemampuan mereka untuk melakukan suatu
perilaku atau tindakan yang berhubungan dengan suatu tugas, dengan begitu menurut
Hergenhann (dalam Triwulandari, 2007) individu yang memiliki preceived self efficacy
akan terus mencoba, memperoleh lebih banyak dan bertahan lebih lama terhadap suatu
tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki self efficacy dalam tingkat yang lebih
rendah. Hal ini menggambarkan mampu atau tidaknya individu untuk melakukan sesuatu
seperti yang diinginkannya.
Self efficacy menurut Bandura (dalam Feist, 2008) adalah keyakinan individu
terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas, aktifitas ataupun usaha untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Bandura mengungkapkan bahwa self efficacy memiliki tiga
indikator yaitu :
1) Dimensi tingkat (magnitude)
Berkaitan dengan derajat kesulitan tugas dimana individu merasa mampu
melakukannya. Individu merasa mampu melakukan tugas apakah berkaitan dengan tugas
yang sederhana, agak sulit atau sangat sulit.
2) Dimensi kekuatan (strength)
Dimensi ini dikaitkan ini kekuatan penilaian tentang kecakapan individu. Dimensi ini
mengacu pada derajat kemampuan individu terhadap keyakinan akan harapan yang
dibuatnya.
3) Dimensi generalisasi (generalty)
Dimensi ini berhubungan dengan luas bidang perilaku. self efficacy seseorang tidak
terbatas hanya situasi spesifik saja. Dimensi ini mengacu pada variasi situasi dimana
penilaian tentang self efficacy dapat diungkapkan.

6
2. Peraturan Moral (Moral Conduct)
Menurut Bandura (dalam Triwulandari, 2007) Moral Conduct adalah prinsip-prinsip
standar dari apa yang baik maupun yang buruk melalui proses internalisasi. Terdapat
sejumlah mekanisme kognitif yang dapat membuat seseorang dapat bertindak
bertentangan dengan prinsip-prinsip moral yang dimiliki tanpa menimbulkan perasaan
bersalah. Karena itu diperlukan adanya regulasi diri untuk mengarahkannya. Komponen
dari tindakan moral diantaranya:

1) Individu dapat menentukan perilaku (pikiran) yang benar dan yang salah.
2) Individu bisa menjaga perilakunya setelah menyadari kesalahannya.

3. Penundaan Kepuasan (Delay of Gratification)


Delay of Gratification adalah suatu proses penundaan kepuasan sesaat, ini juga
merupakan aspek dari regulasi diri yang dipertimbangkan oleh Bandura dan Mischel
(dalam Liebert dan Spiegler, 1990). Kemampuan untuk menunda kepuasan sesaat.
Menurut Hergenhann (dalam Triwulandari, 2007) berkaitan dengan beberapa indikator
diantaranya:

1) Keyakinan seseorang bahwa tujuan dimasa mendatang akan lebih baik.


2) Pengalaman lampau seseorang dalam menunda kepuasan sesaat.
3) Nilai dari tujuan di masa mendatang.

2.3 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REGULASI DIRI


Ada dua faktor yang mempengaruhi regulasi diri menurut Bandura (dalam Feist,
2008) yaitu:
1. Faktor eksternal dalam regulasi diri
Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri minimal dalam dua cara yaitu:

1) Faktor eksternal menyediakan standar untuk mengevaluasi perilaku diri sendiri.


Standar tidak semata-mata berasal dari daya tarik internal. Faktor-faktor lingkungan,
yang berinteraksi dengan pengaruh-pengaruh pribadi, turut membentuk standar individual
bagi pengevaluasi.

7
2) Faktor eksternal mempengaruhi pengaturan diri dengan menyediakan cara-cara
penguatan. Penghargaan intrinstik tidak selalu cukup, juga memerlukan insentif-insentif
dari luar.

2. Faktor internal dari regulasi diri


Faktor eksternal berinteraksi dengan faktor internal atau personal dalam regulasi diri.
Bandura (dalam Feist, 2008) mengemukakan tiga persyaratan internal untuk melatih
regulasi diri yaitu:
1) Observasi-diri
Faktor internal pertama pengaturan diri adalah observasi diri terhadap performa yang
sudah dilakukan, orisinalitas tingkah laku diri. Manusia dapat memonitor penampilannya
meskipun tidak lengkap atau akurat. Individu memilih dengan selektif sejumlah aspek
perilaku dan mengabaikan aspek yang lainnya, yang dipertahankan biasanya adalah yang
sesuai dengan konsep diri.
2) Proses penilaian
Proses penilaian adalah melihat kesesuaian tingkah laku dengan standar pribadi,
membandingkan tingkah laku dengan standar pribadi, membandingkan tingkah laku
dengan norma standar atau dengan tingkah laku orang lain. Individu sanggup bukan
hanya sadar diri secara reflektif, namun juga menilai berharga tidaknya tindakan-tindakan
berdasarkan tujuan yang ditentukan bagi diri sendiri.
3) Reaksi diri
Berdasarkan pengalaman manusia merespon positif atau negatif perilaku mereka
tergantung kepada bagaimana perilaku itu diukur dan apa standar pribadinya. Manusia
mengarahkan diri pada insentif bagi tindakannya melalui penguatan diri atau
penghukuman diri. Manusia menetapkan standar-standar tertentu bagi performa yang jika
dipenuhi cenderung meregulasi perilaku dengan memberi penghargaan pada diri sendiri
dalam bentuk kebanggaan diri dan kepuasan diri dan bila gagal memenuhi standar maka
perilaku akan diikuti oleh ketidak puasan dan mengkritik diri.

2.4 MANAJEMEN WAKTU, DISIPLIN DIRI, PENYELESAIAN TUGAS,


DAN LOCUS OF CONTROL
Salah satu penyebab dari munculnya prokrastinasi akademik adalah locus of control.
Selanjutnya Engko dan Gudono (Ridwan, 2013: 73) bahwa locus of control merupakan
cara pandang seseoang untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada dirinya.

8
Kemudian didukung oleh pendapat sebelumnya dalam penelitian Danta dan Rahmat
(Ghufron & Risnawita (2010)) bahwa locus of control adalah cara seseorang mengontrol
dirinya dan memberikan tanggung jawab terhadap peristiwa yang terjadi pada dirinya.
Locus of control sendiri terbagi dalam dua bagian, yaitu interal dan eksternal. Walker
(Ridwan, 2013: 73) menjelaskan bahwa internal locus of control memiliki hubungan
positif terhadap prestasi akademik siswa. Hal ini mengindikasikan bahwa locus of control
internal merupakan keyakinan yang muncul dalam diri individu itu sendiri dan
memandang dirinya mampu melakukan sesuatu berdasarkan kemampuan dirinya. Larsen
dan David (Ghufron & Risnawita (2010)) menjelaskan bahwa orang yang memilik i locus
of control eksternal yang tinggi meyakini bahwa hasil belajar yang diperoleh tergantung
pada orang lain dan keberuntungan semata.

9
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa regulasi diri adalah kemampuan
individu untuk mengatur dan mengendalikan perilaku terhadap suatu tujuan dalam
periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh self efficacy, tindakan moral, penundaan
kepuasan sesaat.
Delay of Gratification yaitu suatu proses penundaan kepuasan sesaat yang dipengaruhi
oleh tujuan dimasa mendatang dan nilai dari tujuan serta bagaimana pengalaman lampau
individu dalam menunda kepuasan sesaat.
Menurut Hergenhann (dalam Triwulandari, 2007) mengemukakan tiga aspek-aspek
yang mempengaruhi dalam perilaku pengaturan diri (regulasi diri) diantaranya: 1.
Self Efficacy Ziegler (dalam Triwulandari, 2007) menyatakan self efficacy
berhubungan dengan penilaian bagaimana seseorang menyadari kemampuan mereka
untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan yang berhubungan dengan suatu tugas,
dengan begitu menurut Hergenhann (dalam Triwulandari, 2007) individu yang memiliki
preceived self efficacy akan terus mencoba, memperoleh lebih banyak dan bertahan lebih
lama terhadap suatu tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki self efficacy
dalam tingkat yang lebih rendah.
Penundaan Kepuasan (Delay of Gratification) Delay of Gratification adalah suatu
proses penundaan kepuasan sesaat, ini juga merupakan aspek dari regulasi diri yang
dipertimbangkan oleh Bandura dan Mischel (dalam Liebert dan Spiegler, 1990).
Faktor internal dari regulasi diri Faktor eksternal berinteraksi dengan faktor internal
atau personal dalam regulasi diri.
Bandura (dalam Feist, 2008) mengemukakan tiga persyaratan internal untuk melatih
regulasi diri yaitu: 1) Observasi-diri Faktor internal pertama pengaturan diri adalah
observasi diri terhadap performa yang sudah dilakukan, orisinalitas tingkah laku diri.
Individu memilih dengan selektif sejumlah aspek perilaku dan mengabaikan aspek
yang lainnya, yang dipertahankan biasanya adalah yang sesuai dengan konsep diri.
Manusia menetapkan standar-standar tertentu bagi performa yang jika dipenuhi
cenderung meregulasi perilaku dengan memberi penghargaan pada diri sendiri dalam
bentuk kebanggaan diri dan kepuasan diri dan bila gagal memenuhi standar maka
perilaku akan diikuti oleh ketidak puasan dan mengkritik diri.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian Regulasi Diri, Aspek-aspek Regulasi Diri, dan Faktor yang Mempengaruhinya -
Universitas Psikologi | Warning - Copyright! Sumber
Tulisan: https://www.universitaspsikologi.com/2018/09/pengertian-regulasi-diri-aspek-
aspek.html

11

Anda mungkin juga menyukai