TUGAS AKHIR
Oleh :
JURUSAN HOSPITALITI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN TATA BOGA
Menyetujui,
Kepala Bagian Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan
Mengesahkan:
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir yang saya buat ini merupakan hasil karya dan
hasil penelitian saya sendiri.
2. Tugas Akhir/Proyek akhir ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan dari tim
Pembimbing.
3. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis
dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, dan sanksi
lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruaan tinggi ini serta
peraturan-peraturan terkait lainnya.
5. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
Adapun tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menempuh Ujian Akhir pada program Diploma III,
penyimpanan bahan makanan perishable. Hal ini sangat penting dijaga untuk
dan materil dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin
Pariwisata Bandung.
Bandung.
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA. MM.Par., CHE., selaku Ketua
kepada penulis.
9. Orang tua dan keluarga besar penulis atas do’a, dukungan serta segala
10. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan Tugas Akhir ini yang tidak
penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah. Oleh karena itu, penulis
yang menyinggung. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
Perishable… ............................................................................. 45
Perishable ................................................................................. 51
A. Kesimpulan ................................................................................ 54
B. Saran ......................................................................................... 55
LAMPIRAN ................................................................................................ 59
Tabel Halaman
2.2 Jenis Fasilitas, Jumlah dan Suhu Fasilitas Penyimpanan Bahan Makanan
2.4 Hasil Wawancara Kepada Juru Masak Mengenai Penggunaan Container Sebagai
Lumpur……………………………………………………………... 39
Lumpur…………………………………………………………………….. 41
2.9 Hasil Wawancara Kepada Juru Masak Mengenai Penggunaan Food Tagging di
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
2. Pedoman Wawancara……………………………………………….. 60
3. Dokumentasi Penelitian…..…………………………………………. 62
4. Biodata Penulis...………….………………………………………… 64
BAB I
PENDAHULUAN
industri-industri yang ada di dunia saat ini dan menjadi salah satu industri
yang sangat diminati oleh berbagai pihak. Suatu hotel dapat dinilai sukses atau
tidaknya bisnis yang dijalankan tersebut tidak hanya dilihat dari sudut
oleh hotel semata, melainkan juga dari pelayanan yang diberikan oleh hotel
cukup signifikan bagi perkembangan sebuah hotel. Semakin baik fasilitas dan
pelayananan yang diberikan, maka tamu hotel pun akan memiliki kesan baik
pada hotel tersebut dan dapat memberikan rekomendasi baik bagi hotel
tersebut.
Salah satu fasilitas yang harus disediakan oleh sebuah hotel dalam rangka
sebuah sarana untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar para tamu yaitu:
kebutuhan pangan. Restoran pun dapat digunakan sebagai salah satu daya tarik
yang dapat dimanfaatkan oleh hotel untuk mempromosikan hotel itu sendiri,
produk sekaligus pelayanan dari restoran untuk memenuhi ekspektasi dari para
proses pembuatan produknya tersebut, dan salah satu bagian produksi dari
sebuah restoran adalah sebuah dapur, yang memiliki tugas untuk membuat
produk restoran yang akan dijual kepada pelanggan restoran tersebut dalam
suatu ruangan atau tempat khusus yang di dalamnya terdapat berbagai macam
berkualitas tinggi yang diolah dari bahan makanan yang berkualitas juga untuk
menjelaskan bahwa kualitas adalah suatu fenomena yang muncul saat sebuah
industri jasa boga dijelaskan oleh Cullen (2000:30) adalah, di dalam industri
jasa boga, suatu produk atau suatu bentuk pelayanan dapat dikatakan memiliki
berkualitas yaitu,
The quality of any food cooked depends primarily on the following four
variables :
A. Type and quality of raw ingredients
B. Recipe or formulation for the product
C. Expertise of production employees and techniques used in
preparation
D. Method and duration of holding food items in all stages
from procurement
digunakan untuk membuat masakan merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan kualitas dari masakan tersebut. Itu sebabnya, kualitas dari bahan
makanan yang digunakan untuk membuat masakan yang akan disajikan untuk
adalah sebagaimana yang sudah disebutkan oleh Spears dan Mary B. Gregoire
bahan makanan tersebut akan digunakan dalam kegiatan produksi. Kutipan ini
sifatnya mudah rusak dan bahan makanan non-perishable atau bahan makanan
yang sifatnya tidak mudah rusak. Pembahasan yang akan dijelaskan oleh
yang tidak lama umur daya tahannya dan mudah mengalami kerusakan harus
benar sesuai dengan prosedur yang sudah terlebih dahulu ditetapkan maka
kualitas bahan makanan pun akan terjaga sehingga saat diolah nantinya dapat
penyimpanan bahan makanan untuk menjaga kualitas dari bahan makanan itu
first-out. Maksud dari pernyataan ini adalah bahan makanan yang pertama kali
waktu untuk memastikan bahwa bahan makanan yang diolah untuk kemudian
disajikan kepada tamu memiliki kualitas yang terbaik. Dalam buku yang sama
Wiyasha juga menyebutkan, mengatur tata letak bahan makanan yang relatif
sudah ditetapkan.
yang terjadi di dalam hotel tersebut yaitu ditemukan suatu fenomena berupa
munculnya complain dari tamu hotel karena adanya perbedaan antara menu
yang disajikan dengan cycle menu yang sudah ditetapkan yang disebabkan
oleh perintah supervisor untuk mengganti menu yang disajikan dengan menu
perishable yang berbeda dengan menu yang akan diganti tersebut. Penulis
menduga hal ini diakibatkan oleh banyaknya bahan makanan perishable yang
rusak dan tidak tersedia di dalam refrigerator sehingga tidak bisa digunakan
untuk membuat menu yang sesuai dengan cycle menu yang sudah ditetapkan,
sehingga menu tersebut harus diganti oleh menu lain yang berbeda dalam
proses pengolahannya.
Concorde Hotel Kuala Lumpur sebagai topik dalam penyusunan Tugas Akhir
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Formal
Tujuan formal dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu
Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional
langkah perbaikannya.
a. Observasi
yang ada, yaitu: anecdotal records, catatan berkala, check lists, rating
observasi.
Dalam Tugas Akhir ini penulis memaparkan beberapa check list yang
terjadi secara nyata yaitu terciumnya aroma tidak sedap yang berasal
perishable.
b. Wawancara
“pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
penyebabnya, serta untuk sistem first in, first out dapat dilaksanakan
c. Studi Kepustakaan
materi yang akan Penulis bahas untuk dijadikan bahan acuan dalam
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
sistematis.
BAB II : TINJAUAN UMUM
penalaran pribadi.
TINJAUAN UMUM
memiliki nama Merlin Hotel, peresmiannya dilaksanakan pada tahun 1992 sekitar
tanggal 10 September 1991. Pemilik hotel ini terdiri atas gabungan dari beberapa
hotel, di antaranya: Cycle and Carriage Limited, Hotel Property Limited (HPL)
Singapore dan perusahaan Malaysia yang memiliki nama Ampang Hotel Sdn.
Bhd. Hotel yang dibeli seharga RM 113 juta oleh tiga gabungan ini, sudah
mengalami beberapa kali proses renovasi hingga saat ini. Hotel ini senantiasa
Bangunan hotel secara visual terpisah menjadi dua bagian, yaitu: Tower
Wing dan Premier Wing. Bangunan asli dari Merlin Hotel yang pada saat baru
dibeli oleh pemilik Concorde Hotel Kuala Lumpur adalah bangunan Premier
Wing yang dulunya tidak memiliki nama Premier Wing. Proses pembangunan
untuk menambahkan bangunan yang baru dimulai dari lokasi bangunan baru yang
kamar yang memiliki beberapa kategori, yaitu: Deluxe Room, Premier Room,
Deluxe Executive Room, Premier Executive, Classic Suite, Classic Terrace Suite,
Deluxe Family, Terrace Suite, Superior Room, Ampang Suite, dan Presidential
Suite.
B. Fasilitas Concorde Hotel Kuala Lumpur
Untuk fasilitas dan pelayanan lainnya yang terdapat di hotel ini diantaranya :
Sebuah restoran yang terletak di Lobby Area dan dibuka 24 jam serta
Waktu operasional :
Cuisine dan Hongkong Dim Sum untuk makan siang dan makan malam.
Breakfast & Dim Sum : 09.00 - 15.00 (Minggu dan Hari Libur)
Floor dan Pool Side menawarkan suasana yang nyaman dengan alunan
piano dan nyanyian beraliran Jazz secara Live. Makanan yang ditawarkan
adalah Western Food disertai dengan lebih dari 100 pilihan wine. Pada
Cocktail yang menyajikan Western Food dalam porsi kecil disertai wine
Waktu operasional :
maupun non alkohol, juga menyajikan Snack dan Food Transfer untuk
Waktu operasional:
terdiri dari :
Concorde Ballroom
Concorde V
Master Room ( VIP Dinning Room untuk tamu penting dan kerajaan )
Gallery 1 - 7
Patio 1 - 3
Studio 1 - 3
o. Mushola
p. Laundry
Sebuah struktur organisasi adalah hal yang penting bagi setiap perusahaan
sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi yang baik
struktur organisasi seperti ini maka tanggung jawab dalam bekerja sekaligus ruang
lingkup dalam bekerja semua karyawan yang masuk ke dalam struktur organisasi
tersebut menjadi jauh lebih terarah dan jauh lebih jelas. Seperti yang dinyatakan
oleh Kenneth N.W. dan Gerry A.Y. dalam Ahmad Tohari (2002:39) bahwa,
bersifat formal dengan harapan tercapainya efisiensi pembagian tenaga kerja dan
rupa oleh suatu perusahaan dan tujuannya adalah agar seluruh karyawan yang
yang lain demi mencapai tujuan perusahaan. Berikut penulis paparkan struktur
EXECUTIVE OFFICER
Executive Housekeeper : -
GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORGANISASI KITCHEN
CONCORDE HOTEL KUALA LUMPUR
harus dilaksanakan dan juga tanggung jawab dari setiap jabatan karyawan di
1. Executive Chef
bagian dapur.
2. Sous Chef
3. Chef de Partie
section masing-masing.
masing-masing.
c. Memberi demonstrasi mengenai contoh dari produk-produk yang akan
4. Demi Chef
seluruh tugas-tugasnya.
5. Commis 1
6. Commis 2
bahan makanan.
akan diolah.
7. Cook Helper
dapur.
b. Mempersiapkan seluruh peralatan dapur dan bahan makanan yang
8. Steward
Perishable
wiraswasta yang bergerak di dalam bidang jasa boga yang usahanya tersebut
bersifat komersil, tujuan yang ingin diraih adalah keuntungan yang besar dan
mampu menutup keseluruhan biaya kegiatan produksi. Banyak hal yang harus
supaya dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar, satu contoh yang paling
terlihat adalah bahan makanan. Bahan makanan, lebih utama lagi bahan makanan
perishable, merupakan barang yang memiliki harga cukup tinggi. Itu sebabnya,
semua perusahaan jasa boga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal
menjaga bahan makanan tersebut dengan baik supaya nilai ekonomis bahan
makanan tersebut tidak hilang sementara kualitasnya pun tetap terjaga dengan
maksimal.
Dari sekian banyak metode yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga
kualitas bahan makanan, salah satu metode yang tanpa dipungkiri lagi memiliki
peranan yang sangat penting adalah dengan menyimpan bahan makanan di dalam
fasilitas penyimpanan bahan makanan yang tepat dan sesuai kondisinya untuk
menyimpan bahan makanan tersebut. Oleh sebab itu, seluruh perusahaan yang
berfokus kepada bidang jasa boga ini sudah sepatutnya memiliki fasilitas yang
dalamnya.
jenis usaha jasa boga, tanpa menghiraukan volume bisnisnya, harus memiliki
fasilitas penyimpanan bahan makanan dalam kondisi yang baik dan dalam jumlah
makanan.
diproses lebih lanjut agar menjadi makanan siap saji. Fasilitas penyimpanan
memiliki pengaruh yang begitu besar kepada kondisi dari seluruh bahan makanan
yang tersimpan di dalamnya, karena kualitas bahan makanan yang terjaga dengan
baik merupakan tujuan dari penyimpanan bahan makanan. Menyimpan semua
makanan tersebut dan menimbulkan perubahan baik dari segi bentuk, tekstur,
warna, rasa, maupun aromanya. Seperti yang sudah diungkapkan oleh Knowles
fasilitas yang akan digunakan sebagai media penyimpanan bahan makanan harus
Cara menyimpan bahan makanan yang dilakukan dengan benar dan sesuai
perishable agar memiliki daya tahan yang lebih baik sehingga bahan makanan
lama dan juga dapat memperlambat terjadinya proses kerusakan. Sebaliknya, cara
makanan tersebut menjadi rusak dalam waktu yang lebih cepat dan membuat
biaya produksi yang dikeluarkan melambung tinggi. Bartono & Ruffini (2005:97)
memberikan pendapatnya mengenai fokus-fokus yang harus diperhatikan dalam
yang berpengaruh agar kondisi internal tetap terjaga dengan baik yaitu suhu,
Sehingga akhirnya dapat dibuat kesimpulan berupa, ada beberapa poin yang
memiliki kaitan dengan kondisi dari fasilitas penyimpanan bahan makanan yang
harus diperhatikan dengan baik untuk menjaga agar bahan makanan perishable
1. suhu
2. containers
3. penggunaan rak
4. kebersihan
Suhu memiliki kedudukan sebagai salah satu faktor yang berperan penting
bagi seluruh fasilitas penyimpanan bahan makanan, lebih utama lagi fasilitas
disimpan di dalamnya.
Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan dengan seksama agar
suhu dari fasilitas penyimpanan bahan makanan perishable dapat dijaga dengan
selama dua kali seperti yang diungkapkan olehSpears and Mary B. Gregoire
terhadap suhu dari tiap-tiap refrigerator dan freezer secara konsisten diharapkan
suhu dari refrigerator dan freezer tersebuttetap terjaga dengan baik sehingga
kondisinya selalu stabil dan senantiasa berada di dalam batasan yang seharusnya
dengan baik.
berdasarkan jenis dari bahan makanan tersebut. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai pedoman suhu yang ideal dan harus diperhatikan dalam melaksanakan
(2013:18-19).
secara lebih detail terkait pedoman suhu untuk penyimpanan bahan makanan
kurang lebih -18C, menambah usia penyimpanan bahan makanan tersebut secara
signifikan. Yaitu, bahan makanan yang ada dalam kondisi beku dalam proses
Menyimpan bahan makanan dalam kondisi yang beku atau bahan makanan
yang dengan sengaja diproses dengan cara dibekukan dalam suhu yang sangat
bahan makanan yang disimpan dengan menggunakan cara ini waktu hidupnya
menjadi lebih lama jika dibandingkan dengan bahan makanan lain yang disimpan
ini dimanfaatkan untuk penyimpanan yang sifatnya adalah untuk jangka panjang.
TABEL 2.1
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGECEKAN
SUHU FASILITAS PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN PERISHABLE
DI CONCORDE HOTEL KUALA LUMPUR
Kondisi Aktual
No. Pernyataan TidakDilaksan
Dilaksanakan
akan
Pengecekan suhu refrigerator dilaksanakan
1.
dua kali dalam sehari
Pengecekan suhu freezer dilaksanakan dua
2.
kali dalam sehari
makanan ini, serta keterangan mengenai suhu bagi tiap-tiap fasilitas penyimpanan
bahan makanan perishable yang terdapat di dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur.
TABEL 2.2
JENIS FASILITAS, JUMLAH, DAN SUHU FASILITAS PENYIMPANAN
BAHAN MAKANAN PERISHABLE DI CONCORDE HOTEL KUALA
LUMPUR
Jumlah
No. Jenis Bahan Makanan Jenis Fasilitas Keterangan Suhu
Alat
1. Food and Vegetable Reach-In
1 12°C - 14°C
Preparations Refrigerator
2. Bread and Pastry Walk-In
1 14°C - 16°C
Products Refrigerator
3. Walk-In
Dairy Products 1 8°C - 10°C
Refrigerator
4. Portioning of Lamb, Beef, Walk-In
1 10° C - 12°C
Fish and Poultry Refrigerator
5. Ice Cream Freezer Box 2 -16°C
6. Walk-In
Fruits 2 8°C - 10°C
Refrigerator
7. Vegetables, Herbs and Walk-In
2 4°C - 8°C
Spices Refrigerator
8. Lamb, Beef, Fish and
Walk-In Freezer 1 -16°C
Poultry
Sumber: Hasil Observasi, 2015
walaupun dari hasil wawancara yang penulis lakukan, sous chef memiliki
pengetahuan yang baik terkait masalah tersebut. Namun, dari hasil observasi yang
penulis lakukan, masih banyak juru masak yang masih awam mengenai standar
suhu untuk refrigerator dan freezer. Pedoman-pedoman mengenai suhu ini bisa
dimanfaatkan saat akan melakukan pengecekan suhu refrigerator dan freezer dan
juga untuk melakukan penyesuaian terhadap suhu aktual refrigerator dan freezer
yang akan disimpan tersebut tidak tercecer dan dapat disimpan dalam wadah
penyimpanan bahan makanan yang sesuai. Salah satu media penyimpanan yang
menyebutkan, untuk menjaga agar bahan makanan yang disimpan memiliki suhu
sesuai harus diperhatikan. Disamping itu, penggunaan container ini juga harus
yang akan digunakan agar bahan makanan terhindar dari bahaya pencemaran, baik
pencemaran dari aroma bahan makanan lain yang tersimpan di dalam fasilitas
penyimpanan yang sama atau tetesan cairan dari bahan makanan lain yang
menggunakan plastic wrap atau bisa juga dengan memanfaatkan alumunium foil.
Dengan demikian, kelembaban dari bahan makanan yang tersimpan tersebut akan
tetap terjaga sekaligus juga untuk membantu mempertahankan kualitasnya. Hal ini
memaparkan hasil observasi yang penulis lakukan di dalam dapur Concorde Hotel
Kuala Lumpur dan hasi lwawancara terhadap para juru masak mengenai
TABEL 2.3
PENGGUNAAN CONTAINER SEBAGAI MEDIA PENYIMPANAN
BAHAN MAKANAN PERISHABLE DI CONCORDE HOTEL
KUALA LUMPUR
Kondisi Aktual
No. Pernyataan
Tidak
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Memanfaatkan container sebagai media
1. penyimpanan bahan makanan perishable di dalam
refrigerator
Menggunakan penutup pada container saat akan
2. menyimpan bahan makanan perishable
Memindahkan bahan-bahan makanan perishable
3. ke dalam container sebelum menyimpannya
Menyediakan jumlah container yang cukup untuk
4. kebutuhan penyimpanan bahan makanan
perishable
Mengganti tempat penyimpanan (container) secara
5. rutin
Sumber: Hasil Observasi, 2015
TABEL 2.4
HASIL WAWANCARA KEPADA JURU MASAK MENGENAI
PENGGUNAAN CONTAINER SEBAGAI MEDIA PENYIMPANAN
BAHAN MAKANAN PERISHABLE
Hasil Jawaban
No. Pernyataan
Tidak
Melaksanakan
Melaksanakan
Menggunakan container sebagai media
1. penyimpanan bahan makanan perishable saat 11 orang 4 orang
menyimpannya
Memberikan penutup pada container pada saat
2. menyimpan bahan makanan perishable
10 orang 5 orang
adanya beberapa bahan makanan yang tidak disimpan dalam container melainkan
container dalam kondisi kotor, berlumut dan tidak layak pakai karena kondisinya
dengan memperhatikan sirkulasi udara di dalamnya dan juga ukuran dari fasilitas
penyimpanan itu sendiri agar bahan makanan perishable yang disimpan tidak
kemudahan dalam penggunaan serta terhindar dari potensi kerusakan yang bisa
bahan makanan yang lain juga harus diperhatikan dengan seksama. Knowles
dimanfaatkan sesuai kapasitas yang seharusnya untuk menjaga suhu agar tetap
sesuai saat diisi bahan makanan. Dari kutipan ini, dapat diambil maknanya bahwa
ini haruslah memiliki kapasitas yang sesuai. Pada buku dan halaman yang sama,
Knowles menjelaskan lebih lanjut, yaitu, udara harus tetap memiliki jalur sirkulasi
sudah dalam kapasitas maksimal. Kutipan ini menekankan bahwa udara yang
bergerak di dalam fasilitas penyimpanan bahan makanan tetap harus bisa bergerak
suhu secara drastis apabila sudah diisi sampai tingkatan di mana isi di dalamnya
sudah terlalu penuh oleh bahan makanan. Di dalam walk-infreezer ditemukan pula
freezer tersebut dipenuhi oleh berbagai macam bahan makanan perishable yang
penyusunannya tidak tertata atau tersusun dengan baik. Penulis juga menemukan
bahwa bahan makanan perishable yang baru diterima dari supplier dan kemudian
disimpan ke dalam walk-in freezer tidak dikeluarkan dari kemasan asalnya dan
tidak disusun dengan baik. Bahan makanan tersebut masih berada di dalam
kemasannya yang berupa plastik dan dus sehingga membuat walk-in freezer
harus dijaga setiap waktu. Lebih utama lagi kebersihan dari fasilitas penyimpanan
dalam keadaan yang mentah. Kualitas bahan makanan yang sedang tersimpan di
dalam fasilitas penyimpanan bahan makanan ini dapat dipengaruhi juga dari
bahan makanan dari bahaya kontaminasi, seperti misalkan kontaminasi bau atau
kontaminasi lain yang bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti contohnya
Dikatakan pula oleh Spears dan Mary B. Gregoire (2004:159) bahwa, semua
sesuai jadwal yang ditetapkan secara berkala dengan mengacu kepada arahan dari
pihak yang memproduksi fasilitas penyimpanan bahan makanan tersebut. Dari
mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Dari hasil observasi
penulis, dapat diketahui bahwa di dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur terdapat
jadwal yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk waktu pelaksanaan kegiatan
ditemukan adanya prosedur khusus yang terstruktur secara jelas dan terperinci
makanan seperti refrigerator dan freezer termasuk ke dalam kategori yang bisa
dalamnya yang harus dibersihkan. Prosedur umum yang harus dilaksanakan dalam
prosedur yang khusus. Mengacu kepada kutipan di atas, berikut adalah hasil
TABEL 2.5
PROSEDUR PEMBERSIHAN FASILITAS PENYIMPANAN BAHAN
MAKANAN PERISHABLE DI CONCORDE HOTEL KUALA LUMPUR
Kondisi Aktual
No. Pernyataan Tidak
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Pada wawancara yang dilakukan penulis pihak sous chef Concorde Hotel
dilaksanakan dalam kondisi pendinginan yang masih aktif. Ditemukan juga bahwa
penyimpanan tersebut.
kepada kualitas bahan makanan yang tersimpan di dalamnya, hal ini juga oleh
menjelaskan lebih lanjut bahwa, penataan makanan yang baik dapat diwujudkan
pemahaman bahwa poin-poin penting yang harus diperhatikan dengan baik selama
1. In some storage areas fast-moving products are placed near the entrance
and slower moving ones are stored in less accessable locations.
2. Foods that give off odors should be stored separated.
3. New stock should be placed in back of older stock to prevent loss from
deterioration.
dikeluarkan oleh bahan makanan ini bisa terserap oleh bahan makanan
makanan yang sudah tersimpan lebih dulu. Hal ini maksudkan agar
belakang dari bahan makanan yang sudah lebih dulu tersimpan. Hal ini membantu
dengan penutup yang sesuai, kemudian mencantumkan label pada bahan makanan
yang akan disimpan tersebut dan menyimpannya di tempat yang tepat dengan
memperhatikan urutan dari bahan-bahan makanan yang ada dan juga sirkulasi
sebelumnya, diketahui bahwa juru masak yang bekerja di dalam dapur Concorde
Hotel Kuala Lumpur melakukan pemisahan dalam prosedur penempatan bahan
refrigerator yang sama diterapkan bagi bahan makanan perishable yang sejenis.
dipotong sebelumnya dan siap untuk diproses lebih lanjut disimpan di dalam satu
Lumpur.
TABEL 2.6
PROSEDUR PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN PERISHABLE DI
CONCORDE HOTEL KUALA LUMPUR
Kondisi Aktual
No. Pernyataan Tidak
Dilaksanakan
Dilaksanakan
sistem FIFO atau first in fist out. Bahan makanan, lebih utama lagi bahan
makanan yang baru diterima dari supplier, diletakan di atas atau di depan bahan
makanan yang sudah tersimpan lebih dulu. Hal ini terjadi pada penyimpanan
bahan makananan perishable di walk-in refrigerator. Di dalam walk-in freezer
juga ditemukan adanya penyusunan bahan makanan yang tidak rapi. Selain itu
ditemukan juga tidak adanya penggunaan sekat khusus di dalam freezer, baik
First In, First Out (FIFO) yaitu bahan makanan yang lebih dulu datang dan
disimpan, lebih dulu juga dimanfaatkan dalam kegiatan produksi. FIFO ini
dikenal juga dengan istilah stock rotation process. Seperti yang dicantumkan
olehLynn Van Der Wagen dan Anne Goonetilleke dalam buku karangan mereka
(2004:192) yaitu,
bahan makanan meliputi rotasi stok (first in, first out),menggunakan peralatan
berikut.
TABEL 2.7
PROSES ROTASI BAHAN MAKANAN PERISHABLE DI CONCORDE
HOTEL KUALA LUMPUR
Kondisi Aktual
No. Pernyataan Tidak
Dilaksanakan
Dilaksanakan
keperluan tertentu, maka mencantumkan food tagging pada setiap bahan makanan
diperlukan. Hal ini akan sangat membantu dalam memberikan kemudahan kepada
terdiri atas mencantumkan informasi tanggal pengiriman dan harga langsung pada
Dalam buku dan halaman yang sama, Spears and Mary B. Gregoire (2004:153)
yang sudah lebih lama disimpan digunakan lebih dulu, di mana kegiatan ini sangat
penting penerapannya kepada bahan makanan yang mudah rusak. Food tagging
bahan makanan, seperti semacam label atau pemberian tanda atau nama pada tiap
GAMBAR 2.2
PRODUCTION TAG
QUANTITY : 20 ltr
SHIFT : MORNING
NOTE :-
seperti nama dari bahan makanan tersebut, jumlahnya, tanggal pembuatan atau
diterimanya bahan makanan itu serta pihak yang membuat label tersebut harus
dalam dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur yang sudah disandingkan dengan
TABEL 2.8
PENGGUNAAN FOOD TAGGING DI CONCORDE HOTEL KUALA
LUMPUR
Kondisi Aktual
No. Pernyataan Tidak
Dilaksanakan
Dilaksanakan
Memberikan label tanggal penerimaan pada bahan
1. makanan perishable sebelum menyimpannya
kegiatan wawancara yang penulis lakukan kepada para juru masak dapur
Hasil Jawaban
No. Pernyataan Tidak
Melaksanakan
Melaksanakan
Memberikan label tanggal penerimaan pada bahan
1. makanan perishable sebelum menyimpannya
2 orang 13 orang
perishable yang akan disimpan di dalam walk-in refrigerator dan walk-in freezer
bahan makanan yang disimpan tersebut, berapa berat bahan makanan itu atau
makanan yang akan disimpan tersebut. Penulis juga mengamati bahwa dalam
membuat laporan kerusakan bahan makanan yang ditulis di dalam spoilage report
form kebanyakan dilakukan oleh Sous Chef. Hal tersebut penulis buktikan sendiri
ANALISIS PERMASALAHAN
Pada uraian sebelumnya di dalam pembahasan yang ada pada Bab II telah
perishable yang sesuai dengan berdasarkan kepada beberapa aspek, yaitu jenis
Concorde Hotel Kuala Lumpur. Dari Tabel 2.3 mengenai jenis, jumlah, serta
dapat dilihat bahwa fasilitas penyimpanan bahan makanan yang ada di dalam
dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur ada tiga jenis, yaitu reach-in refrigerator,
walk-in refrigerator dan freezer box. Ketiga jenis fasilitas penyimpanan bahan
juga bahwa jumlah keseluruhan dari total seluruh fasilitas penyimpanan bahan
makanan perishable yang terdapat di dalam dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur
buah walk-in freezer dan 2 buah freezer box. Jumlah fasilitas penyimpanan ini
juga memiliki kesesuaian dengan kebutuhan dalam hal ketersediaan jumlah yang
perishable.
Dari Tabel 2.3 dapat diperhatikan pula bahwa suhu aktual yang
seharusnya diterapkan. Hal ini berakibat kepada penurunan daya tahan dari bahan-
mengakibatkan suhunya meningkat drastis sekitar 12°C - 14°C, cukup jauh dari
suhu yang sudah dianjurkan yaitu kisaran antara 4°C - 7°C. Ditemukan juga
products memiliki suhu sekitar 8°C - 10°C padahal suhu yang dianjurkan adalah
3°C - 4°C. Hal yang sama terjadi pada portioning lamb, beef, fish and poultry
refrigerator yang bersuhu sekitar 10°C - 12°C padahal seharusnya suhu yang
digunakan adalah 0°C - 3°C dengan mengacu kepada suhu ideal untuk daging
segar adalah 1°C - 3°C dan untuk unggas segar adalah 0°C - 2°C.
dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur, ada 3 refrigerator yang tidak mencapai
suhu ideal yang dianjurkan. Kondisi dari fasilitas penyimpanan bahan makanan
perishable yang suhu aktualnya memiliki perbedaan yang cukup jauh dari suhu
ideal yang sudah dianjurkan seperti ini berakibat kepada penurunan kualitas bahan
lagi refrigerator yang memiliki suhu aktual yang berbeda dengan standar suhu
yang akan disajikan kepada tamu yang menginap di Concorde Hotel Kuala
penyimpanan bagi bahan-bahan makanan yang disimpan dalam kondisi yang beku
suhunya mendekati suhu ideal yang dianjurkan. Suhu walk-in freezer tersebut
berada pada kisaran -16°C, dan suhu ideal untuk menyimpan bahan makanan yang
makanan juga kurang diperhatikan oleh para juru masak, padahal kondisi dari
mempengaruhi kualitas bahan makanan itu sendiri. Terlihat dari hasil observasi
perishable pada Tabel 2.4 yang menunjukan bahwa ditemukan adanya container-
container yang berada dalam kondisi yang tidak layak pakai yang diakibatkan
kondisi container itu sendiri. Ditemukan juga kondisi aktual lainnya yaitu adanya
untuk penggunaan container tersebut, hal ini dilakukan dengan tujuan agar
kualitas dari bahan makanan yang tersimpan di dalamnya tetap terjaga dengan
baik dan menghindarkan bahan makanan tersebut dari potensi bahaya kontaminasi
yang berasal dari bau yang dikeluarkan oleh bahan makanan lainnya.
perbandingan antara jumlah bahan makanan yang akan disimpan dengan kapasitas
dari fasilitas penyimpanan bahan makanan yang ada harus diperhatikan dengan
serius, karena hal ini akan memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap suhu
dari fasilitas penyimpanan bahan makanan tersebut karena dipengaruhi juga oleh
penyimpanan bahan makanan harus dijaga dengan baik dengan cara menata
Tampak dengan jelas bahwa penataan bahan makanan di dalam walk-in freezer ini
makanan yang akan disimpan sesuai jenisnya, banyak ditemukan juga bahan-
bahan makanan yang masih tersimpan di dalam kemasan asalnya. Banyak bahan
makanan yang kondisinya masih berada di dalam plastik, keresek dan dus
tersimpan dengan penataan yang tidak rapi di dalam walk-in freezer tersebut
sehingga menimbulkan potensi kerusakan pada bahan makanan. Hal ini terjadi
perishable yang disimpan di dalam walk-in freezer hanya memiliki peran sebagai
stok saja, belum menjadi bahan makanan yang siap untuk diolah atau diproses
lebih lanjut. Salah satu penyebab terjadinya masalah ini adalah tidak adanya
dari fasilitas penyimpanan bahan makanan juga menjadi hal yang penting untuk
dalam dapur Concorde Hotel Kuala Lumpur, diketahui bahwa dapur tersebut
sebetulnya memiliki jadwal yang sudah dirancang untuk membantu para juru
dengan mengikuti jadwal yang sudah dibuat ini, juga tidak adanya prosedur
penyimpanan bahan makanan tersebut berlangsung. Pada Tabel 2.7 dapat dilihat
yang tidak dihiraukan oleh para juru masak tersebut justru dapat mempengaruhi
kualitas bahan makanan perishable yang tersimpan di dalam fasilitas
Hal tersebut terjadi sebagai sebuah konsekuensi dari tidak adanya prosedur serta
saat akan memulai proses pembersihan dapat berakibat kepada kerusakan dan
akan menurun, sehingga suhu dari refrigerator dan freezer dapat mengalami
disimpan pada rak tersebut. Pemicu bahaya kontaminasi ini juga dapat diakibatkan
fisik dengan bagian luar fasilitas penyimpanan yang kotor kemudian menyentuh
fasilitas penyimpanan bahan makanan yang kotor tersebut dibiarkan begitu saja.
rotasi terhadap bahan makanan dan juga memberikan label pada bahan makanan
bergerak di dalam industri jasa boga dengan tujuan untuk menjaga kualitas
Hasil observasi pada Tabel 2.8 menunjukkan bahwa para juru masak
jenis dari bahan-bahan makanan tersebut. Namun sayangnya, ada beberapa juru
masak yang justru meletakkan bahan makanan perishable yang baru diterima di
depan bahan makanan yang sudah terlebih dahulu disimpan di dalam fasilitas
penyimpanan bahan makanan. Penulis menganalisis bahwa juru masak yang
banyaknya bahan makanan yang harus disimpan sedangkan sangat sedikit waktu
yang tersedia untuk menyimpan seluruh bahan makanan tersebut sehingga para
label pada makanan yang berisikan informasi yang kurang lengkap, berakibat
tersebut, sehingga penurunan kualitas bahan makanan tersebut terlebih lagi saat
sedang berada dalam penyimpanan bukan hal yang dapat dihindari lagi.
pemberian label pada bahan makanan, diketahui bahwa tidak seluruh bahan
makanan perishable yang akan disimpan diberi label yang berisikan informasi-
informasi yang lengkap dan jelas seperti nama dari bahan makanan tersebut,
tanggal penerimaannya, dan juga batas maksimal dari umur penyimpanan bahan
adanya label mengenai tanggal penerimaan bahan makanan tersebut atau batas
disimpan dengan tujuan untuk memudahkan para juru masak dalam mengetahui
nama dari bahan makanan tersebut, tanggal kedatangannya, berapa berat bahan
makanan itu dan informasi-informasi penting yang lain pada setiap bahan
makanan, bukan hanya pada bahan-bahan makanan yang sudah diproses menjadi
makanan, maka maslah ini perlu dicantumkan ke dalam suatu bentuk laporan
terjadi kepada bahan makanan tersebut dapat diketahui secara jelas. Akan tetapi,
dari Tabel yang sama dapat diperoleh lagi informasi yang menyatakan bahwa
pada saat ditemukan kejadian rusaknya bahan makanan, juru masak yang
kerusakan tersebut tanpa memindahkan bahan makanan yang rusak itu ke tempat
lain agar tidak menjadi bahaya potensi kontaminasi bagi bahan makanan lainnya,
A. Kesimpulan
Hotel Kuala Lumpur dapat dikatakan dalam kategori kurang baik. Hal
kurang baik.
Kuala Lumpur juga dinilai masih kurang. Hal ini didasari oleh
secara lengkap dan jelas terkait bahan makanan tersebut sangat kurang,
rusak.
B. Saran
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak Concorde Hotel Kuala Lumpur.
bagi pihak dapur dalam hal penyesuaian suhu bagi setiap bahan
bahan makanan.
freezer.
bahan makanan yang akan disimpan secara lengkap dan jelas pada
ANDI OFFSET.
Controls, Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
IBM Wiyasha, 2011. F & B Cost Control untuk Hotel dan Restoran.
Butterworth-Heinemann Publishing.
McSwane, David, Nancy Rue, dan Richard Linton. 2001. Essentials of Food
New York City Department of Health and Mental Hygiene. 2013. Food
Schröder, Monika J. A.. 2003. Food Quality and Consumer Value. New York:
Maju.
Tuti Soenardi dan Tim Yayasan Gizi Kuliner. 2013. Teori Dasar Kuliner.
Wagen, Lynn Van Der and Anne Goonetilleke. 2004. Hospitality Management
A. DATA PRIBADI
Nama : Muhammad Alif Tanzilal
NIM : 201319334
Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 21 Oktober 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kancra No. 14, Bandung
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
D. PENGALAMAN KERJA
NAMA PERUSAHAAN KOTA JABATAN TAHUN KETERANGAN
Concorde Hotel Kuala Kuala
Trainee 2015 5 Bulan
Lumpur Lumpur