Anda di halaman 1dari 5

PEDOMAN PELAKSANAAN

FISIOTERAPI PASCA STROKE

No.Dokumen No.Revisi Halaman

01/08/SPO/02/15.002 3/3
Tanggal Terbit Ditetapkan:
Kepala Rumah Sakit
STANDART

PROSEDUR 30 Agustus 2019


OPERASIONAL Dr. Abdi Agus Youandi, MMRS

Terapi pasca stroke keluarga adalah terapi secara aktif ataupun pasif
yang dilakukan untuk menigkatkan gerak dan fungsi pasca serangan
PENGERTIAN
stroke.

Melaksanakan asuhan fisioterapi secara akurat, paripurna, efektif dan


TUJUAN efisien dengan hasil yang optimal

 UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan

 Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 80 tahun

2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik fisioterapis


KEBIJAKAN
 KepMenkes No.778/Menkes/SK/VIII/ 2008 tentang pelayanan

Fisioterapi di sarana kesehatan

PROSEDUR INDIKASI
1.Gangguang atau keterbatasan gerak
2.Tidak dapat melakukan aktifitas/bedrest total
3.Pasien hanya dapat melakukan gerakan buka dan tutup mata
KONTRAINDIKASI
Keluarga kesusahan dalam mengasuh pasien.
- Prainterkasi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika

ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan

kontraindikasi
4. Cuci tangan
- Orientasi
1. Beri salam dan panggil klien dengan Namanya
2. Jelaskan tujuan, proedur, dan lamanya tindakan pada
PEDOMAN PELAKSANAAN
FISIOTERAPI PASCA STROKE

No.Dokumen No.Revisi Halaman

01/08/SPO/02/15.002 3/3
klien / keluarga
- Kerja
1. Memberikan klien kesempatan bertanya sebelum

melakukan tindakan

2. Melakukan prosedur ROM aktif :


• Fleksi, yaitu gerakan menekuk persendian
• Ekstensi, yaitu gerakan meluruskan persendian
• Abduksi, yaitu gerakan menjauhi sumbu tubuh
• Adduksi, yaitu gerakan mendekati sumbu tubuh
• Rotasi, yaitu gerakan memutar atau menggerakkan satu

bagian melingkari aksis tubuh


• Pronasi, yaitu gerakan memutar ke bawah/

menelungkupkan tangan
• Supinasi, yaitu gerakan memutar ke atas/ menengadahkan

tangan
• Inversi, yaitu gerakan ke dalam
• Eversi, yaitu gerakan ke luar
3. Untuk latihan ROM aktif, klien dianjurkan untuk

melakukan gerakan sesuai yang sudah diajarkan, hindari

perasaan ketidaknyamanan saat latihan dilakukan,

gerakan dilakukan secara sistematis dengan urutan yang

sama dalam setiap sesi, setiap gerakan dilakukan tiga kali

denga frekuensi dua kali sehari.


4. Yakinkan bahwa klien mengetahui alasan latihan ROM

dilakukan.
5. Sendi tidak boleh digerakkan melebihi rentang gerak

bebasnya,sendi digerakkan ke titik tahanan dan

dihentikan pada titik nyeri.


6. Posisikan pasien dalam posisi tubuh lurus yang normal.
7. Gerakan latihan harus dilakukan secara lembut, perlahan.
8. Posisi yang diberikan memungkinkan gerakan sendi
PEDOMAN PELAKSANAAN
FISIOTERAPI PASCA STROKE

No.Dokumen No.Revisi Halaman

01/08/SPO/02/15.002 3/3
secara leluasa.
9. Lalukan pelatihan berbicara pada klien.
10. Karena klien tidak dapat berbicara sama sekali, perawat

bertugas memberikan panduan untuk membantu klien

berbicara.
11. Perawat meng eja huruf abjad lalu jika pasien berkata

“iya” maka ia akan berkedip dua kali.


12. Kata yang ingin diucapkan merupakan kata yang

sederhana.
13. Latihan fisioterapi klien untuk berdiri sendiri dan

menoleh kanan dan kiri.


14. Gunakan bed yang sesuai untuk melakukan tindakan

tersebut.
15. Bimbing pasien untuk melakukan gerakan instruksi

seperti “coba tegakkan kepala, coba menoleh ke kanan

atau kiri”
16. Amati respons non verbal peserta latihan
17. Lakukan latihan rutin.
18. Atur jadwal dengan klien.
- Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik

UNIT TERKAIT Subdivisi Rehabilitasi Medis


PEDOMAN PELAKSANAAN
FISIOTERAPI PASCA STROKE

No.Dokumen No.Revisi Halaman

01/08/SPO/02/15.002 3/3

PROSEDUR
UNIT TERKAIT Subdivisi Rehabilitasi Medis
PEDOMAN PELAKSANAAN
FISIOTERAPI PASCA STROKE

No.Dokumen No.Revisi Halaman

01/08/SPO/02/15.002 3/3

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai