Anda di halaman 1dari 21

Teori Penentuan Kurs dan Metode Pembayaran Internasional

Dosen Pengampuh : Ediyanto, SE, MM

Anggota Kelompok :
1. Dinda Trisa Berlian ( 201913111 )
2. Mildatul Maulani ( 201913157 )
3. Siti Amina R.S ( 201913108 )
4. Yuni Astri Ayu M ( 201913112 )

Fakultas Ekonomi
Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul "Teori Penentuan Kurs dan Metode Pembayaran
Internasional"

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Ekonomo Internasional yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Teori Penentuan Kurs dan
Metode Pembayaran Internasional memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.

Situbondo, 16 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i


KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
2.1 Pengertian Kurs (Nilai Tukar) .....................................................................3
2.2 Sistem Penetapan Kurs .................................................................................3
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai kurs .............................4
2.4 Dasar pertimbangan penetapan nilai tuka (Kurs) .........................................6
2.5 Fungsi nilai tukar (Kurs) .............................................................................7
2.6 Metode Pembayaran Internasional ...............................................................7
2.7 Instrumen Pembayaran ...............................................................................10
2.8 Alat pembayaran dalam perdagangan internasional ...................................15
BAB III PENUTUP .............................................................................................16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................16
3.2 Saran ...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai Tukar (atau dikenal sebagai Kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal


sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian
hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.

Kata “kurs” mungkin bukan istilah yang asing lagi bagi kita. Namun, dalam
penerapannya masih banyak yang belum mengetahui pengertian kurs dan
pengaruhnya dalam ekonomi bisnis.

Dalam sistem pertukaran dinyatakan besaran jumlah unit yaitu "mata uang"
(atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1
penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang"). sebagai
contoh, dalam penggalan disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320
( 1,4320 USD per EUR ) yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah
dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah
EUR

Kurs memiliki peranan penting dalam hal transaksi, khususnya pada kegiatan
ekspor dan impor. Kenapa? karena kurs mampu menerjemahkan berbagai
harga dengan mata uang yang berbeda dari negara-negara lain.
Selain itu, kurs juga memiliki peranan yang penting di dalam pasar valuta
asing atau yang biasa disebut dengan forex. Di dalam pasar valuta asing ini,
akan terjadi pertukaran mata uang dengan kurs yang sudah disetujui oleh
berbagai pihak yang bersangkutan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan nilai tukar(kurs) ?
2. Apa saja sistem penetapan kurs?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai kurs?
4. Apa saja dasar pertimbangan penetapan nilai kurs?
5. Apa saja fungsi nilai tukar?
6. Apa saja metode pembayaran internasional?
7. Apa instrumen pembayaran yang digunakan?
8. Apa alat pembayaran dalam perdagangan internasional?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurs (Nilai Tukar)


1. Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Kurs adalah rasio pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara.
Dapat di artika juga Setiap negara mempunyai sebuah mata uang yang
menunjukan atau menetapkan harga-harga dari setiap barang dan jasa yang
ada. Di dunia ini terdapat begitu banyak mata uang yang jumlahnya sama
dengan jumlah negara yang ada di dunia. Kurs mempunyai peranan sentral
dalam hubungan perdaganga internasional. Karena kurs memungkinkan kita
untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan asa yang dihasilkan
oleh berbagai Negara. Mata uang selalu menghadapi kemungkinan
penurunan nilai tukar (kurs) atau depresiasi terhadap mata uang lainya, atau
sebaliknya mengalami kenaikan nilai tukar. Kebijakan pemerintah terhadap
kurs valuta asing akan sangat mempengaruhi kondisi perdagangan
internasional (ekspor dan impor) Negara yang bersangkutan, sehingga perlu
dipahami bagaimana pemerintah mempengaruhi nilai tukar mata uangnya
terhadap mata uang asing.

2. Sistem Penetapan Kurs


Madura (1995) secara umum membuat klasifikasi sisterm kurs berdasarkan
tingkat keterlibatan pemerintah menjadi 4 (empat) system penentuan kurs
sebagai berikut:
a. Fixed exchange rate system (system kurs tetap) Dalam system kurs ini,
kurs di jaga pada kurs yang tetap, atau hanya dimungkinkan berfluktuasi
dalam batas-batas yang sempit. Apabila terjadi fluktuasi yang mengarah
tajam, baik menguat maupun melemah, pemerintah melakukan intervensi
untuk menstabilkan kurs sesuai dengan tingkat yang di anggap wajar atau
yang dikehendaki.

3
b. Freely floating Exchange rate system (system kurs mengambang bebas)
Dalam system kurs ini, nilai mata uang ditentukan oleh kekuatan pasar
tanpa ada campur tangan pemerintah. Kurs yang terjadi merupakan
tingkat keseimbangan dengan jumlah penawaran dari mata uang yang
bersangkutan terhadap mata uang asing lainya.
c. Managed floating Exchange rate system (system kurs mengambang
terkendali) System kurs ini sering digunakan untk menentukan kurs suatu
mata uang terhadap mata uang asing. Maksud dari system kurs ini adalah
kurs kadang-kadang dibiarkan bebas sesuai kekuatan pasar dan suatu saat
pemerintah melakukan intervensi agar kurs tetap sesuai dengan yang
diinginkan. Sistem kurs yang seperti ini yang disebut sebagai kurs
mengambang terkendali. Bank sentral tidak perlu melakukan pengawasan
secara terus menerus, pemerintah dapat juga melakukan intervensi
apabila fluktuasinya sedemikian besar sehingga mengancam stabilitas
perekonomian atau apabila diyakini bahwa intervensi yang dilakukan
mempunyai efek terhadap perbaikan perekonomian.
d. Pegged exchange rate system (system kurs tertambat) Banyak Negara
melukan kesepakatan untuk menggunakan system kurs tertambat, dimana
kurs mata uang dari Negara yang bersangkutan secara tetap dikaitkan
dengan mata uang Negara lain atau sekelompok Negara yang merupakan
mitra dagang utama.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai kurs


Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai kurs antara
lain :
a. Perubahan dalam citarasa masyarakat
Citarasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka
perubahan citarasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka
atas barang-barang yang diproduksi dalam negeri maupun yang di impor.
Perbaikan kualitas barang - barang dalam negeri menyebabkan keinginan
mengimpor berkurang dan dapt pula menaikakan ekspor.

4
Sedangkan perbaikan kualitas barang- barang impor menyebabkan
keinginan masyarakat untuk mengimpor permintaan dan penawaran valuta
asing.
b. Perubahan harga barang Ekspor dan Impor
Harga sesuatu barang merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan apakah sesuatu barang akan diimpor atau diekspor.Barang-
barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah
akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya akan
berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah
impor, dan sebaliknya kenaikan harga barang impor akan mengurangi
impor. Dengan demikian perubahan harga-harga barang ekspor dan impor
akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan dan
permintaan atas mata uang negara tersebut.
c. Kenaikan harga-harga umum (inflasi)
Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing.
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai
sesuatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud disebabkan efek
inflasi yang berikut:
inflasi menyebabkan harga barang-barang didalam negeri lebih mahal dari
pada harga barang diluar negeri dan oleh karena itu inflasi
berkecenderungan menambah impor, inflasi menyebabkan harga
barangbarang ekspor menjadi lebih mahal, oleh karena itu inflasi
berkecenderungan mengurangi ekspor.
Keadaan pertama menyebabkan penawaran atas valuta asing bertambah
dan keadaan kedua menyebabkan penawaran atas valuta asing berkurang,
maka harga valuta asing akan bertambah (berarti harga mata uang negara
yang mengalami inflasi akan merosot).
d. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting peranannya
dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian
investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri
mengalir keluar negeri.

5
Sedangkan suku bunga dan tingkat pengambalian investasi yang tinggi
akan menyebabkan akan menyebabkan modal luar negeri masuk kenegara
itu. Apabila banyak modal mengalir kesuatu negara, permintaan atas mata
uangnya bertambah, maka nilai mata uang tersebut bertambah.Mata uang
suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal negara dialirkan
keluar negeri karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang
lebih tinggi di negara-negara lain.
e. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi kemajuan
ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan
ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu terutama olehperkembangan
ekspor, maka permintaan atas mata uang negara itu bertambah lebih cepat
dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara itu naik.
Akan tertapi apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang
lebih cepat dari ekspor, maka penawaran mata uang negara tersebut lebih
cepat bertambah dari permintaannya dan oleh karenanya nilai mata uang
negara tersebut akan merosot.

4. Dasar pertimbangan penetapan nilai tukar (Kurs)


Ada beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan penetapan nilai tukar
(kurs), antara lain:
a. Preferensi suatu Negara terhadap keterbukaan ekonominya, terbuka atau
tertutup. Maka ditentukan nilai tukar fleksibel sebagai prioritas utama.
b. Kemandirian dalam melaksanakan kebijakan moneter yang independen
maka nilai tular fleksibel. Tetapi bila negara tersebut memiliki sistem
nilai tukar tetap maka dibutuhkan cadangan devisa yang sangat besar
untuk menjaga kredibilitas sistem nilai tukar tersebut.
c. Underlying shock pada pasar uang dan pasar barang. Pasar barang lebih
besar dari pasar uang maka pilihan terbaik floating exchange rate.
Sebaliknya menggunakan fixed exchange rete.

6
5. Fungsi nilai tukar (Kurs)
Adapun fungsi dari nilai tukar (kurs), antara lain:
a. Mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan sasaran
akhir menjaga kecukupan cadangan devisa.
b. Menjaga kestabilan pasar domestic.
c. Sebagai instrument moneter khususnya bagi Negara yang menerapkan
suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan
moneter.
d. Sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi.

B. Pembayaran Internasional
1. Metode Pembayaran Internasional
Metode pembayaran internasional merupakan suatu cara atau metode yang
digunakan dalam menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya tranksaksi
ekonomi atau perdagangan internasional antar Negara. Beberapa metode
atau cara pembayaran internasional yang umum digunakan untuk
memenuhi segala kewajiban dalam tranksaksi ekonomi dan keungan
internasional adalah :
a. Cash in Advance (Pembayaran di muka) ; importir membayar sebelum
barang yang dipesannya dikirim. Persyaratan ini menuntut agar pembeli
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kemampuan dan
kemauan penjual untuk menyerahkan barang yang dipesannya. Pada
pembayaran sistem ini, memberi keamanan yang terbesar kepada eksportir
tetapi memberi risiko terbesar bagi importir.

Setelah barang dikirimkan si penjual mengirim dokumen pengangkutan


disertai invoice yang mencantumkan pembayaran telah dilakukan in
advance. Cara ini tentunya sangat menguntungkan penjual, karena :
- Mendapatkan kredit;
- Menerima pembayaran atas barang yang dijual;
- Tidak ada resiko;

7
Namun pembeli menanggung resiko yaitu kemungkinan penjual tidak
mengirimkan barang yang telah dibayarnya. Jika hal tersebut terjadi
pembeli tidak mempunyai bukti otentik untuk dapat menuntut penjual
melalui pengadilan. pembayaran dilakukan dengan T (Telegraphic
Transfer) sebelum delivery barang atau dengan kata lain ‘dimuka’.
b. Open Account ( Perhitungan Kemudian ); Eksportir sepakat untuk
membayar dalam waktu yang telah ditetapkan, biasanya dalam waktu 30,
60, atau 90 hari. Dengan demikian eksportir mengandalkan kemampuan
dan kemauan importir untuk membayar barang yang telah dikirimkannya.
Pada sistem pembayaran ini, memberi risiko yang kecil bagi importir,
tetapi eksportir menanggung risiko yang besar.
Open Account (sistem rekening terbuka) biasanya terjadi pada pemasaran
ekspor dengan kantor cabang atau perwakilan di luar negeri atau dengan
mitra dagang yang sudah dipercaya. Eksportir setelah melakukan
pengapalan barang akan mengirimkan invoice kepada importir.
Dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan tanggal dan waktu
tertentu kapan importir harus melakukan pembayaran. Sistem Pembayaran
ini dapat terjadi apabila :
- Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir;
- Barang-barang dan dokumen akan langsung dikirim kepada pembeli;
- Eksportir kelebihan dana;
- Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang melarang
transfer pembayaran.

Namun diluar itu Open Account memiliki resiko – resiko yang dapat
terjadi dalam sistem pembayaran ini antara lain :
- Eksportir tidak mendapat perlindungan apakah importir akan membayar.
-Dalam hal importir tidak membayar, eksportir akan kesulitan dalam
membuktikannya di pengadilan karena tidak ada bukti-bukti
- Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan biaya bagi eksportir.

8
c. Documentary Collection ; adalah cara pembayaran yang sama dengan
metode cash on delivery (COD/tunai begitu barang diserahkan). Ekspotir
menyerahkan barang kepada importir tetapi juga menyerahkan dokumen,
termasuk bill of lading (dokumen kepemilikan barang) melalui bank
dengan instruksi untuk menyerahkan dokumen tersebut setelah importir
membayar melalui bank tersebut. Setelah importir memperoleh dokumen
kepemilikan (bill of lading), dia memiliki hak untuk mendapatkan barang
yang dikirimkan tersebut.
d. Letter of Credit ; adalah janji bank untuk membayar eksportir atas nama
importer sepanjang eksportir memenuhi persyaratan dan kondisi yang
ditetapkan dalam letter of credit. Letter of credit memberi kedudukan
keamanan dan risiko sama baik kepada eksportir maupun importir.
Mekanisme:
1. Setelah terjadi kesepakatan antara Buyer (Applicant) dan Seller
(Beneficiary) dalam suatu sales contract, maka untuk pembayaran kepada
Seller, Buyer mengajukan permohonan penerbitan L/C kepada Bank
(IssuingBank).
2. Issuing bank selanjutnya menerbitkan L/C melalui bank penerus
(advising bank) di tempat Seller.
3. Advising bank menyampaikan asli L/C kepada Seller (beneficiary)
setelah dilakukan verifikasi atau autentikasi terhadap L/C itu.
4. Setelah menerima L/C dari advising bank, beneficiary melakukan
pengiriman barang sesuai dengan syarat penyerahan barang (terms of
delivery) yang disepakati di dalam sales contract, serta menyiapkan
dokumen yang diminta oleh L/C yang kemudian dokumen tersebut akan
diserahkan ke issuing bank untuk memperoleh pembayaran jika dokumen
telah memenuhi syarat.

Letter of Credit merupakan salah satu metode pembayaran yang paling


sering digunakan dalam transaksi ekspor – impor . Hal ini dikarenakan L/C
menawarkan jaminan terbaik bagi pihak eksportir bahwa barang yang dijual
secara internasional akan dibayar.

9
Jaminan ini timbul dari kenyataan bahwa kewajiban membayar dengan L/C
terletak ditangan bank pembeli bukan ditangan pembeli.
Pada hakikatnya L/C adalah sebuah surat yang mengalihkan kelayakan
menerima kredit pembeli kepada sebuah bank. Sebuah L/C dapat dianggap
sebagai jaminan berkondisi yang dikeluarkan oleh bank atas nama pembeli
ditujukan kepada penjual untuk memastikan pembayaran bila penjual
memenuhi syarat yang tercantum dalam L/C (.Warren J. Keegan diterjemah
oleh Alexander Sindoro; 1997)
Dalam pembukaan suatu L/C tersangkut beberapa pihak yakni importir
sebagai opener/applicant, Bank didalam negeri sebagai opening bank, atau
lazim juga disebut issuing bank, koresponden bank di luar negeri yang
disebut advising bank, dan eksportir sebagai penerima L/C yang disebut
beneficiary.

2. Instrumen Pembayaran
Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam
pembayaran. Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas
tunai dan nontunai. Instrumen pembayaran tunai adalah uang kartal yang
terdiri dari uang kertas dan uang logam yang sudah kita kenal selama ini.
Sementara instrumen pembayaran nontunai, dapat dibagi lagi atas alat
pembayaran nontunai dengan media kertas atau lazim disebut paper-based
instrument seperti, cek, bilyet giro, wesel dan lain-lain serta alat
pembayaran nontunai dengan media kartu atau lazim disebut card-based
instrument seperti kartu kredit, kartu debit, kartu ATM dan lain-lain.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, saat ini mulai dikembangkan
pula berbagai alat pembayaran yang menggunakan teknologi microchips
yang dikenal dengan electronic money.
Penggunaan masing-masing alat pembayaran ini mempunyai implikasi yang
berbeda-beda terhadap berbagai aspek, seperti aspek hukum, teknis, system,
dan mekanisme operasional dan lain-lain.

10
a. Tunai/Cash
Penggunaan media tunai dalam transaksi pembayaran banyak dipilih
dengan alasan kemudahannya. Dengan menggunakan uang tunai maka
jika seseorang melakukan jual beli barang dan atau jasa maka pada saat
dia menerima barang dan atau jasa yang dibeli, penjual juga menerima
uang sebagai pembayarannya. Jika semua pembelian barang dan atau jasa
menggunakan uang tunai maka semua pelaku ekonomi akan menyimpan
persediaan uang tunai dalam jumlah relatif besar untuk memenuhi semua
kewajiban pembayarannya. Supaya lebih efisien dan lebih aman maka
digunakan alat pembayaran non-tunai yang penggunaannya melibatkan
lembaga perantara yaitu bank.
b. Non-Tunai/Cashless
Pembayaran nontunai melibatkan jasa perbankan dalam penggunaannya.
Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat pada
umumnya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran bagi
nasabahnya. Jasa dalam lalu lintas pembayaran yang diberikan oleh bank
tersebut antara lain melalui penerbitan cek/bilyet giro untuk penarikan
simpanan giro, transfer dana dari satu rekening simpanan kepada
rekening simpanan lainnya pada bank yang sama atau pada bank yang
berbeda, penerbitan kartu debit, penerbitan kartu kredit dan lain-lain.
c. Cek
Cek yang dimaksud sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD). Pengertian secara umum adalah surat yang
berisi perintah tidak bersyarat oleh penerbit kepada bank yang
memelihara rekening giro penerbit untuk membayarkan suatu jumlah
uang tertentu kepada pemegang atau pembawa. Beberapa pihak yang
terkait sehubungan dengan penggunaan cek adalah sebagai berikut.
1. Penerbit (drawer): Orang yang mengeluarkan surat cek.
2. Tersangkut: yaitu bank yang diberi perintah tanpa syarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu.

11
3. Pemegang (holder): orang yang diberi hak untuk memperoleh
pembayaran, yang namanya tercantum dalam surat cek.
4. Pembawa (bearer): orang yang ditunjuk untuk menerima pembayaran,
tanpa menyebutkan namanya dalam surat cek. (Adanya pembawa ini
sebagai akibat dari klausula atas unjuk yang berlakuk bagi surat cek).
5. Pengganti: orang yang menggantikan kedudukan pemegang surat cek
dengan jalan endosemen. Dalam hal ini surat cek diterbitkan dengan
klausula atas pengganti dengan mencantumkan nama penggnti dalam
surat cek.
Adapun syarat formal cek menurut KUHD adalah sebagai berikut.
1. Nama cek, yang dimuat dalam teks sendiri dan dinyatakan dalam mana
cek itu disebutkan.
2. Perintah tak bersyarat untuk membayar suatu jumlah tertentu
3. Nama orang yang harus membayar (tersangkut)
4. Penunjukan tempat dimana pembayaran harus terjadi
5. Penyebutan hari penanggalan beserta tempat dimana cek diterbitkan
6. Tanda tangan orang yang menerbitkan cek (penerbit)
d. Bilyet Giro
Adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah (bank tertarik) untuk memindahbukukan sejumlah
uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang
disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lain. Penggunaan
bilyet giro tidak diatur dalam KUHD melainkan dalam SK
No.28/32/KEP/DIR dan SE No.28/32/UPG tanggal 4 Juli 1995 tentang
Bilyet Giro.
Adapun syarat formal bilyet giro menurut SK tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Nama bilyet giro dan nomor bilyet giro yang bersangkutan
2. Nama tertarik
3. Perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindahbukukan dana atas
beban rekening penarik
4. Nama dan nomor rekening pemegang

12
5. Nama bank penerima
6. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam
huruf selengkap-lengkapnya
7. Tempat dan tanggal penarikan
8. Tanda tangan, nama jelas, dan atau dilengkapi dengan cap, stempel
sesuai dengan persyaratan pembukuan rekening.
e. Kartu Kredit (credit card)
Adalah alat pembayaran yang pembayarannya dilakukan kemudian.
Dalam hal ini bank penerbit kartu memberikan kredit kepada nasabah
pemegang kartu kredit dengan batas waktu dan tambahan bunga yang
telah disepakati antara bank dan nasabah. Dalam penyelenggaraan kartu
kredit ini terdapat beberapa pihak yang terlibat yaitu:
1. Penerbit (issuer), yaitu pihak yang menerbitkan kartu kredit. Dalam hal
ini, issuer merupakan pihak yang mengadakan perjanjian dengan dan
yang memberikan fasilitas kredit kepada pemegang kartu.
2. Pengelola (acquirer), yaitu pihak yang mengadakan hubungan atau
kerjasama dengan pedagang.
3. Prinsipal adalah pihak pemilik hak tunggal atas merk dalam
penyelenggaraan kartu kredit seperti Visa, Master Card, Dinners dan
lain-lain.
Setiap transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu kredit
memerlukan proses otorisasi terlebih dahulu oleh penerbit mengenai
keabsahan dari kartu yang digunakan serta batas limit nominal transaksi
yang dilakukan.
Otorisasi ini biasanya dilakukan secara on-line dengan meng-insert kartu
melalui terminal EDC/POS (Electronic Data Capture/Point of Sales)
yang ada di pedagang.
f. Kartu debet (debet card)
Transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu debet akan
mengurangi langsung saldo rekening pemegang kartu yang ada di bank
penerbit. Jadi, dalam hal ini tidak ada fasilitas kredit yang diberikan oleh
penerbit kepada pemagang kartu. Sebagaimana halnya kartu kredit,

13
mekanisme pembayaran dengan kartu debit juga memerlukan proses
otorisasi serta ditambah dengan penggunaan PIN (Personal Identification
Number) oleh pemegang kartu.
g. Electronic Money (e-money)
Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi telah
memberi dampak terhadap munculnya inovasi-inovasi baru dalam
pembayaran elektronis (electronic payment). Beberapa contoh
pembayaran electronis yang sudah dikenal di Indonesia saat ini antara
lain phone banking, internet banking, pembayaran dengan kartu kredit
serta kartu debit/kartu ATM. Meskipun teknologi yang digunakan
berbeda-beda, namun kesemua cara pembayaran elektronis yang
disebutkan di atas selalu terkait langsung dengan rekening nasabah bank
yang menggunakannya. Dalam hal ini setiap instruksi pembayaran yang
dilakukan nasabah dengan menggunakan salah satu cara pembayaran
tersebut selalu memerlukan proses otorisasi untuk kemudian akan
dibebankan langsung ke rekening nasabah yang bersangkutan.
Saat ini, di beberapa negara telah mulai dikenal instrumen pembayaran
elektronis yang dikenal sebagai electronic money atau sering disebut
dengan e-money, yang karakteristiknya sedikit berbeda dengan
pembayaran elektronis yang telah disebutkan sebelumnya karena
pembayaran dengan menggunakan e-money tidak selalu memerlukan
proses otorisasi untuk pembebanan ke rekening nasabah yang
menggunakannya. Hal ini dikarenakan pada e-money tersebut telah
terekam sejumlah nilai uang. Dengan karakteristik tersebut, pada
prinsipnya seseorang yang memiliki e-money sama dengan memiliki
uang tunai. Hanya saja nilai uang tersebut dikonversikan dalam bentuk
elektronis. Dalam salah satu laporan yangditerbitkan oleh BIS pada bulan
Oktober 1996, e-money didefinisikan sebagai produk-produk stored-
value atau prepaid dimana sejumlah dana disimpan secara elektronis
dalam suatu peralatan elektronis yang dimiliki oleh seseorang. Nilai
elektronis ini dapat dibeli oleh seseorang dan tersimpan dalam peralatan

14
elektronis miliknya dimana nilainya akan berkurang pada saat digunakan
untuk melakukan pembayaran.

Berbeda dengan kebanyakan single-prepaid card yang ada saat ini


(seperti kartu telepon), e-money dimaksudkan untuk berbagai keperluan
pembayaran. Dilihat dari media yang digunakan, secara umum ada dua
tipe produk e-money yaitu:
1. Prepaid card (disebut juga electronic purses), dengan karakteristik
sebagai berikut: a) nilai elektronis disimpan dalam suatu chip
(integrated circuit) yang tertanam pada kartu; b) mekanisme
pemindahan dana dilakukan dengan memasukkan kartu ke suatu card
reader.
2. Prepaid software (sering disebut juga digital cash), dengan
karakteristik sebagai berikut: a) nilai elektronis disimpan dalam suatu
hard disk komputer; b) mekanisme pemindahan dana dilakukan
melalui suatu jaringan komunikasi seperti internet, pada saat
melakukan pembayaran.
Perkembangan e-money di berbagai negara telah menimbulkan issue
seputar implikasinya terhadap kebijakan bank sentral, antara lain
implikasi terhadap kebijakan moneter, pendapatan seigniorage bank
sentral, kelembagaan yang dapat menerbitkan e-money, security, dan
money laundering.

3. Alat pembayaran dalam perdagangan internasional


Alat pembayaran yang dapat diterima secara internasional dapat berupa
mata uang asing, emas batangan, cek, atau surat-surat berharga. Mata uang
asing yang digunakan sebagai alat pembayaran perdagangan internasional
antara lain dolar (Amerika Serikat), yen (Jepang), euro (Eropa), dan
poundsterling (Inggris).
Nilai mata uang suatu negara dengan negara lainnya berbeda-beda.
Perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan negara lain dikenal
dengan kurs valuta asing.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kurs adalah rasio pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara.
Dapat di artika juga Setiap negara mempunyai sebuah mata uang yang
menunjukan atau menetapkan harga-harga dari setiap barang dan jasa yang
ada. Kurs mempunyai peranan sentral dalam hubungan perdaganga
internasional. Karena kurs memungkinkan kita untuk membandingkan
harga-harga segenap barang dan asa yang dihasilkan oleh berbagai Negara.
Metode pembayaran internasional merupakan suatu cara atau metode
yang digunakan dalam menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya
tranksaksi ekonomi atau perdagangan internasional antar Negara.

3.2 SARAN
Dalam melakukan transaksi pembayaran dalam perdagangan internasional
tedapat beberapa resiko yang dapat merugikan eksportir maupun importir.
Untuk itu baik eksportir maupun importir harus pandai memilih cara
pembayaran seperti apa yang paling cocok dengan transaksi yang dilakukan.
Resiko-resiko tersebut juga dapat di antisipasi dengan cara ketelitian dan
kecermatan dalam memilih rekan transaksi maupun pihak ketiga yang
menjembatani transaksi perdagangan tersebut.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Malik, Nazaruuddin. 2017. Ekonomi Internasional. Malang: Universitas


Muhamadiyah Malang

https://www.scribd.com/document/456221541/KEUANGAN-
INTERNASIONAL
https://www.scribd.com/document/329078405/metode-pembayaran-
internasional

Anda mungkin juga menyukai