NIM : 1913016139
KELOMPOK : 3 (TIGA)
KELAS : C - 2019
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
PERCOBAAN II
SINTESIS PARASETAMOL/ASETAMINOFEN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Batang pengaduk
b) Corong kaca
c) Corong buchner
d) Desikator
e) Erlenmeyer
f) Freezer
g) FTIR
h) Gelas kimia
i) Hot plate
j) Ice bath
k) HPLC analitik
l) Labu sintetik
m) Labu ukur
n) Magnetik stirer
o) Melting point
p) Pipet tetes
q) Pipet ukur
r) Pro pipet
s) Spektrofotometer UV-Vis
t) Timbangan analitik
2. Bahan
a) aquades
b) Asam asetat anhidrida
c) Etanol 96%
d) HCl
e) Karbon aktif
f) Kertas saring
g) p-aminofenol
B. Bagan Kerja
4-aminofenol + aquades 35 mL + 1,5 mL HCL pekat
125 mL
diaduk hingga larut + 0,5 g karbon aktif, dipanaskan pada suhu 70˚C selama 10 menit
filtrat
Didinginkan pada ice bath selama 15 menit dan disimpan di freezer selama 30 menit
Hasil produk
2. Analisis MS
3. uv
4. Analisis FTIR 4-Aminofenol
1 - - -
4 - - -
7 - - -
D. Pembahasan
Berupa paragraf yang terdiri dari teori, caker, cara menghitung rendemen
dan hasil, prinsip kerja tiap instrumen dan hasil Praktikum yang dilakukan
kali ini adalah “Sintesis Parasetamol/Asetaminofen”. Secara farmasetik,
parasetamol memiliki indikasi sebagai nyeri ringan sampai sedang, nyeri
sesudah operasi cabut gigi, dan pireksia (PIONAS, 2015). Parasetamol
merupakan obat analgesik non narkotik yang memiliki cara kerja menghambat
sintesis prostaglandin terutama di Sistem Saraf Pusat (SSP). Efek analgesik
parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai
sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga
berdasarkan efek sentral. Efek antiinflamasinya yang sangat lemah, oleh karena
itu parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik. Ketidak mampuan
parasetamol memberikan efek antiradang itu sendiri mungkin berkaitan dengan
fakta bahwa parasetamol hanya merupakan inhibitor siklooksigenase yang
lemah dengan adanya peroksida konsentrasi tinggi yang ditemukan pada lesi
radang. Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang
lemah. Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung tidak telihat pada obat ini,
demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa (Katzung,
2010).