Pembelajaran Daring Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0 - Dyah Ayu Wulandari - 1401421386
Pembelajaran Daring Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0 - Dyah Ayu Wulandari - 1401421386
0 DAN SOCIETY
5.0
ROMBEL J
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi adalah berbagai kebutuhan dan fasilitas yang berfungsi dalam bentuk
berbagai perangkat atau sistem untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi
manusia. Teknologi berasal dari kata technologia (Yunani) techno, yang berarti
“keterampilan”, dan logia, yang berarti “pengetahuan”. Pada awalnya, pengertian teknologi
hanya terbatas pada benda-benda berwujud seperti peralatan atau mesin. Seiring berjalannya
waktu, pengertian teknologi telah berkembang tidak hanya mencakup benda-benda
berwujud tetapi juga benda-benda tidak berwujud. Seperti software, metode pembelajaran,
metode bisnis, pertanian, dan lain-lain.
Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman prasejarah,
teknologi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari. Di antara tujuh unsur
budaya, teknologi adalah salah satunya. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa,
sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem dan teknologi peralatan hidup, sistem
penghidupan, sistem religi dan seni.
Sebagai bagian dari budaya, teknologi berinteraksi dan bermanfaat bagi manusia.
Teknologi adalah ilmu terapan yang dikembangkan lebih lanjut, dengan perangkat keras dan
perangkat lunak, manifestasi dari kekuatan alam, manusia dan budaya mereka. Sebagai
bagian dari kebudayaan teknologi berfungsi untuk memudahkan manusia dalam melakukan
kegiatan dan melindungi diri. Misalnya teknologi pakaian yang berfungsi sebagai alat untuk
melindungi diri manusia dari kedinginan, Selain itu teknologi merupakan salah satu upaya
untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan nya.
Pada awalnya, manusia hanya menggunakan tubuh mereka sebagai strategi bertahan
hidup. Namun, dengan semakin berkembangnya bahasa dan pengetahuan, manusia mampu
menggunakan alat bantu untuk mempermudah hidupnya. Pada awalnya, mereka
menggunakan alat yang tersedia di alam, seperti batu, tulang, dan kayu, tetapi seiring waktu
mereka dapat mengerjakan logam dan merakit alat sederhana. Semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk merakit alat, semakin kompleks jadinya, yang mengarah pada perubahan
mendasar dalam kehidupan manusia, dimulai dengan konsep Society 5.0 atau Society 5.0
yang muncul di Jepang pada tahun 2016.
Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih
dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir
persebaran Covid-19. Jadi, kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran
virus Corona di tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
merespon dengan mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring
dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk tahun (2020).
Era industry 4.0 dan society 5.0 dimana teknologi informasi berkembang
pesat dan mewarnai setiap kehidupan manusia. Era revolusi industri 4.0 dimulai dengan
berkembangnya internet of things yang merambah diberbagai bidang kehidupan
masyarakat saat ini. Society 5.0 memiliki konsep teknologi big data yang dikumpulkan oleh
Internet of things (IoT) (Hayashi) diubah oleh Artifical Inteligence(AI) (Rokhmah, 2019)
(zdemir, 2018) menjadi sesuatu yang dapat membantu masyarakat sehingga kehidupan
menjadi lebih baik (Mathews, 2015). Society 5.0 akan berdampak pada semua aspek
kehidupan mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industri dan pendidikan
(Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pembelajaran di era revolusi 4.0 dapat menerapkan hybrid/blended learning dan Case-
base Learning. Bahkan pendidikan dalam era society 5.0, memungkinkan siswa atau
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran berdampingan dengan robot yang sudah dirancang
untuk menggantikan peran pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran daring?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring?
3. Bagaimana dampak revolusi industri 4.0 dan society 5.0 pada pembelajaran daring?
BAB II
A. Kajian Pustaka
Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19. Data Satgas Penanganan
COVID-19 mengungkapkan secara kumulatif hingga 16 Juli 2021 ada 777 anak di Indonesia
meninggal dunia akibat COVID-19. Persentase Angka Kematian Tertinggi (CFR) berada pada
kelompok usia 0-2 tahun, diikuti kelompok usia 16-18 tahun dan usia 3-6 tahun. Disisi lain,
pendidikan bagi generasi penerus bangsa harus tetap berjalan. Dengan semua hal tersebut
memaksa Indonesia maupun negara lainnya mencari solusi bagi peserta didik agar tetap
belajar dan terpenuhi hak didiknya.
Pandemi Covid-19 memaksa setiap individu untuk berkembang lebih jauh, suka tidak suka
harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang terus berkembang pesat sesuai dengan era
industry 4.0 dan society 5.0. Dari tantangan-tantangan itu, kita harus berani melangkah untuk
menjadikan teknologi sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Kabar
gembiranya, sekolah sekolah dari tingkat SD sampai dengan Perguruan TInggi mulai secara
perlahan-lahan mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajar
B. Kerangka Teoritik
Komputasi awan dan komputasi kognitif. konselir Jerman, Angela Merkel (2014)
berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprenhensip dari kesuluruh aspek
produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industry
konvensiona.
Menurut Herman dkk (2015) mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah era
industri digital dimana seluruh bagian yang ada di dalamnya saling berkolaborasi dan
berkomunikasi secara real time dimana saja kapan saja dengan pemanfaatan IT (teknologi
informasi) berupa internet dan CPS, IoT dan IoS guna menghasilkan inovasi baru atau
optimasi lainnya yang lebih efektif dan efisien.
Serpa (2018) menyampaikan bahwa Society 5.0 mengusulkan untuk “memajukan potensi
hubungan individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua
orang melalui masyarakat super pintar (super smart society) ” (Serpa & Ferreira, 2018,
paragraf 1) dan yang muncul, sebagian , sebagai konsekuensi penerapan konsep Industri 4.0.
dan dampaknya (Shamim, 2017 et al).
Menurut Hayashi et al. (2017), dengan Society 5.0, Jepang berusaha untuk; “menciptakan
nilai-nilai baru dengan berkolaborasi dan bekerja sama dengan beberapa sistem yang berbeda,
dan merencanakan standarisasi format data, model, arsitektur sistem, dll. Dan pengembangan
sumber daya manusia yang diperlukan. Selain itu, diharapkan bahwa peningkatan
pengembangan properti intelektual, standardisasi internasional, teknologi konstruksi sistem
IoT, teknologi analisis data besar, teknologi kecerdasan buatan dan sebagainya mendorong
daya saing Jepang dalam “masyarakat super pintar” (hal. 264).
Revolusi Industri adalah batu lonjakan dalam sektor industri yang memanfaatkan kemajuan
teknologi dan komunikasi untuk mencapai efisiensi semaksimal mungkin. Sehingga dunia
industri diperkirakan akan berubah model menjadi bisnis baru dengan basis digital.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelebihan dari pembelajaran daring yaitu :
1. Melatih kemandirian
Dengan belajar daring disini mahasiswa tidak bertemu tentunya dengan dosen
mereka, dalam hal ini mahasiswa dituntut agar lebih mandiri belajar tanpa adanya
pengawasan dari seorang dosen. Disini mahasiswa belajar dalam melakukan sebuah
riset secara mandiri yang dilakukan melalui media internet atau sumber lain.
2. Terlatih menggunakan teknologi informasi
Seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi terus berkembang. Dengan
pembelajaran ini mahasiswa dapat lebih menguasai dan juga mengenal aplikasi yang
terdapat dalam pembelajaran daring tentunya.
3. Menambah wawasan
Pembelajaran daring dapat menambah wawasan seorang mahasiswa. Mengapa
demikian? Karena dengan pembelajaran daring mahasiswa dapat mencari segala
sesuatunya tentang pelajaran melalui media internet dan juga sumber lainnya yang bisa
kita ketahui bahwa hal ini sangat banyak refrensi yang ada di internet.
4. Waktu dan tempat yang fleksibel
Mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran dimana saja dan kapan saja,
dengan yang paling penting adalah terhubung dengan koneksi internet. Sehingga
mereka bisa mengikuti pembelajaran daring sesuai waktu yang disepakati oleh dosen.
5. Biaya relatif lebih murah dan tentunya dapat diakses dengan mudah
Pembelajaran daring tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka
bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari kampus. Karena dengan
pembelajaran daring mereka hanya harus memikirkan kuota internet saja, tidak
memikirkan kos-kosan, uang makan dan sebagainya. Akses pembelajaran daring dapat
diakses dengan mudah hanya menggunakan Hp, laptop ataupun komputer saja.
Tentunya dibalik kelebihan pastinya akan ada kekurangan yang dimiliki dalam
pembelajaran daring, yaitu :
1. Kurangnya interaksi antara mahasiswa dan dosen
Pembelajaran daring membuat mahasiswa dan dosen tidak pernah bertemu, hal ini
membuat kurangnya interaksi terhadap mahasiswa dan dosen. Terlebih lagi
pengawasan dari seorang dosen yang berkurang, dikarenakan pembelajaran yang tidak
bertemu karena jarak.
2. Fokus mahasiswa terganggu
Dengan pembelajaran daring mahasiswa kebanyakan mengalami fokus yang
terganggu, biasanya seperti keadaan rumah yang berisik, mahasiswa yang chatingan
dengan mahasiswa yang lainnya ketika dosen sedang menjelaskan karena tidak
diawasi secara langsung dan sebagainya.
3. Jaringan yang tidak stabil
Belajar daring tentunya berkaitan dengan jaringan, dimana dengan jaringan yang
tidak stabil akan membuat mahasiswa ataupun dosen mengikuti proses pembelajaran
daring. Bagi mahasiswa ataupun dosen yang rumahnya tidak memiliki infrastruktur
jaringan sering sekali mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring ini.
4. Kurangnya pemahaman terhadap materi
Pembelajaran daring membuat mahasiswa kurang mengerti terhadap materi yang
disampaikan. Dengan belajar daring, maka mahasiswa tidak dapat bertanya kepada
dosen tentang materi yang tidak dapat mereka kuasai secara langsung. Mungkin
mahasiswa bisa bertanya, tetapi sangat sulit untuk memahami materi apabila tidak
dijelaskan secara langsung. Begitupun seorang dosen yang kesulitan mengetahui
apakah mahasiswanya paham atau tidak.
5. Dosen kesulitan memberikan nilai
Ketika belajar daring, dosen sangat sulit dalam menilai perilaku, sikap, kedisiplinan
seorang mahasiswa dikarenakan tidak dapat bertemu secara langsung dan melihat
secara langsung bagaimana seorang mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran
yang ada.
B. Saran
Upaya terbaik selalu dikerahkan oleh beberapa pihak, baik dari pengajar, siswa, orangtua,
hingga pemangku kebijakan seperti pemerintah untuk mengurangi adanya kendala-kendala
dalam pelaksanaan metode pembelajaran daring. Upaya ini harus dilakukan secara bersinergi
antara pihak-pihak tadi agar mewujudkan pembelajaran daring yang efektif dan bermanfaat
bagi semua. Untuk pengajar misalnya, upaya penting melalui penyusunan strategi dapat
dilakukan melalui penciptaan pembelajaran yang inovatif, kreatif serta menarik agar pelajar
menjadi lebih termotivasi dan memiliki keinginan kuat untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
https://fkip.umsu.ac.id/2021/11/19/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-daring/
https://penerbitdeepublish.com/pembelajaran-daring/
https://actconsulting.co/definisi-society-5-0-dan-unsur-apa-saja-yang-diperlukan/
https://ft.ugm.ac.id/kolom-pakar-industri-4-0-vs-society-5-0/
https://sevima.com/perguruan-tinggi-menghadapi-era-society-5-0/
https://penerbitbukudeepublish.com/revolusi-industri-4-0-dan-tantangan-bagi-generasi-
millenials/
https://www.kompasiana.com/sharingwithhanan6120/60ff7f661525103c883a5e23/pendidikan-
indonesia-menghadapi-era-industri-4-0-dan-society-5-0
https://yoursay.suara.com/ulasan/2022/01/01/110000/hubungan-manusia-dan-teknologi-society-
50-dan-revolusi-industri-40