Anda di halaman 1dari 17

PEMBELAJARAN DARING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.

0 DAN SOCIETY
5.0

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Tugas Mata Kuliah


Literasi Digital Dan Kemanusiaan
Dosen Pengampu:
Atip Nurharini, S. Pd., M. Pd.
Disusun Oleh :
Nama : Dyah Ayu Wulandari
Nomor Absen : 11
NIM : 1401421386
Kelas Selasa pukul 09.00

ROMBEL J
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi adalah berbagai kebutuhan dan fasilitas yang berfungsi dalam bentuk
berbagai perangkat atau sistem untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi
manusia. Teknologi berasal dari kata technologia (Yunani) techno, yang berarti
“keterampilan”, dan logia, yang berarti “pengetahuan”. Pada awalnya, pengertian teknologi
hanya terbatas pada benda-benda berwujud seperti peralatan atau mesin. Seiring berjalannya
waktu, pengertian teknologi telah berkembang tidak hanya mencakup benda-benda
berwujud tetapi juga benda-benda tidak berwujud. Seperti software, metode pembelajaran,
metode bisnis, pertanian, dan lain-lain.
Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak zaman prasejarah,
teknologi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari. Di antara tujuh unsur
budaya, teknologi adalah salah satunya. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah bahasa,
sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem dan teknologi peralatan hidup, sistem
penghidupan, sistem religi dan seni.
Sebagai bagian dari budaya, teknologi berinteraksi dan bermanfaat bagi manusia.
Teknologi adalah ilmu terapan yang dikembangkan lebih lanjut, dengan perangkat keras dan
perangkat lunak, manifestasi dari kekuatan alam, manusia dan budaya mereka. Sebagai
bagian dari kebudayaan teknologi berfungsi untuk memudahkan manusia dalam melakukan
kegiatan dan melindungi diri. Misalnya teknologi pakaian yang berfungsi sebagai alat untuk
melindungi diri manusia dari kedinginan, Selain itu teknologi merupakan salah satu upaya
untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan nya.
Pada awalnya, manusia hanya menggunakan tubuh mereka sebagai strategi bertahan
hidup. Namun, dengan semakin berkembangnya bahasa dan pengetahuan, manusia mampu
menggunakan alat bantu untuk mempermudah hidupnya. Pada awalnya, mereka
menggunakan alat yang tersedia di alam, seperti batu, tulang, dan kayu, tetapi seiring waktu
mereka dapat mengerjakan logam dan merakit alat sederhana. Semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk merakit alat, semakin kompleks jadinya, yang mengarah pada perubahan
mendasar dalam kehidupan manusia, dimulai dengan konsep Society 5.0 atau Society 5.0
yang muncul di Jepang pada tahun 2016.
Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih
dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir
persebaran Covid-19. Jadi, kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran
virus Corona di tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
merespon dengan mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring
dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk tahun (2020).
Era industry 4.0 dan society 5.0 dimana teknologi informasi berkembang
pesat dan mewarnai setiap kehidupan manusia. Era revolusi industri 4.0 dimulai dengan
berkembangnya internet of things yang merambah diberbagai bidang kehidupan
masyarakat saat ini. Society 5.0 memiliki konsep teknologi big data yang dikumpulkan oleh
Internet of things (IoT) (Hayashi) diubah oleh Artifical Inteligence(AI) (Rokhmah, 2019)
(zdemir, 2018) menjadi sesuatu yang dapat membantu masyarakat sehingga kehidupan
menjadi lebih baik (Mathews, 2015). Society 5.0 akan berdampak pada semua aspek
kehidupan mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industri dan pendidikan
(Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pembelajaran di era revolusi 4.0 dapat menerapkan hybrid/blended learning dan Case-
base Learning. Bahkan pendidikan dalam era society 5.0, memungkinkan siswa atau
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran berdampingan dengan robot yang sudah dirancang
untuk menggantikan peran pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran daring?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring?
3. Bagaimana dampak revolusi industri 4.0 dan society 5.0 pada pembelajaran daring?
BAB II

A. Kajian Pustaka
Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19. Data Satgas Penanganan
COVID-19 mengungkapkan secara kumulatif hingga 16 Juli 2021 ada 777 anak di Indonesia
meninggal dunia akibat COVID-19. Persentase Angka Kematian Tertinggi (CFR) berada pada
kelompok usia 0-2 tahun, diikuti kelompok usia 16-18 tahun dan usia 3-6 tahun. Disisi lain,
pendidikan bagi generasi penerus bangsa harus tetap berjalan. Dengan semua hal tersebut
memaksa Indonesia maupun negara lainnya mencari solusi bagi peserta didik agar tetap
belajar dan terpenuhi hak didiknya.
Pandemi Covid-19 memaksa setiap individu untuk berkembang lebih jauh, suka tidak suka
harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang terus berkembang pesat sesuai dengan era
industry 4.0 dan society 5.0. Dari tantangan-tantangan itu, kita harus berani melangkah untuk
menjadikan teknologi sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Kabar
gembiranya, sekolah sekolah dari tingkat SD sampai dengan Perguruan TInggi mulai secara
perlahan-lahan mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajar
B. Kerangka Teoritik
Komputasi awan dan komputasi kognitif. konselir Jerman, Angela Merkel (2014)
berpendapat bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprenhensip dari kesuluruh aspek
produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industry
konvensiona.
Menurut Herman dkk (2015) mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah era
industri digital dimana seluruh bagian yang ada di dalamnya saling berkolaborasi dan
berkomunikasi secara real time dimana saja kapan saja dengan pemanfaatan IT (teknologi
informasi) berupa internet dan CPS, IoT dan IoS guna menghasilkan inovasi baru atau
optimasi lainnya yang lebih efektif dan efisien.
Serpa (2018) menyampaikan bahwa Society 5.0 mengusulkan untuk “memajukan potensi
hubungan individu dengan teknologi dalam mendorong peningkatan kualitas hidup semua
orang melalui masyarakat super pintar (super smart society) ” (Serpa & Ferreira, 2018,
paragraf 1) dan yang muncul, sebagian , sebagai konsekuensi penerapan konsep Industri 4.0.
dan dampaknya (Shamim, 2017 et al).
Menurut Hayashi et al. (2017), dengan Society 5.0, Jepang berusaha untuk; “menciptakan
nilai-nilai baru dengan berkolaborasi dan bekerja sama dengan beberapa sistem yang berbeda,
dan merencanakan standarisasi format data, model, arsitektur sistem, dll. Dan pengembangan
sumber daya manusia yang diperlukan. Selain itu, diharapkan bahwa peningkatan
pengembangan properti intelektual, standardisasi internasional, teknologi konstruksi sistem
IoT, teknologi analisis data besar, teknologi kecerdasan buatan dan sebagainya mendorong
daya saing Jepang dalam “masyarakat super pintar” (hal. 264).
Revolusi Industri adalah batu lonjakan dalam sektor industri yang memanfaatkan kemajuan
teknologi dan komunikasi untuk mencapai efisiensi semaksimal mungkin. Sehingga dunia
industri diperkirakan akan berubah model menjadi bisnis baru dengan basis digital.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Pembelajaran Daring


Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun lalu mengubah segala hal dalam
aktivitas kehidupan kita. Istilah new normal pun muncul. Merujuk pada era baru yang
menuntut kita untuk dapat beradaptasi atau menyesuaikan segala aktivitas kehidupan di tengah
pandemi ini. dalam dunia pendidikan, istilah pembelajaran daring makin familier.
New normal mewajibkan kita untuk dapat membatasi segala aktivitas di luar ruangan
yang beresiko mengumpulkan orang dalam jumlah banyak. Sesuatu yang cukup berat
mengingat segala aktivitas kita di luar sudah pasti berurusan dengan orang banyak seperti di
tempat kerja, pusat perbelanjaan, sekolah, hingga tempat-tempat hiburan. Dengan kebijakan
ini kita pun dituntut untuk dapat menemukan cara baru agar dapat tetap melakukan aktivitas
tanpa harus ke luar rumah.
Sifat internet yang dapat membawa manusia menembus ruang dan waktu sangat
membantu kita untuk tetap dapat menjalankan aktivitas. Apalagi di tengah kondisi pandemi
seperti ini, kegiatan seperti rapat, belanja keperluan dan lain sebagainya pun dapat dilakukan
secara online atau daring (dalam jaringan) sehingga kita tidak perlu ke luar rumah lagi. Sama
halnya dengan kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar melalui sekolah atau perkuliahan
tentunya harus tetap berjalan. Pembelajaran daring pun menjadi solusi yang digunakan oleh
para tenaga pendidik juga siswa untuk tetap dapat melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa
harus bertatap muka secara langsung..
Pembelajaran daring sederhananya dapat diartikan sebagai sebuah sistem kegiatan
pembelajaran yang dilakukan tanpa melalui tatap muka secara langsung melainkan melalui
jaringan internet. Kusumawardani menyebut pembelajaran daring sebagai bagian dari E-
Learning atau pembelajaran elektronik. E-Learning menurutnya merujuk pada sebuah proses
pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai
mediumnya. E-Learning merupakan hasil integrasi yang sistematis atas komponen-komponen
pembelajaran yang tetap memperhatikan mutu, sumber belajar, serta berciri khas adanya
interaksi pembelajaran (engagement) lintas waktu juga ruang.
Di Indonesia, pembelajaran daring bermula dari kebijakan pemerintah mewajibkan
adanya social distancing atau pembatasan interaksi sosial guna mencegah penyebaran virus
COVID-19. Kebijakan ini pun disambut dengan dikeluarkannya surat edaran dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan
pembelajaran harus dilakukan secara jarak jauh dari rumah masing-masing (study from
home).
Kegiatan pembelajaran daring dilakukan melalui berbagai platform komunikasi khusus
yang memungkinkan aktivitas pembelajaran selayaknya di dalam kelas dapat dilakukan.
Seperti Google Classroom, Google Meet, Zoom, Edmodo, dan lain sebagainya. Melalui
platform tersebut interaksi antara pengajar dengan siswa pun dapat berjalan, materi pelajaran
hingga ujian atau tes pun dapat dilakukan. Adanya pembelajaran daring menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya kegiatan belajar mengajar untuk tetap dilaksanakan meskipun keadaan
yang tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung.
Karakteristik E-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:
a) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
b) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
c) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian
disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan
dimana saja.
d) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Upaya terbaik selalu dikerahkan oleh beberapa pihak, baik dari pengajar, siswa, orangtua,
hingga pemangku kebijakan seperti pemerintah untuk mengurangi adanya kendala-kendala
dalam pelaksanaan metode pembelajaran daring. Upaya ini harus dilakukan secara bersinergi
antara pihak-pihak tadi agar mewujudkan pembelajaran daring yang efektif dan bermanfaat
bagi semua. Untuk pengajar misalnya, upaya penting melalui penyusunan strategi dapat
dilakukan melalui penciptaan pembelajaran yang inovatif, kreatif serta menarik agar pelajar
menjadi lebih termotivasi dan memiliki keinginan kuat untuk belajar.
Upaya pemerintah juga dapat ditingkatkan dalam hal penyediaan akses bagi sekolah-
sekolah yang belum bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran daring. Beberapa upaya ini
sebenarnya sudah bisa kita lihat dari kebijakan Kemendikbud untuk memberikan kuota data
internet secara cuma-cuma kepada seluruh pelajar Indonesia. Dalam melakukan upaya di atas
kita tidak bisa hanya mengandalkan pengajar atau pemerintah saja. Kita juga harus bisa
menyusun strategi agar pembelajaran daring bisa berjalan efektif.
1. Menetapkan Manajemen Waktu
Terkadang karena waktu yang lebih fleksibel kita sering lupa tentang tugas juga
kelas yang harus diikuti dalam pembelajaran daring. Manajemen waktu pun menjadi hal
yang penting untuk dapat dilakukan. Untuk beberapa orang karena harus tetap tinggal di
rumah selama pembelajaran berlangsung, kegiatan belajar mereka bertabrakan dengan
kegiatan di rumah. Sebab itu sebisa mungkin kita harus bisa memprioritaskan kegiatan
mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Kita pun dituntut untuk bisa mengatur sendiri
jadwal kegiatan kita. Membiasakan diri untuk bisa mengatur waktu lalu berkomitmen
pada jadwal yang kita buat sendiri tentunya akan sangat membantu kehidupan kita nanti
kedepannya.
2. Mempersiapkan Teknologi yang Dibutuhkan
Selain penguasaan perangkat keras (hardware) seperti laptop, komputer, tablet, atau
telepon pintar, kita juga harus bisa menguasai penggunaan aplikasi atau platform
pembelajaran daring yang digunakan. Penguasaan teknologi ini tentunya lama kelamaan
akan bisa kita sendiri karena kebiasaan. Meski begitu pada awal penggunaannya masih
banyak orang yang merasa kesulitan dan bingung. Oleh karenanya, penting untuk kita
bisa mempersiapkan lebih dulu apa saja yang harus kita kuasai untuk bisa mengikuti agar
nantinya dapat berjalan lancar.
3. Melatih Konsentrasi dan Fokus Belajar
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Salah satu kendala pembelajaran
daring adalah menurunya konsentrasi juga fokus belajar pada siswa. Sebenarnya hal ini
wajar sekali, karena keterbatasan , pengajar tidak bisa mengawasi siswanya sebagaimana
di ruang kelas biasanya. Kita pun sering tergoda atau terdistraksi untuk melakukan hal
lain selain kegiatan belajar seperti membuka media sosial, menonton video, dan lain
sebagainya. Hal ini memang menuntut kita untuk dapat lebih meningkatkan konsentrasi
juga fokus belajar. Bukan sesuatu yang mudah memang, tetapi, asal kita terus berlatih
tentunya kita nanti akan terbiasa untuk mengikuti kegiatan belajar dengan fokus juga
konsentrasi penuh.
4. Menjaga Hubungan Sosial dengan Pengajar Juga Teman Sekelas
Karena tidak lagi bisa bertemu langsung dengan teman-teman sekelas juga
pengajar, terkadang kita hanya mengandalkan pertemuan dengan mereka lewat kelas
daring saja. Padahal menjaga hubungan dengan mereka di luar kelas tidak ada salahnya
juga lho. Bahkan mungkin bisa bermanfaat dalam hal memperbanyak koneksi yang
pastinya akan sangat membantu kita ke depannya. Selain itu menjaga hubungan dengan
teman juga pengajar dapat membantu kita untuk mengasah keterampilan komunikasi juga
sosial kita. Keterbatasan kondisi yang menyebabkan berkurangnya waktu bagi kita untuk
bersosialisasi dengan orang luar dapat teratasi dengan tetap menjaga hubungan dengan
teman-teman sekelas juga guru atau dosen kita
B. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Dengan belajar daring tentunya mahasiswa dan dosen juga dituntut untuk lebih lihai dalam
penggunaan teknologi dimasa sekarang ini. Belajar daring merupakan belajar yang
menggunakan jaringan internet. Belajar daring yang sekarang ini kita ketahui menggunakan
pembelajaran via zoom meeting, gmeet, google classroom, elearning dan sebagainya yang
pembelajarannya bisa digunakan secara jarak jauh dan juga tentunya menggunakan jaringan
internet.
Kelebihan dari pembelajaran daring yaitu :
1. Melatih kemandirian
Dengan belajar daring disini mahasiswa tidak bertemu tentunya dengan dosen
mereka, dalam hal ini mahasiswa dituntut agar lebih mandiri belajar tanpa adanya
pengawasan dari seorang dosen. Disini mahasiswa belajar dalam melakukan sebuah
riset secara mandiri yang dilakukan melalui media internet atau sumber lain.
2. Terlatih menggunakan teknologi informasi
Seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi terus berkembang. Dengan
pembelajaran ini mahasiswa dapat lebih menguasai dan juga mengenal aplikasi yang
terdapat dalam pembelajaran daring tentunya.
3. Menambah wawasan
Pembelajaran daring dapat menambah wawasan seorang mahasiswa. Mengapa
demikian? Karena dengan pembelajaran daring mahasiswa dapat mencari segala
sesuatunya tentang pelajaran melalui media internet dan juga sumber lainnya yang bisa
kita ketahui bahwa hal ini sangat banyak refrensi yang ada di internet.
4. Waktu dan tempat yang fleksibel
Mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran dimana saja dan kapan saja,
dengan yang paling penting adalah terhubung dengan koneksi internet. Sehingga
mereka bisa mengikuti pembelajaran daring sesuai waktu yang disepakati oleh dosen.
5. Biaya relatif lebih murah dan tentunya dapat diakses dengan mudah
Pembelajaran daring tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka
bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari kampus. Karena dengan
pembelajaran daring mereka hanya harus memikirkan kuota internet saja, tidak
memikirkan kos-kosan, uang makan dan sebagainya. Akses pembelajaran daring dapat
diakses dengan mudah hanya menggunakan Hp, laptop ataupun komputer saja.
Tentunya dibalik kelebihan pastinya akan ada kekurangan yang dimiliki dalam
pembelajaran daring, yaitu :
1. Kurangnya interaksi antara mahasiswa dan dosen
Pembelajaran daring membuat mahasiswa dan dosen tidak pernah bertemu, hal ini
membuat kurangnya interaksi terhadap mahasiswa dan dosen. Terlebih lagi
pengawasan dari seorang dosen yang berkurang, dikarenakan pembelajaran yang tidak
bertemu karena jarak.
2. Fokus mahasiswa terganggu
Dengan pembelajaran daring mahasiswa kebanyakan mengalami fokus yang
terganggu, biasanya seperti keadaan rumah yang berisik, mahasiswa yang chatingan
dengan mahasiswa yang lainnya ketika dosen sedang menjelaskan karena tidak
diawasi secara langsung dan sebagainya.
3. Jaringan yang tidak stabil
Belajar daring tentunya berkaitan dengan jaringan, dimana dengan jaringan yang
tidak stabil akan membuat mahasiswa ataupun dosen mengikuti proses pembelajaran
daring. Bagi mahasiswa ataupun dosen yang rumahnya tidak memiliki infrastruktur
jaringan sering sekali mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring ini.
4. Kurangnya pemahaman terhadap materi
Pembelajaran daring membuat mahasiswa kurang mengerti terhadap materi yang
disampaikan. Dengan belajar daring, maka mahasiswa tidak dapat bertanya kepada
dosen tentang materi yang tidak dapat mereka kuasai secara langsung. Mungkin
mahasiswa bisa bertanya, tetapi sangat sulit untuk memahami materi apabila tidak
dijelaskan secara langsung. Begitupun seorang dosen yang kesulitan mengetahui
apakah mahasiswanya paham atau tidak.
5. Dosen kesulitan memberikan nilai
Ketika belajar daring, dosen sangat sulit dalam menilai perilaku, sikap, kedisiplinan
seorang mahasiswa dikarenakan tidak dapat bertemu secara langsung dan melihat
secara langsung bagaimana seorang mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran
yang ada.
C. Dampak Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0 Pada Pendidikan
Era industry 4.0 dan society 5.0 dimana teknologi informasi berkembang
pesat dan mewarnai setiap kehidupan manusia. Era revolusi industri 4.0 dimulai dengan
berkembangnya internet of things yang merambah diberbagai bidang kehidupan masyarakat
saat ini. Society 5.0 memiliki konsep teknologi big data yang dikumpulkan oleh Internet of
things (IoT) (Hayashi) diubah oleh Artifical Inteligence(AI) (Rokhmah, 2019) (zdemir, 2018)
menjadi sesuatu yang dapat membantu masyarakat sehingga kehidupan menjadi lebih baik
(Mathews, 2015). Society 5.0 akan berdampak pada semua aspek kehidupan mulai dari
kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industri dan pendidikan (Undang-Undang
Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Pembelajaran di era revolusi 4.0 dapat menerapkan hybrid/blended learning dan Case-
base Learning. Bahkan pendidikan dalam era society 5.0, memungkinkan siswa atau
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran berdampingan dengan robot yang sudah dirancang
untuk menggantikan peran pendidik.
Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19. Data Satgas Penanganan
COVID-19 mengungkapkan secara kumulatif hingga 16 Juli 2021 ada 777 anak di Indonesia
meninggal dunia akibat COVID-19. Persentase Angka Kematian Tertinggi (CFR) berada pada
kelompok usia 0-2 tahun, diikuti kelompok usia 16-18 tahun dan usia 3-6 tahun. Disisi lain,
pendidikan bagi generasi penerus bangsa harus tetap berjalan. Dengan semua hal tersebut
memaksa Indonesia maupun negara lainnya mencari solusi bagi peserta didik agar tetap
belajar dan terpenuhi hak didiknya.
Dengan berbagai tantangan tersebut, tidak menyurutkan semangat para pendidik maupun
peserta didik dalam menuntut ilmu. Ada kisah dimana seorang mahasiswa yang harus
memanjat atap rumahnya demi mendapatkan sinyal, agat bisa mengakses internet, ada juga
kisah dimana handphone seorang ayah yang diberikan kepada anaknya agar dapat digunakan
dalam pembelajaran. Untuk itu pemerintah harus mengupayakan pembangunan dan
pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, lalu melakukan pelatihan secara
rutin terhadap tenaga pendidik, agar nantinya sistem belajar dan mengajar online tetap
memberikan dampak yang signifikan terhadap peserta didik.
Dengan berbagai tantangan tersebut, tidak menyurutkan semangat para pendidik maupun
peserta didik dalam menuntut ilmu. Ada kisah dimana seorang mahasiswa yang harus
memanjat atap rumahnya demi mendapatkan sinyal, agat bisa mengakses internet, ada juga
kisah dimana handphone seorang ayah yang diberikan kepada anaknya agar dapat digunakan
dalam pembelajaran. Untuk itu pemerintah harus mengupayakan pembangunan dan
pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, lalu melakukan pelatihan secara
rutin terhadap tenaga pendidik, agar nantinya sistem belajar dan mengajar online tetap
memberikan dampak yang signifikan terhadap peserta didik.
Solusi dalam menghadapi hal tersebut adalah dengan mengimplementasi teknologi dalam
sistem belajar dan mengajar di era Industri 4.0 dan Society 5.0. Namun, banyak tantangan
yang dihadapi dalam penerapannya di Indonesia. Diantaranya adalah ketidakseimbangan
teknologi, keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan teknologi dalam mengajar,
terbatasnya sumber daya teknologi yang berfungsi sebagai media belajar dan mengajar, serta
kurangnya pemahaman teknologi bagi peserta didik maupun orangtuanya.
Pandemi Covid-19 memaksa setiap individu untuk berkembang lebih jauh, suka tidak
suka harus menyesuaikan diri dengan teknologi yang terus berkembang pesat sesuai dengan
era industry 4.0 dan society 5.0. Dari tantangan-tantangan itu, kita harus berani melangkah
untuk menjadikan teknologi sebagai kesempatan mentransformasi pendidikan kita. Kabar
gembiranya, sekolah sekolah dari tingkat SD sampai dengan Perguruan TInggi mulai secara
perlahan-lahan mengimplementasikan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi di era industri 4.0 dan society 5.0 harapannya
Indonesia dapat perlahan mengejar ketertinggalan tersebut baik itu sumber daya manusia
maupun sumber daya teknologi. Dimasa depan dimungkinkan pengajar dari robot yang sudah
memiliki Artificial Intellingence, pembelajaran dengan model 3 dimensi membuat
pengalaman belajar jadi lebih menyenangkan, para peserta didik pun tidak perlu hadir
ditempat dengan menggunakan teknologi augmented reality yang dapat mensimulasikan
sekolah/universitas dari rumah.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelebihan dari pembelajaran daring yaitu :
1. Melatih kemandirian
Dengan belajar daring disini mahasiswa tidak bertemu tentunya dengan dosen
mereka, dalam hal ini mahasiswa dituntut agar lebih mandiri belajar tanpa adanya
pengawasan dari seorang dosen. Disini mahasiswa belajar dalam melakukan sebuah
riset secara mandiri yang dilakukan melalui media internet atau sumber lain.
2. Terlatih menggunakan teknologi informasi
Seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi terus berkembang. Dengan
pembelajaran ini mahasiswa dapat lebih menguasai dan juga mengenal aplikasi yang
terdapat dalam pembelajaran daring tentunya.
3. Menambah wawasan
Pembelajaran daring dapat menambah wawasan seorang mahasiswa. Mengapa
demikian? Karena dengan pembelajaran daring mahasiswa dapat mencari segala
sesuatunya tentang pelajaran melalui media internet dan juga sumber lainnya yang bisa
kita ketahui bahwa hal ini sangat banyak refrensi yang ada di internet.
4. Waktu dan tempat yang fleksibel
Mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran dimana saja dan kapan saja,
dengan yang paling penting adalah terhubung dengan koneksi internet. Sehingga
mereka bisa mengikuti pembelajaran daring sesuai waktu yang disepakati oleh dosen.
5. Biaya relatif lebih murah dan tentunya dapat diakses dengan mudah
Pembelajaran daring tentunya menjadi lebih murah dari pembelajaran tatap muka
bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari kampus. Karena dengan
pembelajaran daring mereka hanya harus memikirkan kuota internet saja, tidak
memikirkan kos-kosan, uang makan dan sebagainya. Akses pembelajaran daring dapat
diakses dengan mudah hanya menggunakan Hp, laptop ataupun komputer saja.
Tentunya dibalik kelebihan pastinya akan ada kekurangan yang dimiliki dalam
pembelajaran daring, yaitu :
1. Kurangnya interaksi antara mahasiswa dan dosen
Pembelajaran daring membuat mahasiswa dan dosen tidak pernah bertemu, hal ini
membuat kurangnya interaksi terhadap mahasiswa dan dosen. Terlebih lagi
pengawasan dari seorang dosen yang berkurang, dikarenakan pembelajaran yang tidak
bertemu karena jarak.
2. Fokus mahasiswa terganggu
Dengan pembelajaran daring mahasiswa kebanyakan mengalami fokus yang
terganggu, biasanya seperti keadaan rumah yang berisik, mahasiswa yang chatingan
dengan mahasiswa yang lainnya ketika dosen sedang menjelaskan karena tidak
diawasi secara langsung dan sebagainya.
3. Jaringan yang tidak stabil
Belajar daring tentunya berkaitan dengan jaringan, dimana dengan jaringan yang
tidak stabil akan membuat mahasiswa ataupun dosen mengikuti proses pembelajaran
daring. Bagi mahasiswa ataupun dosen yang rumahnya tidak memiliki infrastruktur
jaringan sering sekali mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring ini.
4. Kurangnya pemahaman terhadap materi
Pembelajaran daring membuat mahasiswa kurang mengerti terhadap materi yang
disampaikan. Dengan belajar daring, maka mahasiswa tidak dapat bertanya kepada
dosen tentang materi yang tidak dapat mereka kuasai secara langsung. Mungkin
mahasiswa bisa bertanya, tetapi sangat sulit untuk memahami materi apabila tidak
dijelaskan secara langsung. Begitupun seorang dosen yang kesulitan mengetahui
apakah mahasiswanya paham atau tidak.
5. Dosen kesulitan memberikan nilai
Ketika belajar daring, dosen sangat sulit dalam menilai perilaku, sikap, kedisiplinan
seorang mahasiswa dikarenakan tidak dapat bertemu secara langsung dan melihat
secara langsung bagaimana seorang mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran
yang ada.
B. Saran
Upaya terbaik selalu dikerahkan oleh beberapa pihak, baik dari pengajar, siswa, orangtua,
hingga pemangku kebijakan seperti pemerintah untuk mengurangi adanya kendala-kendala
dalam pelaksanaan metode pembelajaran daring. Upaya ini harus dilakukan secara bersinergi
antara pihak-pihak tadi agar mewujudkan pembelajaran daring yang efektif dan bermanfaat
bagi semua. Untuk pengajar misalnya, upaya penting melalui penyusunan strategi dapat
dilakukan melalui penciptaan pembelajaran yang inovatif, kreatif serta menarik agar pelajar
menjadi lebih termotivasi dan memiliki keinginan kuat untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA

https://fkip.umsu.ac.id/2021/11/19/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran-daring/

https://penerbitdeepublish.com/pembelajaran-daring/

https://actconsulting.co/definisi-society-5-0-dan-unsur-apa-saja-yang-diperlukan/

https://ft.ugm.ac.id/kolom-pakar-industri-4-0-vs-society-5-0/

https://sevima.com/perguruan-tinggi-menghadapi-era-society-5-0/

https://penerbitbukudeepublish.com/revolusi-industri-4-0-dan-tantangan-bagi-generasi-
millenials/

https://www.kompasiana.com/sharingwithhanan6120/60ff7f661525103c883a5e23/pendidikan-
indonesia-menghadapi-era-industri-4-0-dan-society-5-0

https://yoursay.suara.com/ulasan/2022/01/01/110000/hubungan-manusia-dan-teknologi-society-
50-dan-revolusi-industri-40

Anda mungkin juga menyukai