Kata "etika" dan "etis" tidak selalu dipakai dalam arti yang sama karena itu pula "etika
bisnis" bisa berbeda atrinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis sebaiknya dimulai
dengan menyelidiki dan menjemihkan cara kata sseperti "etika" dan "etis" dipakai. Cara yang
kami pilih untuk menganalisis arti-arti "etika" adalah membedakan antara "etika sebagai
Etika sebagai praksis berarti nilai-nilai dan norma-norma moal sejauh dipraktekkan atau
justru tidak dipraktekkan. Walaupun seharusnya dipraktekkan. Dapat juga di artikan etika
sebagai praksis adalah apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai
dan moral - moral. Perlu kita perhatikan kata "etika" atau "etis" dalam contoh ini. Orang yang
mengeluh bahwa etika bisnis mulai menipis, bermaksud bahwa pebisnis sering menyimpang
dari nilai norma yang benar, jadi ia menunjuk etika sebagai praksis. Dan orang yang
korupsi dan menerapkan undang-undang itu secara ketat dan konsekuen, nilai dan moral
dalam bisnis bisa ditegakkan. Etika sebagai praksis sama artinya dengan moral atau
moralitas.
Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika dalam refleksi kita berfikir
tentang apa yang dilakukan khususnya tentang apa yang harus dilakukan dan kususnya
tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara
tentang etika sebagai praksis atau mengambul praksis etis sabagai obyeknya. Etika sebagai
refleksi menyoroti dan menilai baik dan buruknya perilaku orang. Etika dalam arti ini dapat
saja. Dibidang lain-pun terkadang bisa kita brbicara tentang praksis disamping refleksi
(ilmu). Etika sebagai ilmu mempunyai tradisi yang sudah lama. tradisi ini sama panjangnya
dengan selurung sejarah filsafat, karena etika dalam arti ini merupakan salah satu cabang
filsafat. Karena itu juga sering etika sebagai ilmu sering disebut juga filsafat moral atau etika
filosofis.
Hal itu tidak berarti bahwa etika filosofis ingin memiliki monopoli dalm membahas topik
-topik moral. Ilmu lain juga bisa menyinggung masalah-maalah etis, walaupun hanya sepintas
lalu misalnya ilmu-ilmu sosial. Tetapi hanya dalam etika filosofis, topik-topik moral dibahas
secara tuntas dengan metode sistematika khusus yang sesuai dengan bidang moral itu.
Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari baik burukya perilaku manusia. Karena itu
etika dalam arti ini sering disebut juga "filsafat praktis". Cabang-cabang filsafat lain
membicarakan massalah yang tampaknya lebih jauh dari kehidupan konkret. Sejak akhir
tahun 1960-an teori etika mulai membuka diri bagi topik - topik konkret dan aktual sebagai
oobyek penelitiannya. Perkembangan baru ini sering di sebut "etika terapan" (Applied
Ethich). Mula-mula topik ini konkret itu menyangkut ilmu - ilmu biomedis, karena itu
kemajuan ilmiah menimbulkan maslah etis yang baru. Tidak lama keudian etika terapan
persenjataan nuklir, pemnggunakan tenaga nuklir pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN), dan lain-lain. Etika bisnis juga sebaiknya kita lihat sebagai suatu bidang peminatan
Seperti etika terapan pada umumnya, etika bisnispun dapat dijalankan pada tiga taraf
taraf makro, moeso dan mikro. Tiga taraf ini berkaitan dengan tiga kemungkinan yang berada
untuk menjalankan kegiatan ekonomi dan tiga kemungkinan yang mungkin berada untuk
menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis. Pada taraf makro, etika bisnis menjadi aspek-
Pada taraf meso 9madya atau menengah 0, etika bisnis menyelidiki masalah etis dibidang
organisasi. Organisasi disini terutama bagi perusahaan-perusahaan, tapi bisa juga serrikat
Pada taraf mikro, yang difokuskan ialah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau
bisnis. Disini dipelajari tanggung jawab etis dari pihak keryawan dan majikan, bawahan dan
Akhimya boleh ditambahkan catatan tentang nama "etika bisnis' di indonesia study
tentang masalah etis dalam bidang ekonomi dan bisnis sudah bisa ditunjukan dengan nama
itu, sejalan dengan kebiasaan umum dalam kawasan bahasa inggris (Business Ethics). Tetapi
dalam bahasa lain terdapat banyak variasi, dalam bahasa belanda pada umumnya dipakai
nama Bedrijfshethiek (etika perusahaan) dan dalam bahasa jerman Unternehmensethik (etika
usaha). Cukup dekat dengan itu dalam bahasa inggris kadang-kadang dipakai Corporate
Sebagaian nama yang berbeda-beda ini berkaitan dengan preferensi untuk perspetif
makro, meso atau mikro yang berbeda di berbagai negara. Namun demikian, pada dasarnya
semua nama ini menunjuk kepada study tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi
etika. Perhatian etika untuk bisnis seumur dengan bisnis itu sendiri. Sejak manusia terjun
dalam perniagaan, disadari juga bahwa kegiatan ini tidak terlepas dari masalah etis.
Aktivitas pemiagaan selalu sudah berurusan dengan etika, artinya selalu harus
mempertimbangkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Namun demikian,
jika kita menyimak etika bisnis sebagaimana dipahami dan dipraktekan sekarang. Tidak bisa
disangkal juga, disini kita menghadapi suatu fenomena baru. Belum pernah dalam sejarah,
etika bisnis mendapat hatian begitu besar dan insentif seperti sekarang ini.
Etika selalu dikaitkan dengan bisnis, sejak ada bisnis, sejak saat itu pula bisnis
dihubungkan dengan etika, sebagaimana etika selalu dikaitkan juga dengan wilayah wilayah
lain dalam kehidupan manusia seperti politik, keluarga, seksualitas berbagai profesi dan
sebagainya. Jadi etika dalam bisnis atau etika berhubungan dengan bisnis berbicara tentang
bisnis sebagai salah satu topik di samping sekian banyak topik lainnya. Etika dalam bisnis
belum merupakan suatu bidang khusus yang memiliki corak dan identitas sendiri. Hal itu
baru timbulny a"etika bisnis' dalam arti yang sesungguhnya. Etikan dalam bisnis mempunyai
riwayat yang sudah panjang sekali, sedangkan umur etika bisnis masih muda sekali. Kita baru
bisa berbicara tentang etika bisnis dalam arti spesifik setelah menjadi suatu bidang (Field)
tersendiri, maksudnya suatu bidang intelektual dan akademis dalam konteks pengajaran dan
penelitian di perguruan tinggi. Etika bisnis dalam arti khusus ini utuk pertama kali timbul di
Amerika Serikat pada tahun 1970-an dan agak cepat meluas ke kawasan dunia lainya.
Dengan mamanfaatkan dan memperluas pemikiran De George ini kita dapat membedakan
lima periode dalam perkembangan etika dalam bisnis menjadi etika bisnis ini.
bisnis sebagai salah satu topik disamping sekian banyak topik lain. Pada awal filsafat, Plato,
Aristoteles, dan filsuf - filsuf yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur
kebaikan manusia bersama dalam negara dan dalam konteks itu mereka membahas juga
bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus di atur dalam filsafat dan teologi
abad pertengahan pembahasan ini dilanjutkan, dalam kalangan kristen maupun Islam. Topik -
topik moral sekitar ekonomi dan perniagaan tidak luput pula dari perhatian filsafat (dan
Pada waktu itu banyak universitas diberikan kuliah agama dimana masiswa mempelajari
masalah-masalah moral sekitar ekonomi dan bisnis. Pembahasannya tentu berbeda, sejauh
mata kuliah ini diberikan dalam kalangan katolik atau protestan. Dengan demikian di
Amerika Serikat selama paro pertama pada abad ke-20 etika dalam bisnis terutama
dipraktekan dalam konteks agama dan teologi. Dan pendekatanini masih berlangsung terus
Dalam tahun 1960-an terjadi perkembangan baru yang dilihat sebagai persiapan langsung
bagi timbulnya etika bisnis dalam dekade berikutnya. Dasawarsa 1960-an ini di Amerika
Serikat (dan dunia barat pada umumnya) ditandai oleh pemberontakan terhadap kuasa dan
otoritas, revolusi mahasiswa (mulai di ibukota Prancis bulan Mei 1968). Suasana tidak tenang
ini diperkuat lagi karena frustasi yang dirasakan secara khusus oleh kaum muda dengan
keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Rasa tidak puas ini mengakibatkan
demonstrasi demonstrasi paling besar dirasakan di Amerika serikat. Secara khusus kaum
muda menolak kolusi yang di mata mereka terjadi antara militer dan industri. Industri dinilai
terutama melayani kepentingan militer. Serentak juga untuk pertama kali timbul kesadaran
akan masalah ekologis dan terutama industri di anggap sebagai penyebab masalah lingkungan
hidup itu dengan polusi udara, air, dan tanah serta limbah beracun dan sampah nuklir.
Dunia pendidikan menanggapi situasi ini dengan cara berbeda-beda. Salah satu reaksi
paling penting adalah memberi perhatian khusus kepada social issues dalam kuliah tentang
manajemen. Nheberapa sekolah bisnis mulai dengan mencantumkan mata kuliah baru di
kurikulumnya yang biasanya dibesi nama Business and Society. Kuliah ini diberikan oleh
Doden Dosen manajeman dan mereka menyusun buku - buku pegangan dan publikasi lain
untuk menunjang mata kuliah itu. Pendekatan ini diadakan dari segi manajemen, dengan
sebagaian melibatkan juga hukum dan sosiologi, tetapi teori etika filosofis disini belum
dimanfaatkan.
Etika bisnis sebagai suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri mulai
muali terbentuk di Amerika Serikat tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika hanya
membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis di samping banyak pokok pembicaraan moral
lainya (etika dalam hubungan dengan bisnis), kini mulai berkembang etika dalam arti
sebenarnya. Jika sebelumnya hanya para teolog dan agamawan pada tahap ilmiah (teologi)
membicarakan masalah-masalah moral dari bisnis, pada tahun 1970-an para filsuf mamasuki
wilayah penelitian ini dalam waktu singkat menjadi kelompok yang paling dominan.
Sebagaian sukses usaha itu. kemudian beberapa filsuf memberanikan diri untuk terjun
adalah krisis moral yang dialami dunia bisnis Amerika pada awal tahun 1970-an. Krisis moral
dalam dunia bisnis itu diperkuat lagi oleh krisis moral lebih umum yang melanda seluruh
masyarakat Amerika pada waktu itu. Dlatarbelakangi krisis moral yang umum itu, dunia
bisnis amerika tertimpa oleh kerisis moral yang khusus sebagaian sebagai reaksi atas
terjadinya peristiwa-peristiwa tidak etis ini pada awal tahun 1970-an dalam kalangan
pendidikan Amerika didasarkan kebutuhan akan refleksi etika di bidang bisnis. Salah satu
usaha khusus adalah menjadikan etika bisnis sebagai mata kuliah dalam kurikulum ini
ternyata berdampak luas. Dengan demikian dipilihnya etika bisnis sebagai mata kuliah dalam
Di Eropa Barat etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira sepuluh tahun
kemudian, mula-mula di inggris yang secara geografis maupun kultural paling dekat dengan
Amerika Serikat, tetapi tidak lama kemudian juga negara - negara Eropa Barat lainnya.
Semakin banyak fakultas ekonomi atau sekolah bisnis di Eropa mencantumkan mata kuliah
etika bisnis dalam kurikulumnya, sebagai mata kulah pilihan ataupun wajib di tempuh.
Sepuluh tahun kemudinan sudah tedapat dua belas profesor etika bisnis pertama di universitas
- Universitas Eropa. Pada tahun 1987 didirikan European Business Ethich Network (EBEN)
yang bertujuan menjadi forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta seklah
bisnis, para pengusaha dan wakil-wakil organisasi nasional dan internasional 9seperti
misalnya serikat buruh). Konferensi EBEN yang pertama berlangsung di Brussel (1987).
Konferensi kedua di Barcelona (1989) dan selanjutnya ada konferensi setiap tahun : milano
(1990). London (1991), Paris (1992), Sanvika, noewegia (1993). St. Gallen Swis (1994).
Dalam dekade 1990-an sudah menjadi jelas .etika bisnis tidak terbatas lagi pada dunia
barat. Kini etika bisnis dipeajari, diajarkan dan dikembangkan di seluruh dunia, kita
mendungar tentang kehadiran etika bisnis amerika latin, eropa timur, apalagi sejak runthnya
komunisme disana sebagai sistem politik dan ekonomi. Tidak mengherankan bila etika bisnis
mendapat perhatian khusus di negara yang memiliki ekonomi yang paling kuat di luar dunia
barat. Tanda bukti terakhir bagi sifat gllobal etika bisnis adalah telah didirikannya
Kini etika bisnis mempunyai status imiah yang serius. Ia semakin diterima di antara ilmu-
ilmu yang sudah mapan dan memiliki ciri-ciri yang biasanya menandai sebuah ilmu. Tentu
saja masih banyak harus dikerjakan. Etika bisnis harus bergumul terus untuk membuktikan
diri sebagai disiplin ilmu yang dapat disegani. Disini kami berusaha menggambarkan
beberapa pertanda yang menunjukan setatus itu cukup meyakinkan, sekaligus kami mencoba
Praktis di segala kawasan etika bisnis diberikan sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
Banyak sekali publikasi diterbitkan etika bisnis. Pada tahun 1987. De George menyebut
adanya paling sidikit 20 buku pegangan tentang etika bisnis dan 10 buku kasus Amerika
Serikat.
Sudah ada cukup banyak jurnal ilmiah khusus tentang etika bisnis, munculnya jurnal
merupakan suatu gejala penting yang menunjukan tercapainya kematangan ilmiah bagi
bidang yang bersangkutan.
Dalam bahasa jerman sudah tersedia sebuah kamus tentang etika bisnis. Kemudian menyusul
lagi kamus etika bisnis dalam bahasa inggris.
Ditemukan juga cukup banyak institut penelitian yang secara khusus mendalami masalah
etika bisnis.
Sudah didirikan beberapa asosiasi atau himpunan dengan tujuan khusus memajukan etika
bisnis, terutama dengan mengumpulkan dosen-dosen etik bisnis dan peminat lain dalam
pertemuan berkala.
Di Amerika Serikat dan Eropa Barat disediakan beberapa program study tingkat S-2 dan S-3,
khusus di idang etika bisnis.